Batuan Reservoar PDF
Batuan Reservoar PDF
fisik
batuan
meliputi
porositas,
saturasi,
permeabilitas
serta
Pettijohn,
batupasir
dibagi
menjadi
tiga
kelompok,
yaitu
1. POROSITAS
Porositas () merupakan perbandingan antara ruang kosong (pori-pori) dalam
batuan dengan volume total batuan yang diekspresikan di dalam persen.
Vp
x100 % atau
Vb
Vb Vg
x100 %
Vb
dimana : Vp
Vb
Vg
= porositas batuan
volumepori total
x100 %
valumebatu antotal
b. Porositas efektif, yang merupakan persen volume pori-pori yang saling
berhubungan terhadap volume batuan total.
AT
so
sw
wo.cos wo
dimana ;
so
sw
wo
wo
Suatu cairan yang dikatakan membasahi zat padat jika tegangan adhesinya
positif (
< 90o), yang berarti batuan bersifat water wet, sedangkan bila air tidak
membasahi zat padat maka tegangan adhesinya negative ( > 90o), berarti batuan
bersifat oil wet.
Pada umumnya, reservoir bersifat water wet, sehingga air cenderung untuk melekat
pada permukaan batuan, sedangkan minyak akan terletak diantara fasa air.
3. TEKANAN KAPILER
Tekanan kapiler (pc) didefinisikan sebagai perbedaan tekanan yang ada
antara permukaan dua fluida yang tidak tercampur (cairan-cairan atau cairan-gas)
sebagai akibat dari terjadinya pertemuan permukaan yang memisahkan mereka.
Perbedaan tekanan dua fluida ini adalah perbedaan tekanan antara fluida non
wetting fasa (Pnw) dengan fluida wetting fasa (Pw) atau :
Pc
Pnw
Pw
Pc
2 . cos
r
.g .h
dimana :
Pc
= tekanan kapiler
= percepatan gravitasi
= tinggi kolom
dua fluida
cos
4. SATURASI
Saturasi fluida didefinisikan sebagai perbandingan antara volume pori-pori
batuan yang ditempati oleh fluida tertentu dengan volume pori-pori total pada suatu
batuan berpori. Saturasi dapat dinyatakan dalam persamaan dibawah ini :
a. Saturasi minyak (So) adalah :
So
Sw
Sg
dari
suatu
batuan
untuk
mengalirkan
fluida.
Teori
tersebut
PTP2
k dP
dL
Dimana :
V
= permeabilitas, darcy
6. KOMPRESSIBILITAS
Menurut Geertsma, terdapat tiga macam kompressibilitas pada batuan yaitu :
a.
b.
c.
tekanan, yaitu ;
Internal stress yang berasal dari desakan fluida yang terkandung di dalam
pori-pori batuan (tekanan hidrostatik fluida formasi)
External stress yang berasal dari pembebanan batuan yang ada di atasnya
(tekanan overburden)
PTP2
BAB II
KARAKTERISTIK FLUIDA RESERVOIR
SGMinyak
BJ min yak
BJair
(1-1)
Didalam dunia perminyakan, spesific gravity minyak sering dinyatakan dalam satuan
o
API dapat
API
141,5
131,5 (1-2)
SG
PTP2
PTP2
Co
1 dV
.
V dP
.. (1-3)
PTP2
BAB III
SIFAT FISIK GAS
d2
d1
.. (1-1)
Dimana :
v = kecepatan efusi/difusi gas
d = densitas gas.
Hukum Avogadro mengatakan bahwa kondisi tekanan, temperatur dan
volume tertentu, massa jenis gas berbanding lurus dengan berat
molekulnya, atau secara matematis dinyatakan sebagai berikut :
d1
d2
M1
M2
. (1-2)
Dimana :
M = berat molekul gas
A. FAKTOR DEVIASI GAS
PTP2
antara
ke
tiga
hukum
tersebut,
didapat
persamaan
kesetimbangan :
P.V
n.R.T
..................................................................... (1-3)
Dimana :
P = Tekanan, psia
V = Volume, cuft
T = Temperatur, oR
Z .n.R.T
. (1-4)
................................................. (1-5)
Dimana :
Ppr = P/Ppc
Tpr = T/Tpc
Dimana :
yi = fraksi mol komponen i
Tci = temperatur kritis komponen ke I, oR
Pci = tekanan kritis komponen ke I, psia
gas (Bg) dengan asumsi menggunakan Tsc = 520 oR dan Psc = 14.7
psia serta Zsc = 1, maka persamaan faktor volume formasi gas (Bg)
adalah :
- Gas nyata : C 1/ P 1/ Z ( Z / P)
.............................. (1-8)
fluida (resistance)
untuk
mengalir. Jika gesekan antara lapisan fluida kecil (low viscosity), gaya
shearing yang ada akan mengakibatkan gradien kecepatan besar
sehingga
mengakibatkan
fluida
untuk
bergerak.
Jika
viskositas
dari
dan
suatu
gas
campuran
komposisi.
tergantung
pada
Carr-Kobayashi-Burrows
tekanan,
membuat
persamaan yaitu :
1 f (M , T ) f ( , T )
. (1-9)
/ 1 f ( Ppr, Tpr)
Dimana :
1 = viskositas pada tekanan 1 atm
= viskositas pada tekanan > 1 atm.
5. DENSITAS GAS (g)
m
V
PM
RT
.. (1-10)
dimana :
m = berat gas, lb
V = volume gas, cuft
M = berat molekul gas, lb/lb mole
P = tekanan reservoir, psia
T = temperatur, oR
R = konstanta gas = 10.73 psia cuft/lbmole oR
BAB IV
PANAS BUMI (GEOTHERMAL)
1. Latar Belakang
Dengan semakin naiknya harga bahan baker minyak dan sumber energi yang
lain, maka orang mulai berusaha untuk mencari sumber energi pengganti, dan hal ini
jatuh pada energi panas bumi yang saat ini mulai dikembangkan diberbagai Negara
di dunia.
Pada tahun 1918 di Larderello Italia dihasilkan uap alam yang bias
dimanfaatkan untuk menggerakkan tenaga listrik. Hal ini memberikan rangsangan
buat negara lainnya untuk mencoba memanfatkan sumber tenaga baru ini. Hal ini
juga terjadi di Indonesia yang berhasil melakukan pemboran di Kamojang pada tahun
1926 dan berhasil menyemburkan uap panas dari salah satu sumurnya (KMJ-3)
sampai sekarang.
Negara-negara yang saat ini telah berhasil memanfaatkan panasbumi adalah :
Amerika Serikat, Italia, Selandia Baru, Jepang, Philipina, Iceland dan Indonesia.
Sumber panas bumi umumnya terdapat disekitar jalur gunung api karena
magma merupakan sumber panasnya.
2. Tingkat Polusi
Dibanding dengan sumber energi bahan bakar maka sumber tenaga panas
bumi relatif tidak terlalu menyebabkan pencemaran lingkungan lingkungan (non
pollution).
Lapangan geothermal umumnya berhubungan erat dengan aktifitas gunung
berapi. Dari kemanfaatan panas bumi dipermukaan seperti : fumarola, solfatara,
lumpur panas dan mata air dikeluarkan non coudensable gasses seperti CO2, NH3,
N2, H2, SO2 dan CH4. Gas-gas tersebut diatas apabila terdapat didalam
jumlah/konsentrasi yang tinggi bisa membahayakan bagi manusia atau kehidupan
disekelilingnya.
Bagi siapa yang pernah mengunjungi lapangan geothermal akan mencium bau
seperti telor busuk, bau tersebut berasal dari gas H2S. Gas tersebut beracun. Dalam
konsentrasi rendah menyakitkan mata (pedih) dan dalam konsentrasi tinggi bisa
menyebabkan kematian (konsentrasi rendah bau, konsentrasi tinggi tidak).
3. Problema
Yang menjadikan masalah didalam pemanfaatan tenaga panasbumi antara
lain :
a. Re-injeksi fluida kedalam tanah.
b. Kebisingan
c. Emisi gas
d. Penurunan Tekanan (subsudence)
e. Kehidupan sosial
f. Efek terhadap iklim
g. Efek terhadap sumur yang lain
h. Keselamatan dari Blow out
i. Seisme
j.
4. Teknik Eksplorasi
Didalam melakukan eksplorasi panasbumi pekerjaan dibagi atas beberapa
tahap antara lain :
a. Inventarisasi
b. Survey pendahuluan
c. Pemetaan geologi
d. Penelitian geofisika
e. Pemboran dangkal
f. Pemboran dalam (eksplorasi)
5. Sumber Energi Panas Bumi
Sumber panas bumi berasal dari kegiatan gunung berapi dan intrusi
(terobosan) magma.
Dapur
magma
merupakan
sumber
energi panasbumi.
Disamping proses pengangkatan dan perombakan kemudian mengakibatkan jalurjalur gunung api aktif maupun yang telah padam membentuk pegunungan menjadi
daerah penagkap air hujan/air kedalam tanah relatif lebih besar dari daerah
sekitarnya.
Susunan batuan jalur gunug api adalah hasil erupsi gunung api dan
merupakan perselang-selingan antara batuan piroklastik dan aliran lava yang
membentuk susunan batuan tudung kedap air (impermeable) dan batuan porouspermeable. Bagian jalur gunung api dengan sumber panas relatif dangkal,
terbentuklah daerah panas bumi yang dicirikan oleh kenampakan air panas,
fumarola, dan lain-lain.
Gambar : Maket Plan Tenaga Listrik dengan menggunakan sumber energi panas
BAB V
KONDISI RESERVOIR
Kondisi reservoir terdiri dari tekanan dan temperatur reservoir, kedua besaran
ini merupakan besaran yang sangat berpengaruh terhadap batuan reservoir maupun
fluida yang dikandungnya (air, minyak dan gas).
1. Tekanan Reservoir
Konsep tekanan adalah gaya persatuan luas yang diterapkan oleh suatu
fluida, hal ini adalah konsep mekanik dari tekanan. Tekanan itu disebabkan oleh
benturan diantara berbagai molekul fluida pada dinding tersebut disetiap detik.
Tekanan merupakan sumber energi yang menyebabkan fluida dapat bergerak.
Sumber energi atau tekanan tersebut pada prinsipnya berasal dari :
a. Tekanan hidrostatik
Yaitu tekanan yang disebabkan adanya gaya kapiler yang besarnya
dipengaruhi oleh tegangan permukaan dan sifat-sifat kebasahan batuan oleh fluida
(terutama air) yang mengisi pori-pori batuan di atasnya.
Ph 0.052. .h
atau
Ph
10
.h
dimana :
Ph
Pob
Gob
Pob
D
dimana :
Gob
Pob
= kedalaman, ft
Tekanan awal reservoir adalah tekanan reservoir pada saat pertama kali
diketemukan. Tekanan dasar sumur yang sedang berproduksi disebut tekanan aliran
(flowing) sumur. Kemudian jika sumur tersebut ditutup maka selang waktu tertentu
akan didapat tekanan statik sumur.
2. Temperatur Reservoir
Dalam
kenyataannya
temperatur
reservoir
akan
bertambah
terhadap
kedalaman, yang mana sering disebut sebagai gradient geothermis yang dipengaruhi
oleh jauh dekatnya dari pusat magma. Gradient geothermis yang tertinggi adalah
4oF/100 ft, sedangkan yang terendah adalah 0.5 oF/100 ft.
Besarnya gradient geothermis dari suatu daerah dapat dicari dengan persamaan :
Gradien.Geotherm is
Td
Ta Gf
dimana :
Td
Ta
= kedalaman, ft
BAB VI.
MEKANISME PENDORONG RESERVOIR
(RESERVOIR DRIVE MECHANISM)
Terjadinya gerakan arau aliran minyak/gas kedalam lubang bor disebabkan
karena adanya tenaga dorong dari dalam reservoir. Hal tersebut mungkin disebabkan
oleh satu atau kombinasi dari beberapa macam jenis tenaga pendorong yang ada.
Fase awal dari produksi ini disebut fase produksi primer (primary production).
Mekanisme pendorong reservoir ini dibagi empat : Dissolved/Solution Gas Drive, Gas
Cap Drive, Water Drive dan Combination Drive.
1. Solution/Dissolved Gas Drive
Solution/Dissolved Gas Drive dapat terjadi bila hidrokarbon yang berwujud
cairan ketika dalam reservoir berubah menjadi gas sewaktu di produksi. Gas yang
terbentuk ini akan mendorong minyak kedalam lubang bor. Pada mekanisme ini
tekanan reservoir akan turun drastis, sehingga pompa ataupun alat pembantu lainnya
harus digunakan pada tahap awal produksi. Minyak yang dapat diambil dari reservoir
(oil recovery) dengan mekanisme ini adalah 5 30%.
2. Gas-Cap Drive
Gas-Cap drive terjadi bila terdapat gas cap diatas minyak dalam reservoir.
Penurunan tekanan menyebabkan berkembangnya gas cap yang mendorong minyak
kedalam lubang bor. Penampilan reservoir dalam gas-cap drivehampir sama dengan
pada dissolved-gas drive, hanya turunnya tekanan tidak drastis karena adanya gas
cap yang menghasilkan sejumlah energi. Oil recovery 20-40%.
3. Water Drive
Air dalam reservoir biasanya berada dibawah tekanan fluida yang sebanding
dengan kedalaman dibawah permukaan tanah. Makin dalam letak air itu, makin tinggi
tekanannya. Water drive terjadi bila terdapat air dalam jumlah banyak pada reservoir
yang dapat mendorong minyak kedalam lubang sumur. Air langsung akan mengisi
ruang yang ditinggalkan minyak. Tekanan dalam reservoir akan tetap tinggi selama
penggantian minyak dengan air terjadi dalam jumlah yang sama. Oil recovery dapat
mencapai 50%.
4. Combination Drive
Combination drive adalah mekanisme pendorong yang mempunyai satu atau
lebih untuk mendorong fluida minyak ke lubang bor, antara lain Gas-cap drive dengan
water drive.
Solution/Dissolved
Gas Drive
Tekanan Reservoir
Produksi air
Gas-Cap Drive
menerus
menerus
None
Water Drive
Tetap tinggi
Naik menerus
pada sumur-sumur
Tetap rendah
yang up-dip
None
Umur sembur
Tingkah-laku
Memerlukan pumping
alam tergantung
sumur
Naik menerus
Sembur alam
sampai kadar air
berlebihan
Recovery yang
dapat diharapkan,
5 - 30
20 40
% OOIP
35 - 60
Gambar : Proses Migrasi dari Minyak dan Gas pada Suatu Reservoir
Typical Performance
Solution/Dissolved Gas Drive
Pressure, GOR, PI
140
120
100
GOR
80
PI
60
PR
40
20
0
Cumulative Production
Pressure
PI
GOR
Cumulative Production
Pressure, GOR
120
100
80
Pressure
60
GOR
40
BAB VII
20
METODA
SEMBUR ALAM
0
Cumulative Production
agar cadangan dapat diambil secara maksimal. Usaha yang harus dilakukan untuk
mencapai maksud tersebut adalah dengan menganalisa performance sumurnya yang
hasilnya berguna untuk menentukan peralatan-peralatan sumur yang sesuai.
Metoda produksi artificial lift digunakan apabila tekanan reservoir sudah tidfak
mampu lagi untuk mendorong fluida ke permukaan sehingga diperlukan suatu tenaga
tambahan yang dapat mendorong fluida.
Dari data-data penilaian formasi yang diperoleh dapat diketahui sifat-sifat fisik
fluida dan batuan reservoir, kondisi reservoir dan jenis reservoir. Data ini sangat
penting dalam pemilihan metoda produksi artificial lift, karena metoda ini masingmasing mempunyai kelebihan dan kekurangan.
1.1.
PI
q
Ps Pwf
Dimana :
PI
= productivity indeks
Pwf
Ps
dF
dL
dP
el
dL
dP
f
dL
dP
acc
dL
1.2.
Master gate (master valve), adalah jenis valve yang digunakan untuk menutup
sumur jika diperlukan. Untuk sumur-sumur yang bertekanan tinggi, disamping
master gate, dipasang pula suatu valve lain yang letaknya dibawah master
gate.
Choke, berfungsi untuk menahan sebagian aliran dari sumur sedemikian rupa
sehingga produksi minyak dan gas pada suatu sumur dapat diatur sesuai
dengan yang diinginkan.
BAB VIII.
METODA PENGANGKATAN POMPA BUATAN
(ARTIFICIAL LIFT)
Pada saat sumur sudah mencapai tahap penyelesaian dan akan mulai
berproduksi, awalnya tenaga yang digunakan untuk mengangkat fluida dari dasar
sumur ke permukaan adalah menggunakan sembur alam (natural flowing). Sembur
alam yaitu memanfaatkan energi yang terkandung didalam reservoir
untuk
Produktivitas Sumur
Jenis pengangkatan buatan yang sesuai dengan besarnya laju produksi adalah :
Produktivitas sumur yang lebih besar dari 10.000 STB / hari dapat
menggunakan pompa ESP dan gas lift.
Untuk sumur yang mempunyai produksi antara 100 2.000 STB / hari dapat
menggunakan semua jenis metode artificial lift .
Untuk sumur yang berproduksi lebih kecil dari 100 STB / hari dapat
menggunakan semua jenis metode kecuali pompa ESP.
2.
Tekanan Reservoir
Tekanan reservoir sebanding dengan tinggi kolom cairan dalam tubing. Jenis
metode yang sesuai untuk tinggi kolom cairan yang lebih besar dari 1/3
kedalaman adalah gas lift (kontinyu), pompa angguk, pompa hidrolik dan ESP.
Sedangkan untuk tinggi kolom cairan yang lebih kecil dari 1/3 kedalaman dapat
menggunakan pompa angguk, pompa hidrolik, ESP, dan gas lift (intermittent ).
3.
Kedalaman
Kedalaman sumur menunjukkan temperatur dasar sumur serta energi yang
diperlukan untuk pengangkatan buatan. Adapun penggunaan jenis pengangkatan
buatan berdasarkan kedalaman sumur adalah :
Kedalaman sumur yang lebih dari 12.000 ft hanya dapat menggunakan pompa
hidrolik.
4.
Kemiringan Sumur
Untuk sumur dengan kemiringan yang besar, pompa angguk tidak dapat
digunakan. Penggunaan gas lift sangat sesuai karena tidak banyak peralatan
yang dipakai di dalam sumur.
5.
Viskositas Cairan
Untuk cairan yang berviskositas tinggi jenis metode gas lift atau pompa hidrolik
sangat sesuai digunakan.
6.
Problema Sumur
Problema sumur seperti pasir, parafin, GOR tinggi, korosi, scale dan sebagainya
mempengaruhi pemilihan jenis metode artificial lift. Penggunaan metode yang
sesuai dengan problema suatu sumur adalah :
Pompa angguk baik digunakan pada sumur yang mempunyai problema korosi
dan scale , sedangkan sumur dengan problema parafin tidak dapat
menggunakan pompa angguk.
Pompa ESP baik digunakan pada sumur dengan problema parafin dan tidak
dapat digunakan pada sumur yang mempunyai permasalahan scale.
Gas lift sangat cocok digunakan pada sumur dengan problema pasir dan GOR
yang tinggi. Gas lift tidak dapat digunakan pada sumur dengan problema
parafin.
Modal awal.
Biaya operasional bulanan.
Daya tahan peralatan.
#GAS LIFT#
Proses gas lift dilakukan dengan menginjeksikan gas yang mempunyai tekanan
yang relatif tinggi kedalam kolom fluida untuk meringankan dan menurunkan gradien
tekanan dari fluida sehingga fluida tersebut dapat terangkat ke permukaan dengan
ekspansi dari gas. Secara umum mekanisme pengangkatan fluida reservoir ke
permukaan oleh gas yang diinjeksikan ke dalam sumur melalui proses sebagai
berikut :
a. Menurunkan densitas fluida sehingga akan menaikkan perbedaan tekanan antara
reservoir dengan lubang sumur.
b. Ekspansi dari gas yang diinjeksikan akan mendorong fluida ke atas.
c. Displacement fluida oleh gelembung-gelembung gas akan mengakibatkan aksi
atau
gerakan seperti piston pada sebuah pompa.
Pemilihan artificial lift jenis gas lift ini harus disesuaikan dengan kondisi reservoir-nya,
yaitu :
a. Laju produksi yang relatif tinggi.
Gambar : ESP
BAB IX
DASAR KOMPLESI SUMUR
(BASIC OF WELL COMPLETION)
Komplesi sumur (well completion) adalah tahapan operasi pemboran
setelah mencapai target, yaitu formasi produktif. Setelah pemboran mencapai target,
maka sumur perlu dipersiapkan untuk dikomplesi. Tujuan sumur dikomplesi adalah
untuk memproduksikan fluida hidrokarbon ke permukaan.
Adapun tahapan dari komplesi sumur meliputi :
a. Tahap pemasangan serta penyemenan production casing
b. Tahap perforasi serta pemasangan pipa liner
c. Tahap penimbaan (swabbing)
Metode well completion didasarkan pada beberapa faktor, yaitu :
1. Down-hole completion atau formation completion, yaitu membuat hubungan antar
formasi produktif dengan tiga metoda, yaitu :
Open-hole completion
2. PERFORASI
Perforasi adalah pembuatan lubang menembus casing dan semen sehingga
terjadi komunikasi antara formasi dengan sumur yang mengakibatkan fluida formasi
dapat mengalir ke dalam sumur.
2.1. Perforator
Perforator digunakan untuk melakukan perforasi. Perforator dibedakan
menjadi :
a. Bullet/Gun perforator
b. Shape charge/Jet perforator
4. SWABBING
Swabbing adalah penghisapan fluida sumur/fluida komplesi setelah perforasi
pada kondisi overbalance dilakukan, sehingga fluida produksi dari formasi dapat
mengalir masuk ke dalam sumur dan diproduksikan ke permukaan.
Ada dua sistem penghisapan fluida (swabbing) yaitu :
a. penurunan densitas cairan
b. penurunan kolom cairan
BAB X
DASAR PENILAIAN FORMASI
(Basic of Formation Analysis)
Penilaian formasi adalah ilmu yang mempelajari tentang kondisi formasi dari
suatu lapangan terutama tentang karakteristik dan lithology batuan reservoir terhadap
ada tidaknya hidrokarbon. Penilaian formasi terdiri dari beberapa metoda yaitu :
-
Logging
2. Diamond Coring
Perbedaan dengan conventional coring adalah pada pahatnya saja, yaitu jenis ini
menggunakan jenis diamond bit, Diamond bit ini sangat cocok untuk batuan sedimen
yang keras, dan memberikan penetrasi rate yang lebih besar serta tidak perlu
menambah rotary speed untuk memotong core.
Core yang didapat bisa mencapai panjang 90 ft dengan diameter 2 7/8, hanya
saja pada metode ini sangat mahal dikarenakan harga dari peralatannya.
untuk permeabilitas dan porositas secara keseluruan dicuci dari semua fluida yang
tertinggal dan kemudian dikeringkan.
Porositas
Permeabilitas
Saturasi fluida
Tekanan kapiler
Analisa Core Spesial
Distribusi fluida (minyak, air, gas)
Kompresibilitas
Wettabilitas
Tekanan kapiler
II.
LOGGING
Logging adalah kegiatan pengukuran/perekaman kondisi
didalam sumur
dengan cara menurunkan suatu alat ke dasar lubang bor kemudian alat tersebut
dengan kecepatan tetap ditarik dan kemudian mencatat hasil pengukuran yang
berupa defleksi-defleksi pada suatu chart, atau disebut juga log. Untuk mendapatkan
data yang akurat, maka logging dilakukan beberapa kali perekaman dengan
kombinasi alat yang berbeda.
A. Jenis jenis log yang sering digunakan antara lain :
1. Log Spontaneous Potential (SP)
Applikasi Log SP :
Untuk membedakan batuan permeable dan non-permeable.
Untuk korelasi well to well.
Sebagai reference kedalaman untuk semua log.
Untuk menentukan batas lapisan.
Untuk menghitung harga Rw.
Sebagai clay indicator.
Figure 2.
Gambar : SP Log
Figure 3.
Gambar : Induction Log
4. Log Porosity
4.1. Log Densitas
Aplikasi Log Densitas
Alat density mengukur berat jenis batuan yang lalu dipakai untuk menentukan
porositas batuan.
Bersama log lain misalnya log neutron, lithologi batuan dan tipe fluida yang
dikandung batuan dapat ditentukan.
Log density dapat membedakan minyak dari gas dalam ruang poripori karena
fluida-fluida tadi berbeda berat jenisnya.
Alat density yang modern juga mengukur PEF (photoelectric effect) yang
berguna untuk menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy
minerals dan untuk mengevaluasi clay.
Log density juga dipakai untuk menentukan Vclay serta untuk menghitung
reflection coefficients bersama log sonic untuk memproses synthetics
seismogram.
4.2. Log Neutron
Application Log Neutron
Alat Neutron dipakai untuk menentukan primary porosity batuan, yaitu ruang
pori pori batuan yang terisi air, minyak bumi atau gas.
Bersama log lain misalnya log density, dapat dipakai untuk menentukan jenis
batuan /litologi serta tipe fluida yang mengisi pori pori batuan.