Sistem Politik Dan Pemerintahan Jepang
Sistem Politik Dan Pemerintahan Jepang
Pendahuluan
Dalam mencapai tujuan negara, setiap neagra mempunyai tata cara tertentu yang tidak
sama (berbeda) dengan negara lainnya. Tata cara tersebut, antara lain tercermin dalam sistem
politik dan sistem pemerintahan, yang di dalamnya terdapat suasana kehidupan politik negara
tersebut. Dari kedua sistem ini dapat dilihat pula bagaimana kebijakan suatu negara itu dibuat.
Sejak berakhirnya perang dunia II, perkembanagn suasana kehidupan politik dan
sistem politik di Jepang mengalami beberapa fase perubahan, yaitu secagai berikut :
-
Period 1 (the period of the Occupation and political realignment just after the
war): 1945to the early 1950s.
Period 2 (the period of the one and a half party system): the early 1950s, whwn
Japan regained independece. But a better choice is 1955, when conservative
parties merged, as dd the socialist parties, establishing the so called 1955 system
are one and a half party system.
Period 3 (the priod of conservative resurgence): from the late 1970s on. The
beginning of thes period was marked by a resurgence of the conservative party,
which could be observed in in opinion surve data or in 1980 in the national
elections return. (Kozo Yakamura dan Yasukitche Yasuba, 1987:55-56).
Pada periode kedua dapat pula disebut sebagai periode pertumbuhan ekonomi yang
pesat (the period of rapid economic growth). Hal ini disebabkan pada tahun 1960-1n
terjadi rapid economic growth (pertumbuhan ekonomi yang pesat), di samping itu
terjadi pula upaya untuk menginterprestasikan pasal 9 Konstitusi 1949, sehingga
Jepang boleh mempunyai pasukan bela diri, adanya revisisecurity treaty, di mana
Jepang dilindungi Amarika Serikat . Suasana kehidupan politik yang tercermin dalam
sistem politik dan sistem pemerintahan suatu negara, dapat dilihat dalam
UUD/Konstitusi negara tersebut (bila negara itu mempunyai UUD/Konstitusi). Oleh
karena itu, sistem politik dan sistem pemerintahan Jepang dapat dilihat dalam
UUD/Konstitusi terbaru
mengandung tiga (3) prinsip pokok, yaitu : (periksa. Kishomoto Koichi, 1988: 42-44).
1. Kedaulatan rakyar dan Peranan Kaisar sebagai simbol (popular souvereignity and
the simbolic role of the emperor.
2. Suka perdamaian (pacifism),
Keadaan partai politik Jepang memang mempunyai karakteristik yang unik, yang berbeda
dengan sistem kepartaian di negara industrilainnya seperti Amerika. Misalnya keberadaan
partai konservatif (LDP) tidak berdasarkan keanggotaan organisasi dalam partai tetapi
berdasarkan koalisi faksi-faksi (habatsu). Mengenai sebab-sebab LDP mendominasi suasana
kehidupan politik dan pemerintah Jepang, akan dibahas pada bagian tersendiri.
Golongan kepentingan (interest group) di Jepang, antara lain ialah kelompok perusahaanperusahaan besar Jepang atau kelompok Big Business . Ada empat (4) asosiasi bisnis
(business associations) khusus yang terutama / penting di Jepang, yaitu Keidanren
(Federation of Economic Organizations), Nisho (Japan Chamber of Commerce and Industry),
Keizai Doyukai (japan Committee for Economic Development), dan Nikkeiren (Federation of
Employeres Organization). Di samping itu terdapat pula organisasi perusahaan swasta (yang
bersifat prifat), yaitu Keiretsuka (semacam perusahaan yang mempunyai anak-anak
perusahaan pembuat komponen), misalnya Mitsui group atau Mitshubishi group.
Organisasi/asosiasi asosiasi tersebut dapat dimasukkan sebagai interest asosiasi, yang
mempunyai pengaruh dalam pembuatan kebijaksanaan di bidang bisnis dan industri Jepang.
Karena situasi dan kondisi politik di Jepang (tempat interest group tersebut hidup dan
berkembang ), maka interset group bisa berubah menjadi pressure group (golongan penekan),
yaitu golongan yang bisa memaksakan kehendaknya kepada pihak penguasa. Sehingga
kelompok Big Bussines tersebut dapat disebut sebagai golongan penekan (walau mungkin
pada mulanya tidak ditujukan menjadi golongan penekan), sebab kelompok tersebut (infra
struktur politik) dalam pelaksanaan SISTEM POLITIK Jepang dapat mempengaruhi supra
struktur politik (khususnya pemerintah/eksekutif/cabinet) dalam pengambilan keputusan atau
pembuatan kebijakan. Hal ini akan tampak pada policy making process yang nanti akan
dibahas tersendiri.
Tokoh-tokoh politik (political figure) Jepang yang mempunyai peran penting ialah mereka
yang tergabung dalam partai
sampingtujuga mereka yang berkecimpung dalam big business. Tokoh-tokoh politik yang
berkecimpung dalam salah satu partai politik tertentu dapat pula mengadakan hubungan
dengan negara lain (antar partai), lebih lebih pada negara yang tidak mempunyai hubungan
diplomatik dengan Jepang.
Dalam kaitannya dengan diplomasi kebudayaan, ada organisasi yang dilibatkan, yaitu
Japan Foundation, sebagai pembantu menteri luar negeri (didirikan pada tahun 1972).
Lembaga ini mengurus masalah tukar menukar artis, sarjana, organisasi dosen, dan misi-misi
kebudayaan lainnya.
Satu komponen Infra Struktur politik, yang sangat penting sekali dalam sistem politik
Jepang ialah Media Komunikasi Politik (media Political Communication). Media ini meliputi
media cetak (yang berupa majalah-majalah dan koran) dan media siaran (yang berupa radio
dan televisi).
Media cetak merupakan media yang mempunyai peran penting dalam pembuatan
kebijakan Jepang, dibandingkan dengan media cetak inilah dapat dikomunikasikan pendapat
para pakar, para tokoh politik, dan pendapat para anggota masyarakat lainnya, yang
pendapatnya/gagasannya tidak bisa/belum tersalurkan lewat faksi maupun partai. Di samping
itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan untuk mengkomunikasikan kejelekankejelekan para tokoh politik, dan pendapat para pakar, para tokoh politik, dan pendapat para
anggota masyarakat lainnya, yang pendapatnya/gagasannya tidak bisa/belum tersalurkan
lewat faksi maupun partai. Di samping itu, melalui media cetak juga bisa pula digunakan
untuk mengkomunikasikan kejelekan-kejelekan para tokoh politik lantaran suatu skandal
sex/korupsi/suap. Melalui media cetak ini pulalah, program partai/faksi/pemerintah/organisasi
masyarakat dan kejadian-kejadian dalam negeri maupun luar negeri dikomunikasikan kepada
masyarakat (dimasyarakatkan). Informasi-informasi yang berasal dari media media tersebut
merupakan input/masukan yang penting dalam pembuatan kebijakan Jepang.
Factions dalam Kishimoto Koichi, 1988 ;100). Masing-masing faksi tersebut, faksi yang
selalu tetap aktif sepanjang periode ialah faksi Nakasone.
Kekuatan Faksi-faksi LDP dalam Parlemen dapat dilihat pada tabel berikut ini :
House of
House of consillors
Total
Respresentative
Takeshita
70
44
114
Miyazawa
61
28
89
Nakasone
62
25
87
Abe
58
28
86
Komoto
25
31
Nikaido
12
15
Neutral
12
Independent
10
11
Total
302
143
445
Tanaka
pendaftarandari kelompok konservatif yang indelendent. Pada akhir tahun 1987, LDP selalu
menduduki mayoritas kursi di kedua kamar Diet. Dalam tiga kali pemilihan umum, yaitu pada
masa kabinet Ohira I (1979), masa kabinet Nakasone I (1983), sejumlah calon LDP berhasil
menduduki mayoritas dan partai dapat memperoleh mayoritas kursi Diet. Kemudian pada
masa kabinet Kishi kabinet Ikeda, dan Satto kabinet, LDP memperoleh lebih 60% dari kursi
di House of Representative. Tetapi sejak pelantikan Nakasone, hanya sekedar 50 sampai 55%.
Dalam pemilihan bersama (Majelis Tinggi dan Majelis Rendah) tahun 1986, LDP memimpin
dan memperoleh 60% suara.
Distribusi kursi Parlemen pada tanggal 23 Desember 1987 secara keseluruhan ialah
sebagai berikut:
House Consillors
302
143
86
42
Komeito
57
24
Democratic Sosialist
29
12
27
16
Shinsei Group
24
Daini in Clup
Independent
Vacant
Jumlah
512
232
dengan blok barat, terutama Amerika Serikat, misalnya pada tahun 1960
1. Adanya program partai yang jelas dan selalu disesuaikan dengan perkembangan jaman
2. Adanya dukungan dari para anggotanya, yang terdiri dari para birokrat, para petani,
para kelompok bisnis/pengusaha, serta adanya kekompakan anatar faksi dalam
memperjuangkan tujuan/program LDP.
3. LDP selalu menang mutlak dalam pemilihan umum, karena :
a. Isu yang menjatuhkan LDP tidak ada, misalnya adanya dplomasi Nakasone,
perlakuan terhadap wanita (SEX)
b. Issu pialang (perdagangan saham) tidak dapat menjatuhkan LDP.
Walaupun ada isu yang tidak baik terhadap LDP, tetapi tetap menang dalam pemilu,
sebab pemilu menggunakan sistem disstrik) tersebut, faksi mempunyai peranan yangsangat
penting sekali, sebab faksi mampu menjamin hubungan antara partai dengan para
pemilih(yang tidak lain para pendukung faksi). Dalam pemilihan umum (anggota Diet) ini,
para calon anggota Diet dari LDP dalam Distrik yang sama saling bersaing satu sama lain
untuk merebut kursi parlemen
mengandalkan semata-mata pada dukungan partai tetapi harus mencari dukungan dari faksifaksi dan kelompok-kelompok perseorangan/individu. Dengan demikian, adanya sistem
distrik dan faksi-faksi dalam tubuh LDP merupakan alat permainan untuk mempertahankan
dan meningkatkan dominasi LDP (sebagai partai konservatif) dalam Diet.
Di samping itu, LDP selalu dilibatkan secara aktif dalam mekanisme pembuatan
kebijakan. Bagi LDP, ini bukanlah hal yang memebratkan, sebab dalam tubuh LDP
mempunyai alat perlengkapan tentang pembuatan kebijakan (policy-making), yang dipusatkan
pada Policy Research Councl (secara resmi di Inggris dikenal sebagai Policy Affairs
Research Council) dan General Council (secara resmi sebagai Executive Counsil0. LDP
juga mempunyai alat perlengkapan, yang disebut Diets Affairs Committe.
Secara luas pengaruh birokrasi pemerintah Jepang dilengkapi dengan pengaruh LDP
dalam beberapa hal birokrasi. Hubungan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
-
First , snce Yosida era the LDP has tended to field a large numer of former bureaucrats
in Diet elections.
Second, during the LDPs 30 old years in powers the bureaucracy has adapted it self
to the party and strenghened ties with its politicians.
Thierd, as seconde generation Diet members, many of them former bureaucrats, have
gained specialized knowledge of policy issues, they have tended to coalesse into so-called
Diet cliques linked to specific goverment agencies and to corresponding interest groups. Theis
10
trend hass had the encouraging un healthy ties with industry. It has also further distanced the
opposition parties from the policy making process (Koichi, 1988: 106).
Susunan The LDP Policy Research Council terdiri dari seorang anggota ketua, tujuh
wakil ketua, 23 anggota Policy Deliberation Commission, 17 divisi, dan dosen-dosen dari
komite khusus (special communittees) dan komite riset (research commissions). Masingmasing divisi selalu mengadakan hubungan dengan Diet, terdiri dari seorang Direktur,
beberapa deputy direktur, dan sejumlah anggota tidak tetap. Komite khusus dan komite riset
bertugas mengadakan penyelidikan dan memberi pertimbangan-pertimbangan mengenai
macam-macam topik, seperti perbaikan pajak, gempa bumi dan sebagainya.
Susunan the LDP General Councilterdiri dari 40 anggota , dan dipimpin oleh
seorang ketua (yang juga sebagai pejabat penting di partai). Bertugas memberi petunjuk dan
pertimbangan mengenai manajemen partai. Dalam hal pembuatan kebijakan, General Council
ada di bawah Policy Research Council.
Setiap tindakan penting pemerintah, seperti undang-undang yang berasal dari
parlemen, anggaran belanja negara, pembuatan traktat atau keputusan kebijakan luar negeri,
yang ditangani menteri atau lembaga lainnya, harus memperoleh persetujuan dari LDP Policy
Research Council. Kadang-kadang untuk memutuskan /mengadili masalah-masalah yang vital
/sentitif, diputuskan oleh pimpinan partai atau tiga pejabat utama partai(sekretaris jenderal,
ketua Policy Research Council dan ketua General Council). Namun demikian, untuk kasus
seperti itu, biasanya dibicarakan dengan Policy Research Council division. Keputusan yang
dibuat biasanya ditandatangani oleh General Council. Inilah salah satu peran penting LDP
dalam pembuatan kebijakan /keputusan pemerintah Jepang.
Sistem pemerintahan Jepang
Membicarakan sistem pemerintahan (dalam arti luas) suatu negara berarti
membicarakan hubungan antar sub-sistem pemerintahan, yang meliputi semua lembagalembaga negara atau alat-alat perlengkapan negara yang ada pada suatu negara itu, untuk
mencapai tujuan tertentu (tujuan negara) misalnya hubungan antara lembag-lembaga
eksekutif, legislatif dan yudisiil. Sedangkan sistem pemerintahan dalam arti sempit, hanya
membicarakan hubungan antar lembaga eksekutif dan lembaga legislatif dalam suatu negara.
Dengan demikian membicarakan sistem pemerintahan Jepang (dalam arti luas) berarti
membicaraka hubungan antar organ-organ negara atau lembaga-lembaga negara yang ada di
Jepang (dalam supra struktur politik), yaitu antar :
1. Lembaga Eksekutif (Executive), yaitu Cabinet (Dewan Menteri) yang dimpin oleh
Perdana Menteri.
11
Execcutive
Cabinet
People
Souverinigty
C
Judiciary Supreme Court
D
Penjelasan :
a. Kabinet dapat membubarkan Parlemen (tetapi hanya Majelis Rendah/House of
Councellors).
b. Parlemen mengangkat/menunjuk Perdana Menteri (harus orang sipil dan harus dari
anggota Parlemen /Diet)
c. Mahkamah Agung mengawasi Kabinet dalam melaksanakan Konstitusi 1947
d. Kabinet menunjuk Ketua Mahkamah Agung dan Hakim Agung
12
Kesimpulan
Suasana kehidupan politik Jepang memunyai ciri khas tertentu, yang berbeda dengan
negara-neagra demokrasi lainnya. Hal ini tampak pada sistem politik, sistem pemerintahan,
dan adanya dominasi LDP dalam kehidupan politik dan pemerintahan Jepang.
Daftar Pustaka
Anonim. The Constitution of Japan of 1947.
Kishimoto Koichi. 1988. Politics in Modern Japan Development and Organization. Third
Edition. Tokyo : Japan Echo Inc.
13
Kozo Yamamura and Yasukichi Yasuba.1987. The Political of Japan. Volume 1 The
Domestic Transformation. California : Stanford University Press.
Reinhard Drifte. 1989. Japans Foreign Policy, New Tork : Council on Foreign Relations
Press.
Steven K. Vogel. 1989. Japanese High Technologi, Politics, and Power. Calofornia: Regents
of the University of California.