2/2011
Abstract
Hall plot is acurve that can be used to analyze the performance of injection wells through the method by making a curve
between the pressure at any given time multiplied by the cumulative injection volume given to the wells. With Hall plot can be
known how much the damage effects contained in the injection wells so that well testing which is lenghtly, time consuming,
and costly can be eliminated. In this study, Hall Plot curve is used to measure how much damage there isthe effect on the
production wells by analyzing the curve between the pressure of time under the well multiplied by the cumulative production
volume. The method used is to simulate the production well which has damage effect and to analyze by Hall Plot. The results
of this study was found that the Hall curve plots can be used on production wells and can be used to detect the formation
damage that occurs in the well.
Keywords: Hall Plot, sumur produksi, formation damage
1)
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Metode Hall mulai dilakukan untuk menganalisis
sumur injeksi air pada tahun 1963. Metode ini
berupa
pendekatan
secara
grafis
untuk
mengevaluasi kapasitas injeksi sumur. Secara
umum, kapasitas sumur injeksi sulit untuk
dievaluasi karena banyaknya variasi dari laju
injeksi dan tekanan. Untuk mengevaluasi
kemungkinan
adanya
plugging
ataupun
peningkatan injeksi biasanya dibutuhkan data-data
tekanan reservoir, viskositas air, dan densitas air.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka Hall
menunjukkan bahwa gradient dari kurva jumlah
tekanan kepala sumur dikalikan dengan waktu versus volume injeksi kumulatif dapat
memperlihatkan kapasitas sumur injeksi dan
gradient akan tetap bernilai konstan apabila
kapasitasnya tetap konstan. Persamaan yang
digunakan untuk menentukan gradient pada hall
plot adalah fungsi yang berasal dari berbagai
parmeter reservoir yang mana permeabilitiythickness(kapasitas) adalah yang paling penting.
Persamaannya adalah
(1)
69
TMNo.4/2009
mengetahui nilai skin factor atau formation damage
tanpa melakukan pengujian sumur.
Penelitian ini juga sangat membantu sebagai
metode untuk menentukan prosedur workover atau
treatment yang akan dilakukan pada sumur.
Sehingga diharapkan dengan adanya penelitian ini,
dapat menghemat waktu dan biaya yang
dibutuhkan untuk mengetahui efek damage pada
sumur.
70
(2)
(3)
Tm ~
(4)
)(
, )
(5)
Evaluasi Formation Damage dengan Menggunakan Hall Plot pada Sumur Produksi
atau
Tm =
(6)
Kavg =
Persamaan ini menjadi:
Tmavg = Tm2 =
(8)
ln
(9)
menjadi:
(
S=
ln
(10)
71
TMNo.4/2009
Tabel 1. Properti umum yang digunakan pada
model
Properti model reservoir
Nilai
Porositas
0,18
Permeability x
180 mD
Permeability Y
180 mD
Permeability Z
18 mD
Ukuran blok grid X
50 ft
Ukuran blok grid Y
50 ft
Ukuran blok grid Z
20 ft
Kedalaman puncak lapisan
5000 ft
Tabel 2. Properti fluida yang digunakan pada
model
Property fluida
Densitas minyak
54,643 lb/cuft
Densitas air
63,69 lb/cuft
Densitas gas
0,0506 lb/cuft
Tekanan referensi
3.118 psi
Bo @ tekanan referensi
1.2 rb/stb
Bw @ tekanan referensi
1 rb/stb
Kompresibilitas minyak
1,378e-05 psia-1
Kompresibilitas air
2,743E-06 psia-1
Viskositas
minyak
@tekanan referensi
1,1 cp
Viskositas air @tekanan
referensi
0,4 cp
Rs
354 scf/stb
Pb
2.000 psi
Kedalaman Datum
4.500 ft
WOC
5.300 ft
Untuk data karakteristik batuan dapat dilihat pada
Tabel 3 di bawah ini. Tabel 3 berikut berisikan nilai
permeabilitas relatif air dan minyak pada berbagai
harga saturasi.
Tabel 3. Nilai permeabilitas model
Sw
Krw
Kro
0.2
0
0.9
0.22
0
0.813
0.2925
0.0002
0.5446
0.365
0.0031
0.343
0.4375
0.0158
0.1985
0.51
0.05
0.1016
0.5825
0.1221
0.0429
0.655
0.2531
0.0127
0.7275
0.4689
0.0016
0.8
0.8
0
1
1
0
72
Evaluasi Formation Damage dengan Menggunakan Hall Plot pada Sumur Produksi
Hall Plot
80000
m2 = 0.223
BHP (psi)
60000
141,2
40000
m1 = 0.028.8
20000
ln(
3
)4+
= 0,01
141,2
ln
0
0
500000
1000000
1500000
b.
3
)4
3
ln( ) +
4
1128,66
3
ln( 0,5 )
4
ln(
( ,
Tm2 =
c.
( ,
)( . )
( ,
)( , )
= 1603,1 mD-ft/cp
)
,
( ,
= 201,28 mD-ft/cp
d.
Disini kita menggunakan asumsi ra = 2 ft
(
201,282 =
,
,
)
(
Maka,
= 40,285
e.
(1603,073 40,285)
2
= 53,77
ln
40,285
0,5
3
4+
1128,66
3
ln( 0,5 ) +
4
= 0.01
= 0.01
S2 = 690,221
Dari hal ini dapat diperhatikan bahwa skin yang
didapatkan bernilai positif juga, nilai ini
menunjukkan bahwa sumur memang benar
mengalami formation damage.
Besarnya nilai skin yang didapatkan dari analisis
dengan menggunakan Hall Plot dan dengan
menggunakan nilai PI terlihat berbeda cukup
signifikan. Hal ini dapat disebabkan adanya
perbedaan asumsi keadaan yang digunakan, bisa
saja sumur masih mengalami keadaan transient
pada saat tersebut. Dan juga dapat disebabkan
pengaruh karakteristik fluida yang seharusnya
berubah pada setiap perubahan tekanan.
Pada penelitian ini, fluida yang digunakan untuk
evaluasi ini hanya satu fasa saja yaitu fasa minyak.
Adanya fasa air kemungkinan dapat menyebabkan
seolah-olah terjadi skin pada daerah sumur karena
masuknya air dapat menghambat laju alir total
fluida. Adanya fasa gas dapat membuat kurva pada
hall plot menjadi tidak lurus-hal ini bisa dilihat
pada gambar kurva hall plot pada latar belakangkarena adanya efek gas tersebut yang mengisi poripori batuan terlebih dahulu.
73
TMNo.4/2009
2.
74
DAFTAR PUSTAKA
1. Hall, H. N., 1963. How to Analyze Waterflood
Injection Well Performance, World Oil 128130.
2. Hawe, D. E., 1976. Direct Aproach Through
Hall Plot Evaluation Improves the Accuracy Of
Formation Damage Calculations And Eliminate
Pressure Fall Of Testing, SPE paper 5985.
DAFTAR SIMBOL
= viskositas air, cp
= formation volume factor air, bbl/stb
= viskositas minyak, cp
= formation volume factor minyak, cp
= radius pengurasan, ft
= radius lubang sumur, ft
= radius zona damage, ft
k
= permeabilitas, mD
Tm
= transmissibilitas, mD-ft/cp
S
= skin factor