PERFORMANCE BUDGETING
DALAM UPAYA PENINGKATAN SUMBER
DAYA TENAGA KEPERAWATAN
DI RUMAH SAKIT
Oleh :
Kelompok II
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan bimbinganNya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Performance
Budgeting Dalam Upaya Peningkatan Sumber Daya
Keperawatan di Rumah
Sakit.
Pada kesempatan ini kami juga tak lupa mengucapkan terimakasih kepada:
1. Direktur Perawatan PK RS Sint Carolus yang telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk melaksanakan praktek Manajemen Keperawatan
2. Koordinator mata ajaran manajemen keperawatan sekaligus pembimbing
penyusunan makalah seminar ini; Ibu Dra. Setyowati Skp M App Sc.
3. Pembimbung praktek manajemen keperawatan di RS
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar..............................................................................................................i
Daftar
Isi .................................................................................................................ii
BAB
PENDAHULUAN ..................................................................................1
A.
Latar
Belakang...................................................................................1
B.
Tujuan ...............................................................................................2
BAB
II
TINJAUAN
TEORI...............................................................................3
A.
Beberapa
Pengertian ..........................................................................3
B.
Ruang
Lingkup
Performance
Budgeting ...........................................3
C. Pengembangan Sumber Daya Manusia Di Rumah Sakit .................5
D.Program Peningkatan Sumber Daya
Manusia ....................................9
BAB
III
ANALISA
SITUASI .............................................................................12
BAB
IV
PEMBAHASAN ...................................................................................15
BAB
KESIMPULAN
SARAN .............................................................16
Daftar
Pustaka.........................................................................................................
..17
DAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kesejahteran ekonomi dari Departemen Kesehatan tergantung dari pada
efektifitas anggaran untuk pelaksanaan, pengoperasian Departemen Keperawatan,
sebab anggaran keperawatan mewakili kira-kira 2/3 dari total biaya pengoperasian
keseluruhan departemen. (Graliebren dan Lund, 1985 ).
Manajer pada level hirarki keperawatan harus bertanggung jawab pada
penyediaan anggaran dan penggunaannya. Prosedur budgeting pada dasarnya
mencakup dua aspek penting yaitu perencanaan dan pengawasan .
Pada tahun-tahun belakangan ini anggaran keperawatan menjadi sangat
detail dan teliti dilakukan oleh bagian administrasi, sebab pertumbuhan kebutuhan
untuk ongkos pelayanan kesehatan dapat lebih tajam dari pada angka inflasi
keseluruhan.
Kebutuhan untuk menyediaan perawat yang lebih terampil dalam
peningkatan sumber daya manusia keperawatan membutuhkan alokasi dana
khusus, yang dikenal dengan Performance Budgeting.
Performence budgeting didasarkan pada program, antara lain Direct Patient
Care, Quality Improvement, Inservice Education dan Nursing Research.
Pada kenyataannya sering ditemui dilapangan bahwa : Performance
Budgeting kurang dianggarkan atau bahkan tidak dianggarkan sama sekali.
Walaupun ada beberapa unit perawatan di Rumah Sakit yang menyelenggarakan in
service education, pengembangan kualitas tenaga keperawatan, tetapi hal tersebut
belum dianggarkan secara khusus.
Mengenai riset keperawatan , jarang dilakukan oleh tenaga keperawatan;
hal ini disebabkan minimnya sumber tenaga keperawatan yang ada. Disamping itu,
tenaga keperawatan yang ada sering terjebak oleh kegiatan rutinitas sehari-hari
yang akhirnya berdampak pada pemberian asuhan keperawatan secara langsung
pada klien. Hal ini dapat menurunkan tingkat kepuasan klien di Rumah Sakit.
Untuk itulah, perlu diupayakan peningkatan sumber daya tenaga keperawatan yang
B. TUJUAN
Adapun tujuan dari seminar manajemen keperawatan ini adalah :
1. Peningkatan pengetahuan perawat dalam menyusun Performance Budgeting
berdasarkan kebutuhan unit.
2. Mendesiminasikan beberapa teori tentang budgeting dan pengalaman selama
praktek lapangan manajemen keperawatan di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Beberapa Pengertian
1.
Performance
Budgeting
Performance Budgeting
organisasi
dan
merupakan
rangkaian
pernyataan
yang
Capital Budget dan Operating budget. Disamping itu ada banyak perencanaan
anggaran biaya dalam suatu institusi keperawatan, salah satunya adalah
performance budgeting, yaitu anggaran biaya yang dialokasikan pada fungsi
pengembangan sumber daya manusia dalam keperawatan (Gillies, 1994).
Peformance budgeting merupakan bagian dari manpower budget. Dalam
makalah ini khususnya akan dibahas performance budgeting berdasarkan
program, diantaranya adalah : Direct Patien Care, Quality Improvement, In
Service Education dan Nursing Research (Mc Grail, 1988).
1.
Nursing Research
waktu
Dalam kenyataan, progresi tidak demikian karena setiap karyawan yang
baru mulai bekerja pada dasarnya merasa kebingungan untuk sementara dalam
rangka penyesuaian. Hal ini membuat peringkat kesulitan kerja meningkat.
Lambat laun, dengan pengalaman, bimbingan, pelatihan dan supervisi, peringkat
kesulitan kerja ini menurun. Menurut Dreyfus (Massachussetts Institute of
Technology) progresi penurunan peringkat kesulitan kerja ini melampaui lima
fase : fase baru, fase pemula, fase cakap/kompeten, fase mahir, fase ahli.
Lima Fase Progresi Ketrampilan dan Sikap Kerja
Peringkat kesulitan kerja
waktu
: mampu
Katagori karyawan
Karyawan yang telah mencapai fase mahir dan ahli tidak selamanya mampu
mempertahankan prestasi, performance, atau unjuk kerjanya. Itu sebabnya
pengembangan
diperlukan.
Pengembangan
merupakan
kombinasi
dari
2.
Pengembangan kepribadian;
3.
Kepemimpinan
Efektivitas Mnajerial,
Human relations,
Pendidikan institusional.
pengembangan
tertentu.
Program
pengembangan
4.
Komputer,
Mekanikal,
Sensitivity Trainning.
Program terstruktur.
Yaitu program berjenjang berlanjut pada setiap perawat yang bekerja dirumah
sakit. Ini dapat dibagi tiga :
Kepala Bidang bekerja sama dengan Diklat membuat paket-paket latihan untuk
tiap bidang keperawatan sesuai dengan kriteria tertentu : Contoh pada tabel
1.
Tabel 1 Rencana Diklat Keperawatan
No.
1.
Perawat/Ruangan
Perawat Ruang
Bedah
Latar Belakang
Pendidikan
SPK
Lama
1
Kerja
2
bulan
Paket
tahun
Paket
tahun
Paket
tahun
Paket
Bedah
Bedah
Bedah
2.
Perawat Ruang
SPK
Paket
Medikal
3.
SPK
Psikiatri
Medik
Medik
Medik
Medik
al
Paket
al
Paket
al
Paket
al
Paket
Jiwa
Paket
SPK
Maternitas
Jiwa
Paket
Jiwa
Paket
Jiwa
Paket
Perawat Ruang
Mater
Paket
SPK
Anak
Mater
Paket
Mater
Paket
Mater
Paket
Paket
Perawat Ruang
5.
Paket
Perawat Ruang
4.
Paket
Anak
Anak
Anak
Tugas Belajar.
Pendidikan
Lama Kerja
.
1.
2.
3.
SPK
D3 Kep.
S1 Kep.
3 tahun
D1
S1
S2
5 tahun
D2
LN
7 tahun
D3
S2
10 tahun
LN
12 tahun
LN
Kunjunga
Kursus
n
LN
Singkat
S3
Kunjunga
Kursus
n
LN
Singkat
LN
S3
Kunjunga
Kursus
Singkat
Peneliti
2. Program insidentil.
Yaitu program yang direncanakan sesuai dengan masalah yang ditemukan di
lapangan.
Contoh : kasus AIDS meningkat, maka perlu dilakukan pelatihan, simposium,
seminar .dan sebagainya pada tingkat unit/ ruangan, DIKLAT, diluar Rumah
Sakit yang bersifat regional, nasional atau internasional. Tempat dan topik
pelatihan dapat pula berdasarkan hasil angket perawat sesuai kebutuhan dan
minat.
BAB III
ANALISA SITUASI
Dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia, khususnya tenaga
keperawatan, maka diperlukan suatu anggaran biaya ( Performance Budgeting ).
Untuk penerapan dari performance budgeting, maka akan diberikan gambaran
situasi di unit A, RS B dengan komposisi tenaga sebagai berikut :
Data Ketenagaan di unit A, RS B
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7
8.
9.
Pendidikan
SD
SMP(Latihan POS)
SLTP
SLTA
SMKK
SPR
SPK
D3
S1
Jenis Pekerjaan
Pramuwaluya
Pramuwaluya
Petugas Rumah tangga
Petugas Administrasi
Pengatur Rumah Tangga
Perawat
Perawat
Perawat
Kepala Unit
Jumlah (orang)
7
4
4
2
2
2
8
14
1
acuan dalam
keperawatan
Terlaksananya sistem PN
b. Inservice education.
Perencanaan :
Pelatihan pemeriksaan fisik,
Pelatihan pemeriksaan ECG.
Inservice education mencakup pelatihan kedalam dan keluar (non formal).
Pelatihan kedalam dialokasikan dana oleh unit maupun oleh komisi
keperawatan, sedangkan pelatihan di luar dialokasikan secara insidentil, sesuai
kebutuhan unit. misalnya : Program orientasi karyawan baru melalui training;
maka ukuran penampilannya adalah :
jam training x Rp......... atau materi training x Rp. .........
c. Quality Improvement.
Perencanaan:
1. Membentuk PPKT untuk masalah asuhan
Pengenalan PKT
2. Terkendalinya pemakaian fasilitas
Pengendalian mutu pemberian obat.
Biaya SPP
Biaya Hidup
Biaya Opspek (PPS)
Biaya Buku
Biaya Seragam
Biaya Transport
Biaya Wisuda
6 semester
36 bulan
1 kali
36 bulan
1 kali
36 bulan
1 kali
x
x
x
x
x
x
x
Rp. 250.000
Rp. 100.000
Rp. 75.000
Rp. 25.000
Rp. 100.000
Rp. 50.000
Rp. 100.000
x 3
x 3
x3
x3
x3
x 3
x3
Jumlah Jam
Materi/modul
Nara Sumber
Akomodasi
Administrasi Pengelola
Alat Tulis
Pemeliharaan / sewa
60 jam
40 set
2 orang
30 hari
2 orang
40 set
30 hari
x Rp. 10.000 x 40
x Rp. 5.000
x Rp. 10.000
x Rp. 3.000 x 40
x Rp. 5.000
x Rp. 2.000.
x Rp. 5.000.
gedung
4. Nursing Research.
Diperlukan untuk melihat kesenjangan dalam pelaksanaan pemberian
asuhan keperawatan misalnya dalam mengetahui tingkat kepuasan klien dalam
penerimaan asuhan keperawatan. Salah satunya dengan pemberian angket.
Maka salah satu ukuran penampilannya adalah hasil angket. Oleh karena itu
perlu penyusunan anggaran ; misalnya biaya kertas dan duplikator.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini akan berfokus pada program-program Inservice
Education, Quality Improvement dan Nursing Research. Sebab secara umum
pelayanan asuhan keperawatan di unit A sudah baik. Untuk program- program
tersebut memang sudah dilaksanakan.
Secara operasional, direct patient care dilaksanakan dalam bentuk
pemilihan sistem asuhan keperawatan ; dari sistem tim ke sistem PN (Primary
Nursing). Peningkatan pengetahuan PN melalui pertemuan-pertemuan PN antar
unit dengan mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dan solusinya antara lain
dengan sistem pendokumentasian yang baik dan bed side teaching. Untuk
peningkatan progresi ketrampilan karyawan baru dengan perseptorship dalam
orientasi unit kerja.
Inservice Education merupakan suatu alat untuk memelihara perkembangan
atau kemajuan saat ini. Biasanya melalui pelatihan , pelatihan dapat dilaksanakan
di kelas dan di klinik. Dari dua program yang direncanakan , hanya pelatihan
pemeriksaan fisik yang terrealisir, sedangkan pelatihan ECG belum terlaksana
karena belum menjadi prioritasi unit .
Quality
Improvment
peningkatan
pengembangan staf.
sumber
daya
keperawatan
melalui
peningkatan
dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Performance Budgeting merupakan bagian dari perencanaan budgeting
dalam suatu unit/ruangan dan merupakan perencanaan keseluruhan budgeting
rumah sakit. Perfomance budgeting sangat dibutuhkan guna pengembangan sumber
daya manusia khususnya tenaga keperawatan. Dalam perncanaan perlu dilakukan
pengkajian tentang kondisi tenaga kerja dan sumber daya manusia yang perlu
ditingkatkan, dari hasil pengkajian kepala unit mengajukan perencanaan anggaran
untuk tahun berikutnya.
B. Saran
1. Perlunya diusulkan pendidikan perawat ke jenjang S1 pada perencanaan tahun
berikutnya.
2. Perlunya program pengembangan untuk riset keperawatan guna peningkatan
asuhan keperawatan dan pengembangan diri dari profesi keperawatan itu
sendiri .
DAFTAR PUSTAKA