Anda di halaman 1dari 7

KUTIPAN DAN LAPORAN

OLEH:
A. Harits Tampubolon
Cira Resmi Dewanti
Denada Florencia Leona
Denisa Alfadilah
Fitri Amelia Rizki
Intan Ekaverta
Megi Rantau Loyalne Samalinggai
Mhicya Utami Ramadhani
Nurul Husna Muchtar
Ranny Anneliza
Rizki Audita

1210312113
1210313050
1210312125
1210312026
1210213065
1210313070
1210319003
1210313064
1210312117
1210313056
1210312019

Diajukan untuk memenuhi tugas perkuliahan bahasa Indonesia I

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2012

KUTIPAN DAN LAPORAN


1. Pendahuluan
Umumnya, kutipan banyak digunakan oleh penulis dalam menulis
karyanya, baik itu karya ilmiah maupun semi ilmiah. Meskipun timbul
banyak gagasan atau pemikiran sendiri dalam menulis, mengutip sumber
seakan tidak dapat dihindari. Namun, mengutip terlalu banyak dapat
menyeret seorang penulis dengan tuduhan telah melakukan plagiatisme.
Sebaliknya, tidak mengutip sama sekali akan membuat karya tulis itu
dipertanyakan keilmiahan dan keorisinalannya. Mengutip sumber lazim
dilakukan oleh penulis dalam setiap karya tulis ilmiahnya.
Sementara itu, laporan juga umum digunakan dan ditulis oleh
penulis. Menulis laporan pada dasarnya adalah menulis hasil akhir dari
suatu kegiatan, baik ilmiah maupun kegiatan rutinitas kantor ataupun
perkuliahan. Laporan yang ditulis harus memuat informasi sedetail
mungkin, sehingga pembaca dapat mengerti dan memahami laporan
yang ditulis tersebut. Oleh karena itu, dari kedua hal di atas, dapat
dikemukakan beberapa masalah berikut, di antaranya:
1.1 Apa itu kutipan?
1.2 Apa saja jenis-jenis kutipan tersebut?
1.3

Apa itu laporan?

1.4 Apa saja bentuk-bentuk laporan?


1.5 Bagaimanakah struktur laporan yang formal?

2. Pembahasan
2.1 Pengertian Kutipan
Kutipan adalah peminjaman pendapat dari
atau ucapan dari

orang

seorang pengarang

yang terkenal, baik

dari buku

maupun majalah, surat kabar, dan laporan


penelitian (sumber tertulis) maupn sumber lisan yang disampaikan
berupa pidato,

ceramah,

kuiah,diskusi,

dan

Kutipan biasanya digunakan untuk menunjang

lain-lain.

pendapat dari

penulis.
Bahan-bahan yang dimasukkan dalam sebuah kutipan adalah
bahan-bahan yang

tidak

atau

belum

menjadi

pengetahuan umum dan hasil-hasil penelitian terbaru dan


pendapat-pendapat

seseorang

pendapat umum. Jadi,

yang

tidak

pendapat

atau

belum

pribadi

tidak

menjadi
perlu

dimasukkan sebagai kutipan. Dalam mengutip juga


harus dicantumkan sumbernya. Hal itu dilakukan untuk memberikan
penghormatan

kepada orang

yang pendapatnya yang

dikutip dan sebagai pembuktian akan

kebenaran

kutipan tersebut.
2.2 Jenis-jenis kutipan
2.2.1 Kutipan Langsung (direct quotation)
Kutipan langsung (direct quotation) adalah kutipan hasil
penelitian,

hasil karya atau pendapat orang

lain yang penyajiannya sama persis


dengan teks aslinya (yang dikutip). Dalam merujuk sumber kutipan di
teks utama, sebutkan referensinya dengan menulis nama
pengarang, tahun
halamannya.

penerbitan,

dan

nomor

a. Jika jumlah kutipan tidak lebih dari tiga baris, kutipan


tersebut diketik dengan jarak dua spasi dan diberi tanda
petik.
Contoh: Ratnawati (2006:148) menegaskan bahwa "Hasil
pemilu

1999 dan pemilu 2004 secara

gamblang menunjukkan
bahwa PDI-P leading di Kabupaten Bantul."

b. Jika jumlah kata kutipan lebih dari tigabaris, kutipan diketik


pada

garis baru, sejajar dengan alinea baru, berjarak

satu spasi, dan tanpa

tanda petik.

Contoh:
Menurut Miriam Budiardjo (1992:4-5), dalam pemilu yang
menggunakan

sistem distrik:
negara dibagi dalam sejumlah besar distrik pemilihan

(kecil) yang

kira-kira

sama

jumlah

penduduknya. Jumlah penduduk distrik


berbeda dari satu negara ke negara lain, misalnya di Inggris jumlah
penduduknya kira-kira 500.000 orang dan India lebih
dari 1 juta

orang. Karena satu distrik

hanya berhak atas satu wakil, maka calon


yang memperoleh suara pluralitas (suara terbanyak) dalam
distriknya menang.
c. Jika kutipan memakai bahasa asing, kutipannya ditulis
dalam huruf miring.

Contoh:

Berkenaan
mengatakan

dengan

peradaban,

Huntington

(1996:303)

sebagai berikut:

The overriding lesson of the history of civilization,


however, is that

many things are probable but nothing is

inevitable. Civilizations can

and have reformed and renewed

themselves.The central issue for the

West

quite apart from any external challenges, it is

is

whether,

capable

of

stoping and reversing the internal processes of decay.Menurut


Sartori (dalam Gaffar 1992:37), [t]he hegemonic

party

system neither allows for a formal nor a defacto competition


for

power. Other parties are permitted to exist, but as

second

class,licensed parties.

d. Jika mengutip bukan dari buku/sumber aslinya, melainkan


dari pengarang

lain (mengutip sebuah kutipan), maka tambahkan

kata dalam ketika

menyebut referensinya.

Contoh: Afan Gaffar menulis sebuah buku dan di dalam


bukunya ia

mengutip

skripsi kemudian mengutip

pendapat

Giovanni

Sartori;

penulis

pendapat Sartori yang terdapat dalam

buku Gaffar tersebut; maka

penulisan

referensinya

adalah

sebagai berikut:
Menurut Sartori (dalam Gaffar 1992:37), [t]he hegemonic
party system

neither

allows

for

formal

nor

defacto

competition for power. Other parties are permitted to exist, but as


second class, licensed parties.
Atau:
Seorang

pakar

perilaku partai politik,

ilmu

politik,

yang

banyak

mengamati

mengatakan bahwa [t]he hegemonic party

system neither allows for a

formal nor a defacto competition for

power. Other parties are permitted to

exist, but as second class,

licensed parties (Sartori, dalam Gaffar 1992:37).


2.2.2

Kutipan tidak langsung (indirect quotation)


Kutipan tidak langsung (indirect quotation) merupakan kutipan

hasil penelitian, hasil karya, atau pendapat orang lain yang


penyajiannya tidak sama

dengan

menggunakan bahasa atau kalimat

teks

aslinya,

melainkan

penulis/peneliti

Dalam pengutipan ini, sumber rujukan harus

disebutkan,

dengan nomor halaman atau tanpa nomor halaman.

sendiri.
baik

Terdapat dua jenis kutipan tidak langsung atau ada dua cara
dalam mengutip secara tidak langsung, yaitu:
a. Dengan meringkas, menyimpulkan, atau merujuk pokokpokok

pikiran orang lain.


Contoh: Penyusun skripsi yang meringkas atau merujuk

pokok-pokok

pikiran

(pendapat)

Huntington

tentang gelombang demokratisasi di

dunia ini

dalam bukunya The Third Wave of Democratization:


Gelombang demokratisasi yang ada di dunia ini
bisa dibagi

menjadi

tiga

periode,

yakni demokratisasi gelombang pertama


yang berlangsung antara 1828-1926, demokratisasi gelombang
kedua

yang

terjadi

antara

demokratisasi

1943-1962,

gelombang

dan
ketiga

yang dimulai dari tahun 1974 sampai


tahun1990-an (Huntington 1991). Mengingat sekarang masih
banyak rezim-rezim otoriter, apakah akan ada
gelombang

demokratisasi keempat?

b. Dengan melakukan parafrase, yakni pengubahan struktur


atau susunan

kalimat aslinya menjadi kalimat lain

tanpa mengubah isi atau subtansi

kalimat

atau

alinea.
Contoh:
Kalimat asli yang dibuat oleh Miriam Budiardjo:
Berkenan dengan sistem pemilu, Miriam Budiardjo
mengatakan: Pada

umumnya

pemilu, masing-masing dengan


Dalam

sistem

distrik,

kita

kenal

dua

beberapa

satu

wilayah

sistem

variasinya.
(yaitu

distrik

pemilihan) memilih satu wakil tunggal (single-member


constituency)

atas

dasar

pluralitas

Dalam system proporsional, satu

(suara

wilayah

pemilihan) memilih beberapa wakil (multi-

terbanyak).

(yaitu

daerah

member

contituency), yang jumlahnya ditentukan atas dasar rasio,


misalnya 400.000 penduduk (Budiardjo 1982:4)
Kalimat paraphrasenya:
Sistem distrik dan sistem proporsional adalah dua jenis
sistem pemilihan umum yang paling populer, yang masing-masing
sistem ini memiliki

variannya

distrik, jumlah pemenangnya

sendiri-sendiri.
yang

parlemenadalah satu orang, sedangkan

akan

Dalam

menjadi
dalam

sistem

wakil

di

sistem

proporsional jumlah wakil yang akan mewakili suatu daerah


pemilihan adalah beberapa orang sesuai dengan proporsi
perolehan suaranya (Budiardjo 1982:4).
2.3 Pengertian Laporan

Anda mungkin juga menyukai