Manajemen Nyeri Pada Persalinan
Manajemen Nyeri Pada Persalinan
I.
Pengertian Nyeri
Nyeri adalah rangsangan tidak enak yang dapat menimbulkan rasa takut dan khawatir.
Nyeri juga sebagai keadaan penderitaan seseorang yang menderita nyeri atau kehilangan.
Suatu keadaan distress berat yang mengancam keutuhan seseorang.
Persalinan merupakan proses fisiologis yang selalu dihubungkan dengan penderitaan.
Nyeri pada persalinan bukanlah hal yang baru dikenal, tetapi sudah ada sejak jaman dahulu.
Tampaknya nyeri pada persalinan yang dirasakan wanita jaman dahulu tidak berbeda dengan
apa yang dirasakan oleh wanita jaman sekarang.
Dalam persalinan, nyeri yang timbul mengakibatkan kekhawatiran dan biasanya
karena tidak tahu akan proses yang terjadi yang menyebabkan orang menjadi takut dan stress.
Stress dalam persalinan menyebabkan produksi hormon stres naik sehingga mengakibatkan
pengurangan aliran darah ibu-janin. Bila nyeri pada persalinan dapat diatasi dengan baik,
maka menurut Falconer dan Powel (1982) hormon stress akan turun dan mengurangi
kebutuhan oksigen sampai 14 % (Sanguol, Fox & Houle).
Menurut catatan sejarah, manusia tidak henti-hentinya berusaha untuk mengurangi
dan menghentikan rasa nyeri pada persalinan. Berabad-abad lamanya persalinan dirasakan
sebagai pengalaman yang menyakitkan. Namun, Behan mengatakan antara lain dengan
adanya kemajuan kebudayaan maka persalinan akan semakin nyeri. Penelitian Ford
membuktikan bahwa pada masyarakat primitif persalinannya semakin nyeri dan sering lebih
lama. Demikan pula dengan penelitian Friedman dan Ferguson membuktikan bahwa sebagian
besar masyarakat primitif mengalami rasa nyeri pada persalinan. Golongan ini menganggap
rasa nyeri pada persalinan bukan merupakan proses persalinanya sendiri tetapi merupakan
hasil pengaruh sosial, budaya, dan faktor emosi.
Alasan lain yang dikemukakan oleh Dick-Read adalah bahwa tidak ada proses
fisiologis dalam tubuh yang menyebabkan rasa nyeridalam mempertahankan kesehatan. Hal
ini disanggah oleh Chertok yang menyatakan bahwa persalinan tidak dapat secara mutlak
dibandingkan dengan proses fisiologis lainnya.
II.
FISIOLOGI NYERI PERSALINAN
1. Selama kala I
Nyeri dihasilkan oleh dilatasi servik dan SBR, serta ditensi uterus.
a. Itensitas nyeri kala I akibat dari kontraksi uterus involunter.
b. Nyeri dirasakan dari pinggang ke perut.
c. Kualitas nyeri bervariasi.
d. Sensasi impuls dari uterus sinapsnya pada torakal 10, 11,12 dan lumbal 1.
e. Mengurangi nyeri pada fase ini dengan memblok daerah diatasnya.
Fase Transisi
a. Selama fase transisi sensasi nyeri dirasakan amat sangat.
b. Menunjukkan penurunan:
c. Penurunan kemampuan mendengar dan konsentrasi.
2.
a.
b.
c.
Selama Kala II
Nyeri diakibatkan oleh tekanan kepala janin pada pelvis.
Distensi struktur pelvis dan tekanan pada pleksus lumbosakralis.
Nyeri dirasakan pada:
Region L 2m bagian bawah punggung, dan juga pada paha dan tungkai.
Pada area vagina dan perineum
d.
e.
f.
g.
a.
b.
c.
d.
3. Intensitas Nyeri
Intensitas nyeri dibedakan menjadi:
a. Nyeri berat
b. Nyeri sedang
c. Nyeri ringan
Diukur bedasarkan skala bersifat subjektif dengan analog skala simple descriptive
skalagrafik, dengan rating skala lima kala intensitas nyeri:
0
: Tidak nyeri
1-2
: Nyeri ringan
3-5
: Nyeri sedang/Moderal
6-7
: Nyeri berat/Severe
8-10
: Nyeri sangat berat
4.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
III.
Klasifikasi Nyeri
Nyeri somatik superficial (nyeri pada kulit).
Nyeri somatik dalam.
Nyeri viseral (nyeri karena perangsangan organ visceral).
Nyeri alih.
Nyeri akut.
Nyeri kronis.
MEKANISME NYERI PADA PERSALINAN
c.
Faktor Psikologik
reaksi pasien terhadap rasa nyeri pada persalinan berbeda-beda. Hal ini antara lain
tergantung dari siakap dan keadaan mental pasien, kebiasaan dan budaya. Mengalihkan
perhatian seperti mendengarkan musik, bercakap-cakap sering digunakan untuk mengurangi
reaksi terhadap rasa nyeri.
V.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Relaksasi
Pemijatan/Massage
Kompres
Hipno terapi
Imajinasi terbimbing
Psiko profilaksis
2.
a.
b.
c.