Makalah Farmasi Forensik
Makalah Farmasi Forensik
FARMASI FORENSIK
Analisa Pestisida Karbofuran
Disusun oleh:
Suciati Rachmawati
3311131024
3311131025
Yopi Setiadi
3311131034
3311131036
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Dengan mengucapkan puji syukur
yang telah
memenuhi Tugas Mata Kuliah Farmasi Forensik program studi Farmasi Unjani
serta untuk menumbuhkan pemahaman Mahasiswa mengenai Analisa Pestisida
Karbofuran. Dalam pembuatan makalah ini penulias berterima kasih kepada Ibu
Putranti Widiastuti M,Si., Apt dan Ibu Ririn M,Si., Apt. selaku dosen pembimbing
mata kuliah Farmasi Forensik dan segenap pihak yang telah mendukung
tersusunnya makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun
penulis mohon maaf atas segala kekurangan dan kesalahan dalam menyusun
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Wassalamualaikum wr. wb.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
Polisi Pastikan Asap PT. Dalzon Chemicals Racuni Warga
rumah sakit karena diduga mengalami keracunan. Gejala yang dilaporkan pusing,
mual, dan sesak napas diduga karena menghirup udara yang tercemar asap
bercampur bahan kimia yang berasal dari PT Dalzon Chemicals Indonesia.
Polresta Bekasi, Jawa Barat, telah memastikan PT Dalzon Chemicals Indonesia
memproduksi gas beracun yang mengakibatkan puluhan warga di kampung
Bangkongreang, Desa Wangunharja, Kecamatan Cikarang Utara, keracunan.
Hal tersebut ditegaskan oleh Kapolresta Bekasi Kombespol M Awal
Chairudin melalui hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor)
Mabes Polri, keracunan warga diakibatkan
oleh
warga
kampung
Bangkongreang.
Hasil
pemeriksaan
Pestisida adalah zat atau senyawa kimia, zat pengatur dan perangsang
tumbuh, bahan lain, serta organisme renik, atau virus yang digunakan untuk
melakukan perlindungan tanaman. (UURI No.12 tahun 1992)
Pencemaran lingkungan oleh pestisida yang persisten menjadi perhatian
utama bagi masyarakat karena timbulnya residu pestisida di dalam lingkungan dan
jaringan tubuh makhluk hidup. Residu pestisida dalam pangan terkontaminasi
melalui susu, daging dan produk ternak lainnya yang diberi pakan tercemar.
Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang bergantung pada bahan biologis,
budaya dan penggunaan bahan kimia yang minimal secara intensif bertujuan
untuk pengendalian hama merupakan salah satu jawaban untuk mengurangi
pencemaran insektisida pada lingkungan dan produk pangan. Sistem PHT telah
berkembang dan diterapkan diberbagai negara berkembang termasuk Indonesia
untuk beberapa komoditas hortikultura dalam rangka minimalisasi residu pada
produk pangan (NORTON et al., 2003).
Dalam pengedaran pupuk maupun pestisida tidak lain karbofuran
(pestisida golongan karbamat) dan lainnya telah diatur dalam (UURI No.12 tahun
1992) pasal 37 ayat:
(1) Pupuk yang beredar di dalam wilayah negara Republik Indonesia wajib
memenuhi standar mutu dan terjamin efektivitasnya serta diberi label.
(2) Pemerintah menetapkan standar mutu pupuk serta jenis pupuk yang boleh
diimpor.
(3) Pemerintah mengawasi pengadaan dan peredaran pupuk.
(4) Ketentuan mengenai tata cara pengawasan, pengadaan dan peredaran pupuk
sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1973 tentang Pengawasan atas
peredaran, penyimpanan Dan penggunaan pestisida.
Farmasi
forensik
merupakan
seorang
farmasis
yang
profesinya
pestisida
karbuforan
dalam
tubuh
dan
aktivitas
biologis
yang
terhadap kelalaian kinerja PT. Dalzon Chemicals. Farmasi forensik sebagai saksi
ahli pembuktian kasus tersebut.
Sesuai dengan pasal 1 butir 28 KUHAP, keterangan saksi ahli adalah
keterangan yang diberikan oleh seorang yang memiliki keahlian khusus tentang
hal yang diperlakukan untuk membuat terang suatu perkara pidana guna
kepentingan pemeriksaan. (Wirasuta,tt)
Hasil penyidikan polisi dan keterangan saksi ahli diketahui keracunan
korban akibat senyawa karbofuran yang disebabkan kelalain kinerja PT. Dalzon
Chemicals Indonesia. Mendalami kasus tersebut, kelalaian PT. Dalzon Chemicals
dapat dikategorikan tindakan pidana dan dapat dikenai Pasal 60 ayat (2): Barang
siapa karena kelalaiannya : melanggar ketentuan pelaksanaan Pasal 16; dipidana
dengan pidana Kurungan paling lama 12 (dua belas) bulan dan denda paling
banyak Rp. 50.000.000,- ( lima puluh juta rupiah).
Dimana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 Tentang Sistem Budi
Daya Tanaman Pasal 16 menetapkan bahwa Pemerintah dapat melarang
pengadaan, peredaran, dan penanaman benih tanaman tertentu yang merugikan
masyarakat, budidaya tanaman, sumberdaya alam lainnya, atau lingkungan hidup.
BAB V
KESIMPULAN
1. Peran farmasi forensik dalam kasus ini adalah menganalisa dan memperjelas
suatu perkara tindak pidana yang dilakukan oleh PT. Dalzon Chemicals
Indonesia.
2. Keracunan senyawa pestisida golongan karbamat yang dikenal sebagai
karbofuran ditandai dengan gejala klinis seperti penglihatan yang kabur,
mual, banyak berkeringat dan lemah.
3. Pencemaran residu pestisida baik dilingkungan maupun jaringan tubuh
makhluk hidup dapat diminimalisir dengan penerapan Sistem Pengendalian
Hama Terpadu (SPHT).
DAFTAR PUSTAKA
Karbamat
Terhadap
Kesehatan Ternak dan Produknya, Wartazoa vol. 18 no. 2 th. 2008. Balai
Besar Penelitian Veteriner, Jl. R..E. Martadinata No. 30, Bogor 16114.