Anda di halaman 1dari 208

.

, . ... ,...

'

Dr. Ir. Hary Christady Hardiyatmo, M.Eng. DEA


lahir di Solo, 18 Oktober 1955. Menyelesaikan studi di
Jurusan Teknik Sipil Universitas Gadjah Mada Yogyakarta tahun 1981. Tahun 1980 sampai 1982 bekerja di
konsultan dalam menangani pekerjaan perancangan
bangunan-bangunan air. Tahun 1982 sampai 1986
bekef)a di kontraktor dan menangani pelaksanaan
pekef)aan tanah untuk pekerjaan bangunan saluran
irigasi. Tahun 1986 sampai sekarang bekerja sebagai
dosen Program Sarjana dan Pasca Sarjana di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada
Yogyakarta. Tahun 1988 melanjutkan studi di Asian
Institute of Technology Bangkok Thailand, dalam
bidang Geoteknik dan meraih gelar Master of Engineering pada tahun 1990. Tahun 1991 melanjutkan studi
di Universite de Grenoble I, Grenoble, Perancis dalam
bidang Geoteknik dan meraih gelar Diplome d'Etude
Approfondies (DEA) pada tahun 1992. Ijasah Doktor
di Bidang Geoteknik diperoleh pada universitas yang
sama pada tahun 1995. Pada waktu sekarang menjabat sebagai Kepala Laboratorium Mekanika Tanah
di Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UGM. Kecuali
mengajar mata kuliah Mekanika Tanah dan Teknik
Fondasi, sehari-harinya Juga menangani penelitianpenelitian untuk perancangan fondasi bangunan .

_.tJL~~ ,

;r.o

11

, .

:..~a

ivers1ty Press

. .

ayah-ibu
isteri
anak-anakku

dan
tak lupa
untuk
kupersenzbahkan kepada
Bangsa dan Negaraku;
Indonesia

Hak Cipta @ 2002 pada GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS


P.O. Box 14, Bulaksumur, Yogyakarta 55281.
E-mail: gmupress@ ugm.ac.id
Cetakan pertama-Edisi ketiga

Juli 2002

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin


tertulis dari penerbit, sebagian atau seluruhnya dalam
~ntuk apa pun, baik cetak, photoprint, microfilm dan
sebagainya.
1122.13.05.02

Diterbitkan dan dicetak oleh:


GADJAH MADA UNIVERSITY PRESS
Anggota IKAPI
0109181-c2E

ISBN 979-420 504-4

'

KATA PENGANTAR

Dengan rahmat Allah SWT buku Mekanika Tanah 1 Edisi Ketiga ini dapat diterbitkan. Materi yang disampaikan masih tetap sama
sepcrti pada edisi pertama dan kedua, yaitu membahas mengenai berat
volume tanah dan hubungan-hubungannya, pemadatan, air tanah
permeabilitas dan rembesan, tegangan efektif dan kuat geser tanah.
Pada edisi ketiga ini satuan yang dipakai adalah satuan lntemasional
(SI). Buku ini walaupun isinya singkat namun penjelasan-penjelasan
disajikan secara rinci dan detail agar mahasiswa baik dari tingkat
Sarjana maupun Pasca Sarjana atau para praktisi dapat menguasai
Mekanika Tanah dengan baik. Kendala penulisan yang dihadapi masih
tetap sama seperti edisi yang dulu, yaitu pada terjemahan istilah-istilah
dalam Bahasa Inggris yang cocok dalam Bahasa Indonesia. ~Oleh
karena itu, untuk istilah yang sering dipakai dalam masalah Mekanika
Tanah diusahakan masih tetap ditulis dalam Bahasa lnggris .
Ucapan terima kasih ditujukan kepada Ir. Moh. Aprijanto W.,
Ir. Hery Awan Susanto, Sudarwanto dan semua fihak yang telah
membantu dalam pengetikan ulang naskah buku ini. Terima kasih atas
kritik dan saran serta tanggapan yang telah disampaikan kepada
penulis pada edisi pertama dan kedua. Buku ini terwujud berkat
dorongan semangat untuk menulis yang tak habis-habisnya diberikan
oleh isteri: Isminarti dan anak-anak Kamma, Egha dan Merlangen .

Hary Christady Hardi atnlO

DAFTARISI
KATA PENGANTAR

................................ ............... .

vu

BABITANAH . ...., ..... ...... .. . ......... , . ,. ........................ .

1.1 Umum ...................................................... .


1.2 Berat Volume Tanah dan Hubungan-hubungannya ... .
1. 3 Mineral Lempung .......................... . .............. .
1.3.1 Susunan Tanah Lempung .. . ........ . ............... .
1.3.2 Pengaruh Air pada Tanah Lempung .......... ..
1.4 Susunan Tanah Granuler ................................ ..
1.5 Penyesuaian antara Partikel-partikel
................. .
1. 6 Anal is is Uk:uran Butiran .... .... .... ... .......... ..... . ... .
1.6.1 Tanah Berbutir Kasar .............................. .
1.6.2 Tanah Berbutir Halus ........................ ,. ....
1. 7 Batas-batas Atterberg ......................... . ...... .... .
1. 7.1 Batas Cair (Liquid Li1nit) ........................ .
1. 7.2 Batas Plastis (Plastic Lilnid) .................... .
1. 7.3 Batas Sus ut (Shrinkage Lin1it) ................. .
1. 7.4 Indeks Plastisitas (Plasticity Index) .......... ..
1. 7.5 lndeks Cair (Liquidity .bzdex) ..................... .
1. 8 Akti vitas ........... .. . ... .................... ........ ....
1.9 Klasifikasi Tanah ...... . .................................. .
1.9.1 Si stem Klasifikasi Unified ........ . ............. .
1.9.2 Sistem Klasifikasi AASHTO ................... ..

,.

1
2
20
20

25
30

32
34
34
35
43
44

46
46
48
48

49
54
55
59

BAB 11 PEMADATAN

2.1 Umum . ,....................... .


2.2 Uji Pemadatan ......................

73
73

75

'

M lpencraruhi Hasil Petnadatan ..


2.3. Faktor-faktor yang en o Dipadatkan ............... .
f
t-~ifat
Tanah
Le~npunt2.4 St a ..
T . ah di Lapangan ........... .
esifikasi Pemadatan an

XI

79

3.2.3.2 Uji Penneabilitas dengan Tinggi Energi


Turun (Falling-head)
3233 p~?entuan Koefisien Penneabi1i~~~- d~ri
UJt Konso]idasi
3.2.3.4 Uji Kapiler Horiz~~~~i ... ..

83
92
94
94
97

Alat-alat
Petnadat

.
.
1
6
2
Prosedur
Pernadatan

.
.
2
26
101
2.7 Kontrol 1\.epadatan di Lapangan .......... . ............. .
108
2.8 Penmdatan Tanah Organik ...... : ...)................... .
2.9 Petnudatan Dalmn (Deep Cotnpactton ................. . 110
116
2.10Perubahan Volurne Akibat Pengenlbangan Tanah .... ..
116
.2. 1O.l Ken1bang Susut Tanah Lernpung
126
..
2. 10.?- U]'i Penoen1banuan
:::::
c
2.10.3 Uji Indeks Ekspansi (Expansion Index Test.
128
...............................
.
Err)
2.10.4 Uji Tekanan Pengembangan ................... . 130
2.10.5 Variasi Potensi Pengembangan dengan
Tegangan Nounal .............................. .. 132
2.10.6 Proses Pembasahan ............................. . 134
2.10.7 Estimasi Potensi Pengembangan dari Uji
Laboratori urn ..................................... . 135
2.10.8 Analisis Kenaikan Muka Tanah akibat
Pengembangan ................................... . 136
BAB Ill AIR TANAH, PERMEABILITAS, DAN REMB~A

.
... ... .. ................. . 141
,

3.1 Air Tanah


3.l.l Teka~~~- K~~ ~~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~ ~
3.1.2 Pengaruh Tekanan Kapiler
.... .. . ............. .
3.2 Penneabilitas
.. ..
3.2.1 Garis Aliran
......... .... .. ..
3.2.2 Aiiran Air dala~ T~~ili
3.2.3 Uji Permeabilitas di Laborat~ri~~- ............... .

ii ..

3.2.3.1 Uji Permeabilitas dengan


Tetap (Constant-head)

Tin~~\ "ji~~; ;
g

3.2.4 Uji Penneabilitas di Lapangan ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~


3.2.4.1 Uj'i Permeabilitas dengan Menggunakan

Sumur Uj i .............. .
3.2.4.2 Uji Permeabilitas pada s~~~;M~~i~ ~
3.2.4.3 u ji Pe.rmeabilitas dengan Menggunakan
Lubang Bor .............................. .
3.2.4.4 Uji
Penneabilitas
Menggunakan
.Lubang Bor dengan Cara Tinggi Energi
Berubah-ubah (Variable-head) ........ .
3.2.4.5 Uj i Per tneabilitas dengan Penguk-uran
Kecepatan Rembesan
................. .
3.2.5 Hitungan Koefisien Penneabilitas secara
Teoretis
3.2.6 Hubungan P~nneabilitas dengan Angka Pori
Tanah Pasir
...... ,. ....... . . ... . .. . . .......... . . . ..
3.3 Rembesan
.. .. .. . ,. . . .. . . ... . . . . . . ...... . .. .. . . .. . . ....
3.3.1 Jaring Arus (Floli'-net) .......................... ..
3.3.2 Tekanan Rembesan ............... . ................ .
3.3.2.1 Pengaruh Tekanan A.ir terhadap
Stabilitas Tanah .......................... .
3.3.2.2 Teori Kondisi Mengapung (Quick-

...

'

156

161
1.64

168
168
174

177

178
179
180
184

186
192
196
197

141
142

................................ .
3.3.2.3 Keamanan Bangunan terhadap Bahaya

144

145
145
146
154

Piping
........... ....................... . . _Ql
3.3.2.4 Gay a Tekanan Air pada Stru.ktur ....... . -15
???
3.3.3 Kondisi Tanah Anisotropis ...................... . ........
3.3.4 Kondisi Tanah Berlapis ........................... .
3.3.4.1 Menghitung Debit Rembesan Tanah
Berlapis dengan Cara Jaring Arus ..... . ....25

154

3.3.4.2 Menghitung Debit Rembesan Tanah

condition)

199

Xll

XlJJ

230
sebagai Laptsan ung .
d Suuktur Bendungan ........... . 233
. ................. . 234
3.3.5 Rembesan pa a .
. ........ .. 235
3 3 5.1 Cara Duputt .. . . . . . . . ..
. .5 2 Cara Schaffernak ............ .

3
3
A casagrande .... 236
3.3.5.3 Cara
Garis Retnbesan secara
..
. . .... ... . . 241
3.3.5.4 Penggambaran
Grafts
~nd ungan
3.3.5.5 Debit Rembes~n pa a
..
250
Tanah Anisotropts
k
Keluar,
dan
M
3.3.5.6 Kondisi Aliran
asu ..
252
Kondisi Transfer
3.3.5.7 Cara Menggambar J aring Arus pa a
Struktur Bendungan Tanah ........ . .. . 252
256


3.3.6 Filter

5.4

d.B

5.5
5.6
5.7

259

4.1 Pengerttan
.... ... ... .. .. .. ... ...... .. .. .. ..... .
4.2 Tegangan Efektif pada Tanah Tak Jenuh . : :
4.3 Pengaruh Gaya Rembesan pada Tegangan Efektif

259
264
266

BAB IV TEGANGAN EFEKTIF

5.8

Tanah Pasir
.. ... ..... ... ...... ...,. ................
Kuat Geser Tanah Lernpung
. .. . ........ . ... .. ........ .
5.4.1 Kuat Geser Tanah Lempung pada Kondisi
Drained . ...... ...... .. . ... . ,. . . . . ... . .. . ..... ........
5.4.2 Kuat Geser Tanah Lempung pada Kondisi
Undrai11ed . ............ ..... . .... .. ............ ...... .
5.4.3 Koefisien Tekanan Pori (Pore Pressure
Coefficient) ............. . .............. ............. .
5 .4.4 Penggunaan Parameter Kuat Geser Tanah
Lempung ... .............. . ....... .......... ........ .
................... ....... .
Sensitivitas Tanah Lempung
Kuat Geser Tanah Tak Jenuh .......... . ............... .
Koefisien Tekanan Tanah Lateral Diam (Coefficient of
Lateral Earth Pressure at Rest) (Ko) ................. .
5.7. 1 NilaiKopadaTanahPasir ....................... .
5 .7.2 Nilai Ko pada Tanah Lempung ................ ..
Lintasan Tegangan (Stress Path) ...................... ..

DAFTAR ACUAN

BAB V KUAT GESER TANAH

............. . ..' .... .. .

283

5.1 Umum ............. ....... ..... ........ ' .... ... .. ... ...... . . 283
5.2 Uji Kuat Geser Tanah .. ... ....... .... . ... .. .. .. .... . ... . 288
5.2.1 Uji Geser Langsung (Direct Shear Test) . ... . .. 289
5.2.2 Uji Triaksial (Tria.xial Test) .. .. .. ..... .. .. ..... . 291
5.2.3 Uji Tekan Bebas ( Uncon.fined Compression
Test) ... ..... ........ .... ..... .. .... .... .. ... . . .. ... . 299
.......... . 301
5.2.4 Uji Geser 'Kipas (Vane Shear Test)
5.3 Kuat Geser Tanah Pasir

.. ... ... ..... ..... .... ... ,. .. . ... ... . 305

5.3.1 Uji Geser Langsung pad a Tanah Pasir ..... . .. ... .


5.3.2 Uji Triaksial pada Tanah Pasir . ... .. . .. . ... ..... ..
5.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kuat Geser

305

309

312

315
316

325
341
348

357
358
361
362
364
383

398

BABI

TANAH

1.1 UMUM

Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral,


bahan organik, dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang
terletak di atas batuan. dasar (bedrock). Ikatan antara butiran yang
relatif lemah dapat disebabkan oleh karbonat. zat organik, atau oksidaoksida yang mengendap di antara partikel-partikel. Ruang di antara
partikel-partikel dapat berisi air, udara ataupun keduanya. Proses
pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yang terjadi di dekat
pennukaan burni membentuk tanah. Pembentukan tanah dari batuan
induknya, dapat berupa proses fisik maupun kimia. Proses
pembentukan tanah secara fisik yang mengubah batuan menjadi
partikel-partikel yang lebih kecil, terjadi akibat pengaruh erosi, angin.
air, es, manusia, atau hancumya partikel tanah akibat perubahan suhu
atau cuaca. Partikel-partikel mungkin berbentuk bulat, bergerigi
maupun bentuk-bentuk diantaranya. Umumnya. pelapukan akibat
proses kimia dapat terjadi oleh pengaruh oksigen. karbondioksida, air
(terutama yang mengandung asam atau alkali) dan proses-proses
kimia yang lain. Jika basil pelapukan masih berada di tempat asalnya,
maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan apabila tanah

berpindah tempatnya. disebut tanah terangkut (transported soil).


Istilah pasir. lempung. lanau atau lumpur digunakan untuk
menggambarkan uk.'llran partikel pada batas ukuran butiran yang tel4h
ditentukan. Akan tetapi. istilah yang sama juga digunakan untuk
menggambarkan sifat tanah yang khusus. Sebagai cantoh, lempung
adalah jenis tanah yang be~sifat kohesif dan plastis. ~ pasir
digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif dan tidak plastis.

Unified
CIIJS
Systom

..
..

eutlran halus (lanau dan lampt.ng)

M~

eedaog

f-:t

paalf

2.0mrn

0.075

0.~20

0,001

0,005

lempong

lai\IIU

--l:-:------;;:;;;---_;__-'--

p111r ttdMQ~L~pa~lll'~hal~u:_

ASTM

2 .omrn

MIT

lampung koloidal

006~-~--~
0~,006::,__..:.:.
o,002
r---0,0006
o.e _-~-~
0.2

kssar

haiUI

~
clature

0,075

0,38

1,7mm

-~~~
~~ogj_~~~-~--~

2,()rrn 1,0

02

0.5

'

0 05
'

0'02

~rvat
kaw

knar

Mdaog

'*'"

haiUI kasar

1\akJs
Mo

0,002

0,006

0,0006

ha1 ue

w. -

0,0002 mm

halue

kow

halua

lcaw

wtume

be rat

t.mpung

L-~paa~r~--__1_--~IM\a
-u--:=01

0,0002 mm

aoc:long

haIus

lodang

pori-pori udara: dan air pori. Bagian-bagian tanah dapat digambarkan


dalam bcntuk dtagram fase, seperti ditunjukkan Gambar1.2.
Gambar1.2a mcmperlihatkan elemen tanah yang mempunyai
volume V dan bcrat total W, sedang Gambar 1.2b memperlihatkan

hubungan bcrat dengan volumenya.

(~

aanga\
halut

w.

v.

------------------------------------------------aJr
---------------------------------------------------------

v.

lempoog

IIIUIU

V,

(a)

Gambar 1.1 Klasifikasi butiran tanah mcnurut Unified Soil Classification System,
ASTM, MIT, dan i11temational Nomenclature.

Kebanyakan jenis tanah terdiri dari ban yak campuran a tau lebih
dari satu nmcam ukuran partikel. Tanah lempung belum tentu terdiri
dari partikellernpung saja, akan tetapi dapat bercampur dengan butirbutiran ukuran lanau maupun pasir dan mungkin juga terdapat
campuran bahan organik. Ukuran partikel tanah dapat bervariasi dari
lebih besar 100 mm sampai dengan lebih kecil dari 0,001 mm.
Gambar 1.1 menunjukkan batas interval ukuran butiran lempung,
lanau, pasir dan kerikil menurut Unified Soil Classification System,
ASTM, MIT dan International Nomenclature.

1.2 BERAT VOLUME TANAH DAN HUBUNGANHUBUNGANNYA

Segumpal tanah dap t t d


.
tanah yang ke h
a er In dan dua atau tiga bagian. Dalam
rmg, any a akan te d d

tanah dan

r tn an dua bagian yaitu butir-buttr


pon-pon udara. Dala ,
, .
.'
bagian, yaitu bagian pad' t , m ta~ah yang Jenuh Juga terdapat dua
tidak jcnuh, tanah terdir' ad, ~ta.u butJr~n dan air pori. Dalarn keadaan
t an ttga bag 1an, yattu
bagian padat (buttran
. )'

(b)

Gambar 1.2 Dtagram fase tanah.

Dari memperhatikan gambar tersebut dapat dibentuk persamaan:


(1. 1)

W= Ws+ Ww
dan

(1.2)

Yv = Yw + Va
dengan:
W5
Ww
Vs
Vw

Va

=
=
=
=
=

(1.3)

berat butiran padat


berat air
volume butiran padat
volume air
volutne udara

Berat udara ( Wa) dianggap sama dengan nol. Hubunganhubungan volun1e yang sering digunakan dalan1 mekanika tan~
adalah kadar air (w), angka pori (e). porositas (n). dan derajat

kejenuhan (S).
.. b dingan antara berat air ( Ww) dengan
Kadar air (w). ada~ah pt:l~ ant nah tersebut, dinyatakan dalam
.
d
t
da
,un
a
berat buttran pa a
c;
perscn.

(1.9)

<" )

H
'w
u(%) =
\V \

100
X

(1.4)

,.. , ( ) adalah pcrbandingan antara volutne rongga (V,.)


Porosttas 71 1 \') N'lai
"
dapat
dinyatakan
dalanl
persen
a
tau
dcngan volun1e tota ( 1
desitnal.
Vv
( 1.5)
11 =

Angka pori (e). didefinisikan sebagai pe~banding~n antara


volume rongga ( \',) dengan volun1e butiran (Vs). btasanya dtnyatakan

G = Y.,
.f

(1. 10)

Yw

Gs tidak berdimensi. Berat jenis dari berbagai jenis tanah berkisar


antara 2,65 sampai 2.75. Ni lai berat jenis G.f = 2 67 biasanya
digunakan untuk tanah-tanah tak berkohesi. Sedang untuk tanah
kohesif tak organik berkisar di antara 2,68 sampai 2,72. Nilai-nilai
berat jenis dari berbagai jenis tanah diberikan dalam Tabell.l.

Tabell.l Bcrat jcms tanah (specific gravity)

dalan1 de.sitnal.
V,.
e=
.
V

Berat spesifi k atau berat jenis (specific gravity) tanah (Gs)


adalah perbandingan antara berat volume butiran padat (y5), dengan
berat volume air (Yw) pada tempcratur 4 C.

(1.6)

Beratjenis (G5)

Macam tanah

Berat volume len1bab atau basah (yb), adalah perbandingan


antara berat butiran tanah termasuk air dan udara (W) dengan volume
total tanah (V).
\V
Yb =V

(1.7)

dengan W = \V"' + \Vs + Wa (Wa =0). Bila ruang udara terisi oleh air
seluruhnya (Va == 0). maka tanah menjadi jenuh.
. Berat volume kering (yd), adalah perbandingan antara berat
butn~an (Ws) dengan volume total (V) tanah.
Yd-

2.65- 2,68
2,65- 2,,68
2.62- 2.68
2.58- 2.65
2.68 - 2. 75

Humus

1,37
1.25 - 1.80

Gambut

Derajat kejenuhan (S). adalah perbandingan volume air (Yw) dengan


volume total rongga pori tanah (Vv). Biasanya dinyatakan dalam
persen.
S (%) =

Kenkil
Pasir
I .anau anorgamk
Lempung organ1k
Lempung anorganik

(1.8)

Berat volume butiran padat ( )


.
berat butiran padat (W) d
Ys adalah perbandtngan antara
s engan volume butiran padat (Vs).

\~ X

lOO

(1.11)

V\

Bila tanah dalam keadaan jenuh air, maka S = I. Tabel 1.2


menunjukkan berbagai macan1 derajat kejenuhan tanah untuk mak ud
klas i fi kas i.

I
I

Tabell.2 Derajat kcjcnuhan dan kondtst tanah

Keadaan tanah
Tanah kcring
Tanah agak lcmbab
Tanah Icmbab
Tanah sangat lcmbab
Tanah basah
Tanah JCnuh air

y'= COs -l)Yw


l+e

Derajat kejenuhan S

(1.17)

0
> 0-0,25
0,26- 0,50
0,51-0,75
0,76- 0,99

Y' == Ysat- Yw
3

dengan Yw = 1 tlm atau 9,81 kN/1n 3.

Dari persamaan-persan1aan tersebut .di atas dapat dibentuk hubungan


antara masing-masing persamaan, yattu:

( l. j 8)

. . Nilai-nila~ porositas, angka pori dan berat volume pada keadaan


ash dt alam dan berbagai jenis tanah yang disarankan oleh Terzaghi
(1947) ditunjukkan dalam Tabell.3.
Tabel1.3 Ntlru n, e, w, Yo dan yh untuk tanah kcadaan asli di lapangan

(a) Hubungan antara angka pori dengan porositas:


1l

Macam Tanah

(1.12)

e=--

(1.13)

(b) Berat volume basah dinyatakan dalam rurnus sebagai berikut:

(%)

1-n

e
n=-1+ e

fl

Pas1r seragam, ttdak padat


Pasir seragam, padat
Pasir berbutir carnpuran, tidak padat
Pasir berbutir campuran, padat
Lempung lunak sedtktt orgamk
Lempung lunak sangat organik

46
34
40
30
66
75

(%)
0,85
0,51
0,67
0.43
1,90
3.00

32
19
25
16
70

no

Yd
(kN/rn3)

Yb
(kN/m3)

14,3

18.9
20.9
19,9

17,5
15,9
18.6

21,6

15.8
14.3

(1.14)

Kerapatan relatif (relative density)


Kerapatan relatif (Dr) umumnya dipakai untuk menunjukkan
tingkat kerapatan tanah granuler (berbutir kasar) di lapangan.
Kerapatan relatif dinyatakan dalam persamaan:
(f)

(c) Untuk tanah jenuh air (S= 1)

= YwCGs +e)

sat

( 1.15)

+e

D =

(d) Untuk tanah kering sempuma:


v

,d -

GsYw
l+e

(1.16)

(e) Bi la tanah terendam b


~ kff d.
atr, erat volume apung atau berat volume
e e I . myatakan sebagai y', dengan

emak -e
emak- emin

dengan
emak

emin

kemungkinan angka pori tnaksinlUlll


kemungkinan angka pori Ininin1un1
= angka pori pada kondisi tet1entu di lapangan

(1.19)

'

. t rbesar atau kondisi terlonggar dari

ngka
pon
e
A
Kemungktnan a
. maksirrzunz (emak).
ngka pori
suatu tanah disebut angka porz menuangkan pasir kering dengan
.
k n dengan cara
maksimum dttentu a
k dalam cetakan (nzould) yang telah
. .
t npa getaran e
ri berat pasir di dalam cetakan, emak dapat
hau-hatt. dengan a
diketahUI volumenya. Da k
ri minimum (efTUn) adalah kemungdihitung. S~cara sama, an;n a ~~apai oleh tanah. Nilai emm dapat
kinan kond1sl terpadat Y gt kan pasir kering yang diketahui
ditentukan dengan mkengge narg telah diketahui volumenya, dari sini
be t a ke dalam ceta an ya
.
. .
ke:u~a~ dihitung angka pori minimum: Pada tanah pasu dan kenkil,
'
density)
kerapatan re1att'f (re 1at 1ve
dtgunakan untuk menyatakan
.
.
nyata
dengan
batas-batas
makstmum
dan
ka
Pori
hubungan antara ang
.

gka
ponnya
Persamaan
(1.19)
dapat
dtnyatakan
nuntmum an an

.
.
dalam persamaan berat volume tanah, sebagat benkut:

D -= Yd(mak)

Yd

Yd(mmj

Yd

Yd(mak)

(1.24)

Yd(mm)

Kerapatan relatif biasanya dinyatakan dalam persen.


Kepadat_an relatif (relative C011lpaction), Re. didefinisikan sebagai
pcrband1ngan antara berat volume kcring tanah di Iokasi dengan berat
volume kering maksimumnya atau,
R _

c-

Yd

( 1.25)

Yd(mak)

..,d ""

I
=

"Yd{tnln)

berat volume kering

angka pori

DO

-.,.

(1.20)
kerapatan relatif

'Y4I(INII)

I
100

D, (%)

atau
e . = GsYw -1
nun

(1.21)

Yd(mak)

Rc-80

0
I

kepadatan relatif Re (%)

100
I

Dengan cara yang sama dapat dibentuk persamaan angka pori


maksimum:
Gambar 1.3 Perbedaan kerapatan relatif dan kepadatan relatif.

(1.22)

dalam Gambar1.3.
Hubungan antara kerapatan relatif dengan kepadatan relatif
adalah:

dan angka pori pad a kondisi tertentu di lapangan:


e = GsYw -1
Yd

dmakeng~ Yd(mak)

(1.23)

da? . Yd(min) berturut-turut adalah berat volume kering


stmum dan nuntmum sert
d1
asli Sub t"t p
'
a Yd a a ah berat volume kering keadaan

s t ust ersamaan (I 20)


.
(1.19) diperoleh persamaan:
sampat (1.23) ke dalam Persamaao

Perbedaan antara kerapatan dan kepadatan relatif ditunjukkan

Rc =

Ro
1- Dr( 1- R0

(1.26)
)

dengan Ro = Yd(min) I Yd<mak)


Lee dan Singh ( 1971) menyarankan hubungan antara kepadatan
relatif dan kerapatan relatif sebagai berikut:

10

Re =80 + 0.2 Dr

])

(1.27)

dengan Dr dalatn persen.

Tanah
mempunyai
angka
pori
e
=
0
70
kadar
a
r
w20m
d
be
1
. .
.
' ,
m an
rat
Jents Gs = 2,65. HJtung n, yb, yd, dan S.

Cotltolz soal 1.1:


3
. d' 1
gan tanah men1punyai volume 10 cm dan berat
Pada kondtst 1 apan ,
.
basah L8 gram. Berat tanah kering ove~l adalah 16 gram. JIka berat
h G _ 2 71 hitung kadar atr, berat volume basah, berat
.
Jents tana
s

volunle kering. angka ~ori, po;osttas, dan deraJat kejenuhannya


(dianggap berat volume atr 1 g/cm ).

Penyelesaian:

(a) Porositas: n = e
0, 70
0 41
1 + e = 1 + 0,70 = '
(b) Berat volume basah:

Penyelesaian :

(c) Berat volume kering: yd = Yb


1+ w

(c) Berat volume kering: Yd = WsfV = 16/10 = 1,60 glcm (15,7


3
kN/m )
(d) Angka pori: e =VJVs

e =4,10/5,90 =0,69
69
(e) Porositas: n = e = 0,
= 0 41
1+ e 1+ 0,69
'
(f) Derajat kejenuhan: S = VwiVv

1,87
1+ 0.20
3

= 1,56 glcm (15,3kNim 3 )

3
V. . = V- Vs= 10-5,90 =4,10 cm

1+0,70

=1,87 g/cm (18,34 kNim3)

(b) Berat volume basah: Yb = WIV = 18/10 = 1,80 g/cm (17,66

16
3
Vs=
=
=5,90 cm
GsYw 2,71Xl

= (1 + w) Gs Yw = (1 + 0.2) 2,65 x 1
3

ws

yb

1+e

W
W-W
18-16
(a) Kadar air: w = "' =
s =
= 12,5%
Ws
Ws
16
3
kN/m )

Contoh soa/1.2:

(d) Derajat kejenuhan: S = w Gs le= 0,20 x 2,65 I 0.70 =76%.


Perhatikan ketika tanah menjadi jenuh: e = w Gs (karena S = 1).

Contoh 1.3:
Tanah pada kondisi n = 0,45, Gs = 2,68 dan w = 12%. Tentukan berat
3
air yang harus ditambahkan untuk 1 m tanah, supaya tanah menjadi
jenuh.

Penyelesaian:
e

11

I (l- n) = 0,45 1(1- 0.45) = 0,82

Vw=WwiYw = (18- 16)/1 = 2 cm3


ladi, S = 2/4,10 =0,49 = 49 %.

12
13

68
2
(I+ w) G, y w = (I+ 0,12) X I = 1,65t /m.1 (16.18 kNtrn 3)

Yh

1+ e

(G ~ +c)y w

Y'a'

1+ e

air

1+ 0,8 2
_

__
__
---------_____
.....
----________
......... __

3
3
1
2
(2,68 + O.S ) =1,92t I rn ( 18,87 kN!tn )

_..,....
~ ....

.._,

,_

.... ...,.,

-----------......
______
__
____
_______
_
----------__________
_________
..._._
----~-----

1+ 0,82

_._._.

.___..,..

Berat air (WII') yang harus dita~nbahkan per nlcter kubik:

.....,...,..

yb = 1, 92 - 1, 65 = 0,27 ton
_
Y
sat

Jadi, untuk membuat tanah m~njadi jcnuh, harus ditambahkan air


sebesar WuiY"' = 0.27I 1 =0.27 nr.

w.

v. = 1

Contoh soal 1.4:


butlran

Data dari pengujian di laboratoriun1 pada benda uji jenuh


mcnghasilkan angka pori e = 0,45 dan berat jenis G\ = 2,65. Untuk
keadaan ini, tentukan berat volume basah (Yb) dan kadar airnya (w).

Gambar CJ.J.

Penyelesaian:

Jadi, tanah ini mempunyai berat volume basah Yb = 2,14 tJrn3 (21
3
kN/m ) dan kadar air sebesar w = 17%.

B.enda uji dalam kondisi jenuh. Jadi, seluruh ruang pori terisi dengan

Contoh soall.S:

atr.
e

=VJVs= 0,45

Tapi V" dan Vs belum diketahui. Pada Gambar Cl.l, dengan


menganggap Vs =1, maka untuk kondisi jenuh: Vv = Vw = e Vs = e;
V = Vs + eVs= 1 + (0,45 x 1) = 1,45
Ws = VsGs Yw = 1 X 2,65 X 1 =2,65 t
Ww = VwYw =0,45 X 1 =0,45 t
W
Y~>
W

= Ws + Ww = 2,65 + 0,45::: 3,J t

Pada contoh benda uji asli (undisturbed sanzple), 0.027 n13 tanah yang
diperoleh dari lapangan mempunyai berat 51.6 kg. Berat kering tanah
= 42,25 kg. Berapakah berat volume apung (y') tanah ini, jika tanah
terendam di bawah Inuka air tanah? Diketahui berat jenis tanah
Gs = 2,70.

Penyelesaian:
Vs = WsfGs Yw = 42,25

1o- /(2. 7
3

..
l) = 0.0156 m3

= WIV= 3,111,45 =2,14 t/m3

Vv = V- Vs= 0.027-0.0 156= 0.0114 rn

= Ww!Ws::: 0,45/2,65 = 17%

V,/ Vs= 0,0114 I 0,0156 =0,73

y' = (Gs-1)y"/(1 +e)=(2.7-1)1/(1 +0.73)=0.98t/m

14

J5

, - 0 98 t/mJ (9 ,6 1 kN!ln3).
Jadi, berat volunle apung tanah y - ,

Contoh soall. :

b1.1dari lokasi tanah timbunan,


1
k

uh
yang
tan
3
h
Suatu contoh tana t.a Jen
b t vohnne basah 2 g/cm~ . Dengan
. k d . atr 20% dan era
.
men1punyat a at
.
G _ 2 7 dan berat volume atr !"v = 1
~ .
tanah ~ - ' '

menganggap berat J~nts .


dari contoh tersebut. J 1ka tanah
/cn13. hitung deraJat kejenu1lan
gkemudtan
. menJa
. d'1 Jenu
. h. hitung. berat volumenya.

Volume udara:

Va

= 0,6 - (Vw+ V5 )

= 0,6 - { Yw+ W/(ywGs) }


= 0.6 - {0.2 + 1/(1 x 2,7) } = 0,03 cm3
= VwiVv =0,2/(0,2 + 0,03) = 87%

= VviV~ == 0,23/0,37 = 0,62

d.

Derajat kejenuhan:
A ngka pori:

(V.., = 0,6 - 0,2 - 0,03 = 0,37 cm3 )


Vol umc rongga total: vl' = Vn + Vw=0,03 + 0,2 = 0,23 Cn13
Saat tanah jenuh, rongga terisi air sc1uruhnya, maka

Penyelesaran :

Ww

Dengan tnengambil berat butiran pa~at, Ws = 1 g


maka berat air. Ww= wWs = 0,2 X 1 = 0,2 g

w. = 0

udara

v.

Berat volume jenuh:

-------------------------...-..-.--....-- - --a-

--------

~-------~---__,.....

----_,__
.
r
----~----- 81 - - - - -

----------~
~-----

----

----

---------------------

Ww = 0,2 gram

~---- - ------

~------------~--------- ----..-~

....._.;..t'..
.....
,...
......
:-:
...
.
,
......
;..;
.....
.......
.........
,,
..
,
.
..
.:.... ,
:.-'
..
....
,
..
r
..
.....:,.......\.,............
....... . .,
....
.:;.--:-'''.:--:
., , .
...........
.. ....,.. butl
.....,.:........
.... ' ..
ran
...
'.-" ....., ..........
.
...L.'\'
: .....

.....-..,..,...................
.;-,.....
.,.
,,...
.. ,. ..
..~ . ......_..,. -.., .... .......
~::

.~

"~

-~
\
t' .: ' ,1. :
~ -=~
~.
,.:;~
~

v.

I-'' .C 'I ~.,"

.
-!.\
I ,, ''
I
'-~

r-,
I ,, ._
~-

Volume air:
Berat total,

Vw
W

1 + 0,23
0,60

= 2.05g/cm (19.62kN/m ~)

w. =

1 gram

Dari lokasi pengambilan bahan timbunan, diperoleh data bahwa angka


pori tanah tersebut 1,2. Ji ka j umlah material yang dibutuhkan untuk
3
timbunan 15.000 m dengan angka pori 0.8, berapakah jumlah
material yang harus disediakan pada lokasi pengambilan?

,,, , ..

. ~'-"et' ' .a,, I~~ . . I._ ' . . '

_ berat tanah jenuh _ Ws + Ww


Ym, volume satuan
V

Contoh soall. 7:

= '}\, Vw= I X 0.23 = 0.23 g.

~-

~
;

It

Gambar C1.2.

= WJyw= 0,2/1 =0,2 cm3


= Ww + Ws =0,2 + 1 = 1,2 g

Berat volume basah: WIV = 2 g/cm3


Maka volume total:
V = 1,2/2 = 0,6 cm3

Penyelesaian:
Keadaan di lokasi pengambilan (lokasi ll): e2 = 1.2
Keadaan lokasi penimbunan (lokasi I): e1 = 0.8
Jika V1 adalah volume pada lokasi penimbunan dan V2 adalah volume
pada Iokasi pengambilan, maka :
V1/V2 = ( 1 + e t)!( 1 + e2)

Ingat bahwa V= Vs + V"= Vs ( I +e) dan Vs selalu tetap.

16
17
\1 = \1 X
2.

1+ e2
1+ el

3
2
I
+
L
1
8333
m
15000X
=
1+ 0,8

V2 =- 200000x

lokasi
II
(pengarnbilan)
:::
disediakan pada
.
tanah
yang
harus
Jad1,
18333

Contoh soall.S:
h padat 200.000 tn3 dengan angka
merlukan tana
.
Proyek bendun?an Ine . dua lokasi yang memungk1nkan untuk
pori 0.60. Dan peta ~erhhat survai di kedua Jokasi, diperoleh data
pcngainbilan tanah tnl. Dan
sebagai berikut:
Lokasi pengambilan

Angk.a pon (c)

I
11

0.90
1.65

Rp.3000,Rp.2500,-

Colltoh soall.9:

Buktikan:
(a) Persamaan (1.16)
(b) Persamaan (1.14)
(c) Persamaan (1.15)
Penyelesaian :

Dengan memperhatikan Gambar C1.3. Dianggap volume buti ran


padat: Vs = 1.

Pilihlah tempat pengambilan tanah yang lebih ekonomis.

Penyelesaian:

1 + 0,60

= 331250 m3

Upah angkutan total = 331250 x Rp. 2500,- = Rp 828.125.000,Jad1, lokasi I lebih ekonomis, walaupun upah angkutan per m3 lebih
mahaJ.

3
n1

Upah angkutan per m3

1+ 1,65

v.

Jika, V1 = volume yang dibutuhkan pada lokasi I,


V2 = volume yang dibutuhkan pada lokasi II,
V = volume tanah yang ditimbun di lokasi bendungan
3
= 20000 m

udara

----------------------------------------------------------------------------

Vs di semua lokasi sama, maka

V.

V1 = 200000x

1 0 90

+ = 237500 m3

butiran

1+ 0,60

Upah ~ngkutan total= 237500 x Rp 3000,- = Rp 712.500.000,LokasJ pengambilan II:

aJr
Gambar CJ.3.

w. = 0
Ww

wW8

wG..y. Va

18

19
GsYw +Ywe
Yb = Ysat =
l
+e

(a) Persamaan (1.16):


yd=

WsfV

Yw(Gs+e)
Ysat =
l +e

_
G
Vy
..
maka
Karena, Ws - s s "
GsYwVs - GsYw
Yd =
V - 1+ e

Contoh soall.l 0:

(b) Persamaan (1.14):


\V

\V.s + U'w

'Yb = V =

Karena, \Vw =w\Vs dan lVs =Gs YwYs, maka


GsYw Vs+ wGsYwVs
Yb =
V

= Gs(l + w)Yw
l+e

(c) Persamaan (1.15):

=
Ww =

Vw

Volume air:

= Se (karena Vs= 1)
YwYw = wWs =wGsYwVs

SVv

Berat air

atau

YwSe = wGsYwVs

dengan

Vs

Tanah pasir yang akan digunakan untuk urugan kembali (back fill)
mempunyai berat volume basah Yb = 19,62 kN/m3 dan kadar air w =
10%. Angka pori dalam keadaan paling tonggar (emak) = 0,64 dan
dalam keadaan paling padat (emin) = 0,39. Tentukan angka pori (e)
tanah urugan kembali dan kerapatan relatifnya (Dr). Diketahui tanab
urugan kembali mempunyai G~ = 2.65.

1, maka Se =wGs

Persamaan ini merupakan persamaan yang sangat penting untuk


hitungan-hitungan. Dari persamaan tersebut dapat dibentuk persamaan
lain, yaitu :

Penyelesaian:

G5 (1+ W)Yw
Berat volume basah:
Yb =
1+ e
2,65 (1 + 0.1) 9.81
19,62 =
.
l+e

diperoleh

e = 0,46

emak - e

Kerapatan relatif: Dr = -~:....__emak - emiri

Dari
= 0,64-0,46 = 0, 72
Yb = Gs(l+Se/Gs)yw
l+e

=GsYw +ywSe
l+e

Pada waktu tanah menjadi jenuh air, S = :


1

0,64-0,39
J adi, angka pori tanah urugan kembali: e = 0,46 dan kerapatan relatif:
Dr = 0,72.

20
1.3 MINERAL LEMPUNG
1.3.1 Susunan Tanah Lempung
.
.
k 1 kin1ia rnenghast lkan susunan
h aktbat rea s
.
.
k
Pelapu an tana
k 1 .d dengan diatneter butI ran lebth
kelompok partikel beruku~n bot o~neral lempung. Partikel lempung
kecil dari 0.002 nltn, yang tse u
lpunyai permukaan khusus,
1 mbaran yang tnen
berbentuk scpertt e
. st'fat sangat dipengaruhi oleh gayaletnpung rnempunyat
.
.
h
se mgga
T d t k'ra-kira
15 macam tnineral yang dtklast1

d'
gaya permukaan. er apa
.
. .
lempung (Kerr. 1959). Dt antaranya ter tn
1
fikastkan sebagat mtnera
. . .
. .
dari kelornpok-kelompok: montnzorillotllte, zllzte, k~ohnzte, dan po.lygorskite Terdapat pula kelompok yang lain, rrusalnya: chlorzte,
venniculite, dan halloysite.
Susunan kebanyakan tanah lempung terdiri dari silika tetrahedra
dan aluminium oktahedra (Gambar 1.4a). Silika dan aluminium
secara parsial dapat digantikan oleh ele1nen yang lain dalam kesatuannya. keadaan ini dikenal sebagai substitusi isomorf Kombinasi
susunan dari kesatuan dalam bentuk susunan lempeng simbol diperlihatkan dalam Gambar 1.4b. Bermacam-macam lempung terbentuk
oleh kombinasi tumpukan dari susunan lempeng dasarnya dengan
bentuk yang berbeda-beda.
Kao/inite merupakan mineral dari kelompok kaolin, terdiri-dari
susunan satu lembar silika tetrahedra dengan satu lembar aluminium
ok~~~edra. dengan satuan susunan setebal 7,2 A0 ( 1 angstrom (A0 ) =
10
m) (Gambarl.Sa). Kedua lembaran terikat bersama-sama,
sedemikian hingga ujung dari lembaran silika dan satu lapisan lembaran oktah~r? membentuk suatu lapisan tunggal. Dalam kombinasi
lembaran sthka dan alumi
kd
.
(G b
mum, e uanya tenkat oleh ikatan hidrogen
leb~hm dar. I.Sb ). Pada keadaan tertentu, partikel kaolinite mungk.in
an seratus tumpukan
k
. .
.
mineral ini stab"tl d
. .d yang su ar dtptsahkan. Karena ttu,
an atr tt ak dap t
k .

dapat menimbulkan k b
a masu dtantara lempengan (atr
em ang-susut d 1
lialloysite hampir sama den pa a se .s~tuannya).
berurutan lebih acak 1kat
gan kaoluute, tetapi kesatuan yang
. annya dan d
.
apat dtpisahkan oleh lapisan

21

tunggal molekul air. l!ka lapisan tunggal air menghiJang oleh karena
proses penguapan, mJneral ini akan berke1akuan la'tn Mak
+c
h 1

a, SJ 1.a t
t ana h berb uttr
a us .yang mengandung hallo
. .t e akan beru bah secara
.
.
. ys1
taJain Jtka tanah d1panasi sampai menghilangkan Japisa n t
1k I .
S'f
unega 1
mo e. u.r a1rnya
1 at khusus lain adalah bentuk part'Ikel
,
"'
"
'
d
..
nya menyerupa1 s1 tn er-sthnder memanjang, tidak seperti kaolinite yang berbentuk peiat-pelat.

.'

lembarll'l eJuminlum

alllka setrahedra

aluminium o4ctahedra

alumloJum
0 hldrokiU

eHikon
o okalgen
(a)

Gambar 1.4 Mineral-minerallempung.

Montmorillonite, disebut juga snzectite. adalah mineral yang dibentuk


oleh dua lembar silika dan satu lembar aluminium (gibbsite) (Gambar
1.6a). Lembaran oktahedra terletak di antara dua Iembaran silika
dengan ujung tetrahedra tercampur dengan hidroksil dari lembaran
oktahedra untuk membentuk satu lapisan aluminium oleh magnesium.
Karena adanya gaya ikatan Van der Waals yang Iemah di antara ujung
lembaran silika dan terdapat kekurangan muatan negatif dalam
lembaran oktahedra. air dan ion-ion yang berpindah-pindah dapat
masuk dan mernisahkan lapisannya, Jadi kristal nzontnzorillonite
sangat kecil, tapi pada waktu tertentu mempunyai gaya tarik yang kuat
terhadap air. Tanah-tanah yang mengandung nzontnzorillonite sangat
mudah mengembang oleh tambahan kadar air. Tekanan pengen1
bangan yang dihasilkan dapat merusak struktur ringan dan perkerasnn
jalan raya.

22

23

/ -~"'--..
~- ~

atumlnlum

eillka

aluminium

. aJuminlum
tlltka

elllka

Qumlnl~7

-I

I
I

/
/

OH

/
/

\
\

(I)

'

''

''

'\ \

\f'

II

------

'

I
I
I
I

(b)

1/.

@ tldtokll

'

\
\

Alufririum. b I 11.

(b)

Gambar l.S (a) Diagram sk

t'k kt
ema 1 stru ur kaolinite (Lambe, 1953).
(b) Struktur atom kaolinite (Grim, 1959).

,'
I
I
I ,I
,

mVJJIUn

saa.

............

ker.teow kadang

Gambar 1.6 (a) Diagram skematik struktur montmorillonite (Lambc. 1953).


{b) Struktur ato m montmorillonire (Grim. :1 959).

24

25

ang
terdiri
dari
mineralY

eral
Iempung

b
h
k
mtn
dasamya terd tn an se ua
111 '1e adalah bentu
. .
k susunan

b
1
.
k
lompok
dlrte.
Bentu
'kat
diantara
dua
em
aran
1
mtnera e .
h d yang ten
. .
n aluminium okta e ra
kt hedra terdapat substttust
b
lem ara
lembaran o a
'
b
tetrahedra.
Dalam
.
d
besi
dan
dalam
lem
aran
'l'k
st t a
.
h
nesium an
,
. .
. . 'l'kon
oleh
alumJntum
(Gambar
Parsial alumintum ole1 mag
ubstttUSl Sl 1
h
tetrahedra terdapat pu a s . t bersama-sarna oleh ikatan lema tonl batan-lembarannya. Ikatan1 7) Lembaran-lembaran ten~a
d t dt antara etn
.
.
. .
ion kahum ya~g ter .apa +) lebih lemah daripada tkatan htdrogen
ikatan dengan ton kahum (K
_,
slllka
.

' K)
stlika

aluminium
silika
~- ,

\ K

.. _

ion kalium

siUka
10 A0

aluminium
sitika
-,
\ K I

.. .,

slUka

aluminium
sllika
I

K \
I

slllka
Gambar 1.7 Dtagram sk

k .
.
ematt struktur tllite (Lambe, 1953 ).

~ang ~en~ikat satuan kristal kaolinite, tapi sangat lebih kuat daripada
1katan JOntk yang .membentuk kristal montmorillonite. Susunan illite
tidak mudah mengembang oleh air di antara lembaran-lembarannya.
1.3.2 Pengaruh Air Pada Tanah Lempung
Air biasanya tidak banyak mempengaruhi kelakuan tanah non
kohesif (granuler). Sebagai contoh, kuat geser tanah pasi.r mendekati
sama pada kondisi kering maupun jenuh air. Tetapi, jika air berada
pada lapisan pasir yang tidak padat, beban dinamis seperti gempa
bumi dan getaran lainnya sangat mempengaruhi kuat gesemya.
Sebaliknya, tanah berbutir halus khususnya tanah Iempung akan
banyak dipengaruhi oleh air. Karena pada tanah berbutir halus, luas
pennukaan spesifik menjadi Iebih besar, variasi kadar air akan mempengaruhi plastisitas tanah. Distribusi ukuran butir tanah umumnya
bukan faktor yang mempengaruhi kelakuan tanah butiran halus.
Identifikasi tanah jenis ini dilakukan dengan mengadakan uji batasbatas Atterberg.
Partikel-partikel lempung mempunyai muatan listrik negatif.
Dalam suatu kristal yang ideal, muatan-muatan negatif dan positif
seimbang. Akan tetapi, akibat substitusi isomorf dan kontinuitas perpecahan susunannya, terjadi muatan negatif pada pennuk:aan partikel
lempung. Untuk mengimbangi muatan negatif tersebut, partikel
lempung menarik ion muatan positif (kation) dari garam yang ada di
dalam air pori. Hal ini disebut pertukaran ion-ion. Kation-kation dapa~
disusun dalam urutan kekuatan daya tarik-menariknya, sebagat
berikut:

AI + > Ca + > Mg + > NH + > K+> W > N~+ > ~+


3

Urutan tersebut memberikan arti bahwa ion Ae dapat


2
2
mengganti Ca +, Ca + dapat mengganti Na+ dan seterusnya. Proses ini
disebut dengan pertukaran kation. Sebagai contoh :
Na(Jempung)

+ CaCb

Ca(le~ung> + N.CI

26

27

letnpung didefinisikan
1
d I
k tton t,ula 1 .
.
ang
dinyatakan
a
am
K apas ltas pcrtukaran 'a. -ton
Y

1011
bagai junllah pertukaran
kering. Beberapa garam Juga
se. . k' t~n per l<X) grain lenlpung
kcring. Pada waktu air
mthe tva
. ..
artikel lcmpung
.
.
,_
P kation-katton
. dln anton-anton n1enga
terdapa t P'ld'l' pcnnukaan

ditan1bahkan pada lenlpung.


S)
pung di sckitar partikcl (Gantbar 1. .

.------.._okslgen

0()
Q~ 0 ()
. .~
,.:.

lempung

---.._...;.~
.~

..~.I

'I

o

hidrogen

kation

(b)

(a)

8- -

Gambar 1.9 Si fat dipolar air.

anion

.----,
. ..,.. ~
"'""";"",

'..eo:

.
Gambar 1.8 Kation dan anion pada partikel lempung.

. .......,. '.......
., ....,......'.....
. ............ ....
e . ::.: +

. .......

(1)

Molekul air merupakan molekul yang dipolar, yaitu atom


hidrogen tidak tersusun simetri di sekitar atom-atom oksigen (Gambar 1.9a). Hat ini berarti bahwa satu molekul air rnerupakan batang
yang mempunyai muatan positif dan negatif pada ujung yang
berlawanan atau dipolar (dobel kutub) (Gambar 1.9b).
Terdapat 3 mekanisme yang menyebabkan rnolekul air dipolar
dapat tertarik oleh permukaan partikel lempung secara elektrik

... .: .

~ennukaan

bennuatan negatif dari partikel


lem?ung dengan u~ung positif dari dipolar.
(2) Tankan antara katton-kation dalam lapisan g d d
n muatan
r d . .
.
.
an a enga
negatt an . UJung dtpolar. Kation-kation ini tertarik oleh permukaan parttkel lempung yang bermuat
.f
an negat1 .

' I

permukaan partikel .:6~!~


lempUng

/"katlon

.. 9::
. ..

...

'~

(2)

@(+)
e, :{

.....

., '

:1::\::
\=.!.::

(Gambar 1.10):

(1 ) Tarikan antara

(3)

Ill ..\ 1 ...l e

1 I

Gambar 1.10 Molekul air dipolar dalam lapisan ganda.

28

29

molekul
air,
yaitu
dengan
h.1drogen da Iam
d
(3) Andil atom-atom
. en dalatn partikel Jempung an atom
ikatan hidrogen antaral oks\~kul air.
oksigen dalain moleku -mo

menolak satu dengan yang lain secara elektris, tapi prosesnya


bergantung pada konsentrasi ion, jarak antara partikel, dan faktorfaktor lain. Secara sama, dapat juga terjadi sa ling tarik menarik antara
partikel akibat pengaruh ikatan hidrogen, gaya Van der Waals, macam
ikatan kimia dan organiknya. Gaya antara partikel berkurang dengan
bertambahnya jarak dari pennukaan mineral seperti terlihat pada
Gambar 1.12. Bentuk kurva potensial sebenamya akan tergantung
pada valensi dan konsentrasi ion, larutan ion dan pada sifat dari gayagaya ikatannya.

yang
berada
di
sekitar
partikel
.
'k secara elektns,
st
I .
Air yang tertan .
d (d0 ,~ble-/ayer water). 1 at p astts
1 san gan a


lempung, disebut atr ap.
k . t si dari Iapisan ganda. Ketebalan
dalah akibat e sts en
d' 1
tanah lempung a
. I k r zite dan nzonttnorillonlte tper lair lapisan ganda untuk knsta ao u
hatkan dalam Gambar 1.11.

,-llr 11raptn

llr

luiltal

.
. .. . .
.
..
,
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

. . . ....... . ........


... .. . .
. .. .. . . "

. . .

'

'


'

10 A
10 A
10 A

,.

'

'

200A

air tapllan ganda

(b)

(I)

Gambar 1.11 Air pada partikellempung.


(a) Kaolinite.
(b) Montmorillonite (Lambe, 1960).

Gambar 1.12 Hubungan potenstal (elektrostatis, kimia dan sebaga.inya) dengan jarak
pet mukaan lempung.

Air lapisan. ganda pada bagian paling dalam yang sangat kuat
mele~t pada partkellempung, disebut air serapan (adsorbed water).
Pertahan hubungan mineral
I
1
'k
-rrunera
empung
dengan
air
serapan,
be
mem n an bentuk dasar dari
.
.
terikat satu sama 1 1
s~suna~
tanah. Ttap-tiap partikel sahng
atn, ewat lap1san a
. .
.
.k
tr serapan. Maka, adanya ton-ton
Yang berbeda mate 1
'
na organt bed k
.
.
akan berpengaruh besar d r'
a onsentrast, dan lain-latnnya
pa a st at tanah p
Iak
.arttkel lampung dapat to

Jadi, jelaslah bahwa ikatan antara partikel tanah yang disusun


oleh minerallempung akan sangat dipengaruhi oleh besamya jaringan
muatan negatif pada mineral, tipe, konsentrasi, dan distribusi kationkation yang berfungsi untuk mengimbangkan muatannya. Schofield
dan Samson (1954) dalam penyelidikan pada kaolinite. Olphen (1951)
dalam penyelidikan pada nzontmorillonite, menemukan bahwa juml:m
dan distribusi muatan residu jaringan mineral, bergantung pada pH 8lr.
Dalam lingkungan dengan pH yang rendah, ujung partikel kaolinite

30

31

f dan se1anJ'utnya dapat menghasilkan


bermuatan posttl
rtikel yang berdekatan. Gaya
dapat menjadi
. .
ke permukaan antara pa
f
gaya tank UJUng
.
.
.
.
bulkan
sifat
kohest
.
tank 1nt mentm

'

contoh_tan~h pasir pada kondisi kerapatan relatif yang sama seperti


kondtst ash dt l~pangan. Akan tetapi, pengambilan contoh benda uji
untuk tanah pastr yang longgar di lapangan, sangat sulit. Material ini
sangat sensi~i~ terhadap getaran, sehingga sangat sulit untuk menyamakan kondlSlnya, sama seperti kondisi asli di lapangan. Karena itu
dalam praktek digunakan beberapa macam alat penetrasi untuk
mengetahui sifat-sifat tanah granuler. 'Pada cara ini, nilai tahanan
penetrasi secara kasar dihubungkan dengan nilai kerapatan relatifnya.

1.4 SUSUNAN TANAH GRANULER

d t mengendap pada suatu larutan


Butiran tanah yang apa
pada butiran yang lain akan
d' 'd tak bergantung
suspensi secara tn IVt u, Seba ai contoh, tanah pasir, kerikil, atau
berupa susunan tunggal.. d g I au Berat butiran menyebabkan
beberapa campuran paS!r a~ a~ (Gambar 1.13) mungkin tidak
butiran mengendap. Susunan ana
k
.
padat (angka pori tinggi atau kerapatan re~dah) atau padat (an~ a.~o~
rendah atau kerapatan tinggi). Angka pon ?ergantung pada dtstrt ust
ukuran butiran. susunan serta kerapatan buttran.

'

k)ngg (tidak padat)


(a)

padat

Gambar 1.14 Susunan sarang lebah.

(b)

Gambar 1.13 Susunan butiran tanah granular.

Tanah granuler dapat membentuk hubungan sarang lebah


(~n~ycomb) (Gambar 1.14) yang dapat mempunyai angka pori yang
tmggt. I:e~gkungan butiran dapat mendukung beban statis, tapi
susunan 1n1 sangat sensitif terhada 1
beban
dinamis Ad
. d
P ongsoran, getaran atau
da d.
anya arr alam susunan butir tanah yang sangat tidak
pa t apat mengubah sifat-sifat tekn"
tsnya.
K erapatan relatif (D) sa

tanah granuler Kare . ' ~gat berpengaruh pada sifat -sifat tekntS

na ltu, dtperlukan

tohpengujian terhadap con

Perlu diperhatikan dalam banyak masalah teknis, karakteristik


tanah granuler tidak hanya cukup ditinjau kerapatan reJatifnya. Sebab.
ada kemungkinan dua tanah pasir dengan angka pori dan kerapatan
relatif yang sama, mempunyai susunan butiran yang berbeda. Kondisi
demikian akan mengakibatkan perbedaan pada sifat teknisnya. Pada
Gambar 1.15, kedua tanah pasir identik, keduanya mempunyai distribusi ukuran butiran yang sama dan angka pori yang sama, tapi
susunannya sangat jelas berbeda.

32

(a)

(b)

33

bilitas dalam arah paralel maupun arah tegak lurusnya. Selain itu,
posisi butiran relatif juga akan berpengaruh besar terhadap stabilitas,
penneabilitas dan karakteristik perubahan bentuknya, dan juga akan
berpengaruh pada distribusi tegangan di dalam lapisan tan ah. J arak
antara partikel juga mempengaruhi ikatan antar partikeJ tanah.
Susunan partikel dapat dibagi atas 2 macam (Rosenqv.ist, 1959),
yaitu: susunan terflokulasi (jlucculated) (hubungan tepi partikeJ yang
satu dengan pennukaan partikel yang lain) dan susunan terdispersi
(d ispersed) (hubungan permukaan partikel yang satu dengan
pennukaan yang lain) (Gambar 1.16). Sifat endapan Jempung akan
mempunyai lebih atau kurang susunan terflokuJasi, tergantung dari
1ingkungan di man a tanah tersebut berada.

Gambar 1.15 Tanah dengan kerapatan relatif yang sama, tapl susunan butirannya
berbeda (Leonard, 1978).

Sejarah tegangan yang pemah dialami pada waktu ya~g lampau,


juga merupakan faktor yang harus dipertimbangkan. L~p1san tan~
granuler yang pemah mengalami pembebanan yang leb1h besar dan
tekanan yang ada sekarang, akan mempunyai sifat tegangan-regangan
dan penurunan yang sangat berbeda dari jenis tanah granuler yang
belum pemah menderita beban yang lebih besar dari sekarang
(Lambrechts dan Leonard, 1978).

1.5 PENYESUAIAN ANTARA PARTIKEL-PARTIKEL

. Tinjaua~ s~ktur tanah meliputi pertimbangan komposisi


nuneral ~an s1fat-s1fat elektrik dari partikel padatnya. Demik:ian juga
1
mengena ~ntuk, penyesuaian terhadap yang lain, sifat dan kelakuan
terhadap_ a1r tanah, komposisi ion, serta gaya tarik antara partikelnya.
Gaya tank antara partikel p d t h
.
'l
. . . .
a a ana -tanah berbutu kasar sangat keel
Pada tanah jents tnt bentuk
'k 1 k
t t
kn
.'
Partt e a an sangat mempengaruht st a
tean IS~:~Seba~a~ contoh, pada sedimen pasir' khususnya butiran
y kug
'
sedlkit perubahan dari bentuk bulat ke bentuk kubus
cu p menyebabkan variasi
be
yang sar pada karakteristik permea-

(s) Susunan

(b)

Gambar 1.16 Skema susunan partikel (Rosenqvist, 1959).

Pada peritiwa konsolidasi, cenderung terjadi penyesuaian


partikel ke bentuk susunan terdispersi atau par~lel.. Dalam ha)
konsolidasi satu dimensi (one dimensional consolldatzon ), seluruh
partikel menyesuaikan sendiri kedalam bidang paralel (Hvorslev,
1938; Lambe, 1958) (Gambar 1.17a).
Pembentukan tanah secara acak menghasilkan pengel o~pokan
.
secara acak (Mtchaels,
penyesuatan
susunan parttke1 yang seJaJar
1959) (Gambar 1.17b). Regangan geser . juga. cenderung untuk
menyusun partikel da1am tipe susunan terdtsperst (Seed dan Chan.
1959)(Gambar 1.17c).

34

35
I ew~t satu .unit s~ringan .s~anpar. Berat tanah yang tinggal pada
mas1n~-~astng s~n.ngan d.tt1mbang, lalu persentase terhadap berat
kumuJatif tanah d1h1tung. ( ontoh nomor-nomor saringan dan diamete
lubang dari standar Amerika dapat dilihat dalam Tabel1.4.
r
Tabel 1.4 Saringan standar Amcrika

No. saringan
3
4

(b) pembentukan eecara acak


zone geeer

6
8
..

JO
(c) deformul ge11r

Gambar 1.17 Skema penyesuruan part1kcllempung.

1.6 ANALISIS UKURAN BUTIRAN


Sifat-sifat tanah sangat bergantung pada ukuran butirannya.
~esamya butiran dijadikan dasar untuk pemberian nama dan klasifikast tanah. Oleh _kare~a itu, analisis butiran ini merupakan pengujian
yang sangat senng dtlakukan.
. Analisis ukuran but1'ran tanah ada1ah penentuan persentase berat
butuan pada satu unt1 sanngan,

dengan ukuran diameter lubang


tertentu.
1.6.1 Tanab Berbutir Kasar

Distribusi ukuran butir


t
ditentukan dengan cara m
. untuk tanah berbutir kasar da~a
enyanng. Caranya, tanah benda uji disanng

16

20
30

D1amcter lubang,
mm

No. saringan

6 35
4,75
3 35
2.36
2,00
1.18
0.85
0.60

40
50
60
70

0,42
0,30
0,25

100
140

0,15
0.106
0,075
0,053

Diameter lubang.
mm

200
270

0,21

1.6.2 Tanah Berbutir halus


Distribusi ukuran butir tanah berbutir halus atau bagian berbutir
hal us dari tanah berbutir kasar, dapat ditentukan dengan cara
sedimentasi . Metode ini didasarkan pada hukum Stokes. yang
berkenaan dengan kecepatan mengendap butiran pada larutan
suspensi. Menurut Stokes. kecepatan mengendap butiran dapat
ditentukan dari persamaan:
( 1.28)

dengan

=
=

kecepatan, sama dengan jarak/waktu (Ut)


3
berat volume air (g/cm )
3
Y~ = berat volume butiran padat (g/cm )
2
J.l = kekentalan air absolut (g.det/cm )
D = diameter butiran tanah (mm).

v
Yw

39

L kan berdiatneter lebih kecil dari D


dalam suspensi pada keduhunatpl r~anlaan 1.29). Partikel yang lebih
.h. o dalanl c s
d'
seperti
yang
d
1 ttun- .
en<
"'ukuran.
Hidrotnet~r
trancang
(
,. d dt 1uar zone P e
.
besar akan n1engtin ~p
.
(dalanl gra1n) _ang n1as1 h terdapat
11
k
un1lah
tann
.
1
untuk n1en1be n an ,
. _ ttl1 tanah )'an nlctnpunyat berat
d dikuhbrJ~t un " '
'"'
.
. ~ t'llall
v
na
lain.
n1aka
pcrlu
dtkoreksi.
dalanl -uspenst an
1
1
Jents
Gs = -)( 5 Untuk. ll'lll~
'
"' ~
"" _. 1 urln butir tanah d tgatnbarkan dalam
. h'droineter.
Jt~trtl'U~l Ul\ '
..
. ,.
.
1
.
.
Dan U]l
'k Ordinat arafik. tncrupakan pei ~en berat
be0 t k kurva ~cnu lo~antnll .
~
. .
l. . b.l k ~ : .l darirada ukuran butiran yang dt ben kan dalam
.u
butuan .vang""' e 11 t=l.t
'
1
absis.
1..

l
s
da
1
a t "fdt'r l' dari C'Ullll)Ufatl uuttran 1d U
1 1\3 ar~
.
.
Untu k~ tana11 yan~ t
gabungan antara anali>is >atingan dan 'edimenta"t dapat dtgun~kan.
.D.
. an h~ast1 pe11onan
baran
kurva
YJlH~
diperolch.
tanah
berbuttr
kasar
1
~:::

...
.
.
.
digolongkan ebagai gradasi tlaik bila ndak ada k.elebthan buuran
pada embarang ukurannya dan tida.k ada yang k.uran~ pada u~ura~
butiran sedan~. n1utnnya tanah bcrg radasi baik Jtka d1stnbust
ukuran butirannya ter~ebar n1elua: ~pada uk.uran butirannya). Tanah
berbutir kasar di~an1barkan
seba~ai
herRradasi buruk. bila jutnlah
._
....
berat butiran ~ebagian ~~ ar n1engelon1pok di dalan1 batas interval
diameter butir yang setnpit (di ~ ebut gradasi seraganz). Tanah juga
te1 masuk bergradaj buruk. j ika butiran besar n1aupun kecil ad a. tapi
dengan pen1bagian butiran yang relatif rendah pada ukuran sedang

100

f\1
go \.

ao

c '-

"

-.gem

"'-'

........

11

"''

........... .

.... ......

............

I
I

gradasl'
I

. ~I

beilc

'\.

8
I

ii"'

I
I I
;"'o ""'f

I
I

\.

"

........

~~
il

I
O,t

10

'i
I

.I

11

.....

""

li

"10
0

-"'"

butuk I

I
~

gredatl
I

)~
~

20 I

I I

gradasi

70 I

1 '

", ~

I
I I

'

I
I

'

'

0,01

OU1iran (ITVTt)

Gambar 1.19 Analisis distribusi uk'Urru1 butiran.

Cu = Dt:rO
Dl,l

( 1.31)

(Gambar 1.19).
lotasi Dao didefinisikan ebagai lOo/o dari berat butiran total

berdiameter \ebih kec.ii dari ukuran butiran tertentu. SebaQ:ai contoh.


0 10 = 0.4~ mm. artinya 10% dari berat butiran total berdiatneter
l-u~~g dan 0.4~ mm. Ukuran-ukuran yang lain seperti D,0 D60 didefintstkan sepert1
cara "'ano
Uk~uran D didefinisikan

.
J
:: sama.
sebagat
10
ukruran efekt1f (e_ffectile si::e).
Kemiringan dan bentuk
.
. .
.
n
digan1barkan oleh ~~ fi .
umum dan kurva dtstnbusl buura
1"oe 1Sten keserag
(

;
r.
n)
Ct, dan koefisien grad . (
. aman coefficzent of unrJonn.r.
menurut persamaan: ast coe.fficrenr of gradation). C,. yang dibenkan

(1.32)

Tanah bergradasi baik jika mempunyai koefisien gradasi


1<Cc<3 dengan Cu > -+ untuk kerikil dan Cu>6 untuk pasir. selanjumya
tanah disebut bergradasi sangat baik. bila Cu > 15.
Contolz soall.ll:

Dari diagram distribusi butiran Gambar 1.19. Tentukan D1o. Cu dan


Cc untuk setiap kurva.
~

Penyelesaian:

(a) Tanah ~~:


Tanah ini mungkin tennasuk bergradasi baik bila dilihat dari
bentuk k"Urvanya.
-

40

m D60 =8,5 mm
6
0
0
02
mm
DJo
=
,
m
'
Dw- '
'

41

Wa1aupun Cc > 1, tapi karena Cu sangat kecil, maka tanah ini benar
termasuk bergradasi buruk.

=D61J = 8.5 =425

Dw

0,02

(D3o )
Cc=

Contoh soall.J2:
=

(Dw)(v 60 )

(0, 6) = 2,1
0,02x8,5

HasiJ uji analisis saringan adalah sebagai berikut:


Diameter (mm)

Berat butiran yang tinggal (gram)

4 ,75
2,36

0 ,0
8,0
7,0
ll ,0
21,0
63,0
48,0
14,0

d. tara 1 dan 3, tanah ini benar bergradasi


C
Karena Cu > 15 dan c tan
baik.

I, 18
0,60
0,30
0,2 1
0, 15
0,075

(b) Tanah B:
d'l'h d be k
Tanah ini mungkin bergradasi buruk kalau 1 1 at an ntu
kurvanya.

D10 =0,021 mm; D60 = lmm; D3o = 0,04 mm


1
C =D =
=47,6
u
D10 0,021

Dari uji hidrometer diperoleh data sebagai berikut :

60

Cc=

(D3o)
= (0,04) = 0,076
(DlO) (D60) 0,021Xl

Diameter Jubang(mm)

Berat butiran (g)

0,02
0,006
0,002
leb1h kecil 0,002

2
I

Walaupun menurut kriteria koefisien keseragaman tanah in~


bergradasi baik, tapi karena tidak memenuhi kriteria koefisien gradast
(Cc= 0,076 < 1), maka tanah ini tennasuk bergradasi buruk.

Gambarkan kurva distribusi butiran. Berapa D10 dan koefisien


keseragaman ( Cu)! Bagaimana dengan gradasinya?

(c) Tanah C:
Tanah ini termasuk tanah seragam (unifonn) kalau dilihat dari
bentuk kurvanya. D10 = 0 35 mm D _
mm
D61J ::::
0 ,80 mm.
'
' 30 - 0 ' 65
'
Cu = D&J

D10
Cc =

'

0
0

=0,80 - 2 29
0,35 - '
2

(D30)
= (0,65) 2
(DlO) (D60) 0,35x0,8Q = 1,51

Penyelesaian:
Diagram distribusi butiran ditunjuk.kan dalam Gambar C1.4. Dari
diagram tersebut diperoleh:

Dw
D3o
D(){)

=
=
=

0,15 mm
0,18 mm
0,26 mm

42
t=::

100

c::::

80
.

eo

I
i
l

43

~ ~~

c
'\.

10

==

,,

0,18
0
86
(DJO) (D 60) == 0,25 X 0,15 == ' < 1
(D30 )

M aka, tanah bergradasi buruk.

eo
50

1.7 BATAS-BATAS ATTERBERG

40

30

20

Suatu hal yang penting pada tanah berbutir halus adalah sifat
plastisitasnya. Plasti sitas disebabkan oleh adanya part.ikel mineral
lempung dalam tanah. Istilah plastisitas menggambarkan kemampuan
tanah dalam menyesuaikan perubahan bentuk pada volume yang
konstan tanpa retak-retak atau remuk.

_\.

'

10
().

10

0.01

0.1

0.001

~ butlrln (mm)

Gambar C1.4
batas susut

Berat butiran yang tinggal


(g)

Diameter lubang
(mm)

% tinggal

batas plastis

batas cair

% lolos

4,75
2.36
I, 18
0.60
0,30
0,21
0,15
0,075

0,02
0,006
0,002
lebih kecil 0,002

Jumlah

Cu

0,0
8,0
7,0
11,0
21 ,0
63,0
48,0
14,0

0,0
4,6
4,0
6,3
12,0
36,0
27,4
8,0

100
95,4
91,4
85,1
73,1
37,1
9,7
1,7

2,0
1,0
0
0

1,1
0,6

0,6

175

--

100

0,15 -1,73 < 6

plastis

ca1r

Gambar 1.20 Batas-batas Atterberg.

semi padat

penambahan
kadar air

=D60 =0,26 _
Dlo

padat

Bergantung pada kadar air, tanah dapat berbentuk cair, plastis,


semi padat, atau padat. Kedudukan fisik tanah berbutir halus pada
kadar air tertentu disebut konsistensi. Konsistensi bergantung pada
gaya tarik antara partikel mineral lempung. Sembarang pengurangan
kadar air menghasilkan berkurangnya tebal lapisan kation yang
menyebabkan bertambahnya gaya tarik partikel. Bila tanah daJam
kedudukan plastis, besamya jaringan gaya antar partikel akan sedemikian hingga partikel bebas menggelincir antara satu dengan yang lain

44
45

mengha
.
.
h
a
Pengurangan
kadar
air
I
.
tetap terpe t ar .
dengan kohest yang
h
olume tana .
k
silkan pengurangan v
berikan cara untu menggambarkan
Atterberg (191 ~), ~em h berbutir halus dengan mempertim.
. t st dan tana
batas-batas konsts en
. t ah Batas-batas tersebut adalah batas
kadar atr an
d
bangkan kan ~n~an
tis
(plastic
li1nit),
dan
batas
susut
1
cair (liquid fumt), bat~s: as batas-batas konsistensi untuk tanah
(shrinkige limit). Kedu 0 an
kohesif ditunjukkan dalam Gambar 1.20.

ifii

D 1

c n

grocMng tool

contoh tanah

1.7.1 Batas cair (Liquid Limit)

contoh tanah

(LL) , d1'definisikan sebagai kadar air tanah pada.


Batas cazr

batas antara keadaan cair dan keadaan plastis, yaitu batas atas dan
daerah plastis.
. ..
Batas cair biasanya ditentukan dan UJl Casagrande (1948).
Gambar skematis dari alat penguk:ur batas cair dapat dilihat pada
Gambar 1.21a. Contoh tanah dimasukkan dalam cawan. Tinggi
contoh dalam cawan kira-kira 8 mm. Alat pembuat alur (grooving
tool) dikerukkan tepat di tengah-tengah cawan hingga menyentuh
dasamya. Kemudian, dengan alat penggetar, eawan di ketuk-ketukkan
pada landasan dengan tinggi jatuh 1 cm. Persentase kadar air yang
dibutuhkan untuk menutup celah sepanjang 12,7 mm pada dasar
eawan, sesudah 25 kali pukulan, didefinisikan sebagai batas cair tanah
tersebut.
Karen.a sulitnya mengatur kadar air pada waktu celah menutup
2
pa~a 5. kah pukulan, maka biasanya percobaan dilakukan beberapa
kah, yatt~ dengan kadar air yang berbeda dengan jumlah pukulan
15
~~ ~rkisar antar~ sampai 35. Kemudian, hubungan kadar airdau
JU a pukulan dt~ambarkan dalam grafik semi lo aritmik untuk
menentukan kadar a1r pada 25 k . k
g
1
a 1 pu ulan (Gambar 1.2lb).

peknakan karet

Gambar 1.21a Skema alat uji batas cair.

Kadar a ir(%)

!I
I

I
.

T
I

ii

25

Jumlah JM,~Iwlan (akala log)

Gambar 1.21b Kurva pada penentuan batas cair tanah lempung.

Kemiringan dari garis dalam kurva didefinisikan sebagai indeks


aliran (jlolv index) dan dinyatakan dalam persamaan:

46
- w2
lr = log(N 2 I N1)
Wt

dengan.

IF

w1
W2

aliran
k lan
= indeks
k dar air(%) pada NJ pu u

47
perubahan volume tanah. Percobaan batas susut dilaksanakan dalam
laboratorium dengan cawan porselin diameter 44,4 mm dengan tinggi
12,7 mm. Bagian dalam eawan dilapisi dengan pelumas dan diisi
dengan tanah jenuh sempuma. Kemudian dikeringkan dalam oven.
Volume ditentukan dengan mencelupkannya dengan air raksa. Batas
susut dinyatakan dalam persamaan:

a
d N2 pukulan
-- kadar air (%) pa a

.1 .
dan w2 dapat ditukarkan untuk
b
'k bahwa nt at WI
h
Per att an
..
pun
kemiringan
kurva
se
enamya
memperoleh nilai posttlfnya, wa1au

SL =

tg~

( 1.33)

dengan

negatif.
.. b
. Waterways Experinzent Station di
Dari banyak UJl atas-catr,
.
.
.
.
.
(
)
mengusulkan
persamaan
batas
eau:
1949
Vicksburg. Mtsstsstpt
'
N

(1nl - m2)- (vl- v2)Y w x lOO%

m 1 = berat tanah basah dalam ea wan percobaan (g)

m2

LL= W N 25

berat tanah kering oven (g)


3
= volume tanah basah dalam eawan (cm )
3
= volume tanah kering oven (cm )
3
= berat volume air (g/cm )

dengan

= jumlah puk"Ulan, untuk menutup celah 0,5 in ( 12,7 mm)


w N = kadar air
tg {3 = 0,121(tapi tg ~ tidak sama dengan 0,121 untuk semua

padat getaa

padat plasUs

jenis tanah)

I
1.7.2 Batas Plastis (Plastic Limit)

Batas plastis (PL), didefinisikan sebagai kadar air pada


kedudu~n . antara daerah plastis dan semi padat, yaitu persentase
kadar au dtmana tanah dengan diameter silinder 3 2 mm mulai retakretak ketika digulung.
'

1.7.3 Batas Susut (Shrinkage Limit)


d kan Batas . sus ut (SL), didefinisikan sebagai kadar air pada ked~
d~ antara daerah semi Padat dan padat yaitu persentase kadar 311
tmana pengurangan kadar air selanju;nya tidak mengaldbatkall

~L---+----__.-

SL

Pl

LL

Gambar 1.22 Variasi volume dan kadar air pada kedudukan bat as cair, bar as plastis.
dan batas susut.

48

49

. kk hubungan variasi kadar air dan


Gambar 1.22 menunJU kan batas cair, batas plastis dan batas
d
kedudu
an
'd
'fik

me total tanah pa a
t berguna untuk 1 entl. 1 ast dan
Olu
v
~~sanga

susut. Batas-batas Atter


. . ering digunakan secara langsung
.
B t s-batas tnt s
.
klasifikast ~anah: a a
ontrol tanah yang akan dtgunakan untuk
dalam spestfikast, guna meng h
membangun struktur urugan tana .

dengan W N adalah kadar air di lapangan. Dapat dilihat dalam


Persamaan (1.35) bahwa ji~a w N = LL, maka Ll = 1. Sedang, jika w N
= PL, maka LJ. = .o.. Jad1, untuk lapisan tanah asli yang dalam
kedudukan plastts, nt1ai LL > w N > PL. Jika kadar air bertambah dari
PL menuju LL, maka L/ bertambah dari 0 sampai 1. Lapisan tanah asli
dengan W N >LL akan mempunyai LJ >1. Tapi, jika w N kurang dari PL
Ll akan negatif.
'

1.1.4/ndeks Plastisitas (Plasticity Index)


.
.
. . (PI) adalah selisih batas catr dan batas plastts:
Indeks plasttsttas
(1.34)

1.8 AKTIVITAS

PI=LL-PL

Indeks plastisitas (PI) merupak~n i?terval kad~r. air dimana


tanah masih bersifat plastis. Karena 1tu, 1ndeks pl.astlst~as ~enun
jukkan sifat keplastisan tanah. Jika tanah mem~unya1 PI tinggt, mak~
tanah mengandung banyak butiran lempung. J1ka PI ren~ah: sep.ertt
lanau, sedikit pengurangan kadar air berakibat tanah menJadl kenng:
Batasan mengenai indeks plastisitas, sifat, macam tanah, dan kohest
diberikan oleh Atterberg terdapat dalam Tabell.5.

Tabell.S Nilai indeks plast1sitas dan rnacam tanah

PI

Si fat

Macam tanah

0
<7
7 -17
> 17

Non plastis
Plastisitas rendah
Plastisitas sedang
Plastisitas tinggi

Pasir
Lanau
Lempung berlanau
Lempung

Kohesi
Non kohesif
Kohesif sebagian
Kohesif
Kohesif

A= PI

1.7.S Indeks Cair (Liquidity Index)


Kadar air tanah asli

1 f

air

dapat didefinisikan ol h . re att .pada kedudukan plastis dan. c ..


takan menurut per~t~deks catr (liquidity index), Ll, dan dtnya

= WN - PL U-PL-

WN -

PI

Ketebalan air mengelilingi butiran tanah lempung tergantung


dari macam mineralnya. J adi, dapat diharapkan plastisitas tanah Iem- .
pung tergantung dari:
( 1) Sifat minerallempung yang ada pada butiran.
(2) Jumlah mineral.
Bila ukuran butiran semakin kecil, maka luas peunukaan
butiran semakin besar. Pada konsep Atterberg, jumlah air yang tertarik
oleh permukaan partikel tanah akan bergantung pada jumlah partikel
lempung yang ada di dalam tanah. Berdasarkan alasan ini, Skempton
(1953) mendefinisikan aktivitas sebagai perbandingan antara indeks
plastisitas dengan persen fraksi ukuran lempung (yaitu persen dari
berat butiran yang lebih kecil dari 0,002 mm atau 2 J.l.m), atau dinyatakan dalam persamaan:

PL

( t.35)

(1.36)

dengan C adalah persentase be rat fraksi ukuran lernpung (ukuran


butiran < 2 J,.tm) dalam tanah. Varia si indeks plastisitas dengan persentase fraksi lempung untuk berbagai macam lempung diperlihatkan
dalam Gambar 1.23. Terlihat bahwa aktivitas tanah akan merupakan
fungsi dari macam minerallempung yang dikandungnya.

50

51
1 : w = 28,15-24,20 X
24,20-15,30 lOO% - 44 ,38%
I

(.A - 7,2)

2 . ' = 23,22- 20,80

20,80-15,10 xlOO% = 42,46 %


3 .
W

- 23,20- 20,89
- 20,89 - ] 5,20 X 100% = 40,60%

= 23,18 - 20,90 X

300

200

38
64
' %
20,90- 15,00 lOO% -

.., (A 0,9)
100

lcaellt'* (A 0,38)

;
0

20

40

eo

eo

100

frlkll ukuran lempung < 2 ..., (%)

I
'

'

:
Ii

it

'
'
'

II

'

"

II

f ja i

I
I

20

Beberapa hasil percobaan untuk menentukan batas-batas konsistensi,


ditunjukkan dalam tabel berikut:

II
II

10

15

20

25

I ll
III

I I 1

:JI

!
5

I
III I ,

Contoh soal1.13:

I II!
I Il l

.1

II

'

1953).

'

I
I

I'

Gambar 1.23 Variasi indeks plastisttas dengan persentase frakstlempung (Skempton,

IJ
30

35

40

-'5 50

ji.ITIIah pukulan

Benda Uji
Jumlah pukulan
Berat tanah basah + cawan (g)
Berat tanah kering + cawan (g)
Berat cawan (g)

12
28,15
24,20
15,30

17
23,22
20,80
15,10

23

28
23,18

23,20
20,89
15,20

Gambar Cl.S Hubungan kadar air dan jurrilah pukulan.

20,90
15,00

Hasil hitungan kadar air (w) dan jumlah pukulan digambarkan pada
diagram batas cair pada Gambar Cl.S. Dari gambar t.ersebut, pada 25
kali pukulan diperoleh kadar air 39%.
Jadi, batas cair .LL = 39%.

Tentukan batas cair (LL) indeks 1 ..


tanah tersebut Diketah .'
P astlsttas (PI) dan indeks cair (Ll)

ut
tanah mem

d'
lapangan wN =38%.
punyat PL = 20 %, kadar a1r 1

Indeks plastisitas (PI)= LL- PL = (39%- 20%) = 19%.


w - PL 38 - 20
Indeks cair (U ) = N =
= 0 95
PI
19
'

Penyelesaian :
Contoh benda uji:

52

53
kadar air 20%, dikeringkan di bawah sinar matahari sampai mencapai
kadar air 3%. Dengan menganggap Jempung ini homogen dan
isotropis, tentukan tinggi kubus Jempung setelah kering (w = 3%).

Contoh soall.l4:
.
diperoleh data berat tanah
3 S
1
1. 1 boratonum,
d
.
baan batas susut a
volume 16,25 cm . ete ah
Dan perco an mula-mula == 47 g de~gan l 30 g Volume ditentukan
dalam caw
be atnya ttngga

k
gkan dalam oven, r . . . ke dalam air raksa. Atr ra sa
d.k
t enn
h kenng tnt
. .
dengan mencelupkan tan.a 1 h batas susut (SL) tanah tnt.
96
g
Httung
a
50
1
yang tumpah
'

Penyelesaian:
Karena batas susut adalah batas kadar air dimana tanah tidak mengaJami pengurangan volume lagi, maka tinggi kubus setelah kering
(pada w = 3%) akan diperhitungkan terhadap kadar air pada batas
susutnya, yaitu pada kadar air SL = 12% .
Kondisi sebelum dikeringkan:
'
Kadar air : w = 20%

Pe nyelesaian:

. . .. . .
... ... ........
.. . ..-.. ........
. . . ' . . . .. ...

'

tt'

......

. ..... .....
I

"

~ --

.. .
I

'.
..
.
..
..
.
.. .,.......
...
.
.
,.

,,....
-..
.
..
..
.
.
.
.
.
.
.
.
..
.
.
..
..
\ ~
..
.......
.
, .. .., .. . . . .

cawan

[~

t ... ...
I
"' '

"'

et

~. ~

r-,

'

WwiWs =0,20 atau Ww =0,20 Ws


Gs = WJ(VsYw) =2,7 atau Ws =2,7 Vs (Yw = 1 g/cm3)

{b) Sesudah dlkeringkan

(1) S8bll001 clklringkan

Dari ( 1) dan (2) diperoleh hubungan:

Ww = 0,2 X 2,7 X Vs= 0,54 Vs= VwYw= Vw

Gambar C1.6.

Untuk V= 1 m tanah jenuh air (tanpa rongga udara).

Dihitung volume tanah setelah kering:


3
Berat jenis air raksa 13,6 g/cm
3
Volume tanah kering oven: v2 =150,96/13,6 = 11,1 cm
Batas susut ditentukan dengan menggunakan persamaan :
(ml -m2) (vl -v2)Yw
SL -- ~-;;:;....X 100%
m2

V= 1 = Vw + Vs= 0,54 Vs+ Vs= 1,54 Vs


1
Volume padat : V5 =
1,54

= 0,65 m

Volume air: Vwt = 1-0,65 = 0,35 m

m2

Atau dapat pula dihitung dengan:


(4730)
SL=
30

(16,25 -11,1)1
----~
30

1
x1m'
Volume padat: V =
1+ 0,54

Jadi, batas susut (SL) tanah ini adalah 39 , %.


5
Contoh 1.15:

Lempung jenuh berbentuk kubus


.
3
berat jenis G =2 7 dan b ta
mempunyat volume 1 m denga0.
'
a s susut (SL):::: 12%. Lempung mempunyaJ

=0,65 m'

. V= 0,54 xlm 3 =,
0 35 m 3
Volumearr:

..

wl

1+0,54

Kondisi setelah dikeringkan:


Kadar air diperhitungkan, w = 12%

(1)
(2)

55

54
::0
12
Ws
Ww I Ws:: 0,12; Ww:: Vw Yw
0,12 x 2,7 Vs= 0,32 Vs
V
::0,12
.
.
v
21
Vs' w
G
Ws == s $ - '

V tetap.
d h dikenngkan, s
3
Kondisi sebelum dan ~esu a - 0 32 x 0.65 == 0,21 m
3
' V == 0 35- 0,21 = 0,14 m
Maka volutne atr:: Yw2.
v~ 1 - w2
'
3
Perubahan volutne atr - ~ - 1 - 0,14 ::: 0,86 m
Volume tanah setelah ken g -:- - (0 86) tt3 ::: 0,95 m.

w:::

Jadi. tinggi kubus setelah kenng -

'

1.9 KLASIFIKASI TANAH


'f t-sifat tanah banyak dijumpai dalam

Umumnya. penent~a~ st a dengan tanah Hasil dari penyeli-

masalah te~is y~~g ber ud. ungdan at digunakan .untuk mengevaluasi


dikan sifat-stfat 101 kemu 1an ap
masalah-masalah tertentu seperti:
k 1,.
.tu
dengan
menentu
an
1\..0mat
(1) Penentuan penurunan bangunan, ~
.
sapresibilitas tanah. Dari sini, selanjutnya dtgunaka~ dalam ~er .
maan penurunan yang didasarkan pada teon konsohdast,
misalnya teori Terzaghi.
(2) Penentuan kecepatan air yang mengalir lewat benda uji g.una
menghitung koefisien permeabilitas. Dari sini kemudian dthubungkan dengan Hukum Darcy dan jaring arus (jlownet) untuk
menentukan debit aliran yang lewat struktur tanah.
(3) Untuk rnengevaluasi stabilitas tanah yang miring, yaitu dengan
menentukan kuat geser tanah. Dari sini kemudian disubstitusikan
dalam rumus statika (stabilitas lereng).
?alam banyak masalah teknis (semacam perencanaan perkerasan Jalan, bendungan dalam urugan, dan lain-lainnya), pemilihan
~nah-tan~h ke dalam kelompok ataupun subkelompok yang roenunJU~~ stf~t. a~au kelakuan yang sama akan sangat membantu.
Pemthhan 101 dtsebut klasifikasi. Klasifikasi tanah sangat merobantu
dalam
memberika
.
.
g
perancang
.
. .
n pengarahan melalui cara emptns yan

~s~;.a:a; ~a,stl pengalaman yang telah lalu. Tetapi perancang hafllS

r a - a t a am penerapannya karena penyelesai~n masalah stabi..

litas, kompresi (penurunan), aliran air yang didasarkan pada kJasifikasi tanah sering menimbulkan kesalahan yang berarti (Lambe, 1979).
..
Kebanyakan klasifikasi tanah menggunakan indeks tipe penguJ1an yang sangat sederllana untuk memperoleh karakteristik tanah.
Karakteristik tersebut digunakan untuk menentukan kelompok kJasifikasi. Umumnya, klasifikasi tanah didasarkan atas ukuran partikel
yang diperoleh dari analisis saringan (dan uji sedimentasi) dan plastisitas.
Terdapat dua sistem k1asifikasi yang sering digunak.an, yaitu
Unified Soil Classification System dan AASHTO (American Association of State Highway and Transportation Officials). Sistem-sistem ini
menggunakan sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti distribusi
ukuran butiran, batas cair dan indeks plastisitas. Klasifikasi tanah dari
Sistem Unified mula pertama diusulkan oleh Casagrande (1942),
kemudian direvisi oleh kelompok teknisi dari USBR (United State
Bureau of Reclamation). Dalam bentuk yang sekarang, sistem ini
ban yak digunakan oleh berbagai organisasi konsultan geoteknik.

1.9.1 Sistem Klasifikasi Unified


Pada Sistem Unified, tanah diklasifikasikan ke dalam tanah
berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika kurang dari 50% lolos saringan
nomer 200, dan sebagai tanah berbutir halus (lanau/lempung) jika
lebih dari 50% lolos saringan nomer 200. Selanjutnya, tanah
diklasifikasikan dalam sejumlah kelompok dan subkelompok yang
dapat dilihat dalam Tabell.6. Simbol-simbol yang digunakan tersebut
adalah:
G = kerik.il (gravel)
S
= pasir (sand)
C = lempung (clay)
M = lanau (silt)
0
= lanau atau lempung organik (organic silt or clay)
Pt = tanah gambut dan tanah organik tinggi (peat and highly
organic soil)
W

= gradasi baik (well-graded)

56

57

. b0 ruk (poorly-graded)
gradast
.
.
1_ fasticitv)

H = plastisitas ttnggt (lug l P . -~,)


..
dah (low-plastlCl .
.
L = plasttsitas r~n
enggunaan Tabel 1.6. Mtsalnya,
Berikut ini dtterangkan c~ra pdiperoleh data: batas plastis (PL)
.
.
di Iaboratonum
.
.
.
dan basil pengu~tan _
dang dari analists sanngan dtperoleh:
= 16%; batas catr (LL) - 4- -:;o, se

~------.8

,m

% lolos

Nomcr saringan

100,0
93,2
81,0
61.5

4 (4.75 mm)
10 (2.0 trim)
40 (0.42 mm)
200 (0,075 mm)

'-..,)

Karena persentase lolos saringan nomer 200 adalah 61,5%,


yang berarti lebih besar dari 50%, rnaka dalam Tabel 1.6 harus
digunakan kolom bawah yaitu butiran halus. Karena nilai LL = 42%
(lebih kecil dari 50%), maka termasuk CL atau ML. Selanjutnya,
ditentukan nilai indeks plastisnya, PI= LL-PL atau PI= 42% - 16% =
26%. Nilai-nilai PI dan LL kemudian diplot pada diagram plastisitas,
sehingga akan ditemukan letak titik di atas garis A, yang menempati
zone CL. Jadi. tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai CL
(lempung anorganik plastisitas rendah).
Prosedur untuk rnenentukan klasifikasi tanah Sistem Unified
adalah sebagai berikut:
(l) Tentukan apakah tanah berupa butiran halus atau butiran kasar
secara visual atau dengan cara menyaringnya dengan saringan
nomer 200.

' Jaqop IOQW!S 1e..<undwaw 6u8A !SB)!YJSePI uasElea


ooz OU Ue6U!l~S SOfOJ ~~ %S ~ ' troiS '00
~ D :oDl ou ue6uues SOlO! %Z L pep tf!qliq dS MS
dO MD .QOZ ou ue~UJJ8S SOfOJ %S J.IBP 6ueJn~

0 .... ..

SOJe4 ue J!lnq Ol'S'BIUOiiSOJd Uf!')fJ8SBp.laq IStn\!P,$81)4

--

..."'

--

.12

-g

:;:

:l

.le

-ea
a.

"C

~
c:

Ill
"0

(2) Jika tanah berupa butiran kasar

&
c:

.s

:l
CD

CV
"t:

.8

-...

.8

=
-...
.le

_,

_,
0

(b) Tentukan persen buf


11
butiran
uan os saringan no.4. Bila persentase
yang 1olos kurang d . 5
h

an 0%, klasifikasikan tan~


dari 50%, klasifi~~~ lla pe.rsen butiran yang Iolos Jebth
n sebagat pasir.

c:

"C

(a) Saring tanah tersebut d.


.
butiran.
an gambarkan grafik distribust

tersebut sebagai ke :kI

c:

CD

-.!.

ea

ftl

(WW SlQ'O) ~ ou uaOUJlft UW4~tQ


U8J911Q ~ .n!Smj JgnQJQq 4WU8l

~ SJ.O'o) ~ 'OU ue&i!l ~


41QQ! n111e ~ ~ JQnQHiq ~IU

Cl.-

58

59

Ios
saringan
no.200.
J
ika
.
b f ran yang Io
.
. b
(c) Tentukan JUnllah ut . l kurang dan 5o/o, pertlm angkan

vang
lo
os
h'
C
d
C
ersentase
butt
ran
J

d
~ttgan tneng 1tung u an c
P
..
. 'b i buttran t; '
. .
.

bentuk grafik dtstn us . 'k naka klastftkastkan sebagat


radast
bat
,
I
'k
b
Jika tennasuk . ~rg . . SW (bila pasir). J t a ~e~tnasuk
GW (bila kcnkLl) a.tau 'k sebagli GP (bila kertktl) atau
.
.
kl
fikast
an
'
bergradast buruk, ast I
SP (hila pasir).
.
h yang lolos saringan no.200 di
(d) Jika pcrsentasc .vu;~an ta:~ akan mempunyai simbol dobel
antara 5 sampa. ~ - }0, tan .
(GW _ GM, SW - SM , dan
dan nletnpunyat stfat keplasttsan

sebagainya). b .
00
I
b'h
b
,cr lolos saringan no.2
e
1
esar .
( ) Jika persentase uttran yat e
e 12o/o. harus dilakukan uji batas-batas Atterberg. dengan tnenyingkirkan butiran tanah yang ting~al dalanl sa.n~gan ~o. 40.
~
d'.
dengan
menggunakan
dtagram
plasttsttas,
ditentuKemu tan.
""
SM
kan klasifikasinya (GM, GC, SM, SC, GM - GC atau
SC).

(3) Jika tanah berbutir halus:


(a) Kerjakan uji batas-batas Atterberg dengan menyingkirkan
butiran tanah yang tinggal dalam saringan no. 40. Jika batas
cair lebih dari 50. klasifikasikan sebagai H (plastisitas tinggi)
dan jika kurang dari 50, klasifiksikan sebagai L (plastisitas
rendah).
(b) Untuk H (plastisitas tinggi), jika plot batas-batas Atterberg
pada grafik plastisitas di bawah garis A, tentukan apakah
~nah org~nik (OH) atau anorganik (MH). Jika plotnya jatuh
d1 atas gans A, klasifikasikan sebagai CH.
(c) Untuk L (plastis!t~s rendah), jika plot batas-batas Atterberg
pada grafik plastJsJtas di bawah garis A dan area yang diarsir,
'k (OL) atau
tentukan klasifikasi tanah tersebut seb
anorganik (ML) be
agat organt
.
rdasar wama, bau atau perubahan batas
eau dan batas plastisnya dengan men,geringkannya di dalam
oven.

(d) Jika plot batas-ba.tas. Atterberg pada grafik plastisitas jatuh


pada area yang d1arstr, dekat dengan garis A atau nilai LL
sekitar 50, gunakan simbol dobel.
Cara penentuan klasifikasi tanah Sistem Unified dengan menggunakan
diagram alir diperlihatkan dala1n Gantbar 1.24
1.9.2 Sistcm Klasifikasi AASliTO

Sistem klasifikasi AASHTO (Anzerican Association of State


1/iglnvay and Transportation Officials Class~fication) berguna untuk
menentukan kualitas tanah untuk perencanaan timbunan jalan,
subbase dan subgrade. Sistem ini terutama ditujukan untuk maksudmaks ud dalam lingkup tersebut.
Sistem klasifikasi AASHTO membagi tanah ke dalam 8 kelompok, A- 1 sampai A-8 terrnasuk sub-sub kelompok. Tanah-tanah dalam
tiap kelompoknya dievaluasi terhadap indeks kelompoknya yang
dihitung dengan rumus-rumus etnpiris. Pengujian yang digunakan
adalah anali sis saringan dan batas-batas Atterberg. Sistem klasifikasi
AASHTO, dapat dilihat dalam Tabel 1.7.
Indeks kelompok (group index) (GI) digunakan untuk mengevaluasi lebih lanjut tanah-tanah dalam kelompoknya. Indeks kelompok
dihitung dengan persamaan:
GI

dengan

= (F-35)[0.2 + 0.005 (Lt-40)] + 0.01 (F-15)(PI-IO)

(1.37)

GI = indeks kelompok (group index)


F
= persen butiran lolos saringan no. 200 (0,075 mm)
LL = batas cair
PI = indeks plastisitas

*" ._.,_..,.nr
I .,...,......,.....,..,.,.,.
.. -.us

...__
u - . w.

----- - -

,.... 'rE ap III' (P'I)

-.z aZl -. IIIIIIM

. . . . . . .. ....., , ...
as a 5 M 11111!1,
5 IF 111111 tllrt 0.071

I U!ln I

lb (Gt. La --.

, ... (5) . . . . . . . . . . ......


... _.. ...... ,, -"'IFII

l..,.ca U< SO...

ftO.

el - ! 2'1

L.tllh cMrf

1~

~.a.m

..
JLIPtbW!U._Pl
--~ ...... S. Et

Ull ..

PI 111111 &t11

"' u J 1 I

argru"' 40

FE

...

aaftlll
I
1 1
!!!!.} ,. I

:r::-

a ..

... < 4

Ilia

c :
b.

..

(ouJ

Dl . .up,._A
llwl . . . . .

a WR

4 c ... < 7

....

,..

I
wGC

200 (0.076 , _,

N .

_.. ...,... er

jWII

,SI.-.:th (P\

8atl4...
III..,IJUftyel .. ; lll

l rk ' 11 ll dl5i ftl.


,.11 ...._ 11'11:rd

r...Its...,
>7

Orwlllli
IN:Ic

Ore-..

. ....... u. > !liOYo

"""

(4 <,.<7)

OI . . . . ..

ll:u1Uir

I SW I 1s , 1

- ..... , ....

p-. 11PIt< ..111:a1

I
I GC I

1
SM

P'adl5i
- ...

.... Uh

. .. . .,

..._

,. n ,

0\

,., 1 ,...

-"--

mallklft u

Ml-CL

Cl

Oi

DI._$111A
clEft - ell

a ....

;tu Ill' M ..,.,

4 < PI < 1

PI > 1

I
I sM-sc I

.1

Ol k: eh gadeA O. lllas p laA l-'

c~w~e ....
(P'I>Tl

tiiNIII J\IWOOM

Dllt.... $1Jfe
A dlln ...,..

dl5ift ,..,

lf

ar dJ -

I
dWlPl,...

hdeclli...

dwtd!<4>1111

200 (1).075 ~

Oftle cllp:rtu
Pa
A 11w1 11
duntl

21e.

~---

F E

111 . .. ,.t~ p ,t:FA

lA:WI da:t 12'1


lftct Mlt-IIFII

S.CII 1111'1PII

uh.n~~

I
f

A:ara s . '2'1

,.,et.1 "*,'_,

-....llulrzll
(1)~1'5

tMI I

. . . . .. .

4 (4,1'5 lift)

~.. ~ l

-.-.___ ll~

~ z - z -4 ( 4, 1'5:

u . ......

"

.................. ,..

- -- ~

-.&o.an -

I Lab Pc ur' I ta"Ran I


7

.... ,.......

-.t t r 11 arz

lle111YIS ._.,. _, :h o.1 ~tz


1111. 2DO(~---

raz., ... :zoecso..

a T'

111 1 J' r h! 11 &a.-nr . .... l!atr


,
~-, h ~! . . . 77

~-

......, ._. .

I
I se

b . I?IUUIIc

C.4dlft 1 C~Cl

C.Dw'011

~-~./ (D,_ I

DD

Gambar 1.24 Bagan alir klasiftkasi tanah sistem Unified

Tabell.7 Sistem Klasifikasi AASHTO


IKlasitikasi Umum

Material granuler
(<35% lolos sanngan no. 200)
A-I

KJasifikasi kelompok

A-l-a

A-1-b

Analisis saringan (% Iolos)


2.00 mm (no. I 0)
50 maks
0,425 mm (no. 40)
30 maks 50 males
0,075 mm (no. 200)
15 males 25 males

Sifat fraksi lolos saringan


no. 40
Batas cair (LL)
Indeks plastis (PI)
lndeks .kelompok (G)

A-2

A-3

51 min
10 males

Tanab-tana.h lana.u-lempung
, >35% lolos sa.ringan no. 200;

A-2-4 A-2-5

A-2-6 A-2-7

35 males 35 nuks

35 maks 35 nuks

A -4

A-7

A-5

A-6
.i A-7-5/A-7-fJ

36min

36 min

3om1n

'
a

36 min

'

6maks

Np
0

40 maks 41 min
10 maks I0 maks

'

40 maks 4 I min
11 mtn 11 min

4maks

40 miks
to ma1s

41 min

40 maks

10 nuks

I I min

8 maks

12 m.:tks

16 maks

41 min
11 min

0\

"20 rnaks

Tipe material yang pokok


pada

umumnya

Pecahan batu, kerikil


dan pasir

Pasir
halus

Kerikil berl:ln.:m atau berlempung cbn pastr

T3Ilah berlan:m
i

I
1

T3Ilah berlempung

Penilaiao umum sebagai


tanah dasar

Sangat baik sampai baik

Sedang sampai buruk


IF

Cataaaa:

K.elompot A-7 dibagi atas A-7-5 dan A-7-6 bergantung pada batas plastisnya (PL)
Uotuk PL > 30, Klasifikasinya A-7-5;
lJDtuk PL < 30, k.luifikasioya A-7-6.
Np DOIIplaatis

62

63

(Gf) semakin tinggi , maka sernakin

'Jai
indeks
kelotnpok
an
tanahnya.
Tanah
granuler
.l
B1 a nt
. .
etHrguna
.
. h

etcpatan dt!Imn p ~ . A 1 satnpat .A -3. Tana A-1 rnek


berkurang
kl sifikast .
ke
dalanl
a
d
st'
baik.
sedang
A-3
adalah
pasn
d1.k.last'f'kasikan
1
. ,
berora a

.
. n tanah granulet ) ang e A 2 tern1asuk tanah gt anuler (ku,
k
rupa a
. . , . buruk. Tana 11 .
.
bersih yang bergrada~ ..
no. 200). tetapt 01~sth tnei:gandung la~au
rano dari 35 o/o lolos saunga~l I d'klasifikastkan dart A -4 satnpat A,
e:h b buttr ha us t
'd
k
dan letnpung. Tan a er
p b daan keduanya dt asar an pada
o-lanau. t;l e
.
k
7, yaitu tanah letnpuno
dapat
dtgunakan
untu
mem25
1
r2:
Gantbar

b
A
batas-batas tter e ...,
(LL) dan indeks p asttsttas (PI)
t ra batas catr

peroleh batas-batas an a . A- dan untuk sub kelompok dalam A-2.


untuk kelon1pok A-4 sampat 7

Cara penggunaan sistem klasifikasi AASHTO ditunjukkan dalam


contoh soal berikut.
Basil analisis distribusi butiran dari suatu tanah tak organik
ditunjukkan dalam tabel dibawah ini:
Diameter buliran (mm)
2.0 (saringan no.l 0)
0,075 (sari ngan no.200)
0.05
0.005
0.002

:'1>

% lolos

100

75
65
33
18

Data tanah Jainnya, LL =54%, PI= 23%.

~ .

Penyelesaian dari data di atas dengan sistem klasifikasi AASHTO


adalah sebagai berikut:

1/

70

60
~

--Q..

;/

50
/

40
_, /
1

30

A.:a

v/
....

10

.....

/
A

10

~/

20

/
/

~
~

/
lr'
"
'
,,~~

'

30

A75

A-4
40

GI = (75 - 35)[0.2 + 0.005 (54- 40)] + 0,01 (75- 15)(23- 10)


= 19 (dibulatkan).

AS

so

75 %, karena lebih besar dari 35% Jolos saringan no. 200 .


maka tennasuk jenis lanau atau Jempung.
LL = 54%, kemungkinan dapat dikelompokkan A-5 (41%
minimum), A-7-5 atau A-7-6 (41 % minimum).
PI = 23%, untuk A-5, PI maksimum 10%. Jadi, kemungk:inan
tinggal salah satu: A-7-5 atau A -7-6.
F

Untuk membedakan keduanya. dihitung PL = LL- PI= 54- 23 = 31,


lebih besar 30. Jika dihitung indeks kelompoknya,

...._

,'

I'

/
/
A7-fJ

//

/J

/I

eo

10

ao

90 100
batas cafr (LL)

Gambar 1.25 Batas-batas Atterberg untuk subkelompok A- 4 , A-5, A-6, dan A-7.

Mengingat P L> 30%, maka tanah diklasifikasikan A -7 -5( 19).


Perhatikan. nilai G/ biasanya dituliskan pada bagian belakang dengan
tanda kurung. Terdapat beberapa aturan untuk menggunakan nilai G/,
yaitu:
(1) Bila G/ <0. maka dianggap G/ = 0
(2) Nilai G/ yang dihitung dari persamaan (1 .37), dibulatkan pada
angka yang terdekat.
(3) Nilai G/ untuk kelompok tanah A-la, A-lb. A-2-4 .. A-2-5 . dan A-3
selalu nol.

(4) Untuk kelompok tanah A-2-6 dan A-2-7, hanya bagian dari

64

65

.
kelompok yang digunakan:
persamaan mdeks
l5)(Pl - 10).
Gl::: 0,01 (F . . Gl (dalam Tabel 1.7, untuk tanah
(5) Tak ada batas atas ntla~
20)
berlempung A-7' Gl makstmum .
.stem AASHTO (Liu, 1967)
.
Unified dengan st
Tabell.Sa Pcrbandm~an ststem
.
.
ebanding dengan ststem AASHTO
Kelompok tanah yang s
Kelompok tanah
sistem Unified

Mungkin

A-1-a

GP

A-1-b

GM

A-1-b. A-2-4
A-2-5, A-2-7

A-2-6

GC

A-2-6, A-2-7

SW

A-1-b

SM

se

A-3, A-1-b
A-1-b, A-2-4
A-2-5, A-2-7
A-2-6, A-2-7
A-4, A-5
A-6, A-7-6
A-4, A-S

MH

A-7-5, A-S
A-7-6
A-7-5, A-S

Pt

A-6

A-2-4,

A-1-a

ML
CL
OL

CH
OH

..

Kemungkinan kecil

A-l-a

A-2-6, A-4
A-5
A-2-4, A-6
A-4, A-7-6
A-6, A-7-5
A-4
A-6, A-7-5
A-7-6

A-7-5

A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
A-3, A-2-4,
A-2-5, A-2-6
A-2-7
A-4, A-5,
A-6, A-7-5,
A-7-6, A-1-a
A-4, A-7-6,
A-7-5
A-3, A-2-4,
A-2-5, A-2-6,
A-2-7
A-2-4, A-2-5,
A-2-6, A-2-7
A-6, A-7-6
A-7-6, A-1-a
A-7-5

Kelompok lanah yang sebanding dalam sistem Unified


Sangat mungkin

AASFITO

A-1-a

SP

Kclompok
tanah

Sangat mungkin
GW

Tabel l.8b Perbandingan sistcm AASJI/ 0 dengan si stem Unified (Liu, 1967)

A- l -a
A-1-b

GW,GP
SW, SP, GM, SM
SP
GM,SM
GM, SM
GC, se
GM, GC, SM, SC
ML,OL
OH, MH, ML, OL
CL
OH, MH
CH, CL

A-3
A-2-4
A-2-5
A-2-6
A-2-7
A-4
A-5
A-6
A-7-5
A-7-6

Mungkin

Kemungkinan kecil

SW, SP
GP

GM,SM

SW. GP
GW, GP, SW, SP
GW. GP, SW, SP
GW, GP, SW, SP
GW. GP, SW, SP
GM . GC
SM.GM
GC. GM, SM
GM, SM, GC, SC
OH, MH, GC, GM, SM

GC,SC

GM,SM

CL, SM, SC

ML. OL. SC
ML, OL. CH
ML, OL, SC

Contoh soall.l6:
Analisis saringan dan plastisitas pada 2 contoh tanah ditunjukkan
seperti pada tabel berikut ini.
No. Saringan
4
10
40
100
200
LL
PL
PI

Diameter butiran (mm)


4,75
2,00
0,425
0,15
0,075

Tanah 1 (% lolos)

Tanah 2 (% lolos)

100

96

92
87
78
61

89
41
8
5

21

15

Nonplastis

Klasifikasikan kedua jenis tanah terse but menurut k.lasifikasi Unified.

A-7-6

A-7-6

Penyelesaian:
Gambarkan kurva distribusi butiran untuk kedua contoh tanah ini

(Gambar Cl.7).

66
67

. .1 t dari gatnbar, lebih dari 50% lolos


1
dapat
d
t
11a
1
h
Pada tana ,
.
ll terscbut adalah tanah berbutir
%) 1ad 1, tan a
.
61
saringan no.2~ (

Attcrberg dibutuhkan untuk kJastfikasi.


halus. Karcna tlu. batas-b~t~s nurul diagram plastisitas (Tabel1.6),
Dari nilai Ii~ = 21 dan PI- ' nle

tanah tcnnasuk Cl,-ML.


, berbutir kasar, hanya 5% lolos saringan
Tanah 2 temlasuk tana11
h . .
m.
h lolos saringan no. 4, tana 1111 termasuk
. 200. Karena 961o tana
'
.
.
no .
k 'k'l) p hatikan bahwa matcnal lolos sanngan no.200
pastr (bukan en 1 er

, T b 1 1 6 dapat dibaca bahwa tanah metnpunyat dobcl


= 5%. Dan a e
1 C

b
't
SP
SM
atau
SW
SM
bergantung
pada
nt
at
u dan Cc1
stm o , yat u .
nya. Dari grafik distribusi butiran dtpcroleh D60 = 0, 73 tnm, D3o =
0,34 mm, D 10 =0,15 nun.
100

' "'

10

........

'\.

70

""

~"

I'

150

"

1\

\.

140

30

\.

20

1'\.

" '\.

-" ......

10

'\..
~

10

0,1
ulcur-.,

Pcrscntase lolos saringan

(~)

bulhn (mm)

Koefisien keseragaman:

= D61J =0,73 DIO

0,15 - 4,87 < 6

Koefisien gradasi:
2

0,6

0,2

0,06

0,02

0,002

JOO

34

24

20

14

95

72

60

41

34

19

rI'

0.01

Gambar Cl.7.

Cc =

Pcrkiraan d1amctcr butiran (mm)

Tanah P dengan berat volume basah di lapangan 1,70 t/m (16,68


3
kN/m ) kadar air 21% dan berat jenis 2,65. Tanah Q diperoleh dari
contoh asli (undisturbed sample) mempunyai berat volume basah 2,0
3
3
t/m (19,62 kN/m ) kadar air 23%, dan berat jenis 2,68. Dengan
melihat distribusi butirannya, secara pendekatan, klasifikasikan tanahtanah tersebut. Tanah mana yang mempunyai kemungkinan kuat geser
dan tahanan terhadap defonnasi (penurunan) yang tinggi.

1\

Cu

Analisis saringan pada 2 contoh tanah P dan Q menghasilkan data


scbagai beri kut:

#eo

Contoh soal 1. 17:

........,;

80

Tanah terrnasuk bergradasi baik, jika ('< diantara 1 dan 3, dan Cu > 6.
K,arcna tanah ini tidak masuk kriteria tersebut, maka tanah tennasuk
SP SM dengan gradasi buruk. Karena butiran ha Jus berupa lanau
(nonpJastis), maka tanah termasuk SM.

(D30)
= (0,34) 2
(DIO)(D60) 0,15x0,73 == 1,06 > 1

0.001

Penyelesaian:
Penyelesaian dengan menggunakan kurva distribusi butiran sangat
tepat. Tapi, ada satu cara pendekatan kasar yaitu dengan membagibagi kelompok butirannya (Capper dan Cassie, 1980). Dari klasifikasi
butiran menurut MIT:

(a) Tanah P

Butiran ukuran pasir: ( 100- 20) = 80%


Butiran ukuran lanau : (20- 0) = 20%
Dari hitungan ini, dapat disin1pulkan bahwa tanah P adalah pa ir
bcrlanau (SM). karena unsur pasir lebih banyak.

68

69
3

.
_ Yb ::: l.70 == 1.4t I m (13,73kN I m3 )
Berat volun1e kenng : Yd - 1+ w 1+0.21
. _ G~ Yw diperoleh
Dan Yd - 1+e

_ 2.65 x 1 _ 1= 0,89
e- 1.40

atau

':: 2.65 X 9,81 - l = Q,S 9


e
13,73'

0.89 =O 47
.
1+ e 1+ 0.89
.1
k 00 dan porositas yang diperoleh, dapat diketahui
Dan nt at ang a P
.
.
.
bahwa tanah p dalan1 kondisi sangat ttdak padat. Oleh karena ttu, kuat
geser dan tahanan terhadap deformasi sangat rendah.
e _
n=
-

(b) Tanah Q

Butiran ukuran kerikil


Butiran ukuran pasir
Butiran ukuran lanau
Butiran ukuran lempung

:
:
:
:

5%
54%
22%
19%

:;::

100%

(100- 95) =
(95- 41) =
(41-19) =
(19-0)

Total

Disini, terlihat sejumlah material butiran halus. Pengujian plastisitas


diperlukan pada ukuran butiran halus untuk mendapatkan data yang
dapat dipercaya. Dari pembagian uk'llran butiran tanah ini termasuk
pasir berlanau-berlempung (SC), karena 19% butiran uk:uran lempung
akan memberikan nilai kohesi yang berarti.
Berat volume kering:
2

y d = 1 + 0,23 =1,63 t/m3 atau

19,62 3
,
+
1 0 23 -15,95 kN I m

2,68xl
e = 1.63 - 1= 0,64

0,64
n = 1+ 0,64 = 0,39

Karena terdapat butiran ukuran lempung, maka perJu ditinjau kadar


3
3
aimya. Karena Yb=2 tltn (19,62 kN/m ) berat air dalam 1 m3 tanah
= 2- 1.,63 = 0,37 ton.

Volume air = 0,37 m (karena bcrat volume air = 1 t/m3)


0 37
DcraJatkeJenuhan S= Vw = ' =0 95
Yv
0,39
'

Kandungan udara =

1-0 37- (1.63/2.68)

'

= 0.02 = 2%

Tanah ini hampir mendekati jenuh air, maka tanah ini


diharapkan tidak akan menderita kehHangan kuat geser yang berarti
pada waktu jenuh sempurna. Kadar aimya ( w = 23%) relatif rendah
bila ditinjau dari nilai plastisitasnya. Tanah Q relatif akan mempunyai
tahanan yang baik terhadap defonnasi (penurunan), karena angka
porinya (e) lebih kecil. Karena itu, tanah Q lebih ideal untuk
mendukung bangunan.
Analisis di atas berguna sebagai pertimbangan awal. Karena,
estimasi sifat-sifat tanah akan menjadi bahan pertimbangan untuk
melanjutkan penyelidikan tanah secara detail. Hal ini terutama untuk
keperluan proyek-proyek yang besar. Untuk mengetahui sifat tanah
tersebut secara detail harus diadakan penyelidikan tanah Iebih lanjut.

Contoh soal1.18:

Uraikan karakteristik tanah-tanah yang diberikan oleh sistem


klasifikasi Unified di bawah ini:
Tanah

LL

PI

Klasifikasi

A
B

42%

31 %

GW
CL

70
71

Penyelesawn.

(a) Tanah A

. baik seperti yang terlihat dalarn


bergradbas1kan drainase yang baik dan sudut
Tan ah A adalah kerikil
. . k n mem en
simbol \V. Tanah tnt a a . . J di. tanah ini merupakan bahan
unggi. a
.
k 1 t k d' t 1 .
rancr
)
)
(
gesek dalarn <p .
e
._at baik kalau uda ter e a Ia as ap1san
pendukung fondast yang sang
)
yang kotnpresi bel (Jnudah mampat .
(b) Tanah B

.
.
tapi dengan batas ca1r (LL) dtbawah
(c
)
T h B adalah lempung
~

d h 1 1
ana
1
h
lastisitas
yang
leblh
ren
a
agL
empung
50% Untuk mempero e P

dengan pasir halus atau lanau atau campuran


ini harus
dtcampur
yang seksama .dibutuhkan untuk merencanakan
keduanya. PenguJian
.
fondast bangunan atau bt'la akan d1gunakan untuk bahan. tlmbunan.
Jika lempung ini dekat dengan permukaan tanah, kemungkinan pengaruh kembang-susut harus dipertimbangkan.

Contoh soa/1.19:
Berapakah nilai perkiraan batas cair (LL) yang diharapkan pad a tanah
X dan Y. Kemudian. j ika drain ase alam sangat penting dalam
pelaksanaan teknis proyek, tanah mana yang lebih cocok untuk itu?
Diketahui data tanah X dan Y sebagai berikut:
Tanah

LL
?
')

Tanah Y mempunyai indeks plasti sitas yang sesuai dengan


klasifikasinya. Batas cair (LL) akan kira-kira sebesar 60%. Tanah ini
diharapkan kedap air. Maka, pada kondisi yang diberikan dalam soal
ini , tanah X lebih cocok.

Contoh soal1.20:

Dua jenis tanah kohesif diuji menurut standar uji batas plastis clan
batas cair. Batas plastis dari tanah X adalah 22% dan tanah Y adalah
32%. Jelaskan tanah-tanah ini dan berikan kemungkinan klasifikasinya. Jika benda uji Y mempunyai kadar air asli lapangan 60% dan
kandungan lempung 25 %, bagaimana pula dengan indeks cair dan
aktivitasnya? Kesimpulan apa yang dapat diperoleh dari nilai terakhir
ini? Tabel di bawah ini menunjukkan basil yang diperoleh dari uji
batas cair.
Kadar air (w)

Jumlah pukulan

Tanah Y

TanahX

7
9

0,52
0,49
0,47

PI

Klasifikasi Unified_

14

21 %
42%

SP

16
19
21
28
30

0,35
0,33

31

0,66

34

0.32

38
45

0,62
0.60

CH

Penyelasaian:
Tanah X adalah pasir her d .
5
dalam klasifikas1 D . gra asJ buruk, terlihat da1am huruf P dan
ra1nase p 101 ,
.
1 pun

gradasinya buruk. Batas

pasti lah merupakan kesalahan. Atau, jika nilai PI benar, maka pasti
ada part1kel lempung di da1am tanah, walaupun disebutkan bahwa
tanah adalah SP. Pengecekan lebih Ianjut harus dilakukan untuk
menentukan apakah tanah tersebut dapat diklasifikasikan sebagai se
atau rL.

. kastr
akan sangat batk, wa au
catr a an no! dan indeks plastisitas PI== 211

0,78
0.75
0.73

72

Penyelesaian:

b t ke dalam diagram batas cair


t bel terse u
.
Cl 8 Terhhat bahwa tanah X
Plot data dalam a
Gambar

diperlihatkan dala~ -37% dan tanah y' LL = 69%.
mempunyai batas catr LL=

BABII

PEMADATAN

:
I

,...

:
.

'i
_,

eo

2.1 UMUM

IJ

'

'

20

15

10

20

25

30

35

40

45 50

jumlah pukutln

Gambar C1.8

(a) Tanah X:
PI = LL - PL = (37 - 22)% = 15%.
PI = 15% dan LL = 37%. Dari diagram plastisitas Tabel 1.6,
tanah adalah lempung anorganik dengan plastisitas rendah (CL).
(b) Tanah Y:
PI= (69- 32)% =37%.
Karena !'I = 37% dan LL == 69%, maka tanah adalah lempung
anorgantk dengan plastisitas tinggi (CH).

PL - 60%-32%
PI 37%
== 0,76
PI 37%
A=
=
= 148
c 25% '
=

WN -

Dari nilai aktivitasnya (A)


f
cenderung mengandung lebih be~ dap~t diharapkan bahwa leropung
ar llllneral montorillonite.

Tanah, kecuali berfungsi sebagai pendukung fondasi bangunan,


juga digunakan sebagai bahan timbunan seperti: tanggul, bendungan,
dan jalan. Jika tanah di lapangan membutuhkan perbaikan guna
mendukung bangunan di atasnya, atau tanah akan digunakan sebagai
bahan timbunan, maka pernadatan sering dilakukan. Maksud
pemadatan tanah antara lain :
( 1) Mempertinggi kuat geser tanah.
(2) Mengurangi sifat mudah rnampat (kompresibilitas).
(3) Mengurangi penneabilitas.
(4) Mengurangi perubahan volume sebagai akibat perubahan kadar
air, dan lain-lainnya.
Maksud tersebut dapat tercapai dengan pemilihan tanah bahan
timbunan, cara pemadatan, pemilihan mesin pernadat, dan jumlah
lintasan yang sesuai. Tingkat kepadatan tanah diukur dari nilai berat
volume keringnya (yd).
Tanah granuler dipandang paling mudah penanganannya untuk
pekerj aan lapangan. Material ini mampu memberikan kuat geser yang
tinggi dengan sedikit perubahan volume sesudah dipadatkan.
Permeabilitas tanah granuler yang tinggi dapat menguntungkan
maupun merugikan.
.
Tanah lanau yang dipadatkan umumnya akan stabd dan mampu
memberikan kuat geser yang cukup dan sedikit kecenderun~
perubahan volume. Tapi, tanah lanau sangat sulit dipadatkan bda
keadaan basah karena penneabilitasnya rendah.
Tanah Iempung yang dipadatkan dengan cara yang benar akan

74

~ . . tinggi. Stabilitas terhadap sifat


.
k
kuat
gesct
.
. ., 1 ,
entbcrt an

. . s k1ndungan rnanc.t ,1 nya. Scbaga
dapat 111

. 1
111 dan JCflt. '
kembang-susut tergantt g . .1" akan 1netnpunyat kecendcrungan
. 1110ntmorrl1Olll t.
.
d.
.
contoh, lernpung
. :.rubahan voluanc dtban ang dengan
t
"":.sar
terhadap
pc
.
b'l'
b
yang Ie 1 1 tJV
dlt 111enl(Jllltyat pennea 1 Has yano
. /' Lcrnpung pa .
.
to
lenlpung ~no uute: . t'dak dlpat dipadatkan dengan batk pada waktu
111 1 1
rcndah dan tatu~h ) ~ ,kc:J a dcngan tanah letnpung yang sangat
sun gat basah (lcnu11 c
,, . .

b . I . k' n ntengalanli banyak kcsullt,tn.


.
asa 1 a ,t_
bcrt mbahnya be rat vohune ken ng olch heban
Penstlwa a
d'
b
.tnanus
d'tscbut P''Illad
utu-butir
1tatl Olch akibat bcban .tnatnts,
"' ' '
. .
d
.
t . tu satna lain sebagat a~tbat bcrkurangnya rongga
tana11 Jnerapa sa
. .
udara. Ada perbcdaan yang rncndasar antara pcnsttwa petnadatan dan
peristiwa konsolidasi tanah. Konsolidasi adalah pengurangan pel~n
pelan volun1e pori yang berakibat bcrtatnbahnya bcrat volu1ne kenng
akibat beban statis yang bekcrja dalam periodc tertentu. Sebagai
contoh, pcngurangan volume pori tanah jcnuh air akibat berat tanah
tilnbunan atau karena beban struktur di atasnya. Dalam tanah kohesif
yang jenuh. proses konsolidasi akan diikuti oleh pengurangan volume
pori dan kandungan air dalatn tanahnya yang beraki bat pengurangan
volume tanahnya. Pada pemadatan dengan beban dinamis, proses
bertambahnya berat volume kering tanah sebagai akibat pemadatan
p~rtikel y~ng diikuti oleh pengurangan volume udara dengan volume
aar tetap ttdak ~rubah. ~aat air ditambahkan pada pemadatan, air ini
~elunakkan pa~tkel-parttkel tanah. Partikel-partikel tanah menggelincr satu sama latn dan bergerak pada posisi yang lebih rapat.
Pada awal pemadat be
.
.
kad . be
an rat volu1ne kenng bertambah kettka
tar au rtambah (Gambar 2.1). Pada kadar air nol (w = 0) berat
vo ume tanah basah (y )
'
b sama dengan berat volume kering (yd), atau
Yb(w=O) = Yd =Y1

Ketika kadar air be


pemadatan yang sama d'
rangsur-angsur dita1nbah, dan usaha
agunakan
pad

.
1
tanah padat per volum
a saat pemadatan berat buttrai
.
e satuan
be
'
kadar au sama dengan
Juga rtambah. Misalnya, pada saat
Wt, maka berat
1
.
vo ume basah (yb) menjadt:

75

Yh = Y2
Berat volurne kering (yd) pada kadar air tersebut:
Yd(w = wl) = Ycl(w =0 ) + f1yct

Pada kadar air lebih besar dari kadar air tertcntu yaitu w =
k
d
.
.
,
w2
( saat a ar ?r optnnum) kcnaikan kadar air justru mengurangi berat
volurne kcnn~~~a. l.Ial in.i karcna, air Jnengisi rongga pori yang
sebcltunnya dusr o1eh butuan padat. Kadar air saat berat volume
kcring tncncapai maksimun1 (Ydrnak) disebut kadar air optinuun (wopr).
Berat volume basah {Yb)

But1ran padat

Air

Yd(w ... o)

Butiran padat

Kadar air (w)

Gambar 2.1 Prinsip-prinsip pemadatan.

2.2 UJI PEMADA TAN

Untuk menentukan hubungan kadar air dan berat volume, dan


untuk tnengevaluasi tanah agar memenuhi persyaratan kepadatan,
n1aka urnutnnya dilakukan uji pemadatan.
Proctor ( 1933) telah rnengamati bahwa ada hubungan yang pasti
antara kadar air dan berat volume kering tanah padat. Untuk berbagai
jenis tanah pada umumnya, terdapat satu nilai kadar air optimum

76

77

ering
maksimumnya.
. be t volume k
untuk mencapal ra
. ('\/ ) dengan berat volume basah
t
terten u
volume kenng ,d
Hubungan berat
k dalam persamaan :
. ) d'nyata an
(yb) dan kadar atr (w , 1
(2.1)

Yb

yd=l+W

adatan
bergantung
pada
Jems
Pem
h
k ring setela
Berat volume e
diberikan oleh alat penumbuknya.
tanah, kadar air, dan usaha
pat dinilai dari penguji~n standar
Karakteristik kepadata~ tana u~ Proctor. Prinsip pengujiannya
Iaboratorium yang disebut J

y:n:

diterangkan dibawah ibeni.


'linder nzould yang mempunyai volume
Alat pen1adat rupa 51

3 (G
4
b
)
Tanah
di
dalam
nzould
dtpadatkan
2
2
9 44 x 10 m
am ar . .
.
. .
d~ngan penumbuk yang beratnya 2,5 kg dengan tlnggi Jat~h 30,5. cm
(1ft). Tanah dipadatkan dalam tiga lapis~ dengan tl~p l~pts~
ditumbuk 25 kali pukulan. Di dalam UJl Proctor d1modtfikast
(modified Proctor), mould yang digunakan rnasih tetap s~ma, .h.anya
berat penumbuknya diganti dengan yang 4,54 kg dengan tlnggt Jatuh
penumbuk 45,72 cm. Pada pengujian ini, tanah di dalam mould
ditumbuk dalam 5 lapisan.

Dalam uji pemadatan, percobaan diulang paling sedikit 5 kali


dengan kadar air tiap percobaan di variasikan. Kemudian, digambarkan
sebuah grafik hubungan kadar air dan berat volume keringnya
(Gambar 2.3). Kurva yang dihasilkan dari pengujian memperlihatkan
nilai kadar air yang terbaik (wopr) untuk mencapai berat volume kering
terbesar atau kepadatan maksimum. Pada nilai kadar air rendah, untuk
kebanyakan tanah, tanah cenderung bersifat kaku dan sulit dipadatkan.
Setelah kadar air ditambah, tanah menjadi Jebih lunak. Pada kadar air
yang tinggi, berat volume kering berkurang. Bila seluruh udara di
dalam tanah dapat dipaksa keluar pada waktu pemadatan, tanah akan
berada dalam kedudukan jenuh dan nilai berat volume kering akan
menjadi maksimum. Akan tetapi, dalam praktek~ kondisi ini sulit
dicapai.

'0

..!;
C)

c
:

CD

E
::J

'Yd(mak)

I
I
I

'I

I
I

sitinder

I
I

kadar aJr w, (%)

Gambar 2.3 Kurva hubungan kadar air dan berat volume kering.
penumbuk 2,5 kG

Gambar 2.2 Alat uji standard Proctor.

Kemungkinan berat volume kering maksimum dinyatakan


sebagai berat volume kering dengan tanpa rongga udara atau berat
volume kering jenuh (Ysav), dapat dihitung dari persamaan :

78

Ysav

79

(2.2a)

G5 Yw
== 1+ wG s

.
- 1) dan e::: wGl, maka:
Karena saat tanah Jenuh (S(2.2b)

Gs Yw
Ysav = 1+ e

(y) setelah pemadatan pada kadar air w


dt) A (A== Vn!V =volume udara/volume

Berat volume k~nng


dengan kadar udara (azr con ten '
.
total) dapat dihitung dengan persamaan.
G5 (1- A)Yw
Yd = 1+ wGs

(2.3)

Hubungan berat volume kering pada kadar udara tertentu


r
dari
hasil
uJ'i
Standar
Proctor
dan
Proctor
al
dar
,
. .
. .
dengan ka
dimodifikasi untuk tanah dengan berat Jents Gs = 2,65 dttunjukkan
dalatn Gambar 2.4.
20 ~--ke...,..le-n-uh_an_60%--.---100%----TI- - - - ,
3

'Yd (g/cm )

1.6

1-----+,--4-+...lp....ll,--~~-----11"------1

garia optimum,_..~

rongga udar8

'f

nol

I
I

1.7 r--~----H-~~ .,...____,j~ G. = 2.65


I
I

Proctor

atandar Proctor
I
I

10

15

20

Kadar air, w (%)

Gambar 2A Hubungan berat 1


.
d
air dari hasil uji Standar Proct vodume kenng pada kadar udara tertentu dengan ka ar
or an Proctor dimodifikasi.

Untuk menentukan variasi kadar air w dengan Ysav, maka


dilakukan cara sebagai berikut:
(I) Tentukan berat jenis tanah (Gs) dari uji laboratorium.
(2) Pilihlah beberapa kadar air (w) tertentu, misa1nya 5%, 10%, 15%
dan seterusn ya.
(3) Hitung Ysav untuk beberapa nilai kadar air (w) dengan menggunakan Persamaan (2.2).

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL


PEMADATAN

Telah dipelajari bahwa kadar air mempunyai pengaruh besar


terhadap derajat kepadatan yang dapat dicapai oleh tanah tertentu.
Se lain kadar air, faktor yang sangat rnempengaruhi kepadatan adalah
macam tanah dan energi pemadatan (energi per volume satuan).
a. Pengaruh macam tanah

Macam tanah, seperti distribusi ukuran butir, bentuk butiran,


berat jenis dan macam mineral lernpung yang terdapat dalam tanah
sangat berpengaruh pada berat volume maksimum dan kadar air
optimumnya. Gambar 2.5 memperlihatkan si fat -sifat khusus kurva
pemadatan yang diperoleh dari beberapa macam tanah, yang diuji
menurut prosedur ASTM D-698. Bentuk kurva yang mendekati
lonceng (bel) umumnya diperoleh' pada tanah-tanah berlempung.
Gambar 2.5 memperlihatkan beberapa rnacam kurva basil
pemadatan pada berbagai jenis tanah. Pada tanah pasir, Yd cenderung
berkurang saat kadar air (w) bertambah. Pengurangan Yd ini adalab
akibat dari pengaruh hilangnya tekanan kapiler saat kadar air
bertambah. Pada kadar air rendah, tekanan kapiler dalam tanah yang
berada di dalam rongga pori menghalangi kecenderungan partikel
tanah untuk bergerak, sehingga butiran cenderung merapat (padat).

80

81

aerat volume ~kEe:rin:g.~Yd~,---T---~--l


(kN/m~
19,00

18,50L--

Lanau b rpas1r

Type A
Bentuk lonceng

L--------.w

Tipe B
Satu dan setengah puncak

L--------+w

Le pung berlanau
17,50 L-1---1--~

Tipe D
Bentuk aneh

Ttpe C
Puncak dobel

1s,so L
5

__L _ __L._ _ _.~...-_ _~


10

15

20

Gambar 2.5 Kurva hasil uji pemadatan pada berbagru jenis tanah (ASTM D-69&).

Lee dan Suedkamp (1972) mempelajari kurva-kurva pemada~


untuk 35 jenis tanah, hasilnya terdapat beberapa perbedaan bentu
kurva pen:mdatan. Kurva t~pe A (Gambar 2.6), adalah Jru_rva ya;~
mempunyat satu puncak. T1pe B mempunyai bentuk sepertl huru
pada arah mendatar. Tipe C mempunyai dua puncak. Kurva tipe B dill
C adalah kurva pemadatan yang dapat diperoleh pada tanah yan!
memp~nyai batas cair ~LL) kurang dari 30. Kurva tipe D adalah.kurv:
yang tldak mempunya puncak. Kurva C atau D dapat terjad pad
pemadatan tanah-tanah dengan batas cair (LL) lebih besar 70.

L-------+w

25

Kadar air, w (%)

L--------+w

Gambar 2.6 Berbagai bentuk kurva pemadatan (Lee dan Suedkamp, 1972).

b. Pengaruh Usaha Pemadatan

Energi pemadatan per volume satuan (E) dinyatakan oleh


persamaan:
NbN
WH_
E =____:
: :. .__:1__
V

dengan

Nb NI -w H V --

j umlah pukulan per lapisan


jumlah lapisan
berat pemukul
tinggi jatuh pemukul
volume 1nould

(2.4)

82

83
Tabcl 2.1 Hitungan cnergi pcmadatan

Pada uji standar Proctor:


_ (25)(3)(5,5)(1)

E-

=12375 ft-lb/ft

(592.5 kJ/m\

No. kurva pada

Jumlah pukulan per lapisan

Gambar 2.7

Energi pcmadatan

(Nb)

(ft-lb/ft3)

1
2

20

9900

25

12375

30
50

14850

(1/30)

er volume satuan (E) berubah, maka


Jika usaha petnadatan P
.
b
,
kadar air terhadap berat volume kenng Juga
bentuk kurva 1lU ungan

d
ditJerlihatkan
hastl
UJt pema atan tanah
berubah. Pada Gamba r 27
.
lcmpung bcrpas i r dengan 1110111d dari standard. Proct ~r .. Ju mlah lap1san
pada saat pcmadatan di dalam mould sama, ya1tu ~ lapisa~, akan tetap~
jumlah pukulan pada tiap lapisan d1bcdakan, ya1tu a~t~Ia 20 sampa1
50 kali pukulan. Besamya energi pemadatan dthttung dengan
n1enggunakan Pcrsamaan (2.4) dan hasilnya diperlihatkan dalam
Tabel2.1.

4
Cat atan I ft-lb/ft

24750

=47,99 J/m:l

Dalam Tabel2.1 dan Gambar 2.7 dapat disimpulkan bahwa:


( 1) Jika energi pemadatan ditambah, berat volume kering tanah juga
bertambah.
(2) Jika energi pemadatan ditambah, kadar air optimum berkurang.

Kedua hal tersebut berlaku untuk hampir semua jenis tanah. Namun
harus diperhatikan bahwa derajat kepadatan tidak secara langsung
proporsional dengan energi pem~datan.

Berat volume kering y, (kN/m~

Kurva nomer
1 20 pukulan per lapis
2 25 pukulan por lapis
3 30 pukulan per lapis
19 t----t--~--+- 4 50 pukulan por lapis
I
I
I
Tanah lempung berpaslr

2.4 SIFAT~SIFAT TANAH LEMPUNG DIPADATKAN

Garis rongga udara nol

~~~~~~_L~~~
12
1-4

18 10

18

18

20

22

24

Kadar air, w (%)

Ganlbar 2.7 'Pengaruh e

(Das, 1994).

.
nergt pemadatan pada hasil

.
J>Cmadatan lcmpung berpastr

Sifat-sifat teknis tanah lempung setelah pemadatan bergantung


pada cara atau usaha pamadatan. macam tanah, dan kadar airnya.
Seperti sudah dipelajari. pada usaha pemadatan yang lebih besar
diperoleh kepadatan yang lebih tinggi. Biasanya. kadar air tanah yang
dipadatkan, didasarkan pada posisi-posisi kadar air sisi kering
optimum (dry side of optinzunz), dekat optimum atau optimum, dan sisi
basah optimum (l-itet side of optinzunz). Kering optimum didefinisikan
sebagai kadar air yang kurang daripada kadar air optimumnya. Basah
optimum didefinisikan sebagai kadar air yang lebih dari kadar air
optimumnya. Demikian juga dengan dekat optimum atau optimum.
yang berarti kadar air yang .k-urang lebih mendekati optimumnya.
Penyelidikan pada tanah lempung yang dipadatkan metnperlihatkan bahwa bila lempung dipadatkan pada kering optimum. susunan

86

8.

87

pemadatan kering atau


contoh bends Ul' ash

/
@
pemadatan basah atau
contoh benda u11 terganggu
/

tekanan skala log

(a} Konsohdasi tekanan rendah .

pemadatan kering, atau


contoh benda ujl asll

,.._~-

....... ......
.....

- -- -

-- -

~-

pemadatan basah atau


contoh benda UJi terganggu

--

pelepasan tekanan pada - - - - __ _


kedua contoh benda uji

tekanan. skala log


(b)

t<onsohdasi te"-anan tlngg 1

Gambar 2.10 Perubahan kem


ampatan pada kadar air yang diberikan (JAmbe, t958).

. Sifat pengembangan tanah lempung yang dipadatkan, akan


leb~h besar pada Jempun~ yang dipadatkan pada kering optimum
danpad~ lempung yang dtpadatkan pada basah optimum. Lempung
yang_ dtpadatkan pada kering optimum relatif kekurangan air.
OJeh karena itu, 1empung ini mempunyai kecenderungan yang Jebih
besar untuk menyerap air. Sebagai hasilnya ada1ah sifat mudah
mengembang.
Tanah 1empung kering optimum umumnya
lebih sensitif pada perubahan Jingkungan seperti kadar air. Hal ini
kebalikan pada tinjauan penyusutan (Gambar 2.11). Tanah yang
dipadatkan pada basah optimum akan mempunyai sifat mudah susut
yang lebih besar.
Pada tinjauan kuat geser tanah Iempung. tanah yang dipadatkan
pada kering optimum akan mempunyai kekuatan yang lebih tinggi
daripada tanah yang dipadatkan pada basah optimum. Kuat geser
tanah lempung pada basah optimum agak bergantung pada tipe
pemadatan, karena perbedaan yang terjadi pada susunan tanahnya.
Kurva kekuatan tanah lempung berlanau yang dipadatkan dengan cara
remasan (kneading) untuk usaha pemadatan yang berbeda
diperlihatkan dalam Gambar 2.12. Gambar ini menunjukan tekanan
yang dibutuhkan untuk memberikan 25% dan 5% regangan untuk tiga
usaha pemadatan. Kekuatan tanah kira-kira sama pada kondisi basah
optimum dan bertambah dengan usaha pemadatannya bila dipadatkan
sisi kering optimum. Perhatikan bahwa pada kadar air basah optimum
yang diberikan, tekanan pada regangan 5%. temyata lrurang pada
energi pemadatan yang lebih tinggi. Kenyataan ini ditunjukkan dalam
Gambar 2.13, dimana kekuatan didasarkan pada pengujian CBR
(California Bearing Ratio). Dalam pengujian CBR. piston dengan luas
2
penampang 3 in dipenetrasikan ke dalam contoh tanah yang
dipadatkan. Tahanan penetrasi tanah tersebut dibandingkan dengan
tahanan penetrasi dari contoh standar pemadatan kerikil yang dipecah.
Dalam Gambar 2.13, usaha pemadatan yang lebih besar
menghasilkan CBR kering optimum yang lebih besar. Tapi.
perhatikan, nilai CBR kecil pada basah optimum untuk usaha
pemadatan yang lebih tinggi. Kenyataan ini penting dalam
perencanaan, dan harus dipertimbangkan pada penanganan tanah

88
89

12 r--:r--r--r-.,---.--,---r--_

,--~--r--c~---.--1
..... ~
,.WIQ op~m~m- ---

10

-r---,
I

I
I

I
I
I
I
3

(a) Kuat

Lnt'OnlcJda

C7J-

me~.t~hn

10 ~

yw1g

25% regrngtn)

m.tiP kwtw

peu:adatln
dengan gaan
2

ge (lek8Mn

20

18

22

24

I
pernlldmn ltatll
10

0~----~------~---~'~----~------L-----~
22
20
I 11
14

12

18

1
I

pemldlteo atdl

1
7
7

o prmrM+en drngrn get1r1n

(b)

I
""'"'"

11

1.75

I
I
I
I

12

14

16

18

20

22

2<4

26

1,70

112
108

......

Cc> Brm YOUN wing

1
12

12

14

18

14

18

11

20

22

18

Gambar 2 11 p
Kadar air, w {%)

enyusutan sebagai fun . k


Cluln, 1959).
gst adar air dan macam pemadatan (Seed daJ1

Gambar 2.12 Kuat. geser sebagai fungsi usaha pemadatan clan kadar air (Sud dan
Chan, 1959).

90

91

'

Tabel 2.2 Perbandingan sifat tanah pada pemadatan kering optimum dan basah
optimum (Lambe, 1958)

100

Sifat

- 75
E

Su sunan:
(a) Susunan butiran
(b) Kekurangan air

:tl.

a:

25
(c) Si fat pcrmanen
0

120

Gs = 2,72

~-

Permeabilitasnya :
(a) Ukuran besamya
(b) S1fat permanen

115

Sifat mudall mampat :


(a) Ukuran besarnya

110

c
j 105

(b) Kecepatan

~:l

-~

100

~~0~----~----~--------~--~
15
Catatan.
Penumbuk 10 lbs
nnggi jatuh 18.
{Proctor dimodifikasQ

20

\1---v
o--

Kuat geser :
(a) Selama pelaksanaan : .
Tak terdrainase (undrained)
Terdratnase (drained)
(b) Sesudah penjenuhan:
Tak terdrainase (undrained)

25
kadar air (0/o)
55 pukulan per lapis

Terdrainase (drained)

- o 26 pukulan per lapis

12 pukulan per lapis

l:Jr---6 6 pukulan per lapis

Gambar 2.13 Kuat


.
kadar au ad
geser diUkur den
daP
P a J>Cmadatan di lab
. gan CBR dan bcrat volume kering. terha
oratonum (7'
urnbul/ dan Foster, 1956).

(c) Tegangan air pori pada


keruntuhan geser
(d) Modulus regangantegangan
(e) Scnsttlvitas

Perbandingan
Kering optimum lebih acak.
Kering optimum lebih kekurangan air,
akibatnya lebih mcnyerap air, lebih mudah
mcngembang, mempunyai tekanan pon
lebih rendah .
Kcring optimum lebih scnsitif untuk
berubah.
Kering optimum Iebih lolos air.
Penneabilitas kering optimum terkurangi
lebih ban yak oleh penyerapan.
Basah optimum lebih mudah mampat dalam
interval tekanan yang lebih rendah, kering
optimum dalam interval tekanan tinggi.
Konsolidasi pada kering optimum lebih
cepat

Kering optimum sangat tinggi.


Kering optimum aga.k lebih tinggi.
Kering optimum agak lebih ringgi jika
pengembangan dicegah. basah optimum
dapat lebih tinggi jika pengembangan
diizinkan
Kering optimum k.ira-kira sama atau sedikit
lebih besar.
Basah optimum lebih tinggi.
Kering optimum sangat lebih besar.
Kering optimum lebih condong ke sen itif.

92
n1pulan dari pengaruh kadar air
kest
rupakan
.
f
.
timbunan .. Tabel 2. 2 1ne
timum terhadap beberapa SJ at tekntsnya
kering opttnlutn dan basah op .
(Latnbe, 1958).

2.5 SPESIFIKASI PEMADATAN TANAH DJ LAPANGAN


.
d
d lah untuk 111emperoleh stabilitas tanah
Tujuan pctna atan a a
.

f
k.
.k. f t-51'fat teknisnya. Oleh katena ttu, SI at te nts
dan n1etnpcrbat t st a
.
d
d b
.
t' g diperhatikan ttdak hanya ka ar atr an erat
un1bunan sangat pen tn
'
.
volunle kcringnya. Prosedur pelaksanaan dt lapangan pada umumnya,
ditcrangkan di ba\vah ini.
Percobaan di laboratorium dilaksanakan pada c~ntoh tanah
yang diatnbil dari borrow-n1aterial (lokasi pengam?llan . bahan
tin1bunan), untuk ditentukan sifat-sifat tanah yang akan d1paka1 dalam
perencanaan. Sesudah bangunan dari tanah (tanggul, jalan, dan
sebagainya) direncanakan, spesifikasi dibuat. Pengujian untuk kontrol
pen1adatan di lapangan dispesifikasikan dan hasilnya menjadi standar
untuk pengontrolan proyek. Terdapat dua kategori spesifikasi untuk
pekerjaan tanah :

93
berbeda. Anggaplah kurva A mewakili kurva pemadatan yang
diperoleh dari alat pemadat yang telah ada. Kemudian untuk
tncmperoleh, misalnya 90% dari kepadatan maksimal (Ydmak), kadar air
tanah yang akan dipadatkan harus diantara kadar air w 1 dan w 2
Rentang kadar air dari w I satnpai lv2. ini diperoleh dengan menarik
garis horisontal 90% kali Ydm.1k pada kurva A. Jika kadar air tanah
yang akan dipadatkan melampaui rcntang kadar air w 1 sampai w 2,
maka sangat sulit memperoleh hasil kepadatan yang diinginkan. Pada
kondisi ini tanah harus dikeringkan dulu sebelum dipadatkan. Usaha
yang paling ekonomis adalah bila kadar air pada w3 . Pad a kadar air w 3
ini usaha pemadatan untuk tercapainya 90% dari kepadatan
maksimum yang diinginkan paling kecil (hasil pemadatan diwakili
oleh kurva C). Umumnya pemadatan di lapangan dilakukan dengan
sedikit meninggikan usaha pema4atan sehingga hasilnya seperti kuva
B. Jadi, rentang kadar air untuk pemadatan di lapangan yang paling
baik adalah diantara kadar air optimum (wopr) kurva A dan w3.

Garis jenuh air


(rongga udara no/

1) Spesifikasi hasil akhir dari pemadatan.

2) Spesifikasi untuk cara pemadatan.


Untuk spesifikasi hasil akhir, kepadatan relatif atau persen
kepa~atan t~rtentu dispesifikasikan (kepadatan relatif adalah nilai
ban.d1ng da~ berat volume kering di lapangan dengan berat volume
kenng makstmum di laboratonum
menurut percobaan standar, sepertt

ast a 1r anyak dtgunak


d
fondasi bangunan), se an an an pa a proyek-proyek jalan raya da~
kepadatan relatifnya ~latJ g kontraktor rnampu mencapai spesifikasl
.. .
'
maupun cara apa
k d'
kan
dnztnkan. Pertimbangan ekon .
SaJa yang a an tguna .'
pemadatan dapat diilustrasikan seoml~ dalam memperoleh hasll
tersebut memperlihatkan 3
pertt pada (Gambar 2.14). Gamb~
lapangan pada tanah yang macam kurva dari basil pemadatan dt
sama, hanya d
g
engan usaha pemadatan yan

'
---+wf"}

Gambar 2.14 Pertimbangan ekonomis dalam memperoleh hasil

94

95

. d tk'tn tanah pada sisi basah


. k
k
l ra lllCillcl ,t ,
h
Perlu diingat a 1\\

nnya 1nenghastl an uat gcser


.
.. timum), utnut
. .,
,. . k . . .
optinlUill (wet slde oj op . ~ I 1 dibandtngk,ln d~ng,tn ,tdar atr
lebth fl,na,t l .
. .
r
l
I
t
tanah hasil penuwa an
. .r 11, 1;11111111 ). Sdat-st at tana 1 yang

( lr ' su1e OJ (

1
pada sisi kenng optnnun. . t ,. d 111 JlOtensi kernbang susut Juga

.. ' 'lbthtas
'

lain. sepm1t pt;t ttlt.:'


l'l(l'tt'ltl. Karena ttu, se atn persen
d . r s'l'tt pen ' ' '
dipvngaruhi olch ka ar at "' k dtr ,1ir tanah yang akan dipadatkan
kcpadatan ditentukan. rentang ll ' '
sehaiknya juga dit~t~tuk~n.. .. ,. nadatan. 111acan1 dan bcrat rncsin
u11 t k S})CStftkast c,ll ,1 pvl

.
.
.

t k ~tel'nhn tiap lapisan d1tentukan. Hal


. d 1t tnhh lmtasan set ,1 l: ' '

"
.
~~nM
' ' JU . ' . k . t k llrovck pckcrjaan tanah yang besar scpcrtt
1111 banyak dtp,t ,11 un u

bendungan tanah.

2.6 ALAT-ALAT .P~:l\1ADAT DAN JlROSEDUR PEMADATAN


Gambar 2.15 Pcnggilas rod a hnlus (smo.orh drum roller).

2.6.1 Alat-alat Pcntadat

Tanah yang akan digunakan untuk tirnbunan, utnutnnya digali


dari lokasi penga~nbilan (borrow area) dengan n1enggunakan alat-alat
bulldozer. slzo\'el. dragline. scraper dan lain-lain. Ketika tanah dari
lokasi pengambilan (yang mntnnnya diangkut dengan durnptruck)
sampai di lokasi penin1bunan~ tnaka bulldozer, loader, nzotor grader
mengharnparkan nmterial timbunan sesuai dengan ketebalan yang
dikehendaki. Kctebalan lapisan titnbunan. dapat berkisar diantara 150
san1pai 50? n1m, be~gantung pada ukuran dan tipe alat pemadat dan
ukuran buttran maksunutn tanah yang dipadatkan.
~acam alat penggilas (pen1adat) yang akan dipakai bergantung
pada tape tanah yang akan dipadatkan. Penggilas roda halus atau roda
drum (smooth wheel, smooth drum roller) (Gambar 2.15) dapat
memadatkan tanah 1(XY~0 d1 b

k tak d
.
awah rodanya, dengan tekanan
on ~a .a tanah sekJtar 380 kPa dan dapat digunakan hampir untuk
s{pemua Je~Js .tanah. Penggilas pneumatik atau penggilas roda karet
neunJat1c trre roller) (Gamb .
..
..
2
ar
total area yang tcrtutu
16.) dapat mcnggtlas 80% dafl
01
P eh rodanya dan tekanan ban dapat

Gantbar 2.16 Prnggilns rodn k~t (pneumatic tire rollttr).

96

97

.
ilas roda halus, penggilas roda ka
.
kP Sepettt pengg
.f d . b
ret
mencapat 700 a.
ranuler dan kohest pa a ttm unan jala
dapat digunakan pada tanah g
n
bendungan.
raya atau petnbangunan . b yak dipakai adalah penggilas kak
, ng pahng an
.
1
Saat tnt ) a
) (Gambar 2.17). Sepertt tercennin dalarn
11
kambing (sheeps foot r~ el k . dengan tonjolan-tonjolan atau kak'
namanya pada drum dtleng apt

I
.
b' )
telapak11ya berbentuk bulat atau persegi. Luas
kak1 (kam tng yang
.
2
h
r

..

telapak berkisar diantara 30 sampat 80 cm Karena anya 8 sampai

d 1 keseluruhan tanah yang tertutup seluruh roda tertekan


. d'1
.
12 -;o an uas
oleh tonjolan, maka tekanan pada tan~h menJa sangat ttnggi, yaitu
dapat berkisar diantara 1400 sa~p~t 7000 kPa (bergantung pada
ukuran roda dan air yang dapat dustkan kedalam roda drum untuk
menambah beratnya). Penggilas kaki kambing dapat dioperasikan
dengan ditarik oleh penggerak, maupun digerakkan oleh mesinnya
sendiri. Penggilas kaki kambing memadatkan tanah di bawah dasar
kakinya. Penggilas ini cocok untuk tanah-tanah kohesif.
m

Gambar 2.17 Penggilas kaki k .


ambmg (sheeps foot roller).

Penggilas berkak.
.
roller (Gambar 2.18). ;a~e~njo~ yang lain adalah tamping fool
~nab yang tertutup roda t pk nggtlas ini, 40% dari luas keseluruhan
dtantara 14<)()
ene
an Tek
k'
ar
sampai 84(XJ kP . anan kontak pada tanah ber tS
"a bergant ung pada ukuran roda dan

Gambar 2.18 Tamping foot roller.

pengis~an air pada drum. Kaki yang dilengkapi engsel dapat bekerja

sebagat alat peremas tanah. Alat ini sangat baik untuk memadatkan
tanah-tanah berbutir halus .
Tipe alat pemadat yang lain, adalah mesin penggilas grid (mesh
atau grid roller) yang dapat memadatkan sampai 40% area dengan
tekanan pada roda 1400 sampai 6200 kPa. Alat ini sangat ideal untuk
memadatkan tanah-tanah berbatu, kerikil dan pasir. Dengan kecepatan
yang relatif tinggi, tanah digetarkan. dipecah dan ditumbuk.
Beberapa alat pemadat roda halus dan roda kaki kambing
dilengkapi dengan alat penggetar sehingga semakin efisien bila
digunakan untuk memadatkan tanah granuler. Terdapat pula mesin
pemadat kecil dengan landasan yang berbentuk pelat bergetar. Alat ini
digunakan pada lokasi-lokasi sempit di mana mesin pemadat yang
besar tidak dapat digunakan.

2.6.2 Prosedur Pemadatan


Terdapat banyak variabel yang mempengaruhi pemadatan
getaran atau proses pemadatan tanah. Beberapa bergantung pada
operator, dan yang lain bergantung pada kondisi tanah yang

98

99

but termasuk:
.
k Variabei-variabel terse t ukuran, rentang fr~kuensi.
dipadat an.
.
adat" bera ,
.
be k
K kteristik mestn pem
wal ukuran buttran, ntu dan
(1)
ara . "k tanah: kepadatan a '
(2) Karaktenstt
.
.
kadar air.
. ml h lintasan mestn penggtlas, tebal
( 3) Prosedur pelaksanaan: JU ak nsi operasi vibrator, kecepatan
.
lapisan yang d"tpadatkan, fre ue
lintasan.
pengaruhi tingkat tekanan dan
. pemadat mem
I
Karakteristik mestn
.
"k Selain itu, kepadatan awa tanah
kedalamail pengaruh gaya dma: engaruh pada hasil kepadatan
sebelum dipadatkan sangat
rp
akhimya.

-___,.-__,..---r=~--,1.78

110~

0,75 mU/jam
100

1.84

Berat volume kering (lb/ft3)

1,5

Berat volume kering (lb/ft3)

1.52

Lempung heavy (kadar air 21 %)

1.40

aol-----------.1.28

-1=
-g

z (ft)

2 J---_
C1:l

3 t--

2.00
1,5

1.80

G>

'

....__~

21intasan

't)

(ft) ,

3~

c:

_..,

Slintasan

+--- . --+---1

lo.....

Q)
.)1:.

E
::J

40 10

-0

>

eo

10

.. . . . ,

ID

to
100
Kerapatan relatif (Or)

1CID

101

JO

,.
K~rapatan retatif (Or}

,.

Berat volume kering (lblft3)

Berat volume kering (lb/ft3)

C1:l

Q)

1.10

2,25

-r-

!.
....__~

C)

0.75 mltljam

2,25

-~
--

Pengaruh jumlah lintasan mesin penggilas dan kecepatan


penarik (towing speed) pada mesin pemadat 7700 kg pada tanah
Iempung berbatas cair tinggi dan pasir gradasi baik diper1ihatkan
dalam Gambar 2.19. Terlihat bahwa kepadatan tanah bertambah oleh
kenaikan jumlah lintasan sampai pada suatu titik tertentu. Pada
gambar tersebut diperlihatkan kurva hasil pemadatan untuk kecepatan
lintasan 0, 75, 1,5 dan 2,25 mph.
Pengaruh j umlah Jintasan terhadap ketebalan tanah yang
dipadatkan diilustrasikan pada Gambar 2.20 (D' Appolonia, dkk.,
1969). Mesin pemadat dengan berat 5670 dioperasikan pada frekuensi
27,5 Hz dengan tebal tanah (tanah pasir Indiana utara) yan~
dipadatkan 240 cm. Kerapatan relatif (Dr) awal pasir adaJah.?O samp~1
60%. Uji pemadatan di lapangan dilakukan pada lubang UJI (test pzt)

110

,..

1 .

110

air 2,5'11 1.70

100 ::---~-~---.L--.t..._-..J1.80
0

12

18

2 ~---;

z (ft) 12
31--

z (ft)

Cl

3 ,._~

20

Jumlah lintasan

5 .,__...

(d) 45 hritaMn

~-

2.19 Pengaruh junllah lintas


.
narik
(towing spud) pada mesin pemaclat
an mesm penggilas dan kecepatan .P\gP
1700
dan pasir bergradasi baik.
kg Pada tanah lempung berbatas calf u

.
Gambar 2.20 Pengaruh jumlah hntasan
terh adap ketebalan tanah yang dipadatbn
(D' Appolonia, dkk., 1969).

100

101

madatan. Perhatikan kepadatan tanah (yd)


sebelum dan sesudah pe
Pada 15 cm bagian atas tanah
d ngan kedalamannya.
bervanast e.
.
. d g tanah mencapai kepadatan maksimal
e\onggar
akrbat
vtbrast,
se
an
.
45
S
1'
m
.
) da kedalarnan sekitar
cm. aat tntasan
(untuk
\
tntasan
tertentu
pa
.
d
k
.
k
k
.
b"h.1 dari 5 lintasan, ttdak a a enat an epadatan
mestn pemadat me1e 1
(yd) yang berarti.
h' k
Cara menentukan teballapisan yang memenu 1 erapatan relatif
(Dr) tertentu caranya adalah sebagai berikut: .
Misa\nya pada hasil uji pemadata~ dt lapangan untuk 5 ka~t
lintasan mesin pemadat diperoleh hastl kurva ke~.ap~tan relat~f
terhadap kedalaman seperti pada Gamba~ ~.2la. Dnngtnkan h~stl
kerapatan relatif tanah minimum (Dr) rruntmum 75%. Untuk ttu,
gambarkan beberapa kurva yang sama pada kertas tran~p~r~n, dan
impitkan hingga membentuk seperti Gambar 2.2lb. Dan stnt dapat
ditentukan tebal lapisan tanah dipadatkan yang dapat memenuhi
syarat Dr minimum 75o/o adalah 45 cm. Walaupun, sebenamya tebal
lapisan dapat ditambah, karena saat pemadatan tanah di bagian atas,
tanah di bawahnyajuga akan ikut memadat.

so

10

eo

-- -E

c:
CO

Ji 1

.,

ta

"0

c:

so

eo

10

~2

c:

IQ

-.

ta

~
3
"0

ta

"0

(a)

Hubungan o, dan
kedalaman untuk
6
lapi1San yang tebat pada
5 kati lintasan
'

El>

Gambar secara skematis dari percobaan kerucut pasir dan balon


karet dapat dilihat pada Gambar 2.22a dan Gambar 2.22b. Cara
langsung pengukuran kepadatan di lapangan dengan pengujian yang
menggunakan isotop radioaktif, disebut dengan metode nuklir. Dalam
cara ini pengujian kepadatan di lapangan dapat dilaksanakan dengan
cepat. Gambar skematis alat ini dapat dilihat pada Gambar 2.22c.

- - Kerapatan
relat1f
mm1mum iJin
=75%

........

,
,

'

(b)

Contoh soal 2.1 :


Hasil uji pemad t

pemadat.

(b)

18 in.

-- '
....

Gambar 2.21 (a)

c:

eo
0 ..---~-_,..--.,..-----"\

ao

Ada d~a macam cara untuk mengontrol kepadatan tanah di


lapangan, Y~Itu dengan pemindahan tanah dan cara Iangsung. Cara
dengan petrundahan tanah adalah sebagai berkut:
(1) D~gali lubang pada permukaan tanah timbunan yang dipadatkan.
(2) Dttentukan kadar aimya.
(3) Diukur. ~olume dari tanah yang digali. Cara yang biasa dipakai
untuk tnt adalah metode kerucut pasir (sand cone) dan balon
karet (rubber baloon) . Dalam cara kerucut pasir, pasir kering
yang telah diketahui berat volumenya dituangkan ke luar Jewat
kerucut pengukuran ke dalam lubang di peonukaan tanah.
Volume lubang dapat ditentukan dari berat pasir di dalam Jubang
dan berat volume keringnya. Dalam cara balon karet. volume
ditentukan secara langsung dari pengembangan balon yang
mengisi lubang galian.
(4) Dihitung berat volume basah (Yb). Karena berat dari tanah yang
digali dapat ditentukan dan volumenya telah diperoleh dari butir
(3 ), maka Yb dapat ditentukan. Dengan kadar air yang telah
ditentukan di laboratorium, berat volume kering di lapangan
dapat ditentukan.
(5) Bandingkan berat volume kering lapangan dengan berat volume
kering rnaksimumnya, kemudian hitung kepadatan relatifnya.

Kerapatan relatlf, Or(%)

Kerapatan relattf, Or{%)

so

2.7 KONTROL KEPADATAN DI LAPANGAN

a an

d'1

lapangan untuk 5 kali lintasan mest

Penentuan tebal la .
kepadat
ptsan yang memenuhi
an tertentu (Dr =?S%).

. kat

syarat ung

Untuk mengetahui berat volume tanah di lapangan, ~il~a~


percobaan kerucut pasir (sand cone). Tanah seberat 4.56 kg d1gah dan

102

103

lubang di pennukaan tanah. Lubang diisi dengan 3,54 kg pasir kering


sampai rnemenuhi lubang tersebut.
( 1) Jika dengan pasir yang sama membutuhkan 6,57 kg untuk
mengisi cetakan dengan volume 0,0042 m3, tentukan berat
volume basah tanah tersebut.
(2) Untuk menentukan kadar air, tanah basah seberat 24 gram, dan
berat kering 20 gram dipakai sebagai benda uji. Jika berat jenis
tanah 2,68, tentukan kadar air, berat volume kering, dan derajat
kejenuhannya.

--_ .,
-o

3185 an"
(1 Qll)

-40

--

Penyelesaian :

136.5 mm
Corong

(a) Volume lubang =

--

~1esmm::j
j.--171 mm

- --

0,0042

6,57

x 3,54 =0,0023 m

Berat volume basah:


3

Yb = W/V = 4,56/0,0023 = 2018 kg/m (19,72 kN/m3)

(b) Kadar air: w = WwiW5 = 4/20 = 0,20 = 20%

P\al daw

Berat volume kering:

(a)

2018

Yb =
1+ w

1 +0.20

= 1682 kg/m3 (16,5 kN/m3)

(b)

V= W
yb

=11893 mrn3

24x 10003

2,68 X 1000 X 1000

...

t.,.t, : .:.: ~

,...

O.t.l1or

, ....

Ws

Gs Yw

20 x 1000
=7463 mm 3
2,68 X 1000 X 1000

(c)

Ganlbar 2.22 Alat ujs pemadatan di lapan an


(a) Metode kerucut g
klir.
Paslr. (b) Mctodc balon karct. (c) Mctodc nu

Vv = V_ Vs = 11893- 7463 = 4430 m111


J
000
3
Vw= W"lYw=411 =4cm =4
mm

= 4000/4430 = 0.90

Jadi, derajat kejenuhan tanah tersebut S =90 %

106

107

Contoh soa/2.3:
.
h bungan berat volume kering, untuk
(a) Bukttkan persa~aakn . u han S sebagai fungsi dari kadar air,
sembarang derajat eJenu . '
.
berat jenis, dan berat volume atr, adalah.

SYw-

Gs Yw
Yd=l+G 5 w/S

G~ Y w

l + Gsw/S

(terbukti)

(b) Persamaan kadar udara (persen rongga udara):

kadar air untuk persen rongga udara tertentu adalah:


Yd =

G.f

- wyd = O

Penyelesaian dari persamaan ini,


Yd

(b) Buktikan persamaan hubungan berat volume kering terhadap

Syd

A = Va = Vv- Vw
V
Vv + Vs

G5 (1-A)Yw
1+ ":Gs

(4)

Persamaan (4) dibagi dengan Vs, diperoleh:


A = e- wGs
1+e

Penyelesaian:

(5)

Bila tanah tidakjenuh, berlaku eS = wG5


(a) Derajat kejenuhan:

s = Vw

(1)

Dengan substitusi S ke dalam Persamaan (5), diperoleh

Vv

Untuk volume tanah total V = 1 m (maka


volume air dapat dinyatakan oleh:
3

yd

wG5 +A
e=-....:...,.._-

= WsN = W/1)

(6)

1-A

(7)

Karena

Vw -- W"fd
'Yw

(2)
Substitusi Persamaan (6) ke (7),

dengan kadar air w dalam desimal.


Volume rongga pori:

'Y d = 1 + ( wGs + A) I(1 - A)


Vv =V- Vs = 1- Vs -1
- -

Yd
___;_=-YwGs

Substitusi Persamaan (2) da (3) k


n
e Persamaan (1),

S=

wyd
Yw(l-yd /GsYw)

(3)

Diperoleh,
G5 (1- A)Yw
'Yd = 1+ wG s

(terbukti)

108

109

2.8 PEMADATAN TANAH ORGANIK

. d 1 m tanah cenderung mereduksi


Adanya material organik dt hat a ah yang mengandung bahan
tana -an
1't
kekuatan tanah. Karena ~,
.
bagai bahan timbunan. Kadar
1

t
se
organik sebatknya dak dtpakat
C d'definisikan
oleh F ran krIn dkk .,
organik (Organic. Content), 0 , 1
1973) sebagai benkut:
dari 105 sampai 400

Kehilangan berat oleh pemanasan oven

OC =

(2.5)

Berat kenng tanah pad a suhu 105o

Franklin dkk., (1973) melakukan penelitian laboratorium untuk


meneliti pengaruh kandungan organik pada karakteristik tanah yang
dipadatkan. Dalam pengujian, sejumlah tanah asli dan tanah campuran
diuji. Gambar 2.23, menunjukkan pengaruh kadar organik pada berat
volume kering. Bila kadar organik melampaui 8% sampai 10%, maka
berat volume kering berkurang secara cepat. Kadar air optimum (wopt)
pada usaha pemadatan tertentu bertambah dengan bertambahnya kadar
organik (Gambar 2.24). Nilai qu(mak) (kuat tekan bebas maksimum)
yang diperoleh dari tanah yang dipadatkan pada usaha pemadatan
tertentu juga berkurang bila kadar organik bertambah (Gambar 2.25).
Dengan demik.ian, tanah bila mempunyai kandungan atau kadar
organik lebih besar daripada 10% tidak baik digunakan dalam
pekerj aan pemadatan.

1015

o Campuran,
kenng oven
Campuran,
kering udara
Contoh natural,
kering oven

100

---

~
.)

us
........

15

e
Q)

CXI

..._..
C)

't:
Cl)

...e

a0

Q)

to
14

E
;:J

-0
....>

31

c
cQ)

.X
CD

-z

"'E

->

::J
0

Q)

13

11

...._,

30

;:
~

E
::J

-aE.

10
\

~
0

'

-CO 20
~

12

CO
"0

\
\

\
\

11

Kering udara

15

10

15

20

28

Kandungan organlk (%)

'

10.22
30

Gambar 2.23 Variasi berat volume kering terhad k d


'k (Franklin
dkk., 1973).
ap an ungan orgarn

Kering

10

oven

15
10
Kandungan organik (%)

20

Gambar 2.24 Vanasi kadar air optimum terhadaP kadar organik (Franklin. 1973).

110

111

bagian atas dan bawahnya. Unit penggetar digantungkan pada pipa


penghubung atas (follow-up pipe). Alat ini berpenetrasi ke dalam
tanah dengan kecepatan diantara 1 sampai 2 mlmenit melalui
semprotan air dan penggetaran. Pada Iokasi tertentu, vibroflot dapat
melakukan penetrasi dengan kecepatan 5 - 8 m per menit.

3,5


3,0

..
0

'

()

'

'

2,0

'

1,5

Contoh asli
o Campu "an _ keri ~g oven
CamPt ran _ keri iO udara

10
1

'

0, 5

10

15

20

25

Mesin
penggerak

Kadar organik (%)

. Pompa

aJr

Gambar 2.25 Vanas1 kuat tekan bebas (qu) pada contoh yang diPadatkan dengan
kadar organik tertentu (Franklm dkk., 1973).

2.9 PEMADATAN DALAM (DEEP COMPACT/ON)


a. Vibrojlotation
Vibrojlotation banyak dipakai untuk pemadatan pada tanah

tanah granuler (pasir) yang tebal dan Ionggar. Proses pemadat~


dilakukan melalui vibrotlot atau unit penggetar (vibrating untf)
(Gambar 2.26) dengan panjang lebih kurang 6ft diameter 17 in. dan
berat 4000 lb. Unit penggetar berupa beban eksentris di dalamnya dan
dapat mengembangkan gaya-gaya sentrifugal. Unit penggetar ini dapa;
menggetarkan tanah dengan gaya sentrifugal harisontal sekitar 10 to
pada 1800 rpm. Pada alat ini terdapat pintu-pintu penyemprot air padl

Pipa
pengg

tung

Bagian A:

Unit

S1linder material
dipadatkan yang
dimasukkan dari

penggetar

permuk.aan

Baaian 8:
SDinder material
padat dari hasil
pemadatan
vbroflot.

tanah untuk
mengisi
kehilangan
volume tanah
saat dipadatkan.

Gambar 2.26 Alat pemadat vibroflotation (Brown. 1977).

112

113

t f
I

dipakai vibrofl ot 100 hp. Pemadatan dengan vibrojlotation dapat


dikerjakan pada bennacam-macam jarak, bergantung pada zone yang
dipadatkan (Gambar 2.28). Kapasitas pemadatan yang baik
bergantung pada di stribusi ukuran butir tanah dan tipe tanah urug
sebagai pengisi lubang saat periode penarikan vibrotlot. Kisaran
(range) ukuran distribusi butiran tanah di lapangan yang paling cocok
pada zone 1 (Gambar 2.29). Tanah yang mengandung banyak pasir

' l

Jarak vibrof/ot

----....... ....
..
~'
'

Gambar 2.27 Proses pemadatan vibroflotation.

I
\

' ,..,

\
\

(Gambar 2.27):
otan air
1. Vibrotlot (vibrating unit) diturunkan dengan bantuan sempr
di bagian bawahnya.
an
2 Akibat berat sendiri vibroflot ditambah dengan semprotan atr Y g
. menyebabkan kondisi pembuburan (quick condition) tanah, maka
tercipta lubang yang dapat dimasuki oleh vibroflot.
3. Tanah granuler (pasir) dimasukkan dari atas lubang (permuk~an
tanah). Air dari pintu penyemprot bawah dipindahkan ke bagtan
penyemprot atas vibrojlot. Air ini mendorong tanah urug (pasir) ke
bawah lubang.

.,.-+J -.....
\

I
, ,
-,- I
I

'

Proses pemadatan vibroflotation adalah sebagai berikut

f\

I
1\
;
\
"

... ,

;"'
' ,

'

-........ ..

,... ,

\1

;J

'r
;
'...,,
1'
,
......
"
-,....

11

',

}\

' '..... -----""

,.. -?--,
,\

'

\1

' .... _ ~~-'"


.'\
,
1

11I

.1\
'

"',

I \

,"'

\
\\

' . . .. _____..."

'

, - ,... . ._
I

'
1
\,1

' .... _,!'-...


,\ -" "

' ,

1\
\

' ..

1\

....

__ ___...,

\I

I.

,,

,I

111
1(

\
;

11
1
''/.

,,~

,"'
\

\\

'i

I I
-, I , ,

1'

,--: ..

',

'

11

, ,
\

' \;

'I

I
I
I

' \I
\ 1

,,

,
I

,'

-....'

, .,.,-

Zone pengaruh
tiap pemadatan
....
,...
,
'
I
'\

'

' ...

.. ___...... ....

I
/
I
I

Gambar 2.28 Jarak pemadatan vibrojlotation.

100

--

Kenk11l ~~ ~~

, """'-

10

(/!.

Zone 1 (lebih baik)

-.~2

4. Vibrotlot perlahan-lahan ditarik bertahap ke atas pada tiap 30 cm


dan dilakukan penggetaran selama lebih kurang 30-60 detik pa_d~
tiap penarikan sambil di masukkan tanah urug pasir. Proses 101
mernadatkan tanah sehingga membentuk kolom-kolom padat pada
tingkat kepadatan tanah yang diinginkan.

c:

(I)

Cl.

. Zone ta~ah ~a~g dapat dipadatkan, bergantung pada mac_am


vtbroflotnya. Blok s1hnder yang memadat
. . . . selatar
2 meter untuk vibrotlot-30 hp Radius . . mdempubenyat Jan-hJabensar bila

tnt apat rtamba

20
0 1LO-L-5-...J2L-~1.~0~0.5::-

0.2 0.1 0.0& O.o2 0.01 0.001


Ukuran butiran {mm)

0.002 O.oct

. tan ah Yang efel'tif untuk ,,ibrojlotation.


Gambar 2.29 Ktsaran distribust. ukuran buttr

I14

] 15

Ianau sulit dipadatkan, sehingga


haJus dan partikel ukuran
bcsar untuk mcncapai kepadatan
mernerlukan usaha pcmadatan .yang d ~kat an adalah batas bawah dari
yang diinginkan. Zone 2 sec~ta .~ent ~ cfcktif digunakan. Tanah
.
ana
vrbropo
a'
.
d'
ukuran buuran t m
d
,
d zone 3 ban yak mengandung
..
a
lg

bcra
a
p,l
a
..
1
, 'broflot berkurang, karena it
dengan ukuran butu an Y
kerikil untuk ini keccpatan pcnetrast vt

u
k'.
. . d' t'dak ckonomis hcrhubung pckcrJaan pemadatan
rnung tn nlenJa 1 1

mcnjadi lan1a.
,
.
h'
.
'b

k
butt'r
tanah
urug
sangat
tncmpengaru
1 hastl
.
1) tstn ust u uran
.nt'sikan
angka
kecocokan
(S
)
dcfl
N
kepadatan tanah. Brown (1977) n1cn . .
untuk tanah urug yang digunakan sebagat bcnkut:

dengan jarak 1,2 - 5 m bergantung pada .


llngkat kepadatan yang
diinginkan.

1 011

(2.6)

dengan D5o, D2odan D1oadalah diameter-diameter butiran (dalam mm)


yang dapat diperoleh dari analisis distribusi butiran. Bila SN mengecil,
maka tanah urug semakin baik digunakan. Tingkat kecocok.an tanah
urug yang akan digunakan pada pekerjaan vibrojlotation ditunjukkan
dalam Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tingkat kccocokan tanah urug untuk vibroflotation

0- 10
10-20
20-30
30-50
>50

Tingkat kecocokan tanah urug


Baik sekali
Baik
Scdang
Jelek
Tidak cocok

Pada metode Terra-Probe a


.
Co., cara pemadatan dilak k
Y ng dtpatenkan oleh L.B. Foster
.
.
u an dengan
getar (vtbratory pile driver) ada
~cmasang penggerak ttang
tanah. Tanah-tanah yang pk . probe (hang) dan digetarkan dalam
.
coco
dapadatk
d
.
an engan vibroiflotation JUga
cocok d1gunakan pada ,.,. P
I era- robe r,
Jang getar dimasukkan ke tanah

AJat vibrojlotation dapat di unakan


.
.
dengan memasukkan koJom tanah g
dalam tanah kohestf Junak
.
granu 1er unt k
'kk .
d~n kckak~an tanah. Kolom pasir dibuat den u . menal an kekuatan
vrbroflotatron, kernudian meng
gan menenggelamkan alat

urugnya dan sekalig

k
M
.
us menai turunkan alat pada urugan setinggi 30
ke arah lateral dan vertikal oleh akb ctm. atenal granuler memadat
getaran.
I a pengaruh berat vibroflot dan

b. Pemadatan Dinamik
. Pemadatan dinamik adalah suatu cara pemadatan dengan
menJatuhkan be?an berat .secara berulang-ulang di pennukaan tanah.
Berat ?eban dar~ 8 sampa1 35 ton, dan tinggi jatuh bervariasi dari 7,5
sampat 30 m. Ttngkat kepadatan yang dapat dicapai bergantung pada
beberapa faktor, seperti:

1. Berat beban (pemukul).


2. Tinggi jatuh beban.

3. Jarak titik-titikjatuhnya pemberat.


Leonar~ dkk.(l980) menyarankan persamaan kedalaman tanah yang
dapat dtpadatkan (D) oleh pukulan sebagai berikut:
(2.7)

dengan:

D = kedalaman yang dapat dipadatkan (m)

wh =

berat pernukul (ton)


H = tinggi jatuh (rn)
Chow dkk. (2000) menyarankan hubungan kedalaman lubang
dan energi kejut (inzpact l~nergy) pada tingkat energi jenuh. Tingkat

117

116
dala~nan akibat tumbukan
k

t
rnbahan
e
I
h
k
I
. . 11 ini terjadt saat a .
b kan a\val. Jum a pu u an
energt Jenu

51J! dan tum u . .


k' k'
berikutnya tidak lebth dan oai tingkat energt JCnuh mt ua- tra 10
dbutuhkan
untuk
ntencap
.
k
n
olch
Chow
dkk.
(2000)
yang 1
,an dtsaran ,1
- 15 pukulan. Persanlaan ) g
adalah sebagai berikut:

Es
- 0.1 25
Dr = 31.2 + OJ9Es
.

(2.8)

. ) E = energi kejut per pukulan


dengan Dr = kcdalaman lubang (m , ~ di adatkan (D), Chow dkk.
(t.nl). Untuk kedalainan tanah yang dap
p
(2000) tnenyarankan persanlaan:

ion kalsium divalen. Gambar 2.30 memperlihatkan hubungan kadar


air dan susut aksial tanah lempung berlanau yang dipadatkan. Susut
diukur sesudah pemadatan contoh tanah pada berbagai kadar air.
Gambar 2.31 memperlihatkan tekanan pengembangan yang terjadi
pada lempung berpasir ketika contoh tanah secara pendekatan
dikekang pada volume konstan oleh cetakan (mould) dan piston di
permukaannya. Untuk pengujian ini gerakan air bebas diberikan pada
contohnya.
Pengaruh susut pada tanah-tanah berbutir ha)us menjadi
rnasalah penting dalam masalah teknis. Retak akibat susut dapat
rnuncul secara lokaJ, jika tekanan kapiler :melampaui kohesi atau kuat
tarik tanah. Retak-retak ini , bagian dari makrostruktur lempung dan
rnerupakan zone-zone Jemah yang secara signifikan mereduksi

(2.9)
dengan D dalarn 1neter dan EBdalan1 t.m.

-*'-

Lempung berlanau
4

ro

~
ro

::J

2.10 PERUBAHAN VOLUME AKIBAT PENGEMBANGAN


TANAII

"'

::J
Cl)

'
'

2.10.1 Ken1bang-Susut Tanah Lempung


Tanah-tanah yang banyak mengandung lempung mengalami

perubahan volume ketika kadar air berubah. Pengurangan kadar atr


menyebabkan lempung menyusut, dan sebaliknya bila kadar air
bertambah lempung mengembang. Derajat pengembangan bergantung
pada beberapa faktor, seperti: tipe dan jumlah mineral Jempung yang
ada dalam tanah. luas spesifik lempung, susunan tanah konsentrasi
gara~ dalam air pori,_ valensi kation, sementasi, adanya 'bahan-bahan
orgamk dan sebagamya. Perubahan vol
h
besar
ume tana yang
membahayakan bangunan.
. P~ngedmiffubangakn l~mpung adalah hasil dari bertambahnya tebal
Iaptsan
ton 1 se etlka ada a 1
bl
sodium akan menyebabk
IT. on-ton monovalent exchange~ e
an pengembangan lebih besar daripada 1on

0
12

~~--~~~~20~~n~~~
14
18
11
Kadar air (%)

a
c:

Gambar 2.30 Susut aksial pada lempung berlanau (Seed dan Chan. 1959).

, I

: ... It

dar
,.t:li daD
S.s1d

120

121
.
d
tanah
dengan
susunan
teratur
danpa a
'

lebih mudah mengembang


k 0 kembali tanah lempung dapat
embentu a
.
P
Gangguan tanah atau
bang Kation-katton monovalen
...
.
d h mengem
.
menambah stfat nlu a
d' 1 111011 rnzori!lonrte) akan mengemhnya so run
(
dalan1 Iempung conto. .
ung divalen (contohnya, kalsium
1
bang lebih besar danpada i ~:~ bahan-bahan organik cenderung
nzontmorii!Olllfe). Setnentas
n1engurangi pengemba?kg~n .. f t kembang susut tanah, dapat dilakukan
Untuk metnpredt Sl st a
. .
I' . ki .
.1.
d' 1 boratoriunl, anahsts-ana tsts
ffila dan
UJ
pengen1bangan I a
.
.
& d k
h
n1incralogt. kore1as1. dengan klasifikast dan stfat -s11at tn
. ke s tan.a .
Tab~l 24 menunjukkan kemungkinan potenst e spanst tanah
hasil dari penaumpulan data uji pengembangan pada lempung dan
tanah-tanah ek~pansif oleh Holtz (1969) d~n U~BR (1974). Sedang
Tabel 2.5 menunjukan hal yang sama, dan basil pengalaman Chen
(1988) pada area Rocky ~fountain.
Tabel2.4 Potensi pengembangan (Holtz, 1969; Gtbbs. 1969; USBR, 1974)

Potenst
Pengembangan
Persen
pengembangan
(%)
koloid
(akibat tekanan (< O,OOlmm)
6,9 kPa)
(%)
Sangat tingg1
>30
>28
Tinggi
20-30
20-31
Sedang
10-20
13-23
Rendah
< 10
<IS

Indeks
plastisitas

Batas
susut SL

Batas
cair LL

PI(%)

(%)

(%)

Penge~ban~an tan ab seperti juga penyusutan, biasanya tanah


terkekang dt bagtan atas permukaan tanah, sebingga merusakkan
struktur di atasnya, seperti perkerasan jalan, bangunan gedung ringan
dan perkerasan dinding saluran. Tekanan pengembangan sebesar 1000
kPa ekivalen dengan tinggi timbunan 40 sampai 50 meter (karena
3
berat volume tanah sekitar 20 kN/m ). WaJaupun tekanan sebesar itu
jarang terjadi, namun tekanan pengembangan yang hanya 100-200
kPa harus diperhitungkan hila membangun timbunan dengan tinggi 5
atau 6 meter, contohnya timbunan untuk subgrade (Holtz dan Kovacs,
1981 ). Sebagai perbanding'an, gedung bertingkat umumnya mempunyai tekanan ke tanah sekitar 10 kPa untuk setiap Iantai. Dalam hal
kerusakan akibat pengembangan tanah, harus diwaspadai adanya
Iempung tnont!norillonite.
Hubungan batas cair (LL) dan berat volume kering (yd) di
tempat (in-situ) untuk mengetahui sifat mudah mengembang dan kerusakan tanah yang didasarkan pada pengalaman U.S Water and Power
Resources Service (dulu USBR) ditunjukkan dalam Gambar 2.33.

~1.8

> 35
25-41
15-28
< 18

> 11
7-12
10-16
< 15

>63
50-63
39-50
< 39

..._

.. ...I

tSedang
Saogat tlnggi
Rendah 1
1 Tinggl 1

1
I
I

a; 1,6
a.
E
Q)

I
1

I
I
I

Cl

I
I

c:

.,--1

I
I
I

I
I
I

Q)

Tabel 2.5 Potcnsi pengembangan (Chen,

Potensi
Persen lolos

pengembangan
sanngan
no.200
Sangat tinggi
>95
Tinggi
60-95
Sedang
30-6()
Rendah
< 30

1988

Batas
cair (LL)
> 60
40-60
30-40
<30

~
12
Q)

N-SPT

>30
20-30
10-20
<10

-0:J

Kemungkinan
ekspansi (%)

> 10
3-10
l-5
<I

.....> 1,0

(collapse}

Tekanan
pengem-

Q)

(I)

bangan (kPa~

>1000
250- tOOO
150-250
50

EJc:spansi

Kerusakan

o,a L--L._..L.-_.J-~_~...-.-:::--~--:;~
0
20
40
60

80

100

Batas cair (LL)

Gambar 2.33 Petunjuk kerusakan struktur tanah (collapsibilir:'). kemudah~t~


dan pengembangan didasarkan pada berat volume kering dttempat dan batas catr
(~1itchcll dan Gardner. 1975 dan Gibbs. 1969)

122

123

di adatkan, Seed dkk. (1962) menyarankan


Untuk Iemp~ng P mbangan pada Gambar 2.34, yang
hubungan poten~t p~nge en ukuran butiran lempung (diameter
k
fungst dan pers

merupa an
k. 'ta pada tanah campuran pastr-lempung yang
0 002 mm) dan a ttvt s
< '
. 1, adatan maksimum standar Proctor dan
dipadatkan sampat 1\.ep

6 9 kP
dibiarkan mengembang pada tekanan terbagt rata '
a.
a
S = potensi pengembangan
4

Rendah

.
.
.
.
.
.
_
~----:~=-=
.
o~--~~----~----~~~1.5:"~
6"

20

40

eo

c = persen f

k. k
ra SJ u uran lempung

Tabel 2.6 Aktivitas beberapa mineral (Skempton, J953 dan Mitchell, 1976)

Mtneral

Aktivitas (A)

Na-montmorillonite
Ca-montmorillonite
Illtte
Kaolmite
Halloystte (dehydrated)
Halloystte (hydrated)
Attapulgite
Allophane
Mica (muscovite)
Calcite

4-7
I ,5
0,5-1 ,3
0,3 - 0,5
0,5
0,1
0,5- 1,2
0.5- 1,2
0,2
0,2

Quartz

Selanjutnya Seed dkk. ( 1962), dari basil uji laboratorium pada


campuran lempung-pasir yang dipadatkan tersebut di atas memberikan
definisi potensi pengembangan. Potensi pengembangan (swelling
potential) adalah persentase pengembangan di bawah tekanan 6,9 kPa,
pada contoh tanah yang dibebani secara terkekang pada arah lateral,
dengan contoh tanah yang dipadatkan pada kadar air optimum
sehingga mencapai berat volume kering maksimumnya, menurut
standar AASHTO. Didasarkan pada hasil pengujian-pengujiannya,
potensi pengembangan dinyatakan oleh persamaan:

Sangat tlnggl

dengan PI = indeks plastisitas dan


(diameter butiran < 0,002 mm).

eo

Persen fraksi lempung (< 0,002 mm)

(2.11)
Gambar 2.34 Diagram kl fik
1

ast ast potensl pengembangan (Seed dkk., 1962).

Pad a Tabel 2.6 ditun. ukk


. .
definisi aktivitas seperf J an akttvttas beberapa mineral, dengan
1
(1.36.), yaitu:
yang telah ditulis dalam Bab 1, Per samaan

A= PI

(2.10)

dengan:
S = potensi pengembangan (persen pengembangan aksial
akibat tekanan 6,9 kPa)
C = persen fraksi lempung (persen berat)
A = aktivitas = ~(Pl)lllC

L..5

"n1p1ns antnrn

dl"ngan K = '.6 x 10 .

(-.L)
PerMn tra :W

1 'llll "rhntiktn 1 etunJuk. 1 r,tktts d 1ri ll" BR tneng 'nai


guntb 1rnn kenMnl uun pt'ngt'ntb.ln~an tanah. l't"d Jkk.. ( l ( 6.. )
111 ny.antnkun ikLlstttk..l~t ..it rajt1t ~SJ ansi
< ~'<'l' a; c.Xf ansion yang
ditunjukk
1n dal un Tabd 1.7.

_l__m..;;,.,
~u_t_
ck_'.:...
P_m_'t~---------- ~~''l\'-'l.~t p\'Jl!!l'tnban~tm. S \ C(
Rcnd.1h
0 - 1.5
tdnng
- .., Tmggt
."' - -."'

ru1gnt hnggt

RanJ_anathnrn
dun
at
,.111 1 ~3 ,,
'
\
_
.
.. .

' \ u) ,tn l 1l,(l) tncnyar"utkan korehtst


P ten~
pengernban<lnn
va
"
.

11
.
. . ~ .:- ~ ..nun st'I 'rU pada Se ~d dkk. ~ 196-).
.
.
Kore 1a tnyu d1dasurkan ad- 111. 1 k , . ..
.
. .
ngentbnnon
d

p
d
e
~
Sll,\lll (.._,/znnka~t inde.\). aki\'lt~lS
pe
.. . . 11 nn per" nt ht' fl11k--. k
~
( I) didefini~ 1kn 11 ,. . b .
st u urun k'tnpung. Jrulrks susur
.., " ") ug ll ~r ~d .
.
..
~
tanah. lndek su~tli 1111:. . kk . tdn antdnt bat~ls l'at r dnn but~ts plu. tt~
.. '"' -~ ""OUilJU an l b
. .
. . ~
lernpung rnenurut be . .
. lll ung 1n luu 'r pndu JlCrscn fruk~t
. .
nntn a (hhu- G

.
aktnrtas pen~embanl?an ~ (
l
antbar 2....l5). l)alant hul uu.

well act'
,. ) d'tdehnt
- . 1kan
.
nay
s ,haunt:
1

SA= A(S/ )

( ... .14)

mpung (<0,002 mmJ

Gnnthur .....J5 ~if1 t ''!Ui lSi indek.. , ...u.., ut ( 1) d... ngnn persen frolk 1 lempun

l .

Kc relasi untuk p t n..,i pengen1bangan ( ) n1enurut


~Rangunathnrn dun ..,atyan lruyan 1 1 5 , dinyntnkun oleh pet...amaan:

= l-+.:7 x 1o~ )tS.-\ )- c61


= l-+ 1. L, x 1{r c. .f);..
5

67

44

(2.15n)

(_.l5b)

~llnh

satu 1ra identifiku..,i pengen1bangan ederhnna


disarankan t)kh ll,\ U1PR yang di cbut uji pengettJban~an bebas
\fr -c-snlll rtsr) ~lh.)lts dun Gibbs. 1{- ). Pengujian dilakukan dengan
~'~tra tnenubur pt'rlahun-lahun 10 ut'"' tanah kering dengan butirun lolo

sanng,tn
llL).40~ kt' dnlun1 silind r yuug dii"'i air dengan ~olun1e 100
"'
.. ""'
.....
l'tn-. dan di~unnti v~un1
s 1ut k ein1bangan telah terjndi.
1 cllgctnbangan l el,as did ~finisik,tn sebagai (Holt" dan Gibbs. 1956):
>..!

Iurn~ akhir- volurne tnval x lOO% (2.1 c)


vt htnl a\\~nl

Se bag 1i pe.n1bnnding, bent >nit ( ifnt pengembangan tinggi.


biasany 1 1'4-?noutlllOri/loniu: ukan rnengernbang d ngan niJai
I 'IU! 'nlbangun bebus }_()() . Tnnah dengan nilai pengen1bangan

130

131

.ti mengembangkan cara . pendekatan empiris


Bebera~a peneh an an dan sifat-sifat mdeks tanah. Salah
antara potenst pen~emb d g Ghazzal y ( 1973) mengembangkan
satunya. Vijayvergtya ka~ontoh tanah asli (undisturbed), seperti
hubungan-hubungan untu
37
2
ditunjukkan dalam Gambar

r::::
tO

C)

tO

.c

E
Q)

C)

r::::

8_0
r::::

ea
c:

2.10.4 Uji tekanan pengembangan

Pembebanan setelah
pembasahan selesai

Tekanan
pengembangan

,\t-------~~--

Gambar 2.38 Penentuan t k

pembebanan uji pengemb~g=~

Awal

Akhir Oenuh}

Tegangan normal, cr (skala log)

.
pengembangan dengan pelepasan beban pada ak}ltr

------

Tekanan
pengembangan

C)

Seperti telah disebutkan, bahwa tekanan ke tanah


mempengaruhi pengembangan tanah. Tekanan pengembangan yang
mencegah tanah mengembang disebut tekanan pengembangan, as
(swelling pressure). Uji beban dilakukan dengan mengukur
pengembangan pada akhir pembebanan dari uji pengembangan
dengan melepaskan beban perlahan-lahan sampai kembali ke
volumenya semula, seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.38. Metode
yang lain, yaitu dengan menggunakan alat konsolidometer yang
mencegah terjadinya regangan vertikal (Gambar 2.39).

Kedudukan
tegangan

Pembasahan

r::::

tO

C)
Q)

0:::

Tegangan normal, cr (skala Jog)

Gambar 2.39 Penentuan tekanan


konsohdometer tanpa regangan.

pengembangan

dengan

menggunakan

Metode pertama (Gambar 2.38) cenderung menghasilkan


tekanan pengembangan lebih tinggi. Akan tetapi, tidak satupun dari
keduanya yang menggambarkan secara persis urutan aktual
pembebanan dan pembasahan di lapangan.
Chen (1988) dan beberapa peneliti berpendapat bahwa tekanan
pe~gembangan tidak bergantung pada kadar air awal, derajat
kejenuhan awal, tingkat ketebalan tanah, dan bervariasi hanya dengan
berat volume kering dan oleh karena itu hal ,ini merupakan
fondamental sifat-sifat fisik tanah ekspansif (Chen. 1988). Namun,
peneliti yang lain tidak setuju dengan evaluasi ini dan mengldaim
bahwa hal itu bervariasi.
Jika menguji contoh tanah asli (undisturbed), Chen (1988)
merekomendasikan definisi tekanan pengembangan sebagai tekanan
untuk mencegah tanah mengembang pada berat volume kering di
tempat. Chen juga menyarankan untuk menguji contoh tanah buatan
(remoldecl) pada 100% kepadatan relatif dan Chen mendefinisikan
tekanan pengembangan . adalah nilai yang dibutuhkan untuk
memelihara berat volume kering tersebut.

132
l33

bangan dengan tegangan normal

0 tensi pengem
2.10.5 Vanas P
. si menurut besamya tegangan
an bervana
.
.- k
P tensi pengembang .
B'la tanah dt de kat pet rnu aan, atau
o
':"' 1 tanah. 1
k
1yang bckerJa da am
.
maka tanah a an mengembang
norma
beban nngant
h
d'be
h dibebani dengan
terletak di bawa atau 1 bani
besar daripada tanah yang tu hal ini harus dipertimbangkan
e
besar Karena 1 ,
dengan beban yang
. an tanah.
dalam analisis pengembang
peroleh hubungan tersebut adalah
untuk n1em
Salah satu _cara h tak terganggu (undisturbed) pada beberapa
dengan mengambtl conto . duji potensi pengembangannya. Uji
kedalaman dan masing-mkastng (!constant volume swell, CVS) telah
d
..
l yo/unze onstan
b
pengern angal
Stronlan ( 1976). Prose ur pengujtan
dilakukan oleh 1ohnson dan
.
adalah sebagai berik'llt (Gambar 2.40).
.

~~~h

(a) Letakkan contoh tak terganggu dalam konsolidometer


k
d dan
terapkan beban normal yang menghasilkan te anan sama engan
tekanan overburden di tempat.

(b) Kemudian, genangi contoh tanah dengan air dan tambahkan


t~gan_gan normal ~una mencegah pengembangannya. Pengujian
dtlanJutkan sampat tekanan pengembangan maksimum berkembang.
(c) Berangsur-angsur lepaskan bebannya agar diperoleh kurva pengembangan. Pengujian dilanjutkan sampai tekanan pada contoh
tanah kurang dari tekanan overburden di tempat.
Cara

yang

lain

yaitu

uji

overburden pengembangan
dinzodifikasi (nzodified Slvell overburden, MSO) (Johnson dan

stroman. 1976), yaitu (Gambar 2.41):


(a) Letakkan contoh tanah tak terganggu (undisturbed) dalam
konsolidometer dan terapkan beban normal sama dengan tekanan
overburden yang direncanakan (yaitu tegangan pada tanah saat
fondasi telah dibangun).
(b) Kemudian, genangi contoh tanah dengan air dan biarkan
mengembang di bawah tekanan overburden rencana tersebut.

c:

-c:~

0>

c:

CO

.0

01

c:

CO

~tl

Cl>
0>

Pelepasan beban

Pembebanan

c:

01

Cl>

c:

c..

8.

c:

c:

~
al 0
2'
lr

0>

c:

Pembasahan

c:

0>
Cl>

0:::
Tegangan
d1 tempat (a)

Tekanan
pengembangan

-------- -----------------Tegangan .
di tempat (cr)

------------Tekanan
pengennbangan,cr.

(os)

Tegangan normal, cr (skala log)


Tegangan normal, o (skala log)

Gambar 2 40 H 1

1976).

asJ

UJI

pengembangan volume konstan (CVS) (Johnson dan

SUOp1111

Gambar 2.41 Hasil ujt overburden pengembangan d"modifik


I
ast (MSO) (Johnson dan
Stroman. 1976).

134
135

.
tambahkan
b gan se Iesa J'
.
.
h kembah
(c) Sesudah pengem an
5ampat tana
berangsur-angsur
ada volume
I ya) Tekanan P
(volume awa n
g ditentukan.
tekanan pengembangan ya~erangsur-angs ur
.
at
(d) Lepaskan beban secara
.
tekanan
overburden
dt
temp
.
kurang dan

beban contoh tanah


1
ke vo ume aslinya
I' . b
as. 1 terse ut adalah
sampai tekanannya

so

1976)
merekomendasikan
uji
M
(
dan Stroman

Johnson
n bila tekanan overburden dapat
digunakan dalam P.erdanca~~~VS hila bel urn dapat diketahui dengan
diketahui dengan pastt, an UJI

t
b
erse ut
Regangan yang diukur dalam pengujtan-pengujtan
.
settap
tegangan
adalah regangan po ten S i pengembangan (Ew) untuk
..
.
norma1nya. PerIu dl.perhatikan bahwa pengujtan dtlakukan
,
.
.pada
tinjauan tegangan total (cr) bukan tegangan efektif (cr ). Jadt hastl~~a
harus digunakan dalam analisis tegangan . total, bukan. anahsts
tegangan efektif. Kerniringan kurva yang dtgambarkan dtny.a~kan
oleh koejis;en ekspansi, Ce (Coefficient of expansion), yang ntlamya
bervariasi bergantung pada tegangannya.
pasti

2.1 0.6 Proses pembasahan

Regangan pengembangan yang terj adi di Iapangan tidak selalu


sama dengan di Iaboratorium. Hal ini disebabkan tanah di lapangan
belum tentu jenuh sempuma. Rasio regangan aktual terhadap
regan.gan potensi pengembangan disebut koefisien pembasahan, a.
(wettzng coeffinent). Jika tanah tetap pada kadar air di tempatnya,
maka a = 0, ~a~ jika tanah menjadi jenuh a = 1. Chen (198S)
menyaranka? ml~ a secara pendekatan dihitung secara proporsional
dengan deraJat kejenuhan, yaitu:
a

s-s
=
1-S

(J

(2.17)

dengan:

So = dera~at ke~enuhan sebelum pembasahan (dalam desimal)


S = deraJat keJenuhan sesudah pembasahan (dalam desimal)
Hanya sayangnya, memprediksi derajat kejenuhan yang akan
terjadi. di Iapangan sangat sulit, karena bergantung pada beberapa hal,
sepert1:
1. Kecepatan dan lama waktu air merembes ke dalam tanah akibat
pembasahan dan rembesan keluar akibat penguapan.
2. Kecepatan air masuk ke tanah.
3.. Kondisi tanah berlapis-Japis.
2.1 0. 7 Estimasi potensi pengembangan dari uji laboratorium

Analisis pengembangan dapat dilakukan dengan uji


pengembangan seperti MSO dan CVS, seperti yang telah dipelajari.
Yaitu, dengan menguji contoh tanah asli (undisturbed) dari beberapa
kedalaman di dalam zone aktif (zone yang dipengaruhi kembangsusut) untuk meneliti sifat-sifat pengembangan pada zone ini.
Umumnya, kadar air tanah pada awal setiap pengujian sama dengan
kadar air di tempat. Jadi, uji Iaboratorium menggambarkan pengembangan yang akan terjadi jika tanah lebih basah daripada kondisi di
tempatnya. Oleh karena itu, peneliti kadang-kadang mengeringlcan
contoh tanah lebih dulu dengan kadar air yang lebih rendah dari
kondisi di tempat, untuk memodelkan tanah pada kondisi yang paling
tidak menguntungkan. Karena uji pengembangan dilakukan pada
model yang terkekang arah lateral (cincin konsolidometer), maka
kondisi pengembangan di lapangan telah diasumsikan terjadi hanya
pada arah vertikal. Model ini cocok untuk kondisi peunukaan tanah
datar, dan tidak begitu cocok bila pennukaan tanah miring at~u jika di
tempat terse but terdapat dinding penahan tanah. dt mana
pengembangan arah horisontaJ sangat menonjol oleh ak.ibat gerakan
dinding (Coduto, 1994).

136

137

ah nkibat pengcanhangan

. . k taiknn runka tan


2.10.8 Annhss Cl

'mhangan
!tnah
akibat
peng~.:,;
Kenaikan t
persatnaan:

dinyatakan olch

Ow

(2.18)

= "rv//iE" i
'-"1

dengan:
.
.
,
I
'lki
bat
peng0nlbangan
.
k .
(')\\' = kenukan tuna 1 '
'
.
.
da
laptsan
c-1
1
1
(Xi= koeftsien pctnbasa 1,111 p,
.
k
//1 = tchtl lapisan ke-i
'
~
.
JCtH!l'tnbangan
pada
laptsan
e-t
c . - reoangan
potc nst 1 '"
- c . . ,:

"'"' -

Cara analisisnya adalah Sl'bagai herikut (Coduto, 1994 ):


Baoilah zone akttf nlcngctnbang di ba':a.h fondasi atau ba~gunan
I.
lain kl' dalam laplSiln-lapisan
caranya
analisis p~nurunan . Tebal laplsan sebaJknya cukup tJ~I~ seku:,~
25 - 30 cn1, dan sctnakm bcrtatnbah tebal pada laptsan leb
dalan1. Dasar dari lapisan tcrbawah harus bcrimpit dengan dasar
zone aktif.
.

2. Hitung tcgangan \'Ct1ikal total (crv), pada ttap-hap


pusat laptsan
Tegangan ini tnetnperhttungkan berat scndiri tanah dan beban
beban luar yang hckcrJa (bcban fondasi).
.
3. Dengan n1enggunakan hasil uji pcngctnbangan di laboratonum.
l11tung
.
. tap
pusal
rcgangan potcnst. pcngetnbangan (E\") pada ttapt

lapisan.

yat~g

!IJ~Is,

dan perkcrasan jalan, disarankan kadar air akhir biasanya dalam


kisaran 1,1 sampai 1,3 kali batas plastisnya (PL).
h .l'ilihan 2: Diasurnsikan tanah rnenjadi jenuh, tapi tekanan air
pori di atas muka air tanah asli tetap sarna dengan noL Asumsi
ini biasanya dipakai pada rnasalah-masalah teknik fondasi dan
1nungkin cocok untuk 1nernecahkan masa]ah tanah ekspansif,
khususnya jika terdapat air tarnbahan dari irigasi atau drainase
pennukaan tanah yang jelek, di rnana rnungkin air masuk ke
tanah.
c. JliJihan 3: l)iasurnsikan bahwa profit isapan akan berkembang
scdernikian hingga tinggi energi hidrostatik negatif berkembang. 11al ini, didasarkan pada isapan dalam tanah hilang
2
dengan kedalaman pada tekanan 62,4 lb/ft per ft kedalaman.

s~p~rtl p~da

4. Tentukan profit awal dcrajat kcjcnuhan tcrhadap kedalatnan. Ha~


ini biasanya didasarkan pada hasil pcn1criksaan kadar air dan
contoh tanah yang dipcrolch dari pcngcboran.
5. Estim~sikan pr?fil akhir dcrajat kc]cnuhan tcrhadap kedataman
Sepenl telah dJscbutkan, profit ini sulit diprcdiksi. Tcknik untu~
31
mem?? profil tcrmasuk hal-hal scbagai bcrikut (Coduto. 1994):
a. P1hhan 1 Dig k
.
.
.
pads

una an estunas1 etnpiris dtdasarkan ..


pengamatan proyek .
.
.
.
nehtta
0
. . .
yang te1a11 d1kcrJakan. l)ari hast 1 pe
kondtst
keseunbang k d
.
b guonn
,
an a ar atr pada area tertutup an

Oerajat kejenuhan
100%
Kadar air

L:

ro
c:

c:

CV
CV

.lC

,:,

11nggi energi
hidrostatrk nega1if

E
....

8.

.s::
ro
~

CV

.c

-"0

Awal

c:

ro

CV

-g

Penjenuhan

Gambar 2.42 Profil kadar air akhir.

138

139

.
d
r"J.
at
S
J
00%
pad
a
permukaan
.
stk'Hl c u
d. Pilihan 4: Dtasu~ ' ada derajat kcjenuhan alam pada dasar
tanah, dan berkur,lng P
dari zone aktif. . k
.,.ctra grafts pada Gatnbar 2.42.
..
d 3 d'perhhat
-an se '
.
.
1
Pthhan 2 an
k setiap lapisan dan JUtnlahkan dengan
6 Hitung kenaikan tanah untu .
.
menggunakan Persantaan (2.18)

Colltoh soa/2.4:
.
lm pada kedalatnan 0,5 m. Beban fondasi
1
Fondast ukuran n1 x
.
.
0 kN/ 2 ...
.b
k
b
ban
terbagi
rata
dt
dasar
fondast
14
m
(
tckan).
me ngak1 at an c
_ , .
.
Tanah di bawah fondasi bcrupa letnpung eksp,tnstf dengan ~eraJat
kejenuhan saat dilakukan pengujian S = : 25%. Ta~1ah tnempunyat berat
volume 17 kNlin3, dengan kedalatnan zone akttf pengembangan 3,5
rn. Hasil uji pcngetnbangan di lab~rat.oriu~n diperlihat~an dalam
Gantbar C2.2b. Bila dari hitungan dtstnbust tegangan akibat beban
fondasi pada kedalaman tertentu, diperlihatkan dalatn Tabel C2.1,
tentukan kenaikan permukaan tanah akibat pengembangan.
Tabel C2.1 Distribusi tekanan akibat beban fondast
Kedalaman dari muka lanah (m)
~O'v (kN/m2)

. .

0,625
140

0,875
130

...,,

~., .... ,.,~-

--

1.25

1,75

71

40

...... '1 . , ............ .

- __ .! __ - ' :._

~-

----~q~=~1~~~k~Pa~--~------

--------------- ----------- --------------------

----------- ------ ---------------- ------------

--------- ---------------

-- ..... ------- ------ ...

Lempung ekspa~sif: - - - - - -

s = 25%; Y= 17 kNim3
----- ----- --- --- ... ___ _
Gambar C2.2a.

0,50

2,5
19

20

~
~
cu
ro
en
c:

E
OJ

10

Cl

c:

IV
0"

'
j

10

:50

ICX

Tcgangan vertikal total (kPa)

Gambar C2.2b.

PetZyelesaian:
Dianggap derajat kejenuhan sesudah pembasahan bervariasi dari
100% di pennukaan tanah dan S = 25% di dasar zone aktif. Telah
diketahui kedalan1an dasar fondasi 0,50 m, sehingga hitungan
kenaikan tegangan dimulai dari kedalaman tersebut (Tabel C2.2a dan
2.2b). Dalam soal inL hitungan distribusi tegangan akibat beban
fondasi sudah diketahui. Apabila belum diketahui. maka harus
dihitung lebih dulu dengan menggunakan teori Boussinesq yang dapat
dipelajari dalam Buku Mekanika Tanah Il (Hary Christady
Hardiyatmo).

Tabel C2.2a.

2 @ 0,25 m
...

2@ 0,50

-1,0 m

---- --

100

Di pusat masing-masing lapisan


Kcdalaman (m)

111 (cm)

o.so- 0.75

25

0,75 - 1,00
1.00- 1.50
1.50-2,00
2.00-300

25
50
50
100

z1 (m)
0,12
0.32
0.75

I,25
2.00

O'v
2
(kN/m )

II
15
21
30
42

flO'v
(kNim 2)

140
130
71

40
19

Ov(lotal)
(kN/m2)

151

145
92

70
61

140
s:

t a dasar on
.
k
dengan zr = Jara an ar

dasi ke kedalaman yang ditinjau

Tabel C2.2b.

Kedalaman

Pada masing-masing Japisan


Hi (cm)

(m)

0,50 - 0,75
0.75- I,00
1,00- 1.50
1,50 -2,00
2,00-300

25
25
50
50
100

wi (%)

So(%)

2,0
2,1
3.0
3,5
3.8

25
25
25
25
25

(%)

90
80
70
50
30

Ow1 (cm)

0,87
0,73
0,60
0,33
0,07

0,43
0,38
0,90
0,58
0,27

Kcnaikan muka tanah total. LSwi =2,6 cm

...

AIR TANAH, PERMEABILITAS, DAN


REMBESAN
3.1 AIR TANAH

Nilai a. dihitung dengan menggunakan Persamaan (2.17) dan ()~


dengan Persamaan (2.18)
Jadi kenaikan tanah total, 8w =2,6 cm.

BAB Ill

Air tanah. didefinisikan sebagai air yang terdapat di bawah


pennukaan burru. Salah satu sumber utamanya adalah air hujan yang
meresap ke bawah lewat ruang pori di antara butiran tanah. Air sangat
berpengaruh pada sifat-sifat teknis tanah, khususnya tanah berbutir
halus. Demikian juga, air merupakan faktor yang sangat penting
dalam masalah-masalah teknis yang berhubungan dengan tanah
seperti: penurunan, stabilitas fondasi, stabilitas lereng, dan Iainlainnya.
Terdapat tiga zone penting pada lapisan tanah yang dekat
dengan pennukaan bumi, yaitu: zone jenuh air, zone kapiler, zone
jenuh sebagian. Pada zone jenuh atau zone di bawah muka air tanah,
air mengisi seluruh rongga-rongga tanah. Pada zone ini tanah
dianggap dalam keadaan jenuh sempurna. Batas atas dari zone jenuh
adalah perrnukaan air tanah atau pennukaan freatis. Karena itu, air
yang berada di dalam zone ini disebut air tanah atau air freatis. Pada
pennukaan air tanah, tekanan hidrostatis nol.
Zone kapiler terletak di atas zone jenuh. Ketebalan zone ini
tergantung dari macam tanah. Akibat tekanan kapiler, air mengalami
isapan atau tekanan negatif. Zone tak jenuh yang berkedudukan paling
atas, adalah zone di dekat permukaan tanah, dimana air dipengaruhi
oleh penguapan akibat sinar matahari dan akar tumbuh-tumbuhan .

142

143

3 11 Tckanan kapile.r

.
.
. at tinlbul karena adanya tankan lapisan
Tekanan kaptler ?ap K .adian ini disebabkan oleh adan
.
.
d.
nukaan
atr.
eJ
b
b
d
'f
Ya
trpts 1 pen
. . material yang er e a SI atnya Pad
. . dua Jents
a
perten1uan antara
k . discbabkan perbedaan gaya tarik anta
.
t k.an pennu aan
ra
pnnstpnya, an
da bidang singgung pertetnuan dua ma~erial Yan
n1olek.ul-n1.olekul paK . d' an tarikan permukaan dapat d1lihat da~
1
berbeda stfatnya.. . eJa pada pipa kaptler

d'
1
k
yang tee up an dalarn
percobaan laboratonum
.
.
.
b . Ket111ggian a1r dalam ptpa kaptler akan lebth tmggi
beJana enst atr.
. d 1 agi air daia1n bejana (Gambar 3.1a ). Pennukaan air
dar1pa a tnb
d' d'
.
dalan1 cairan membentuk sudut a. terhadap tn tng ptpa kapiler.
Tekanan pada permukaan air dalam pipa dan tekanan pad~ permukaan
air pada bejana akan sama dengan tekana.n atmosfer. T1dak adanya
gaya Iuar yang mencegah air dalam ptpa dalam kedudukannya
menunjukkan bahwa suatu gaya tarik bekerja pada lapisan tipis d;
permukaan air dalam pipa kapiler.
Bila he = tinggi air dalam pipa kapiler, r = radius pipa, Yvr =
berat volume air dan tekanan atmosfer diambil sebagai bidang
referensi (yaitu tekanan udara sama dengan nol), maka dapat dibentu~
persamaan gaya vertikal pada puncak kolom air sebagai berikut:
r

Patm

---

T 2n r cos a + unr

=0

+
(b)

muka tanah

. ...... . . .. . . . ... .. .., . . . . '


.,"! ' .:.. .:.......
. . . .-. .
.
.
.
..
.
..

..

; .,

., t

,t,_.

,1;

..

(3.1)

'

, e J,,.

'

..-~

~mM)

~ ... ~

ZCJrMI . . ~.h
,.,~.

......

' '\

. ... .. ~. .:,.,;__/ ..

~ ...&.r ~~.Ao.

. ..........

.. ~ ,.: .. :

:,.

'ZIOf""....
.,.

jerU\

.. .....;..."'.:..muka
. lllr Wlah

..

Dari persamaan tersebut tekanan air kapiler


u=---

.. . ..... .. .. .....

-2T cos a

---or---~

Pa1m

-z

..

(d)

(3.2)

'\

Gambar 3.1 Analogi tekanan air kapiler dalam lapisan tanah dan kedudu.kannya

~eferti y.ang telah diterangkan, u adalah negatif yang berarti air di

a ka~ ptpa pada kedudukan tertarik atau terisap. Nilai tekanan


ma s1mum sebesar
. .
3.1c. Persamaan tingg ,. h ~lam bejana dapat dilihat pada Gamba.
I au dJ dal
.
.
b t'tusl
u = -y h k d 1
c
am ptpa dtperoleh dengan su s 1
w c e a am Persamaan (3.2):

he = 2T cos a

(3.3)

'Ywr

Dari Persamaan (3.2) dan (3.3) dapat dilihat bahwa u dan he


bertambah jika radius pipa (r) berkurang.

144

145

.
3.1.2 Peogaru
.
. tanah tertank ke atas tnelebih'
k ptler atr
.
1
Akibat tekanan a. . . h sebenamya bukan ststem pipa
h Pon-pon tana
I . .

d't apkan guna tnempe aJan ke.lakuan


Permukaan . air tana
. k .Ier dapat I er
. . .d
.
kapiler~ tapt teon apt .
A'11. d lanl zone kaptler tni apat dtanggap
k
ptler
a
b
air tanah pada zone a

nyai tekanan dt awah tekanan


'f
'tu
tnetnpu
bertekanan negatl yat
attnosfer.
.
t Iapisan tanah, dapat dilihat pada
k 'lantas sua u
.
Dtagranl .apt.
d'pengaruhi
oleh
ukuran
makstmum
pori1
1
Gambar 3.ld. Tmggl lc(nun) t ra h
dan h c(mak) tanah dapat bersifat
ori tnnah Di dalam batas an a c(mm)

P
'
.
. ll aturated). Terzaght dan Peck ( 1948)
. h sebaatan (partra v s
.
Jenu
t:
h b an "pendekatan antara lzc(mJk) dan dtameter
menyarankan u ung
butiran, sebagai berikut:
he=

h Tekanan Kapilcr

(3.4)

(rrun)

eD10

dengan c adalah konstanta yang bergantung pa~a bentuk butiran dan


sudut kontak (C bervariasi diantara 10 - 50 mm-), sedang Dto adalah
diameter efektif yang dinyatakan dalam rnilimeter. Hansbo ( 1975~
menyarankan tinggi air kapiler untuk berbagai macam tanah seperti
yang ditunjuk.kan dalam Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Ketinggian air kapiler (Hansbo 1975)
Macam Tanah

Kond1s1 longgar

Pasir kasar
Pas1r sedang
Pasir halus
Lanau
Lcmpung

0,03-0,12
0,12-0,50
0.30-2,00
1,50- 10,0

m
m

m
m

Kondis1 padat
0,04-0,15
0,35-1,10
0,40- 3,50
2.50- 12,0

m
m
m

> tOm

Pengaruh. tekanan kapiler pada tanah adalah menambah


tegangan efektif. Jika tekanan kapiler
b
k tegangan
kontak di ant
'k .
me m esar' ma a
h
terhada , a ara partJ el Juga membesar. Akibatnya, ketahanan tana
p g ya geser atau kuat geser tanah
. d' b
b h
menJ a 1 ertam a .

3.2 PERMEABILIT AS

Penneabllitas
didefinisikan
sebagai
s
fat
bah
be

1
.
.
an rpon yang
m~mungktnkan ~ltran rembesan dari cairan yang berupa air atau
mtnyak mengahr .lewat rongga pori. Pori-pori tanah sating
berhub~ngan. a~~ara satu d~nga~ yang lainnya. sehingga air dapat
meng~hr dan tttt~ dengan t1nggt energi tinggi ke titik dengan tinggi
energ1 yang Iebth rendah. Untuk tanah. penneabilitas dilukiskan
sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui rongga pori tanah.
Di dalam tanah, sifat aliran mungkin laminer atau turbulen.
Tahanan terhadap aliran bergantung pada jenis tanah~ ukllran butiran,
bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk geometri rongga pori.
Temperatur juga sangat mempengaruhi tahanan aliran (kekentalan dan
tegangan pennukaan). Walaupun secara teoritis. semua jenis tanah
lebih atau kurang mempunyai rongga pori~ dalam praktek, istilah
mudah meloloskan air (penneable) dimaksudkan untuk tanah yang
memang benar-benar mempunyai sifat meloloskan air. Sebaliknya,
tanah disebut kedap air (impemzeable), bila tanah tersebut mempunyai
kemampuan meloloskan air yang sangat kecil.
3.2.1 Garis Aliran

Aliran air lewat suatu kolom tanah diperlihatkan dalam


Gambar 3.2a. Masing-masing partikel air bergerak dari ketinggian A
ke ketinggian B yang lebih rendah. mengikuti lintasan y~g berkel~k~
kelok (ruang pori) di antara butiran padatnya. Kecepatan_ atr bervana~t
dari titik ke titik tergantung dari ukuran dan konfiguras1 rongga pon.
Akan tetapi, dalam praktek, tanah dianggap seb~g~i satu kesatuan dan
tiap partikel air dianggap bergerak melewatt hntasan lurus yang
disebut garis aliran (Gambar 3.2b).

J46

(tn) dan Yw adalah berat volume air (t/m3 kN/ 3 .

.
biasanya diukur terhadap tek
' . m ).. Tekanan au pon

anan atmosfer re1atJf K

dengan tekanan atmosfer nol didefinisika


b . etanggtan a~r
. ,1 , . .
. '
.
n se, aga1 permukaan atr
t,1na 1 atau permukaan freatts. Kondasi artes d
..
.
.

ts apat terJadaJlka lapisan


tanah rnrnng yang berpermeahilitas
t'1ngg1 d'
1h

1apH o e

dua 1ap1s
tanah yang bcrpermeabilitas rendah.

an

Tckanan ~idrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik di


bawah
rnuka
a1r
tanah.
Untuk
Inengetahu

besa t k
1
.,
_~
.
.
r e anan au pon,
/(: orenta Bernoullt dapat
diterapkan
Menu
rut
Bern
11'

.
..

.
ou 1, tznggz energ1
total (total head) pada suatu ttt'tk A dapat dinyatakan oleh persamaan:

(a) Alrwt seblolmva

h=

Gambar 3.2 Aliran air tanah.

Aliran air arah horisontal yang melewati tabung berisi tanah


dilukiskan dalam Gantbar 3.3. Tinggi energi total (total head) adalah
tinggi energi elevasi atau elevation head (z) ditambah tinggi energi
tekanan atau pressure head (h)(yaitu ketinggian kolom air hA atau hs
di dalam p.ipa diukur dalam milimeter atau meter di atas titiknya).
Untuk aliran air di dalam tanah, tinggi energi kecepatan (velocity
h~ad) .diabaikan karen~ nilainya sangat kecil. Ketinggian air di dalam
p~pa ptez~~eter menunJukkan tekanan air pada titik tersebut. Tekanan
au pada t1t1k tertentu dapat dinyatakan oleh persamaan umum:
{3.5)

.t.k't' J?eknAgdan demikian tinggi energi tekanan (pressure head) pada


t J - 1t1
an B adalah:
lzA = PA dan ha== Pn

Yw

Yw

Yw

v2

+
2g

+z

(3.7)

dcngan:

3.2.2 Aliran Air dalam Tanah

P = Ywh

147

..

(3.6)

dengan p adalah tekanan (tlm2 kN 2


' /m ), h adalah tinggi energi tekanan

h
plyw -p
-vi2g V
--Yw
-g
-z

tJnggi energi total (total head)(m)


t1nggi energi tekanan (pressure head) (m)
2
2
,
tekanan air (tlm kN/m )
tinggi energi kecepatan (velocity head)(m)
kecepatan air (m/det)
3
3

berat volume air (t/m kN/m )


2
percepatan gravitasi(m/dt )
tinggi energi elevasi (m)

Karena kecepatan rembesan di dalam tanah sangat kecil, maka


tinggi energi kecepatan dalam suku persamaan Bemoulli dapat
diabaikan. Sehingga persamaan tinggi energi total menjadi,
h= P

+z

(3.8)

Yw
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi
tertentu. ditinjau kondisi tanah seperti dalam Gambar 3.3. Luas
potongan melintang tanah sebesar A, dengan debit rembesan q.

148

149

___.J.---

.-.. ..s---;

elevasi (z) diambil positif bila titik yang ditinjau terletak di atas
bidang referensi (datum)(seperti pada Gambar 3.3), dan negatif bila
di bawahnya. Jarak vertikal antara elevasi piezometer di A dan B,
disebut tinggi energi hidrolik (hyd~aulic lzead), yaitu !1h.
Jika kecepatan aliran air da.lam tanah nol, semua ketinggian air
dalan1 pipa piezometer akan menunjukkan elevasi yang sama dan
berimpit dengan pennukaan horisontal air tanah. Bila terdapat aliran
air tanah, ketinggian air da'lam pipa piezometer akan berkurang
dengan jarak alirannya .

- - - ---r--

A .

tanah

. ...

---+--

Hukunt Darcy

,z,.

Darcy ( 1956). mengusulkan hubungan antara kecepatan dan


gradien hidrolik sebagai berikut :
bidang referensJ

= kf

(3.12)

dengan:

kecepatan air (cm/det)

l
= gradien hidrolik
k = koefisien pet rneabilitas (cm/det)
v

Gambar 3.3 Ahran rembesan dalarn tanah.

Dari persatnaan Bemoulli. kehilangan tinggi energi antara dua titik A


dan B (tlh ) dinyatakan oleh persan1aan:

Debit rembesan (q) dinyatakan dalam persamaan:


",
PA
.
Ull =
-t -;.A -

Yw

Pa . _
i

.. B

(3.9)

q = kiA

Y"

Persamaan (3.9) dapat dituliskan sebagai berikut :


tJz = (/zA +:A) -(ha+ :a)

(3.10)

(3.13)

dengan A = luas penampang pengaliran. Koefisien peuneabilitas (k)


mempunya1. satuan yang sama dengan satuan kecepatan cm/det
. atau
.
mm/det~ yaitu menunjuk.kan ukuran tahanan tanah terhadap ahran atr.
B ila pengaruh sifat -sifat air dimasukkan. maka:

dengan lzA dan ha berturut-turut adalah tinggi energi tekanan pad a titik
A dan B. Gradien lzidrolik (hydraulic gradient) (i), didefinisikan
sebagai:

(3.14)

dengan:

6./z
1= .L

.,;;;;

(3.11)

dengan L adalah jarak antara potongan A dan B. Nilai tinggi energi


I

2
(cm ).

koefisien absolut
tanah
3
Pw = rapat masssa air (g/cm )

tergantung dari sifat butiran

154

155

3.2.3 Uji pern1eabilitas di Laboratonu


iian untuk menentukan koefisien per..
Ada empat macam penguJ
meabilitas di laboratorium, yaitu :
(a) Uji tinggi energi tetap (constant-head).
(b) Uji tinggi energi turun ifalling-head). ..
. .
...
. k1
dari U'l konsohdasL
(c) Penentuan secara ttda angsung
. ~.
.
.
(d) Penentuan secara tidak langsung dan UJI kaptler honsontal.

n:eluap

"

------

.. .. ....

.. . . .. .

3.2.3.1 Uji Permeabilitas dengan Tinggi Energi Tetap (Constant-

'

head)
Pengujian ini cocok untuk jenis tanah granular. Prinsip
pengujian dapat dilihat dalam Gambar 3.5. Tanah benda uji
diletakkan di dalam silinder. Pada gambar tersebut tinggi energi hilang
adalah h. Aliran air lewat tanah diatur. Banyaknya air yang keluar
ditampung di dalam gelas ukuran. Waktu pengumpulan air dicatat.
Data pengamatan yang diperoleh, kemudian disubstitusikan ke dalam
persamaan Darcy:

k= QL
hAt

(3.22a)

Suku persamaan di. sebelah kanan dtperoleh


.
dari hasil pengujian.
.
Dengan .l. substttust masing-mastng
koefisien
nilainya, mak
perrneab1 Jtas (k) dapat diperoleh.
a
Contoh soal 3.1:

Tanah benda uji berbentuk sr


1 d
panjang 16,8 cm. Akan dite tmk er mempunyai diameter 7,3 cm dan
n u an permeabilitasnya dengan alat uji

: :..i ..:
. ..

.
:

.. 9 ...
.. B

tuas A

. . .



'

Q = qt =kiAt
dengan A adalah penampang benda uji dan Q adalah volume air dalam
gel~s ukuran. K~ena i = h/L, dengan L adalah panjang benda uji atau
p~nJang pengahran, maka Q = k(h/L)At. Dari persamaan ini,
dtperoleh:

Gambar 3.5 Pnnsip uji permeabilitas constant-head.

penneabilitas constant-head. Tinggi tekanan konstan sebesar 75 cm


dikontrol sama selama pengujian. Sesudah 1 menit pengujian berjalan,
air yang tumpah pada gelas ukuran ditimbang, beratnya 940 gram.
Temperatur pada waktu pengujian 20 C. Hitung koefisien
penneabilitas tanah ini.

Penyelesaian :
2

Luas tampang benda uji =lAx 7t x 7,3 = 41,9 cm . Berat vo ume atr
== 1 g/cm3 Dari persamaan koefisien penneabilitas diperoleh :

!58

159

L _ 17 cm; h1 = 150 cm; h2 = 70 cm; 1 ::


2
a = 6 cm ; A = 10,73 cm ~f -lukan untuk turun dari h 1 ke h2).
100 detik (waktu yang . tperk efisien permeabilitas tanah ini.
0
Temperatur air = 20o C. Httung
2

Penyelesaiiln :

.. .. . .. .. .
:.~ ;.:. 0
~
+.
... ..
'

k = 2,303X

aL
At

h1
log I

t2

6xl7
150
072
m/d
t
= 2 303 x
log
== 0,
c
e
'
I0,73xl00
70

llltngM ,.._,._ tanah 1

dengan

. ... T

tinggi ener;l
hlang -

Scm
1Jnggt energl
hUang total =- h

te~~
ht

1 Unggl
hifq-

h:a

Contoh soal 3.3 :


Pada uji penneabilitasfalling-head diperoleh data sebagai berikut: A=
20 cm2; a = 2 cm2 (Gambar C3.1). Sebelum contoh tanah diletakkan
dalam tabung, tahanan saringan (atau tanah 1) alat tersebut diuji lebih
dulu. Hasilnya, waktu yang dibutuhkan untuk penurunan air di pipa
bagian atas dari 100 cm menjadi 15 cm adalah 5 detik. Kemudian,
contoh tanah 2 dengan tebal 5 cm dimasukkan ke dalam alatnya (di
bawah saringan/tanah 1). Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan
yang sama adalah 2,5 menit. Hitunglah koefisien permeabilitas
tanah 2 ini.

Gambar C3.1.

(1)

h2
Untuk tanah 2, persamaan kecepatan air: v., = k.,-

- - [.,-

(2)

Peyelesaian:

v2

Dianggap hahwa air mengalir vertikal ke bawah, melewati dua lapis


tanah den?an lua~ penampang tabung yang sama, maka kecepatan
pada ~astng-mas~n.g tanah juga sama. Akan dihitung lebih dulu
koefisten penneabthtas ekivalen arah
't k
Berdasarkan Hukurn Darcy : v == ki z, ya1 u z
Untuk tanah 1, persamaan ke
.
cepatan atr:

k2

Kecepatan air rata-rata dalam contoh tanah:

atau
h

-=-

(3)

16 J

160

. an (1) dan (2):


Dengan memperhatikan persama

11
= 26,35
kl

(4)

Untuk aliran lewat dua Japisan tanah ' t -_ 2,5 mentt. = 150 detik

Karena debit rembesan tewat dua lapisan tanah sama (pada luas
penampang pengaliran A yang sama), maka:
q =VI A= V2 A
Sehingga, VJ = " 2 =V:: Jadi, Persanlaan(4) menjadi:

100

kz 2,303 x
Jo
'
20 150

15

(cm/det)

atau
L

k ._

= 790,53

Dari Persamaan (5),

l (h i +h , )= II + lz
Vz
kl k 2

kz

11

12

+ __..;:._

kl

k2

790,53 = 26,35 + k2

Dengan memperhatikan Persamaan (3), maka


-

kz

lt
kl

12

Jadi, k2 = 6,5 x 10- crnldet

+k2

(5)

3.2.3.3 Penentuan Koefisien Permeabilitas dari Uji Konsolidasi

(6)
Persam~~n (6) n:erupakan persamaan untuk menghitung koefisien
penneab~l~tas ekivalen, dari 2 lapisan tanah yang berbeda

penneabh_tas dalam arah vertikalnya.


Dan persamaan koefisien permeabilitas untukfalling head:
k = 2,303 aL Io
At

h1
h2

Koefisien penneabilitas tanah .le.mpung dari 10- sampai 10cm/det dapat ditentukan dalam sebuahfalling head penneanzeter yang
direncanakan khusus dari percobaan konsolidasi. Pada alat ini. luas
benda uji dibuat besar. Untuk menghindari penggunaan pipa yang
tinggi, tinggi tekanan dapat dibuat dengan jalan pemberian tekanan
udara. Skema alat ini ditunjukkan dalam Gambar 3.7.
Penentuan koefisien penneabilitas diperoleh dari persamaan
konsolidasi sebagai berikut :
(3.23)

Untuk aliran hanya lewat ta h 1


na (pengukuran tahanan saringan):
k, = 2,303 2x!1 lo

20x5

100

IS

dengan :

162

1.63
Substitusi dari Persamaan (3.23) sampai (3.25), menghasiJkan

buret

plringan tembus air

peluapan

clncln tempat
contoh tanah

Benda uji setebal 2,74 cm diletakkan di antara batu tembus air pada
alat konsolidometer. Pada pengujian dihasilkan derajat penurunan
konsolidasi 50% (t50 ) tercapai dalam 12 menit. Hitung koefisien
konsolidasi dari benda uji. Dianggap bahwa benda uji pada tekanan .P1
2
= 1,473 kg/cm mempunyai angka pori e1 = 0,585. Pada akhir
2
pengujian dengan tekanan p 2 = 2,946 kg/cm , angka pori ez = 0,499.

Gambar 3.7 Uji permcabihtas dcngan alat konsolidasi.

koefisien konsolidasi
t = waktu pengaliran
T\' = faktor waktu
H = panjang rata-rata lintasan drainase

Penyelesaian:

Pada pengujian ini, rata-rata nilai e = Y2 (0,585 + 0,499) = 0,542

Kocfisien perubahan volume, dinyatakan oleh persamaan:


mv

!:le
1lcr(l +e)

(3.24)

!l.e = 0,585- 0,499 = 0 ,0000584 cm 2 /g


~(J
2946-1473

t50 = 12 menit = 720 detik

dengan:

(3.27)

Contoh soal 3.4:

ngan tembus air

Cv

(3.26)

0, 198y w !l.eH 2
k=----t so !l.cr (1 + e)

tariah .

!l.eH 2
t!l.cr(l+e)
w

Untuk 50 % konsolidasi, Tv = 0, 198, maka dapat diperoleh persamaan


koefisien permeabilitas:

penyangga

. cOritoh

= Tv y

= perubahan angka pori pada perubahan tekanan tertentu

~cr = tambahan tekanan yang diterapkan

Koefisten konsolidasi , dinyatakan oleh persanaaan:


k
C,=---

dengan Yw = berat volume air

Koefisien penneabilitas selama pengujian:

(3.25)

= 0,198 X 1(0,584 X 10

) (2.74/2)- = 1,95 X 10- cm/det.


(1 + 0,542) X 720

Karena kondisi drainase air dari contoh benda uji adalah drainase ke
arah atas dan bawah, maka H = 2,74/2 =1,37 cm.

167

wakm(t)
L

.,.,.. .

I I .. I

111

61

'J

(% = lll), b1b1p liP A daD

air

-i

6(1') _
.., ___

B.

x=L.

uji cl&

AmiJil
I

I ~ !

(33-lb)
dlhkiri
t.
OtJ claa tib,

~3.11

c.to6 stllll3.S :
.

I>aJam

168
1
Untuk tanah jcnnh airS= ,
( 102- i)l Hl = 2k (5 + h,)/(0,42

X 1)

ty

(I)

dlpomps dengln debit q

Keadaan 2:
(202- 122)/12 = 2k (50+ hc)/(0,42 X J)

(2)

Dari Pcrsnnuuut (I) dan (2). dapat dipcrolch :


hc=3 1,8cnl

dan

---- -

k = 0.054 ctn/det.

mutta aJr tanah


- - - -..::::.--r

--

dy

3.2.4 Uji Pt.'nncabilitas di Lapangan

d.-1

3.2.4.1 Uji l'err11eahilitas dengan Me11ggunakan Sulllllr Uji

Cara pen10111paan air dari sun1ur uji dapat dipakai untuk


n1encntukan koefisicn penneabilitas (k) di lapangan. Dalan1 cara ini,
sebuah sun1ur digali dan airnya dip01npa dcngan debit air lertentu
secara kontinu (Gantbar 3..11 ). Bcrgantung pad a si fat tanah,
pengujian dapat bcrlangsung sampai bcbcrapa hari\ sa1npai pcnurunan
pennukaan air tanah akibat pcn1ompaan rncnunjukkan kcdudukan
yang tetap. Pcrmukaan penurunan yang telah stabil, yaitu garis
penurunan muka air tanah yang terendah. diatnati dari bcberapa sumur
pengarnat yang digali di sekitar sumur pcnguj ian terse but. Penurunan
tnuka air terendah terdapat pada surnur uji.
. , Unt~~ menghitung kocfisien pcrn1cabilitas (k), diperlukan
palm~ sedtktt dua sumur pcngamat. Penurunan pcnnukaan air di suatu
Joka.s~, ber~urang dengan bertambahnya jarak dari surnur uji. Bentuk
teontJS ~~ns P~ 110 ~unan bcrupa lingkaran dcngan pusat lingkaran pada
sumur UJl. Jan-Jan R dalam t,con h'd

ri
1 ro l'k
1 a sutnuran dtsebut
JllrtJll
pengaruh kerucut penurwum (radius of influence (if the depressioll
cone).
Aliran
air
ke
dalam
su
.
d'
,
na
mur mcrupakan alir1n gravitas1 una '
.
rnu ka atr tanah n1engal t :>k
'
'
d
. . .
aJnt c <tnan atrnosfer. Debit pemotnpaan pa a
kon d 1s1 a1tran yang telah stab'l1 d' .
lllyatakan olch persatnaan Darcy:

I
IY

-- .-

-~-

'o
R

Gambar 3.11 Uji pcrmeabilitas dcngan sumur uji.

= vA = kiA =k (dyld.x) A

(rn /det)

dengan:

- kecepatan aliran (m/dct)


2
A - luas aliran (n1 )
- dyldx = gradicn hidrolik
I
dy -- ordinat kurva pcnurunan
dx - absis kurva pcnurunan
V

Luas penampang pcngaliran A dapat dianggap ebagni cbuah


tabung vcrti kal dengan tinggi y dcngan jari-jari x. J adi.

170

171

A= 21t xy

nan air adalah dyldx = z, maka


ru

kurva penu
Bila ken_nn~gan
. . dalam sun1ur:
persamaan debit atr yang rnasuk ke

(3.34b)

Jika penurunan muka air maksimum pad a deb'1t Q tertentu


adalah Smak, sedang Smak = H - h, maka akan diperoleh

q = k(dyldx) 2n .'J'

_
k-

.
d tegrasi diperoleh:
,
Dengan pe.nlisahan vanabel an tn

,2

)I

q J_.:! d:r
vdv=~

~
2nk ,, X

untuk y 1 =h. y2 = y dan XJ

.,

.,

r
r
maka
=ro. 2 -

R = 3000 S .V k ( m )

dengan

atau

:!

ln2 =

h, )

r,

2,~03q z log2
n(h:! - h1

(3.33)

r1

Bila X] =ro dan X2 =R! dan untuk )'1 =h dan Y2 =H, maka
H

ydy = q
2nk

R=

c~{Hk(t) In}

(m)

(3.37a)

dengan:

Rdx

r0 X

k c -H -t n --

atau

S = penurunan muka air maksimum (m)


k = koefisien penneabilitas tanah (rnldet).

Persamaan ini memberikan nilai R yang sangat hati-hati (aman).


Bila dalam praktek R tidak tersedia, nilai R dari Sichardt tersebut
dapat dipakai karena tidak menghasilkan kesalahan yang besar.
Untuk penurunan muka air yang lebih besar. pada sumur-sumur
tunggal, Weber (1928) memberikan persamaan untuk lingkaran
pengaruh (R), sebagai berikut :

q r.
lz 2 -h1 = nk ln-=r,

n(h2

(3.36)

(3.32)

2q

(3.35)

'n

dapat dtesttmast dengan menggunakan persamaan:

Jika terdapat dua sumur pengamat sembarang, Y2 = h2, Y1 = h1


dan x 1 =r1 dan x 1 =r2 maka diperoleh:

k=

n(2H- Smak )Smak

R
Jog-

~ari_ hasi_I pengamatan yang dilakukan oleh Sichardt (1930), R

,,.. -h- =
In.
nk ro

2,303q

(3.34a)

koefisien peuneabilitas tanah (m/det)

koefisien yang nilainya mendekati 3


teballapisan air diukur dari lapisan kedap air (m)
waktu penurunan (detik)
.
porositas tanah n yang bervariasi dari 0.25 (pastr kasar)
sampai 0,34 (pasir halus). Nilai rata-rata n = O.JO dapat
digunakan.

Kozeny juga mengusulkan persamaan:

174
175

Penyelesawn :

R =300SJk =3000X3X 0,005 r:: 636~4 m


k=

2,303q
1t(2/l -

m.'lk

.,

).~ lll3k

(\

! 1--l J-~r-----~
I
, 8.1:-;.:~-f-:.tf-fe:-==--..:}r"!~lS..,-=r-----:
I

lo !!_
r

- -----*J=,---

IJ

kn(211 - Snc~ )Sm;.~.

q=

2,3031,1g (R/r0 )

_ 0,005 X 1t X (2 X 6 .. 3)3 = (),05


- 2,3031og (636,4/0, 1)

aumur r>enQamtt

...

m3 /del

leplun loloe eJr


'

.
'
.
.
.
.
t--r....:..---. , . ..,, . . ..,.. .' .

, . .
.H
r
.

'

fl

'

~~--~

'.
I

.... ,..

.,

'

= 174,25 m I jam

' ,,

3.2.4.2 Uji PermeabiliJas pada Sumur Artesis


Pada pcngujiun ini, surnur dibangun menernhus Japisan tanah
yang rnudah meloloskan air, di rnana lapisan ini diapit olch dua
lapif)an tanah yang kcclap ~ir di scbclah alas hawahnya. Air yang
mengalir dipengaruhi olch tckanan artesis. Surnur dapat digali sampai
mcnembus dasar, di tcngah, .rnaupun pada batas atas Japisan loJos air
(Gamhar 3.12).

(3.38)

dx

{Iy

Lcrtutup

pada

= q -:: k dy
A 2nxT
rb:.

qtb.:

c: ,._,;,;,_ _

2nk'l'x

dcngan:
q

Aliran air ke ~aunur dengan pipa bcrlubang yang


bagiau d:Jsarnya, akan berupa aJiran radiaJ:
V

J)ebit arah radial:


q = kA dy

<.mnhar 3. I 2 Uj i pcnncabili 1as pad a l)lJ mu r ,1rtcsis.

debit arah radial (rn3/dct)

21tXT = Juas tcgak lurus arah aliran ( m2 )


c
T
teballapisan lolo~ air (rn)
dyldx = i = gradicn hidrolik.

"
dy
i
"

.
11 - h

k=

c:.

J:J( dx

2nk.T ,,. x

- ln 2rrJ.T r0

q
Jn R
2nT( 11 - h) r 0

(3.39)
(3.40)

176
177

( .40), dengan H - h _.,

akan diperoleh :
.t2.4.3 Uji Permeabililas dengan MIIIIIIIUI/u,n Lllbang Bor

(3.4la)

s.

7'11'

dua sumur pemeriksaan :

ioa
(I) 1'>
)(o
S

(3.4lb)

1- 2

hlllya ttrdapat satu sumur pemen'ksaan:

loa (I\ I ro>


le 2,73T x (Smat -

(3.41c)

s,)

Pnda waktu ini terdapat beberapa cara untuk uji permeabilitas di


Jnpangnn. misnlnya pengujian dengan menggunakan lubang bor
(USBR. 1961 ). Cara pertnma. air diizinkan mengalir dengan tinggi
energi ynng tetap. ke dnlam ntnu ke luar dari lapisan yang dluji, lewat
ujung dnri lubnng pipn bor. Skemn pengujian dnpat dilihat pada
Gambar 3.1.\. Ujung terbawnh lubnng bor harus lebih dnri 5d, diukur
dnri In pi sun ntas dun bawah. dengan d adalah diameter dalam lubang
pipn. Kctinggian air di dalam lubang 'bor dipelihara konstan,
perbcdann tinggi antara uir di dalum pipa dan muka air tanah = h.
q konatan

z:

nurunan muka air pada sumur UJ I


pe
k
air
pada
sumur
pemerksaan
1
penunman mu a
"k
2
.. sumur pemen saan
penurunan muka air pada

Jari-jari pipa umur UJI

jarak
dari
sumur
uji
ke
sumur
pemenksaan
"~

,., 3.9:

HituD& debit atiran ke dalam sumur dengan jari-:jari .o.l mY:

...._
___
anesi
bila
diketahui
penurunan
makstmum
m
:.,_..IUI
amatan
3,0 m dan teballapisan lolos air = 6,0 m. Dan peng
blbwa jari-jari lingkaran pengaruh penurunan R 150
cliuji, diperoleh nilai k O,OOS m/det.
t

--

178

179

tuk memelihara ketingg~a~ air supaya


Debit q yang konstan un .
ermeabilitas, dth1tung dengan
koefisten P
1

B
konstan, diukur. esar
dari percobaan ana ogt elektris
kembangkan
1
d
persamaan yang
sebagai berikut:
(3.42)
q

muka air tanah

----

- - - -

-y--

k =__:=--2,75dlz

ht

dengan:

0 < 1,5 m

d = diameter dalam pipa


h = beda tinggi air
. .
.
q = debit untuk memelihara tlnggt energt yang sama.

(3.43)

sebuah
lubang
bor
d

)
yang
Cara
kedua,
.
.
.
engan ptpa caszng
ddubang1 pada bag1an bawahnya sepanjang L (bisa dengan pipa atau
I

'
I

Dalam pengujian dengan tinggi energi berubah-ubah (vari~ble


head), debit yang mengalir dari lapisan ke dalam lubang bor d1ukur
dengan mencatat waktu (t) pada ketinggian air relatif di dalam lubang
yang diukur terhadap ketinggian muka air tanah, pada perubahan
tinggi dari ht ke h2. Hvorslev memberikan rumus untuk menentukan
permeabilitas dalam sejumlah lubang bor, dua contohnya diberikan
dalam persamaan di bawah ini.
Cara pertama, pipa bor dengan diameter dalam d, ditekan pada
jarak yang tidak terlalu dalam D (tak lebih dari 1,5 m) di bawah'muka
air pada lapisan yang dianggap mempunyai tebal tak terhingga
(Gambar 3.14a). Aliran yang terjadi, lewat Iubang di ujung pipa bor.
Koefisien penneabilitas untuk kondisi ini diberikan menurut
persamaan:
k = Trd In ht
llt h2

I
I
I

(a)

3.2.4.4 Uji Permeabilitas Menggunakan ~ubang Bor dengan Cara


Tinggi Energi Berubah-ubah (Vanable-head)

+d +

L>4d

(b.L.!

+d

Gambar 3.14 Uj1 penneabtlitas dengan lubang bor, (a) dan (b)

~ariable head.

tanpa pipa), dimana L > 4d, di dalam lapisan. yang dian~?ap


berkedalaman tak terhingga (Gambar 3.14b). Koefisten penneabtlttas
dalam kondisi ini diberikan menurut persamaan:
(3.44)

3.2.4.5 Uji Permeabilitas dengan Pengukuran Kecepatan Rembesan


Koefisien penneabilitas tanah berbutir kasar, dap~t . dipe~ole~
d

lapangan
Cara
101 mehputJ
1
be
dari pengujian kecepatan rem san

k A d
B

1
r)
pada
dua
t1t1
,
an
penggalian lubang tanpa ptpa tna -pz .
. k B
(Gambar 3.15), dimana aliran rembesan berJalan dan A e .

I I

--.--..,A

-----

r------

),, = l )>rnt v hun li r

J' = k fisi n k kt!nt l1n h.. lut


a = lu lS [ en llUp.lll pi( ~
= n di n hi la lik

t..,.._,. __
-------- - -

.. __ .

---+-'-+---------

mtJka 8 r...
tall&h

.:=..:t-* .., .. . "..

J tri-j tri hidr llik Rtt d. ri 1 ip,1 k 1 ikr din nt k

r~n rnt,tn :

11

(~ambar 3.15 l lJl pcnn nhthl '~

~
\l

n~nn

t. , m I nt:uk\11 m k
l

u~.

..

lu.1~

kt'lili n , b.t..,nh

)I h

11

~ p .\H\l\ t ml 's.m.

. ' 'd l'k (i) ditentu"tn dari p rl e l.nut nut~a air tng
d
Jf3 lt ll .I ll I ) l

'
.
) > d l l!
\
\...,
b

d Ull r
1 dil'\'\',i dt'l\ 11\l\ )nt ,\k_ :\J l !\ l\ l1 ),\t\,.1 I
I
tetap p~d n Ul-"'lng 01

::

k. I'

~
dimusukknn hnhnn w \1111. \\ .tktu pt't.ialnn tn hah.tn '" tnu~ dnt: A e )
di ntut. Ke epntnn re tnbt'. an lihitun~ d.tri l nnj .ut~ i \JJ dtbllJ t dcn~nn
,vnktu. t 1 njutn~\\ 1 H\'sitn~ t.ut.th l\npat htt'ntuk.an tal!nn pt'h.'l'b.mn
laborutoriun;. Nilai "lxfisicn 1t'rtne.tl ilitas llhitung d 'ngnn

.4

l.lpHl

J.ldi,. uruuk tlir,tn luninu. lir. n lt '' l ~ n1b. ntng p n. rnp.tn g


dinyat.tk..tn tlh:'h 1 rs uun tn unnun:

f'\

...'

per.. mnaun:

li1 tn din 11. k.1n

{ "lh... .,Hll

""

k = s

hngnn l l'r~ .1n mnn :

'

3.1.5 Hitungan Koefisien l,l'rtneuhilitns ""t'curu ll'ort'tis

... 0)

T lnh discbutknn b,1lnva nlh1ln ynnu nlt'Ht'tnbu~ hl} L 111 .. ',tn~


lebih halu dari kcrikil kmmr udalnh hunint'r. llubungnn ant 1ra p >ri ..
pori di dalan1 tanah. dapnt dihayungk.1n ~ 'bagai ~tj unllah pipn-pipn
kapiler nng nlt!nlungkink 1n air l ;,.wut. ~1t'nurut llag 'll d,111 1\,ist'Utlll'.
~~~ak~ a aliran ~ir dalntn satu1n waktu (q y:11111 1'\\',ll pipt\ dcnpJltl
Jan-Jan R. dapat dany ltakun dt'ngan persmnunn:

q y'A
~

dengan:

Ra
...

.4b)

a l!uu kl'll V!lt l.ln , hul utu.. Hl nnt 1111 nmng pl ri d, p.tt di.1nggap

~ b.t ~.li

~.llu rnn . vn n

lo. cl k-ktl lk ()nnlbar ... 16). Pud ..l


l't\rs~nnnnn {.\.4(J), ~,, d.11 ut iin f._ll~ knn ~l'b.t ...ni \h I l 1. 'I njutn 1

'I

lu.t ~) (r. njnn!!)

' ( lumt

~~~~_,.,;;-=

\ ~(. lilin~) I .mj.l np.)

IU ..lS

= (hu~ 1 ranuk t.m ) / (' Jumc. I n)

r nnuk:n.m
(.. ~la)

182

183

i = M l!,L., = ST
~ D.L

L1

(3.53)

atau

S=T

(3.54)

dengan Tadalah f1L1/AL. Persamaan kecepatan rembesan dalam tanah,


V~

=-=- T
n IlL n

Vs

(3.55)

dengan v = kecepatan aJiran. Substitusi Persamaan (3.55) dan (3.54)


ke dalam Persamaan (3.52). akan diperoleh :
L

v. =
Gambar 3.16 Aliran air di dalam tanah.

Jika volume tanah total adalah V dan porositas = n, maka


volume pori Vv = n V. Dengan mengambil Sv = luas pennukaan per
satuan volume tanah, dari Persamaan (3.51a),
(3.5lb)

Subsitusi Persamaan (3.51 b) ke dalam Persamaan (3.50) dengan


mengambil va = Vs (dengan Vs adalah kecepatan air nyata lewat rongga
pori), diperoleh
V=

n2
Yw S -

CsJ.L (Sv)2

Yw

zn

c.IJ. T(s.,r

dengan Vs adalah kecepatan air Jewat rongga pori. Bila akan dihitung
kecepatan air lewat Juas kotor dari penampang tanah :
Ywn

V=

(3.56)

Cs1J.(Sv)2 T 2

Dalam Persamaan (3.56). Sv adalah luas pennukaan per satuan


volume tanah. Jika didefinisikan Ss sebagai luas pennukaan per satuan
volume tanah padat, maka
SsVs = Sv V

(3.57)

dengan Vs adalah volume padat tanah dalam volume V, yaitu


Vs = (1- n)V

(3.52)

maka,
Gradien hidrolik (i) yang digunakan dalam persamaan ini,
adalah gradien mikroskopis. Faktor S dalam Persamaan (3.52) adalah
gradien mikroskopis untuk aliran lewat tanah. Dari Gambar 3.16, i ==
4h I~ dan S = Ah /MJ, maka

_ SvV _

S s-

Vs

SvV =
(l-n)V

Sv
(1-n)

Kombinasi Persamaan (3.56) dan (3.58), diperoleh

{3.58)

184

185
k1

k2
3

1
Yw
e

I
- CsCSs)2 T2 Jl l +e

(e1) /(1 + e 1)
3

(e 2 ) /(l+e2 )

(3.64)

dimana k1 dan k2 adalah koefisien permeabilitas tanab pada kondtst


e
1
an
e2.

d
B~~erapa hubungan . yang lain dari persamaan koefisien
permeabthtas dan angka pon telah diusul kan, antara lain:

(3.59)

dengan e adalah angka pori. Persan1aan ini merupa~an hubungan


persama~n Kozeny (1927)-Cannan (1956). Karena v = kl, maka:

k ==-e1+ e

(3.65)

(3.60)
(3.66)

Untuk pembanding ketepatan persamaan tersebut. beberapa


hasil pengamatan uji laboratorium constant-head! pada tanah pasir
seragam dari Madison ditunjukkan dalam Tabel3.5.

Persamaan permeabilitas absolut dinyatakan oleh:


11
K =k--

(3.61 )

Yw
Tabel 3.5 Koefisten permeabilitas pasir seragam Madison, dari uji consran-head: D10
=0,2 mm

maka,
1

e
K=
., , - C5(S5)-r- l +e

Nomor
pengUJlan

(3.62)

Persamaan Kozeny-Cannan baik untuk tanah berbutir kasar.


se~rt~ p~sir dan beberapa tanah lanau. Ketidakcocokan yang serius
teTjadJ blla persarnaan ini digunakan untuk tanah lempung. Untuk
tanah granuler, faktor bentuk Cs mendekati 2 5 dan faktor belokan T
mendekati ...J 2.
'

1
2

3
4

5
6
7
8
9

3.2.6 Hubungan Perrneabilitas dengan Angka Pori Tanah Pasir

e-'

k:w
(mm/det)

0.797
0.704
0.606
0.804
0.688
0.6 17
0,755
0,687
0.582

0.504
0,394
0,303
0,539
0.356
0.286
0,490
0.436
0.275

l+e
0.282
0.205
0.139
0.228
0.193
0,144
0.245
0,192
0,125
'

0.353
0.291
0,229
0.358
0.280
0-".)
J"'0-'...._, .)0.280
0.214

0.635
0.496
0.367
0.646
0.473
0.381
0.570
0.472
0.339

"

Didasarkan pada Persamaan (3 60 ) k fi .


eabilitas
dapat didekati dengan persamaan:
' oe Is ten penn
e3

k ==-l +e

atau

piri
A. Hasen (1911). mengusulkan persaolaan em
koefisien petmeabilitas,

(3.67)
k = lOO(D wt
.
.
k an dian1eter efekttf buur
h
dengan k dalam cm/detik dan D1o adala u ~r
..,

(3.63)

untuk

186

187

)
diper?le~
da:i
hasil
pengujian
.
67
0 3
tanah dalam cm. Persamaa. ( h bervanast clan 0, 1 ke 3 mm dan
fektt
f
tan
a
k
d

Hasen. di mana ukuran e


. luruh tanah yang urang an 5.
(
c
)
untuk
se
..
t
d'
.
koefisien keseragaman u
a Pengujtan yang ersen In
.
011 rata-ratany
h
Koefisien l 00 adala
at .
d 41 sampat 146. Walaupun
koefisten an
memperlihatkan vanast
' tapi memperlihatkan kesamaan
persamaan Hazen hanya pendekatan,
dengan Persamaan (3.66). lk hubungan empiris untuk nilai k
Casagrande juga mngusu an
pada tanah pasir bersih:
,
(3.68)
k = 1,4 k o.s5 e.I.ttas pada e --085
b
I
' .
h
koefisien
pennea
d engan ko.85 adala
Contoh soal3.1 0:

. . pastr
pada a~.gka pori. (e). sama
Telah diketahui per rneabthtas
. .. dengan
0,85 adalah 0.05 cm/det. Hitung penneabthtas pasu llll, Jika angka
porinya menjadi 0,45.

tinggi h berkurang dalam arah Vx dan vz.


Suatu elemen tanah jenuh dengan dimens1 dx. dy, dz berturutturut dalam a~ah s~mbu x, y, dan z di mana aliran terjadi hanya pada
bidang x, z, dtperhhatkan dalam Gambar 3.17. Komponen kecepatan
aliran air masuk elemen adalah vx dan Vz. Perubahan kecepatan
aliran arah x = 8vxf8x dan z = ovzfoz. Volume air masuk ke elemen
persatuan waktu dapat dinyatakan dengan persarnaan:
Vx

dy dz +

Vz

dx dy

dan volume air meninggalkan elemen persatuan waktu adalah :


8v
8v_
(v + x dx) dydz +(v. +
dz) dxdy
x
8x
.. oz
<;

Jika elemen volume tetap dan air dianggap tidak mudah


mampat, selisih antara volume air masuk dan keluar adalah nol,
persamaan di atas akan menjadi:
z

Penyelesaian:

')

k 0.45 = 1,4 k o85 ek 0,45 = 1,4 x 0,05 x 0,45-= 0,014 cm/det

")

dx

3.3 REMBESAN

Teori rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pa?a


analisis dua dimensi. Bila tanah dianggap homogen dan isotropts;
maka dalam bidang x-z hukum Darcy dapat dinyatakan sebagat

dz

berikut:

v x =kix =- k oh
Ox

v =ki =-k oh
z

oz

(3.69)
(3.70)

l_____~~~~----------~x
Gambar 3.17 Rembesan di dalam tanah.

188
Ov, + Ovt =O

189
(3.7!)

- 80

5x

oz

O.:r

dalan1 dua
k
olun1e elen1en beru a ~ persamaan
dimensi. Akan tetapt. Jl a '
kontinuitas menjadi :

ov
ov
~x +
=
o.;t o:

8\'

dxdvdz = -

ot

(3.72)

dengan 8VIot adalah perubahan volun1e persatuan waktu.


Ditinjau fungsi
sedemikian hingga:

(x,::). yang disebut fungsi

potensial.

oe = v_ =-k 8/z

o:

o.:

o0 = v
8z

(3.73)
(3.74)

8x

(3.77b)

Dapat diselesaikan dengan substitusi ke p



.
ersamaan (3.71) bahwa
f ungst tnt memenuht persamaan Laplace Defj
1
. -
. .
h 'lk
-- .
erensJa total dan fungsi
0(x,z ) 1n1, meng as1 an:
80
80
d0=
dx+
dz
8x
8z
Vz

d..:t + Vx dz

Jika fungsi 0 (x,z) diberikan suatu nilai konstan 0t, maka d0 = O, dan

8z
v_
- =
~

8x

(3.78)

vx

0 (x,z) = 0 1

(3.75)

Fungsi 8 (x,z) memenuhi persamaan Laplace.


Integrasi Persamaan (3.73) dan (3.74) akan diperoleh:

e (x,z) =- kh(x,z) + c

(3.77a)

1adi kemiringan dari kurva pad a tiap titiknya diberikan oJeh;

88 88
- ., + ., =0
Ox.. 0: ..

8z

=- k oh
x

=-

Dari Persamaan (3.71). (3.73) dan (3.74):


2

'-' '-

8e = v .= - k oh
Ox
.\
ox

=- k Blz

=V

(3.76)

. dkengan c adalah kontant~. Jadi, jika fungsi e(x,z) diberikan suatu nilai
onstan e,, akan menunJukkan k
d
. . .
.
Jika fungsi 8(x ) d'be .k
. ~rv_a . engan ntlat ttngg1 h 1 konstan.
,Z
1 rt an ntlat-ntlat 8
9 8
d
oya
suatu kurva akan terbentuk
. . 1, 2, 3,.... an seterus '
(tapi dengan nilai yan be~;::an tmgg~ energi total (h) yang konsta~
demikian disebut gan g k'
a _pada tlap kurvanya). Kurva bentuk
' .
' s e lpotenslal.
Selanjutnya, ditinjau fun . k
.
aliran, dan dibentuk oleh
gsi edua 0(x,z) yang disebut fungst

dengan menetapkan arah dari resultan kecepatan pada setiap titik.


kurvanya akan menunjukkan lintasan aliran. Jika fungsi 0(x1.:)
diberikan beberapa nilai konstan 0 1 0 2, 0 3 kurva bentuk kedua
akan membentuk lintasan al.iran. Kurva-kurva ini disebut garis aliran.
Dari memperhatikan Gambar 3.18. aliran per satuan wak1u ant4Ua dua
garis aliran untuk nilai fungsi aliran 0 1 dan 0 2 diberikan oleh :

( -v z d.x+ v.\ d~)


0.,

llq =

0t

0 2(

80 dt+ 80 dz)
dx

= 02 - 01

d:.

190

191

_.-r-

...

..-

--\

'\

_.;...--

Gambar 3.18 Rembcsan antara dua garis aliran.

.....
.~..... .
...... t~..\

'
~-
\

"'\
\

Jadi aliran lewat saluran antara dua garis aliran adalah konstan.
Deferensial total dari fungsi e(x,z) adalah:
Gambar 3.19 Garis aliran dan garis ekipotensial.

oe
oe
d8=
dx+ dz
ox
8z
Vx

Vz

V s COS

V 5 Sill

Selanjutnya,

Jika a(x,z) konstan, maka de = 0 dan

dz

vx

=-v_...
dx

(3.79)

88 88 Ox 88 8.:
-=
+-8/ &x 81 8.: 8/
~

Dengan membandingkan Persamaan (3.78) dan (3.79) tamp~k


bahwa garis aliran dan garis ekipotensial berpotongan satu sama latn
tegak lurus.
Selcarang ditinjau dua garis aliran 0 1 dan (0 + .!\0) yang
1
dipisa~n ole~jarak /lb. Garis aliran berpotongan tegak lurus denga~
dua ekipotens1al 81 dan (6 1 +.!\6) yang dipisahkan oleh jarak /!.
(Gambar l.l9). Arab l dan b bersudut a. terhadap sumbu x dan z. pada
titik A kecepatan dalam arah 1 adalah v d
k
nen v dala111
arah x dan z adalah :
s, engan ompo
s

. 2

= l's cos- a + Vs stn

-- l's

dan
80

80 Ox 80 8.:

ob=8xob+8~5b

'
.
(sin
a)
+
l's
cosa
=-Vs SIO a
=Vs

192
193

Jadi,

o0
se
-=ob ot
atau secara pendekatan,
p

~0

~a

-=-

a r

(3.80)

rr----r-l .,..._ _ u

'
3.3.1 Jaring Arus (Flow-net)

Seke1ompok garis aHran dan garis ekipotensial disebut jaring


arus (flow-net). Garis ekipotensial adaJah garis-garis yang mempunyai
tinggi energi potensial yang sama (lz konstan). Gambar 3.20 memperlihatkan contoh dari sebuah jaring arus pada struktur turap baja.
Permeabi1itas lapisan lolos air dianggap isotropis ( kx = kz = k).
Perhatikan bahwa garis penuh adalah garis aliran dan garis titik-titik
adalah garis ekipotensial. Pada Gambar 3.20. PQ dan TfJ adalah garis
ekipotensial, sedang QRST dan VW adalah garis aliran. Dalam
penggambaran jaring-arus, garis aliran dan garis ekipotensial
digambarkan secara coba-coba (trial and error). Pada prinsipnya,
fungsi e{x,z) dan 0(x,z) harus diperoleh pada batas kondisi yang
relevan. Penyelesaian diberikan dengan cara menganalisis hubungan
beberapa kelompok garis ekipotensial dan garis aliran. Prinsip dasar
ya~g ha~s dipenuhi di da1am cara jaring anus ada1ah antara garis
eki~nstal dan garis aliran harus berpotongan tegak Jurus.
Selanjut~ya, penggambaran jaring arus diusahakan harus sedemikian
rupa seh1ngga ~0 bemila1

sama antara sembarang dua gans allran


yang berdekatan dan ~e be 11

.
.
m
aJ
sama
antara
sembarang
dua
gans
ekipotens1al berdekatan.
Bila, perpotongan garis 1
d
k
.
gka
a ran an garis ekipotensial berbentu
bu~ur
san r (~1= l1b) U t k
d ri
-- (3.80) maka n u sembarang bujur sangkar, a
A0=A9

'

Gambar 3.20 1aring arus pada struktur tu rap.

dan karena ~0

= flq dan ~8 = k ~h akan diperoleh

t:,.q = k t:Jz

(3.81)

Gradien hidrolik diberikan menurut persamaan;


. /::,.h

l=-

/::,.1

(3.82)

dengan:
h = beda tinggi energi antara garis eJdpote?sial awal dan akhir
Nd = j umlah penurunan dari garis ekipotensJal

arus
dalam
struktur
Hitungan rembesan dengan cara Janng
. . .
bangunan air (Gambar 3.21), dapat dijelaskan sebagai benkut JnJ.

194

195

L\q
f'..
"

. . .

..

muka air hlr


I

,,

''

'
I

''

'

''

Gambar 3.21 Jaring arus pada struktur bcndung.

Lajur aliran adalah ruang men1anjang yang terletak di antara


dua garis aliran yang berdekatan. Untuk menghitung rembesan di
bawah struktur bendung, ditinjau lajur-lajur aliran seperti yang terlihat
dalam Gambar 3.22. Pada gambar tersebut, garis-garis ekipotensial
memotong garis aliran dan hubungannya dengan tinggi h, juga
diperlihatkan. Debit t1q, adalah aliran yang lewat satu Iajur aliran per
satuan lebar struktur bendung. Menurut hukum Darcy dalam satu
lajur aliran:
'
k"
1-MJ= iA=k
An

lz1

-lz.,

- (bl Xl)=k

/1

=k

lz3

-,4 (b Xl)-

h -/z
2

12

(3.83)

Jika elemen-elemen jaring a

= b,

12 = b2
13 = b3
dan seterusnya.

I11

h2 =h2 -lz3

lz
= lz3 - /z4 = = lllz = Nd

(3.84)

energi antara dua garis ekipotensial berurutan adalah sama. Kombinasi


Persamaan (3.83) dan (3.84). diperoleh

- ... ...

l,

Maka, dari Persamaan (3.83). dapat diperoleh

Persamaan (3.84) rnenunjukkan bahwa kehi1angan tinggi

(b Xl)
2

Gambar 3.22 Debit rcmbesan dalam satu Jajur aliran (Llq).

d.
rus gambarkan sebagai bujur sangkar, ,

!lq = k lz
Nd

(3.85)

. Jika terdapat N1 Iajur aliran, debit rembesan (q) per satuan lebar
dan struktur dinyatakan oleh :
(3.86)

196

Persamaan (3.86) dtgun~

197

kan untuk menghitung debit rembestn

]ewat bagian bawah bang~nan batr.k 0 berbentuk segiempat. oalam ha1

dapat dtgam ar a

Janng
arus
.
lebar dari elemen Janng-arus harus
ini nilai banding panJang dan
'
.
konstan.
b1

. . . ;. =

b2

/1

/2

b3 _

- ..... .

=n

(3. 87)

/3

aring
arus
sembarang
elemen
jaring
arus
.
Pada penggambaran J
'
.
k
b
_
f.
Untuk
J. aring arus segtempat, untu satu
.
harus memenu h1 ; - n ,.
.
.
ahran,

de b.tt rembesan per satuan lebar dan struktur, dttentukan


laJur

Gambar 3.23 Tekanan rembesan.

dp = Ywdh dA

(3.89)

oleh:
&j

dengan Yw adalah berat volume air dan dp adalah gaya hidrodinamis


yang disebut gaya rembesan. Dari Persamaan (3.89), gaya per satuan
volume:

k (f1Jzlf) (b X l) = k (Ll/zl/) (n/ X 1)

= k &z n

=k (lzlNd) n

Bila dalam jaring arus terdapat N1 lajur aliran, rnaka debit


rembesan:
q =kh

N1

Nd

(3.88)

dp
- =

dV

dp

dAdL

Y .. dhdA
=---

dAdL

Karena aliran air dalam tanah biasanya lamban, maka gaya


inersia pad a air yang bergerak diabaikan . Dengan menganggap dp/(dA
dL) = D , maka akan diperoleh persamaan gaya rembesan per satuan
volume:

3.3.2 Tekanan Rembesan

Air pada keadaan statis didalam tanah, akan mengakibat~


tekanan hidrostatis yang arahnya ke atas (uplift). Akan tetapi, jika atr
mengalir lewat lapisan tanah, aliran air akan mendesak partikel tanah
sebesar tekanan rembesan hidrodinamis yang bekerja menurut ar~
alirannya. Besamya tekanan rembesan akan merupakan fungsi dart
gradien hidrolik (i).

. Seb~ struktur bendungan tanah yang didasari lapisan kedaP


alf dtperhhatkan pada Gambar 323 . panJang gans
a11ran sarna
dengan dL dan luas po_tongan melintang tabung aliran adalah dA:
~ya
gaya tekanan au dapat dinyatakan sebagai fungsi dh, sebagat
benkut
.

(3.90)

(3.91 )

dengan i = dhldL adalah gradien hidrolik. Gaya hidrodinamis


persatuan volume (D) bekerja sepanjang anih aliran airnya.
3.3.2.1 Pengaruh Tekanan Air Terhadap Stabilitas Ta1Ulh

Tekanan hidrodinamis mempunyai pengaruh yang. bes~ pa~a


stabilitas tanah. Tergantung pada arah aliran, tekanan hidrochnatms
dapat mempengaruhi berat volume tanah. Pangaruh D pada berat
volume tanah, oleh adanya rembesan, diberikan dalam Gambar 3
Pad a htt
. 'k l, atau sembarang t1t1
. "k d.1 mana gans aliran berarah vemkaJ
ke bawah, berat volume efek-tif (yer) adalah:

:24

198
199

(3.92)

- '+D
Yer - y
le tanah tcrapung. .
.
dengan Y' adalah
berat
volun
't'k
plda
gans
ahran,
dua
vektor
D
..
barang tt t '

Pada tttlk 2, atau scnl


,nghasilkan
vektot
resultan
gaya
.
ak
lurus,
11 1~
dan y' bekerja sahng teg,

3.3.2.2 Teori Kondisi Mengapung (Quick- condition)

Yang miring.
.
..
aliran
vcttikal,
berat
volume
1
.
'k
3
di
tnana
m
a
1
Pada tltt
'
efektifnya adalah:
(3.93)
Yer = y'- D

atau

Telah disebutkan bahwa tekanan hidrodinamis dapat mengubah


kcseimbangan lapisan tanah. Pada keadaan seimbang, besamya gaya
yang bekerja ke bawah W = i sama dengan gaya rembesan D = Yw ic,

Wi - DJ,

=0

(3.95)
dcngan ic adalah gradien hidrolik kritis pada keseimbangan gaya
diatas. Bcsarnya berat tanah terendam air, adalah:
W =y'= (l - n)(G.\ - l)Yw

(3.96)

..

dengan:

'

-y'

Gs
e

Yw

-v'

Substitusi y' dan D = Yw ic kedalam Persamaan (3.95), maka

Gambar 3.24 Pcngaruh gay a rembcsan tcrhadap bcrat volume efektif tanah

. Disini, jika D = y', tanah akan nampak kehilangan .ber.a~ny:;


sehingga menjadi tidak stabil. Hal demikian, disebut kon~i~1 kntJS, al
mana pada keadaan ini terdapat gradien hidrolik kntls, de:~
konsekuensinya kecepatan aliran yang terjadi juga kecepatan n
(vc). Pada kondisi kritis:

11

D=yw~

(3.94)

'
Y

D > y'dan Yerdalam Persamaan (3.93) menjadi negatif. Halllll ~:la~

lc

y'
=Yw

(3.97)

atau dapat pula dibentuk persamaan :


G, - 1 Yw - Yw
l+e

8181

.
=Yw l e

Persamaan gradien hidrolik kritis :

.
.
maka
Bila kecepatan aliran melampui kecepata1,1 knt~s.. arti

dalam keadaan mengapung atau terangkat ke atas. Tanah


koodisi demikian disebut tanah dalam kondisi mengapung
ih (quick- condition).

= porositas
= berat jenis tanah
= angka pori
= berat volume air

jc

=0

(3.98)

G,. - 1

=--

('
1+ e
.
h'd rk
.
. 'kan sebagai gradten ro
Gradien hidrolik kTitis dadefintst

200

201

b bkan kondisi Inengapung pada jenis


minimum yang akan m:nye a G =2.65 dan e = 0.65 (yaitu tanah
U
t
k
paslr
dengan
s
'd
l'k
kri
.
tanah tertentu. n u
) Iai gradien h1 ro 1
tts:
. den gan kepadatan sedang 'nt
pastr
I

k 30

Gs -1 _ 2.65 -1 = l

.
-

c -

1+ e

1+ 0.65

bahaya
mengapung
harus
dipenuhi
:
d
Dalam perancangan terha ap
. < i,.
1SF

= (0,2 X 10-4 X J0-2) ( 2,83/3)1 = 1,9 X IQ-7 m3/det


Persentase kenaikan debit, jika temperatur 30o t :

(3.99)

ll
=k 20 X 20
ll30

= 0,2

(dari Tabel 3.3; J.!JofJ.t20 = 0,793)

10-4 X (1/0,793) = 1,26 X 0,2 X 10-4 cm/det

Jadi, permeabilitas bertambah dengan (1,26-1)100% = 26%. dengan


demikian debit rembesan juga akan bertambah 26% .

Dengan faktor aman SF= 3 atau 4

3.3.2.3 Kea11zanan Bangunan terhadap Bahaya Piping


Contoh soal 3.11:
Lapisan pasir halus setebal 3 m mempunyai angka ~ori (e) = 0,75 dan
berat jenis (Gs) = 2.65. Tentukan tekanan a1~ ke atas ~~ng
mengakibatkan bahaya tanah mengapung. Ji~a koefis1en penne~bthtas
4
tanah pasir, k = 0.2 X 1o- cm/det pada 20 C, berapa~ah debit yang
harus dipelihara untuk mencegah kondisi kritis tanah? J 1ka temperatur
naik rnenjadi 30 C, berapakah persentase kenaikan debitnya?

Telah disebutkan bahwa bila tekanan rembesan ke atas yang


terjadi dalam tanah sama dengan ic, maka tanah akan pada kondisi
mengapung. Keadaan semacam ini juga dapat berakibat terangkutnya
butir-butir tanah halus, sehingga terjadi pipa-pipa di dalam tanah yang
disebut piping. Akibat terjadinya pipa-pipa yang berbentuk ronggarongga, dapat mengakibatkan fondasi bangunan menga1ami
penurunan~ hingga mengganggu stabilitas bangunan. Harza (1935)
mamberikan faktor keamanan bangunan air terhadap bahaya piping.
sebagai berikut :

Penyelesailln :
(3.100)
G -1
i=
= l ;L=3m
L
l+e
M

Tinggi tekanan air minimum yang mengakibatkan bahaya mengapung


(&z):

2,65-1
M= 1+ 0,75 x3 = 2,83 m (y'xtebaJ lapisan pasir)

Debit yang harus dipelihara per meter persegi:


q

= kiA = k(!:Jz/L)l

dengan ie adalah gradien keluar nzaksi1nu1n (nzaxinuun exit ?radient)


dan ic = y' IYw Gradien keluar rnaksimun1 tersebut dapat d1t~ntukan
dari jaring arus dan besarnya sama dengan Mz/1 (!::Jz adalah kehtlangan

. energ1. antara dua gans


ek.tpo ten s1al terakhir' dan I adalah
tingg1
panjang dari elemen aliran). Faktor aman 3 atau 4 cukl1p memen~ht
angka aman strukturnya. Harza (1935) rnemberikan grafik gra~ten
keluar maksimum untuk bendungan yang d1bangun pada 1aptsan.
homogen yang dalam (Gambar 3.25) Dengan
. menogunakan
b
k notas1
.
keluar ma .. tn1un1
Yang diperlihatkan dalam gmnbar terseb ut, grad'en
1
diberikan menurut persanman :

210

211

piping akan terjadi di muka


Menurut Terzaghi ( 1943). ba~ad~al man tu rap terpancang dalam
1

tengah
kc
'
a
1
d
1
turap pad a jarak kira-ktra _se
dimensi 61n x 3m x m, a a ah
.
.
nstna
dengan
101
tanah. Pada contoh
P
bahayakan.
daerah piping yang paling menl '

Gradien hidrolik:
.
~hnA
lnA =
LnA

Contoh soal 3.15 .:

Struktur turap diperlihatkan dalam Gambar C3.5. Tebal lapisan air


pada bagian hulu adalah 6 m. Pada bagian hilir turap terdapat lapisan
filter dengan berat volume basah 1,80 tlm3 (17 .66 kN/m3) sedang
tanah lolos air mempunyai berat volume jenuh Ysat = 2 t!m3 (19,62
3
kNfm ). Tentukan faktor aman terhadap bahaya piping dengan cara
Harza dan dengan cara Terzaghi.
3m

. . arus terakhir dihitung dengan


Gradien keluar CinA) pada eletnen Janng

. 1,e

m (ftllf)

cara be;~~~~~~\~ggi energi hidroltk antara titik 8 dan A:


muka aJr hulu

= 4,50 =0,45 m

fill

10

BA

em

Panjang garis aliran BA:

1,80 m

LnA = 1,50 m (menurut skala)

Jadi, gradien keluar:

10

. ..." . .. ...

e e

. .,....... .. .

..

i =i
('

BA

5
= 0,4
=
0,30
1,50

I
I

1
9
'
= i = y' =
-l
c

Yw

I
0

kplllf1 lkediP ..

'

Faktor aman terhadap bahaya piping =0,90 I 0,30 = 3

Ie
I

=0 90

i = 18,64-9,81 =0 90
c
9,81
'

atau

Tinjauan gradien hidrolik juga dapat dilakukan pada titi~ di


tengah-tengah elemen bujur sangkar, dengan hasil yang tak Jauh
berbeda.
Gradien hidrolik kritis


"

Gambar CJ.S.

Penyelesaian:

(a) Dengan cara Harza


. (d' belakang
.

aros
terakhtr
Ditinjau titik P di tengah elemen Janng
tu rap).

dengm
(hydratilk

Selanjamya.
he=
ho=

.,-.... _

215

214
2

Jil.,'"ll sebagian timbunan tcrendam air, m~l'"ll pad~ bagian yang


terendam dipakai bemt volume apung (y') dan bahan tnnbunan.

Dengan Ysat = 2 tln1 ( 19 ' 62 kN/m3)' tegangan efektif di titik A .


Cl'A'
= ll Ysat + 4yw- uA

= 1 1 X 2 + 4 X 1 - 12,47
2
= 13:53 t/n1 (132,73 kN/m2)

Contoh soal3.16:
Jaring arus untuk hitungan rembe"an di bawah turap diperlihatkan
Berat Yolume tanah jenuh tanah adalah 2 tfml
pada Gambar
(19.62 kN!tn3) tentukan tegangan efckttf pada titik A dan B.

Pada titik B.

c.,.6.

Tinggi energi tekanan di B:


ha= 11+4-9.4x8/l2=8,6m
= ha Yw = 8,60 X 1 =8,6 t/n1 (84.37
2

lln

2
kN/m )

Tegangan efektif di titik B:

.-m

sm

m
11 m

12

.. . ... .
.
. . . .. .
..., ... .......
.. .. . . .

..." ,.

"

6 m

.. ..
-----

---

.
....
. .. -.. . .,. ...

(hiNd)= 2(11/12) = 1.83

Penyelesaian. ..

D = ( 11 + 2,3) - 1.83 = I 1.4 7 m

h,.. = 11 + 4-3,8 x 8/12 = 12,47 m


A- Ay.,= 12,47

m.

Tinggi energi tekanan air di:

Tinggi energi tekanan (pressur:e head) di A:

kN/m3)

=9.81 kN/m

2,3m) dikurangi dengan kehilangan tinggi energi hidrolik. Titik D


bertepatan dengan garis ketiga pennulaan dengan sisi se~~~ ~ulu,
yang berarti bah\va kehilangan tinggi energi hidrolik pada ttuk tnJ = -

Gambar C3.6.

Tekanan air pori di A = u _ h

J aring arus dapat digunakan ntuk menentukan besar gaya


tekanan air keatas di ba\vah sebuah struktur. Cara hitungannya
ditunjukkan dalam contoh hitun2:an
sebaQai
......
..... berik'"Ut
Kondisi struk."tur bagian ba\vah dari sebuah bendung
digambarkan pada Gambar 3.29. Tinggi tekanan diD adalah (11 +

rt#

3.3.2.4 Gaya Tekanan Air pada Struktur

'apisan

2
)

..

6 x 2 + 1 x 1 - 8,60 = 4.4 t/m (43,16 kN/m

Perhatikan: Yw = 1 tlm

'* .

6Ysat +lyw- Us

X 1 = 12,47 tJm2 (122,3.l

E = (11 + 2~3)- 3(11/12) = 10,55 n1


44

F = (11 + _,3 - 1.65) - 3.5 ( 11/12) =

216

217

.:.,...... bahwa titik F berada di tengah antara garis ekinn.-_.


d .h }

et_IUNU

notncr 3 dan 4, yang dihitung an u u.

U = Yw x (luas diagram tinggi tekanan) x 1

"~ta)

=9,81

Tinggi energi tekanan air di:


G = (13,3 _ 1,65)- 8,5{11/12) =3,86 m.
H
1

[0,5 (11,47 + lO,SS) (1,65) +

0,5(10,55 + 8,44) (1,65) + 0,5(8,44 + 3.86)(19) +


0,5(3,86 +5,05)(1,65) + 0,5(5,05 + 4,13Xl,6S)}
= 1705,76 kN/m

= (11 + 2,3)- 9(11/12) =5,05 m.


= (11+2,3)-10(11/12)=4,13m.

Tinggi energi tekanan air yang telah terhitung, kemudian digambarkan


pada
3.29b. Antara titik F dan G, variasi tinggi tekanan akan
mendekati tinier. Gaya tekanan air ke atas per satuan panjang dari
beodungnya (U), dihitung dengan persamaan :

Contoh soal 3.17:


Tampang melintang sebuah bendung sepetti pad&
Panjang bendung (tegak lurus bidang gambar)
Hitunglah:
(a) Debit rembesan lewat tanah di dasar
crnldet per meter panjang bendung.
(b) Hitung gradien hidrolik
pada titik P.
(c) Distribusi gaya tekanan ke atas oleb air ....

Penyelesaian :
.

7 I

.,. .

'

.,

(a)

Debit renbesan q =
= 10 X 10_. X 1()()0 ll
. lebar bendung
(b) Gradiea b.HIJI

.. .. . . . ' ..

...

"-

10

.
Selisih tingat
9

218

219

.
. . ng titik A sampai F, pada dasar
(c) Tinggi energt tekanan sepandp Gambar C3.7. Karena titik A
..
k
d Pat dilihat pa a
be d
. a aris ektpotenstal, ma a penurunan
n u.nga~ a

Titik
A

c
D

35
-17., m-lOm x 10.5
' =8,67 m
l lA-

E
F

.am

I.

------------------~

{kN/m2)

8,67
8,19
7,24
6,76
5,81
5,33

.
.
.
kk
selisih
elevasi
antara
tnuka
air
hulu
dengan
Ntlat 12 n1 n1enunJu an
k k h'l
titik yang ditinjau. dan perkalian 10 x 3.5/1~, 5 meny~ta an e. l angan

energt h'd
httungan ddakukan
ttngg
1 ro l'k
1 dt' titik tersebut SelanJutnya,
~
secara tabel. sebagai berikut (Yw= 9,81 kNJm):

Tekanan air ke atas (=Jryw)

(m)

berada d.1 tengah. du ~ lah 3.5. Tinggi energi tekanan pada


ekipotens1al pada ttttk A a a
titik A adalah:

Tinggi tekanan (h)

8,67 X 9,8] = 85,05


80,34
71,02
66,32
57,00
52,29

Contoh soal 3.18:


Potongan melintang sebuah bendung, diperlihatkan pada Gambar
C3.8. Tentukan debit rembesan lewat dasar fondasi, kaJau diketahui
koefisien penneabilitas tanah di bawah bendung adaJah 2,5 X } oS
m/det. Tentukan pula gaya tekanan ke atas yang ditimbulkan oleh
tekanan air di bawah fondasi bendung.

Panjang:

10

a.s.m

OR - L -

2m

Penyelesaian:

\.

Gambar jaring arus (jlow-net) dibutuhkan untuk menghitung debit


rembesan. Dari gambar jaring arus. terlihat bahwa ada 4,8 lajur
saluran aliran dan 15 penurunan ek.ipotensial. Untuk selisih tinggi
tekanan 5,5 - 1 = 4,~0 meter, maka besamya debit rembesan :

tlnp

\
\

9,4

'

'3,5

I
I

I
I'

01:

10 x 1o-
cmld8t 30 m

q = kh

N1

= 2,5><10

JVd
(a) Gamber )a ring arus

I
1.17

.I
1,11

6,76

5,&1

5,33m

(b) Diag111m ttnggi tekanan aif


dl daur bendung

_5

4.8
x4,515

= 3,6 x 10- m /det (per meter lebar bendung)


Tekanan air dihitung pada titik-titik perpotongan dari garis
ekipotensial dengan dasar fondast. T'tnggt energi total .(total-head)
. .
arus dan tinggt elevast
pada setiap titik dapat diperoleh dan Janng
( _ dan
titiknya. Selanjutnya, hitungan dilakukan secara tabel Yw-9' 81
3
kN/m ).

Gambar C3.7.

221

220
Skala

--y---h

muka turap = 8 .m dan tinggi muka air ~anah dibelakangnya = 5,00 m


di atas muka a1r. Tentukan besamya tekanan air netto di belakang
tu rap dengan met ode j aring arus.

5m

4,5 m

Tinggi air di muka turap digunakan sebagai tinggi referensi. Total


dnggi tekanan pada ketinggian air tanah adalah 5,00 m Total energi
tekanan pada tanah di muka turap adalah nol. Tekanan air total (netto),
merupakan jumlah tekanan air di belakang dan di muka turap.

9 10 11

(a) Talllpaf'Yd bendung dan gambar ,lanng arus

(b) Diagram tingg tek.anan a1r pada dasar

bendung (satuan dalam meter)

12 3

..

.,

Penyelesainn:

Pada titik 4.
Di bagian belakang turap :

hb

5- 3,0 x 5/12 = 3,74 m.

Di bagian muka turap:

hm = 5,0- 11,2 X 5/12 = 0,30 m.

7a

Urn_ Uh

= Yw [(3,74 + 10,5)- (0,3 + 10,5)]


2

= 9,81 x 3,44 = 33,75 kN/m

Gambar C3.8.
Titik

":'

h-z

(m)

(m)

(m)

0.30

2
3

0,60.
0,90
1.20
I ,50
I ,80
2,10
2,25

5
6

7
7a

-1 ,80
-1 ,80
-1 ,80
-2,20
-2,50
-2,50
-2 50
'
-2,50

2,10
2,40
2,70
3,40
4,00

4,30
4,60

4,75

= r~(h- z)
(kN/m2)

20,60
23,54
26,49
33,35

39,24
42,18
45.13
46,60

-.

-----
_..... ...,
.,...,

..
...

D - - - - 1 .....

'"'

----~

4-~ . .

1.5

W' .

Tinggi energi hi lang pada titik 1

ht= (4,5/15) x 1 = 0,30 m.


titik 2 -- h2= 0,30 x 2 = 0,60 m.
titik 7a, h7a - 0,30 x 7,5 = 2,25 m.

Contoh soal3.19:

Struktur turap diperlihatkan pada Gambar C3.9. Tinggi muka air di

. :.

......

0.9

222
hb

Titik

(m)

(m)

3
4

5
6
7

223

hm

u = (hb- hm)y,w

dituliskan dalam bentuk :

CkNtm2)

(m)

k 82h
4,58
4,16
3,91
3,74
3,32
2,48
2,06

0
-5,00
-8.00
- 10.5
-14,3
-16.5
-1 7.5

0
0
0
0,30
1,01
1,22
2,06

44,93
40,81
38,36
33,75
22,66
12,36
00,00

Ox

k 02h _:
2 + Z
2 - 0

f>z

(3.109)

dengan kx = koefisien arah horizontal dan k - k fi


.

1. oe ts1en arah vertJkal


Dari persamaan 1n1, dapat dibentuk :

2
f> h

(k z I kx )Ox

f> 2h
Oz

=0

(3.110)

Bila Xt =X ~(kz I kx) ' maka


Pada hitungan di atas u = tekanan air netto pada turap. Dalam hal ini
3
Yw = 9.81 kN/m

8 h

--- =

(k z I kx )Ox

3.3.3 Kondisi Tanah Anisotropis

Dalam tinjauan tanah anisotropis, walaupun tanah mungkin


homogen, tapi mempunyai perrneabilitas yang berbeda pada arah
vertikal dan horizontalnya. Kebanyakan tanah pada kondisi alamnya
dalam keadaan anisotropis, artinya mempunyai koefisien penneabilitas yang tidak sama ke segala arah, yaitu maksimum searah lapisan
(ara~ horisontal), dan minimum ke arah tegak lurus lapisannya (arah
vertlkal). Arah-arah ini selanjutnya dinyatakan dalam arah x dan z.
Dalam kondisi ini, penneabilitas pada arah horizontal dan vertikalnya
dapat dinyatakan dalam bentuk:
kx = kmak dan kz = kann

Untuk hal ini, persamaan Darcy akan berbentuk:


vX = -k X , -- -k 0h
X

(3.107)

(3.108)
Dari

persamaan kontinuitas (3.17) dapat

8 h
Oxt

'

(3.111)

Sudstitusi Persamaan (3.111) ke dalam Persamaan (3.110),


diperoleh:
2

8 /z
Oxt

8 h
f>z

=0

(3.112)

Persamaan (3.112) merupakan persamaan kontinuitas untuk


kondisi isotropis dalam bidang Xt dan z. Persamaan Xt =x J<kz Ik")
mendefinisikan faktor skala yang diterapkan dalam arah x, yang
dimaksudkan untuk mentransformasikan keadaan anisotropis ke dalam
kondisi isotropis, di mana persamaan Laplace masih memenuhi.
Sesudah jaring arus digambarkan untuk potongan yan~ sudah
ditransformasi, j aring arus kondisi sesungguhnya dapat . dtperol~h
dengan menggunakan kebalikan dari faktor transfonnastnya. Btla
perlu, transfonnasi juga dapat dibuat dalam arah z.
Nilai koefisien pern1eabilitas yang di~erap~ pa~ ~ongan
transformasinya, diberikan sebagai koefis1en tsotropik ekivalen,
dengan:

(3.113)

225

224

~ersamaan

G~mbar

rembcs:~

Vreendenburgh (1936) telah berhasil membuktikan ketepat


dari
(3.113). Pada
3.3.0, aliran air
bekerJa dalam arah sumbu x. Jarmg arus d1gambarkan
. .
. K dalam dua
1
d
kondisi, yaitu kondisi transformasi dan kon JSJ as 1. ecepatan ar h
(v,). dinyatakan dengan notasi k'
dJtransfonnasJ, dan k, pada potongan kondJSJ aslmya. Carpembuktian dilakukan sebagai berikut :
a

s~mbu-x

pa~a. pot~ngan ya~g

(b) Tentukan,

lwr!Jntlllll

(c) Hitunglah skala horisontal ' sedern'k',


J Jan se h'mgga skala horizontal

v, = -k' 6h = - k, Oh
,oxt

Langkah-langkah dalam hitungan ,


Janng
arus
pad k

d'l k k
amsotrop s, a u an dengan cara seba ai be .
a ondisi tanah
(a) Untuk penggambaran potongan gmeli nkut:
sembarang skala vertikal.
ntang struktur, gunakan

ox

dengan

= J(!r, I k~) kali skala vettikal.


(d) J)engan skala yang ada pada butir (a) dan

potongan melintang dari struktur.

oh
-=

(c), gambarkan

(e) Gambarkan jaring arus untuk potongan yang ditransformasi,


d~ngan cara yang sama seperti keadaan isotropis.
(f) Flttung debit rembesan menurut persamaan :

Jadi,

q =h k X k z Nf
Nd

(3 .114)

k'= k X

J.3.4 Kondisi

1~anah

Berlapis

3.3.4.1 Menghitung Debit Rembesan Tanah Berlapis dengan Cara


v.

Jaring Arus

j_ .___ _ _ _...-J
\~~-----6x-----~~'
(b) Sl01a aaJI

Gambar 3.30 Elemen Janng


. . arus (a) Skala transfonnasi
(b) Skala asli.

penggambaran jaring arus yang telah dipelajari


sebelumnya adalah untuk kondisi tanah yang homogen. Dalam
prakteknya, banyak dijumpai keadaan tanah yang tidak homogen.
s:perti yang ditunjukkan Gambar 3.31. Bila jaring arus akan
dg~mbarkan untuk kondisi 2 Japisan yang berbeda, maka pada batas
lapJsannya gambar jaring arus akan patah. Kondisi demikian disebut
k~ndisi transfer. Gambar 3.31 memperlihatkan kondisi umum.
dun:ma lajur-lajur jaring arus memotong batas dari 2 lapisan tan~.
Lapsan tanah 1 dan 2, mempunyai koefisien penneabilitas yang tidak
sama. Garis patah-patah yang memotong lajur aliran pada gambar.
,

6Z

Cara

226

227

.
. 1 Pada Gambar 3. 31, flit adalah ting .
adalah garis-garis ektpotensta ekipotensial yang berdekat g,
h'l
d.
tara dua gan 5
an
energt t ang l an .

yang tegak lurus bidang gamb


Ditinjau dari sua tu panpng_ satu~n . ur aliran adalah :
ar,
debit rembesan yang melalut satu aJ
llh

6q = k1

[1

--..-;,c____

(3.115)

11 = AB sin St =AB cos U1


J.,- = AB sine,- = AB cos U2

(3.116b)

b 1 = AC cos 81 = AC sin Ut

(3.116c)

b2 = AC cos 82 = AC sin U2

(3.116d)

Dari Persamaan (3.116a) dan (3.116c),


bdl1 = cos S.tlsin 81 = sin utfcos Ut

atau

(3.117)
Dengan cara yang sama,
1/tg 82= tg

u2

(3.118)

Gabungan dari Persamaan (3.115), (3.1 17), dan (3 .llS),


tg e,

k,_

tg 8 2

~=

1
1 l:t

I
I

tanah 1

I
I

a,

I
I
I

--1

tg a

tg a .

I
I

I
I
I
I

I tanah 2 I .b2 - - 49
I
I
I
I
1

Gambar 3.31 J aring arus pada pertemuan lapisan dengan k berbeda.

J aring arus untuk tanah yang tidak homogen, dapat digambarkan dengan menggunakan Persamaan (3.119). Untuk selanjutnya,
pertimbangan berikut ini mungkin sangat penting untuk digunakan
dalam penggambaran jaring arus pada kondisi tanah berlapis.
(a) Jika k 1 > k2 , maka dapat digambarkan elemen jaring arus bujur
sangkar pada lapisan 1. Ini berarti bahwa It= b., maka ktlk2 = bJ!
h. J adi jaring arus dalam lapisan 2 akan berupa segiempat dengan
nilai banding lebar dan panjangnya = kdk2 (Gambar 3.32a).
(b) Jika k1< k2 , maka dapat digambarkan jaring arus bujur sangkar
pada lapisan 1, yaitu dengan It = b1 Dari Persam~an (3.119),
kdk2 = bz/12 Maka elemen jaring arus dalam laptsat:t 2 akan
segiempat (Gambar 3.32b).
Contoh penggambaran jaring arus untuk struktur. ben~ungan
yang terletak pada 2 kondisi lapisan tanah berbeda, dtperlihatkan
dalam Gambar 3.33.
2
Nilai k = 4 x 10-2 mm/det sedang k2 = 2 x 10- mmldet, maka:
1

(3.119)

I
I
I

(3.116a)

k.

I
IA

I
I

e'll

urut
adalah
panjang
dan
lebar
dari
elemen
t
berturut

den gan 11dan b1


alir;n Iapisan tanah 1. sedang /2 dan b2 ~dalah panJang dan lebar pada
lapisan tanah 2. Dari Gambar 3.31. terhhat bahwa:

kl - b:_/12
k2
b1 /11

b'lf 12

~I
I

atau

I
df--.-.
.. II

6/t
b1 = k2 I b2

I
,
1 k2 . :

k1 _ 4x10k2 - 2xl0- 2

_.,
--

228

Oambarkan
Gtunber
jika diketabu k,

,
,,

11.0 m

>
S.S2. Vmasi jaring arus pada batas lapisan deogan le

230

231

. R besa1Z Tanalz Berlapis dengan Cara


3.3.4.2 Menghitrmg Debzt ~~ ~an Trmggal

pl..,

.
.
.
tanah
dencran
tebal
H1
dan
H
2 )'ang
o . . dua 1apisan
e
.

''
Jti~Jau - .
mleabilitas nlastng-Inasing kl dan kl
mpunvat koehsten pe
.1 .
A1e1lganggap Sebagal

nle .
I .
terse but dinggap sebagat apisan tunggal
(Gambar 3.34). Dua aptsan
.. ~
dengan tebal H1 + H~.
I .;

""'

.
..
..-.....
.
.
-
.
.
..
'..
.....

,
'

......

..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
................
..... ......... ......................

Ht

...

lepi.san 1
k1

(3.120a)

dengan kx 1 dan k x2 berturut-turut adalah koefisien permeabilitas arah x


dari lapisan 1 dan 2 . Untuk aliran rembesan satu dimensi arah verfk 1
debit tiap lapisan dan debit dalam anggapan lapisan tunggal

harus sama. Jika persyaratan kontinuitas dipenuhi. maka untuk luas


aliran sat uan A .
qz = VzA

=VtA = vzA
Vz= kziz = kztll = kzzi2

lapisan 2

le,

ekiv~l:~

dengan iz = gradien hidroli k rata-rata pada tanah setebal H 1 + H2


Vz

= kecepatan pada arah z

Jadi.
Gambar 3.~ Kondisi tanah berlapts.

Pad a tinj auan aliran rembesan satu dimensi arah horizontal,


garis-garis ekipotensial dalan1 lapisan 1 dan 2: adalah vertikal. Jika h,
dan /z'2. adalah tinggi energi total pada masing-masing lapisan~ maka
untuk sembarang titik pad a tiap lapisannya. lz 1 = h2 Karena itu.
sembarang garis vertikal yang le\vat dua lapisan merupakan
ekipotensial untuk kedua lapisan terse but. J adi. gradien hidrolik dalam
dua lapisan dan dalam lapisan tunggal ekivalennya adalah sama. yaitu
gradien hidrolik ix. Aliran horizontal total persatuan \vaktu (qx) adalah
jumlah debit dari masing-masing lapisan. Jadi.

Dalam keadaan yang sekarang. kehilangan tinggi energi pada


ketebalan tanah H 1 + H:.. sama dengan jumlah kehiJangan energi total

dalam tiap lapisan. yaitu:


Mzroral

= Nz1 + Mz2

atau

q.,. = ql + q2= H1 k:d ix. + H2 kx?. ix

= k. l.

Karena,
qx = (Ht + .H2) kxix

'1 '1

k:1

k:2

JadL koefisien petmeabilitas ekivalen arah :::

Maka,
I

h
Diperoleh koefisien permeabilitas eki 1
va en ara x:

H + H.

k = H,+H2
'1
HI H.
---=-+ -

'

A :1

'

1\ :2

(3.120b)

232

233

.
.
g lal)isan tanah isotropis, yait.u lapisan tan h
51 11
. .,
.
.a
B 11a ntasJng-tna

d 1 . 1 tat1ah 2 nletnpun)'Ut k = k, mak1


1 n1en1punyat k = k1 an ,1p1s,u - - _ .
. . ""'
'.
Untuk aliran arah horisontal, kochsicn pcrmcabihtas ckivalen:
Htkt + H l~
k ::: _...:._,:___.;::.-:).
HI +llz

Pe11yelesaian

(3. l2la)

\Jntuk aliran arah vert1kal. koc-fisien penneabi litas ekivalcn:


(3.121b)

3
3x
l,4
x
10-4
+
4
x
l
x
lo+
Sx
OS
x
Jo-2
-6
6
=
,
+ x 5,l x 10
3+4+5 + 6
3
= 1,64x 10- rn I det.

Jadi, kocfi sicn permeabilitas eki valen dalam arah horizontal


kx = 1,64

Cara yang san1a dapat dilakukan guna tnenghitung kocfisicn


penneabilitas ekivalcn untuk k,. dan k-, pada setnbarang jtnnlah lapisan
tanah. Dapal di lihat bahwa kx harus selalu lebih besar k,_. yaitu
rernbesan yang tcrjadi cenderung lebih bcsar dalam atau sejajar
lapisan. daripada dalan1 arah teg.1k lurus lapisannya.

Contolz soal 3.21 :

Io m/det.
3

18
=--------~------~-------------------6
2
3
4
3 I (1,4 X 10- ) + 4 I (1X 10 - ) + 5 I (0.5 X 10- ) + 6/(5,1 x 10- )

= 1,5 x 10- m/ det.

(a) Tentukan koefisien permeabilitas ekivalen untuk aliran dalam


arah horizontal pada empat lapis tanah dalam Gan1bar C3.ll.
(b) Bila diketahui k dalatn arah horizontal dianggap sama dengan k
dalam arah vertikal, tentukan k ekivalen dalam arah vertikal.

Jadi, koefisien penneabilitas ekivalen dalam arah vertikal


kz = 1,5

10- rn!det.

3.3.5 Rembesan pada Struktur Bendungan


Lapisan 1: kx1 =1,4 x 1o m/det ...... ~:._ ' ~

------------------~
~
3m
.

L apiSan 2: k/.2 =1 ,0 X 1o3 m/det


4m
Lapisan 3: k,a = o.s x 1o2 m/det

5
------------~--~+L

6m

Gamhar C3.11

Hukum Darcy dapat digunakan untuk menghitung debit


rembesan yang melalui struktur bendungan. Dalam merencanakan
sebuah bendungan, perlu diperhatikan stabilitasnya terhadap bahaya
longsoran. erosi lereng dan kehilangan air akibat rembesan yang
melalui tubuh bendungan. Beberapa cara diberikan untu~ rnenen~
bcsamya rembesan yang melewati bendungan yang dibangun dan
tanah homogen. Berikut ini disajikan beberapa cara untuk menentukan
debit ren1besan.

3.3.5.1 Clltw
melintang sebuah
.
AB adalah garis
yattu
sesarnya rembesaD per satuan lebar arab tept lurus
yang diberikan oteb Darcy, adalah q kiA. Dupun
(1863),
bahwa gradien hidrolik (i)
e 1
pamukaan freatis dan besamya
dengan
: ""1111 ya yaitu i =d7Jdx. Maka,

q=k

dz
dx

Untuk
Scbaffetnak (1917)
.nerupakan
AB
kemiringan hilir ptrla
persatuan panjaftJ
mernperbatikan

(3.122)
(3.122)

237

236
.
(t
a)(da
cos
a)
Y2 (H2 _ 0 2 sin a) = a stn a g

(3.124)

0,3(AO)

Dari Persamaan (3.124) akan diperoleh :


I

2d

[4d 2 - 4{ (H 2 cos 2 a) I sin 2 a} ]

a=

2cosa

'I

diperoleh1
..,

a=---

cosa

-----:--,...,
. -

I . .

(3.125)

sm a

I
I

.. 1.

. 'I

I
I

q = ka sin a tg a

'

l . . ..

Setelah nilai a diketahui, debit rembesan dapat ditentukan dari


persamaan:

d-

cos- a

lapiaan kedap aJr

d -------4--t

(3.126)
Gambar 3.37 Penyesuaian jarak d pada cara Casagrande.

3.3.5.3 Cara A. Casagrande


A. Casagrande (1937) mengusulkan cara untuk menghit~ng
rembesan lewat tubuh bendungan yang didasarkan pada penguJian
model. Parabola AB (Gambar 3.36) berawal dari titik A' seperti yang
diperlihatkan dalam Gambar 3.37, dengan A 'A = 0,3(AD). Pada
modifikasi ini, nilai d yang digunakan dalam Persamaan (3.125) akan
merupakan jarak horizontal antara titik E dan C.
Persamaan (3.126) diperoleh berdasarkan anggapan cara
Dupuit dimana gradien hidrolik (i) sama dengan dzldx. A. Casagrande
( 1932) menyarankan hubungan secara pendekatan yang didasarkan
pada kondisi kenyataannya. Dalam kenyataan (Gambar 3.37),
.

dz
ds

Pada segitiga BCF Gambar 3.38.


i

d-

<- =

ds

sin a; A = BF x 1 = a sin a

Maka
.,
dq = k-- ~ = ka sin- a
ds

atau
H

.. d~
.........

.<

a.sin a.ds

(3.127)

.. yntu~ kemiringan ler~ng hilir a yang lebih besar dari 3 ~


devJaSJ dan anggapan Dupu1t menjadi kenyataan. Didasarkan pad
Persamaan (3.127), debit rembesan: q == kiA.
0

d kurva A'BC.
.
dtmana
s adalah panJang an
) kan menghasilkan
Penyelesaian dari Persamaan (3.1 28 a

(3.128)

239

238

Bcsamya debit ~embesan, dapat ditentukan dengan persamaan:

q = ka s1n a

0.3(AO)

f 1
I
I
I
l
H

dz
dx

.. I
... . I

garis freatis

l
I

(3.133)

Dalam penggunaan Persamaan (3.132), Taylor ( 1948) memberikan


penyelesaian dalam bentuk grafik, seperti yang diperlihatkan pada
Gambar 3.39. Prosedur untuk mendapatkan debit rembesan, adalah
sebagai berikut :
1. Tentukan nilai banding d/H.
2. Dengan nilai pad a butir ( 1) dan a, tentukan nilai m.
3. Hitunglah panjang a= n1Hisin a.
2
4. Hitunglah debit rembesan, dengan q = ka sin a.

A'

~---- d - - - - ~--1

laplsan kedap air


0,3(AD)

Gambar 3.38 Hitungan rcmbesan cara Casagrande.

.....
0

a- -2as+

. 2

sm

(3.129)

(3.130)

s ---

. '-a
sm

Dengan kesalahan sebesar kira-kira 4-So/o, s dapat dianggap


metupakan garis lurus A 'C. M aka,

Kombinasi Persamaan (3.130) dan (3.131), diperoleh:


2

a = J (d +H )

.
.
.

---tl

~....,...~

Diperoleh;

.-: ~---~

a=s-

_---.......,......""='

------=-~-

H2

IA,

H
J

2
- ~(d - H 2 ctg 2a)

(3.132)

20

40

10

1010

(derejat)

Gamhar 3.39. Grafik untuk hitungan rembesan (Taylor, 1948).

Contoh soal 3.22 :

d
diperlihatkan pada
Tampang melintang sebuah b_en ungan
b h bendungan dalam
be
yang Iewat tu u
.
.
C3.12. H1tung
debtt
rem san
ffi ak (c) Casag1ande.
3
m /hari, dengan cara: (a) Dupuit, (b) Scha em '

240

(tl)

q = t (HI2 -Hz2)
2d

H, = 35 m dan H2 = 0 m
0,.3 I

(c)

c.a
d = 136,5

1CJI5 31,5 ..
10,0m

Dari

I
lA' 1.2 X
I

q = la

-15,0 10.0

3.3.5.4

yang diperlihatkan data~ Gambar 3.41a clan


besarnya sudut kemiringan a dan pennukaan air keluar
:unrt akan sarna sama dengan 90 dan 13So. Bila bangunan
seperti dalam Gambar 3.4lc, sudut kemiringan a dari
air keluar adalah 180. Sudut kemiringan diukur searah
jarum jam. Perhatikan bahwa. titik F adalah fokus dari parabola.
arti

FR 2p; FV p
FS t : SR 61

V
(b)

Gambar 3Al Kemiringan sudut dengan variasi drainase.

Nilai c untuk be~~agai macam a diberikan oleh Casagrande


~mbarang kenunngan a dari 30 sampai 180. Deqan
~~ut a yang berasal dari gambar penampang
nalaa c da~at ditentukan dari Gambar 3.42. Ada~
untuk menghatung flll adalah :
AD (G + 4a) c

Dlri ::~IDJ ~lab di~roleh ini, kemudian dapat


'

pn tnggi ordtnat S = a sin a.

wa ...

246
(I)
(2)
(3)
( 4)

(5)

247

1
1
.
1
e
d
tgn
ke
arah
at
as.
1
1
11

Gan1 bar kan kenunngan 11 n . " '


Gatnbarkan garis vertikal AC le,vat titik IJ.
.
Garnbarkan ctengah Iingkaran OJC dengan dtarneter OC.
Gatnbarkan garis horizontal /JG.
. . .. .
l)engan 0 ~ebagai pus~lt dan OG ~chagat Jan-Jan, gatnbarkan
hagia'n Iingkaran G./.
. . .. .
})engan C sehagai pu~,H dan CJ sebagm Jan-.Jan, garnbarkan
bagian lingkaran .IS.
lJkur panjang OS yang rnerupa"'an panjang a.

Pada BE, garnbarkan jarak BF = 0 3 BG r k


atas A. Sebuah parabola kemudian diga~b
G terletak vertikal di
1ncnurut hubungan :
ar ewat F dengan fokus C

lt;

z2 - 4 p 2

x=--~

4p

(6)

(7)

dcngan p

=f (d

+z

) -

Parabola. dihubungkan
dengan titik B, dengan meng1ngat

.
pertcn1uan gans parabola dengan garis AB harus tegak 1urus.

Contoh soal 3.23 :

uatu b ndungan hon1ogen. diperlihatkan dalan1 Garnbar C3.13. Jika


k efisit;n penneabilitas tanah bahan bendungan 0.4 tntn/dct. hitung
dt;bit rt;rnbesan yang le\vat tubuh bendungan. L1tketahui lcbar
bendungan 210 n1 (tegak lurus bidang gatnbar).

BF = 0,30 x 68 = 20,4 m

Dari sini dapat ditentukan jarak F'C = d = 88,4 m.


Dengan z = H = 34 111
p = 1/2

l'enyelesainn :

Untuk 'rnenentukan debit retnhcsan. lcbih dulu digatnbar jaring ants.


Pada Gantbnr C.ll3:

~(88.4

+ 34

) - 88,4

=3,16 m= CD

Diperoleh persatnaan parabola :


,

")

x= ~--(6.32)~
&m
I

'E

.., 20,-4 m ...

..l 16 m,.,

1
- ----+-----...!- ---1
t

12.64

Setelah parabola digambarkan. kemudian jaring arus dapat ditentukan

dengan cara coba-coba.


Dari gatnbar jaring arus (Gambar C3.13), dapat dihitung debit
retnbcsan.

Gambar C~t13.

AIJ = garis ekipotensial


AC
lapisan kedap air ya
. .
IJD ditentukan d ,
ng Juga n1erupakan gans ahran.
engan cara asagrande.

Ne= 3;Nd=l6
== k h Nr/Nd =0,4 X 10'3 X 3600 X 24 X 34 X 3/16 X 210

46267 m /hari, selebar 210 m.

~ 24m; AEt=0,3 ~2A= 1;llb;

l+6+ 18+ 22+=53,2 m

= UJ l/<4 +8 )'-d}=
2

(53,2 +12 ) -

x=

z - 1,8

jup uatut

252

253

3.3.5.6 Kondisi Alirafl Masuk, Keluar, datr Kolldisi Transfer


Kondisi-kondisi aliran air n1asuk, keluar, dan kondisi transfe1
dari garis rembesan melalui badan ben~UI~gan, ~clah dianalisis oleh
Casagrande ( 1937). Maksud dari kondis1 ahran mr masuk, adalah bila
aliran retnbesan berasal. dari daerah bahan tanah dengan koefisicn
permeabilitas sangat besar atau k, = oo, menuju bahan dcngan
permeabilitas k2 J)cngan pcngertian yang satna~ untuk kondisi
sebaliknya, yaitu dari bahan dengan kocfisien pcnncabilitas k, ,
rnenuJ' u ke bahan dennan
k
=
oo. kondisi ini discbut dcngan kondis 1
2
~
'
aliran air keluar. Kondisi-kondisi tcrsebut diperlihatkan dalam
Gambar 3.44. .Dahnn gatnbar ini, kondisi transfer terjadi hila
rembesan mele\vati bahan dengan nilai k yang berbeda. Dengan
menggunakan Gantbar 3.44. dapat ditentukan kclakuan garis frcatis
untuk berbagai n1aca1n potongan tnelintang bendungan.

< 90"

~73-.::.-~horizontal
Q

k,

c-

{b)

(a)

(I) Kondlst a&r muuk

< 90"
~--

(g),. __

(~

(d)

(11) Konchl aJr ke1uar

3.3.5. 7 Cara Mengganzbar }ariug Arus pada Struktur Bendungan


Tanah

Setelah kondisi-kondisi aliran air n1asuk. keluar, dan kondis!


transfer diketahui, kemudian dapat digambarkan jaring arus pada
penampang tubuh bendungan. Gatnbar 3.45 memperlihatkan
potongan tubuh bendungan dengan koefisien penneabilitas yang
homogen pada seluruh penampangnya. Untuk tnenggatnbarkan jaring
arus, maka prosedur berikut ini dapat diikuti.
( 1) Gamb~rkan garis fr~atis. dengan cara yang telah dipelajari.
Per~atlk.an bah~a g.ans AB n1erupakan garis ekipotensial dan BC
ga~s ahra~. Ttnggt energi tekanan pada sembarang titik pada
gans
adalah
nol Jad1, se I'ISIh t1ngg
.
. energ1. total antara dua
. freatts
.
.
gans
elevasi antara tttt
'k. . ekipotens1al
.
' harus
sama dengan sehsth
tttak dt mana. garis ekipot
1 berpotongan dengan garis freaus.
.
. ens1a
K
arena
kehtlangan
ttngg
t k

1
1
be d k
e anan antara dua garis ekipotensta
k~ e ata~
sama, maka dapal ditentukan
penurunan
e apotenstanya (Nd). Lalu dihitung nilai flh = h!No.

al '""

27r:t' (h)

a 1 -

Ql

= 27r:t' - at v)

11t

a,

= a2
v)

CaJ

(i)

(IU) Kondlel trllllfer

Gambar 3.44 Kondisi aliran rembesan pada bendungan (A. Cisagrande, 1937).

(2) Gambarkan garis tinggi tekanan pada penampang melintang


bendungan. Titik-titik potong dari garis-garis tinggi tekanan dan
garis freatis merupakan titik kedudukan garis ekipotensial.
(3) Gambarkan garis jaring arus. dengan mengingat garis
ekipotensial dan garis aliran berpotongan tegak lurus. .
(4) Debit rembesan yang lewat tubuh bendungannya, dttentukan
dengan menggunakan persamaan :
q == kh Nr
Nct

255

254
N,

2,33
~ = 10
a

-------------

muka air hulu

''"'"--::_ __ ~!!- Ah garis tlnggl


-------- 6.h
,
------ Ah

,'
I

,
'
I

--- --- ---- ---- -

tekanan

__ ___Ah_

,,.....__-f' ----t__

- - - - - - Ah
. Ah

--------

,__

---~b
ll.h

lapisan kedap air

taplsan kedap air

Gambar 3.46 Jaring aris untuk bendungan dengan filt ter.

Gambar 3.45 Penggambaran j aring arus pada bendungan.

Dalam Gambar 3.45. jumlah Iajur aliran (Nr), sama dengan


2~33. Dua lajur aliran sebelah atas mempunyai bentuk elemen aliran
bujursangkar, dan bagian bawah jalur aliran sebelah bawah
mempunyai elemen yang lebar di bagi panjangnya 1/3. Nilai Nd dalam
hal ini adalah 10.
Bila penneabilitas arah horizontal tidak sama dengan
peuneabilitas vertikalnya (tanah anisotropis), potongan transformasi
harus digunakan dengan cara seperti yang telah dipelajari sebelumnya.
Kemudian jaring arus dapat digambar pada kondisi transformasinya.
Debit rembesan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :

~~~~-I

Gambar 3.46 dan Gambar 3.47 memperlihatkan beberapa


contoh ~a~bar jaring arus pada penampang bendungan. Sedang
ga~bar Janng aru.s ~ada penampang bendungan yang mempunyai dua
laptsan dengan ntlat k yang berbeda pada lapisannya, diperlihatkan
dal~ ~~mbar 3.48. Pada sisi sebelah hulu mempunyai koefisien
penneabdttas kt dan sebelah hilimya k2, dengan k2 -_ 5 k 1. G ans
freatis
yang telah
d1gambar
merupakan
hasil
coba
b
D

n
yang
. . bel
-eo a. art persamaa
.
tel a h d tpe1aJan se umnya:

~h

&h

NI
q = h kk
x z N

---- -------...... ---.-&h


&h

&h

lapisan kedap air

drainlli

Gambar 3.47 Jaring arus pada bendungan dengan drainase tegak .

kl - b2/l2
k2 bl/1.1

Jika b 1 = 11 dan k2 = 5 kh maka bz/h = 1/5. Dengan demikian,


elemen jaring arus berbetituk bujursangkar digambarkan dalam
setengah bagian badan bendungan, dan pada setengah bagian Y~
lain (bagian hilir badan bendungan), elemen jaring arus mempunyat
lebar dibagi panjang = 1/5. Debit rembesan dihitung dengan
persamaan:

257

256

___
______
_
dh
--...._

"k;:~~---------~~
-'fih

---------.

butiran halusnya. G~na mence~ah bahaya ini, harus diadakan suatu


lapisan fi Iter yang dtletakkan d1 antara Iapisan yang balus dan kasar
rsebut (Gambar 3.49).
te
d .
Filter atau ra1nase untuk mengendalikan rembesan, harus
emenuhi dua persyaratan:
Ukuran
harus cukup kecil untuk mencegah butir-butir
tanah terba wa ahran.
(2) Permeabi litas harus cukup tinggi untuk mengizinkan kecepatan
drainase yang besar dari air yang masuk filternya.

~)

pori-por~

lapisan kedap air


Gambar 3.48 Jaring arus pada bendungan dcngan k2 = 5 kl.

N.f(l) ada1ah J. umlah laJ ur aliran . pad


d1mana
. a . tanah dengan
pennea b1.l.t
1 as k'1, dan NfP> adalah Jumlah laJur ahran pada tanah
dengan permeabilitas k2.

ltp'ean
yang dllndungi

Filter

Ukuran but1r tanah yang


dihndung1, beqari-Jan = t

3.3.6 Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus
menuju lapisan yang lebih kasar. kemungkinan terangkutnya butiran
lebih halus lolos melev.'ati bahan yang lebih kasar tersebut dapa~
terjadi. Pada \Vaktu yang lama, proses ini dapat menyumbat ruang p_on
di dalam bahan kasamya, atau juga, dapat terjadi piping pada bagtan
butiran hal usnya.
.
Erosi butiran ini mengakibatkan turunnya tahanan aliran atr
dan naiknya gradien hidrolik. Bila kecepatan aliran membesar akibat
dari pengurangan tahanan aliran yang berangsur-angsur turun, akan
terjadi erosi butiran yang lebih besar Iagi, sehingga membentuk pipapipa di dalam tanah yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada
bendungan.
.
Contohnya, jika bahan timbunan yang berupa batuan dan
bendungan berhubungan Jangsung dengan bagian bahan bendungan
yang berbutir halus, maka air fembesan akan dapat mengangkut

o..

(a) Susunan partikel tanah yang dO~ndungl.


dan fitter untuk mencegah gerakan but1ran

Gambar 3.49. Konsep lapisan filter dan tanah yang dilindungi

h'1 untuk merencanakan bahan


Persyaratan yang harus dtpenu
b .
.
.
filter seperti yang dtsarankan
oleh Bertrarn ( 1940). adalah se agat

berikut ini.
.
. .
d'
kuran diameter
. ntlat ban tng u
Untuk memenuht knten~ pzplng,
. kali ukuran diameter
D15 filter harus tidak lebih dan empat atau luna
Ds5 dari tanah yang dilindungi, atau,
Dtsr
Dsss

4 sampai 5

.l.ttaS
bahan
filter
b
I<riteria selanjutnya, untuk meyakinkan penoea 1

258
mernpunyai ketnampuan drainase yang cukup tinggi, uk~ran butiran
D 1s dari tanah filter harus lcbih dari 4 atau 5 ukuran buttran D1s dari
tanah yang dilindungi.

IJAB IV

~~r ~ 4 sampai 5

Dl~s

TEGANGAN J12FEKTIF

Kelon1pok tcknisi An1crika. ~ U.S .COI7JS of . Engineers)


1nenan1bahkan persyaratan, balnva ntlat bandtng Dso dan tanah filter
dan tanah yang dilindungi n1aksinnun harus 25.
Dsor ~ 25
Dsos

4.1 PJ~NGERTIAN
.Bila tanah rn~ngalami tekanan yang diakibatkan oleh beban,
scpcrt beban fondas1, maka angka pori tanah akan berkurang. se1am

ttu, tekanan ak1bat b~ban fondas1 juga dapat mengakibatkan


pcrubahan-perubahan s1fat mekanik tanah yang lain, seperti
menambah tahanan geser tanah.
Jika tanah ber~da .di dalam air, tanah dipengaruhi oleh gaya
angkat ke .at.as ~ebagat aktbat tckanan air hidrostatis. Berat tanah yang
tcrendam 101 , d1sebut berat tanah ef ektif, sedang tegangan yang terjadi
akibat berat tanah efektif di dalam tanah, disebut tegangan efektif
Tcgangan efektif ini merupakan tegangan yang mempengaruhi kuat
geser dan perubahan volume atau penurunan tanah.
Telah disebutkan dalam bab sebelumnya bahwa segumpal tanah
tcrdiri dari butiran padat dan ruang pori. Ruang pori yang dapat berisi
udara dan air ini terjadi karena bentuk partikel tanah yang merupakan
butiran-butiran. Bila tanah jenuh sernpurna, ruang pori ini terisi penuh
oleh air. Besar bidang kontak antara butiran yang satu dengan yang
lainnya tergantung bentuk dan susunan butiran. Tegangan yang terjadi
pada bidang ko~ttak antar butiran akan dipengaruhi oleh tekanan air
pori. Untuk hitungan tegangan yang terjadi dalam tanah, daiam
prakteknya butiran tanah dan air dianggap tidak mudah mampat.
scbaliknya udara mudah sekali n1an1pat atau kompresibel. Sifat mudah
tnampat tanah akan bergantung pada susunan dari butiran padat.
Dalam tanah yang jenuh, karena air dianggap tak ~udah. mampat,
pcngurangan volu1ne hanya terjadi kalau sejumlah ~r mentnggal~n
ruang pori. Untuk tanah yang kering atau Jenuh sebagtan,

Kctebalan dari Iapisan filter dapat ditentukan dari hukum


Darcy. Filler yang terdiri dari dua lapisan atau lebih dengan gradasi
yang berbeda, dapat juga digunakan dengan lapisan tcrhalus
di]etakkan pada daerah hulu dari susunan filternya.

261

260

pengurangan volume biasanya ~kibat dari berkurang~ya udara yang


terdesak keluar dari ruang pon yang dapat metnbenkan perubahan
susunan butiran. Volume tanah secara kesel uruhan dapat berubah
akibat adanya perubahan susunan yang lama, ke dalam susunan yan
baru. Perubahan yang terjadi, dapat dengan cara menggeser
menggelinding. Dengan demikian, terjadi pula perubahan gaya-gaya
yang bekerja di antara butiran.
Tcgangan geser hanya dapat ditahan olch butiran-butiran tanah
yaitu oleh gaya-gaya yang berkembang pada bidang singgung anta;
butiran. Tegangan normal yang bekerja. ditahan oleh tanah melalui
penambahan gaya antar butimya. Jika tanah dalam keadaan jenuh
sempurna. air yang mengisi ruang pori dapat juga menahan tegangan
nonnal, dengan akibatnya akan terjadi kenaikan tekanan air pori. Pada
tanah granuler. seperti tanah pasir dan kerikil, secara fisik tegangan
efek_ti~ kadang-kadang disebut tegangan intergranuler. Akan tetapi,
hal 101 sebetulnya tidak sama dengan tegangan kontak antar butiran.
Luas bidang kontak antar butiran sangat kecil, dimana untuk butiran
bulat kontak antar butimya berupa sebuah titik.

ata~

I
~---

1---------:t:--p------1
(a)

Gambar4.1

{b)

(a) Gaya antar butiran pada segumpal tanah


(b) Kontak antar butiran (Skcmpton, 1960).

tega
.Terzagh i ( 192 3). memberi kan pnnstp
bekerja pada segumpal tanah. Prinsip te
n~an efektif yang
pada tanah yang jenuh sempuma, yaitu : gangan efektlf hanya berlaku
(1) Tegangan. not mal total (er) pada su at u b'd
I ang di d 1

tanah, ya1tu
. tegangan akibat berat
tanah total terma .akam massa
ruang pon, per
satuan
1uas,
yang
arahn
su
alf
dalam
.
.
ya tegak Iurus
(2) Tekanan pon (u). d1sebut juga de

bekerja ke segala arah ~ama besar ya"tntgatnk tekan~n netral yang


.
,
u e anan a1r yang

rongga d1 antara butiran padat.


mengtst
(3) Tegangan. nonnal efcktif (er') pad a suatu b'd
I ang dJ. dalam massa
tana h, ya1tu tegangan yang dihasilkan dari beban
.
tanah per satuan Juas bidangnya.
berat buttran
Hubungan dari ketiganya adalah:

er=a'+u

(4.1)

Prinsip ini dapat diterangkan dengan model fisik sebagai


berikut:
.
D!ti_njau suat~ ~i?an~ .AA di dalam tanah yang jenuh sempuma.
Btdang tnt melewat1 ttttk-tttik pada bidang singgung di antara butiran
(Gambar 4.1). Pada kenyataannya, bidang AA ini merupakan bidang
bergelombang sangat kecil tergantung besar butiran. Gaya normal P
yang bekerja pada luasan A, ditahan oleh gaya antar butiran dan
sebag~an lagi oleh tekanan air pori. Besar dan arah gaya-gaya yang
bekerJa pada bidang kontak butiran sangatlah acak. Akan tetapi, secara
pendekatan, untuk setiap titik bidang singgung di bidang AA, gayagaya tersebut dapat dipisahkan menurut komponen arah normal (P')
dan arah tangensial (D pada arah dari bidang nyatanya yang secara
pendekatan sama dengan bidang AA. Tegangan normal efektif atau
tegangan vertikal efektif diartikan sebagai jumlah komponen P' di
dalam luasan A, dibagi luas A, atau
'LP'
er'=A

(4.2)

262

263

1
dt.berikan
oleh
persatnaan:
1
T egangan nonna I r.0_ '

rongga pori, maka untuk Inemperoleh te an


dikalikan dengan luas rongga (A _Ac), atau g gan netral u harus

t-

p
cr=A

(4.3)

Jika titik singg~ng dianggap terlctak di antara butiran, tekanan air


pori akan bekcrja pada bidang di scluruh luasan A. Persarnaan

keseLitnbangan dalmn arah nonnal bidang AA. adaJah:


P ='LP'+ uA

P= l.,P' +(A -Ac) u


(4.7)

dengan A adalah Iuas kotor total dan A d 1 h


butiran. Bila Persamaan (4.7) dibagi d~ a a al luas kontak antar
ngan uas kotor A
k
rnemperoJeh persamaan tegangan cfektif
d'
untu
Skernpton ( 1960):
.
yang sarankan oleh

(4.4)

-=

a tau

}:P'

-=

+u

(4.5)

Persatnaan ini satna dengan,

LP'

cr = cr' + 1-

ll

Ac

[(

(4.8)

(4.9)

cr = cr' + u

(4.6a)

atau tegangan efektif:

cr ' =cr-u

(4.6b)

Tekanan air pori beketja ke segala arah sama besar dan akan
bekerja pada seluruh bidang permukaan butiran, tapi dianggap tidak
mengubah volurne butiran. Kesalahan anggapan bidang kontak atau
bidang singgung antar butiran, sangat kecil, hingga dapat diabaikan.
Harus din1engerti bah\\'a cr' tidak memberikan tegangan kontak yang
benar antara dua butiran. Tegangan kontak antara dua butiran, dalam
kenyataannya adalah sangat lebih tinggi yaitu P 'IAc, dengan Ac adalah
l~as kont~k ~ntara butiran. Pada butiran mineral Iempung, mungkin
tJCiak tefjadt kontak Jangsung, akibat partikel Iempung yang
t~rselubung oleh lapisan air serapan (adsorbed water). Dalam hal ini
dtanggap bahwa gaya antar partikel dapat diteruskan lewat kekentalan
yang tinggi dari air serapan yang mengelilingi butiran. Bila dilihal
pada gaya-gaya y~ng terjadi diantara butiran, gaya vettikaJ total atau
be~an P _dapat d1pandan~ sebagai jumJah dari gaya kontak anta:
buttran dJtambah gaya htdrostatis (A _ Ac)u di dalam rongga port
(Gambar 4 -lb). Karena tegangan netral hanya dapat bekerja pada

cr'

= cr - ( 1 -a) u

(4.10)

dengan a adalah luas kontak an tar partikel per satuan luas kotor tanah.
Untuk meninjau tegangan efektif akibat berat tanah yang ada di
ata~nya, ditinjau suatu massa tanah yang berada dalam bidang
honzontal dan dengan muka air tanah di permukaan tanah tersebut
(Gambar 4.2). Tegangan vertikal total (crv), yaitu tegangan nounal
pada bidang horizontal pada kedalaman z sama dengan berat seluruh
material (padat + air) per satuan luas:
Ov

= Ysat Z

(4.11)

dengan z adalah kedalaman yang ditinjau dan Ysat adalah berat volume
tanah jenuh. Tekanan air pori pada sembarang kedalaman akan berupa
tekanan hidrostatis, karena ruang pori di antara butiran sating
berhubungan. Karena itu, pada kedalaman z, tekanan air pori (u)
adalah:

u =YwZ

(4.12)

264

--------P

di antara butiran, sedang air pori akan


sekitar kontak antar partikel. Karena itu
bergelombang yang ditarik mendekati ~da
. d b .
d
tar, akan
bagian atr an agtan u ara. Bishop (1955)
hubungan te~ang~n total (a) dan tegangan efeklif (ci)
jenuh sebagat benkut:

265

'

cr = cr' + Ua - X(ua - Uw)



'

' ,'
----~-------.

Gambar 4.2 Tegangan efektif pada suatu lapisan tanah.

Ill

IJII'IIt Persaman (4.1), tegangan vertikal efektif ( Gv') pada

z adalab

--

(4.13)

-=

(4.14)

(Tat -y.) z = y'z

Gambar 4.3 Susunan

PADA TANAH TAK JENUH

tidak jenub sempuma, maka rongga-rongga tanah


lir dan udara (Gambar 4.3). Tekanan air pori
kecil daripada tegangan yang terjadi dalam

<)

Krena tanab tidak jenuh, pori ucJtd

;a..-.raaC

dengan X adalah parameter


yang mempunyai hubungan secara
tanah. Sedang Uw adalah tekanan air di
tekanan udara dalam pori. Untuk
tanah kering sempurna S=O daD X
dengan
(4.1), bila S = I

......_-.!
~

266
4.3 PENGARUH GA YA REl\tBESAN PADA 1,EGANGAN

EFEKTIF

Hldrostati:l

r_~____,

Ah

Jika air mengalir dengan gradien hidrolik . tertentu di dalam


tanah, seperti yang dipcrlihatkan dalam Gantbar 4.4, maka pengaruh
perbedaan tinggi tekanan akan menimbulkan gaya pada butiran tanah
Arah gaya rctnbesan ini searah dengan aliran (lihat bab 3).

Ditinjau kondisi aliran air di dalam tanah, seperti pada Gambar


4.4. Akan dihitung tegangan efektif yang bekerja pada titik A oleh
akibat pengaruh gaya rembesan, di mana arah aliran divariasikan.
Pada kasus (a ), tanah menderita gaya rembesan ke atas. Pada
titik A:

: ,

Tanah .. :

y.- . .

"' .

A :

:.

'

Tanah

l .. .

.'

...

..

dh

"" Tanah ...

:.

..

/11'\'
KIIUI (b)

KeiUI (a)

Tegangan
total:
.....
'-'

a= htYw + ZYsat

Gambar 4.4 Tegangan efektif akibat gaya rembesan.

Tekanan air pori:


U

= ZYw +(h i + !lh}Yw

Tegangan efektif:

Tegangan efektif:

(J

' = cr - u = zysat -

cr ' =cr-u
karena y'

ZYw

=Ysat- Yw,

maka

atau

cr' = zy'

cr ' = zy ' -

A Lv,,

LlJ'

rw

(4.16)

P~da kas_us (b), tidak ada gaya rembesan (fih = 0) atau tekanan air

h1drostat1s. Pada titik A:


Tegangan totaJ:
(J

= ZYsat + h1Yw

Tekanan air pori:


U=

(hl + Zffw

(4.17)

Pada kasus (c) terjadi aliran arah ke bawah yang menekan


butiran tanah dengan tinggi tekanan air sebesar -(lzt + z). Pada titik A:
Tegangan total:
(J

= ZYsat + h1Yw

Tekanan air pori:

u=O

_6

269

Tegangan
efek.iif:
'""
""'"
I
I

am

L___.- J ____ J : . .

ikarena

7 m

..

dengan Ysat adalah bt')rnt Y 1\nn" tanah j enuh. "':'" adalah bcmt volume
air. dan i adalah berat ,. lutne n1 ung. 1 crH!an n1en1perhatik n
Persantaan 4.18 terlihat bah" a hila aliran air ke ba\vah. nmka
tegangan efek:tif bertan1bah.

.
.. . .
.
. . . . . . .. .. .. .

.
.
..
..
...
.
.
.
. .. - . .
.
.

- . . . . . . " .. . .. . ..

p .

: .

.
.

0 ' .. .

, .
~ O. . . 0 . .u .

...

'

Contoh soal 4.1:

'Cl .

.. r

Pasr

{)

. .- o
.
A

... o .. . ..A. ' \.r. . 0 .

.. .

..

o
,.,..
. . . u.
. . .. . .

= 18 15

o . . O . O .

. .

Gantbar C4.1.

Lapisan tanah lenlpUng tebal -; Tll terlet.lk J i atJS lapi... 311 tanah r.l~ 1r
tebal 4 n1 (Gantbar C4.l). DJlatn [api -an pJSir terdapat telanan
arte -is etinggi " n1. Kalau len1pung n1en1pun. ai be rat volun1e Jl'nuh
3
Ysa = 19.6_ k1 "'/1n dan dianggap dalan1 keadaan jenuh seluruhnya.
hitung tegangan efek1if di titik P. dan hitung pula kedalan1an galian
mak intunt pada tanah lentpung sehingga terhindar dari bahaya tanah
mengapung (lz__eal'e). Diketahui pula berat volunh~ jenuh tanah pJsir }'_
= 1 _J 5 ~ lfn1~.

~1Lalnvu
.

k.edulan1an ...2alian = H

P~n~urangan
...
.......

Penyelesaian:
Tegan~an :fek1if di titik P (pada dasar lempung terdapat

tekanan artests ~etlnggi lz = n nl). ebelunl ada !alian:


'"""

(lztYsat)~ -Jry\\

= (7x l9.6-)-(8K9,81)=58. 6k lfm-

tekanan akibat tanah

= Hys.Jl = H

~alian

19.6_ = 19.6_ H
1

"'

Tekanan tanah setebal 7 n1 = /z 1 x Ys:tt = 7 x 19.6- = 137.34 k1 /mPada kondisi krit1s. rekanan art"'~i- = tekanan lapisan lempung tersisa.
~1aka dapar dibentuk per:a1naan ~ bagai l>erik~t :
--

l ... 7.... 4 - 19.6- H

8 \. Q.\.: l --

1:7 ...)4- 19.6- H

h Yw

CJp =

I . . .
I .' . . le.'llPUOQ Je~'l

...

-" Ill

J.ld1. kedalan1an .....galian rnak in1un1 agar tak terjadi


mengapung (healte} adalah 3 rn.
.
Dapat pula disele ~ aikan dengan cam ~ebagai benl"Ut:

Pada titik P:

bahaya
tanah

272

273

Tegangan:
O'B

(undrained), yaitu tegangan efektif tidak berubah k

b b b
k
, arena tambahan
tekanan aki at e an a .an satna dengan tambahan tekanan au
. pon. (~u
::: /lcr'). Untuk menghJtung besamya tambahan te
d' . .
.c kt'f
d k
gangan, tttnjau
tegangan e.e 1 pa a, htt ,. A. Telah ~ihitung tegangan efektif pada
titik A mula-mula .lcrA ) = 76,18 kN/m
. Setelah penurunan m k .
.
u a atr
sedalam 3 meter, b t a aptsan kenkil yang tidak terendam air d'
r k 'f d' . .
tanggap
kering, tegangan e.e t1 1 t1ttk A:

115.42 + (6 x 15,70)

=209,62 kN/nl

Tegangan efektif:
O'D '

O'B- liB

= 209,62- (10 X 9,81)

crA' = 5 Yd + ly' = 5 x 16,95 + 1(20,38 -9,81) =95,32 kN/m2.

')

= 111 ,52 kN/n1..

Selisih tegangan efektif, sebelum dan sesudah muka air turun:

(b) Keadaan sesudah penurunan nutka air

D..crA'

(b. J) Untukjangka pendek atau kondisi tak terdrainase (undraincd)

Jadi, segera setelah penurunan muka air, akan terjadi tambahan


tekanan air pori sebesar flu = flaA' = 19,14 kN/m:!. Tegangan total
2
pada titikA (dengan crA' awal = 76,18 kN/m ), adalah

Dalarn jangka pendek, akibat adanya penurunan muka air tanah


pada lapisan kerikil. terjadi tan1bahan beban oleh berat lapisan kerikil
yang setnula terendanl air menjadi tidak terendam. Tekanan air pori
2
mula-Jnula pada titik A: llA = 4 Yw =39,24 kN/m dan pada titik B:
2
u8 = (4 + H 2 ) Yw = 98,1 kN/m , akan turun berangsur-angsur sampat
mencapai tekanan pori yang baru, yaitu pada kondisi setelah tnuka air
2
turun 3 m (pada kedudukan yang baru: llA = 1 x Yw = 9,81 k.N/m dan
2
ua = 7 x Yw = 68,67 kN/m ). Waktu yang dibutuhkan untuk penurunan
tekanan air pori sebagai akibat menghamburnya air pori keluar dari
lapisan lempung ke lapisan kerikil, memerlukan waktu yang lama. Hal
ini disebabkan oleh permeabilitas lempung sangat kecil. Oleh karena
itu, dalam jangka pendek atau waktu t = 0, relatif belum ada
penghamburan tekanan air pori dari lapisan Jempung. Karena ada
tambahan beban dari lapisan kerik.il ak:ibat penurunan air, maka
tekanan air pori pada tanah Iempung akan bertambah sebesar
tarnbahan beban. Sehingga pada jangka pcndek tekanan air pori pada
tanah lempung akan sebesar:
UAtotal

= UA(awal) + 11cr' dan

1lBtotal

=95,32-76,18 = 19,14 kN/m

= 76,18 + (4

9,81 + 19,14)
2

134,56 kN/m

.,

Tegangan total pada titik B (dengan crB' awal =111,52 kN/m-):


crs

crs' + (uo +flu)

111,52+(10x9,8l+l9,14)

.,

= 228,76 kN/m-

Tegangan efektif di titik B tetap, yaitu cra' awal =111,52 kN/m


(b.2) Untuk jangka panjang atau kondisi terdrainase (drained)

b'h
t k nan air pori (excess
1
Pada waktu jangka panjang kele an e ~
sama dengan

tekanan
atr
pon
1111
pore pressure) nol. Pada. keadaan , . sebesar unggt

muka air
tekanan hidrostatis, yattu tekanan atr
tanahnya. Karena itu,

=llB(nwaiJ + !la'

dengan llrr ad~] a~ t~mbahan tegangan oleh lapisan kerikil dari kond~s~
terendam menJadJ
t1dak terendam Jad1, da1am Jang
. ka pen dek kondtSI
.

pembebanan Jdenttk dengan pembebanan pada kondisi tak terdrainase

277

276
ruh tekanan kapilcr, sehingga air terisap ke
Jenuh. Hal n11 karena _ren:::;,_a
B . t olutne jcnuh letnpung:
atas n1elebihi ketinggtan atr tanah. er,l '

Colltoll soal 4.4:

G._ +e
Ysat =
+e

_ 2,72+1,2 9.SI=l7,48 kN!tn


Yw - 1+ 1.2

Berat volun1e apung:


17
48-9
81
=
7.67
kN/n13
i = Ysat- y,,. - '
'
Dari sini tegangan-tegangan dapat dihitung.
Titik A:
Tegangan total oA

= 0

Tekanan air pori llA

= 0

Lapisan lempung berlanau dengan tebal 8 m, terletak di atas


lapisan kerikil yang_ mend~r~ta . tek~nan artesis. Sebuah pipa
ditancapkan dalam laptsan. kenktl, atr natk ke atas sampai mencapai 2
m di atas pcnnukaan laptsan lempung yang mempunyai berat jenis
2.7, kadar air 40 %. dan angka pori e = 1, l. Sebuah fondasi dengan
kedalaman 2 m direncanakan akan dibangun pada lapisan Iempung.
Tekanan pada dasar fondasi adalah merata sebesar 150 k.N/m2
Hitunglah faktor aman tcrhadap bahaya mengapung pada saat akhir
penggalian dan sesudah fondasi dibangun penuh.
3
Hitung pula debit rembesan (m /tahun) lewat lapisan lempung
jika koefisien penneabilitas lempung k = 3 x 10 -6 m/detik, bila
dianggap pada jangka panjang muka air tanah pada pennukaan tanah.

Penyelesaian :

Tegangan efektif oA' = 0

Lempung:

Titik B:
2

crn = 4yd= 4 x 17.93 = 71,72 k.N/m

'Yb =

0 kN/m

.,

crs = on- u 8 = 71,72-0 = 71,72 k.N/rnI

yw

l+e

3
4
0
= 2,7(1 + ) 9.81 = 17.66 kN/m

1+ 1.1

Berat lapisan lempung yang tidak tergali untuk fondasi per satuan

luas:

Titik C:
crc = 5Ysat+ 4yd= (5

17,48) + (4 X 17.93) = 159,12 kN/m

uc = 5yw = 5

9,81 = 49,05 kN/m-

,_
2
CJc- CJc- uc = 159,12-49,05 = 110.07 kN/m
Titik D:
CJn

= lOvsat+ 4yd= (10 X 17,48) + (4

17,93) = 246,52 kN/Jn

2
l()yw
=
10
X
9,81
=
98.1
kN/m
uo =

cro'=

Oo-

un = 246,52-98,1 = 148,42 kN/m2

1 =6
.

17.66 X 1 = 105,96 kN.


.
. . beban fondasi). di titik A, gaya
_ 10 x y x 1 =
Keadaan saat akhu penggahan (tanpa

r satuan 1uas "'


tekanan ke atas oleh tekanan artests pe
98,1 kN.
Gaya ke bawah _ 105,96 = 1,08
- 98,1
Faktor aman =
Gaya ke atas
6

...,

G 5 (1 + w)

X 'Yb X

278

279
Contoh soal 4.5:

Profil tanah seperti yan~ terlihat pada Gambar C4.6. Tanah pasir
3
dengan berat volu1ne kenng Yd = 17,66 kN/m dan berat volume jenuh
3
""', sat ::: 19 ~62 kN/m Tan ab lempung dengan
berat volume basah , , o =
.
3
3
15,70 kN/m dan Ysat = 17,46 kN/m . Akibat hujan, air menggenang
setinggi 1 m di atas pennukaan tanah pasir. Hitung tegangan total dan
tegangan afektif pada titik A, B, dan C, sebelum dan sesudah hujan.

Fondasl:
2
q = 150kNfm

2m

J.

'V._

lempung:

G.

am

2,7
= 40%

fl

= 1,1

:c

K = 3 x 10-e mldet
A

Penyelesaiatl :

Air genangan akan menyebabkan tanah pasir berkurang berat


volumenya, yaitu menjadi berat volume terendamnya~ Besamya berat
volume efektif :
3

Gambar C4.5.

y =( Ysat- Yw) = 19,62-9.81 = 9,81 kN/m

Ditinjau kondisi setelah beban fondasi bekerja penuh sebesar 150


.,
kN/m6o
Berat fondasi persatuan luas = 1SO x 1

Berat sisa lapisan lempung per satuan luas

= 105.96 kN

1 m

Gaya ke ba\vah = 255.96 kN

2m

150.0 kN

Faktor ama.n terhadap bahaya mengapung

255.96 = 2.61

98,1

sm

Untuk menghitung debit rembesan lev.rat lapisan lempung, telah


diketahui letak muka air tanah di per rnukaan tanah lempung.
Tinggi tekanan air di lapisan len1pung = 8 m
Tinggi tekanan air di lapi san kerikil = 10 m
Tinggi energi energi yang hilang
= 10-8 = 2 m

-+-~-----

sm
2m

....,_

Debit rembesan q = kiA dengan i = t!,. h/L = 2/8


Debit per satuan luas (luas =A = 1m2):

q = 3 x 10~ x 218 x l x 3600 x 24 x 365 =23,7 m3/tahun per m Iuas.


2

______
Gan+ar C4.6.

281

280
abi
1
itasnya
yang
kecil,
dalam
e
karena penn '
Untuk tanah len1pung, .
. . 11,UJ. an hanya tneresap pad a bagian
. kirakan atr
.
.
d
waktu )'ang pendek tper
. d 1 11 hal ini berat volumenya dapat
Jadt a at
.
kecil dari lapisan .atasnya.
'
tottl
dan
tegangan
efektif
adalah
. teganoan
. '
o
dianggap tetap. Hitungan
sebagai berikut :

Contolz soal4.6:
Diketahui tanah dalam kondisi terendam air seperti ditunjukkan
dalarn Gambar C4.7: Kondisi permuk~an. air ditunjukkan datam
anlbar tersebut. Kedudukan permukaan arr dt dalam bejana dianggap
tegangan total, tekanan air pori dan tegangan
efektif pada ttttk-ttttk A, B dan C.

~onstan. Te~t~ka~.

(a) Sebelutn llujan.

2 X Yd =2 X 17.66 =35,32 kN/m

= (2

Di B: os

pe 11yelesaian:

X Yd)pasrr +

(5

Hitungan dilakukan dalam bentuk tabel dan diagram tekanan


dapat dilihat pada Gambar C4.7.

X Yb)leJT1>ung

= 2 X 17,66 + 5 X 15,70 = 113,82 kN/m

(Tanah lempung di atas nluka air tanah dianggap tak jenuh air)
Di C:

= (2 X Yd)pasir+ (10 'Yb + 2 Ysat)lcmpung

Oc

= 2 X 17,66 + 10 X 15.70 + 2 X 17~46

oc'

oc- u =227,24-2 x 9,81

.~

= 227,24 kN/m2
.,

h.

=207,62 kN/m..

= 2 Ysat + l

OA

2 X 19 ' 62 + 1 X 9,81

vrw --

ttt

(b) Sesudalz hujan dan air menggenang


Di A :

T
h.l

.,

=49.05 kN/m-

Yap&tJ.Jta.
c/laJiebnti

..,
0A

(JA- U

= 49,05- 3 X 9.81 = 19,62 kN/m-

Di B : Os = ( 1 Yw)air + (2 Ysat)pasrr + (5

(aJ

(b)

(c)

'Yb)lef11>ung

..,

= 1 X 9,81 + 2 X 19,62 + 5 X 15,70 = 127,55 kN/m..,

Gambar C4.7 .

a 8 ' = as = 127,55 k.N/m-

Di C: oc = (1 Yw)air + (2 Ysat)pasir + ( 10 Yb + 2 Ysat)tcmpung


= 1 X 9,8] + 2 X 19,62 + 10 X 15,70 + 2

17,46

= 240,97 kN/m

ac

= ac- Uc =240,97-2 x 9,81 =221,35 kN/m2

karena
idak
mengalir
. d 1
kedudukan t
Kondisi (a). atr a a~
. piezometer sama.
kedudukan muka air di dalam ptpa-ptpa

282
Tckanan air

Tcgangan cfcktir

Titik

Kcdalarnan dari
pcrmukaan air dalam
bcjana

Trgru1gan total
(cr)

pori (u)

(cr')

A
IJ

,, + hl
ht + z

h tYw + h2YStlt

(ht+fll)Yw

/z2y'

.;:y '

h,

htYw

(/l,+:)y.....
htYw

h,y\\ + Z'Ys:t

BABV

KUAT GESER TANAH

Kondisi (b). air 01engalir ke at as. karcna kcduduk~n n1~ka air di


dalan1 pipa piezon1eter yang terletak lcbth bawah, lcbth ttnggt.
Titik

A
lJ

Tcgangan total
Kcdalaman dari
(cr)
pcnnukaan air dalam
bcjana

+ "2

"] + :::

hty,, + h2Ys:u
1z ,y,\ + 1:(sat

h,

lz,y\\

h,

5.1 UMUM

Tckanan air pon

Tcgangan

(u)

ctcktif (cr')

(/It+hl + ~h)Yw
(h,+ z + ;z)Yw
lztYw

h2y' -6hy..,..
ry ' - try. .
0

Parameter kuat geser tanah diperlukan untuk analisis-analisis


kapasitas dukung tanah, stabilitas lereng, dan gaya dorong pada
dinding penahan tanah. Menurut teori Mohr (191 0) kondisi
keruntuhan suatu bahan terjadi oleh akibat adanya kombinasi keadaan
kritis dari tegangan normal dan tegangan geser. Hubungan fungsi
antara tegangan nonnal dan tegangan geser pada bidang runtuhnya,
dinyatakan oleh persamaan:

'

-r;

Kondisi (c). air mengalir ke bawah, sehingga kedudukan muka


air di dala1n pipa piezometer yang terletak lebih atas. lebih tinggi.
Tittk

A
B

Kedalaman dari
Tcgangan total
pcnnukaan air dalam
(cr)
bejana
hJ + h2
lzt + z

"

hly\\' + hlYsut
htYw + t'fsat
lztYw

( cr')

(h,+h2 -~h)Yw
(ht+ Z- i~)Yw
htYw

h2y' +.L\hy\1
, .
7.'( + l::(w

{5.1)

dengan -r; adalah tegangan geser pada saat terjadinya keruntuhan at?~
kegagalan (failure). dan a adalah tegangan normal pada saat kon.dtst
tersebut. Garis kegagalan yang didefinisikan dalam Persamaan (!).}),
adalah kurva yang ditunjukkan dalam Gambar 5.1.
.
Kuat geser tanah adalah gaya perlawanan yang dtlakukan oleh
butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan. Dengan dasar
pengertian ini, bila tanah n1enga 1an1t pem bebanan akan
. . ditahanholeh:
d

pada
JCfllS tana
an
( 1) Kohesi tanah yang bergantung
.
.
.
.
k
t
a dari teaangan norma1yang
kepadatannya, tetapt ttda tergan unb
b

Tekanan air pon Tegangan efekttf


(u)

= f(a)

bekerja pada bidang gese~.


be
berbanding lurus
(2) Gesekan antara butir-buttr tanah yang sarnya
dengan tegangan nonnal pada bidang g~~emya .
Coulomb ( 1776) mendefinisikan f( a) sebaga1.

(5.2)
't

= c + (J tg <p

284

285

T :::

f(a)

-.,.""" .,.--

;.,.; ..
..,..,
.,. .....

--<
-

". T

=C

0'

_.,.,.

a ---

tg 0

Gantbar 5.1 Kritcria kcgagalan Mohr dan Couloumb.

= kuat geser tanah (kN/m


..
)
.,
c = kohesi tanah (kN/m-)
q> = sudut gesek dalam tanah atau sudut gesek intern (derajat)
2
cr = tegangan norrr1al pada bidang runtuh (kN/m )

-r

Persamaan (5.2) ini disebut kriteria keruntuhan atau kegagalan


Mohr-Coulomb, di mana garis selubung kegagalan dari persamaan
tersebut dilukiskan dalam Gambar 5.1.
Pengertian mengenai keruntuhan suatu bahan dapat diterangkan
sebagai berikut (Gambar 5.1): Jika tegangan-tegangan baru mencapai
titik P, keruntuhan tanah akibat geser tidak akan terjadi. Keruntuhan
geser akan terjadi jika tegangan-tegangan mencapai titik Q yang
terletak pada garis selubung kegagalan (failure envelope). Kedudukan
tegangan yang ditunjukkan oleh titik R tidak akan pemah terjadi,
karena sebelum tegangan yang terjadi mencapai titik R, bahan sudah
mengalami keruntuhan. Tegangan-tegangan efektif yang terjadi di
dalam tanah sangat di pengaruhi oleh tekanan air pori. Terzaghi ( 1925)
mengubah persa~aan Coulomb dalam bentuk tegangan efektif sebagai
berikut:

(5.3)

= c' + cr' tg <p'

't

L---------------------------~0'

dengan:

= c+(cr - u) tg<p'

dengan:
c = kohesi tanah efektif (kN/m2)

tegangan normal efcktif (kN/m2)


2
u = tekanan air pori (kN/m )
q> ' = sudut gesek dalam tanah efektif (derajat)

a'

Persamaan (5.2) Incnghasilkan data yang relatif tidak te at,


nilai-n.i.lai c dan. <p yang diperolch sangat tergantung dari j~nis
pcnguJ 1an yang dtlakukan. Persamaan (5.3) menghasilkan data untuk
nilai-nilai c' dan <p' yang relatif lebih tepat.
Kuat geser tanah juga bisa dinyatakan dalam bentuk tegangantegangan efektif Ot' dan cr3' pada saat keruntuhan terjadi. o 1' adalah
tegangan utama mayor efektif dan o3' adalah tegangan utama minor
efektif. Lingkaran Mohr dalam bentuk lingkaran tegangan. dengan
koordinat-koordinat -r dan o'. dilihatkan dalam Gambar 5.2.
Persamaan tegangan geser, dinyatakan oleh:
't

Y2 (cr 1'

(5.4)

cr 3' ) sin 28

cr = Y2 (cr 1' + cr3') + Y2 (ot'- o3') cos 28

(5.5)

dengan e adalah sudut teoretis antara bidang horizontal dengan bidang


runtuh, yang besamya:
(5.6)

e =

45 + q>"/2
Dari Gambar 5.2 hubungan antara tegangan utama efektif saat
keruntuhan dan parameter kuat geser juga dapat dipero~eh. Besamya
nilai parameter kuat geser, dapat ditentukan dart persamaan-

persamaan:
.
Stn<p'=

(5.7)

~(cr,~-cr"')

c ctg q>' + ~ (cr, + cr 3


I

(5.8)

287

286
,

a,

pada Gambar 5.3, garis selubung kegagalan ditunjukkan oleh


persamaan:

garts selubung kegagalan

t (crJ' -

= 45

+ 0'12

cr3') =a + Vz (o 1' + cr3') tg a'

(5.9)

dengan a' dan a ' adalah parameter modifikasi dari kuat gesemya.
Pararneter c' dan q>' diperoleh dari persamaan:
<p' == arc sin (tg a')

a,

a'
c =-cos <p'

(5.10)

lf-~~---------------a~3-----t_~o~;--~~------------;a1r,------------a

Gambar 5.2 Lingkaran Molu.

Persantaan (5.8) digunakan untuk kriteria keruntuhan atau


kegagalan menurut Mohr-Coulomb.
.
Bila kedudukan tegangan-tegangan dtgambarkan dalam koordinat-koordinat p- q, dengan
p =Vz (o/ + cr/) dan q =Vz (cr 1' - cr3' )

sembarang kedudukan tegangan dapat ditunjukkan oleh sebuah titik


tegangan sebagai ganti dari lingkaran Moh (lihat Gambar 5.3).

'' ' '


''' '
'

j__

T-

-f...//

'~
45 '\

/~s

(rr3)

(CT~)

Gambar 5.3 Kondisi tegangan yang mewakili .

! (a~ +
2

Kelebihan tekanan pori (excess pore pressure), adalah


kelebihan tekanan air pori akibat dari tambahan tekanan yang
mendadak.
Tekanan overburden adalah tekanan pada suatu titik di dalam
tanah akibat dari berat material tanah dan air yang ada di atas titik
terse but.

normal)
adalah
solidasi
k
(
d
Tanah nortnally cotlsolidate ter on
.
.
beb

pada
waktu
sekarang
.
tanah di mana tegangan efektt f yang me m ant
.

garia aelubUng
kegagetan

-- --' ..... '

Garis-garis yang menghubungkan titik-titik tegangan membuat


sudut 45 dengan garis horizontal (Gambar 5.3). dan memotong
sumbu horizontal pada titik yang mewakili tegangan-tegangan
utama cr 1' dan a 3'. Perlu diingat bahwa V2 (at - cr3 ~) = V2 (cr 1- cr3).
Untuk mempelajari kuat geser tanah, istilah-istilah berikut ini
sering dipakai, yaitu:

Tekanan overburden efektif adalah tekanan akibat beban tanah


dan air di atasnya, dikurangi tekanan air (pori).

titik tegangan

/.,

(5.11)

0'3)

adalah nilai tegangan maksimum yang pemah dialamtnya.


I.1d . berlebihan) adalah
Tanah overcollsolidated (terkonso ast
bebaninya pada
t
+' k f
pemah
mem
anah di mana tegangan e.~e tt yang
k t ang bekerja
Waktu lampau~ Iebih besar daripada tegangan e e tt Y
pada waktu sekarang.

289

288

(preeonsolidation pressure)
tebnan maksimum yang pemah dialami oleh tanah tersebut.
overcoiiSolidotion (ovuconsolidation ratio _
(}(2.)
nilai banding antara tekanan prakonsolidasi den ~
overbtuden efektif yang ada sekarang. Jadi, hila OCR
dalam koodisi nonnally consolidated, dan bi la OCR > 1, tanah
ISI.

;a:'

toodisi overconsolidaled.
Isailah-istilah yang berhubungan dengan konsolidasi tanah akan
dalam bab konsolidasi (buku Mekanika Tanah ll).

geser tanah ditentukan dari uji-uji laboratorium


J*1a b LDda uji yang diambil dari lapangan yaitu dari basil pengeboum
....
ancwakili. Tanah yang diambil dari Iapangan
::ter kuat

..._

.(

tidak baubah kondisinya, terutama pada contob asli


-~ di
masalahnya adalah harus menjaga kadar air
t.anab di lapan~nnya supaya tidak berubah. Pengaruh
... ,: ....
contob beD:Ia UJt akan berakibat fatal
pada
kn.,-mg. U
ya, contob benda uji diperoleb bait
D Aisi
atau tidak
.._
.
asli (d"tsturbed-sample) maupun
~ cootob (11111lUturbed-sample). Pada penganHn
UJI daagan tabung, biasanya kerusakan contob

{5) Tegangan yang ada di lokasi (di


(6) perubahan tegangan selaaua
tanah.

(7) Tegangan yang di


(8) Cara pengujian.
(9) Kecepatan pembebanan.
(10) Kondisi drainase yang dipilib, ~
drainase tertutup (undrained).
(11) Tekanan air pori yang ditimbulkao.
(12) Kriteria yang diambil untuk
a.
Butir (1) sampai (5) ada
,..___ ~ .
..J!L
I
.
-~~ dJ ...........
yang tak dapat ......ontro , tetapo
dlli .....
-,lapa~gan, pen
. . , dan kondisi gcologi. Bulir ( 6)
kuah~ benda UJI dan
b~.dl uji ...._
pengujtan. Sedangkan butir (7)
(12)
pengujian yang d.ipilih.
Ada beberapa cara 1D1tuk 11 ;..11111 ::
lain:
(l) Uji geser langsung (direct ~hear tell).
(2) Uji triaksial (triariol test).
(3) Uji
bebas
(4) Uji geser kipas (wme lhelutesl).

..

;,.j

y-

,;

5.2.1Uji

ldlillta:il.

Kllllaeser
.U lr tan
lo

~t..-il

Diagram skeanatis
pada

.,

.., r

291

290
pelat

kondisi ini diberikan oleh Petley (1966) I

gayanonnal

sangat kecil pada hasil pengujian hingga d. e~dPI ~ngaruhnya

'
apat tabatkan.

5.2.2. Uji Triaksial (Triaxial Test)


batu tembua air

contoh tanah

Gambar 5.4 Aiat uji ge er langsung.

Pada benda uji yang kering. kedua batu tembus air (porous)
tidak diperlukan. Selama pengujian. perpindahan (M) akibat gaya
geser dari setengah bagian atau kotak geser dan perubahan tebal (Mz)
benda uji dicatat.
Alat uji geser langsung dapat berbentuk bujur sangkar. Kotak
2
pengujian dapat bervariasi dari yang luasnya 100 x 100 mm
sarnpai 300 x 300 mnl. Kotak geser dengan ukuran yang besar
digunakan untuk uji tanah dengan butiran yang berdiameter lebih
besar.
Terdapat beberapa batasan atau kekurangan dalam uji geser
langsung . antara lain:
(1) Tanah benda uji dipaksa untuk mengalami keruntuhan (failure)
pada bidang yang telah ditentukan sebelumnya.
(2) Distribusi tegangan pada bidang kegagalan tidak unifonn.
(3) Tekanan air pori tidak dapat diukur.
(4) Deformasi yang diterapkan pada benda uji hanya terbatas pada
gerakan maksimum sebesar al.at geser langsung dapat digerakkan.
(5) Po1a te~an~an pada kenyataannya adalah sangat kompleks dan
arah dan b1dang-bidang tegangan utama berotasi ketika regangan
geser ditambah.
(6) Drainase tidak dapat dikontrol, kecuali hanya dapat ditentukan
kecepatan penggeserannya.
(7) Luas bidang kontak. antara tanah di kedua setengah bagian kota~
geser berkurang kettka pengujian berlangsung. Koreksi mengenat

Diagram skematik dari alat triaksial dapat dilih t

d G

d
.
a pa a ambar
55.
Pada
pengujJan
Jnt,
apat
dtgunakan
tanah
be
da

.
.
.
.
n ~t ~gan
diameter kJra-kira 3,81 c.m. dan t1ng~1 7,62 cm. Benda uji dimasukkan
dalam
selubung
karet
t1p1s
dan
dtletakkan
ke
dalam
tab
k
.
.
.. .
ung aca.
B 1 asanya~ ruang dt dalam tabung dns1 dengan air atau udara. Benda uji
dilekan oleh tegangan seI (03), yang berasal dari tekanan cairan di
dalam tabung. Udara kadang-kadang dapat digunakan sebagai media
untuk penerapan tega~gan .selnya (tegangan kekang atau confining
pressure). Alat pengujJan d1hubungkan dengan pengatur drainase ke
dalam maupun ke luar dari benda uji. Untuk menghasilkan kegagalan
geser pada benda uji, gaya aksial dikerjakan melalui bagian atas benda

UJ l.

Tegangan-tegangan yang bekerja pada benda uji dinotasikan O~t


cr2 dan o 3. Tegangan o 1 disebut tegangan utama mayor (major
principal stress), tegangan o3 disebut tegangan utama minor (minor
principal stress). Tegangan uta"za tengah (intermediate principal
stress) o 2 = o3 ~ merupakan tegangan kekang atau tegangan sel
(confining stress). Karena tinjauannya hanya dua dimensi, tegangan 02
sering tidak diperhitungkan. Tegangan yang terjadi dari selisih Ot dan
cr3 atau (o 1 - o 3) disebut tegangan deviator (deviator stress) atau beda
tegangan (stress difference). Regangan aksial diukur selama penerapan tegangan deviator. Perlu diperhatikan bahw~_penam~ reg~
akan menambah tampang melintang benda UJl. Karena '.tu, kore
penampang benda uji dalam menghitung tegangan deVJator baruS
dilakukan. Jika penampang benda uji awal A"'~ luas pe~aupang
benda uji (A) pada regangan tertentu selama penguJtan adalah.

didllam
de ajat
di

5J.3 U}i Tltm &ba


uji

Uji tekan bebas


,consolidated-undrained (tak
(}adlbar skematik dari prinsip
dilihat pada Gambar 5.8.
terjadi pada uji triaksia19 hanya

baJik

dari
diJihit pada
(f) dai basil uji

uu

w-ss

cu

crao-.......

tlil

ujiyaag

Jadi,
(5.13}

undrained dari tanalmya.


tekan bebas tanah lempung
lempung dengan konsistensinya

>400
200 - 400
lOO - 200
50 - lOO

25 <

50
25

biasanya tidak begitu meyakinbo bila


nilai parameter kuat geser
tat
agar kuat geser
sama
basH
bal hams dipennbi,

residu yaug
ini berarti bahwa
baDY cocok
taDib
(4) Proses pengujian baras
tanah
tegangan total dan
pengujian berlangsunc. Jib
pengujian terlalu
akan tnenambab
geser yang lebih tinggi. W
sampai 15 JJJGDit.
5.2.4 Uji Geler Klpa
Uji geser kipas dapat
undrained baik di
jenuh yang tidak retak-retak. :'>,. . -...
dari jenis tanah tetSet:iUL
lempung lunak, yang kUat
anpadawaktu
meyakinkan jib
Alat penglljian
dengan 4 plat yaag
ujung dari batangl
atau trapesiu11,.
kipas san aa
-:r." ;11

Diameter
IGpas da.
bawah

303

302

peralatan
tertentu,
sampai
lempung
tergeser
akibat
rotasi
d
.
.

an
1
2o
tpasnya.
Kecepatan
rotasi
harus
dalam
mterva
6
sampai
J
k
menit. Jika diinginkan. hubungan antara tenaga puntiran dan r 1
dicatat selama pengujian. Untuk bentuk kipas cmpat
panJang seperti pada Gambar 5.9, kuat gcscr undrained d gJ
ditentukan dari persamaan:
apat

~c~

dap~t

pc~;:s

Studi yang mendetai1 dalam


ndrained yang
diperoleh
dari
UJ.i
gmenen~ukan
hubungan
kuat
.. . .
eser ki pas d1 1 bo
geser
11
lapangan,
UJl tnaks1al kondisi l~n,l
.
11 a ratorium dan d.1
.
urmnet
1 da
d1lakukan oleh Arman et.al (1975). Hasil
UJ_~ tekan bebas, telah
pada Gambar 5.10.
pengUJJannya dapat dilihat

su

(5 14)

=-----~

t\

Of

,,
,, ,

''~
I

1
,,'

,l,

8
;

dengan
Su = Cu = kohesi/kuat geser undrained
k .
.
T = puntiran ptd
a saat
~gagalan. d = lebar seluruh k1pas dan h = tinggi kipas. Kuat
bmsanya ditentukan pada interval kedalaman yang dianggap

pf'(

z (ft)

I
1

12

,"

I
I

... ......'\

.....

... ....

........

p , "])

18

I
I

"
,, ,>
, '

\ I

24

batang baja

~ -'~

.......,

,,
/ , ,'
,
,
,,
,,
(q' ,.,,

torsI

'~

d..,

pentfn~.cr

I
I

'

'l{

'
\

30

,, ' ......
,> ,.,,:.
~:""
,, '
I

~
/,'

kipas baja

'

',,

'
... ...
40.6 ~--"--~
... ...

'
' ' '' )

fI

o Tillkl
loon.-
~ci
llbor*fU'I'I

'

~10~000--~,~~~~~i.i~;--:;
2'

Kuat geser lblft

Gamb_~r
I

l---d--1
Gamhar 5.9 Alat uji gcser kipas.

5.10 Hubungan kedalaman dan kuat geser undrained dari bcrbagai tipc
pengujtan (Arman dkk . 1975).

. Di sini dapat dilihat bahwa kuat geser undrainedyang diperoleh


dan uji geser kipas di lapangan lebih besar daripada kuat geser
undrained yang diperoleh dari pengujian-pengujian yang lain. Hal ini

307

306

(2) Pada tanah


pasir
tidak
padat
teg
,
d
. .
, angan geser berta b
.
/:lD, pa a suatu nJ1a1 maksimum da k
.
m ah dengan
(3) Untuk tanah pasir padat dan ~ed~ emudan konstan.

l
Ij

padat

,
,

''

II

//

,'l

Tm

'

/ /

.,..-<-

.J

-"""'t::::::t:---

Tm

. 'or""

'.._

"'-.,

....... -.. ... ,___ - - - - -

eedang

~---

tldak padat

perpfndahan horizontal aL

kemudian bertambah dengan l::.l ng, voplume awal berkurang,


..
...-nya. ada 1::.1
be
volume benda UJl mendekati konstan.

yang sar,
(4) Untuk tanah pasir tidak pad at
' volume be nda UJ1 berangsu
berkurang pada suatu nilai tertentu d k
.
r-angsur
konstan.
an emudJan mendekati

perplndahan horizontal li 1-

tldak padat

Gambar 5.13 HasH uji gcscr langsunp pada Lanah pasir.

( 1). Pada tanah. pasir pad at dan sed ang, tegangan geser bertambah
oleh . perp1 ndahan
. flL, pada suatu nila1. yang
. ak1bat geser
maks1mum
. . yang mendekati konstan
. . -rm dan berk urang ke nJiai
'tt pada perpind h
,
k'b
paanda nlaJ
kons
. .
. a an a 1 at geser yang besar. Tegangan
y g
tan (-r1) Jni meliupakan tegangan geser batas (ultimit).

Pada
pasir
padat,
butiran
berhubungan
sal
.
, , .
,
, , .
mg mengunct satu
sama
. la1n dan rap<lt.
. . . Sebelum kegagalan geser terJ ad'1, hubungan yang
sahng
mengunc1 101 menambah perlawanan
gesek pada b'd
,

1 ang geser.
Setelah ~egangan punc~k tercapa1 pada nilai t::.L yang rendah, tingkat
pcnguncJan antar buttrn~a turun dan tegangan geser selanjutnya
berkurang. Pengurangan ttngkat penguncian antar butir menghasilkan
penambahan volume contoh benda uji selama geseran berlangsung.
Kadang-kadang benda uji menjadi cukup mengembang sehingga
meluap dari tempatnya. Pada kondisi ini tegangan geser menjadi
konstan, yaitu pada nilai tegangan batasnya. Derajat hubungan sating
mengunci antar butir akan sangat besar pada tanah-tanah pasir yang
bergradasi baik dengan bcntuk butiran yang hersudut. Dalam keadaan
ini, pasir akan mempunyai kuat geser yang tinggi. Pada p11sir yang
tidak padat, derajat penguncian antar butir kecil, sehingga kenaikan
tegangan geser secara berangsur-angsur akan menghasilkan suatu nilai
yang menuju nilai tegangan batas, dengan tidak ada nilai tegangan
geser puncak. Tiap kenaikan tegangan geser, akan diikuti oleh
pengurangan volume benda uji. Pada tegangan vertikal ~an teganga~
sel yang sama, nilai tegangan geser batas dan angka pon unt~~ pastr
tidak padat dan tanah pasir padat mendekati sama. Benda .uJI tanah
pasir dikatakan pada nilai banding pori kritis, jika tercapa keadaan
volume benda uji yang tetap tak berubah pada proses penggeseran.

n drained relevan
Pada tanah pasir hanya kuat geser dan penguJta
'
.
.
'
. . ku
tn' (c' - O) pada mastngd tgunakan dalam praktek. N1 1a at geser 't'
masing kondisi pasir diperlihatkan pada Tabel 5.2.

308

309

5.2 Sudut gesek dalam cp' untuk tanah pasir

Sudut gesek dalam efektif cp'

Macam
Plsir bulat, seragam
gradasi baik. bentuk bersudut
berpastr
Pasir berlanau

Tidak padat

Padat

27
33
35
27 -30

35
45
50
30-34

sotd 5.1:
Uji geser langsung dilaksanakan untuk menentukan kuat geser tanah
pasir bersih yang dipadatkan. Pada pengujian ini dipakai ukuran kotak
2
250 x 250 mm dan data berikut diperoleh setelah pengujiannya:
normal (kN)
geser puncak (kN)
geser residu (kN)

10,00
9,80
6,23

5,00
4,90
3,04

11,25
11,00

6,86

kuat geser tanah pasir tersebut hila dalam kondisi padat dan

Pa~a tanahkpasir padat, tahanan geser bertambah


uncak,
dt
man
a
eruntuhan
geser
mulai
tel]
ad.
T
ba
P
. .
d
1. a_nau
........L
kondisi tnl menurun engan penambahan
........
tahanan geser konstan, dengan kuat geser pada':xt~.
'd N 'I .
d
tst 1D1 dtsebat kut
geser res1 u.. t at su ut gesek dalam (cpm) dalam kondisi
diperoleh dan tegangan puncak. Sedangkau sudut gesek d pldat
1
pada ko~disi Jo~ggar ~ta~ tidak padat diperoleh dari
(fl)
yaitu kettka pastr menJadt melonggar akibat penggeseran.
geser adalah 0,0625 m . Tegangan normal untuk beban 5 kN_.,WMI:

rega,;.

a=

0,0625

= 80kN/m

Dengan cara yang sama, untuk hitungan tegangan nonnal yq


2

Tegangan normal (kN/m )


2
Tegangan geser puncak tm (kN/m )
2
Tegangan geser residu tt (kN/m )

80,0
78,4
48,6

Dari Gambar CS.l, nilai sudut geser dalacn


padat (<p) = 45, sedangkan pada kondisi tidak ,.tat . .
(cpt) = 32.

5.3.2 Uji Triaksial pada


Uji triaksial pada tanah pasir
tidak asli (disturbed sample)
5.14
benda uji untuk tanah pasir.
variasi fl.a dengan regangan aksial
padat. Beberapa pengujian
dikerjakan dengan

..

Nilai sudut gesek


tiO

210

cr...,.n')

160,0
156,8
99,7

penggambaran ....,
pengujian,
lingkaran Mobr

unr

311

310

d'bentuk oleh garis selubung kegagalan dengan sumbu tegangan


yang ainya sama dengan <p, seperti yang terlihat pada Gambar S.lSb.
nor'?Ga mbar 5.15b dapat diperoleh hubungan:
Dart
(a. a,')/2
sinq>:;;; OA = (a,'+a3')/2
AB

as---

atau

- - - - : Padat,

<p =arc Sin

,_ _ _ : longgar

+
I
I

regangan,

(a, '-a 3 ')

(a 1 '+a 3 ')

(pada saat kegagalan)

'

'

1---!:;~~af:__-:;o---'-'..:-:.:-.:::----,.

6crt

't

= v' tg q>

I
I

selubung kegagalan
seeungguhnya

I
I

\,

regangan,

(a)

(B)

Ill
~~

---//~~~'

~ao~---~,L/~------------... ____ .......


regangan,
~

"t

6 = 45'+ lf/2

=a' tg <p

!.

(b)

20

Gambar 5.14 Uji triaksial pada tanah pasir

(a) pada penerapau tcgangan sel.


(b) pada penerapan tcgangan deviator.

(bJ

.. .ak ial draintd.


Gambar 5.15 Hasil UJI tn s

(5.16)

313
312
d' rhatikan hahv~'a garis selubung yang
Akan tetap1, per1u tpe
.
.
.
d G b 51 ~3 hanyalah 111erupakan gans pendekatan
.

.
dJbenkan ~a a ant ar . 1-ny,a akan berupa kurva (lengkung). Sudu~
karena gan s yang sesunggu 1
.
gesek batas cp, dapat ditentukan dari persanwan:
. (cru '-cr3 ')
<p, =arc san
,
')
(cr" +cr 3

(5.17)

+
J'\
)'aitu
teganoan
yang
terj
adi
pad
a
regangan
,
_
0
den oan O"tt - 0"3
yan; besar (saat tegangan geser konstan pada penggeseran).
Untuk jenis tanah yang sama. sudut gesek dala.m (<p) .yang
ditentukan dari uji triaksial. sedikit lebih rendah <?.o - _3o) .danpada
yang diperoleh dari uji geser langsung. Dal~m ~Jl tnakstal: ~ada
tegangan sel (tegangan kekang) yang sangat t1ngg1 beberapa buttran
tanah mun 2 kin remuk. Pada kondisi ini garnbar grafiknya akan berupa
Iengk-ung. Akan tetapi. biasanya. dalam praktek kondisi ter~ebut tidak
akan pemah terjadi, walaupun kondisi regangan besar. J tka karena
beberapa alasan, pengembangan volume pasir padat dicegah pada
tegangan cukup besar, maka butiran-butiran tanah akan pecah,
hasilnya merupakan fenomena geser pada volu~e konstan.
I'T

LJ.V(o

5.3.3 Faktor-faktor yang l\1empengaruhi Kuat Geser Tanah Pasir


Karena tanah pasir terdiri dari butiran kasar, jika tahanan geser
tanah pasir bertambah, maka akan bertambah pula sudut gesek
dalamnya (<p). Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah
pasir, antara lain:
( 1) ukuran butiran .
(2) air yang terdapat di antara butiran,

{3) kekasaran perrnukaan butiran.


(4) angka pori (e) atau kerapatan reJatif (re lative density) (D ,)
(5) distribusi ukuran butiran,

(6) bentuk butiran,


(7) tegangan utama tengah, dan
(8) sejarah tegangan yang pemah dialami (overcnnsolidation).

Dari faktor-faktor yang mempengaruhi k


.
uat geser tanah . d'
tas
yang
pahng
besar
pengaruhnya
adalah
angk
.
pastr
1
a '

a pon (e) Ka
angka pon akan berpengaruh pada kerapatan. Pad ..
rena
. ks' 1 b' l
k
.
. a UJI geser langsung
rnaupun tna ta , 1 a ang a pon rendah atau kerapat an re1at1'f tmggt
. .
'
kuat geser (sudut gesek dalam) akan tinggi pula.
Pengaruh
angka
pori
atau
kerapatan
relatif
be
t
k
b

.
.
' n u utnan
distribusl ukuran buttran dan ukuran partikel pada sudut
kd 1 '
.
d. .
lk
gese a am
tanah pastr yang t_st~p~ _an ol~h Casagrande (1936J diperlihatkan
dalam Tabel 5.3. N tlat-nila1nya d1peroleh dari uji triaksial pada benda
uji jenuh dengan besar tegangan sel sedan g.
Jika dua macam tanah pasir mempunyai kerapatan relatif (Dr)
yang sama, tetapi gradasinya berlainan, pasir yang bergradasi Iebih
baik akan mempunyai sudut gesek dalam (<p) yang lebih besar. Ukuran
butiran, untuk pasir dengan angka pori yang sama tak kelihatan
banyak berpengaruh besar pada sudut gesek dalamnya. Jadi, pasir
halus dan pasir kasar pada angka pori yang sama akan mungk.in
mempunyai sudut gesek dalam yang sama (Casagrande, 1936).
Parameter yang tak disebutkan pada Tabel 5.3 adalah kekasaran
permukaan butiran. Karena faktor ini sulit diukur. Pada umurnnya,
semakin kasar pennukaan butiran, semakin besar pula sudut. gesek
dalamnya. Telah terbukti pula bahwa pasir basah mempunya1 sudut
gesek dalam 1o sampai 2 lebih rendah daripada pasir kering.
. .
faktor lain, yaitu pengaruh tegangan utama te~ga?. (cr2) Nthunilai sudut gesek yang dibicarakan di atas adalah hastl..UJ 1. ge~r tangsung dan uji triaksial , di mana cr3 = az. Terdapat alat UJI tn~I~ yan~
.
.
.
.
.
ak
.
1
be
k
k
b
s
d't
mana
dengan
alat
tni
dapa
1atn, yattu UJI tn sta
ntu u u ,
.
. . .
t gah pada ststem tegangan
dtvanastkan penerapan tegangan utama en
d
k
yang bekerja. Ladd dkk. ( 1977) telah ~enyelidiki b_ah~a sl:;;t
dal~m tanah pasir tidak pad_at yang di~roleh dananuJ~f roleh dari
leb1h besar 2 sampai 4 dan sudut gesek ~alam y g k~alam dari
.. .
.
d t 01tat sudut gese
UJt tnaksial. Untuk pasu yang pa a '
. o Faktor tegangan yang
9
penguj ian piane strain lebih besar 4o sampat.
aruh terhadap
pemah dialami oleh tanah pasir tidak begltU berpempengngaruhi pada

ngat me
sudut gesek dalam. Akan tetapl, sa ts dan Leonard, 1978).
kelakuannya terhadap penurunan (Lambrec

;,:n

315

314

Tabel 5.4 Hubungan kerapatan relatif dan sudut


k
penyelidikan di lapangan (Meyerhof, 1956)
gese dalam tanah pasir dari

--J{ondisi

sangat tidak padat


Tidal< padat
Agak padat
Pad at
Sangat padat

Kerapatan
relatif

Nilai SPT

(Dr)

(N)

< 0,2

0,2-0.4
0,4 - 0.6
0.6 - 0,8
> 0,8

Nilai tahanan kerucut Sudut gesek


statis (sondir)
dalam
(qc) (kg!cm2)

(cp)

< 4

< 20

4-10
l0-30
30-50
> 50

< 300

20-40
40-120
120-200
> 200

30-35
35-40
40-45
>45

5.4 KUAT GESER T ANAH LEMPUNG

Catatan: Semua sudut gesek dalam (<p) diambil dari uji triakstaL hanya nomor 8 dari

uji geser langsung.

. M'eye~hof ( 1956), mengusulkan sudut gesek dalam cp tanah


pastr y~ng _ddasarkan pada beberapa pengamatan di Iapangan, seperti
yang dJtUnJukkan dalam Tabel 5.4. Pengamatan ini didasarkan pada
hubun~an sudut gesek dalam, kerapatan relatif dan basil dari
pengujtan_ Standard Penetration Test (SPT) dan tahanan kerucut statis
atau sond1r.

Telah dipelajari pada pengujian pasir jenuh, bahwa perubahan


volume dapat terjadi pada pengujian dengan drainase terbuka
(drained). Perubahan volume dapat berupa pengurangan atau
penambahan, karena pelonggaran tergantung dari kerapatan relatif
maupun tegangan kekang atau tegangan sel (confining pressure).
Demikian pula yang terj adi pad a kelakuan tanah kohesif yang jenuh
air bila mengalami pembebanan. Dalam kondisi pengujian dengan
drainase terbuka, perubahan volume yang berupa kompresi ataupun
pelonggaran tak hanya tergantung pada kerapatan dan tegangan
kekang saja, akan tetapi tergantung pula pada sejarah teg~gan.
Demikian pula pada pembebanan kondisi tak terdrainase (undrazned),
nilai tekanan air pori sangat tergantung dari jenis lempun~. apakah
lempung tersebut no nnally consolidated ataukah overconsol~ted.

d. 11 pangan lebth cepat


Btasanya bekerJanya beban bangunan t a

.
.
. tanah lempung akibat
dan pon-pon
.
danpada kecepatan air untuk lolos
.
k 1 b"1h air pon (excess
pembebanan. Keadaan ini mentmbulkan e e an
..

bebanan sedermkian rupa


por~ pressure) dalam tanah. Jtka pem
te adi kemudian
sehtngga tak terJ adi keruntuhan tanah, maka yang
TJ
pun
1
rubahan
vo ume
ad~lah air pori menghambur ke luar dan pe_adi da tanah pasir
terJadi. Kecepatan perubahan volume yang telJ ~volume Wllh
dan lempung berbeda. Karena, kecepatan peru

316

317

eabt"lt"
tas
tan(th.
Karena
ta
h
akan sangat tergantung d an perm
na
lempung berpenneabilitas sangat rendah, sedangkan tanah pasir
tinggi, kecepatan berk-urangnya tekanan air p~ri akan lebih cepat
terjadi pada tanah pasir. Jadi, untuk tanah pa.str, peruba~an volume
akibat penghamburan tekanan air pori akan lebth cepat danpada tanah

U3

Uc

lempung.

-- 0

----~
IJ..a

5.4.1 Kuat Geser Tanab Lempung pada Kondisi Drained


Pada uji triaksial consolidated drained (terkonsolidasiterdrainase). faktor yang mempengaruhi karak:teristik tanah lempung
adalah sejarah tegangannya.
Pada uji triaksial consolidated-drained, mula-mula benda uji lempung
jenuh dibebani dengan tegangan sel 0'3 melalui cairannya. Akibatnya,
tekanan air pori benda uji akan bertambah dengan Uc. Pada tahap ini,
karena hubungan dengan saluran drainase tetap dibiarkan terbuka
maka uc pelan-pelan akan menjadi nol. Setelah itu, tegangan deviator
b.cr (b.cr = cr1 - cr3) ditambah pelan-pelan. dengan katup drainase tetap
terbuka untuk mengizinkan terbuangnya air secara penub. Hasil dari
tegangan deviator ini adalah tekanan air pori ud. Karena drainase
masih tetap terbuka. maka ud akhimya juga nol. Tegangan deviator
ditambah terus. sampai terjadi keruntuhan pada benda uji. Gambar
5.16 memperlihatkan sifat dari variasi tegangan deviator dengan
regangan aksial. Perhatikan dalam Gambar 5.16, bahwa selama
penerapan tegangan deviator. volume benda uji berangsur-angsur
berkurang untuk lempung nonnally consolidated. Akan tetapi, pada
lempung overconsolidated, pada mulanya terjadi sedikit pengurangan
volume, namun kemudian volumenya bertambah.
_Dalarn
pengujian
consolidated-drained
(terkonsolidasi
terdratnas~), te~angan total sama dengan tegangan efektif, karena
tekanan aJr pon se.lalu nol. Pada saat keruntuhan terjadi, tegangan
u~ mayor efekttf adalah cr1 = 03 + ~ar, dengan b.crr = tegangan
devtator ~ada saat ~erun_tuhan, dan tegangan utama minor efektif
adalah a~ = a3. Dan hastl beberapa pengujian yang dilakukan pada
benda UJl yang sama (umumnya 3 contoh tanah), kemudian dapat

IJ..af
- - ~ ID7nllly
1-----,,-, a3 + Aa..: a 1

U3

,
I

'
r,~----~~-~-~----- ~~
I

,
,'
I

(a)

I
(b)

d . d ....~-;a tanah lempunl


Gambar 5.16 Uji traiksial consolulated- ram~ ..-.

(a) pada penerapan tegangan sel. .


(b) pada penerapan tegangan devtalor.

,..,,

.,...#

321

320
AC

(a' '- cr 3,) I 2

(5.18)

snq>= BO+OA = cctgq>+(cr,'+cr:~')/2

atau

cr 1' (1- sin q>) = 2c cos q> + crJ (1 +sin q>)

1
+
sin
tn
2c
cos
cp

't' + --~
v\
.
0"1 =
1 - sin cp 1- stn <P
I'T

Dapat dilihat pada Gambar


5.16
b
h
.
' a wa pada regan
sangat besar, tegangan d evtator mencapai nilai an
gan yang
eser letnpung pad a regangan yang sangat be Yd.. g konstan. Kuat
. k
sar . tsebut kuat e
g .
resulu ('trsd) (y~ttu ~at geser batas atau ultimit).
8 ser
Telah dtbukttkan
bahwa
kuat
residu
da
.

t
h
.
.
n ana lempung tak
tergantung dan seJarah
tegangannya
dahulu
d
.
d
.

' an apat dtnyatak


dalatn persaJnaan (lrhat Ga1nbar 5.20).
an

(5.19)

Mlubung kegagllen
lempung llOIIIIM'y OOIJIOidifld

Jika konsolidasi 3\\'al dikerjakan dengan tegangan sel ac = crc',

dan setelah itu tegangan se I dikurangi menjadi a3 = a3,. maka benda


uji akan n1enjadi overconsolidated. Selubung kegagalan yang
diperoleh dari uji triaksial consolidated drained dari benda uji ini,
akan terdiri dari dua garis, seperti yang terlihat pada Gambar 5.19.
Bagian AB adalah selubung kegagalan lempung overconsolidated
yang mempunyai kemiringan lebih landai dengan suatu nilai kohesi,
dan bagian BC memberikan lempung pada kedudukan nonnally
consolidated yang mengikuti persamaan 't = a' tg <pac, di mana 't
adalah tegangan geser.

ll'ubw1g

rc

.L

0\

0u~

~~~~'------~----------------~------a
,
m' = a3' + 6aua
03

nonnaJJy
------~------~~~ted

I
I
eAB = e, untuk lempung 1
overconsolidsred
1
"t

= C + cr' tg

= cr' tg

epee

e'
..,""

""

I
I
I

't(rsd)

(5.20)

= a tg <putt

dengan <pult = sudut gesek dalam batas (ultimit) dengan komponen c =


0. Dari uji triaksiaL sudut gesek batas dinyatakan oleh:

q>~e

---....

't

Gambar 5.20 Kuat rc ~idu tanah lempung.

Sec = e, untuk lempung

(5.21)

normally consolidated

I
I
I

Gambar 5.19 Selubung kegagalan lempung dcngan tegangan prakonsohdast


. . == CJc ,

0utt

dcngan

= arc sin

0' 1' -- a 3 '

A
+ uOult

nting untuk anali is

Sudut gesek dalan1 residu tanah lempung, pe


hitungan stabilitas lereng.

323

322

jQi triaksial consolidated-drained yang dibicarakan d'


88DI biasa digunakan Seperti telah dipelajari, u~

lompung dapat juga dilaksanakan dengan c~


(axial extension) dengan mengizinkan air

30 .--.--.-~,__..................
(kN/m2)
20 t---r----t---1~...... ~....

,..,5.2:
Gs

consolidated drained (CD) diperoleh data sebagai


2
2
=i 27,6 kN/m dan 4or = 27,6 kN/m Kalau benda uji
consolidated, maka:
sudut F$ek dalam (<P).
TUDtuh 9 (sudut bidang kegagalan dengan bidang

10

20

30

o.' %7~

).
nor anal (or') dan tegangan geser ('tr) pada saat

Jadi sudut gesek dalam:


cp =arc sin (0,33) = 19,3
(b) Sudut runtub:

uji adalah lempung normally consolidated, garis


kegagalannya akan lewat titik asal 0. Persamaan kuat
jenis tanah ini:

19 3
9=45 +.!=45+ ' =

(c) Dari Persamaan (5.4)

Tegangan normal saat


~27,6 + 27,6 = 55,2 kN/m

'CD~ tepngan total

=tegangan efektif, karena

pengujian berlangsung. Karena itu,


2

Os' = 27,6 kN/m

or = ~(at'+ 03') + ~ (Ot'+ ~ (55,2-27


2
= 36,8 kN/m

Tegangan geser saat

= ~ (Ot'- q;')ga
= t3kNIW

ganu

. I

n ' '
!.

air pori pacta

teJ111gan

mayer
tegangan utama minor efektif

329
328

C dan D adalah lingkaran tegangan efektif pad a sa~lt keruntu~a~1, garis


singgung yang digan1barkan pada lingkaran-ltngkaran 1n1 akan
merupakan ga,ris selubung kegagaJan Mohr-C~ulomb. Persan1aan
garis singgung untuk letnpung nonnally consolrdated t = cr' tg <p
(persamaan garis ]e\vat titik a\val).

bu tegangan geser (t). Persamaan kuat


sum onsolrdate
.
d yang ,d'd
k
geser
lempu
1 asar an pada tegangan er k r ( .
ng
C
over
.
e tl yauu c da
') dapat dtperoleh dengan menggambarkan r k
n
q> ,
'f
d
.
.
mg
aran
Mohr
an
efektt
an
gans
s1nggung.
tega ng

sefubung keg.agatan
tegangan efoktlf

't

=Ccu + a tg fpctl

=cr' tg cp
aelubung kegagalan
tegangan total
T =a

tg <pcu

.... B

' ' '\

I
I

Ccu

"'

'

Gambar 5.23 Basil uji triaksial pada lcmpung normally consolidated pada kondisi
consolidated undrained.

Jika diga1nbarkan garis singgung pada lingkaran-lingkaran


tegangan totalnya, maka garis ini akan berupa garis lurus lewat titik
awal. Garis selubung kegagalan tegangan total ini diberikan oleh
persamaan:

't

tg Q)cu

(5.22)

dengan <p"'u adalah sudut gesek dalatn consolidated undrained


(terkonsolidasi tak terdrainase ). Di sini indeks cu tnenyatakan kondisi
consolidated undrained. Selubung kegagalan tcgangan total untuk
lempung overconsolidated diper1ihatkan dalam Gatubar 5.24.
Persamaan garis selubung kegagalan dapat ditulis dalam bentuk:
't = Ccu

dengan

Ccu

+ 0 tg Q)cu

(5.23)

adalah perpotongan garis selubung kegagalan dengan

Gambar 5.24 Selubung kegagalan tegangan total lempung overconsolidated pada


kondtsi consolidated undrained.

Contoh soal 5.4:

Empat contoh benda uji tanah lemp~.ang overconsolidated diuj~


triaksial consolidated undrained. Data yang dihasilkan sebagat
berikut:

Tegangan sel
(kN/m2)

Tegangan deviator

100

410
520
720
980

200
400
600

2
(kN/m )

Tekanan pori saat nmtub


(kN/m2)
I

untuk
(a) Gambarkan garis selubung kegagalan
{I )dif.
tinjauan tegangan total dan tegangan e e

-65
-10
80

180

tanah ini pada

333

332

. k ran Mohr da'la1n tinjauan tegangan erektif dan garis , b


LJOg a
.
d 1 G ,
se.u ung
lan
digambarkan
a
am
am
bar
C5.5a.
Dari
gambar
inj
d
a
kegag
apat
diukur:
2
c' == 16 kN/m

Penyelesaian:

T(kWmi

300~--r---~--.---r-~

(p'

= 28,5

yaitu dengan menggambarkan


D1.1a dJ. seJesaikan dengan cara lain,
.

. 'k-titik tegangan da1am koord1nat 1/z (crJ + cr3) dan Yz (0 1 - o l)


~~ambar CS.Sb), maka dari garis yang menghubungkan titik-titiknya
dapat diperoleh:

(a)

300

= 13 kN/m dan o.' =26o


q>' = arc sin (tg 26'') = 29o
2

a'

c' = 13/cos 29fj = 16 kN/m

Contoh 5.6:
(b)

H '1-hasil UJ.i triaksial consolidated undrained pada lempung


as I
2
ukkan dalarn tabel
jenuh dengan tegangan se I' cr3 =:. 300 kN/m , dttunJ
di bawah ini Uo= tinggi benda UJl awaJ):

o~--~100~~~~~300~-~~~000~~000~~7~00
112 ( 01' + 03') (kN/m2)

Gambar CS.S.

0,01

0,02

cr. -a'

(kN/m2)

140

240

(kN/m2)

50

80

/::J/1

Nilai-nilai tegangan utama efektif o 1' dan o 3 ' pad a saat


kegagalan dihitung dengan mengurangkan tegangan-tegangan utama
dengan tekanan air pori. Selanjutnya hitungan dilaksanakan pada tabel
berikut (satuan dalam kN/m2) :

'1

0,08
370
92

0.04
310
90

0,12
410
86

se
lama
pori
A,
atr
Gambarkan vanas1 dari koefisien tekanan
penggeseran.

o 3 (kN/m 2)
2
Ot (kN/m )
03' (kN/m2)
0 1' (kN/m2)

Vl(al - o 3) (kN/m2)
Y2 (O'J' + O'J')(kN/m2)

150
340
70
260

95
165

300
640

150
490
170
320

450
950
230
730
250
480

. . . uh maka 8 =
h dalam kondisl Jen ,
Nilai 01 = (cr 1 _ cr3) + cr3 Karena tana . .
dengan men.~
I. Kenaikan tekanan air pori dthJtung

Penyelesaian:

persamaan:
l:lu =A 6.a atau A= ~u/~a

337

336
Tegangan utama total saat runtuh:
0)

= ( 0}

03

- 03)(

+ 03

03

Tegangan utama efektif saat runtuh:


01' = (cr1 - o3)r + cr3- u

Titik-titik tegangan dinyatakan oJeh titik pada puncak dari lingkaran


Mohr. Saat keruntuhan koordinat-koordinat titiknya:
(ol

+ cr3) f
2

dan

(cri - cr3) f

untuk tegangan total


untuk tegangan efekti f

dan

Gambar lingkaran Mohr diperlihatkan pada Gambar C5.7a dan


Gambar C5.7b. Hasilnya:
2

untuk tegangan total : c = 0 kN/m dan <p = 12,5


untuk tegangan efektif : c' = 0 kN/m- dan <p' = 21,5
')

Tegangan o 1, saat runtuh


Tegangan o 3, saat runtuh
Tegangan 0 1', saat runtuh
Tegangan 0 3', saat runtuh
~ (Oa + 03)r
~ (Oa' + 03')r
Vz(Oa' 0J')r=Y2(o,. 0"3)r

kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2
kN/m2

320
200
218
98
260
158
60

630
400
430
200
515
315
] 15

960
600
660
300
780
480
180

(b) Uji Triaksial Unconsolitktted Undrained

. l!ji triaksial ~engan c~ra unconsolidated undrained (tak terkonsohdast-tak terdratnase ), d1gunakan untuk menentu kan kuat ge ser
tanah lempung pada kondisi as1inya (di dalam tanah), di mana angka

pori ben~a uji pada pennuJaan pengujian tid k


aslinya d1 dalam tanah. Akan tetapi dalam ka berubah dari nilai
contoh benda uji, akan terjadi sedikjt tamb~hra tek, pada pengambilan
an angka pori Ad b
bahwa kuat geser 1empung kondisi undrain d d'1 1
a ukti
isotropis (anisotropis), yaitu kuat gese~
apangan adalah tidak
ya tergantung d
h
tegangan utama mayor (cr 1) relatif di lokasi be d ..
an ara
n a UJI. Saat penguiian
.f b d .. .
tcgangan ef ek t1 en a UJ 1 t1dak berubah sesudah bek
~ '
sel. Sebab untuk tanah jenuh pada konsisi tanpa d .erJanya tegangan
ramase, sembarang
tambahan tegangan
se]
menghasHkan
tambahan
tek

.
an an au port J1ka
..
.
seluruh benda
UJJ dan tanah yang sama ' seiumlah
UJ..1 unconso I'd

J
z ated
undrained.
dllakukan
dengan
tegangan
sel
yang
berbeda.
ak
_
.k
. ... .
.
an meng
hasd an nt 1a1-n1 1at tegangan devtator (cr1 - a 3) yang sama, pada saat
keruntuhan.
Uji unconsolidated undrained dan uji undrained dari bagian
pengujian consolidated undrained (tahap pengujian setelah
konsolidasi penuh diizinkan dengan jalan penerapan tegangan sel)
dikerjakan dengan cepat, dan dapat puJa dilakukan pengukuran
tekanan air pori. B iasanya keruntuhan dihasi1kan dalam periode 5- 15
menit. Tiap pengujian diJaksanakan sampai tercapai nilai tegangan
deviator maksimum atau regangan teJah melampaui regangan aksial
(ax.ial strain) sampai sebesar 20%.
Seperti telah disebutkan, dalam uji unconsolidated undrained,
drainase tidak diizinkan selama proses pengujian. Pertama..teg~gan
sel (cr3) diterapkan, setelah itu tegangan deviator (~o) dtker.Jakan
sampai contoh tanah runtuh. Dalam pengujian ini:
tegangan utama mayor total = cr3 + /lcrr =<11
tegangan utama minor total = <13

nsolidated undrained,
(L\0() )'llll
B1la tanah Jenuh, UJI unco
menghasilkan tegangan deviator pada sat kerun~
.
praktis sama, seolah-olah mengabaikan tegan~~ :;.. pns
bentuk selubung kegagalan tegangan total
kual get#
horizontal atau <p = 0 (Gambar 5.25). Persamaan .
kondisi undrained dapat dinyatakan dalam persamaan

.-a

353

352
Dalam Gan1bar 5.33, terlihat bahwa nilai batas atas dan bawah
k'llmpulan kurvanya tidak berbeda jauh. Karena itu. nilai rata-rata
dapat digunakan untuk mengestitnasi kuat geser undra;ncd tanah
lempung overconsolidated.
Bjerrun1 dan Simon (1960) juga n1cnyarankan hubungan antara
culp' dan indeks cair (Ll) untuk letnpung laut Non"'egia, seper1i yang
terlihat dalarn Gan1bar 5....,4. Keadaan 1nengapung untuk tanah
lempung terjadi pada indeks cair yang sangat tinggi. Karena itu,
Jempung Nor\vegia ini n1c1npunyai nilai banding cufp' kira-kira 0,1
sampai 0, 15. Kenurngkinan akan diperoleh perbedaan nilai cufp ,
tergantung dari 1nacan1 pengujian yang dilakukan, seperti dari uji
triaksial, geser kipas atau geser langsung.

Masalah lain yang menyangkut k


. .
h
"uat geser la h I
adalah kon d ISJ tan a . lempung yang tid k
na empung
lempung retak-retak, lapisan tanah yang be
sem~uma, misalnya
. .f p d
, r apts-1apts tanah
.
tcmpung sensttJ - a a kond:isi ini Jempu
.
b
.
'
orgamk,
ng Jasanya m
retakan, kotoran, dan 1nasalah lainnya yang be k.b
engan?ung
1
pcngujian tanah di Jaboratorium.
ra at menyuhtkan

Kerusakan
contoh
bend
a
UJ.
i
(sample
d
.
1
1
1
.

s ur'Jance) JUga
mcrnpengaruht
kuat
geser
tanah
lempung
K
t'ksangat
.
e 1 a tanah ]em
diambJI dengan tabung contoh di dalam tanah 1
pung
k I b"h
' empung akan
mendenta
e
e
1 an tekanan dan regangan terutam d' 1 k .
.
. .
.
.
a I o as1 sekttar
dmd1ng tabung. ..Aktbat. dan
. gesekan
.
.antara dinding tabung cantoh dan
tanah,
benda
UJI
menJadt
la1n
dan
kondisi
aslinya
Hal
1

. .
.

am yang
terJadt pada \Vaktu perstapan benda uji seperti: pelepasan dari tabung
pemotongan maupun waktu penc~~akan, juga merupakan faktor yan~
menyebabkan kerusakan benda UJI. Lempung plastisitas rendah dan
lempung dengan sensitivitas rendah sangat mudah mengalami
kerusakan contoh benda uji. Pada lempung sensitivitas tinggi.
kemungkinan kerusakan contoh benda uji lebih rendah.

t.

tanah 1 eampaJ 5 - -

0,4

....

,-----....-----r------.~--

0,3
p (C.,Ip'~

Cufp'

(C.)p'~

0,2

0,1

oL-~--~----~----~~--~
1 1~----2~--L--~L-~~~~
~

10

cU'(U)

OCR

. (B' ,.,. c11a

Gambar 5.33 Hubungan ant~ra cu/P'coc)

Cu 1P (ne)

tc.:rhadap OCR berdasarkan Gambar 5.32.

Gambar 5.34 Hubungan cjp' dan U untuk lempuog Norweg~a ~


1960).

s--.

355

354
Terdapat juga faktor lain yang sangat tnempengaruhi k_uat geser
lempung. yaitu bah\va kuat geser tanah lempung adalah an1sot~opis.
Artinya kuat gesemya tidak sarna ke segala arah, tergantung dan arah
mana beban bekerja (Hvorslev, 1960). Sifat ini sangat penting, karena
untuk analisis stabilitas, variasi kuat geser dengan arah yang
mengikuti arah pennukaan bidang longsor akan sangat mempengaruhi
hitungan faktor aman.

.....

'' "'

..

"

. : : .:....

____\7 ................... ~

~L--=:::.:!:::!...__"..:::::~~:i:-:ti
::~:;;-~ ~ PI'U\Nn~--
(a) Kondisi penurunan muka air dengan cepat pada bendungan.

(b) Kuat Geser Consolidated Undrained (CU)


Seperti telah dipelajari sebelu1nnya, pada uji consolidated
undrained dilakukan pengukuran tekanan air pori. Parameter kuat
geser untuk tegangan total dan tegangan efektif dapat diperoleh dari
uji triaksial consolidated undrained. Kuat geser pada tipe pengujian
ini. disebut kuat geser CV. Kuat geser consolidated undrained, dapat
digunakan dalam perencanaan stabilitas tanah, di mana tanah mulamula telah berkonsolidasi penuh dan telah dalam dalam keseimbangan
dengan kondisi tegangan di sekitamya. Kemudian, karena beberapa
alasan. tambahan tegangan diterapkan dengan cepat tanpa adanya
drainase air pori dari tanahnya. Contoh keadaan ini dalam praktek,
adalah kondisi turunnya pennukaan air secara cepat dalam bendungan
urugan, lereng ~~aduk, dan saluran (Gambar 5.35).
Ada beberapa masalah yang perlu diperhatikan dalam pengujian
tanah lempung dengan cara consolidated undrained ini, yaitu:
Pertama, untuk memenuhi persyaratan tekanan air pori selama
pengujiannya, cara khusus harus diberikan untuk meyakinkan bahwa
benda uji betul-betul jenuh: tidak ada kebocoran selama pengujian dan
kecepatan pembebanan (regangan) harus cukup rendah, sehingga
pengukuran tekanan air pori pada ujung benda uji akan sama dengan
tekanan pori di sekitar bidang runtuh. Penggunaan tekanan balik (back
pressure) diperlukan untuk meyakinkan benda uji menjadi jenuh
sempuma.
Masalah kedua, yang tak sering disebutkan, hasil dari percobaan
untuk menentukan parameter kuat geser tegangan efektif dan
parameter kuat geser tegangan total, diperoleh dari beberapa pengujian

(b) Pembangunan tanggul di atas lereng alam.

,.-----~

tahlp 11 ',,
tahlp I

batkan konsolidasi
aki
g dapat meng

(c) Pcmbangunan tanggul secara bertahap yan


tanah dasar pada tiap tahapannya.

. d (UJdd 1971).
nsolidated undraur~

Garnbar 5.35 Conloh perencanaan konds eo

361

360

diadakan pada beberapa


balik (back pressure),
digambarkn sebuah garis Iurus

cli
0'1 -0'3

daD q = --=----2
ini~ garis Kr (yaitu garis selubung kegagalan
p clan q)
sudut sebesar a dengan
Dari
5.38, dapat dilihat:

(5.35)

"=tga

(5.36)

Untuk kebanyakan tan~ jika


9()%, udara dapat dianggap
aimya. Dalam praktek, persamaan
:ti ,
1
u.,. Pengecualian pada tanab betbotir b1Jaa.
kejenuhan mendekati 90%, dengaa bdar
.,
optimumnya, bentuk persamaao
eJ
- .....1 .,
~r~

digunakan.

5.1 KOEFISIE
TEKANAN
(COEFFICIENT OF LA
REST) (Ko)
Pada cairan, tekanan ,._
sama besar. Pada tanah, tekanan
dengan tekanan vertikal. Nilai
tekanan vertikal disebut koefisien tebaa

: 1 ,

(4.15)), dapat

efektif Bishop

pressure coefficient), K. Bila _....J


K= (J.j

-+X("-a-llw)

~.

)+lla

(5.37)

(5.38)
.

'

'

'

.
t,.

*
48~

0.7

o.e

~o.a&

0.6
'~"

0.4

367

366

memadai. Kemudian 1z berkurang sedikit bila indeks plastisitas


bertambah, dengan nilai h terendah 0.32 untuk indeks plastisitas = 80.
Perlu diingat bahwa data di atas didasarkan pada pengamatan
laboratoriurrl pada benda uji terkonsolidasi.
.
Kelakuan tanah di lapangan sangat komplcks. Laptsan yang
beberapa meter berada di atas Iapisan lernpung lunak sering dalam
kondisi overconsolidated dan Ko dapat 1nempunyai nilai yang tinggi.
Kemudian Ko ini akan berkurang dcngan kedalatnannya bila OCR
berkurang, sampai nilainya sa1na dengan pada letnpung nonna/ly
consolidated, yaitu ketika OCR= I.

0.7

18
0

0.1
0.5

0.4

0,20
0,205

2
,

Luas dari kotak geser = 3600 mm tegangan-tegangan yang bekerja:


56
57

'

Ko =0,44 + 0 ,42 (P//1 00)

I 1I
72

223
99

Dari penggambaran garis selubung kegagalan (Gambar C5.9), dapat

oo I

t......--"""'

0,80
0,355

Pe11yelesaian:

0,40
0,26

Jika benda uji yang sa~a diuji dengan triaksial kom .


tegangan se) 100 kN/m , tentukan tegangan aksial prest dengan
kcruntuhannya.
total pada saat

0.8

Ko

Bcban normal (kN)


Bcban gcser pada kcruntuhan (kN)

diperoleh:

Cu

0
0

= 45 kN!tn ;
2

<llu

= 14,5.

0.3

0.2

200~------~~------~--~---r------~

Contoh tanah asli

Contoh tanah tidak asli atau


contoh direkonsolidast di laboratorium dari tanah endapan

0.1

"'(kN/m~ J..------4-----Ht.----t---~

o~~--~~~~~~--~~--._~~

10

20 30 40 50

eo

10 Ill

so

100 110

lndeks Plastisitas (PI)


Cu= 45 kNJm2

Gamhar SA2 Hubungan Ko dan indeks plastisitas yang diperoleh dari uji
laboratonum (Massarsch, I 979).

100

Contoh soal 5.9:


Gambar CS.9.

Hasil-hasil pengujian yang diperoleh dari pengujian geser


langsung ukuran 60 mm x 60 mm pada tanah len1pung berpasir adalah
seperti berilrut ini;

tnaksial dengan, o 3 = 100 kNtm. Untuk mene::z) deopl sudut


Mohr, gambarkan garis lewat D (<T3 = 100

371

370

penyelesaian:
Penyelesaia11:
(a) Dari penggarnbaran lingkaran I\1ohr (Gan1bar CS.ll), garis
selubung kegagalan rnemberikan sudut gcsek dalarn Q>u = oo dan
2
Cu = 70 kN/rn
2
(b) Dari hasil uji geser langsung Inen1berikan cd =40 kN/m dan cpd ==

600 , - . - - - - , - - - - , - - - . - -__

.,..___

1:

(kN/m

400

25 (lilzat Gantbar CS.ll ).

....
200

''

'
o-"\

200

0d=40

0
0

(kN/rrr")

400

600

' BOO

1000

1200
2

a (kN/m )

0u 0

100

Gambar CS.l2.

100

200

300

500

400
a (kNim1

Untuk tinjauan tegangan total. lingkaran Mohr A dan 8 digambarkan


dengan cara yang telah dipelajari. Dari penggambaran garis singgung
diperoleh <{>u = 22 dan Cu = 50 kN/m~. Dihitung tegangan efektif:
Ot'= 300+30= 330

Gantbar CS.ll.

o3' = 70 +30 = 100

Contoh soal5.12:
Uji
triaksial
kondisi
undrained
dengan
pembacaan
t
k
.
.
pada 1
d.
e anan an pon
empung yang tpadatkan, menghasilkan data sebagai berikut:

890- 95 = 795
350- 95

=255

Dari Gambar C5.12 dapat dilihat lingkaran tegangan efel1if adalah


lingkaran C dan D. Perhatikan bahwa jari-jari lingkaran te~~gan
efektif sama dengan jari-jari Iingkaran tegangan total. Pada tmjauan
tegangan efektif diperoleh c = 0 dan q>' = 32o.

Tegangan sel (o 3) (kN/m )


Tegangan aksial total (01 ) (kN/m2)
Tegangan air pori If (kN/m2)

70
300
-30

350
890
95

Tentukan besamya kohesi tarn k (


gesek dalam untuk tin"auan t
pa llJ~parent cohesion) dan sudut
J
egangan total dan tegangan efekti f.

Contoh soal 5.13:

. d
. k 1 pada kondisi undraUtt
Bend a UJ. i pasir diuJ i dengan alat tna sta k.N/m' dan Ot 'I03' -- 3' 7
150
dengan. tegangan sel yang sama
sebesar
.
. bul saat keruntuhan 414 =70
Kel eb than tekanan air port yang ttm
2
kN/m Tentukan:

373

372
(a) Besamya tegangan utan1a 1nayor efektif OH'
0
(b) Besantya tegangan deviator saat kerut~t~han (O t - J)r
..
(c) Besarnya sudut gesek dalmn untuk tnlJauan tegangan totaL Jlka
diketahui <p' = 35
(d) Besamya sudut bidang runtuh er.

500
t

(kNirrr>

r-------,------,-__--r--:"'-I

300

Penyelesaian:
(a) dan (b).

100

Secara analitis:

(Ot - 03)f = o3r' [(crt'lcr3')mak - 1]

=0 3r- ~ur = 150-70 =80 kN/n1~


2
(or- o3)r = 80 (3,7 -1) =216 kN/m
.,
= 3,7 (cr3r') =3,7 x 80 =296 kNhn..
orr'
(c)

Sin <Protal

(j I

(j 3

01

+ (J 3

2!6
=
= 0,42 atau
(296 + 70 + 150)

24
79
<Ptotal =
,

Lingkaran Mohr saat keruntuhan akan mempunyai diameter yang


sama karena (Ot - o3) = (Ot' - cr3' ). Lingkaran tegangan total dapat
2
dilukiskan dari tegangan sel o3r = 150 kN!tn dan kemudian dapat
diukur 4>totat = 25.

(d) Sudut bidang kegagalan dihitung dari persamaan:


8r =45 + 0/2 =62,5

600

800

Gambar C5.13 .

Contoh soal5.14:

Gambarkan garis selubung kegagalan lingkaran Mohr dengan sudut q>'


= 35. seperti yang terlihat dalam Gambar C5.13. Terdapat satu
Iingkaran Mohr yang menyinggung garis selubung kegagalan dengan
2
a3r' = 80 kN/m Sesudah lingkaran digambar dengan coba-coba, Otr'
2
dapat ditentukan yaitu 296 kN/m dengan diameter Iingkaran = 216
kN/m

400

o, a' (kN!m')

Bila dikerjakan secara grafis:

200

Dalam uji triaksial, benda ~ji dikonsolidasikan dengan tegangan sel


2
sebesar 850 kN/m . Untuk penjenuhan, dikerjakan tekanan balik (back
2
pressure) sebesar 400 kN/m Setelah itu, pada kondisi undrained
2
tegangan sel dinaikkan menjadi 950 kN/m Dalam kondisi ini tekanan
2
air pori menunjukkan nilai sebesar 490 kN/m Setelah itu. dengan
2
tegangan sel tetap sebesar 490 kN/m , beban aksia1 dikerjakan un~
2
memberikan tegangan deviator sebesar 585 kN/m dan tekanan atr
pori 660 kN/m2 . Hitunglah nilai-nilai koefisien pori A dan B.

Penyelesaian:
,
.
.
.
1 d 850 men1adi 950 kN/m,
Hastl dan kenatkan tegangan se an .
'J
"adi 490
tekanan air pori naik dari nilai tekanan bahknya, ~ ~nJ . . .
2

berstfat ISotfOPIS lDI,


kN/m . Dari kondisi penerapan tegangan yang
(S.26):
nilai B dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan
9
B = flu/ tlcr = (490- 4(X))/(950- 850) = 0.
_
3

950 menjadi 950 + 5~ -:


Tegangan utanta tnayor bertan1bah dan
. ri dari 490 ndjadt
1535 kN/m2 , diikuti oleh kenaikan tekanan atr po

375
374
2

660 kN/m

Pada tabel di atas nilai AB= ~ud(~a1 )

Nilai A dihitung dengan Persantaan (5.30) :


A

=flu/flo 1 =(660 -

=ABIB

Gambar variasi tegangan deviator denga


pada Gambar C5.14a.
n regangannya, dapat dilihat

490)/585 =0,29

(c). Variasi koefisien tekanan pori

Contolz soa/5.15:

dilihat pada Gambar C5.14b.

Hasil-hasil dari pengujian triaksial undrained pada benda uji


tanah yang dipadatkan dengan penerapan tegangan sel sebesar 300
2
kN/m , seperti berilnlt :

1000 2

j C1(kN/m

A dengan regangannya dapat

,-----r---r----=:::::===:r-----,
I

800

300
120

2.5

500
150

720
150

7,5
920
120

15,0
20
10.0
1250
1200
1050
-60
10
80

600

400

Sebelum penerapan tegangan sel. tekanan pori adalah nol.


(a) Tentukan besamya koefisien tekanan pori B dan tentukan apakah
tanah dalam kondisi jenuh.
(b) Plot variasi dari tegangan deviator dengan regangannya.
(c) Plot variasi koefisien tekanan pori A dengan regangannya.

200

Gambar C5.14a.

Penyelesaian:

(a) B = ~u/flcr3 = 120/300 = 0,4 (tahap pertama pengujian, sebelum


bekerjanya tegangan deviator)
Karena nilai B < 1, tanah dalam kondisi tidak jenuh.
(b) Untuk menggambar variasi tegangan deviator dengan regangan,
hitungan dilakukan sebagai berikut:
fllllo

(%)

2
flu 1 (kN/m )

(Aat)

AB
A

2
(kN/m )

2,5
30
200
0,15
0,38

5
30
420

7,5
0
620

0,07

0,18

10
20
15
-40 -110 -180
750
950
900
-0,05 -0,12 -0,19
-0,13 -0,30 -047
'

0,4
0,2

0,0
0

10

15

20

Reg~,.n(')

-0,2

-- -

-0,4
-0,6

Gambar cs.t4b.

25

377

-76

Contoh soal5.16:
Sejun1Iah contoh benda uji tanah lanau. 1nasing-nu1 ing dengan berat
165 gran1 dan kadar air _om. dipadatkan ke dalarn silinder cetakan
yang n1e1npunyai volurne "'~7 rnl. Berat jeni tanah Gs = 2,65. Bend a uji
ken1udian diuji dalan1 alat triak ial. yang tnenghasilkan data sebagai
berikut:

----- ,
.....

Tegangnn
..,el (a.~}
(k

/m)

Pcrubahan
'olume sclruna
kon olidasi
ml

PcJUbahnn

,olumc .)elama
p 'ngo-ec;er.m
-.;: c- ml

3.1

Uw (k\iru2)

1.4

:60

140

-103

126

-117
-131

(a) Tentukan ......gari sclubuno::::-. keoacra]an


denoan
rnenganocrap
o o
b
....
e :::
= 0- Ua

(b) Dengan menganggap c = 0, tentukan nilai X yang diterapkan

untuk tiap contohnya pada saat kegagalan dan garnbarkan


hubungan S dan X.

Penyeksaian:
(a) Kedua garis selubung kegagalan digatnbarkan dalan1 Gantbar

cs.ts.

(b) Hitungan dilakukan dengan rnenggunakan tabel sebagai berikut:

Y2 (a, -

140
210
280

03)

Y2 (cr, + cr3)- Ua

140

Y2 (cr 1 + cr3)- Uw
383

505

537

294

''

200

400

600

'

,
\

'

\\

800

eoo 'ou.oo(kN 'm')

a - u. (kN/m )

Cl

Gambar CS.IS.

420

...

'
(kN/m*)

1.5

200

Saal runluh Saat runtuh

l,l

0.9
2.0

140
.... 10
2 0

0'1 - 03

'
ll 0 (kN/m)

'

'\

691

0,76
0,79

0,82

SOA>

8'1
-

88
90

Dua kurva hu_bungan V2 (crt + cr~) - ua dan Y2 (a 1 + a3) - u.., terhadap


V2 (Ot - 0 3) d tgatnbarkan dan dtekstrapolasi untuk memberikan titik
anggapan kondisi jenuh sernpuma. Karena tanah tidak mempunyai
kohesL garis Kr diga1nbarkan le\vat titik asal sampai dengan titik yang
menunjukkan kondisi jenuh. Dengan menggunakan Persamaan
(5.37). nilai X dapat dihitung. Derajat kejenuhan dihitung dengan cara
sebagai berikrut (untuk benda uji pertama dengan perubahan volume=
0.9 + 1,1 = 2n1l):
l.9
grarnlml
165/87
Berat volun1e contoh

-- 165/( 1+0,2) = 137.5 gram

Berat butiran
-- 137,5/2,65
Volun1e butiran
Volurne saat kegagalan = 87-2
Volun1e rongga pori -- 85-51,9
33,1/51,9
Angka pori e

. ...-G/e

51,9 ml
85 ml
33,1 ml
0,638
0,2 X 2,65/0,638 : 83'1

dalam
di-plot
Hasil dari hitungan-hitungan

Gambar 5.16b.

Gambar 5.161 daD

381

380
u =BA (~cr 1

~a3 ),

dengan B = 1

Nilai koefisien angka pori A = u/(~crt - ~cr3).


Tabel Cll.2.
0

200

300 400 480

510 500

Tanah X

550 580 560

300

t--~

L\u

Koefisien tekanan pori A


0.45 0,33 0,31
TanahX
0 0.45 0,60 0.65 0,59 0 0.66 0,70 0.72 0,78 0.85 0,85 Tanah Y
'

100

Dari nilai A yang telah dihitung. kemudian di-plot pada Gambar


C5.17b dan Gambar C5.17c. Dari bentuk kurva Gantbar C5.17a
sampai Gambar C5.17c, dapat disimpulkan bahwa tanah X adalah
overconsolidated dan tanah Y adalah nonnally consolidated.

6
8
10
Regangan aksial (%)

Gambar CS.17b.

500
6a dag t::.u
(kN/m )

400
1,0

Tanah Y
0,8

Tanah Y

. A
0 ~--~--~--~--~--~--~--~--~
0

16

0,6

Tanah X

0,4 .,_

24
32
Regangan aksial (%)

Gambar C5.17a.

100

200

300
G

400

as (kN/m '

Gambar cs.t7c.

383

'

382

Contoh soal5.18:
Pada uji geser langsung (direct shear test) pada tanah pasir, dikerjakan
tegangan nonnal 200 kN/m 2 Pada saat kegagalan, tegangan normal
2
2
masih tetap 200 kN!tn dan tegangan gescmya 110 kN/m . Kalau
diketahui koefisien tekanan tanah diam K0 = 0.5. garnbarkan lingkaran
Mohr untuk kondisi awal dan saat kcgagalan, dan ketnudian tentukan:
(a) tegangan-tegangan utama pada saat kegagalan.
(b) kedudukan dari bidang kegagalan.

(a) Untuk menentukan tegangan-teg


. 1h
.
angan utama
F tank a gans tegak Iurus selub
saat kegagalan d .
memotong absis di titik R. Kemud~ng dkegagalan. Garis ini 'akaan
.
tan, engan
n
hngkaran yang melalui F. Dari sin' d' pusat R gambarkan
terhadap absisnya, yang menun]u~~:~u~n titik-titik potong
tegangan utama yang terjadi saat ke a
sam~a tegangan1
2
kN/m2 dan cru = 135 kN/m
g ga an, yattu Otr = 386
(b) Kedudukan bidang kegagalan diangg h .
ap onzontal H 1 101
tnerupa kan anggapan yang baik untuk UJ. i ge 1
a
ser angsung.

Penyelesaian:
Kondisi awal ditunjukkan oleh lingkaran kecil A. Karet;a Ko = 0,5,
tegangan lateral a\val (cr3 ) adalah 0.5 x 200 = 100 kNIIn-. Tegangan
2
nonnal dicegah konstan pada 200 kN/m selama pengujian dan
2
tegangan geser saat kegagalan 110 kN/m Titik-titik ini akan terletak
pada garis seJubung kegagalan. Maka itu~ gambarkan titik F pada
koordinat (200.11 0). Kemudian, untuk menggambarkan garis
selubung kegagalan, tariklah garis yang melalui titik asal dan lewat
titik F. Garis ini adalah garis selubung kegagalan. Nilai sudut gesek
dalam tanah. dapat ditentukan dengan mengukur besamya sudut yang
dibentuk oleh garis selubung kegagalan ini dengan sumbu horizontal,
atau dengan menghitungnya dari
<p =arc tg (110/200) = 28,81 o
'T

(kN/m")

200

Garis selubung kegagalan

100

0
0

100

135

200

300

386

400
o (kN/m')

Gambar C5.18.

5.8 LINTASAN TEGANGAN (STRESS PATH)

Seperti telah dipelajari. kedudukan tegangan pada suatu titik


dalam kondisi seimbang dapat dinyatakan oleh sebuah lingkaran Mohr
dalam sistem koordinat cr - t. Untuk kasus-kasus tertentu, kadangkadang diperlukan untuk menyajikan kedudukan tegangan dalam
sederetan titik-titik tegangan pada sistem koordinat p- q dengan

= Y2 (cr1 + cr3)
q = Y2 (cr 1 - cr3)

(5.43)
(5.44)

Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh Lambe (1969). Jika


diinginkan untuk menggambarkan kedudukan tegangan yang
berturutan selama proses pengujian. salah satu caranya adalah dengan
menggambarkan sejumlah lingkaran Mohr. Sebagai ~contoh, dapat

d'be
k
urutan
kedudukan
dilihat dalam Gambar 5.43a. D1 stnt t n an
bah
tegangan-tegangan selama pengujian berjalan dengan ~1 bertam_ .
}'
uii
triaks1al
kompt~Sl.
k
1
sedang cr3 konstan yang terjadi da Iam se a 'J
"ki akan
Akan tetapi diagram dengan banyak lingkaran yang de~ ~igam
membingun~kan, khususnya jika hasil dari beberapa penguJtaD
bar pada satu diagram yang sama.

384

385
q

6. aa

Aa1

Ao 1
Ao3

- Aa1

>0

!J.aa < 0

A
450
CT

r----:!J.:-=a~,~
- =:!J.~a~------ P

(a)

'

Gambar 5.43 (a) Lingkaran Mohr yang bcrurutan.


(b) Lintasan tcgangan .

6 a1 0
6aa < 0

Susunan yang lebih baik untuk menghindari penggambaran lingkaran


Mohr yang terlalu banyak demikian. adalah dengan menggambarkan
sederetan titik tegangan, dan dengan n1enghubungkannya dengan
sebuah garis (Gambar 5.43b). Garis ini disebut lintasan tegangan
(stress-path) yang digambarkan dalam si stem koordinat p - q, di mana
p dan q adalah persamaan yang ditunjukkan dalam Persamaan (5.43)
dan (5.44). Diagram p- q ini, jika digunakan dalam tinjauan tegangan
efektif:
p' = p-u --

--

1-----------P
(b)

Y2 (cri + cr3)- u
h (at'+ a3 ~)

A a,> 0
Aa3 '"' 0

K< 1

(5.45)
p

q' -- q-u - Y2 (cr, - cr3)- u


= Y2{ (cr1-u)-(a3-u)}
= Y2 (a, - a 3 )

(5.46)

Perhatikan pada Persamaan (5.46), bahwa pada tinjauan tegangan


efektif q = q' = Y2 (cr1 - cr3). Sebuah Iintasan tegangan memberikan
gambaran urutan dari kedudukan tegangan yang berturutan. Gambar
S.44a menyajikan lintasan tegangan yang berawal dari kondisi cr1 = 0"3,

K>t

Gantbar 5.44 Lintasan tegangan


(a) mula-mula Ot = 03:
(b) mula-mula o, > 0 3 > o
~ (-03
= o.
(c) mula-muI a v
-

386

yang n1erupakan kondisi awal yang ~mutnt~y~ digu.n~kan dalam


banyak tipe pengujian laboratoriunl. J)an kond1s1 .awal nu, kemudian
biasanya tegangan o 1 dan o3 diubah dengan kencukan tegangan yang
satna (~o 1 = ~03 ), atau cara yang lain dapat dengan tnengubah salah
satu tegangan utatnanya dcngan n1engusahakan tegangan utama yang
lain tetap (n1isalnya 6.o 1 positif sedangkan ~0"3 = 0\ atau ~03 negatif
sedangkan ~o 1 = 0). Tentu saja cara yang lain dapat juga digunakan,
seperti n1enan1bah baik ~o 1 tnaupun L\03 dengan cara tertentu,
sehingga ~0"3 = 'A ~cr .
Kondisi a\val yang juga un1un1 dipaka1, adalah dengan
mengusahakan a 1 dan o 3 lebih besar nol, tapi bcsarnya cr1 tidak sama
dengan cr3 Kondisi ini ditunjukkan dalatn Gambar 5.44b. Ga1nbar
5.44c n1enunjukkan pembebanan yang dimulai dari cr1 = 03 = 0.
Selama pembebanan, o 1 dan cr3 ditan1bah dengan perbandingan yang
konstan.
Lintasan tegangan tidak mesti berupa garis lurus. Sebagai
contoh, bila tegangan-tegangan yang diterapkan sedemikian sehingga
2
1
~cr 1 = A (~cr3 ) , hasilnya adalah lintasan tegangan yang tidak lurus.
Lintasan tegangan dapat berupa beberapa seri garis lurus yang
berhubungan. Dua pembebanan yang berbeda, mungkin hanya
mengikuti satu kurva yang sama dalam bidang p - q. Akan tetapi,
satu dari bebannya mungkin berupa penambahan tegangan, sedangkan
yang lain pengurangan tegangan. Untuk menghindari pengertian yang
salah, tiap tegangan sebaiknya diberikan tanda panah untuk
menunjukkan pengertian dari tipe pembebanannya.
Gambar 5.45 menunjukkan gambar beberapa lingkaran Mohr
pada sistem koordinat -r dan cr. Jika titik-titik dengan absis p dan
Ofdinat q dari masing-masing lingkaran Mohr dihubungkan maka
hasilnya adalah Jintasan tegangan yang dinyatakan dengan garis AB.
Garis lurus yang menghubungkan titik awal 0 dengan titik B (titik
tegangan pada lingkaran Mohr saat kegagalan), disebut garis Kc. Bila
tegangan lateral ditinjau pada kondisi tcgangan saat kegagalan.
Kf

_ <J3r '
-

Osr

'

(5.47)

387

Garis Kr ini membuat sudut a dengan sumbu tegan

gan
normal
Dari
Gambar 5 .4 5 , d apat d 1 entuk persamaan sebagai berikut

tg a =

BC

--~

oc:

(o 1r'- o 3r')/2

= --~-(crtr'+cr3r ') /2

(5.48)

dengan crtr' dan cr3r' adalah tegangan utama pada saat kegagalan.
Selanjutnya,
s t. n <p -= DC

')/2
=_(cr.,_'- _,o.;;,.__

OC

(a. , '+a 3, ') /2

3,

(5.49)

Dari kedua Persamaan (5.48) dan (5.49), diperoleh

tg a= s1n q>

(5.50)

(a)

+
.......
.. .

O't

..J , ..

-t.
. : . . T

. :- .

0'

(b)

q'

kondisi JcegagaJan.
pad
Gambar 5.45 Lintasan tegangan
a

389

388

1tngk-ara 0 Mohr Gantbar 5.46. Lingkaran yang dt'


D1.t.InJau
sebelah kiri, digambarkan untuk maksud nlen~ran~kan. kegagalan
yang terjadi pada diagram p - q. Lingkaran yang Jd~nttk digambarkan
di sebelah kanan. yaitu dalan1 diagram t dan a dan Mohr. Keduanya
pada kondisi kegagalan yang sarna.

diagram yang sama.


Untuk sistem koordinat p - q persamaa
. d
d
'
n yang menunjukka
d
hubungan an p an q engan koefisien tekanan tanah 1 .
n
ateral K, dapat
diperoleh sebagai berikut:
q

~(at -cr3)

- = ..:........::..--~
P ~(al + cr3)

l - cr 3 / cr 1
-l + cr 3 / cr 1

1- K

=--

(5.54)

1+ K

p'

Gambar 5.46 Hubungan gans Kcdengan selubung kcgagalan Mohr.

Dari Gan1bar 5.46, persamaan garis Kcadalah:


qr' =a . + pr, tg a '

(5.51)

dengan
a' =

perpotongan dengan sumbu q dalam satuan tegangan

a' = sudut dari garis Kr dengan arah horizontal, dalam derajat


Persamaan selubung kegagalan Mohr-Coulomb adalah
tr' = c'

+ a' tg q>'

(5.52)

Dari Persamaan (5.50),

.

tegangan efektif
Untuk lingkaran Mohr dalam . un~auan
(Gambar 5.47), koordinat titik E dapat dibenkan oleh persamaan,

sin <p'= tg a'


M aka,

a
'cr
~
'
1
. -q ,_
-

a'

c'=-cos cp'

dengan K = cr3/cr1. Bila 0 1 = 03 maka K = l. Lintasan tegangan K = 1,


adalah kondisi tegangan i sotropis tanpa tegangan geser.
Di dalam uj i oedometer (konsolidasi), karena regangan lateral
nol, nilai K = Ko (yaitu sama dengan koefisien tekanan tanah diam).
Lintasan tegangan dengan tanda Ko dapat digunakan juga untuk
menggambarkan penambahan tegangan oleh beban akibat proses
pengendapan dalam tanah lempung nomzally consolidated.
Ditinjau suatu kasus di mana benda uji di dalam pem~banan
pada alat oedometer (konsolidasi one-dimensio1llll), s~pertt yang
terlihat pada Gambar 5.47. U ntuk kasus ini. nilai koefisten tekanan
lateral Ko dalam tinjauan tegangan efektif adalah:
(5.55)

(5.53)

~~ sini, selanjutnya nilai-nilai parameter kuat geser c' dan q>'


dapat d1h1tung. Penggunaan yang lain dari diagram p _ q adalah untuk
memperli~atkan baik lintasan tegangan total (total stress path = TSP)
maupun hntasan tegangan efektif (effective stress path = ESP) pada

_,

a 1'(1 - K0 )

(5.56)

')

(Sj7)

393

392

Sedlmentasl dan

koneolida&J

1.-)<,--

pengambflan contoh
dl lapangan

',,

''
0

L.::::::::..--------/--7 !1,'

'
Uv

p'

0
p'
AC :: kompresi Aksial
, ev bcr1ambah ""I I
LE pcrpanjangan lateral, CJv totap m~ ... eap
AE c: perpa

'"urang
nJangan akslal, o... be~urang , tetap
LC kompresi lateral
, Clv letap; Clll ~h

kedudukan contoh di laboratorium set>elum pengujlan

Gambar 5.49 Lintasan tcgangan sclama scdimcntasi dan akibat pcngambilan contoh
bcnda uji. pada Jcmpung normally consolidntrd, dcngan Kn < 1.

Kadang-kadang dalam praktek, benda uji dikonsolidasikan ketnbali di


Jaboratoriun1 pada kondisi Ko untuk 1nengen1balikan kedudukannya
seperti waktu di lapangan. Kondisi dcn1ikian diperlihatkan dalam
Gan1bar 5.50 pada titik A. Dalan1 Garnbar 5.50, lintasan tegangan
ini adalah untuk kondisi petnbcbanan drained, yaitu tidak te1jadi
kelebihan tekanan air pori. Karcna itu, tegangan total sama dengan
tegangan efektif dan lintasan tegangan total (total stress path = TSP)
identik dengan lintasan tegangan efektif (effective stress path =ESP).
Dalam hitungan sering diperhatikan kondisi pada saat kegagalan.
Karena itu, hubungan antara garis Iintasan tegangan Kr dengan
selubung kegagalan Mohr-Coulomb, perlu diperhatikan.
Telah dijelaskan sebelu1nnya bahwa pada kondisi pembebanan
drained, lintasan tegangan total (TSP) akan identik dengan lintasan
tegangan efektif (ESP). Hal ini terjadi karena pcngaruh tekanan air
pori nol, selarna proses penggescran. Akan tetapi, umumnya, untuk
pembebanan pada kondisi tak tcrdrainase. atau drainase tertutup
(undrained), TSP tidak san1a dengan ESP, sehab tekanan air pori
berkembang. Pe1nbebanan secara ko 1npresi aksial pada le1npung
nomzally consolidated (K0 < 1), kelebihan tekanan air pori (~u) positif
~rkembang. Karena itu, ESP tcrletak di sebelah kiri dari TSP sebab
0 ~ 0 ~ 6.u. Pada sem~arang titik selama pe1nbebanannya, tekanan air
pon au akan terletak dJ antara TSP dan ESP (Gatnbar 5.51) .

Kt (pcrpanjangan)

-q

Gambar 5.50 Lintasan tcgangan se lama pembcbanan drained pada lcmpung normally
consolrdated dan pasir (Lambc, 1967).

tlntasan tegangan
efekttf (ESP)

OL_--~~--------__...--------------;~~

b
aksial kondisi undraintd dari
Gambar 5.51 Lintasan tcgangan sclama pcmbe anan
lcmpung normally consolidated.

. d (K0 > l) untuk sistem


Jika tanah letnpung overconsolldate
'
rti yang
.
I'
tegangan akan sepe
pctnbebanan kon1presi akstal, tntasan
sama. dapll
ditunjukkan dalam Gambar 5.52. Dengan cara 10
tegangan
digan1barkan lintasan tegangan total maupun

t"!an

cfektifnya.

394

395

Contoh soal 5.19:

q
lintasan tegangan total

Uji triaksial consolidated undrained dengan pe ku


. .
k
d
ngu ran tekan .
pon dllaku an pa a contoh lempung jenuh Pen uku
an a1r

d"l
k
k
l

g ran tekanan air


pon 1 a '"U an se ama pengUJian dan menghasilkan d
.
t
. ata sebaga
ben. ku.

l!ntasan tegangan efektif

0~--~~------------------;~p;.'

600

0
70
136

150

Ko > 1

260
280

330
334 (runtuh)

Gambar 5.52 Lintasan tegangan selama komprcst aksial dari Iempung overconsolidared.

Dalan1 banyak masalah, dijutnpai air di dalam tanah pada


kondisi statis. Jadi, tekanan air pori awal U0 yang bekerja pada benda
uji perlu diperhitungkan. Maka, terdapat tiga macam lintasan
tegangan yang harus digunakan yaitu ESP, TSP, dan (T- u0 ) SP
(lintasan tegangan dari tegangan total dikurangi tekanan air pori
statis). Ketiga lintasan tegangan diperlihatkan dalam Gambar 5.53,
untuk lempung nonna/ly consolidated dengan tekanan air pori awal u0
dan dengan sistem pembebanan kompresi aksial.
q

194

261
297

(a) Gambarkan lintasan tegangan efektif pada saat keruntuhan.


(b) Dengan menggambarkan sebuah lintasan tegangan pada diagram
yang sama, tentukan tegangan utama maksimum, di mana benda
uji yang identik akan mengalami keruntuhan, jika sesudah
2
dikonsolidasi dengan tegangan sel 600 kN/m benda uji lalu
digeser pada kondisi drainase terbuka (drained) dengan tekanan
balik (back pressure) nol.
(c) Secara sama, dapatkan pengaruhnya terhadap tegang:m ~tama
maksimum saat keruntuhan~ jika pada tahap konsohdasl d~
penggeseran soal (b) dilakukan tekanan balik sebesar 200 kN/m .

Penyelesaian
linit.n t~

(j3 '

= (j3- u
(kN/m2)

(ESP)

,;'

/
/

oa'

''

llntaun tegangan
total (TSP)

''

Ot

p,p'

Gambar 5.53 Kedudukan ESP TSP d (T


J
fidated (Lambe, 1967).
'
' an - Uo) SI untuk lempung normally conso-

600
530
464
406
339
303

(j I'

(kN/m-)
'

600
680
724

686
669
637

p'

=Yz (Ot' + 03')


2
(kN/m )

600
605
594
546
504
470

q =~ (a1 ;- a3')
(kN/m)

0.00
75
130
140
165
167

.tmal tanah din tantulaln ap~~lcah tanu m.upakan


belbutir aura tau berbutir hlus

Jabll .,...,..., tam. do-n


50ti bll u,lftgDif plda MMolft 10. ~~=50~
be; ill tNIIrn tGbll.-beidlu -ws.Wt Art o
mm)

. . . . . . . . . . . . ._~(PI)

!!!!.

,...,~

~-

Tanah bertaati' hak!s. Labih Uri SO. ll:ruat ..,....._.,


no. 200 (<50~ btrll butifan totlt, btfdamer U.ng

Tae~Nr~Mft~r._..,.,

........

_._, ...............u.Udlt*

..

organ

clad o.m .....~~

lakukan lln PL pedl .,...., s...t .m gat\ no. 40

l.allub--~
Pulr (S). luttrln klltar lanng

te.td (Q)...,... . . .

..... .-..aos.-

dlri so.. tnoael pada

..
"' ..........
..........
. ....,._, no.
.............
UJ,.. .....
............ ~;
"-

200(0,07IIMI)

~~o. ..........

.. ....
..
-

c....

-*'11ft
no. 200 (0,015 """'
r..... u.-PL
p1ll1 Wlln I.,JJit
_..tnganno.40

......
........
.......
..........
..
.
"
.... ....... -r.:~lllul

Adlldall'lll

Lebih dart 12%

PIell

fll<4

4CPI<7

011

.GM-GC

................
C.
Cc
'.,.11 ow

latat cair. LL <SO..

no. 4 (4,75 mm)

....... 4 ( 4,75 mrn)

Ant8513

an a-n

DlllaaglftiA

GC

Kl,.ng dllt 5~
k!Mituntglft
110. 200 (0.075 ....,

Antlla 5-1~
llwii.W.IIft

Leblt dart 121ft

no. 200 (0.075 mm)

no. 200 (0.075 mm)

umgan

01 ba\Wh Qlril"

plalltsitas (P1 < 4)


UJiuml
cl*tbutl butran

Chd811
bale

o..

SW

SP

buNfr

la~Mdnr
Mempun~ liftbol

Lakukan LL din PL
pada blltiran II'Jdllt

doll .. (SW.SM)

~~na. 40

Dlb.wah
'
A din dMrah

Padll

I.-'*
dl98fft

dlam'.::l .......
.........
PI <4

4 <PI <7

SM

SM-SC

DiltalgartiA
din dllilh

OL

se

Gambar 1.24 Bagan alir klasif"'tkasi tanah sistem Unified

dlaQ11m

elM cllgralft
1-utlllat (PI > 7)

piatliltn

kemungldnM LL
dan Plpadl
tanatt -: cwen

**clgram ~

~~-~PI> 1

:4 <PI< r

.-

Ol bw.ll gadt A\\Di at

~ma,bau,

patltitat

dirt

\1 .ttilitn

Olltattaltt A

dandHI'II\ciiiW clani'~~ din dl..-11

C.~4-1cCcc3

PadadllfU

81t11 cair, LL > 504fa

IAnarvan
ML

Oi

Cl

MLCl

~~
OH

MH

0\

Anda mungkin juga menyukai