Agam
12. Berkepanjangan bagai agam.
Tak henti-hentinya.
Aib
13. Aib ditebus dengan aib.
Bila kita dipermalukan orang, dibalas dengan hal yang sama atau
seimbang.
Air
14. Air besar batu bersibak.
Bila ada bahaya, orang akan mencari dan bersatu dengan kaumnya,
bangsanya, golongannya ataupun kelompoknya.
B
Babi
1. Bagai babi merasa gulai.
Orang yang hina bangsa hendak setara atau berjodoh dengan orang
terhormat atau bangsawan.
Badai
2. Membadai burung atas langit, ditangkap diharap jangan.
Bagaimana pun juga takkan dapat.
Badak
3. Sayang anak badak lampong, cucu konon badak raja.
Perihal seseorang yang bukan berasal ningrat atau mulia, tetapi ia mengaku
kerabat raja.
Badan
4. Hancur badan di kandung tanah, budi baik terkenang jua.
Budi yang baik selalu diingat dan takkan dilupakan orang meskipun orang
yang berbudi itu sudah meninggal.
Badar
5. Beroleh badar tertimba.
Mendapat keuntungan yang tidak disangka-sangka.
Bagi
6. Membagi sama adil mengerat sama panjang.
Bertindak atau pun memutuskan sesuatau perkara dengan adil.
Bah
7. Sedangkan bah, kapar tak hanyut, ini pula kemarau panjang.
Sedangkan waktu ada pencaharian atau penghasilan tiada sampai jua suatu
maksud, apalagi waktu tiada.
Bahan
8. Besar kayu besar bahannya, kecil kayu kecil bahannya.
Besar penghasilan, besar pula pengeluarannya.
Bahasa
9. Bahasa menunjukan bangsa.
Ketinggian bahasa, tutur kata yang baik, menunjukan si pemilik atau si
pemakainya orang berbudi tinggi.
Bahu
10. Angkat bahu.
Isyarat pernyataan tidak tahu.
Baik
11. Jikalau tidak dapat dibaiki, jangan dipecahkan.
Jika tidak dapat menyelesaikan, jangan menambah ruwet.
Bajak
12. Bajak telah terdorong ke bencah.
Perihal pekerjaan telah terlanjur dikerjakan, unutk mengurungkannya sudah
tidak mungkin.
Baji
13. Bersua baji dengan matan.
Bertemu juara dengan pendekar.
Baju
14. Baju satu kering di badan.
Perihal keadaan yang sangat miskin.
Bakar
15. Di bakar tak berapi.
Menaruh cinta tidak dengan sebenarnya.
Bala
16. Bala lalu dibawah singgah.
Sengaja mencari kesusahan.
Balam
17. Angguk-angguk balam.
Asal ya saja entah mengerti tidak
Balas
18. Adat dunia ganti berganti, adat hidup balas berbalas.
Tak ada yang lalu senang dan bahagia diunia ini. Begitu juga sebaliknya,
Daki
8. Bukit sama di daki, lurah sama di turuni
sesusah sesenang (baik buruk, susah senag sama-sama)
Dalam
9. Deras datang, dalam kena
bila kita terlalu menampakan rasa ingin sesuatu, maka si pemilik akan
memperberat persyaratan
E
Eban
1. Pergi empap, pulang eban
Ibarat orang berniaga, tidak untung dan tidak rugi, pulang modal saja
Edan
2. Edan-edanan
Gila-gilaan, ugal-ugalan
Ejan
3. Mengejan tuah
Memaksakan diri
Ekor
4. Bagai anjing menyalak di ekor gajah
hal perkataan orang kecil/hina itu bagaimana pun jua tidak berpengaruh
apa-apa terhadap orang mulia, berkuasa atau orang berpangkat
Elang
5. Bagai elang turun menyambar
kiasan untuk sesuatu yang cepet pergi atau larinya
Elok
6. Elok-elok di negeri orang jangan sampai berbuat salah
di rantau atau di negeri orang pandai-pandai membawakan diri, jangan
sampai berbuat kesalahan yang data mencelakakan diri
Emak
7. Bagai emak mandul baharu beranak
kegirangan yang amat sangat, karena cita-cita berkenan. hal kegirangan
perempuan yang terlalu mengasihi seorang anak. (mandul=tidak dapat
beranak )
Emas
8. Seperti emas yang sudah tersepuh
Biasa jua : seperti emas baru disepuh. Paras yang elok, putih kuning. Perihal
keelokan seorang perempuan
G
Gabak
1. Gabak tandakan hujan
kejadian yang sudah di duga sebelumnya
Gadai
suatu perhelatan besar yang selamat sejak dari awal sampai ahirnya
Hampa
8. terbelit petai hampa
Tertipu
Hangat
9. Hangat-hangat tahi ayam
Kiasan pada orang yang kurang kuat kemaunya. Umpamanya, pada suatu
pekerjaan mula-mula ia sangat rajin dan sungguh-sungguh bekerja, tetapi
tak lama kemudian telah malas dan jemu
Hantu
10. Bagai orang di kejar hantu
Sangat ketakutan
Hanyut
11. Malas berdayung hanyut serantau
bila sama-sama malas dapat mencelakakan semua
Hapus
12. Hapus arang di muka orang
menghapuskan, menghilangkan malu orang
Harap
13. Harap-harap cemas
Was-was
Harga
14. Murah di harga, Mahal di timbangan
Mudah berjanji, sulit di tepati
Hari
15. Ya sepanjang hari, janji sepanjang jalan
Mudah mengatakn Ya dan mengucapkan janji, tetapi sukar menepatinya
Harimau
16. Takkan harimau makan anaknya
Marah bapak kepada anaknya itu tiada sampai membunuhnya
Haruan
17. Bagai haruan dalam tuar
perihal seseorang yang tidak tetap halnya, sebab dalam sakit dan
kesusahan (Kkb).
( Haruan = sejenis ikan; tuar = lukah)
Harum
18. Harum menghilangkan bau
Nama yang baik itu Menutup kejahatan
Harta
19. Harta pulang kepada tuan
Sesuatu yang bersetuju dan layak bagi seseorang, bersamaan pangkat atau
pakaian
Hasta
Predikat untuk orang yang gagah berani dan tak takut mati, karena dia
kebal terhadap senjata.
Kabar
2. Kabar angin
Kabar selentingan, kabar yang belum pasti kebenarannya
Kabut
3. Kalang kabut
Kacau balau, berantakan
Kaca
4. Tidak memperkaca diri
Tidak menyadari siapa diri, keadaan diri
Kacang
5. Kacang lupakan kulitnya
Lupa akan asal
Kadang
6.Terlampau kadang mentah
Terlampau hendak memperbagus, malah jai rusak
Kadok
7. Kadok kena baja
Pengharapan yang tidak pada tempatnya
Kail
8. Bungkuk kail nak mendapat
Suatu cara atau tipu muslihat untuk cari keuntungan bagai diri sendiri
Kais
9. Kurang mengais kurang makan
Kurang rajin bekerja untuk mencari nafkah, akan kurang pula mendapat
rezeki dan akan berakibat jelek terhadap diri
Kait
10. Jatuh tiada berkait
Kiasanya, kehendak berlaku dengan tiada diminta
Kain
11. Kain basah kering dibadan
Keadaan yang teramat miskin
Kaji
12. Kaji lama
Pekera lama, sudah usang atau basi
Kaki
13. Terikat kaki tangan
Tiada berdaya lagi, telah hilang kuasanya, oleh karena kekuasaan orang
lain
Kalang
14. Tidur di perkalang, berjalan di pertongkat
Perihal suatu ilmu yang senantiasa diamalkan, baik siang baik pun malam.
Kambing
Laki
10. Laki pulang kelaparan, dagang lalu ditanakkan.
Lebih mendahulukan kepentingan orang lain daripada keluarga atau kaum
sendiri.
Laku
11. Laku seperti goring pisang.
Menyatakan betapa larisnya semacam barang jualan atau barang dagangan
(seperti kacang goreng).
Lambung
12. Setinggi-tinggi batu melambung, surutnya ke tanah jua.
Sejauh-jauh pergi merantau, baliknya ke negeri sendiri juga.
Lampu
13. Seperti lampu kekurangan minyak.
Kehidupan seseorang yang amat melarat, makin lama makin susah.
Lancung
14. Sekali lancung ke ujian, seumur orang tak percaya.
Sekali ketahuan piil (kelakuan) kita yang tiada baik, seumur hidup orang
tidak percaya lagi kepada kita.
Landak
15. Menduri landak.
Perumpamaan untuk menyatakan jari orang yang halus-halus.
Lalang
16. Lalang yang terbakar, secerek menumpang mati.
Orang-orang besar yang bersengketa, rakyat kecil yang jadi korban.
Lalat
17. Seperti lalat mencahari puru.
Terlalu rakus mengejar keuntungan, tidak menaruh malu sedikit jua pun.
Lambat
18. Lambat laga asalkan menang.
Biar lambat mengerjakan barang sesuatu, asal maksud akan sampai.
Lang
19. Lang pungguk lang berikan, tidur siang berjaga malam.
Kiasan tentang seseorang pencuri atau orang yang jahat budi pekertinya.
Langau
20. Bagai langau di ekor gajah.
Selalu menurut kemauan orang besar atau orang yang pandai.
M
Mabuk
1. Dimabuk untung perasaian.
Hanyut karena kesengsaraan.
Madu
2. Madu satu tong, jika rembes, rembesnya pun madu jua.
Jika baik asalnya, turunannya pun baik jua.
Mahal
3. Murah di harga, mahal di timbangan.
mudah berjanji, tetapi sukar menepati.
Main
4. Main ikan main badar.
Perihal orang miskin atau hina meniru-niru perbuatan atau tingkah laku
orang kaya atau mulia.
Makan
5. Makan hati berulam jantung.
Bersusah hati oleh karena perbuatan salah seseorang yang karib.
N
Nadi
1. Tinggal nadi saja.
Hanya tinggal denyut-denyut urat darah pada pergelangan tangan.
Nafsu
2. Nafsu kecil tenaga besar.
Keinginan terlalu besar tidak sesuai dengan kemampuan.
Nafsi
3. Nafsi-nafsi.
Masing-masing.
Naga
4. Naga ditelan ular lidi.
Orang besar atau putri kawin dengan perempuan atau laki-laki yang biasa
saja (pada perasaan orang sekarang hal itu lazim sudah).
Naik
5. Bertangga naik berjenjang turun.
Sesuatu itu ada aturan dan peraturannya.
Najis
6. Membasuh najis dengan mala.
Sesuatu kesalahan atau malu yang ditutup dengan jalan lebih menghinakan
lagi.
Nakoda
7. Berlayar bernakoda, berjalan dengan yang tahu, berkata dengan yang
pandai.
Sebarang pekerjaan besar yang akan dilakukan hendaklah dikepalai oleh
orang yang ahli, supaya selamat.
Nangka
8. Seorang makan nangka, semua kena getahnya.
Satu orang yang bersalah, semua kena akibatnya(buruknya).
Nangui
9. Menggeriak bagai anak nangui.
Seseorang yang malas beranak banyak, tetapi tidak berusaha mencari
nafkahnya.
Nanti
10. Ternanti-nanti bagai berlakikan raja.
Seseorang yang berhajat kepada orang yang tiada sangat berkehendak
kepadanya, atau menantikan pertolongan orang yang banyak
pekerjaannya.
Napas
11. Bernapas keluar badan.
Percaya kepada orang lain, bukannya kepada buah pikiran atau pendapat
sendiri.
Nasi
12. Buat nasi tambah.
Sebagai pelengkap.
Nasib
13. Nasib sabut terapung, nasib batu terbenam.
Terserah kepada nasib/takdir baik buruknya.
Negeri
14. Alpa negeri alah, sia-sia utang tumbuh.
Jika alpa atau sia-sia, kerugian atau bencana akan menimpa.
O
Obat
1. Obat jauh penyakit hampir.
Hal orang yang hidupnya di dalam susah, sedang harapannya yang akan
dapat menolong dia jauh dari masanya atau jauh tempatnya.
Ombak
2. Ombak yang kecil jangan diabaikan.
Ombak jangan ditidakkan. Perkara kecil yang boleh mendatangkan bahaya,
jangan disia-siakan, karena boleh menjadi bahaya yang besar.
Omong
3. Lagak padang omong betawi
Gaya seperti orang berada, tetapi sebenarnya dalam keadaan
berkekurangan, cakap tinggi, tetapi tidak berisi.
Orang
4. Orang muda menanggung rindu, orang tua menanggung ragam.
Biasa jua; Adat muda menanggung rindu, adat tua menanggung
ragam.Dalam segala pekerjaan orang tua harus sabar, maka memaafkan
perbuatan orang muda-muda, yang biasanya kurang sabar tabiatnya.
P
Pacat
1. Seperti pacat kenyang.
Hal seorang yang habis makan di rumah orang, lalu pergi saja dengan tidak
beristirahat sedikit jua pun.
Padam
2. Harap akan sinar bulan, pelita nyala dipadami.
Mengharapkan sesuatu yang belum pasti, yang sudah ada dilepas atau
disia-siakan.
Padang
3. Asing padang asing belalang, asing lubuk asing ikannya.
Pepatah ini kerapkali dibalikkan orang memakainya, tetapi tiada berubah
maksud dan kiasannya. Asing lubuk asing ikannya, asing padang asing
belalangnya. Lain negeri lain adat istiadat dan kebiasaan masyarakatnya.
Padi
4. Padi segenggam dengan senang hati lebih baik daripada padi selumbung
dengan susah hati.
Harta sedikit dengan bersenang hati lebih baik daripada harta yang banyak
dengan hati susah.
Pagar
5. Memagar diri bagai aur.
Hal orang yang hanya menjaga dirinya anak-beranak saja, tiada
mempedulikan sanak-saudaranya atau kaum yang lain-lain.
Paha
6. Cubit paha kanan, paha kiri pun sakit juga.
Jika seseorang menyusahkan kaum kerabatnya sendiri, maka ia pun akan
merasa kesusahan jua.
Paham
7. Serupa paham perempuan.
Menurut pendapat orang dahulu, pahamperempuan tidak tetap.
Pahat
8. Memahat di dalam baris, berkata dalam pusaka.
(Pepatah adat) Mengerjakan sesuatu dengan aturannya supaya selamat.
Pahit
9. Sepahit-pahit semambu, kelatnya menjadi obat.
Menyatakan bahwa barang sesuatu yang dirasa merugikan atau
menyusahkan
Itu adakalanya berpaedah dan berguna jua.
R
Rasa
1. Politik meraba-raba.
Cara pemerintahan yang tidak berdasar kepada program yang tetap,
melainkan cara menjalankan pemerintahan itu hanya main coba-coba saja.
Rabuk
2. Seperti rabuk dengan api.
Perumpamaan bagi dua buah benda yang berbahaya kalau diperdekatkan,
seumpama bujang dan gadis.
Racik
3. Tahan racik burung tak masuk, burung biasa makan di tangan.
Orang yang biasa bercampur dengan orang yang berakal itu susah akan