PROPOSAL USAHA
Program Mahasiswa Wirausaha
Universitas Gadjah Mada 2011
Judul Usaha
(09/281514/PN/11578)
(07/257285/PN/11224)
Fathin Nabihaty
(09/289339/PN/11891)
Fakultas Pertanian
Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta
2011
Center for Entrepreneurship Development (CED) UGM
2. Bidang Usaha
3. Jenis Produk
4. Alamat Perusahaan
5. Nomor telepon
6. Alamat email
: gendhis.ganis@gmail.com
7. Situs web
8. Mulai berdiri
: Juni 2011
http://gendhisganis.blogspot.com/
Nama
2.
Jenis Kelamin
: Perempuan
3.
4.
NIM Lengkap
: 09/281514/PN/11578
5.
Jurusan/ Fakultas
: Budidaya Pertanian/Pertanian
6.
Alamat
7.
No telp / HP
8.
: zesy.yer.sona@gmail.com
9.
b. Anggota
1.
Nama
2.
Jenis Kelamin
: Laki-laki
3.
4.
NIM Lengkap
: 07/257285/PN/11224
5.
Jurusan/ Fakultas
: Budidaya Pertanian/Pertanian
6.
Alamat
7.
No telp / HP
8.
: orinti_st_13@yahoo.co.id
9.
: Manajer Produksi
b. Anggota
1.
Nama
: Fathin Nabihaty
2.
Jenis Kelamin
: Perempuan
3.
4.
NIM Lengkap
: 09/289339/PN/11891
5.
Jurusan/ Fakultas
: Budidaya Pertanian/Pertanian
6.
Alamat
7.
No telp / HP
8.
: fathinnabihaty@yahoo.com
9.
: Manajer Pemasaran
3. Executive Resume
Nucifera Agri Jaya merupakan perusahaan agribisnis off farm yang
didirikan pada bulan Juni 2011. Perusahaan ini bergerak dalam usaha
pemasaran gula kelapa kelas standar (non-organik) dan gula kelapa kelas
organik berfortifikasi iodium dan vitamin A (dalam proses). Visi dan misi
perusahaan ini adalah sebagai berikut :
a. Visi Perusahaan
Menjadi perusahaan besar dalam bidang agribisnis yang mendukung
ketahanan pangan nasional dan pemenuhan kebutuhan pangan dunia.
b. Misi Perusahaan (2011-2015)
- Memproduksi gula kelapa organik berkualitas dan bernilai gizi tinggi,
- Memenuhi kebutuhan pangan lokal dan nasional untuk mendukung
program katahanan pangan nasional,
- Memberikan pelayanan prima dalam aktivitas perekonomian sektor
industri dan perdagangan gula kelapa.
Nucifera Agri Jaya yang belum diresmikan pendiriannya melalui akta
notaris ini mempunyai nilai aset sebesar Rp.17.850.000,00. Perusahaan ini
belum mempunyai nilai penjualan per bulan/per tahun yang pasti dari segi
nominal, karena tidak setiap minggu ada pemesanan.
Potensi marketing di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta yang khas
dengan perkembangan berbagai industri kuliner bercita rasa manis,
kebutuhan industri obat-obatan, kosmetik, dan kebutuhan rumah tangga yang
belum semuanya mampu dipenuhi oleh produsen gula kelapa lokal (dari
wilayah DIY), menjadikan pengelola perusahaan optimis bahwa bisnis ini
dapat dijalankan dengan rencana pengembangan usaha melalui sistem
retailing dan konsinyasi.
Melalui bantuan modal usaha dari PMW UGM 2011, proyeksi/nilai
penjualan di bulan-bulan awal usaha ini dijalankan ditargetkan mencapai 1 ton
per minggu dengan nominal Rp. 9.000.000,00 s.d. Rp. 10.500.000,00 atau
setara Rp. 36.000.000,00 s.d. Rp. 42.000.000,00 per bulan untuk prediksi kurs
jual gula kelapa Rp. 8.700,00/kg s.d. Rp. 9.500,00/kg di bulan Juli dan total
penjualan yang mencapai 4 ton.
Saat business plan ini dibuat, harga gula kelapa di tingkat pengecer
sudah mencapai Rp. 10.000,00/kg s.d. Rp.12.000,00/kg. Mendekati bulan
ramadhan dan hari raya idul fitri, harga gula kelapa per kilo mengalami
kenaikan, sehingga diprediksikan nilai jual gula kelapa pada bulan tersebut
meningkat.
Kebutuhan dana untuk usaha ini mencapai Rp. 321.000.000,00/tahun
atau Rp. 26.750.000,00 per bulan dengan target volume penjualan sebesar 3
ton per bulan di awal memulai bisnis. Sumber dana berasal dari modal pribadi
Rp. 1.000.000,00 (3,74%), modal investor Rp. 2.400.000,00 (8,98 %), dan
dana pinjaman (modal tambahan dari dana PMW UGM 2011) sebesar Rp.
23.350.000,00 (87,29%). Dana ini direncanakan akan digunakan sesuai
dengan perincian kebutuhan dana bulanan (variable cost) untuk produksi gula
kelapa organik, pembelian stok gula kelapa non organik dari produsen gula
kelapa atau pengumpul, biaya sewa outlet, sewa tempat produksi, biaya
administrasi, gaji karyawan, transportasi barang, promosi produk, dan
perawatan aset (biaya penyusutan).
Sehubungan dengan rencana pengembalian dana pinjaman dari PMW
UGM pada bulan Februari 2012, perusahaan menargetkan penyimpanan
dana cadangan mulai dari bulan pertama pengembangan usaha ini dijalankan
sebagai langkah antisipatif agar pengembalian dana berjalan lancar dan tidak
membebani kedua belah pihak (perusahaan dan penyedia dana pinjaman dari
PMW UGM 2011). Untuk bulan-bulan berikutnya, menyesuaikan aturan yang
ditetapkan PMW UGM sebagai penyelanggara program.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Jenis
Perusahaan
Industri
berbahan
baku bambu
Gula kelapa
Gula Aren
Klanthing,
Keripik
Ketela
Mebel kayu
JUMLAH
Jumlah
Perusahaan
(unit usaha)
Tenaga
Kerja
(orang)
Pemasaran
5640
Jumlah
Investasi
(juta
Rupiah)
794,4
5052
5493
720
367
10996
1440
782
5756
360
288,55
Nasional
Internasional
Lokal
252
11884
507
19365
363,575
4684,925
Internasional
Nasional
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Jenis Aset
Rumah produksi
Outlet dan office
Alat Pemasak Nira
Tungku
Cetakan gula
Penampung nira
Pohon kelapa
TOTAL
Keterangan : * = disetarakan dengan nilai kurs sewa pohon kelapa tahun 2011
Tabel 2 adalah perincian aset yang dimiliki Nucifera Agri Jaya dari
aktivitas produksi gula kelapa skala rumah tangga yang dilakukan pada
periode sebelum perusahaan ini dikembangkan menjadi sebuah perusahaan
pemasaran.
Perusahaan belum mempunyai cashflow dan omzet yang pasti karena
baru didirikan pada bulan Juni 2011. Sebelum didirikan sebagai perusahaan,
arus produksi dan pemasaran gula kelapa ditangani oleh owner perusahaan
sebagai unit usaha pribadi. Perkembangannya kini, perusahaan mencari
sokongan dana untuk modal kerja dalam rangka peningkatan kapasitas
produksi, angka penjualan, nilai penerimaan (revenue), dan profit usaha
melalui aktivitas pemasaran gula kelapa.
No.
1.
2.
3.
Sumber Modal
Modal Sendiri
Investor
Pinjaman PMW UGM 2011
Persentase (%)
3,74
8,98
87,29
periode usaha tahun 2011-2016. Modal terbesar ditargetkan dari pinjaman PMW
UGM 2011 karena usaha ini baru berkembang sebagai usaha skala besar yang
membutuhkan modal pengembangan lebih besar dari periode sebelumnya.
Tabel 4. Rencana Alokasi Dana Permodalan Perusahaan
No.
1.
Alokasi Dana
Per Tahun
Per Bulan
(Rp.)
(Rp.)
Unit
2.
2400000
3000000
1200000
6600000
200000
250000
100000
550000
14400000
7200000
1200000
1200000
1200000
1200000
288000000
314400000
321000000
1200000
600000
100000
100000
100000
100000
24000000
26200000
26750000
unggulan
Gendhis
Ganis
FORIO-VITA
masih
dalam
tahap
6. Pemasaran
Pangsa pasar produk
cukup menjanjikan.
Yogyakarta terkenal dengan industri kuliner bercita rasa manis. Data jumlah
pelaku industri kecil dan menengah di wilayah Kulonprogo, Bantul, dan
Sleman dalam data statistik wilayah DIY tahun 2008 menunjukkan adanya
peluang pengembangan industri gula kelapa melalui sektor industri pengolah
makanan, kosmetik, dan obat-obatan. Untuk wilayah Gunungkidul, peluang
masih terbuka lebar karena kebutuhan gula kelapa masih disuplai distributor
gula kelapa dari Kulonprogo dan belum semua kebutuhan akan gula kelapa
dapat terpenuhi oleh produsen tersebut. Hambatan distribusi di Gunungkidul
berupa medan geografis yang kurang mendukung. Untuk daerah Sleman dan
Bantul, hambatan pemasaran berupa ketatnya persaingan pasar. Namun
demikian, bidikan pasar high class yang lebih menyukai produk organik dan
inovatif memberikan peluang untuk pengembangan pasar produk gula kelapa
kami. Berikut adalah data pendukung analisis pangsa pasar untuk wilayah
Sleman, Bantul, dan Gunungkidul.
Tabel 5. Banyaknya Usaha dan Tenaga Kerja di Sektor Industri Kecil menurut Sub Sektor
Industri di Kabupaten Bantul tahun 2007
Jumlah Usaha
Tenaga Kerja
Sub Sektor
NonNonIndustri
Formal
Jumlah Formal
Jumlah
Formal
Formal
1.
Pengolahan
259
7.140
7.399
3.541 20.655 24.496
Pangan
2.
Sandang
211
477
688
3.620
2.117
5.737
dan Kulit
3.
Kerajinan
334
5.886
6.220
7.466 14.410 21.876
Umum
4.
Kimia dan
377
2.349
2.726 11.400 14.330 25.730
Bahasa
5.
Logam dan
99
779
878
706
1.359
2.065
Jasa
Jumlah Total
1.289 16.631 17.911 27.033 52.871 79.904
2006
1.250 16.615 17.865 26.054 52.729 78.783
No.
Dari data pada tabel 5, industri pengolahan makanan pada sub sektor
non formal merupakan target marketing yang subur karena jumlahnya yang
tertinggi dari bidang usaha lainnya. Data tersebut menunjukkan peluang
pangsa pasar yang baik untuk pemasaran gula kelapa yang merupakan
bahan baku berbagai produk kuliner bercita rasa manis khas Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun kuliner lainnya yang membutuhkan bahan baku gula
kelapa. Peluang inilah yang akan dimaksimalkan Nucifera Agri Jaya untuk
mengembangkan usahanya di wilayah Bantul.
Tabel 6. Banyaknya Industri Kecil, Besar, dan Menengah per Kecamatan di Kabupaten
Sleman
No.
Kecamatan
1. Moyudan
2. Minggir
3. Seyegan
4. Godean
5. Gamping
6. Mlati
7. Depok
8. Berbah
9. Prambanan
10. Kalasan
11. Ngemplak
12. Ngaglik
13. Sleman
14. Tempel
15. Turi
16. Pakem
17. Cangkringan
Jumlah
2005
IK
IBM
1.706
0
1.621
0
1.609
0
1.628
2
666
11
950
12
893
16
532
4
594
3
647
9
755
0
458
6
580
11
923
3
448
2
259
2
598
0
14.867
81
2006
IK
IBM
1.792
0
1.679
0
1.603
0
1.754
3
653
11
881
14
894
17
216
4
178
4
572
10
698
0
515
6
637
11
890
3
474
2
201
2
617
0
14.254
87
2007
IK
IBM
1.807
1.695
1.619
1.773
1
711
10
861
14
898
15
311
4
190
4
587
14
645
565
10
643
10
920
3
481
2
225
2
565
14.466
89
Sumber :
Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi, dan Penanaman Modal Kabupaten Sleman
Keterangan :
IK
: Industri kecil, (Aset kurang dari Rp. 200.000.000,00 per tahun)
IBM
: Industri Besar-Menengah (Aset lebih dari Rp. 200.000.000,00 per tahun)
kerajinan,
dan
peternakan,
sehingga
potensial
untuk
10
Kelompok
dan
No.
Cabang
Industri
1. Industri
Logam,
Mesin, dan
Kimia
2. Industri
Hasil
Pertanian
dan
Kehutanan
3. Aneka
Industri
4. Industri
Kecil
Pengolahan
Pangan
Sandang
dan Kulit
Kimia dan
Bahan
Bangunan
Kerajianan
dan Umum
Logam dan
Jasa
TOTAL
Perusahaan
Berlisensi
2
Tenaga
Kerja
Biaya
Produksi
Nilai
Output
Biaya
Tenaga
Kerja
214
8.971.000
15.424.000
2.763.600
219
1.612.980
5.320.100
1.708.200
71
1.916
33
86
218.595
257.170
51.434
230
720
6.999.800
8.150.885
1.626.950
30
55
284.958
318.391
64.845
72
165
991.566
1.243.802
254.739
439
3.375
Sumber data :
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi , dan Pertambangan Kabupaten Kulon Progo
Catatan :
Kabupaten Kulon Progo Dalam Angka 2008
11
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
Jenis
Barang
Padi
Gabah IR64
Jagung
Pipilan
Putih
Ketela
Pohon
Kacang
Tanah
Basah
Kacang
Kedelai
Putih
Kacang
Kedelai
Hitam
Kelapa
Tua
Bawang
Merah
Cabe
Rawit
Segar
Lombok
Merah
Tomat
Sayur
Kangkung
Segar
Bayam
Segar
Pepaya
Sayur
Sedang
Gula
Kelapa
Pepaya
Buah
Sedang
Pisang
Ambon
Pisang
Raja
Unit
(kg)
100
2003
2004
2005
2006
2007
168 073
157 833
182 039
185 611
208.278
100
92 667
96 971
115 560
120 373
156.695
100
28 889
29 792
32 049
41 063
30.417
100
158 833
161 904
232 200
310 778
288.814
100
257 339
339 549
426 400
358 056
386.625
100
307 639
365 972
343 300
315 892
380.556
100
127 900
80 833
135.250
100
450 014
492 833
547 756
604 861
512.333
100
373 021
452 125
481 146
624 167
602.500
100
427 083
769 306
811 458
848 090
707.708
100
218 600
100
46 139
47 432
54 083
52 400
56.079
100
61 086
75 988
63 755
83 563
109.864
100
7 752
11 992
15 819
15.431
100
655
710
815
1 332
1.109
1,5
2 984
4 146
4 375
4 710
5.047
1,5
2 937
3 611
4 052
4 222
5.583
12
No. Kecamatan
Besar
Sedang
Kecil
1. Panggang
2. Purwosari
3. Paliyan
4. Saptosari
5. Tepus
6. Tanjungsari
7. Rongkop
8. Girisubo
9. Semanu
10. Ponjong
11. Karangmojo
12. Wonosari
13. Playen
14. Patuk
15. Gedangsari
16. Nglipar
17. Ngawen
18. Semin
KABUPATEN
GUNUNG KIDUL
2006
2005
2004
1
1
1
3
5
1
1
7
72
71
194
35
88
139
69
52
302
224
273
719
320
309
84
326
322
442
4.401
Industri
Rumah
Tangga
487
501
646
493
755
622
398
425
857
974
1.036
1.587
1.045
949
801
1.346
1.119
1.348
15.388
4
3
3
5
7
6
4.010
3.990
5.604
15.236
15.133
13.293
Jumlah
559
572
840
528
843
761
468
477
1.165
1.200
1.308
2.306
1.365
1.258
885
1.672
1.441
1.791
19.439
19.255
19.132
18.906
Sumber :
Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Gunungkidul
Catatan : tercantum pada Gunungkidul Dalam Angka 2008
13
Permintaan konsumen
yang tinggi belum dapat
terpenuhi secara
keseluruhan
Munculnya follower
produsen gula kelapa
organik berfortifikasi
Faktor Internal
Threat (Ancaman)
Opportunity (Peluang)
Strength (Kekuatan)
Strategi SO
Strategi ST
Inovasi produk
yang higienis dan
organik
SDM yang
kompeten
Proses produksi
yang relatif mudah
Kontinuitas
ketersediaan
bahan baku
14
Weakness
(Kelemahan)
Produk belum
terlalu dikenal oleh
masyarakat
Kontinutitas
produksi yang
dikhawatirkan
kurang stabil
karena perubahan
musim yang tidak
pasti dan arus
mudik produsen
gula kelapa
pendatang dari
luar daerah
sehingga
mengurangi
jumlah tenaga
kerja dan volume
produksi
mendekati bulan
ramadhan dan hari
raya
Strategi WO
Strategi WT
1.
1. Meningkatkan
aktivitas promosi
untuk
memperkenalkan
produk yang
belum terlalu
dikenal oleh
masyarakat
dapat digunakan
untuk
memperkecil
ancaman produk
sejenis yang
sudah ada di
pasar dengan
menonjolkan
keunggulan
produk Gendhis
Ganis/ Gendhis
Ganis FORIO-VITA.
2. Mempertahankan
kontinuitas
produksi agar
tetap stabil dapat
digunakan untuk
memperkecil
ancaman
munculnya
follower gula
kelapa serbuk
organik.
2.
Meningkatkan aktivitas
promosi untuk
memperkenalkan produk
yang belum terlalu dikenal
oleh masyarakat dapat
digunakan untuk menangkap
peluang permintaan
konsumen yang tinggi.
Mempertahankan kontinuitas
produksi dan keberlanjutan
suplai agar tetap stabil dapat
digunakan untuk menangkap
peluang kebutuhan pangan
yang akan selalu meningkat.
Dengan analisis SWOT tersebut, dapat dirumuskan strategi dan solusi terkait
kegiatan pengembangan pemasaran, kegiatan promosi, strategi penetapan
harga, analisis pesaing, dan trend perkembangan pasar.
a. Kegiatan pengembangan pemasaran,
Untuk pengembangan pemasaran, perusahaan mempunyai
strategi berupa peningkatan jumlah stok, perluasan akses pemasaran,
dan inovasi sistem promosi yang menonjolkan keunggulan Gendhis
Ganis dan promosi bersifat menggandeng industri kecil dan
menengah menghasilkan jaringan pemasaran yang lebih luas. Riset
kebutuhan pasar dilakukan secara kontinu untuk menjawab kebutuhan
pasar sehingga produk berhasil dipasarkan sesuai target perusahaan.
Center for Entrepreneurship Development (CED) UGM
15
16
kualitas kurang baik karena kadar air gula kelapa cukup tinggi. Pada
musim kemarau, harga gula kelapa naik karena volume produksi turun
dengan kualitas gula kelapa yang lebih baik dengan kadar air rendah.
Untuk saat-saat tertentu seperti bulan ramadhan dan syawal, kapasitas
produksi juga turun karena produsen gula kelapa menghentikan proses
produksi sementara untuk mengambil cuti hari raya mereka, sehingga
gula kelapa menjadi langka. Namun demikian, biasanya ada produsen
(penderes) lokal yang tetap tinggal dan mancak deresan penderes
yang statusnya sebagai perantau.
d. Analisis pesaing,
Pendekatan yang digunakan pada analisis kompetitor adalah
Market Concept. Pada pendekatan ini competitors merupakan
perusahaan yang memuaskan kebutuhan konsumen dengan produk
yang sama yaitu kebutuhan akan gula kelapa, baik gula kelapa biasa
maupun gula kelapa organik. Produsen dalam negeri sudah ada yang
mengusahakan gula kelapa standar dan organik dengan berbagai
bentuk kemasan dan inovasinya. Bahkan, sudah ada beberapa
produsen yang mampu menjual produknya ke pasar internasional.
Pesaing lainnya adalah distributor (tengkulak) gula kelapa, gula aren,
dan gula semut kelas pasar tradisional yang cukup banyak. Namun
demikian, kebutuhan gula kelapa di pasar domestik belum semuanya
terpenuhi. Untuk pasar swalayan dan pedagang makanan-minuman
kaki lima masih terbuka peluang pemasaran karena belum terlalu
banyak distributor yang memasarkan langsung produk gula kelapanya
di tempat tersebut. Inilah peluang yang masih dapat dimanfaatkan oleh
Nucifera Agri Jaya untuk terus mengambangkan usahanya.
e. Trend perkembangan pasar
Trend konsumsi masyarakat cenderung beralih dari produk nonorganik menuju produk-produk organik dan inovatif karena kepraktisan
dalam konsumsi produk, kualitasnya yang lebih baik, rasa lebih enak,
dan aman bagi kesehatan. Trend perkembangan pasar gula kelapa pun
mengarah ke trend tersebut. Kini konsumen lebih memilih gula kelapa
17
organik, gula semut, dan gula dengan berbagai rasa. Nucifera Agri
Jaya saat ini baru dapat memenuhi kebutuhan gula kelapa organik dan
non-organik cetak, belum menyediakan gula kelapa organik serbuk.
Namun demikian, rendahnya konsumsi iodium dan vitamin A di
kalangan masyarakat menjadikan perusahaan memproduksi gula
kelapa berfortifikasi (forio-vita) menjadi produk unggul perusahaan
untuk bersaing di pasaran, menjawab kebutuhan konsumen akan
produk bernilai gizi tinggi. Untuk ukuran gula cetak, perusahaan
menyediakan berdasarkan kebutuhan konsumen.
7. Proses bisnis
Produksi Mandiri *
Riset produk
Alur Distribusi
PASAR
Industri Kecap
Target Pemasaran
Industri Kuliner
Toko Sembako & Warung Kelontong
Industri Kosmetik dan
Pengolahan Makanan
Konsumsi Rumah Tangga
18
Juli 2011
Uji coba
pasar/penawaran dengan model
konsinyasi, atau metode lain (didahului dengan
penetapan target penjualan sebesar 4 ton per
bulan
Pengembalian modal
Oktober 2011
November 2011
Februari 2012
19
8. Keunggulan Produk
Nama produk (merk) gula kelapa organik dari Nucifera Agri Jaya
adalah Gendhis Ganis untuk gula kelapa biasa (non-organik) dan Gendhis
Ganis
FORIO-VITA
vitamin A. Gendhis adalah nama gula dalam bahasa Jawa krama alus, Ganis
merupakan nama wanita dalam kesusastraan Jawa, tetapi dalam bisnis ini,
Ganis merupakan akronim dari organik, manis (manisnya asli), dan higienis.
Ciri khas yang menjadi pembeda sekaligus keunggulan produk Nucifera
Agri Jaya adalah gula kelapa yang dibuat dari bahan alami (nira kelapa) tanpa
menggunakan natrium metabisulfit (sejenis pengawet nira dari bahan kimia
sintetik yang kurang baik untuk kesehatan tubuh jika dikonsumsi dalam
rentang waktu lama). Sebagai gantinya, Gendhis Ganis menggunakan
pengawet alami, perpaduan dari kulit buah manggis dan kapur sirih,
memanfaatkan produk lokal Purworejo yaitu buah manggis. Selain itu,
garapan nira kelapa menjadi gula melalui proses yang lebih higienis sehingga
tidak dijumpai ampas manggar (bunga kelapa) atau serangga yang ikut
tertampung dalam bumbung atau ember-ember penampung nira. Gula
kelapa organik ini juga tidak dicampur dengan ubi atau parutan kelapa
sebagaimana gula kelapa kualitas rendah di pasaran, sehingga diproyeksikan
menjadi produk yang dapat diolah sebagai bahan baku industri minuman
tradisional dan obat-obatan karena kualitasnya yang baik dan aman
dikonsumsi khalayak dari segala umur dan segala kalangan.
Dari segi pelayanan selama proses transaksi, selain menyediakan
outlet untuk transaksi langsung, perusahaan menyediakan delivery service
dan pemesanan online untuk berbagai skala pemesanan, baik pemesanan
skala kecil atau besar. Biaya antar dibebankan kepada konsumen, ditetapkan
berdasarkan jarak tempuh menuju lokasi konsumen. Pemesanan online
dilengkapi dengan pembayaran via transfer dengan rekening bank yang
familiar dan mudah dijangkau konsumen. Untuk bulan-bulan tertentu, Nucifera
Agri Jaya juga menyediakan paket/parcel Gendhis Ganis dengan harga
khusus untuk berbagai keperluan konsumen, misalnya hantaran pesta,
hadiah, atau sekedar mengirim parcel kepada kerabat.
20
9. Target Usaha
Selama menjadi industri skala rumah tangga yang dikelola secara
pribadi, omzet Nucifera Agri Jaya hanya berkisar Rp. 500.000,00 s.d. Rp.
1.000.000,00 per bulan. Asset perusahaan saat ini senilai Rp. 17.850.000,00
dengan cashflow yang belum terdokumentasikan secara rapi karena usaha ini
merupakan usaha keluarga skala rumah tangga dengan hasil produksi kecil
yang langsung dijual kepada tengkulak untuk dipasarkan di wilayah
Yogyakarta tanpa dokumentasi keuangan yang jelas selain kuitansi transaksi
penyetoran gula kelapa tiap minggu. Mulai awal tahun 2011, usaha ini berhenti
berproduksi karena kekurangan tenaga kerja untuk nderes pohon kelapa,
memasak, mencetak, dan memasarkan produk.
Setelah berdiri menjadi suatu perusahaan agribisnis off farm di bidang
pemasaran, perusahaan menargetkan volume penjualan sebesar 1 ton per
minggu untuk bulan pertama senilai Rp. 9.000.000,00 s.d. Rp. 10.500.000,00
atau setara Rp. 36.000.000,00 s.d. Rp. 42.000.000,00 per bulan untuk prediksi
kurs jual gula kelapa Rp. 8.700,00/kg s.d. Rp. 9.500,00/kg di bulan Juli dan
total penjualan yang mencapai 4 ton dapat tercapai. Prediksi di awal usaha
berjalan, perusahaan mampu menjual 3 ton gula kelapa dalam sebulan. Untuk
bulan-bulan
berikutnya,
perusahaaan
menargetkan
adanya
kestabilan
kebutuhan
gula
kelapa
non-organik
dan
gula
kelapa
organik
21
10. Dana Pinjaman yang dibutuhkan dalam PMW UGM 2011 dan rencana
pengembaliannya
Jumlah anggaran awal yang diperlukan melalui program ini untuk
mendukung usaha pengembangan Gendhis Ganis sebesar Rp. 26.750.000,00 per
bulan dengan perincian rencana penggunaan (alokasi) dana yang tertera pada
tabel 11. Adapun dana pinjaman yang dibutuhkan dalam PMW UGM 2011 sebesar
Rp. 23.350.000,00
Tabel 11. Rencana Alokasi Dana Permodalan Perusahaan
No.
1.
2.
Unit
Alokasi Dana
Per Tahun
Per Bulan
(Rp.)
(Rp.)
2400000
3000000
1200000
6600000
200000
250000
100000
550000
14400000
7200000
1200000
1200000
1200000
1200000
288000000
314400000
321000000
1200000
600000
100000
100000
100000
100000
24000000
26200000
26750000
22
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Rentang Waktu
Juli 2011
Agustus 2011
September 2011
Oktober 2011
November 2011
Desember 2011
Januari 2012
Februari 2012
2.000.000
9.
10.
11.
12.
Maret 2012
April 2012
Mei 2012
Juni 2012
2.000.000
2.000.000
2.000.000
3.400.000
Keterangan
Pinjaman awal
Cicilan pengembalian disimpan
Cicilan pengembalian disimpan
Cicilan pengembalian disimpan
Cicilan pengembalian disimpan
Cicilan pengembalian disimpan
Cicilan pengembalian disimpan
Dana yang telah disimpan
untuk membayar cicilan
Dana untuk membayar cicilan
Dana untuk membayar cicilan
Dana untuk membayar cicilan
Pelunasan
23
12. LAMPIRAN
Logo Usaha
Logo Nucifera Agri Jaya
Nama Nucifera berasal dari kata Cocos nucifera, nama ilmiah kelapa,
sebagai bahan baku produk dan filosofi agar perusahaan mampu
memberikan kebermanfaatan yang banyak dalam program ketahanan
pangan nasional dan pengadaan pangan dunia.
24
DES. 2011
DES. 2012
DES. 2013
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan
Penerimaan Pinjaman
Sub Total Penerimaan
B. PENGELUARAN
Pembelian Asset (Investasi)
Pembelian Bahan Baku
Biaya Produksi Lain-Lain
Biaya Pemeliharaan
Biaya Administrasi Lain-Lain
Angsuran Pokok
Sub Total Pengeluaran
C. SELISIH KAS
D. SALDO KAS AWAL
E. SALDO KAS AKHIR
Keterangan : Karena pada tahun 2010 perusahaan stagnan (tidak berproduksi), tidak ada
dokumentasi cashflow sama sekali. Terakhir kali produksi pada tahun 2009 dan pada saat
tersebut, usaha berjalan dalam skala rumah tangga, pihak pengelola perusahaan belum
memberlakukan sistem dokumentasi cashflow untuk menganalisis perkembangan usahanya.
25
Jul-Ags 11
A. PENERIMAAN
Sep-Okt
11
Nov-Des
11
Mei-Jun 12
Jul-Ags 12
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Penerimaan Penjualan
31.500.000
Penerimaan Pinjaman
26.750.000
B. PENGELUARAN
(Rp.)
Mar-Apr 12
(Rp.)
(Rp.)
Jan-Feb
12
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
Sep-Okt
12
(Rp.)
Nop- Des
12
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
(Rp.)
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
200.000
Sewa Outlet
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
300.000
Perijinan Produk
1.200.000
Gaji Pegawai
1.200.000
Biaya Transportasi
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
1.200.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
600.000
Biaya Administrasi
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Biaya Promosi
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Perawatan Aset
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
Pengemasan Produk
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
100.000
24.000.000
Pengadaan Stok
24.000.000
26
C. SELISIH KAS
D. SALDO KAS AWAL
E. (plus prediksi
penerimaan)
27
2011
2012
2013
2014
2015
A. PENERIMAAN
Penerimaan Penjualan
Penerimaan Pinjaman
Sub Total Penerimaan
B. PENGELUARAN
Sewa Rumah Produksi
Sewa Outlet
Perijinan Produk
Gaji Pegawai
Biaya Transportasi
Biaya Administrasi
Biaya Promosi
Perawatan Aset
Pengemasan Produk
Pengadaan Stok
Catatan : Laporan kas belum bisa dipastikan sekarang, karena usaha baru mulai akan berjalan.
28
Komponen
Produksi Total (Y)
Harga Produksi (P)
Penerimaan (R)
Jumlah
3000 kg
Rp.
10.500,00
Rp. 31.500.000,00
BIAYA
No.
1.
Unit
2.
Alokasi Dana
Per Tahun
Per Bulan
(Rp.)
(Rp.)
2400000
3000000
1200000
6600000
200000
250000
100000
550000
14400000
7200000
1200000
1200000
1200000
1200000
288000000
314400000
321000000
1200000
600000
100000
100000
100000
100000
24000000
26200000
26750000
Rp. 31.500.000,00
Rp 26.750.000,00
- /C =
Rp 4.750.000,00
x 100 % = 17,76 %
Rp 26.750.000,00
= 1,7757
(FC)
= Rp.
550.000,00
Biaya Variabel
(VC)
= Rp 26.200.000,00
Total Cost
(TC)
= Rp. 26.750.000,00
Jumlah
(Q)
= 3000 kg
AVC
(VC/Q) = Rp 8.733,33/ kg
Harga
(P)
= Rp 10.500,00/kg
Center for Entrepreneurship Development (CED) UGM
29
Analisis BEP
FC
BEP Produksi=
BEP Penjualan =
BEP Harga
AVC
Rp 550.000,00
= 311,32 kg
Rp10.000,00 Rp. 8.733,33
Rp 550.000,00
FC
=
= Rp 3.268.867,92
Rp.8.733,33
AVC
1
1
P
Rp10.000,00
TC
=
Q
Rp 26.750.000,00
= Rp 8.916,67
3000kg
Rp. 31.500.000,00
Penerimaan
x 100%=
x 100% = 117,76 %
TotalBiaya
Rp 26.750.000,00
ROI ini digunakan untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal. Dari hasil nilai di atas
didapatkan nilai sebesar 117,76 %, artinya setiap pembiayaan usaha Rp 100,00 akan
diperoleh keuntungan sebesar Rp 117,76. Sehingga, usaha di atas termasuk efisien dalam
penggunaan modal.
Penerimaan Penyusutan
x 100%
JumlahModal
Rp 31.500.000,00 Rp 550.000,00
x 100%
Rp 26.750.000,00
= 119,81 %
Perhitungan di atas menunjukkan bahwa, modal usaha akan terlunasi sebesar 119,81 %
setiap kali produksi berlangsung.
Kesimpulan :
Usaha Gula Kelapa Organik Berfortifikasi Gendhis Ganis FORIO-VITA layak, karena :
R/C > 1
/C > bunga bank
bank konvensional.
BEP penjualan < penjualan penjualan yang dilakukan telah melampaui titik impas,
sehingga penjualan yang diusahakan mengalami keuntungan.
30
= Rp 26.750.000,00
Umur Investasi = 1 tahun
Keuntungan/ tahun
EAT
Usulan Investasi
x 1 tahun
Proceeds per tahun
Rp 26.750.000,00
x 1 tahun= 0,46 tahun
Rp 57.900.000,00
Jadi dana sebesar Rp. 26.750.000,00 akan diperoleh lagi setelah 0,46 tahun. Pay back
period 0,46 tahun < 1 tahun maka usulan investasi dapat diterima.
= Rp.
26.750.000,00 -
NPV
= Rp
121.584.010,00
PI =
PV of proceeds
Rp.148.334.01 0,00
=
= 5,54
PV of investment
26.750.000 ,00
Jadi, karena NPV positif dan PI lebih dari 1 maka usaha tersebut diterima atas dasar DF
10%.
31