8. BLANKS ( ) menciptakan sejumlah karakter string yang terdiri dari suatu ukuran
panjang yang spesifik yang terdiri dari hanya spasi.
Contohnya digunakan untuk memformat field tertentu dengan spasi, untuk
memunculkan sebuah variabel, atau membuat suatu field menjadi lebih besar
panjang karakternya dengan menambahkan sejumlah spasi.
9. BYTE ( ) memunculkan karakter yang timbul pada spesifik byte yang diinginkan
untuk ditampilkan pada suatu record.
Contohnya dapat digunakan ketika auditor melakukan pengecekan pada data
mahasiswa Fakultas Ekonomi UBAYA dimana kita ingin memastikan apakah digit ke
4 dari NRP para mahasiswa telah menunjukkan jurusan yang diambilnya dalam
Fakultas Ekonomi, maka terhadap field NRP dapat dikeluarkan kolom baru dengan
menggunakan fungsi BYTE (4), maka digit ke 4 dari NRP para mahasiswa dapat
dikeluarkan dan dibandingkan dengan jurusan tempat para mahasiswa tersebut
terdaftar.
10. CDOW ( ) berfungsi untuk memunculkan hari dari tanggal yang ingin dilakukan
pemeriksaan.
Contohnya adalah ketika auditor ingin memeriksa data penjualan sebuah toko yang
pada hari sabtu dan minggu tidak buka. Auditor ingin memeriksa apakah pada hari
sabtu dan minggu tersebut terjadi pemesanan. Maka dapat dimasukkan fungsi
CDOW (Tgl_Pesan, 7) untuk memunculkan hari terjadinya pemesanan tersebut
sehingga dapat dicek apakah pemesanan dilakukan pada hari sabtu atau minggu.
11. CHR ( ) berfungsi untuk memunculkan sebuah karakter dari nilai desimal yang
diinputkan.
Contohnya dalam audit adalah bila auditor ingin menambahkan nilai mata uang
poundsterling () pada field harga produk. Maka dapat dibuat suatu kolom baru
dengan menginput CHR (163) + Harga Produk untuk menghasilkan awalan pada
nilai harga produk.
12. CLEAN ( ) berfungsi untuk mencari karakter yang ingin dihilangkan dalam suatu
field, dan menghilangkannya beserta dengan karakter-karakter lain yang
mengikutinya.
Contohnya dalam audit bila auditor ingin menghilangkan nilai desimal yang muncul
dalam suatu angka 123.000,46. Maka auditor dapat membuat rumus CLEAN
(123.000,46,,) sehingga angka yang muncul hanya angka 123.000 tanpa
memunculkan nilai desimalnya.
13. CTOD ( ) berfungsi untuk mengubah nilai suatu karakter atau ekspresi numerik
menjadi ekspresi tanggal yang valid.
Contohnya dalam audit dapat digunakan oleh auditor ketika field tanggal dalam
suatu tabel penjualan susah untuk dimengerti karena ekspresinya bukan merupakan
ekspresi tanggal yang baku, misalnya tertulis 991231. Auditor ingin mengubah data
ini menjadi ekspresi tanggal, maka dapat digunakan fungsi CTOD (991231)
sehingga menghasilkan ekspresi 12/31/99.
14. CUMIPMT ( ) menghitung jumlah bunga (anuitas) yang dibayarkan dari sejumlah
nilai pinjaman pada suatu periode yang spesifik.
Contohnya dalam audit dapat dipakai untuk menemukan jumlah bunga yang harus
dibayar pada tahun kedua dari pinjaman yang bernilai 275.000 dengan nilai hipotek
65% per tahun dengan pembayaran yang dilakukan pada awal bulanm maka dapat
dihitung dengan menggunakan rumus CUMIPMT (0.065/12, 12*25, 275000, 13, 24,
1). Maka jumlah yang didapatkan adalah sebesar 7.343,28.
15. CUMPRINC ( ) menghitung jumlah yang dibayarkan terhadap pokok pinjaman
dari sebuah hutang pada suatu periode (mengitung saldo final).
Contohnya dalam audit dapat dipakai untuk menemukan jumlah yang dibayarkan
terhadap pokok pinjaman dari tahun kedua terhadap pinjaman selama 25 tahun
sebesar 275.000 dengan tingkat hipotek sebesar 6,5% per tahun, dengan
pembayaran setiap akhir bulan. Maka auditor dapat membuat fungsi CUMPRINC
(0,065/12*25, 275000, 13, 24). Dengan rumus tersebut dapat dihasilkan jumlah yang
dibayar terhadap pokok pinjamannya adalah sebesar 4.844,61.
16. DATE ( ) mengkonversi ekspresi tanggal, tanggal sistem saat ini, ada nilai field
suatu tanggal menjadi representasi string karakter dari tanggal tersebut.
Contohnya dalam audit, apabila auditor ingin menampilkan tanggal hari ini dari suatu
tabel, maka auditor dapat membuat kolom baru dan mengisi dengan DATE ( ), maka
akan keluar tanggal sistem hari ini.
17. DEC ( ) memampukan kita untuk menspesifikasikan berapa jumlah desimal yang
kita inginkan dari ekspreasi numerik atau nilai sebuah field dan membulatkan angka
desimal tersebut keatas atau kebawah sesuai dengan nilai desimalnya.
Contoh dalam audit adalah ketika auditor ingin menampilkan nilai field transaksi dari
tabel penjualan dengan tanpa angka di belakang koma, maka auditor dapat
menginput DEC (Nilai_Transaksi, 0). Dengan menginput ini dalam sebuah kolom
baru maka didapatkan nilai transaksi yang baru dengan pembulatan ke atas atau ke
bawah sesuai dengan keinginan dari auditor
18. DIGIT ( ) memunculkan nilai batas atas atau batas bawah dari sebuah byte pada
posisi yang spesifik dalam record.
19. DOW( ) menghasilkan nilai numerik yang mengandung digit dari 1 sampai 7
yang merepresentasikan hari dari seminggu. Digit 1 merepesentasikan hari minggu.
Contoh pemakaian dalam audit adalah ketika auditor ingin melihat field tanggal dari
suatu record, misalnya terisi tanggalnya 20100331, atau 31 Maret 2010, dimana
auditor ingin melihat dalam bentuk numerik tanggal tersebut untuk kemudian
dilakukan proses audit lebih lanjut, maka auditor dapat menggunakan fungsi DOW
(20100331) dan akan menghasilkan angka 4.
20. EBCDIC ( ) berfungsi untuk mengubah sebuah string menjadi karakter EBCDIC.
Contohnya dapat dipakai untuk menciptakan sebuah field yang mengandung nilai
EBCDIC dari field yang lama untuk tujuan diupload ke mainframe.
21. EFFECTIVE ( ) berfungsi untuk menghitung effective anual interest rate dari
sebuah pinjaman.
Contohnya dalam audit dapat dipakai untuk menghitung effective annual interest rate
dari sebuah pinjaman yang dibebani bunga 18% secara compoundly per bulan.
Maka dapat dihitung effective annual interest rate nya yaitu sebesar EFFECTIVE
value dari hutang yang dimiliki perusahaan, misalnya dimana pembayaran hutang
tersebut adalah diangsur sebesar $1.000 per bulan dengan bunga 1% per bulan.
Maka dapat dimasukkan rumus FVANNUITY (0.01, 12, 1000). Hasil dari
perhitunganny adalah $12.682,50.
29. FVLUMPSUM ( ) berfungsi untuk menentukan future value dari sebuah investasi.
Future value yang didapatkan disini adalah total jumlah yang akan didapatkan dari
sebuah investasi dengan suatu tingkat bunga tertentu ketika seseorang
menempatkan sejumlah uang di bank dan meninggalkannya. Maka nilai saldo akhir
di bank tersebut adalah future value dari investasi yang dilakukan.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung nilai
future value dari investasi perusahaan sebesar $1.000 di suatu bank setelah 12
bulan dengan tingkat bunga 1% per bulan. Maka auditor dapat memasukkan fungsi
FVLUMPSUM (0.01, 12, 1000). Future value yang dihasilkan dari fungsi ini adalah
sebesar $1.126,83.
30. FVSCHEDULE ( ) berfungsi untuk menghitung nilai future value dari sebuah
investasi dengan tingkat bunga yang berbeda-beda.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung nilai
future value dari investasi yang dimiliki oleh perusahaan sebesar $1.000 dengan
tingkat bunga sebesar 9%, 10%, dan 7%. Dengan memasukkan fungsi
FVSCHEDULE (1000, 0.09, 0.1, 0.07) maka akan menghasilkan future value
sebesar $1.282,93.
31. HEX ( ) berfungsi mengkonversi nilai atau ekspresi sebuah field kedalam
hexadecimal string.
Contoh penggunaannya dapat dilakukan ketika mencari nilai hex dari field X yang
mengandung string 12345 maka dapat dibuat fungsi HEX (X) = 3132333435
32. INCLUDE ( ) berfungsi untuk memunculkan sebuah string variabel dengan
panjang tertentu, yang hanya merupakan karakter yang secara spesifik ingin
ditampilkan.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin menampilkan hanya
bagian angka saja dari field nomor invoice yang terdiri dari karakter dan numerik.
Maka auditor dapat melakukan fungsi INCLUDE (NomorInvoice, 0123456789),
maka nomor invoice yang ditampilkan hanya yang akan bersifat numerik saja.
33. INT ( ) menghasilkan nilai integer dari sebuah ekspresi numerik atau nilai sebuah
field.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin menghilangkan nilai
sen dari field nilai transaksi dalam tabel penjualan. Maka dapat dibuat fungsi INT
(Trans_Amount) dalam sebuah kolom baru sehingga menghasilkan nilai transaksi
tanpa nilai sen nya.
34. IPMT ( ) berfungsi menghitung jumlah pembayaran bunga dari sebuah pinjaman
pada sebuah periode yang spesifik.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah untuk menghitung jumlah bunga yang
jatuh tempo pada tahun pertama dari pinjaman dengan jangka waktu tiga tahun
sebesar $9.600 pada tingkat bunga 8.5% per tahun, dimana pembyaran dilakukan
setiap akhir tahun. Maka auditor dapat memasukkan fungsi IPMT (0.085, 1, 3, 9600)
data sumber dengan data lain yang dispesifikasikan, dan menghasilkan nilai True
atau False.
Contoh penggunaannya dalam audit dapat dipakai ketika auditor ingin
membandingkan dua macam data untuk menguji apakah pola dan jumlah dari
karakter yang ingin diuji dengan karakter pengujinya sama. Kalau pola dan
jumlahnya sama maka hasil dari fungsi MAP ( ) akan menghasilkan nilai True, dan
kalau tidak sama maka akan menghasilkan nilai False.
43. MASK ( ) berfungsi mengeluarkan bits individu dari pyte pertama dari sebuah
ekspresi karakter. Fungsi ini digunakan untuk mengidentifikasi pola bit spesifik dalam
sebuah data bit.
44. MATCH ( ) berfungsi untuk melakukan komparasi terhadap sebuah ekspresi atau
nilai sebuah field untuk menentukan apakah terdapat paling tidak satu kecocokan
dengan data yang ingin dikomparasikan.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor melihat tabel inventory
dan ingin menampilkan hanya data yang jenis kode gudangnya hanya berasal dari
Gudang no 6 dan 17. Dengan menggunakan fungsi MATCH (Lokasi, 6 , 17) pada
filter dapat menampilkan hanya data inventory yang tempat penyimpanannya
berasal dari gudang 6 dan 17.
45. MAXIMUM ( ) berfungsi untuk mengeluarkan nilai yang lebih besar antara dua
data yang ingin dibandingkan.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin mengeluarkan field
baru dalam tabel inventory untuk melakukan komparasi antara unit barang yang ada
di gudang dengan reorder levelnya. Dengan menggunakan fungsi MAX ( ) antara
dua field ini maka dapat ditampilkan mana unit yang lebih besar.
46. MINIMUM ( ) berfungsi untuk mengeluarkan nilai yang lebih kecil antara dua data
yang ingin dibandingkan.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin
membandingkan antara HPP dengan harga jual dalam tabel inventory untuk
memastikan apakah yang lebih rendah harga jual atau HPP nya. Auditor dapat
memakai fungsi MINIMUM (Cost, Sale_Price) dalam sebuah kolom baru untuk
menampilkan data tersebut.
47. MOD ( ) berfungsi untuk membagi suatu bilangan dengan bilangan lainnya dan
menampilkan sisa dari pembagiannya yang tidak habis terbagi.
48. NOMINAL ( ) berfungsi untuk mengkalkulasi tingkat bunga nominal tahunan dari
sebuah pinjaman.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor mencoba untuk
menghitung tingkat bunga nominal tahunan dari pinjaman perusahaan dengan
mengetahui tingkat suku bunga efekrifnya. Dengan menggunakan fungsi NOMINAL (
) maka auditor dapat menghitung tingkat suku bunga nominalnya.
49. NPER ( ) berfungsi untuk menghitung jumlah periode yang diperlukan untuk
membayar suatu pinjaman.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung
berapa periode yang diperlukan untuk membayar kembali pinjaman perusahaan
sebesar $1.000 pada tingkat bunga 8% dengan pembayaran $50 pada setiap akhir
bulan. Maka auditor dapat menggunakan fungsi NPER (0.08/12, 50, 1000, 1) maka
pinjaman tersebut akan terbayarkan setelah 21,54 bulan.
50. OCCURS ( ) berfungsi menghitung jumlah karakter yang terjadi dalam suatu
string karakter.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin mencari di
dalam tabel penjualan, berapa kali terjadi penjualan yang berasal dari suatu supplier
tertentu, maka auditor dapat menggunakan filter OCCURS (Supplier, X).
51. OFFSET ( ) berfungsi menyesuaikan posisi awal dari sebuah field dalam suatu
record tertentu.
52. PACKED ( ) berfungsi mengkonversi suatu angka ke tipe data packed yang
memiliki panjang yang spesifik. Fungsi ini digunakan untuk menciptakan data
numerik dalam format yang packed. Hal ini mungkin diperlukan ketika pengguna
mau menciptakan data yang dapat dibaca oleh aplikasi eksternal.
53. PMT ( ) berfungsi untuk menghitung besarnya pembayaran periodik yang harus
dilakukan untuk sebuah pinjaman, dengan asumsi besarnya pembayaran yang
dilakukan konstan dan memiliki tingkat bunga yang konstan juga.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung
besarnya pembayaran yang harus dilakukan pada pinjaman sebuah perusahaan
sebesar $9.600 dengan bunga 8,5% yang diangsur bulanan dengan jangka waktu
tiga tahun. Auditor dapat menggunakan fungsi PMT (0.085/12, 3*12, 9600) untuk
mendapatkan hasil sebesar $303,05 sebagai jumlah pembayaran yang harus
diangsur tiap bulan.
54. PPMT ( ) berfungsi untuk menghitung pokok pinjaman yang harus dibayar untuk
sebuah pinjaman pada sebuah periode tertentu.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung
berapa nilai pokok pinjaman perusahaan yang harus dibayar di awal bulan dari
pinjaman tiga tahun sebesar $9.600 pada tingkat bunga 8,5% per tahun yang
dibayar setiap awal bulan. Untuk menemukan hasilnya, auditor dapat menggunakan
fungsi PPMT (0.085/12, 1, 3*12, 9600, 1) untuk mendapatkan hasil $300,92 sebagai
jawabannya.
55. PROPER ( ) berfungsi untuk mengkonversi karakter alfabet dalam sebuah string
atau field ke dalam huruf besar dan kecil. Fungsi ini menggunakan aturan bahwa
karakter alfabet pertama akan dikonversi menjadi uppercase atau huruf besar, dan
karakter alfabet yang mengikuti akan dikonversi menjadi huruf kecil atau lowercase.
Fungsi ini dapat digunakan dalam audit ketika auditor ingin melakukan pergantian
terhadap penulisan atau kata-kata yang salah dalam suatu tabel dari database yang
sedang dilakukan proses audit.
56. PVANNUITY ( ) berfungsi untuk menghitung present value dari sebuah
rangkaian pembayaran. Fungsi ini digunakan ketika pengguna ingin menentukan
berapa nilai saat ini dari serangkaian pembayaran yang akan dilakukan di masa
depan.
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung berapa
present value dari piutang perusahaan real estate yang pembayarannya diangsur
oleh konsumennya selama 20 tahun, dengan nilai pembayaran $500 per bulan
dengan tingkat suku bunga 8% per tahun. Dengan menggunakan fungsi
PVANNUITY (0.08, 12*20, 500) maka akan didapatkan hasil present valuenya
sebesar $59.777,15.
57. PVLUMPSUM ( ) berfungsi untuk menghitung nilai present value dari sebuah
pembayaran yang akan dilakukan sekali di masa mendatang.
Contoh penggunaan fungsi ini dalam audit adalah ketika auditor ingin menghitung
nilai present value dari pembayaran yang akan dilakukan perusahaan tiga tahun
mendatang dengan nilai $10.000 dan dengan asumsi tingkat suku bunga 11% per
tahun. Maka dapat digunakan fungsi PVLUMPSUM (0.11/12, 3*12, 10000) untuk
menghasilkan nilai present value sebesar $7.200,05.
58. RAND ( ) berfungsi menghasilkan suatu angka acak antara nol sampai dengan
nilai yang spesifik yang diinginkan atau dengan nilai sebuah field.
Contoh penggunaan fungsi ini dapat dilakukan oleh auditor ketika auditor ingin
menghasilkan sebuah angka acak yang dapat digunakan di dalam atau di luar ACL.
59. RATE ( periods , payment , amount )
Dipergunakan untuk menghitung tingkat pengembalian suku bunga perperiode
Contoh pada penerapan audit, tarif dipergunakan untuk mengecek tingkat suku
bunga pada data yang sedang diaudit.
60. RECLEN ( )
Dipergunakan untuk mengembalikan panjang record pada suatu field
Dalam audit hal ini dipergunakan untuk menguji record pendek dan record panjang
pada suatu field tertentu.
61. RECNO ( )
Dipergunakan untuk melihat secara spesifik record tertentu dalam suatu tabel.
Penggunaan dalam audit adalah untuk memberikan penomoran pada record dalam
suatu tabel, jika tabel tidak diindeks maka penomoran record akan dimulai dari nilai
1.
62. RECOFFSET ( field , number_of_records )
Berfungsi untuk melihat dan membandingkan record-record dalam suatu tabel.
63. REMOVE ( string , valid_characters )
Berfungsi untuk menghilangkan / menghapus karakter-karakter yang tidak
dikehendaki dalam sebuah string character.
Didalam audit fungsi ini dapat dipergunakan sebagai cara untuk menormalisasi
kolom data yang tidak memiliki format yang konsisten, seperti menghapus tanda
baca atau informasi yang tidak valid lainnya. Sehingga dapat diperoleh data yang
memiliki format konsisten.
64. REPEAT( string , count )
Fungsi dari REPEAT ini digunakan untuk menginisialisasi variabel dengan nilai
konstan atau kosong, atau untuk menetapkan nilai standar untuk sebuah
perhitungan. Hal ini berguna untuk aplikasi pemrograman tingkat lanjut.
string untuk mengidentifikasi item yang mirip suara untuk tujuan yang sesuai.
73. SPLIT ( string , separator , segment <,text_qualifier> )
Fungsi ini dipergunakan untuk memisahkan segmen-segmen string karakter seperti
spasi atau koma.
74. STRING ( number , length <,format> )
Fungsi string digunakan untuk melakukan manipulasi / mengubah data karakter /
string. String sendiri merupakan kumpulan karakter, angka, kombinasi huruf &
angka. Auditor dapat melakukan manipulasi string sesuai kebutuhan yang
bersangkutan.
75. SUBSTR ( string , start , length )
Fungsi substring ini dipergunakan untuk mengisolasi bagian dari chacracter
expresion atau field value.
76. TEST ( byte_position , string TIME )
Mencari karakter string tertentu pada lokasi tertentu di sebuah record.
Secara otomatis digunakan apabila auditor akan melakukan filter ketika
menambahkan New Data tab Filter dari window Layout Tabel.
77. TIME ( )
Digunakan untuk mengembalikan waktu dan tanggal sesuai dengan jam sistem
dalam bentuk HH: MM: SS,.
Contoh penggunaan dalam audit, digunakan untuk menentukan waktu saat ini atau
waktu pada masa dilakukannya audit.
78. TRANSFORM ( original_string )
Berfungsi untuk membalikkan urutan tampilan data dalam karakter atau string.
mengidentifikasi data bidirectional dan menampilkan dengan benar di dalam view,
dari kanan ke kiri. Semua karakter lain layar dari kiri ke kanan.
79. TRIM ( string )
Berfungsi untuk merapikan character yang berada didalam suatu record, misalnya
menghilangkan spasi didalam suatu susunan character.
TRIM("AB C ") = "AB C"
TRIM("ABC") = "ABC"
Contoh penggunaannya dalam audit adalah ketika auditor ingin mengolah suatu
data dimana di dalam data terjadi salah ketik berupa spasi di awal data. Dengan
menggunakan fungsi ini auditor dapat menghilangkan spasi-spasi di awal data
tersebut sehingga bisa dilakukan proses audit lebih lanjut.
80. UNSIGNED ( number , length_of_result )
Berfungsi sebagai cara untuk merubah data numerik ke dalam format unsigned.
Contoh penggunaan dalam audit diperlukan pada saat membuat data yang akan
dibaca oleh aplikasi eksternal.
81. UPPER ( string )
Fungsi ini dipergunakan untuk mengubah character kecil menjadi character besar
(uppercase)