Anda di halaman 1dari 8

Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.

Dalam hidup, manusia selalu


berinteraksi dengan sesama serta dengan lingkungan. Manusia hidup berkelompok baik dalam
kelompok besar maupun dalam kelompok kecil.
Oleh sebab itu diantara para anggota kelompok tentulah membutuhkan seseorang yang bias
memimpin kelompok itu, sebab jika tidak ada pemimpin maka akan terpecah belahlah kelompok
tersebut. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang
baik serta dapat menjadi panutan untuk anggota kelompoknya.
Pemimpin adalah figur seseorang yang bijaksana, berani mengambil keputusan dan yang paling
penting berwibawa dan bisa memimpin untuk mencapai tujuan bersama. Sekarang sudah sangat
sedikit orang yang mempunyai ciri-ciri seorang pemimpin yang baik didalam organisasi maupun
badan-bandan usaha, bisnis, dan pemerintahan. Untuk itu maka sangat penting bagi para
remaja-remaja mulai membiasakan diri untuk belajar menjadi seorang pemimpin yang berani dan
bisa memberikan arahan yang baik didalam organisasi. Salah satunya memberikan pendidikan
atau pembelajaran tentang pentingnya kepemimpinan didalam organisasi.
Dalam praktek sehari-hari, seoring diartikan sama antara pemimpin dankepemimpinan, padahal
kedua hal tersebut berbeda. Pemimpin adalahorang yang tugasnya memimpin, sedang
kepemimpinan adalah bakat danatau sifat yang harus dimiliki seorang pemimpin. Setiap
orangmempunyai pengaruh atas pihak lain, dengan latihan dan peningkatanpengetahuan oleh
pihak maka pengaruh tersebut akan bertambah danberkembang.
Dikehidupan sehari hari, baik di lingkungan keluarga, organisasi, perusahaan, sekolah, kampus
sampai dengan pemerintahan, seringkali kita mendengar kata pemimpin dan kepemimpinan.
Seperti pemimpin organisasi BEM misalnya, atau kepemimpinan sang ketua OSIS disebuah
sekolah. Kedua kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu sam lainnya dan
tidak mungkin memisahkan keduanya.
Pemimpin dan kepemimpinan merupakan suatu kesatuan kata yang tidak dapat dipisahkan
secara struktural maupun fungsional.
Kepemimpinan adalah sifat yang memiliki kemampuan untuk menghandle orang lain dalam
suatu kelompok untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Kepemimpinan juga merupakan
kekuatan semangat yang kreatif dan terarah.
Pemimpin sendiri adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota
kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Kemampuan den ketrampilan kepemimpinan dalam pengarahan adalah faktor penting untuk
menciptakan efektivitas seorang manajer. Hal ini dapat dimengerti, bila organisasi dapat
mengidentifikasikan kualitas kualitas yang berhubungan dengan kepemimpinan, maka
kemampuan untuk menyeleksi pemimpin-pemimpin yang efektif akan meningkat. Dan bila
organisasi dapat mengidentifikasikan perilaku dan teknik-teknik kepemimpinan efektif, maka
akan dicapai pengembangan efektivitas personalis dalam organisasi.
Arti Penting Kepemimpinan Dalam organisasi
Kepemimpinan memiliki kata dasar pemimpin yang berartikan seseorang yang memiliki tugas
memimpin orang lain baik dalam kelompok, organisasi, dan juga masyarakat. Seseorang
dikatakan sebagai pemimpin apabila Dia memiliki seorang pengikut atau bawahan. Pengaruh
seorang pemimpin sangat besar bagi bawahannya seperti moral, kepuasan kerja, keyakinan,
serta kualitas kehidupan kerja .
Seorang Pemimpin juga harus memiliki kemampuan dan keterampilan kepemimpinan yang
merupakan faktor penting bagi seorang pemimpin seperti keterampilan manajemen dan juga
keterampilan teknis. Bertambah tinggi kedudukan seorang pemimpin maka semakin tinggi pula
citra yang di timbulkan dalam suatu organisasi ataupun suatu kelompok, sebaliknya jika
berkurangnya citra seorang pemimpin maka semakin rendah pula citra dan pandangan
masyarakat luas terhadap organisasi ataupun kelompok tersebut. Kepemimpinan sendiri
memiliki arti berbeda dengan pemimpin yaitu kekuasaan penuh untuk mempengaruhi seseorang.
Contoh yang dapat kita temui dalam kehidupan sehari - hari adalah mengenai kepemimpinan
presiden dan wakil presiden di negeri kita sendiri. Akibat semakin rendahnya kualitas yang
ditunjukan Presiden dan wakil presiden dalam memecahkan berbagai masalah yang dialami
negeri yang dipimpinnya, serta minimnya kualitas yang dihasilkan dalam memimpin negara
dapat menimbulkan semakin rendahnya rasa demokrasi dikalangan masyarakat luas. Sebagai
contohnya, adalah rendahnya minat pemuda diperkotaan terhadap masalah politik yang sedang
terjadi sehingga mengakibatkan kekhawatiran bagi masa depan Indonesia. Akibat lain yang
ditimbulkan adalah rasa bangga pemuda indonesia lebih tinggi dikatakan sebagai seorang
muslim daripada sebagai Warga Negara Indonesia. Pendapat tersebut telah di katakan oleh
Lembaga Survei Indonesia ( LSI ).
Selain itu masalah lain politik di Indonesia adalah rendahnya rasa bangga, rasa hormat, serta
rasa percaya terhadap para petinggi - petinggi negara karna hampir setiap pemimpin dan
pejabat suatu badan pemerintahan nasional melakukan tindakan tidak terpuji. Hal yang paling
sering kita dengar adalah tindak pidana kasus korupsi yang telah menjamur dan minimnya
penanggulanggan serta pencegahan dari aparat hukum, serta hukuman yang sangat tidak
sebanding dengan tindakannya bagi seorang koruptor yang jelas jelas merugikan Negara. Akibat
hal tersebut, maka pandangan bagi seorang pemimpin di ndonesia sangat tidak baik dimata
rakyatnya sendiri serta membuat turunnya minat kehidupan berpolitik bagi pemuda - pemuda di
Indonesia yang disebabkan rasa kecewa terhadap pemerintahan yang sedang berjalan.
Ada pula issue yang sedang hangat di bicarakan saat ini adalah soal kepemimpinan kepala
pelatih Tim Nasional senior Indonesia, karena pada saat konfrensi pers dan saat diruang ganti
pemain. Sang pelatih menggatakan bahwa Tim Nasional senior Indonesia belum pantas berlaga
di tingkat Internasional, sehingga menyebabkan terjadinya kekalahan saat menjamu lawan
dikandang sendiri. Sehingga hal itu menimbulkan ketersinggungan bagi seluruh rakyat Indonesia
khususnya bagi para pemain TimNas senior yang merasa tidak dihargai permainannya, hal itu
menyebabkan pemain TimNas senior memilih untuk berkonsultasi dengan pelatih TimNas
sebelumnya yang dulu sempat sukses membawa Indonesia menjadi runner up diajang piala
AFF, sehingga mengakibatkan perpecahan didalam kubu TimNas senior sendiri.
Karena hal itu pula salah satu bintang lapangan hijau Irfan Bachdim merasa lebih ’sreg’ untuk
berlatih dengan tim U-23. Hal itu menunjukan bahwa, kepemimpin dalam TimNas masih harus
diperbaiki sehingga tidak terjadi miskomunikasi yang tentu saja merugikan TimNas senior dan
Pro - kontra yang terjadi didalam Kubu TimNas itu sendiri. Supaya jangan sampai terjadi lagi
kejadian kejadian yang dapat menghancurkan kekompakan dari para bintang lapangan hijau
yang selama ini telah terbangun dengan kerja keras dari para pemain TimNas. Serta dapat
berdampak buruk untuk persepakbolaan di negeri ini yang sedang mencoba bangkit dari tidur
panjangnya.
Kesejahteraan dan kehancuran suatu masyarakat sangat ditentukan oleh para pemimpinnya.
Pemimpin yang rusak mengakibatkan masyarakat yang dipimpinnya menjadi rusak juga. J.E.
Sahetapy sering berkata bahwa ikan membusuk selalu dimulai dari kepalanya.
Karena pemimpin itu diibaratkan icon yang menjadi tolak ukur sebuah organisasi yang sedang
dipegangnya. Contoh kecilnya yang dapat diambil adalah sebuah rumah tangga yang berisi
ayah, ibu, dan anak anaknya yang telah menjadi panutan di lingkungannya sekitar rumanya, dan
tiba tiba saja sang ayah yang menjadi pemimpin keluarga itu terlibat sebuah kasus hukum
misalnya. Maka akan rusaklah citra baik dari keluarga kecil teladan itu karena perbuatan sang
ayah, padahal belum tentu istri dan anak anaknya terlibat, tapi mereka telah menjadi korban
karena tindakan ayah mereka. Karena itu jika Negara dan masyarakat bias menjadi rusak dan
jahat umumnya dimulai oleh pemimpin yang rusak dan jahat pula.
Demikianlah, sedikit contoh dari beberapa issue - issue yang sedang/telah terjadi pada saat ini
dan yang sedang hangat diperbincangkan di lingkungan sekitar kita, yang telah kami dapatkan
mengenai sebuah kepemimpinan. Semoga issue issue yang kami sampaikan dapat menjadi
acuan dari kerja kelompok kami yang membahas mengenai arti penting kepemimpinan dalam
organisasi.

Kunci untuk kepemimpinan yang sukses hari ini adalah pengaruh,


bukan otoritas “

– Kenneth Blanchard
Pemimpin, sebuah gelar yang kerapkali membuat kita takut saat
mendengarnya. Banyak hal yang terpikirkan ketika menyangkut soal
pemimpin: Kekuasaan, tanggung jawab yang sangat besar, serta
tuntutan yang sangat banyak. Banyak orang yang mundur seribu
langkah ketika diminta menjadi pemimpin. Andakah salah satunya?

Begitu besarnya hal-hal yang harus dihadapi seorang pemimpin


pasti membuat mempertimbangkan kemampuan Anda dalam
menanganinya. Sanggupkah Anda? Bagaimana dengan pemimpin-
pemimpin besar yang tersohor karena sifat bijak dan adilnya,
apakah mereka memiliki kemampuan itu dari lahir? Begitu banyak
pertanyaan yang membuat Anda semakin ragu akan kemampuan
seseorang menjadi sosok pemimpin. Padahal, semua orang bisa
menjadi pemimpin! Tidak percaya? Simak pernyataan-pernyataan
berikut dan temukan faktanya.

1. Jiwa kepemimpinan itu bawaan lahir, dan saya tidak


punya itu.

Memang benar, banyak orang yang terlihat secara natural sebagai


seorang pemimpin. Dapat dilihat dari bagaimana ia menyikapi
sesuatu dan sifat tanggapnya dalam memimpin sebuah situasi tanpa
diminta. Menurut dr. Tim Elmore, terdapat dua jenis seorang
pemimpin,yaitu “habitual leader” dan “situational
leader”[1]. “Habitual leader”  adalah orang-orang yang disebutkan
sebelumnya, yaitu orang yang cenderung baik dalam memimpin di
keadaan apapun. Hal itu telah terbiasa di dalam dirinya. Orang-
orang di sekitarnya pun senang akan keputusannya. Memang sangat
beruntung memiliki jiwa kepemimpinan yang satu ini. Namun,
jangan abaikan “situational leader”, yaitu orang yang tidak memiliki
sifat natural sebagai pemimpin, namun akan ada situasi-situasi yang
bisa mereka manfaatkan untuk menunjukkan kekuatan mereka.
Pada kategori ini, semua orang bisa menjadi pemimpin. Silahkan
pikirkan lingkup apa yang Anda kuasai dan Anda sangat mungkin
untuk menjadi pemimpin di sana.

2. Merasa introvert  dan tidak bisa memimpin? Salah


besar!

Salah satu paradigma yang dimiliki oleh masyarakat adalah seorang


pemimpin haruslah orang yang vokal dan memiliki jiwa sosial yang
sangat baik. Ini membuat para introvert ragu akan kemampuan
mereka untuk memimpin. Kepribadian yang lebih fokus kepada
perasaan internal daripada stimulasi dari lingkungan
eksternalnya[2] ini memang cenderung pendiam dan pemalu,
sehingga merasa sulit untuk menjadi pemimpin. Padahal, banyak
sifat-sifat  dari para introvert yang sangat cocok untuk menjadi
pemimpin. Di antaranya adalah sifat mereka yang tenang, memiliki
kemampuan analisis yang baik, serta pendengar yang baik pula. Dan
faktanya, sebagian besar orang  introvert adalah orang-orang yang
berpengaruh di lingkungannya. Secara rata-rata, pengaruh mereka
dirasakan oleh 10000 orang selama hidup mereka![3] Tidak percaya?
Pemimpin-pemimpin besar seperti Abraham Lincoln, Eleanor
Roosevelt, Bill Gates, dan J. K. Rowling sudah membuktikannya.

3. Hanya orang-orang yang memiliki posisi tinggi yang


bisa menjadi pemimpin

Tidak semua sosok pemimpin adalah sosok yang berperan sebagai


bos atau ketua di suatu organisasi. Anda tidak perlu menjadi CEO
ataupun presiden untuk menjadi seorang pemimpin. Memimpin bisa
dilakukan dimana saja, karena inti dari memimpin adalah
mempengaruhi. Kepemimpinan dapat disisipkan di kegiatan apapun,
baik ketika menyelesaikan masalah, melakukan pekerjaan, bahkan
berjalan-jalan bersama teman-teman. Buang jauh-jauh definisi
pemimpin yang harus di depan dan memerintah anak buahnya. Tidak
menutup kemungkinan bahwa apabila Anda kerap melatih
kemampuan memimpin Anda di rutinitas sehari-hari, Anda dapat
menjadi pemimpin besar di organisasi Anda.

4. Menjadi pemimpin dapat dipelajari?

Jawabannya adalah: Ya, bisa. Faktanya, jiwa kepemimpinan hanya


dipengaruhi 30% oleh faktor genetik[4]. Sisanya? Pengalamanlah
yang menjawab. Kemampuan memimpin dapat dipertajam dengan
kemauan diri yang besar serta usaha untuk mencapainya. Semakin
anda termotivasi untuk menjadi pemimpin yang baik, kemampuan
memimpin akan terus meningkat. Salah satu cara untuk belajar
menjadi seorang pemimpin adalah menilai kekurangan dan
kelebihan yang ada pada diri Anda. Dimulai dengan menjawab tiga
pertanyaan ini: (1) Apa kualitas yang harus dimiliki pemimpin? (2)
Apa saya punya kualitas itu? (3) Bagaimana cara mendapatkan
kualitas itu?[5]. Jika anda sudah dapat menjawabnya, tidak mustahil
untuk Anda menjadi pemimpin yang semakin baik di setiap harinya.

5. Saya punya keterbatasan. Bisakah saya memimpin?

Salah satu hal yang membuat diri enggan untuk maju menjadi
seorang pemimpin adalah ketidaksempurnaan yang kita miliki. Tak
perlu mengkhawatirkan hal itu. Faktanya, banyak pemimpin-
pemimpin yang memiliki berbagai keterbatasan namun tetap
dihormati. Sebut saja Franklin D. Roosevelt, mantan presiden
Amerika Serikat yang mengalami lumpuh akibat polio, Gabriela
Michetti yang merupakan wakil presiden Argentina saat ini yang
mampu memimpin negaranya diatas kursi roda, serta mantan
presiden Indonesia yang pasti belum hilang dari ingatan kita,
Abdurrahman Wahid. Mereka adalah beberapa dari banyaknya
pemimpin yang tetap dipercaya meski dengan keterbatasan
mereka.  Jika mereka bisa, kenapa Anda tidak bisa?

Sudah tidak diragukan lagi, siapapun Anda, Anda bisa menjadi


seorang pemimpin. Siapkah Anda untuk menghadapinya?

 Kenali diri kita

Tanyakan kepada diri sendiri, siapakah saya? Apa kelebihan dan kekurangan saya? Apa tujuan hidup
saya? Cobalah terus memberikan pertanyaan kepada diri sendiri. Jangan berhenti jika kita telah
mendapatkan jawabannya. Jangan berhenti, melainkan teruslah bertanya dan bertanya. Coba terus
menggali sampai dalam dan temukan jawabannya.

Mengenal diri kita adalah hal yang paling dasar jika kita akan memimpin diri sendiri. Jika kita tidak
tahu siapa diri kita , kelebihan kita, kekurangan kita dan apa yang kita inginkan, maka kita pun akan
kesulitan untuk memimpin diri kita.

2.      Buat aturan untuk diri sendiri

Aturan untuk diri sendiri dibuat khususnya untuk dapat menjaga keharmonisan, keseimbangan
mental dan emosi kita. Contoh – contoh aturan untuk diri sendiri yang dapat  diterapkan:

         Saya harus peduli dan memperhatikan diri saya, sama seperti saya peduli terhadap orang lain.

         Saya tidak harus berkata ‘ya’ terhadap semua permintaan yang diajukan diri saya atau merasa
bersalah ketika berkata ‘tidak’.

         Tidak ada orang yang sempurna di dunia ini. Berusahalah untuk memberikan yang terbaik.

         Saya memiliki hak untuk diperlakukan hormat oleh orang lain.

Aturan-aturan ini merupakan hal-hal sederhana yang biasanya kita lupakan dengan berbagai alasan.
Misalnya, ingin menyenangkan orang lain, ingin sempurna, dan takut merasa bersalah.

3.      Kendalikan emosi
Dalam hubungannya dengan memimpin diri sendiri, mengendalikan emosi adalah hal yang penting
untuk dilakukan. Pengendalian emosi erat kaitannya dengan pengendalian diri. Jika kita dapat
mengendalikan diri, dengan bijaksana mengeluarkan emosi-emosi yang kita rasakan, maka kita
sudah berhasil menjadi pemimpin untuk diri sendiri.

Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, yang mendorong untuk merespon atau
bertingkah laku terhadap keadaan yang ada. Pengendalian emosi bukan berarti berhenti merasa
atau pun tidak mengekspresikan diri kita. Pengendalian emosi berarti kita bisa mengenali,
memahami dan mengendalikan emosi yang kurang baik. Intinya adalah bagaimana kita mengatur
emosi kita, bukan sebaliknya, kita yang diatur oleh emosi tersebut. Dengan mengendalikan emosi,
kita akan bisa mengendalikan sesuatu yang lebih baik. Emosi yang berlebihan cenderung menguras
tenaga sehingga kita merasa lelah, dan juga membuat kita sulit berpikir dengan baik.

4.      Banggalah menjadi diri sendiri

Untuk dapat memimpin diri sendiri, hal penting lainnya adalah bagaimana kita mau menjadi diri
sendiri dan juga bangga terhadap diri sendiri, sehingga kita tidak perlu berpura-pura menjadi orang
lain.

Langkah awal yang dapat dilakukan untuk menjadi diri sendiri adalah meyakini tidak ada orang yang
sempurna di dunia ini. Yang dapat kita lakukan adalah selalu memberikan yang terbaik pada setiap
kesempatan, bukan menjadi sosok yang sempurna. Jika itu telah kita lakukan, maka langkah
selanjutnya adalah selalu bangga dengan apapun yang kita lakukan, apapun hasilnya.   Sebab kita
telah memberikan usaha yang terbaik dan maksimal di setiap hal yang kita kerjakan.

Selanjutnya, janganlah terlalu mengagungkan orang lain, tapi banggalah dengan kelebihan dan
potensi yang kita miliki. Percayalah masing-masing dari kita diciptakan dengan bakat yang berbeda-
beda. Tugas kita adalah mengembangkan bakat tersebut, bukan hanya mengagumi bakat orang lain.
Yang terakhir, hapuslah standar-standar ideal yang kita ciptakan dalam pikiran kita masing-masing.
Standar ideal yang kita buat biasanya membuat kita merasa tidak puas akan diri kita sendiri, dan
terus menerus mengejar keidealan tersebut. Jangan terus menerus membandingkan diri kita dengan
orang yang kita anggap ideal. Sayangilah diri kita sendiri.

5.      Berikan penghargaan untuk diri sendiri

Semua orang menyukai pujian, penghargaan, atau bahkan tepukan saat berhasil melakukan sesuatu.
Seorang pemimpin yang baik seharusnya selalu memberikan penghargaan kepada anggota kelompok
yang berhasil, sama halnya jika kita memimpin diri sendiri.   

Sebagai seorang pemimpin, kita biasanya lebih mudah memberikan penghargaan dan reward
kepada orang lain dari pada diri sendiri, kita cenderung terus memaksa diri kita dengan melihat
kekurangan yang kita miliki. Hal ini mungkin karena kita ingin tetap terus menjaga motivasi pribadi.
Tetapi kadang kita lupa bahwa sebuah penghargaan juga penting di berikan kepada diri kita.

Penghargaan dapat memunculkan perasaan bahwa kita melakukan sesuatu yang kita inginkan,
bukan hanya sekedar kita memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu. Pemberian penghargaan
kepada diri sendiri cenderung lebih efektif untuk memperkuat munculnya perilaku yang kita
inginkan, dari pada menghukum diri kita. Untuk menerapkan system reward atau penghargaan pada
diri kita, pertama yang harus kita lakukan adalah menentukan tolak ukur atau target mengenai apa
yang ingin kita lakukan, baru selanjutnya menentukan reward apa yang pantas untuk diri kita.

6.        Maafkan diri kita

Selain memberikan penghargaan kepada diri sendiri, hal lain yang perlu kita lakukan adalah
memaafkan diri sendiri bila mengalami kegagalan. Berhentilah menyalahkan diri sendiri karena hal
itu hanya membuat kita putus asa dan stres. Berikanlah kesempatan kepada diri kita untuk
berkembang, belajar dari kesalahan yang telah kita perbuat, dan menerima kegagalan sebagai
proses pembelajaran. Menyalahkan diri sendiri hanya membuat pikiran kita buntu, dan sulit untuk
melihat sisi positif, apa yang telah kita pelajari dari sebuah kesalahan. Sebaliknya, ketika kita
menerima sebuah kesalahan yang kita lakukan sebagai sebuah proses pembelajaran, maka kita akan
cenderung lebih mudah untuk melangkahkan kaki menghadapi hal lain yang ada di depan mata.
Berikut adalah beberapa cara untuk memaafkan diri sendiri:

         Akui kesalahan yang telah kita perbuat.

         Fokuslah pada kelebihan dan potensi yang kita miliki, jangan terfokus terhadap kesalahan yang telah
kita perbuat.

         Carilah apa yang dapat kita pelajari dari kegagalan yang kita alami.

         Ceritakan apa yang kita alami dengan orang terdekat, dan dengarkanlah pandangan mereka
mengenai kegagalan atau kesalahan tersebut.

         Berhentilah berkata “seandainya……”. Ingatlah bahwa sekeras apapun kita mencoba, apa yang telah
terjadi tidak pernah dapat kita ubah. Satu-satunya yang dapat kita buat untuk menjadi lebih baik
adalah masa kini dan masa depan.

2.4            Manfaat yang Diperoleh dari Memimpin Diri Sendiri

1.      Munculnya keberanian untuk memiliki cita-cita yang besar

Orang sukses mempunyai cita-cita yang tinggi, harapan masa depan yang lebih baik. Sementara
orang yang gagal biasanya tidak memiliki cita-cita yang tinggi. Penetapan cita-cita oleh seseorang,
berarti orang tersebut memiliki panduan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.
2.      Berani melangkah

Perjalanan ribuan kilometer dimulai dari satu langkah awal. Ini sangat penting, karena banyak orang
yang memiliki cita-cita tinggi namun tidak mempunyai keberanian untuk memulainya. Tak ada
kesuksesan yang datang begitu saja tanpa adanya  keberanian memulai.

3.      Berani untuk menghadapi resiko yang menghadang

Keberhasilan yang kita raih akan menimbulkan resiko terhadap diri kita sendiri. Resiko tersebut bisa
berupa pengorbanan. Pengorbanan tidak hanya dalam bentuk materi seperti harta atau uang. Ketika
mengisi waktu luang, kita memilih melakukan kegiatan pengembangan diri, misalnya: belajar,
mengikuti perlombaan, mengikuti ekstrakurikuler, dan lain-lain daripada kegiatan bersenang-senang
seperti nonton tv/bioskop, nongkrong, bermain games dan kegiatan lain yang sejenis, berarti kita
telah mengorbankan kesenangan  untuk meraih cita-cita yang kita inginkan.

4.      Berani mengevaluasi diri

Setiap kesuksesan yang kita raih harus menjadi alat bagi kita untuk pandai bersyukur. Rajin-rajinlah
kita merenung, mengevaluasi diri dan bertanya kepada orang-orang terdekat tentang sikap dan
perilaku kita, agar keberhasilan yang kita raih tidak menjadikan kita sombong dan angkuh

Anda mungkin juga menyukai