Isi PDF
Isi PDF
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Utilitas bangunan adalah suatu kelengkapan fasilitas bangunan yang
digunakan untuk menunjang tercapainya unsur-unsur kenyamanan, kesehatan,
keselamatan,
kemudian
komunikasi
dan mobilitas
dalam bangunan.
sistem
sampah,
pencahayaan
alami,
penghawaan
alami,
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian AC (Air Conditoner) Sentral
Awal dari AC (air Conditioner ) sudah dimulai sejak jaman Romawi
yaitu dengan membuat penampung air yang mengalir di dalam dinding rumah
sehingga menurunkan suhu ruangan , tetapi saat itu hanya orang tertentu saja
yang bisa karena biaya membangunnya sangatlah mahal karena membutuhkan
air dan juga bangunan yang tidak biasa. Hanya para raja dan orang kaya saja
yang dapat membangunnya.
Baru kemudian pada tahun 1820 ilmuwan Inggris bernama Michael
Faraday Image menemukan cara baru mendinginkan udara dengan
menggunakan Gas Amonia dan pada tahun 1842 seorang dokter menemukan
cara mendinginkan ruangan dirumah sakit Apalachicola yang berada di Florida
Ameika Serikat. Dr.Jhon Gorrie Image adalah yang menemukannya dan ini
adalah cikal bakal dari tehnologi AC (air conditioner) tetapi sayangnya
sebelum sempurna beliau sudah meninggal pada tahun 1855.
Willis Haviland Carrier Image seorang Insinyur dari New York Amerika
menyempurnakan penemuan dari Dr.Jhon Gorrie tetapi AC ini digunakan
udara
terpusat
pada
satu
lokasi
yang
kemudian
pula ducting yang berfungsi untuk membuang udara dari dalam ke luar
(exhaust air).
a. Supply Air Ducting
Ducting yang satu ini mirip dengan fresh air ducting, yang
membedakan adalah fungsinya yaitu sebagai jalur pembuangan
udara dari AHU (Air Handling Unit) hasil pertukaran kalor di
dalam ruangan.
Secara fisik bentuk ducting supply air berinsulasi karena untuk
mempertahankan udara dingin yang didistribusikan tidak terbuang,
sedangkan untuk ducting fresh air dan exhaust air ini tidak menggunakan
insulasi.
Lapisan dari insulasi ini antara lain : Glasswool, Alumunium Foil,
Spindle pin/pengikat/tali/flinkote.
10
11
Ducting kotak atau square duct adalah jenis ducting yang berbentuk
kotak (segi empat) dengan ketebalan bahan yang disesuaikan
dengan dimensi ducting tersebut.
II) Spiral atau Round Duct
12
baik
karena
dipergunakan
sambungan
khusus
13
14
Ducting ini terbuat dari bahan BJLS atau juga disebut baja lapis
seng dengan ketebalan BJLS yang disesuaikan dengan kebutuhan
(lebar ducting). Bahan BJLS sendiri terbagi menjadi tiga jenis
yaitu:
a. Ducting BJLS (Seng) Tanpa Isolasi
Jenis ini dalah jenis ducting yang di gunakan untuk
menyalurkan
udara
dimana
ducting
ini
tidak
Contohnya :
1. Ducting exhaust. Yaitu sirkulasi udara pada
suatu ruangan misalnya toilet, tempat parkir an lain-lain.
2. Ducting fresh air. Yaitu ducting yang di
gunakan untuk menyalurkan udara segar dari luar
ruangan menuju indoor unit ac seperti AHU ataupun
FCU.
3. Ducting Intake. Untuk menyalurkan udara
dari luar gedung menuju ruangangan yang membutuhkan
udara segar. Seperti lahan parkir yang tertutup atau
lainya.
15
16
ini
pada
umumnya
digunakan
untuk
Massanya
lebih
besar
dan
berat
dibandingkan
PU
(Polyurethena Duct)
17
BJLS (baja lapis seng) round duct juga umum disebut dengan spiral
duct. Ducting ini memiliki bentuk melingkar layaknya tabung.
Ducting jenis ini memiliki daya rugi gesekan (angin) yang sangat
rendah, dikarenakan bentuknya seperti tabung (round). Bahan yang
digunakan sama dengan BJLS Rectangular Duct seperti BJLS
tanpa isolasi, BJLS isolasi luar, dan BJLS isolasi luar dalam
Hanya saja, bentuknya yang berbeda.
IV) Textile Duct
18
Textile duct biasa juga disebut Fabric Duct atau ducting kain,
banyak diaplikasikan pada ruangan yang tidak menggunakan
plafon atau langit-langit. Penggunaannya banyak dijumpai pada
stadion, supermarket, theater, hall/gedung olahraga, pabrik
makanan, industri textile, dan lain-lain.
Ada 3 sistim penyaluran udara pada textile duct :
1. Air - Porous / Pori pori : penyebaran udara dingin melalui poripori pada bahan (textile) duct.
2. Linear Vent : penyebaran udara dingin melalui lubang sejajar
pada jalur ducting.
3. Nozzles : hampir sama dengan Linear Vent akan tetapi
dilengkapi dengan Nozzel pada buang nya. Jenis ini diaplikasikan
untuk tekanan udara tinggi/high static air flow.
Kelebihan textile duct, antara lain:
-
19
20
AHU
terdiri
dari
Casing,
biasanya
untuk
supplay
udara
pada
ruang
pertemuan
21
Prinsip kerja secara sederhana pada AHU (air handling unit) ini
adalah dengan menghisap udara dari ruangan (return air) yang kemudian di
campur dengan udara segar dari lingkungan (fresh air) dengan komposisi
yang bisa diubah ubah. Campuran tersebut masuk menuju AHU melewati
filter, coil pendingin, dan fan (blower), setelah itu udara yang telah
mengalami penurunan temperatur didistribusikan secara merata ke setiap
ruangan melewati saluran udara (ducting) yang telah dirancang terlebih
dahulu sehingga lokasi yang jauh bisa terjangkau dan merata.
22
23
4. Cooling Tower
Cooling tower adalah suatu sistem refrigerasi dalam AC (Air
Conditioner) sentral yang melepaskan kalor ke udara. Cooling tower
bekerja dengan cara mengontakkan air dengan udara dan menguapkan
sebagian air tersebut. Cooling tower menggunakan penguapan dimana
sebagian air diuapkan ke aliran udara yang bergerak dan kemudian
dibuanag ke atmosfer. Sebagai akibatnya, air yang tersisa didinginkan
secara signifikan.
Ada dua tipe dari Cooling tower ini, yaitu:
1. Atmospheric Draft
2. Mechanical Draft
Namun, yang sering digunakan untuk AC (Air Conditioner) sentral adalah
jenis Mechanical Draft di mana dalam pengoperasiaannya menggunakan
tenaga listrik sebagai penggeraknya. Cooling tower Mechanical Draft
terbagi beberapa jenis, yaitu:
1. Cooling Tower Forced Draft
24
Prinsip kerjanya:
a.
b.
Udara masuk dari salah satu sisi (menara aliran tunggal) atau pada
sisi yang berlawanan (menara aliran ganda).
c.
Prinsip kerjanya:
a. Air panas masuk pada puncak menara, melalui bahan pengisi (Filler)
25
26
27
c. Pond
Pond terletak pada bagian bawah menara dan menerima air dingin
yang mengalir turun melalui menara dan Filler. Pond biasanya
memiliki sebuah lubang atau titik terendah untuk pengeluaran air
dingin.
d. Drift eliminator
Alat ini menangkap tetesan air yang terjebak dalam aliran udara agar
tidak hilang ke atmosfer.
28
e. Louvers
Kegunaan louvers adalah titik masuk bagi udara menuju menara.
Saluran masuk ini dapat berada pada seluruh sisi menara.
29
f. Nosel/Sprinkler
Alat ini menyemprotkan air untuk membasahi Filler.
g. Fan
Fan digunakan di dalam menara untuk mengeluarkan udara panas
yang ada di dalam tower dan untuk menghisap udara dari luar
melalui louvers.
h. Make-up Water
Air make-up memiliki pengaruh yang besar pada cooling tower
karena mencegah timbulnya mikroorganisme atau hal lainnya yang
membawa beberapa komponen yang dapat mengakibatkan
timbulnya deposit maupun korosi. Make-up water biasanya
dilengkapi dengan Filter Water Sistem.
Prinsip kerja Cooling Tower:
kolam
bawah,
30
Selanjutnya
air
31
32
33
e. Control Box
34
kontroler
akan
membuka
(open)
jika
harga
35
36
dalam desain atap untuk air cooled chiller adalah akses untuk
pemeliharaan unit tersebut. Ada kalanya terjadi perubahan desain dari
water cooled chiller ke air cooled chiller, karena terutama masalah
waktu instalasi ataupun keadaan air setempat.
b. Air Cooled Chiller
37
Efisiensi rendah
Effisiensi tinggi
38
39
40
41
42
udara luar. Setelah air ini menjadi lebih dingin, kemudian alirkan kembali
ke kondenser untuk mengambil kalor yang dibuang kondenser. Jadi di
dalam sistem Chiller yang dijelaskan diatas dapat dijadikan satu kesatuan
sistem yang terdiri dari tiga buah siklus, yaitu: siklus refrigerasi (Chiller),
Siklus Chilled Water, dan siklus Cooling Water. Untuk menjelaskan hal
ini dapat dilihat gambar 2.7.
43
44
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam merancang sebuah bangunan, tentunya kita sebagai calon arsitek
masa depan harus memperhatikan sistem utilitas yang digunakan pada
bangunan, yang salah satunya sistem pengkodisian udara. Saat ini penggunaan
AC Sentral sebagai pengondisian udara dalam ruang sudah menjadi hal lumrah
di kehidupan masyarakat terutama untuk gedung-gedung besar yang kebutuhan
akan AC langsungnya tidak dapat dipenuhi. Penggunaan AC sentral memang
banyak keunggulannya, akan tetapi arsitek sebagai seorang perancang, selain
mementingkan kebutuhan klien akan pengkondisi udara juga harus bisa
menyesuaikan dan juga harus memperhitungkan penggunaan AC Sentral
tersebut dikarenakan tidak semua gedung bisa menggunakan AC Sentral
seperti rumah sakit. Maka dari itu, seorang arsitek diharapkan mampu dan bisa
mengembangkan kreativitasnya dalam merancang sebuah gedung.
45
DAFTAR PUSTAKA
Sukirman, Iwan. 2014. Sistem Tata Udara di Gedung Bertingkat. Bahan Ajar
Perkuliahan (ITS).
Turangan, John. 2012. Tata Udara. Bahan Ajar Perkuliahan (UMB).
____________. 2010. Bagian-bagian AC Sentral. Tersedia dalam
https://iptech.wordpress.com/2010/05/11/bagian-%E2%80%93-bagianac-sentral/ diakses tanggal 25 Maret 2016.
Hendri, Muhammad. 2014 AC Sentral. Tersedia dalam http://hendriword.blogspot.co.id/2014/02/ac-central.html diakses tanggal 25 Maret
2016.
Haryanto, Budi. 2008. PRINSIP KERJA COOLING TOWER PADA SISTEM AC
SENTRAL. Tersedia dalam
https://bayu2191.wordpress.com/2010/04/19/prinsip-kerja-coolingtower-pada-sistem-ac-sentral/ diakses tanggal 25 Maret 2016.
46