Faal Hamil
Faal Hamil
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
3. Ovarium
Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan
folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yang dapat
ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama
6-7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai
penghasil progesterone dalam jumlah yang relative minimal
(Prawirohardjo, 2008).
4. Payudara
Payudara mengalami pertumbuhan dan perkembangan sebagai
persiapan memberikan ASI pada saat laktasi. Perkembangan
payudara tidak dapat dilepaskan dari pengaru hormone saat
kehamilan, yaitu estrogen, progesterone, dan somatromatropin
(Prawirohardjo, 2008).
5. Sirkulasi darah ibu
Peredaran darah ibu dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Meningkatnya kebutuhan sirkulasi darah
sehingga dapat
dekompensasio
kordis.
Pada
postpartum
terjadi
pertumbuhan
janin
dalam
rahim,
tetapi
5) Traktus urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan
tertekan
oleh
uterus
yang
mulai
membesar
sehingga
selama
kehamilan
berat
badan
akan
oleh
kenaikan
kadar
insulin,
hiperglikemia
janin.
Beberapa
peneliatian
menunjukkan
10
kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan
masa kehamilan dari 37 minggu sampai dengan 42 minggu (259 -293
hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu (294 hari) atau lebih (Prawirohardjo, 2008). Dari pengertian di
atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu
Prematur murni dan Dismaturitas.
1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari
37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan
untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan
sesuai masa kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor
ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan.
2. Dismaturitas atau Kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir
dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk
masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan
pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil
untuk masa kehamilan (KMK).
11
12
13
c. Paritas
Paritas
secara
luas
mencakup
gravida/jumlah
kehamilan,
14
kehamilan
bertujuan
untuk
mengenal
dan
15
16
berlaku pada anemia. Salah satu perubahan yang paling bermakna adalah
ekspansi volume darah dengan peningkatan volume plasma yang tidak sepadan
sehingga hematokrit biasanya menuru (Cunningham dkk, 2005).
Berdasarkan data penelitian Scott (1967) dan Pritchard (1967), tentang
konsentrasi hemoglobin pada 85 wanita sehat yang terbukti memiliki cadangan
besi, maka anemia pada wanita tidak hamil didefenisikan sebagai konsentrasi
hemoglobin yang kurang dari 12 g/dl dan kurang dari 10 g/dl selama kehamilan
atau masa nifas. Konsentrasi hemoglobin lebih rendah pada pertengahan
kehamilan. Pada awal kehamilan dan kembali menjelang aterm, kadar
hemoglobin pada sebagian besar wanita sehat yang memiliki cadangan besi
adalah 11 g/dl atau lebih. Atas alasan tersebut, Centers for Disease Control
(1990) mendefenisikan anemia sebagai kadar hemoglobin kurang dari 11 g/dl
pada trimester pertama dan ketiga, dan kurang dari 10,5 g/dl pada trimester
kedua (Cunningham dkk, 2005).
Menurut Manuaba (1998), anemia pada kehamilan adalah anemia karena
kekurangan zat besi, jenis anemia yang pengobatannya relatif mudah, bahkan
murah. Anemia pada kehamilan merupakan masalah nasional karena
mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya
sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia ibu hamil disebut
potensial danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan
anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang
terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini kedepan.
Kadar Hemoglobin (Hb) ibu sangat mempengaruhi berat bayi yang akan
dilahirkan. Ibu hamil yang anemia karena Hbnya rendah bukan hanya
membahayakan
jiwa
ibu
tetapi
juga
mengganggu
pertumbuhan
dan
17
Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan Bayi Berat
Lahir Rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan,
bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut
menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Untuk mengetahui apakah seseorang
mengalami anemia atau tidak maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin. Salah satu cara cara yang dapat digunakan adalah pemeriksaan
hemoglobin metode Sahli, metode ini masih banyak digunakan di laboratorium
dan paling sederhana.
Menurut Depkes RI (2008), batasan anemia adalah:
1. Laki-laki Dewasa
> 13 gram %
2. Wanita Dewasa
> 12 gram %
3. Anak-anak
> 11 gram %
4. Ibu Hamil
> 11 gram %