Anda di halaman 1dari 3

Upaya Strategis Dalam Menurunkan AKI

dan AKB

adminMei 13, 2013RUBRIKKomentar Dinonaktifkan pada Upaya Strategis


Dalam Menurunkan AKI dan AKB
Like

KUNJUNGI PASIEN: Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kabupaten Sukabumi, Adrialti


Syamsul saat mengunjungi dan menyapa pasien yang melahirkan di Ruangan Paus RS BLUD
Palabuhanratu, beberapa waktu lalu.
(dr.Hj. Titin Malikatun: Kabid. Pengendalian Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi)

KEJADIAN kematian ibu dan bayi yang terbanyak terjadi pada saat persalinan, pasca
persalinan, dan hari-hari pertama kehidupan bayi masih menjadi tragedi yang terus terjadi di
negeri ini. Dalam menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)
diperlukan upaya dan inovasi baru, tidak bisa dengan cara-cara biasa. Upaya untuk
menurunkan angka kematian ibu dan bayi baru lahir harus melalui jalan yang cukup panjang.
Terlebih jika dikaitkan dengan target Millenium Development Goals (MDGs) 2015, yakni
menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup, dan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi 23 per 100.000 kelahiran hidup yang harus dicapai.
Waktu yang tersisa hanya tinggal dua tahun ini, tidak akan cukup untuk mencapai sasaran itu
tanpa adanya upaya-upaya yang luar biasa.
Upaya peningkatan kesehatan masyarakat pada kenyataannya tidaklah mudah seperti
membalikkan telapak tangan saja, karena masalah ini sangatlah kompleks. Untuk itu
penyebarluasan informasi kesehatan melalui pembinaan dan penyuluhan sangatlah penting
dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan dengan tujuan untuk

meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara optimal sesuai amanah yang tercantum
dalam UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009.
Angka kematian ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita
(AKABA), merupakan indikator status kesehatan masyarakat. Dewasa ini Angka Kematian
Ibu dan Angka Kematian Bayi di Indonesia masih tinggi jika dibandingkan dengan negara
ASEAN lainnya.
Di Kabupaten Sukabumi, jumlah ibu meninggal pada tahun 2012 sebanyak 76 orang dengan
persentasi tertinggi disebabkan karena eklampsia, perdarahan, dan infeksi. Adapun jumlah
bayi meninggal sebanyak 491 orang dengan persentasi tertinggi disebabkan karena BBLR.
Sementara Kematian Balita berjumlah 33 orang. Dan di tahun 2013 ini jumlah kematian ibu
sudah mencapai 31 orang.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk menurunkan kematian ibu, bayi baru lahir, bayi dan
balita. Antara lain melalui penempatan bidan di desa, pemberdayaan keluarga dan masyarakat
dengan menggunakan Buku Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA) dan Program Perencanaan
Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K), serta penyediaan fasilitas kesehatan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Dasar (PONED) di Puskesmas perawatan dan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) di Rumah Sakit.
Selain itu, upaya terobosan lain yaitu dengan program Jampersal (Jaminan Persalinan) yang
digulirkan sejak 2011. Program Jampersal ini diperuntukan bagi seluruh ibu hamil, bersalin
dan nifas serta bayi baru lahir yang belum memiliki jaminan kesehatan atau asuransi
kesehatan. Keberhasilan Jampersal tidak hanya ditentukan oleh ketersediaan pelayanan
kesehatan namun juga kemudahan masyarakat menjangkau pelayanan kesehatan disamping
pola pencarian pertolongan kesehatan dari masyarakat, sehingga dukungan dari lintas sektor
dalam hal kemudahan transportasi serta pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting.
Melalui program ini, pada tahun 2012 Pemerintah menjamin pembiayaan persalinan sekitar
2,5 juta ibu hamil agar mereka mendapatkan layanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan
bayi yang dilahirkan sampai dengan masa neonatal di fasilitas kesehatan. Program yang
punya slogan Ibu Selamat, Bayi Lahir Sehat ini diharapkan memberikan kontribusi besar
dalam upaya menurunkan kasus kematian ibu dan kematian bayi.
Dari kesemuanya ini tentu masyarakat pun harus cukup berperan aktif dalam mendukung
terhadap program yang telah diluncurkan oleh pemerintah melalui Kementerian Kesehatan
RI, khususnya dalam menurunkan AKI dan AKB ini, yaitu diantaranya;
1. Mendorong para ibu melakukan pemeriksaan kehamilan dan nifas pada Bidan atau petugas
kesehatan
lainnya;
2.
Mendorong
para
ibu
melahirkan
ditolong
oleh
petugas
kesehatan.
3. Mempersiapkan suami ibu hamil untuk mendukung kehamilan dan persalinan.
4. Mendorong diadakannya tabulin (tabungan ibu bersalin/biaya persalinan)
5.
Mempersiapkan
angkutan
bagi
ibu
hamil
atau
ambulan
desa.
6.
Mempersiapkan
calon
donor
darah.
7. Mendorong para ibu dan petugas kesehatan menggunakan Buku KIA sebagai sumber
informasi dan alat untuk pemeriksaan dan pencatatan kesehatan ibu dan anak.
8. Mendorong para ibu mengikuti Kelas Ibu Hamil dan Kelas Ibu Balita.
9. Membantu kesiagaan petugas kesehatan.

Dengan berbagai upaya strategis yang dilakukan mudah-mudahan kasus kematian ibu dan
kematian bayi akan bisa ditekan seefektif mungkin, khususnya di wilayah Kabupaten
Sukabumi.
(Visited 15.167 times, 36 visits today)

Anda mungkin juga menyukai