Anda di halaman 1dari 23

MANAJEMEN PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT DI

PUSKESMAS

Disusun oleh:
NOVIANA MUNIR S,KG,. M,Kes,. D.P.H,. B,M,. M,P,H.

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


YAYASAN AMANAH MAKASSAR
2015

Daftar Isi

Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I

Pendahuluan

Bab II

Isi dan Pembahasan


1.
2.
3.
4.
5.

Pengertian Manajemen
Prinsip Manajemen
Unsur Unsur Manajemen
Proses Manajemen dan Fungsi Manajemen
Definisi Puskesmas
a. Pengertian Puskesmas
b. Visi dan Misi Puskesmas
6. Manajemen pelayanan Kesehatan Poli Gigi
a. Tugas dan tanggungjawab Dokter dan Perawat Gigi.
b. Manajemen pelayanan Kesehatan Poli Gigi
Bab III

Penutup
1. Kesimpulan

Daftar Pustaka

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayahnya, tugas
makalah ini dapat terselesaikan dengan sebaik-baiknya. Makalah ini berjudul manajemen
Puskesmas akan menjadi tugas pertama kami dalam mata kuliah Administrasi dan Kebijakan
Puskesmas. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para pihak yang turut serta
membantu kelancaran tugas kami, terutama dosen administrasi dan kebijakan puskesmas yang
telah memberi banyak ilmu kepada kami mahasiswa. Tidak ada gading yang tak retak, begitu
juga dengan makalah kami ini.
Semoga makalah yang kami buat ini bermanfaat bagi pembaca. Kami juga tidak segansegan untuk menerima kritik dan saran, agar penugasan makalah selanjutnya dapat menjadi
lebih baik dari sebelumnya dan sesungguhnya semua itu bersifat membangun. Terima kasih.

BAB I
PENDAHULUAN

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus di wujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana di maksud dalam
pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945. Setiap hal yang
menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan
kerugian ekonomi yang besar di Negara, dan setiap upaya peningkatan derajat kesehatan
masyarakat juga berarti investasi bagi penggunaan Negara. Pembangunan kesehatan bertujuan
untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan
sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis (Depkes RI, 2009).
Penyelenggaraan upaya kesehatan gigi di rumah sakit merupakan upaya kesehatan
yang di laksanakan secara menyeluruh, terpadu, merata dan meliputi upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan dan pemulihan yang di rujukan pada semua golongan umur
maupun jenis kelamin. Pelayanan kesehatan gigi pada masyarakat atau penderita yang
berkunjung ke rumah sakit adalah pelayanan yang besifat medik dasar kedokteran gigi
berdasarkan kebutuhan meliputi upaya pengobatan atau pemulihan dan rujukan dengan tidak
mengabaikan upaya peningkatan, pencegahan atau perlindungan (Herijulianti, 2002).
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut mencakup pelayanan medis gigi oleh dokter gigi,
pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut oleh perawat gigi dan pelayanan asuhan
supporting oleh tekhnisi. Pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut di lakukan secara
komprehensif kepada individu, keluarga dan masyarakat yang mempunyai ruang lingkup
berfokuskan kepada pek promotif, peventif, dan kuratif dasar. Perawat gigi adalah salah satu
unsur pemberi pelayanan kesehatan gigi di institusi pelayanan kesehatan seperti rumah sakit,
puskesmas, dan sarana kesehatan lainnya. Dalam melaksanakan peran,tugas dan fungsinya
lakukan dengan tanggung jawab sesuai dengan hak dan wewenang yang di mlilikinya. Dengan
demikian perawat gigi menjadi ujung tombak pembangunan kesehatan gigi Indonesia, dan
sebagai sumber daya manusia kesehatan gigi yang mempuyai peran cukup penting dan sentral
dalam asuhan kesehatan gigi yang merupakan barisan terdepan dan aspek promotif dan
peventif pelayanan kesehatan gigi dan mulut (PPGI, 2008).
Masyarakat menilai seorang perawat gigi tidak hanya berdasarkan kemampuan dalam
memberi pelayanan asuhan kesehatan gigi dan mulut kepada masyarakat, tetapi juga
berdasarkan cara dan sikap hidupnya dalam masyarakat maupaun perawat gigi sangat terampil
dalam memberikan pelayanan asuhan kesehatan gigi kepada masyarakat, akan tetapi ia tidak
akan terpandang dalam masyarakat apabila ia tidak menjunjung tinggi norma-norma hidup
yang luhur, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam menjalankan profesinya. Oleh
karena itu penting sekali bagi perawat gigi Indonesia untuk menjaga agar tingkah laku, tutur

kata serta sikap hidupnya selalu seimbang dengan martabat jabatan perawat gigi sebagai salah
satu tenaga kesehatan gigi (Kepmenkes RI Nomor 378/MENKES/SK/III/2007).
Sikap etis professional yang kokoh dari setiap perawat gigi akan tercemin dalam setiap
langkahnya, termasuk penampilan dari serta keputusan yang diambil dalam merespon situasi
yang muncul. Oleh karena itu pemahaman yang mendalam tentang etika dan moral serta
penerapannya menjadi bagian yang sangat penting dan mendasar. Dalam melaksanakan tugas
professional yang berdaya guna dan berhasil guna, para perawat gigi harus mampu serta ikhlas
memberikan pelayanan yang bermutu dengan memelihara dan meningkatkan integritas pribadi
yang luhur dengan ilmu dan keterampilan yang memenuhi standar serta dengan kesedaran
bahwa pelayanan yang diberikan merupakan bagian upaya kesehatan secara menyeluruh
(Suhaemi, 2004).
Tujuan dari pelayanan kesehatan yang berkualitas adalah adanya rasa puas bagi pasien,
masalahnya kepuasan itu sendiri merupakan sesuatu yang subyektif, tiap-tiap orang dapat saja
memliki tingkat kepuasan yang berbeda terhadap satu pelayanan kesehatan yang sam. Terkait
dengan kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan dan pembatasan pada upaya yang
dilakukan. Pembatasan pada derajat kepuasan pasien adalah dimana mutu suatu pelayanan
kesehatan di nilai baik, apabila pelayanan kesehatan tersebut dapat menimbulkan rasa puas
pada diri setiap pasien yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk. Pada upaya
yang dilakuakan pelayanan kesehatan di nilai baik apabila tata cara penyelenggaraannya
sesuai dengan kode etik serta standar pelayanan profesi yang telah ditetapkan (Azwar, 1996).

BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Manajemen
a. Pengertian manajemen ditinjau dari segi (art)
Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni dikemukakan oleh Mary Parker
Follet. Follet berpendapat bahwa pengertian manajemen ialah seni (art) dalam
menyelesaikan pekerjaan (duty) orang lain.
b. Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan
Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dikemukakan oleh
Luther Gulick. Gulick mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah bidang
pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan
bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi
kemanusiaan.
c. Pengertian Manajemen ditinjau dari segi proses
Pengertian manajemen ditinjau dari segi proses menurut James A.F. Stoner.
Stoner berpendapat bahwa definisi manajemen adalah proses perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership) dan
pengawasan (mengendalikan /controlling) kegiatan anggota dan tujuan penggunaan
organisasi yang sudah ditentukan.
2. Prinsip Manajemen
Berikut beberapa prinsip manajemen yang dikemukakan oleh Henry Fayol sebaga
berikut:
a) Pembagian Kerja
b) Otoritas/Wewenang
c) Disiplin (Discipline)
d) Kesatuan Perintah (Unity of Command)
e) Kesatuan arah (Unity of Direction)
f) Kepentingan bersama haruslah lebih diutamakan daripada kepentingan pribadi
(Subordination of Individual Interest to the common Good)
g) Pemberian upah (Renumeration)
h) Pemusatan (Centralization)Pengambilan keputusan yang menggunakan berbagai
pertimbangan atasan.

i) Jenjang jabatan (Hierarki) : Jenjang jabatan dalam suatu organisasi sering


digambarkan dengan garis garis rapi dalam bagan organisasi. Kedudukan manajemen
puncak hingga ke manajemen bawah ditunjukkan dalam bagan dibawah.
j) Tata tertib (Order)
k) Kesamaan (Equity)
l) Kestabilan staf (Stability of Staff)
m) Inisiatif (Initiative)
n) Semangat Korps (Esprit de Corps)
3. Unsur Unsur Manajemen
Manajemen memiliki beberapa unsur yaitu (menurut Harrington Emerson dalam
Phiffner John F. dan Presthus Robert V, 1960)
a) Men / Manusia,
b) Money/Uang,
c) Aterials/Bahan,
d) Machines/Mesin,
e) Metode (Methods).
Kemudian Peterson O.F. menuliskan bahwa unsur manajemen itu adalah manusia,
uang dan materi untuk mencapai tujuan bersama "Management is the use of man, money
and materials to achieve a common goal".
Kemudian Mooney James D. (1954) mengurangi unsur manajemen menjadi tiga
yaitu men, facilities dan method. Unsur uang, material dan mesin dimasukkan ke dalam
istilah fasilitas.
George R. Terry kemudian menambahkan dalam buku "Principle Of Management"
bahwa ada enam sumber daya utama / pokok dalam manajemen yaitu:Men and Women
(Manusia), Materials (Materi), Machines (Mesin), Methods (Metode), Money (Uang), dan
Markets (Pasar).
Ditegaskan oleh Harold Konnts dan Cyril (1972) bahwa manajemen adalah
perkembangan manusianya bukan arah perkembangannya "Management is the
development of people, not the direction of thing
4. Proses Manajemen dan Fungsi Manajemen
Proses manajemen merupakan langkah langkah strategis yang juga merupakan
fungsi dari manajemen itu sendiri. Dengan menerapkan proses manajemen yang tepat dan
sesuai maka fungsi manajemen dari setiap tahap proses itu sendiri akan tercapai. Setiap
organisasi tentulah mempunyai satu atau beberapa tujuan yang menentukan arah dan
menyatukan pandangan unsur manajemen yang terdapat dalam organisasi tersebut. Sudah
tentulah tujuan yang ingin dicapai kedepannya adalah suatu keadaan yang lebih baik dari
pada keadaan sebelumnya.

Pencapaian tujuan tujuan ini dapat dicapai dengan melaksanakan proses


manajemen yang tepat. Seperti yang kita ketahui, umumnya ada yang menuliskan 4 fungsi
manajemen seperti perencanaan, pengorganisasian, pengerahan, dan pengendalian.
Berikut 6 fungsi manajemen yang terangkai dengan proses manajemen itu sendiri
yaitu goal setting, planning, staffing, directing, supervising, dan controlling. Proses
manajemen secara umum dapat dikelompokkan menjadi (Mohammad Halim, op.cit.)
a) Goal Setting
Goal setting atau penetapan tujuan merupakan tahap paling pertama dari suatu
proses manajemen. Pengertian tujuan adalah misi sasaran yang ingin dicapai oleh
organsasi kedepannya dan manajer bertugas mengarahkan jalannya organisasi untuk
menggapai tujuan tersebut.
Kemampuan manajemen dan sifat tujuan menentukan efektivitas pencapaian
tujuan. Oleh karena itu tujuan tersebut harus memenuhi sifat terukur, spesifik, realistis,
dan terbatas waktu. Dibutuhkan pendekatan dalam penetapan tujuan yang dapat berupa
dari atas (top down) dan dari bawah (bottom up).
b) Planning
Planning atau perencanaan adalah proses dalam pemilihan informasi
(information) dan pembuatan asumsi asumsi tentang keadaan kedepannya untuk
merumuskan kegiatan yang perlu dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditentukan.
c) Staffing
Pengertian Staffing adalah proses manajemen yang berkenaan dengan
pengerahan (recruitment), penempatan, pelatihan (training) serta pengembangan
(developing) tenaga kerja (human resource) dalam organisasi. Prinsip manajemen pada
dasarnya adalah menempatkan orang yang pas /sesuai pada posisi atau jabatan yang
tepat/
d) Directing
Pengertian directing dalam proses manajemen adalah usaha dalam
memobilisasi sumber sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi atau lembaga
sehingga mampu bergerak dalam satu kesatuan (unity) sesuai dengan rencana yang
telah dibuat.
e) Supervising
Pengertian supervising dalam proses manajemen adalah suatu interaksi
langsung antara individu-individu dalam lembaga atau organisasi untuk menggapai
tujuan organisasi dan kinerja kerja yang optimum / optimal organisasi.

f) Controlling
Pengertian Controlling atau pengendalian adalah proses penetapan apa saja
yang telah dicapai, yaitu proses evaluasi kinerja, dan jika dibutuhkan dilaksanakan
perbaikan sesuai dengan rencana yang telah dilaksanakan
5. Definisi Puskesmas
a) Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah
kerja. UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan,
sedangkan pembangunan kesehatan maksudnya adalah penyelenggara upaya kesehatan
yang pertanggung jawaban secara keseluruhan ada di Dinkes dan sebagian ada di
Puskesmas Wilayah Kerja. Wilayah ini dapat berdasarkan kecamatan, penduduk, atau
daerah terpencil.
b) Visi dan Misi Puskesmas
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat
Indikator Kecamatan Sehat:
1) lingkungan sehat
2) perilaku sehat
3) cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4) derajat kesehatan penduduk kecamatan
Sedangkan misi dari puskesmas adalah :
1) Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya
2) Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah
kerjanya
3) Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan

4) Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat


beserta lingkungannya

6. Manajemen Puskesmas
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh
manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang
bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas akan membentuk
fungsi-fungsi manajeman.

a)
b)
c)
d)
e)

Berikut beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :


Model PIE (planning, implementation, evaluation)
Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasanpengendalian-penilaian)
Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi)

Dari berbagai model manajemen tersebut sebenarnya mempunyai fungsi manajemen


yang sama. Setiap puskesmas bebas menentukan model manajemen yang ingin
diterapkan, namun yang terpenting mempunyai hasil sebagai berikut :
a) Makin banyaknya fungsi penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, yang
ditandai dengan tingginya nilai IPTS (indeks potensi tatanan sehat)
b) Makin baiknya fungsi pemberdayaan masyarakat dengan ditandai berkembangnya
UKBM (upaya kesehatan berbasis masyarakat). Serta makin aktifnya BPP (badan
penyantun puskesmas) dan BPKM (badan peduli kesehatan masyarakat) dapat
dijakdikan indikator meningkatnya partisipasi masyarakat setempat.
c) Makin bagusnya pemberdayaan keluarga dengan ditandainya IPKS (indeks potensi
keluarga sehat)
d) Makin bagusnya pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya cakupan
program (baik program kesehatan dasar maupun program kesehatan pengembangan).
Serta kualitan pelayanan kesehatan yang ditandai dengan tingginya kepatuhan petugas
kesehatan dan makin baiknya kepuasan pasien.
7. Instrumen Manajemen Puskesmas
Untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya, Puskesmas
dilengkapi dengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
a) PTP (perencanaan tingkat puskesmas)

Perencanaan tingkat Puskesmas akan memberikan pandangan menyeluruh


terhadap semua tugas, fungsi dan peranan yang akan dijalankan dan menjadi tuntunan
dalam proses pencapaian tujuan Puskesmas secara efisien dan efektif. Perencanaan
Puskesmas merupakan inti kegiatan manajemen Puskesmas, karena semua kegiatan
manajemen diatur dan diarahkan oleh perencanaan.
Dengan perencanaan Puskesmas, memungkinkan para pengambil keputusan
dan pimpinan Puskesmas untuk menggunakan sumber daya Puskesmas secara berdaya
guna dan berhasil guna. Untuk menjadikan organisasi dan manajemen Puskesmas
efektif dan berkinerja tinggi diawali dari perencanaan efektif. Perencanaan Puskesmas
adalah fungsi manajemen Puskesmas yang pertama dan menjadi landasan serta titik
tolak pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen lainnya.
Semua kegiatan dan tindakan manajemen Puskesmas didasarkan dan/atau
disesuaikan dengan perencanaan yang sudah ditetapkan. Ini berarti, setelah
perencanaan disusun, kemudian struktur organisasi, tata kerja, dan personalia
Puskesmas yang akan melaksanakan tugas organisasi ditentukan (fungsi
pengorganisasian).
Selanjutnya personalia yang bekerja dalam organisasi Puskesmas digerakan
dan diarahkan agar mereka bertindak dan bekerja efektif untuk mencapai tujuan
Puskesmas yang direncanakan (fungsi penggerakan dan pelaksanaan). Semua aktivitas
personalia dan organisasi Puskesmas diawasi, dipantau, dan dibimbing agar aktivitas
tetap berjalan sesuai tujuan dan target kinerja Puskesmas (fungsi pengawasan dan
pengendalian).
Akhirnya dilakukan penilaian untuk mengetahui dan menganalisis kinerja
pegawai dan organisasi Puskesmas. Penilaian meliputi masukan, proses
transformasi/konversi yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen dan pelaksanaan
program dan kegiatan serta pelayanan kesehatan Puskesmas. Kemudian hasilnya
dibandingkan dengan tujuan dan terget kinerja Puskesmas yang telah ditetapkan
(fungsi penilaian).
Penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dilakukan secara sistematis untuk
memecahkan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Hal ini meliputi :
1. Upaya kesehatan wajib
2. Upaya kesehatan pengembangan
3. Upaya penunjang
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Persiapaan
mempersiapkan data yang akan di analisis, sehingga untuk selanjutnya dapat
mempermudah perencanaan yang akan dibuat.
2. Analisis situasi Penyusunan :
Analisis situasi merupakan langkah awal proses penyusunan (rencana
operasional) RO Puskesmas yang bertujuan untuk identifikasi masalah. Secara

konsepsual, analisis situasi Puskesmas adalah proses berikut kecenderungannya


dan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah tersebut, serta potensi sumber daya
Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan intervensi.
Analisis situasi akan menghasilkan rumusan masalah dan berbagai faktor yang
berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas serta
potensi sumber daya Puskesmas yang dapat digunakan untuk melakukan
intervensi. Langkah ini dilakukan dengan mengumpulkan dan menganalisis data
atau fakta yang berkaitan dengan masalah kesehatan masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas (Departemen Kesehatan, 2002).
analisis ini meliputi data umum dan data khusus. Data umum ini berupa peta
wilayah dan data sumber daya (ketenagaan, obat & bahan habis pakai, peralatan,
sumber pembiayaan, sarana prasarana, data peran serta masyarakat, data penduduk
& sasaran program, data sekolah, data kesling.
3. Rencana Usulan Kegiatan : terdapat 2 tahap dalam penyusunan rencana usulan
kegiatan (RUK), yaitu :
a. Analisis masalah, meliputi :
1. identifikasi masalah,
2. prioritas masalah,
3. merumuskan masalah,
4. penyebab masalah
b. Penyusunan RUK
pada dasarnya menyusun RUK harus memperhatikan berbagai
kebijakan yang berlaku secara global, nasional maupun daerah sesuai
dengan hasil kajian data dan informasi yang tersedia di puskesmas.
Puskesmas haruslah mempertimbangkan masukan dari masyarakat melalui
Konsil Kesehatan Kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas. Rencana
usulan kegiatan harus dilengkapi pula dengan usulan pembiayaan untuk
kebutuhan rutin, sarana, prasarana, dan operasional puskesmas. RUK yang
disusun tersebut merupakan RUK untuk tahun mendatang (H+1).
Penyusunan RUK tersebut disusun pada bulan januari tahun berjalan (H)
berdasarkan hasil kajian pencapaian kegiatan pada tahun sebelumnya (H-1).
Dalam hal ini diharapkan penyusunan RUK telah selesai dilaksanakan di
puskesmas pada akhir bulan januari tahun berjalan (H).
Setelah menyusun, kemudian RUK tersebut dibahas di Dinas
kabupaten/kota, kemudian diajukan ke Pemerintah Daerah kabupaten/kota
melalui Dinas kesehatan kabupaten/kota. RUK yang terangkum dalam
usulan Dinas kesehatan kabupaten/kota akan diajukan ke DPRD untuk
memperoleh persetujuan pembiayaan dan dukungan politis.
Setelah mendapat persetujuan, selanjutnya diserahkan ke puskesmas
melalui dinas kesehatan kabupaten/kota. Berdasarkan alokasi biaya yang
disetujui tersebut puskesmas menyusun rencana pelaksanaan kegiatan.

4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan


Setelah RUK disetujui, dengan alokasi biaya yang ditentukan, puskesmas
membuat rencana pelaksanaan kegiatan. Sumber pembiayaan puskesmas selain
dari anggaran daerah (DAU), adalah dari pusat dan pinjaman/bantuan luar negeri
yang dialokasikan melalui dinas kesehatan kabupaten/kota.
RPK disusun dengan melakukan penyesuaian dan tetap mempertimbangkan
masukan dari masyarakat. Penyesuaian ini dilakukan, karena RPK yang disusun
adalah persetujuan atas RUK tahun lalu (H-1), alokasi yang diterima tidak selalu
sesuai dengan yang diusulkan, adanya perubahan sasaran kegiatan, tambahan
anggaran (selain dari DAU), dan lain-lainnya. Penyusunan RPK dilaksanakan pada
bulan Januari tahun berjalan, dalam forum lokakarya mini yang pertama.
b) Lokakarya mini
Sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional, upaya kesehatan diselenggarakan
melalui upaya kesehatan Puskesmas, peran serta masyarakat, dan rujukan upaya
kesehatan.Puskesmas mempunyai fungsi sebagai pusat pengembangan peran serata
masyarakat, pusatpembinaan kesehatan masyarakat dan pusat pelayanan kesehatan
masyarakat. Dalam rangka membina petugas Puskesmas untuk bekerjasama dalam tim
sehingga dapat melaksanakan fungsi Puskesmas dengan baik, telah dikembangkan
Lokakarya Mini Puskesmas.
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas
Puskesmas dan petugas Puskesmas dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk
meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan pelayanan Puskesmas serta membina
peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat meningkatkan fungsi Puskesmas.
Ditinjau dari fungsi manajemen yang terdiri dari perencanaan (P1),
Penggerakan Pelaksanaan (P2) dan Pengawasan Pengendalian Penilaian (P3) maka
Lokakarya Mini Puskesmas merupakan penerapan Penggerakan, Pelaksanaan (P2).
Adapun tujuan dilakukannya lokakarya mini adalah sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
Meningkatkan fungsi Puskesmas melalui penggerakan pelaksanaan
Puskesmas, bekerjasama dalam tim dan membia kerja sama lintas program serta
lintas sektoral,
2. Tujuan Khusus
a. Tergalangnya kerjasama dalam tim antar tenaga Puskesmas dan pelaksana
b. Terselenggaranya lokakarya bulanan antar tenaga Puskesmas dalam rangka
pemantauan hasil kerja tenaga Puskesmas dengan cara membandingkan
rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
c. Tergalangnya kerjasama lintas sektoral dalam rangka pembinaan dan
pengembangan peran serta masyarakat secara terpadu.

d. Terselenggaranya lokakarya tribulanan lintas sektoral dalam rangka mengkaji


kegiatan kerjasama lintas sektoral dan tersusunnya rencana kerja tribulan
berikutnya. Manfaatnya adalah mengevaluasi kegiatan yang telah dilakuakan
pada bulan lalu dan untuk merencanakan kegiatan yang akan dilakukan.

3. Penggalangan / peningkatan kerjasama dalam Tim


Lokakarya yang pada dasarnya dilaksanakan setahun sekali dilingkungan
Puskesmas sendiri, dalam rangka meningkatkan kerjasama antar petugas
Puskesmas untuk meningkatkan fungsi Puskesmas.
4. Lokakarya Bulanan Puskesmas
Sebagai tidak lanjut lokakarya pengggalangan / peningkatan kerjasama
dalam Tim, setiap awal bulan berikutnya diadakan pertemuan antar tenaga
Puskesmas untuk membandingkan rencana kerja bulan yang lalu dengan hasil
kegiatan serta cakupan daerah binaan. Bilaman dijumpai masalah, dibahas dan
dipecahkan bersama, serta kemudian menyusun rencana kerja bulan berikutnya
bagi setiap tenaga.
5. Penggalangan / peningkatan kerja sama lintas sektoral
Dalam rangka meningkatkan peran serta masyarakat dan dukungan sektorsektor yang bersangkutan diperlukan penggalangan kerjasama lintas sektor, yang
dilaksanakan dalam satu pertemuan setahun sekali. Untuk itu perlu dijelasklan
manfaat bersama dari upaya pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan bagi sektor-sektor yang bersangkutan.
Sebagai hasil pertemuan adalah kesepakatan rencana kerja lintas sektoral
dalam membina dan mengembanngkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan. Khususnya dalam rangka peningkatan kesejahteraan ibu dan
kelangsungan hidup anak.Harapannya peningkatan pelayanan kesehatan, laporan
kegiatan tepat waktu.
Salah satu bentuk upaya dalam penggalangan maupun pemantauan berbagai
kegiatan adalah melalui pertemuan lokakarya mini puskesmas. Pada dasarnya ruang
lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang meliputi :
1. Lokmin Lintas Program :
a. Meningkatkan kerjasama antar petugas internal puskesmas
b. Mendapatkan kesepakatan sesuai rencana pelaksanaan kegiatan
c. Meningkatkan motivasi tugas seluruh staf puskesmas
d. Mengkaji pelaksanaan rencana kerja (RPK) yang telah disusun.

2. Lokmin Lintas Sektor :


a. Mendapatkan kesepakatan rencana kerja lintas sektoral,
b. untuk membina dan mengembangkan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan
berdasarkan waktunya, lokakarya mini dibagi menjadi 2 :
1. Lokakarya mini bulanan
Lokarya bulanan ini mempunyai beberapa tujuan yang terbagi menjadi 2 :
a. Tujuan umum :
Terselenggaranya lokakarya bulanan intern puskesmas dalam rangka
pemantauan hasil kerja petugas puskesmas dengan cara membandingkan
rencana kerja bulan lalu dari setiap petugas dengan hasil kegiatannya dan
membandingkan cakupan kegiatan dari daerah binaan dengan targetnya serta
tersusunnya rencana kerja bulan berikutnya.
b. Tujuan khusus :
a. Diketahuinya hasil kegiatan puskesmas bulan lalu
b. Disampaikannya hasil rapat dari kabupaten/kota, kecamatan dan berbagai
kebijakan serta program
c. Diketahuinya hambatan atau masalah kegiatan bulan lalu
d. Dirumuskannya cara penyelesaian masalah
e. Disusunnya rencana kerja bulan baru
Lokakarya mini bulanan diselenggarakan dalam dua tahap, yaitu :
1. Lokakarya mini bulanan yang pertama
Merupakan lokakarya penggalangan tim yang diselenggarakan dalam rangka
pengorganisasian untuk dapat terlaksananya rencana pelaksanaan kegiatan
(RPK). Pelaksanaan lokakarya mini bulanan yang pertama sebagai berikut :
a) Masukan
1) Penggalangan tim dalam bentuk dinamika tentang peran, tanggung
jawab staf dan kewenangan puskesmas
2) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru yang
berkaitan dengan puskesmas
3) Informasi tentang tatacara penyusunan rencana kegiatan (PoA)
puskesmas
b) Proses :
1. Inventarisasi kegiatan puskesmas termasuk kegiatan lapangan dan
daerah binaan
2. Analisis beban kerja tiap petugas
3. Pembagian tugas baru termasuk pembagian daerah binaan
4. Penyusunan rencana kegiatan puskesmas tahunan berdasarkan RPK

c) Keluaran :
1. Rencana kegiatan puskesmas tahunan
2. Kesepakatan bersama untuk pelaksanaan kegiatan berdasarkan
PoA
3. Matriks pembagian tugas dan daerah binaan
2. Lokakarya mini bulanan rutin
Merupakan tindak lanjut dari lokakarya mini bulanan yang pertama. Lokakarya
bulanan rutin ini dilaksanakan untuk memantau pelaksanaan PoA puskesmas
yang dilakukan setiap bulan secara teratur. Pelaksanaan lokakarya bulanan rutin
puskesmas senagai berikut :
a) Masukan :
1) Laporan hasil kegiatan bulan lalu
2) Informasi tentang hasil rapat di kabupaten/kota
3) Informasi tentang hasil rapat di kecamatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru
b) Proses :
1) Analisis hambatan dan masalah, antara lain dengan menggunakan
PWS
2) Analisis sebab masalah, khusus untuk mutu dikaitkan dengan
kepatuhan standar pelayanan
3) Merumuskan alternatif pemecahan masalah
c) Keluaran :
1) Kesepakatan untuk melaksanakan kegiatan
2) Rencana kerja bulan yang baru
2. Lokakarya mini tribulan
Lokakarya mini tribulan ini dilakukan sebagai pemantau pelaksanaan kerjasama
lintas sektoral. Tujuan dari pelaksanaan ini dibagi menjadi 2, yaitu :
a. Tujuan umum
Terselenggaranya lokakarya lintas sektoral dalam rangka mengkaji hasil
kegiatan kerja sama lintas sektoral dan tersusunnya rencanan kerja tribulan
selanjutnya.
b. Tujuan khusus
a. Dibahas dan dipecahkan masalah dan hambatan lintas sektoral yang dihadapi
b. Dirumuskannya rencana kerja lintas sektoral yang baru untuk tribulan yang
akan datang.
Lokakarya tribulan lintas sektor dilaksanakan dalam dua tahap :
1. Lokakarya mini tribulan pertama
Merupakan lokakarya yang diselenggarakan tim dalam rangka
pengorganisasian. Pengorganisasian dilaksanakan untuk dapat terlaksanakannya
kegiatan sektoral yang terkait dengan kesehatan. Pelaksanaan lokakarya mini
tribulan pertama sebagai berikut :

a. Masukan :
1) Penggalangan tim yang dilakukan melalui dinamika
kelompok
2) Informasi tentang program lintas sektor
3) Informasi tentang program kesehatan
4) Informasi tentang kebijakan, program dan konsep baru.
b. Proses :
1) Inventarisasi peran bantu masing-masing sektor
2) Analisis masalah peran bantu masing-masing sektor
3) Pembagian peran dan tugas masing-masing sektor
c. Keluaran :
1) Kesepakatan tertulis lintas sektor terkait dalam mendukung
program kesehatan
2) Rencana kegiatan masing-masing sektor
2. Lokakarya mini tribulan rutin
Merupakan tindak lanjut dari lokakarya penggalangan kerjasama lintas sektoral
yang telah dilakukan dan selanjutnya dilakukan tiap tribulan secara tetap.
Pelaksanaan lokakarya mini tribulan rutin adalah :
a. Masukan :
1) Laporan kegiatan pelaksanaan program kesehatan dan
dukungan sektor terkait
2) Inventarisasi maslah/hambatan dari masing-masing sektor
dalam pelaksanaan program kesehatan
3) Pemberian informasi baru
b. Proses :
1) Analisis masalah dan hambatan pelaksanaan program kesehatan
2) Analisis masalah dan hambatan dukungan dari masing-masing
sektor
3) Merumuskan cara penyelesaian masalah
4) Menyusun rencana kerja dan menyepakati kegiatan untuk
tribulan yang baru
c. Keluaran :
1) Rencana kerja tribulan yang baru
2) Kesepakatan bersama
c) PKP (penilaian kinerja puskesmas)
Dalam rangka pemerataan pelayanan kesehatan dan pembinaan kesehatan
masyarakat telah di bangun Puskesmas. Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten / kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan
kesehatan di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas berfungsi sebagai :

1) Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan.


2) Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Mempertimbangkan rumusan pokok-pokok program dan program-program
unggulan sebagaimana disebutkan dalam Rencana Strategis Departemen Kesehatan
dan program spesifik daerah,maka area program yang akan menjadi prioritas di suatu
daerah, perlu dirumuskan secara spesifik oleh daerah sendiri demikian pula strategi
dalam pencapain tujuannya, yang harus disesuaikan dengan masalah, kebutuhan serta
potensi setempat.
Puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan kesehatan,
mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai pembangunan kesehatan. Untuk
mengetahui tingkat kinerja Puskesmas, perlu diadakan Penilaian Kinerja Puskesmas.
1) pengertian penilaian kinerja puskesmas
Penilaian kinerja Puskesmas adalah suatu upaya untuk melakukan penilaian
hasil kerja / prestasi Puskesmas.
Pelaksanaan penilaian dimulai dari tingkat Puskesmas sebagai instrumen
mawas diri karena setiap Puskesmas melakukan penilaian kinerjanya secara
mandiri, kemudian Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota melakukan verifikasi
hasilnya. Adapun aspek penilaian meliputi hasil pencapaian cakupan dan
manajemen kegiatan termasuk mutu pelayanan (khusus bagi Puskesmas yang telah
mengembangkan mutu pelayanan) atas perhitungan seluruh Puskesmas.
Berdasarkan hasil verifikasi, dinas kesehatan kabupaten / kota bersama
Puskesmas dapat menetapkan Puskesmas kedalam kelompok (I,II,III) sesuai
dengan pencapaian kinerjanya.Pada setiap kelompok tersebut, dinas kesehatan
kabupaten/kota dapat melakukan analisa tingkat kinerja Puskesmas berdasarkan
rincian nilainya, sehingga urutan pencapian kinerjanya dapat diketahui, serta dapat
dilakukan pembinaan secara lebih mendalam dan terfokus.
2) tujuan penilaian kinerja puskesmas
a. Tujuan Umum
Tercapainya tingkat kinerja Puskesmas yang berkualitas secara optimal
dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan kesehatan kabupaten /
kota.
b. Tujuan Khusus
i.
Mendapatkan gambaran tingkat pencapaian hasilcakupan dan mutu
kegiatan serta manajemen Puskesmas pada akhir tahun kegiatan.
ii.
Mengetahui tingkat kinerja puskesmas pada akhir tahun berdasarkan
urutan peringkat kategori kelompok Puskesmas.
iii.
Mendapatkan informasi analisis kinerja Puskesmas dan bahan masukan
dalam penyusunan rencana kegiatan Puskesmas dan dinas kesehatan
kabupaten/kota untuk tahun yang akan datang.
3) Manfaat penilaian kinerja puskesmas

a. Puskesmas mengetahui tingkat pencapaian (prestasi)kunjungan dibandingkan


dengan target yang harus dicapai.
b. Puskesmas dapat melakukan identifikasi dan analisismasalah, mencari
penyebab dan latar belakang serta hambatan masalah kesehatan di wilayah
kerjanya berdasarkan adanya kesenjangan pencapaian kinerja Puskesmas (out
put dan out come)
c. Puskesmas dan dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan tingkat
urgensi suatu kegiatan untuk dilaksanakan segera pada tahun yang akan datang
berdasarkan prioritasnya.
d. Dinas kesehatan kabupaten/kota dapat menetapkan dan mendukung kebutuhan
sumber daya Puskesmas dan urgensi pembinaa
4) Ruang lingkup penilaian kinerja puskesmas
Ruang lingkup kinerja Puskesmas meliputi penilaian pencapaian hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan, manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan.
Penilaian terhadap kegiatan upaya kesehatan wajib Puskesmas yang telah
ditetapkan di tingkat kabupaten/kota dan kegiatan upaya kesehatan pengembangan
dalam rangka penerapan ketiga fungsi Puskesmas yang diselenggarakan melalui
pendekatan kesehatan masyarakat, dengan tetap mengacu pada kebijakan dan
strategi untuk mewujudkan visi Indonesia Sehat
5) Pelaksanaan penilaian kinerja
a. Bahan dan pedoman
Bahan yang dipakai pada penilaian kinerja Puskesmas adalah hasil
pelaksanaan pelayanan kesehatan manajemen Puskesmas dan mutu pelayanan,
sedangkan dalam pelaksanaannya mulai dari pengumpulan data, pengolahan
data, analisis hasil/masalah sampai dengan penyusunan laporan berpedoman
pada Buku Pedoman penilaian kinerja Puskesmas dari Direktorat Jenderal Bina
Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan R.I. th 2006.
b. Teknis pelaksanaan

BAB IV
KESIMPULAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang
bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Untuk
terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan masyarakat yang
sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas
yang baik. Manajemen Puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik
untuk menghasilkan luaran Puskesmas yang efektif dan efisien.
beberapa model manajemen dan fungsi penjabarannya :
1. Model PIE (planning, implementation, evaluation)
2. Model POAC (planning, organizing, actuating, controling)
3. Model P1 P2 P3 (perencanaan, pergerakan-pelaksanaan, pengawasanpengendalian-penilaian)
4. Model ARRIF (analisis, rumusan, rencana, implementasi dan forum komunikasi)
5. Model ARRIME (analisis, rumusan, rencana, implementasi, monitoring, evaluasi)
Selain itu untuk menunjang pelaksanaan fungsi dan penyelenggaraan upayanya,
puskesmas dilengkapidengan instrumen manajemen yang terdiri dari :
1. Perencanaan tingkat Puskesmas
2. Lokakarya Mini Puskesmas
3. Penilaian Kinerja Puskesmas.
Adapun tahapan dalam penyusunan perencanaan tingkat puskesmas adalah sebagai
berikut :
1. Persiapaan
2. Analisis situasi
3. Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
4. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan
Setelah perencanaan, kemudian dilanjutkan dengan lokakarya mini. Lokakarya Mini
Puskesmas merupakan suatu pertemuan antar petugas Puskesmas dan petugas Puskesmas
dengan sektor terkait (lintas sektoral) untuk meningkatkan kerjasama tim, memantau cakupan
pelayanan Puskesmas serta membina peran serta masyarakat secara terpadu agar dapat
meningkatkan fungsi Puskesmas.
Pada dasarnya ruang lingkup kegiatan lokmin itu, mencakup dua hal pokok, yang
meliputi :
1. Lokmin Lintas Program :

2. Lokmin Lintas Sektor :


berdasarkan waktunya, lokakarya mini dibagi menjadi 2 :
1. Lokakarya mini bulanan
2. Lokakarya mini tribulan
Kemudian dilanjutkan dengan penilaian kinerja puskesmas, yaitu suatu upaya
untuk melakukan penilaian hasil kerja / prestasi puskesmas.
Puskesmas merupakan organisasi structural dan sebagai unit pelaksana teknis dinas, aspek
fungsional bidang pelayanan kesehatan masyarakat yang merupakan unit pelaksana pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat 1 yang dibina oleh DKK, bertanggungjawab untuk
melaksanakan identifikasi kondisi masalah kesehatan masyarakat dan lingkungan serta
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi cakupan, mutu pelayanan, identifikasi mutu sumber
daya manusia dan provider,serta menetapkan kegiatan untuk menyelesaikan masalah.
Puskesmas dalam pelaksanaannya mempunyai dua upaya, yaitu :
1. UKM (upaya kesehatan wajib)
upaya berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta punya daya ungkit tinggi
untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat serta wajib diselenggarakan puskesmas
di wilayah Indonesia.
2. UKP (upaya Kesehatan Pengembangan)
upaya yang ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di
masyarakat serta yang disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas.
Dalam peranannya, puskesmas mempunyai beberapa fungsi, yaitu :
1. Sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan
2. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat
3. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama
Meskipun puskesmas sudah membuat berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya
kesehatan masyarakat yang sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas, namun hal ini
perlu ditunjang oleh manajeman Puskesmas yang baik. Manajemen Puskesmas adalah
rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan luaran Puskesmas
yang efektif dan efisien. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilaksanakan oleh Puskesmas
membentuk fungsi-fungsi manajeman. Fungsi manajemen tersebutlah yang menjadikan
puskesmas menjadi lebih baik dalam kebijakan, program maupun konsepnya.

DAFTAR PUSTAKA
http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/17-konseppuskesmas.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/06/manajemen-puskesmas.html
http://puskesmasba2.web.id/wp-content/uploads/2009/02/bab-ii-kinerja-2008.pdf
http://www.puskel.com/ruang-lingkup-tujuan-lokakarya-mini-puskesmas/
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/811/4/BK2006-G94.pdf
http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2011/10/instrumen-manajemen-puskesmas.pdf
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html
http://belibis-a17.com/2010/05/07/manajemen-puskesmas/
http://mercywords.blogspot.com/2008/09/manajemen-puskesmas.html

DAFTAR BACAAN
A.A Gde Muninjaya. (1999).Manajemen Kesehatan.EGC : Jakarta
Elainel la Monica.(1998). Kepemimpinan Dan Manajemen Keperawatan.EGC :
Jakarta
Nasrul E. (1998). Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. EGC :
Jakarta
http://ilmukeperawatan.net/index.php/artikel/13-kesehatan-masyarakat/17-konseppuskesmas.html
http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/06/manajemen-puskesmas.html
http://puskesmasba2.web.id/wp-content/uploads/2009/02/bab-ii-kinerja-2008.pdf
http://www.puskel.com/ruang-lingkup-tujuan-lokakarya-mini-puskesmas/
http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/811/4/BK2006-G94.pdf
http://ikma10fkmua.files.wordpress.com/2011/10/instrumen-manajemen-puskesmas.pdf
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2009/11/manajemen-pelayanan-kesehatan.html

http://belibis-a17.com/2010/05/07/manajemen-puskesmas/
http://mercywords.blogspot.com/2008/09/manajemen-puskesmas.html
http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/pedoman/pedoman%20phbs.pdf
http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1996/04/16/0041.html
http://utsurabaya.files.wordpress.com/2010/07/pedoman-pkp-21.pdf
//alfredsaleh.files.wordpress.com/2007/06/varmnjmpkp-05.pdf
http://nusapenida3.diskesklungkung.net/?page_id=199
http://digilib.umy.ac.id/koleksi_buku.php
http://manajemen-pelayanankesehatan.net/pelatihan/puskesmas.html
http://puskesmasba2.web.id/category/manajemen-puskesmas

Anda mungkin juga menyukai