Anda di halaman 1dari 7

MODUL III

PENENTUAN UNSUR Mn DALAM BAJA


CARA PERMANGANOMETRI

3.1. TUJUAN
Untuk mengetahui kandungan unsur Mn dalam baja berdasarkan analisa
volumetri cara permanganometri.

3.2. TEORI DASAR


Mangan adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang
Mn dan nomor atom 25. Mangan berwarna putih keabu-abuan, dengan sifat yang
keras tapi rapuh. Mangan sangat reaktif secara kimiawi, dan terurai dengan air
dingin perlahan-lahan. Mangan digunakan untuk membentuk banyak alloy yang
penting. Dalam baja, mangan meningkatkan kualitas tempaan baik dari segi
kekuatan, kekerasan,dan  kemampuan pengerasan. Dengan aluminum dan bismut,
khususnya dengan sejumlah kecil tembaga, membentuk alloy yang bersifat
ferromagnetik. Logam mangan bersifat ferromagnetik setelah diberi perlakuan.
Logam murninya terdapat sebagai bentuk allotropik dengan empat jenis. Salah
satunya,  jenis alfa, stabil pada suhu luar biasa tinggi; sedangkan mangan jenis 
gamma, yang berubah menjadi alfa pada suhu tinggi, dikatakan fleksibel, mudah
dipotong dan ditempa.
Baja adalah logam paduan dengan besi sebagai unsur dasar dan karbon
sebagai unsur paduan utamanya.
Titrasi permanganometri ialah titrasi menggunakan larutan baku KMnO4
( kalium permanganat ). Reaksi yang terjadi adalah reaksi redoks, KMnO4
bertindak sebagai oksidator dan zat yang dititrasi sebagai reduktor.
Reaksi KMnO4 ;
1. Dalam suasana Asam kuat.
MnO4- + 8H+ + 5e → Mn2+ + H2O
2. Dalam suasana Alkali, netral dan Asam lemah.
MnO4- + 4H+ + 3e → MnO2 + H2O
Untuk menunjukan akhir titrasi, ditandai dengan timbulnya warna merah
muda yang disebabkan kelebihan permanganat. Sumber-sumber kesalahan pada
titrasi permanganometri, antara lain terletak pada: Larutan pentiter KMnO4¬
pada buret Apabila percobaan dilakukan dalam waktu yang lama, larutan
KMnO4 pada buret yang terkena sinar akan terurai menjadi MnO2 sehingga pada
titik akhir titrasi akan diperoleh pembentukan presipitat coklat yang seharusnya
adalah larutan berwarna merah rosa.
Penentuan mangan dalam bijih besi merupakan salah satu penggunaan yang
terpenting dalam titrasi permanganat. Suatu larutan standar KMnO4 dapat
digunakan secara tidak langsung dalam penentuan pereaksi oksidasi terutama
oksida – oksida lebih tinggi dari logam – logam seperti timbal dan mangan.
Oksida demikian sukar dilarutkan dalam suasana asam dan basa tanpa mereduksi
logamnya menjadi keadaan oksidasi yang lebih rendah
3.3. SKEMA PROSES
Bahan ± gr Serbuk Baja

Dilarutkan dalam 50 ml
HNO3 : Air (1 : 1)

Panaskan sampai uap coklat hilang

Tambahkan 6 gr KCLO3
Panaskan s/d terbentuk endapan

Tambahkan 100 ml air


Panaskan sampai mendidih

Dinginkan dan saring endapannya


Cuci dengan air panas
Masukkan & tambahkan 25 ml Garam Mohr 0,1 N

Blanko (25 ml garam mohr)


Titer dengan KMnO4
Titer dengan KMnO4 s/d
warna merah jambu

Data pengamatan

Kesimpulan

3.3.1. Penjelasan skema proses


1. Siapkan ± 1 g Serbuk baja yang telah dipotong – potong. Lalu
masukkan ke dalam erlenmeyer.
2. Masukkan 50 ml HNO3 : Air (1 : 1).
Mn + HNO3 → Mn (NO3)2 + H2
3. Panaskan sampai uap coklat hilang.
4. Tambahkan 6 g KCLO3 ke dalam larutan tadi, panaskan sapmai
terbentuk endapan.
5. Tambahkan 100 ml air, panaskan sampai mendidih.
6. Dinginkan dan saring endapannya, kemudian cuci dengan air panas.
Lalu masukkan 25 ml Garam Mohr 0,1 N ke dalam Erlenmeyer baru.
7. Titrasi dengan larutan KMnO4 sampai berwarna merah jambu.
(buat blanko sebagai pembanding (25 ml garam mohr + H2SO4), titer
dengan larutan KMnO4).
8. Buat data pengamatan dari hasil praktikum.
9. Buat kesimpulan dari hasil data pengamatan praktikum.

3.3.2. Gambar skema proses

1. Siapkan ± 1 gr serbuk baja yang telah dipotong – potong, lalu


masukkan dalam Erlenmeyer.

2. Masukkan 50 ml HNO3 : Air (1 : 1)


3. Panaskan sampai uap coklat hilang.

4. Tambahkan 6 gr KCLO3, panaskan sampai terbentuk endapan.

5. Tambahkan 100 ml air, panaskan sampai mendidih.


6. Dinginkan dan saring endapannya, cuci dengan air panas, tambahkan
25 ml garam mohr 0,1 N.

7. Titer dengan KMnO4 sampai warna merah jambu.

8. Buat data pengamatan dari hasil praktikum.


9. Buat kesinpulan dari data pengamatan hasil praktikum.

3.4. ALAT DAN BAHAN


ALAT :
1. Erlenmeyer
2. Beker glass
3. Batang pengaduk
4. Corong
5. Kertas saring
6. Kaca arloji
7. Spatula
8. Gelas ukur
9. Tissue
10. Kompor listrik
11. Buret

BAHAN :
1. H2O / air
2. KMnO4 0,1 N
3. H2SO4
4. KClO3
5. Sampel (serbuk baja)

3.5. DATA DAN PENGAMATAN.


KETERANGAN PERUBAHAN
Saat 1 gr serbuk baja dilarutkan dalam 50 Larut berwarna kuning
ml HNO3 : Air (1 ; 1)
Dipanaskan Beruap berwarna coklat
Ditambahkan 6 gr KCLO3, dipanaskan Endapan kuning
Ditambahkan 100 ml air, panaskan sampai Larutan kuning muda
mendidih
Didinginkan dan disaring endapannya. Berwarna kuning pada kertas saring
(endapan + kertas saring + 25 ml garam
mohr 0,1 N)
Dititrasi dengan larutan KMnO4 Berwarna merah jambu

Reaksi yang terjadi :


- Mn + HNO3 → Mn (NO3)2 + H2
- Mn (NO3)2 + KCLO3 → ↓putihMnO2 + KNO3 + ClO2
- MnO2 + H+ → Mn 2+

Volume titer : 24,2 ml


Volume Blanko : 25 ml
Bobot contoh : 1000 mg

Perhitungan :

( Volume Blanko−Volume contoh ) XN X FK


% Mn= X 100 %
Bobot contoh ( mg )
( 25 ml−24,2ml ) X 0,1 X 27,5
% Mn= X 100 %=0.22 %
1000 mg
3.6. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Masalah yang timbul :
- Persentase Mangan dalam baja dari hasil praktikum, sangat kecil. Yaitu
sebesar 0.22 %

Penyebab dan pemecahan :


- Tidak diketahui dengan jelas sampel yang digunakan (baja yang dipakai),
standar kadar mangan dalam baja yang diharuskan.
Jadi, kita harus mengetahui dengan pasti jenis sampel yang akan digunakan,
dan harus mengetahui standar kadar mangan dalam praktikum. Agar kita
dapat membandingkan hasil praktikum dengan standar yang diharuskan.

Kesimpulan :
- Persentase mangan dari hasil praktikum sebesar 0,22 %.
- Titik akhir titrasi ditandai dengan perubahan larutan berwarna merah rosa.
- Reaksi yang terjadi pada titrasi permanganometri adalah reaksi redoks,
dimana larutan KMnO4 bertindak sebagai oksidator dan zat yang dititrasi
sebagai reduktor.

Anda mungkin juga menyukai