Anda di halaman 1dari 10

KONSEP

ASUHAN
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
AKMAL HIDAYAT
AWWABIN CAHYANI
ERLIN
MUHAMMAD RIZKY FEBRIANSYAH
NUR ‘ISYA
POKOK BAHASAN
 PENGKAJIAN PASIEN DENGAN GAWAT
DARURAT
 MASALAH KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
 RENCANA TINDAKAN GAWAT DARURAT
 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
 EVALUASI TINDAKAN GAWAT DARURAT
 DOKUMENTASI KEPERAWATAN GAWAT
DARURAT
PENGKAJIAN PASIEN DENGAN
GAWAT DARURAT

• Standart : Perawat gawat darurat harus melakukan


pengkajian fisik dan psikososial di awal dan secara
berkelanjutan untuk mengetahui masalah keperawatan
klien dalam lingkup kegawatdaruratan.

 Keluaran : Adanya pengkajian yang


terdokumentasi untuk setiap klien gawat darurat.

 Proses :Pengkajian merupakan pendekatan


sistematik untuk mengidentifikasi masalah
keperawatan gawat darurat. Proses pengkajian
dibagi dalam dua bagian yaitu pengkajian
primer dan pengkajian sekunder.
PENGKAJIAN
 Pengkajian Primer
Pengkajian cepat untuk mengidentifikasi dengan segera masalah actual/potensial dari
kondisi life threatening (berdampak terhadap kemampuan pasien untuk mempertahankan
hidup).
1. Airway (jalan nafas) dan control vertical (khusus pasien trauma)
2. Breathing (ventilasi)
3. Circulation dan hemorrhage control
4. Disability
5. Exposure control
 Pengkajian Sekunder
Pengkajian sekunder dilakukan setelah masalah airway, breathing, dan
circulation yang ditemukan pada pengkajian primer diatasi. Pengkajian sekunder
meliputi pengkajian objektif dan subjektif dari riwayat keperawatan (riwayat
penyakit sekarang, riwayat penyakit terdahulu, riwayat pengobatan, riwayat
keluarga) dan pengkajian dari kepala sampai kaki.
MASALAH KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Diagnosa keperawatan dibuat sesuai dengan urutan masalah, penyebab,
dan data (problem, etiologi, symptoms/PES), baik bersifat actual maupun
resiko tinggi. Prioritas masalah ditentukan berdasarkan besaranya ancaman
terhadap kehidupan pasien atau pun berdasarkan dasar/penyebab timbulnya
gangguan kebutuhan klien.

Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi pada gawat daurat meliputi:


1. Bersihan jalan nafas yang tidak efektif
2. Pola nafas yang tidak efektif
3. Gangguan pertukaran gas
4. Penurunan curah jantung
5. Gangguan perfusi jaringan perifer
6. Gangguan perfusi jaringan serebral
7. Nyeri akut
8. Gangguan volume cairan : kurang dari kebutuhan atau lebih dari kebutuhan
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT

Rencana tindakan keperawatan gawat


darurat terdiri dari:
 Observasi (pemantauan/ monitor)
 Mandiri
 Edukasi
 Kolaborasi
IMPLEMENTASI
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Standar praktik ENA yang berkaitan dengan
implementasi menyatakan,perawat gawat darurat
harus mengimplementasikan rencana perawatan
berdasarkan data pengkajian, diagnosis keperawatan
dan diagnosis medis
EVALUASI TINDAKAN
GAWAT DARURAT
Evaluasi dapat dilakukan berdasarkan tingkat
kegawat daruratan klien : 1, 5, 15, 30 menit, atau
1jam sesuai dengan kondisi klien. Konsep
penanganan pasien dengan kegawat daruratan
harus dapat di tangani hanya dalam 2 – 6 jam.
Evaluasi mencakup :
 Evaluasi proses : mengulang langkah-langkah
yang menyangkut kegiatan saat proses triage
seperti respons time, lalu lintas pasien,
ketepatan dan kelengkapan dokumentasi serta
untuk menuliskan prosedur, kebijakan, dan
protokol.
 Evaluasi hasil : mengulang pengkajian pasien,
ketepatan dalam keputusan di triage, rujukan,
dan keputusan pasien.
DOKUMENTASI
KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
Prinsip pendokumentasian adalah memperhatikan
kemudahan, kecepatan pencatatan dan dilakukan secara
cepat dan tepat.

Bentuk dokumentasi askep gawat darurat:


 Grafik/flow shett : untuk catatan data observasi/
monitoring yang dicatat berulang-ulang.
 Rencana catatan keperawatan : sebaiknya
menggunakan chek list dan komputerisasi
 Catatan pengobatan yang diberikan/ direncanakan
 Lembaran untuk pemeriksaan diagnostic/ penunjang
 Laporan kegiatan spesifik
 Rencana pulang : (follow up care,rujukan).
Thank You
FOR YOUR ATTENTIONS

Anda mungkin juga menyukai