Anda di halaman 1dari 5

Mining-related Vocabulary

1. Bund Wall: Tanggul pengaman (sering juga disebut safety berm). Berada di sisi kiri dan kanan jalan
tambang dengan ketinggian 2/3 diameter ban terbesar yang lewat di jalan tersebut.
2. Request Level (RL): Ketinggian yang diminta.
3. Disposal: Tempat pembuangan material tak dipakai (OB - Over Burden, Sub Soil dll) - Area
Dumpingan: bahasa yang sering digunakan oleh orang lapangan .
4. Waste Dump: Disposal.
5. Waste: Material tak terpakai (Over Burden, sub soil, dll).
6. Top Soil: tanah pucuk yang mengandung Hara (penyubur tanah).
7. Bank Soil: Area atau tempat khusus top soil. Bank soil harus ditempatkan terpisah dengan
disposal, karena top soil yang berada di bank soil akan digunakan kembali dan diletakkan di bagian
paling atas saat aktivitas tambang berhenti untuk dipergunakan sebagai area penghijauan
(reklamasi). Lapisan top soil adalah lapisan yang banyak mengandung unsur hara yang sangat
dibutuhkan oleh tanaman.
8. Sub Soil: Tanah dibawah top Soil namun diatas OB.
9. Stripping Ratio: Perbandingan jumlah volume batuan dengan mineral (ex SR 1:5).
10. End Wall: Batas akhir area penambangan.
11. Settling Pond: Kolam Pengendapan.
12. Mud Pond: Kolam Penampungan Lumpur.
13. ROM (Stockpile): Run Off Mine / Raw Off Mine. Tempat penyimpanan sementara hasil mineral.
Bisa juga di mine area (ROM PIT), atau bisa juga di Stockpile (ROM Stockpile / Jeti / Pelabuhan).
14. Fleet: Kumpulan armada Produksi terdiri dari alat angkut dan alat muat. Di daerah Sulawesi
Tenggara (Pomalaa, Kolaka) Orang lapangan lebih mengenal Fleet dengan istilah Front. Sebagai
contoh 1 fleet terdiri dari 1 unit alat muat (Excavator PC 500, PC 700, PC 1250,dll), 2 unit Dozer, dan
5 unit angkut (DumpTruck, Articulated Dump Truck, ataupun Heavy DumpTrcuk). Dalam satu wilayah
tambang (PIT) mungkin bisa terdiri dari 5 sampai 8 Fleet. Tergantung dari luas wilayah tambang dan
jarak angkut.
15. Idle: Waktu yang hilang dan tidak dapat terkontrol. Sebagai contoh hujan, kabut, unit break

down, dll.
16. Delay: Waktu yang hilang dan dapat dikontrol seperti Rest Time (jam istirahat).
17. Slippery: Waktu yang hilang karena licin sehabis hujan sampai operasi.
18. Rain: Waktu selama hujan berlangsung.
19. BCM: Bank Cubic Meter (Volume Insitu). Biasa digunakan untuk menghitung volume OB (Over
Burden) dari alat muat (Excavator) yang kemudian diangkut oleh unit angkut.
20. LCM: Loose Cubic Meter (Volume Terurai).
21. AMD: Acid Mine Drainage (Pengaturan air asam tambang). Biasanya dibuat settling pond terlebih
dahulu sampai kadar air yang asam menjadi netral, baru kemudian bisa dialirkan ke aliran terbuka
seperti sungai. Sebelum melewati proses AMD ini, air benar-benar di isolasi di settling pond agar
tidak mencemari wilayah sekitar.
22. Cross Fall: Bentuk normal kemiringan jalan (%). Biasanya menggunakan alat bernama Greader.
23. Cut Back: Pemotongan PIT dilakukan bertahap sejajar antara garis potong dengan garis PIT
Design untuk mengimbangi SR (Push Back).
24. Grade: Tingkat kemiringan jalan (dalam %).
25. Contour: Garis penghubung antar titik yang sama ketinggiannya.
26. Coal Expose: Coal yang sudah dibuang lapisan OB-nya (masih diposisi asalnya - insitu).
27. Coal Inventory: Coal yang siap diangkut keluar tambang.
28. Contamination: Tercampurnya Coal dengan material lain (OB, mud, subsoil). Bisa juga disebut
dirty coal.
29. Roof: Lapisan paling atas dari coal.
30. Floor: Lapisan paling bawah dari coal.
31. Cut and Fill: Galian potong dan timbun.
32. High Wall: Dinding tambang pada sisi terdalam coal terdiri dari Slope dan Bench.
33. Low Wall: Dinding tambang pada sisi terdangkal biasanya terbentuk dari Floor atau Slope.
34. Road Drainage: Pengaliran air dari sisi kiri kanan jalan.

35. Culvert: Gorong2 untuk pengaliran air biasanya terbuat dari plat baja/beton bertulang.
36. Road Pavement: Pengerasan jalan (dengan menggunakan alat bernama Compactor).
37. Water Spraying: Penyiraman jalan (pengendalian debu menggunakan water truck / HD).
38. General Work: Pekerjaan umum untuk mendukung kegiatan Produksi. Biasanya menggunakan
alat type kecil seperti Excavator PC200 untuk membuat bund wall atau memperbaiki nya.
39. Road Maintenance: Perawatan jalan dan jalurnya. Biasanya berada di wilayah tanggung
jawabnya divisi HRM (Hauling and Road Maintenance) yang salah satu tugasnya adalah merawat
kondisi jalan angkut mineral dan memastikan jalan aman untuk dilalui unit angkut dari tambang
sampai stockpile / pelabuhan.
40. Free Face: Batas antara material asli dan material OB yang sudah diambil.
41. Crest: Sisi atas dari Slope (Kepala).
42. Toe: Sisi bawah dari Slope (Kaki).
43. Out Crop: Ujung lapisan coal yang mencuat keatas tanah.
44. Accident: kejadian yang tidak di sengaja, tidak di rekayasa, tidak di inginkan, dan dapat
menimbulkan kerugian kepada manusia, alat, dan juga lingkungan sekitar.
45. Fatality: Accident, kecelakaan yang mengakibatkan hilang nya nyawa korban dalam kurun waktu
1 x 24 jam sejak kejadian.
46. Swell factor: pengembangan volume suatu material setelah tergali dari tempat asalnya (insitu).
47. Bank Cubic Meter (BCM): Volume material saat baru diambil dari kondisi atau tempat aslinya.
48. Loose Cubic Meter (LCM): Volume material setelah terurai dari kondisi aslinya. Biasanya LCM
lebih banyak daripada BCM disebabkan oleh swell faktor, walaupun untuk jenis material dan
densitas material yang sama.
49. Ripping: Penggaruan, penguraian material dengan menggunakan alat berat seperti Excavator,
Dozer yang dilengkapi ripper, dll. Yang digaru biasanya Overburden atau OB.
50. Rippable: nilai yang menunjukkan material yang bisa di gali, di garu (ripper), dll.
51. Seismic Test Meter: Alat yang digunakan untuk nilai kekerasan, kepadatan suatu material,
satuan m/detik.
52. Benching system: Cara penggalian, pengambilan material overburden dengan system jenjang
(bench).

53. Match factor: Nilai kesesuaian antara alat muat dan unit angkut saat beroperasi di front (fleet)
yang sama.
54. Mechanical availability: Ketersediaan alat (muat atau angkut) di tinjau dari waktu-waktu yang
hilang, yang disababkan oleh sebab-sebab mekanikal seperti kerusakan mesin, perawatan
mesin, dll.
55. Stake Out: proses menentukan titik lokasi (pematokan) yang dilakukan bagian survey sesuai
dengan titik rencana dalam peta tambang.
56. Spontaneous Combustion: Proses terbakarnya batubara secara spontan baik itu terjadi di
kondisi asal nya (belum digali, masih insitu), ataupun terjadi di ROM (Run of Mine) stock
tambang atau ROM stockpile pelabuhan.
57. Joint Survey: Kegiatan yang dilakukan pihak kontraktor dengan Customer saat mengambil data
dan mengukur wilayah pertambangan.
58. Expose: Lapisan batubara yang sudah terbuka diakibatkan oleh kegiatan penggalian dan
pengupasan overburden di atas atau disamping batubara tersebut.
59. Hauling: Kegiatan pemuatan material bisa memuat overburden maupun batubara.
60. Hauling Road: Jalan yang dilalui oleh unit angkut material overburden ataupun unit angkut
batubara.
61. Dilution Coal: Batubara yang tercampur dengan material asing seperti overburden, mud, dan
material asing lainnya yang bukan batubara.
62. Crusher: Mesin penghancur batubara menjadi butiran halus sesuai dengan permintaan pembeli.
Biasanya crusher terdapat di stockpile atau jeti, namun ada juga crusher yang berada di ROM
stock tambang.
63. Overcut: Proses terjadinya pemotongan, pengambilan material overburden melebihi apa yang
sudah di rencanakan oleh bagian engineering. Biasanya terjadi pada dinding tambang.
64. Mineplan: Dokumen perencanaan tambang yang dibuat dan dikendalikan oleh bagian
Engineering mulai dari perencanaan desain tambang, target produksi, dll.
65. Stripping limit / Boundary: Batas terluar penambangan yang dibuat oleh engineering. Biasanya
di beri patok berwarna tertentu yang menandakan batas tersebut.
66. Clinometer: Alat untuk mengukur sudut hasil pembentukan slope.
67. Bow Planning: Patok acuan pengawas kepada operator dalam membuat slope. Dibuat oleh
engineering dan dipasang oleh bagian survey.
68. P2H: Pemeliharaan dan Pemeriksaan harian alat atau unit yang dilakukan oleh operator, driver,
ataupun pengawas terhadap unit yang dikendarai nya.

69. Check Sheet: Form yang berisi daftar component alat atau unit yang harus di isi atau dicentang
oleh operator, driver, dan pengawas saat melakukan P2H.
70. Follow Up P2H: Kegiatan untuk menindaklanjuti temuan komponen-komponen yang tidak
berfungsi dengan baik saat melakukan P2H.
71. Blasting: Proses peledakan, penguraian material yang menggunakan bahan peledak yang telah
diletakkan dan dirangkai berdasarkan aturan tertentu.
72. Missfire: Peledakan yang gagal, mangkir, tidak jadi meledak (sebagian atau seluruhnya) dan
harus dilakukan peledakan ulang.
73. Clean Up Drilling Location: Meratakan, membersihkan area pengeboran yang biasanya
dilakukan oleh dozer jenis kecil agar alat bor bisa bekerja dengan baik. Lubang bor ini nantinya
yang akan di tanam bahan peledak untuk proses blasting.
74. Spacing: Jarak antara lubang bor satu dengan lubang bor lainnya dalam satu baris yang sama.
75. Drag scripper system: Metode pengambilan Overburden kemudian dilanjutkan dengan
pengambilan batubara secara bersamaan dengan 2 alat muat berbeda dan alat angkut yang
berbeda pula.
76. Vessel: Bak unit alat angkut tempat material di muat, bak ponton.
77. Bucket: Wadah atau tempat material saat di gali atau dimuat, bucket excavator, bucket wheel
loader, dll.
78. Tooth bucket: Gigi bucket untuk menggaru, menggali material overburden atau bahan galian.
79. Alat muat: Alat berat, alat untuk mengambil material, excavator, wheel loader, power shovel,
liebherr, dll.
80. Alau angkut: Unit angkut material yang memiliki vessel atau bak, ADT (Articulated Dump Truck),
Dump Truck, Heavy Duty Dumptruck (HD), dll.
81. Light Vehicle: Unit LV (Mobil penggerak 4 WD) yang dikemudikan oleh orang yang diberi
kewenangan untuk itu. Pengawas, mekanik, driver LV, dll yang mempunyai Kimper.
82. Super elevasi: sudut kemiringan jalan di tikungan yang dibuat mulai dari sisi terluar jalan hingga
sisi terdalam. Dibuat dengan tujuan mencegah unit keluar jalur jalan saat melintas di tikungan,
mencegah unit terguling, rebah yang diakibatkan oleh adanya gaya sentrifugal.
83. Blindspot: Titik buta pengelihatan mata karena terhalang oleh benda, obyek lain di depan,
umumnya blindspot berada di tikungan tajam, jalan tanjakan, dll.
84. Job pending: Penyerahan pekerjaan tambang antara foreman shift pagi, dengan foreman shift
malam. Tujuannya agar pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan shift pagi bisa dilanjutkan oleh
karyawan shift malam.

Anda mungkin juga menyukai