PASAL 4
PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN
1. PIHAK PERTAMA menyerahkan data pegawai dan pensiunan beserta keluarga yang
ditanggung kepada PIHAK KEDUA dan di update selambat-lambatnya 6 (enam) bulan
sekali.
2. Untuk pelayanan jasa dan fasilitas Rawat Jalan, PIHAK KEDUA berhak meminta kepada
pasien Surat Rujukan dari fasilitas tingkat pertama (Puskesmas, Dokter Umum, dan
Dokter Gigi), untuk pemeriksaan lanjutan (rawat inap) harus ada rujukan dari dokter
spesialis, Surat Pengantar atau Surat Jaminan Rawat Jalan, Kartu Berobat atau Id Card
(kartu Pegawai dan atau KTP digunakan diluar jam kerja).
3. Surat Pengantar atau Surat Jaminan Rawat Jalan ditandatangani Pejabat yang ditunjuk
oleh yang diberi wewenang untuk menandatangani surat tersebut.
4. Surat Pengantar atau Surat Jaminan Rawat Jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat 2
Pasal ini berlaku untuk 1 (satu) orang dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari, dan hanya dapat
dipergunakan untuk pemeriksaan sesuai yang tercantum pada Surat Jaminan Rawat Jalan.
5. Surat Pengantar atau Surat Jaminan hanya dapat dipergunakan untuk pemeriksaan 1 (satu)
kali pemeriksaan serta pengobatan.
6. Dokter Umum dan Dokter Spesialis PIHAK KEDUA apabila dibutuhkan oleh Pasien
PIHAK PERTAMA yang tidak bisa dilayani di Rumah Sakit PIHAK KEDUA maka
PIHAK KEDUA wajib menyediakan dokter sejenis.
7. PIHAK KEDUA wajib menuliskan rincian tagihan Rawat Jalan sebelum Pasien
diperbolehkan meninggalkan Rumah Sakit dan meminta Pasien atau Keluarga yang
bersangkutan untuk menandatangani rincian tagihan dimaksud untuk dilampirkan pada
saat penagihan kepada PIHAK PERTAMA
8. Pelayanan gigi untuk pegawai dan pensiunan serta keluarga yang ditanggung dilakukan di
poli gigi. Apabila pasien tidak bisa diobati di poli gigi, maka pasien dapat dirujuk ke
dokter spesialis gigi sesuai pelayanan gigi PIHAK PERTAMA (terlampir).
PASAL 5
PROSEDUR PELAYANAN KESEHATAN RAWAT INAP
1. Untuk memberikan pelayanan jasa dan fasilitas Rawat Inap, PIHAK KEDUA berhak
meminta Surat Rujukan dari dokter yang merujuk (Dokter Umum atau Dokter Spesialis),
Surat Pengantar atau surat Jaminan Rawat Inap yang telah ditandatangani Pejabat
berwenang dari pasien PIHAK PERTAMA.
2. Dalam kondisi Darurat Gawat, Surat Jaminan Rawat Inap akan diselesaikan PIHAK
PERTAMA dalam tenggang waktu selambat-lambatnya 2 x 24 jam berikutnya dan bila
Kondisi Darurat Gawat terjadi pada hari libur, maka Surat Jaminan Rawat Inap akan
diselesaikan PIHAK PERTAMA, selambat-lambatnya dalam waktu 2 x 24 jam setelah
hari libur.
3. Pengaturan kelas perawatan adalah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA.
4. PIHAK KEDUA wajib menyediakan kamar
ditentukan oleh PIHAK PERTAMA.
yang telah
5. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat menyediakan kamar perawatan sesuai dengan hak
Pasien, maka PIHAK KEDUA akan menempatkan 1 (satu) tingkat lebih tinggi dari hak
Pasien dalam waktu 2 x 24 jam dan apabila PIHAK KEDUA juga tidak dapat
menyediakan maka PIHAK KEDUA harus menyediakan kelas 1 tingkat diatasnya lagi
dan biaya ditanggung oleh PIHAK KEDUA.
6. Apabila pasien mengambil kelas yang lebih tinggi atas permintaan sendiri maka akan
diperhitungkan Kelebihan biaya kelas rawat inap menjadi tanggung jawab Pasien yang
bersangkutan, yang dibayarkan Pasien sebelum meninggalkan Rumah Sakit.
PASAL 6
FORMULARIUM OBAT
1.
Untuk pemberian obat kepada pasien, PIHAK KEDUA mengutamakan jenis obat
sesuai daftar Formularium Obat dari PIHAK PERTAMA. Kecuali apabila obat tersebut
tidak tersedia atau tidak mempunyai komposisi yang sama pada daftar Formularium Obat
PIHAK PERTAMA.
2.
Apabila diperlukan obat yang diberikan kepada pasien diluar daftar Formularium Obat
dari PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA diperbolehkan memberikan Obat
Kesepakatan (DOK) .
3. Peresepan Obat :
a. Obat yang diresepkan bagi Pasien adalah obat yang tertera pada FO dan DOP yang
terdaftar dalam Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
b. Peresepan obat dalam 1 (satu) lembar resep maksimum 4 (empat) item obat, kecuali
sangat diperlukan sesuai dengan pertimbangan medis membutuhkan lebih dari 4
(empat) item obat.
c. Lama pemberian obat maksimal 5 (lima) hari, dan untuk penyakit kronis/ menahun
diberikan maksimal untuk 1 (satu) bulan.
d. Untuk obat-obat yang penggunaannya diperlukan dalam waktu tertentu/satu paket
dosis terapi ( satucure) harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.
e. Obat yang diberikan kepada pasien harus dalam keadaan
- Obat yang berbentuk strip digunting
- Merk / Label obat dibuka dan diberi kode apotik
- Kotak obat tidak diberikan
PASAL 7
PEMBAYARAN
1. PIHAK PERTAMA akan membayar biaya atas jasa Pelayanan Kesehatan dari PIHAK
KEDUA dan akan ditransfer melalui Rekening :
Bank
Cabang
No. Rekening
Atas Nama
: Nagari
: Semen Padang Hospital
: 2121.0105.00001-7
: Yayasan Semen Padang
2. Tagihan PIHAK KEDUA berdasarkan realisasi Rawat Inap dan Rawat Jalan dan
ditagihkan kepada unit PT PLN (Persero) yang mengeluarkan Surat Jaminan asal Pasien.
3. Dalam pelaksanaan penagihan setiap bulan PIHAK KEDUA wajib melengkapi dan
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA :
a. Surat Permintaan Pembayaran.
b. Kwitansi 2 (dua) rangkap, lembar pertama asli bermaterai secukupnya.
c. Surat Jaminan Rawat Jalan atau Rawat Inap keduanya asli atas nama pasien PIHAK
PERTAMA.
d. Surat Rujukan asli dari Dokter Umum / Dokter Spesialis PIHAK PERTAMA.
e. Rekapitulasi biaya terdiri dari biaya perawatan, biaya tindakan, biaya pemakaian obat,
biaya pemeriksaan penunjang, biaya pemakaian alat medis serta lampiran rinciannya,
antara lain :
salinan resep obat.
salinan persetujuan tindakan.
salinan hasil pemeriksaan.
Jumlah frekuensi konsultasi/kunjungan dokter.
Rekapitulasi resep resep yang mengunakan FO dan yang tidak mengunakan FO.
f. Ringkasan catatan medis pasien selama dirawat.
g. PIHAK KEDUA wajib menyertakan surat pernyataan bahwa pada saat pasien yang
bersangkutan masuk tidak ada kamar sesuai dengan hak pasien.
h. Tindakan lainnya selama perawatan.
i. Termasuk biaya penyelenggaraan pasien PIHAK PERTAMA meninggal dunia.
4. PIHAK PERTAMA berhak mengembalikan tagihan PIHAK KEDUA untuk di revisi
dan dilengkapi apabila Tarif dan berkas tidak sesuai dengan perjanjian kerjasama.
PASAL 8
DIREKSI PEKERJAAN
1. Pemberi Pekerjaan
4. Deputi Manajer ADM SDM PT PLN (Persero) UIP I UPK Pembangkit Sumatera 7
PLTU Teluk Sirih
5. Deputi Manajer ADM SDM PT PLN (Persero) UIP II UPK Jaringan Sumatera 3
Bukittinggi
6. Deputi Manajer ADM SDM PT PLN (Persero) Udiklat Padang.
3. Direksi Pekerjaan menunjuk Supervisor Pengelolaan Remunerasi & Benefit / Assisten
Manajer Pelayanan & Administrasi SDM / Assisten Manajer Keuangan, SDM &
Administrasi :
1. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat; Kantor Wilayah, Area Padang, Area
Bukittinggi, Area Solok dan Area Payakumbuh dan unit-unit pelaksananya.
2. PT PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Sumatera; UPT
Padang UPB Sumatera Bagian Tengah dan Unit-unit pelaksananya.
3. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan : Sektor Teluk Sirih, Sektor
Bukittinggi dan Sektor Ombilin dan unit-unit pelaksananya
4. PT PLN (Persero) UIP I UPK Pembangkit Sumatera 7 PLTU Teluk Sirih
5. PT PLN (Persero) UIP II UPK Jaringan Sumatera 3 Bukittinggi
6. PT PLN (Persero) Udiklat Padang
sebagai Pengawas Pekerjaan yang tugasnya untuk memberikan bimbingan, arahan dan
memberikan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA jika dipandang perlu.
4. Supervisor Remunerasi & Benefit/ Assisten Manajer Pelayanan & Administrasi SDM/
Assisten Manajer Keuangan, SDM & Administrasi sebagai Pengawas Pekerjaan
mempunyai tugas, antara lain :
a. Memantau, melayani, mengevaluasi kebutuhan pelayanan kesehatan untuk Pegawai
PLN/Pensiunan di Lingkungan Kantor PT PLN (Persero) yang berada di Padang.
b. Memberikan bimbingan, pembinaan dan teguran tertulis kepada PIHAK KEDUA jika
dipandang perlu.
c. Melakukan Verifikasi semua dokumen-dokumen penagihan yang berkaitan dengan
pelayanan kesehatan.
d. Me-review kelengkapan dokumen Administrasi permintaan pembayaran (syarat-syarat
pembayaran) dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA.
e. Menyiapkan Nota Dinas permintaan pembayaran dari Deputi Manajer ADM
SDM/Assisten Manajer sesuai unitnya :
1. PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat; Kantor Wilayah, Area Padang, Area
Bukittinggi, Area Solok dan Area Payakumbuh dan unit-unit pelaksananya.
2. UPB Sumatera Bagian Tengah dan Unit-unit pelaksananya.
3. PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Selatan : Sektor Teluk Sirih,
Sektor Bukittinggi dan Sektor Ombilin dan unit-unit pelaksananya.
4. PT PLN (Persero) UIP I UPK Pembangkit Sumatera 7 PLTU Teluk Sirih.
5. PT PLN (Persero) UIP II UPK Jaringan Sumatera 3 Bukittinggi.
6. PT PLN (Persero) Udiklat Padang.
PASAL 9
PERUBAHAN KERJASAMA
1. PARA PIHAK sepakat bahwa setiap perubahan dalam kerjasama ini hanya dapat
dilakukan atas persetujuan tertulis PARA PIHAK.
2. Perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini akan dibuat dalam suatu
Amandemen yang merupakan bagian yang tidak tepisahkan dari kerjasama ini.
3. Kerjasama ini tidak dapat dipindahkan sebagian atau seluruhnya oleh PIHAK KEDUA
tanpa persetujuan tertulis dari PIHAK PERTAMA.
PASAL 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Apabila terjadi perbedaan pendapat dan atau perselisihan antara PIHAK PERTAMA dan
PIHAK KEDUA yang berkenaan dengan Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat akan
menyelesaikan secara Musyawarah.
2. Apabila secara Musyawarah belum diperoleh penyelesaian, maka PARA PIHAK sepakat
menyelesaikan melalui Pengadilan Negeri Padang.
PASAL 11
PEMUTUSAN KERJASAMA
1. Dalam hal terjadi pelanggaran atau tidak dipenuhinya ketentuan - ketentuan dan
persyaratan yang telah ditetapkan dalam Kerjasama ini, PARA PIHAK sepakat untuk
mempertimbangkan dilakukan pemutusan Kerjasama.
2. Pemutusan Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat 1 Pasal ini, tidak akan
mengurangi hak PARA PIHAK yang telah dilakukan sebelum pemutusan dan dapat
dituntut pemenuhannya sesuai Kerjasama ini.
3. Permintaan pemutusan harus dinyatakan secara tertulis kepada pihak lainnya dalam
tenggang waktu 30 (tiga puluh) hari sebelumnya.
4. Dalam hal dilakukan pemutusan Kerjasama sebagaimana dimaksud ayat 1 Pasal ini PARA
PIHAK sepakat untuk tidak memberlakukan Pasal 1266 dan Pasal 1267 Kitab UndangUndang Hukum Perdata.
PASAL 12
SANKSI
1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat memenuhi kewajiban/ketentuan-ketentuan tersebut
dalam Kerjasama ini, PIHAK PERTAMA c.q Deputi Manajer ADM SDM PT PLN
(Persero) Wilayah Sumatera Barat dapat memberikan teguran lisan atau peringatan tertulis
kepada PIHAK KEDUA.
2. Dengan telah dikeluarkannya teguran lisan atau peringatan tertulis dan ternyata PIHAK
KEDUA belum memenuhi ketentuan sesuai teguran lisan atau peringatan tertulis tersebut
dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah menerima surat teguran/peringatan dimaksud maka
PIHAK PERTAMA berhak memutuskan Kerjasama secara sepihak dan tidak
memberikan ganti rugi dalam bentuk apapun.
3. Masukan-masukan dari Serikat Pekerja terhadap pelayanan rumah sakit dapat dijadikan
teguran lisan maupun tulisan yang mengikat pada Perjanjian Kerjasama ini.
PASAL 13
KONTAK PERSON
Kontak Person PIHAK PERTAMA :
1.
2.
3.
:
:
:
:
:
Jabatan
Alamat
Telp
Fax
Contact Person
10
11
PASAL 14
PENUTUP
Kerjasama ini dibuat 2 (Dua) rangkap beserta lampirannya dan bermaterai cukup yang
mempunyai kekuatan hukum yang sama, 1 (satu) rangkap bermaterai untuk PIHAK KEDUA,
1 (Satu) rangkap lainnya untuk PIHAK PERTAMA, kemudian ditandatangani oleh PARA
PIHAK di Padang.
PIHAK PERTAMA
PT PLN (Persero) Wilayah Sumatera Barat
SUPRIYADI
General Manager
12