Anda di halaman 1dari 15

Critical Review: Analisis Penilaian Kinerja

Rumah Sakit Dengan Penerapan Balanced


Scorecard (Studi Kasus Rumah ABC)
Judul

: Analisis Penilaian Kinerja Rumah Sakit Dengan Penerapan

Penulis

Balanced Scorecard (Studi Kasus Rumah ABC)


: Fathoni, Inda Kesuma S
Jurusan Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer Univ.

Publikasi

Sriwijaya
: http://ejournal.unsri.ac.id/index.php/jsi/article/download/
735/275

A. PENDAHULUAN
Penulis

mengawali

artikel

dengan

menjelaskan

pengertian

kinerja,

pengertian pengukuran kinerja, tujuan dan manfaat pengukuran kinerja


bagi perusahaan. Selanjutnya penulis menjelaskan tentang penggunaan
metode pengukuran kinerja balance scorecard sebagai suatu metode
pengukuran

kinerja

perusahaan

bisnis

yang
yang

lebih

banyak

menghasilkan

digunakan

barang,

diperusahaan-

tetapi

dapat

juga

diterapkan pada rumah sakit yang bergerak dalam bidang usaha jasa.
Penulis menggunakan contoh Peel Memorial Hospital Vancouver Canada
dan Mayo Clinic di United States. Kedua rumah sakit tersebut telah
menggunakan
menerapkannya

kerangka
kedalam

pengukuran
perencanaan

kinerja

dan

strategik

evaluasi

serta

organisasi

untuk

meningkatkan kinerja-nya (Griffith, 2000). Pendapat yang sama juga


dikemukakan oleh Chow (1998) yang menganjurkan penerapan Balanced
Scorecard dalam penilaian kinerja dalam organisasi kesehatan.
Selanjutnya penulis menjelaskan objek penelitiannya yaitu Rumah Sakit
ABC sebagai salah satu rumah sakit umum pemerintah kelas A dan
masih menggunakan penilaian kinerja yang ada pada Rumah Sakit ABC
masih menitik beratkan penilaian keberhasilan suatu program pada aspek
keuangan dan pelayanan. Namun penulis tidak menjelaskan secara rinci

mengenai nama asli dan alamat rumah sakit yang dimaksud serta
bagaimana

metode

serta

hasil

penilaian

menggunakan

metode

sebelumnya.
Penulis menyimpulkan bahwa metode balance scorecard merupakan salah
satu cara yang dibutuhkan dalam penilaian kinerja yang mampu
mengukur kinerja secara lebih akurat dan komprehensif.
Scorecard

tidak

hanya

merupakan

alat

penilaian

Balanced

kinerja,

tetapi

berkembang lebih jauh menjadi suatu sistem manajemen strategis yang


membantu

menerjemahkan

dan

mengkomunikasikan

visi

dan

misi

organisasi, serta memperoleh umpan balik dari pembelajaran.


Pada bagian kedua, penulis menjelaskan tujuan penelitian yaitu untuk
mengetahui kinerja Rumah Sakit ABC pada tahun 2009 berdasarkan
target dan realisasi program kerja dengan menggunakan balanced
scorecard.
Selanjutnya pada bagian ketiga, penulis menjelaskan metode penelitian
yang digunakan, yang terdiri dari jenis data, deskripsi data, dan teknik
analisis data.
Pada bagian keempat, penulis menjelaskan hasil dan pembahasan
pengukuran kinerja rumah sakit ABC menggunakan balance scorecard
yang terdiri dari:
1. Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan

menunjukkan

kemampuan

manajemen

dalam

mencapai kondisi keuangan. Dalam kajian ini dilakukan analisis keuangan


melalui Peningkatan Return Of Invesment (ROI), Peningkatan pendapatan
kotor dan Penurunan harga pokok pelayanan jasa
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif
pelanggan
berhubungan
dengan

kemampuan

dalam

memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat


pengguna jasa. Dalam kajian ini dilakukan analisis terhadap beberapa
variabel, antara lain Perbandingan jumlah pasien dan dokter yang
melayani rawat jalan, Perbandingan jumlah pasien dan dokter yang
melayani rawat inap, dll
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif bisnis internal merupakan variabel yang berhubungan dengan
kemampuan dalam menjalankan aktivitas kerja yang sesuai dengan yang

telah direncanakan dan disepakati. Proses bisnis internal yang dianalisis


meliputi penurunan pasien rawat inap yang dirujuk, waktu tunggu pasien
untuk operasi, waktu mendapatkan pelayanan pertama, dll.
4. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran merupakan variabel yang
berhubungan usaha-usaha yang telah dilakukan manajemen dalam
meningkatkan kualitas kinerja sumber daya manusia. Aktivitas yang
dianalisis adalah jumlah Pendidikan dan pelatihan pengembangan SDM
dalam bidang kesehatan dan Penggunaan Teknologi
Pada bagian pembahasan, penulis mendeskripsikan lebih lanjut mengenai
perhitungan capaian indikator-indikator masing-masing perspektif balance
scorecard sebagaimana diuraikan pada bagian sebelumnya. Uraian
terutama pada penyebab keberhasilan dan kegagalan dalam pencapaian
target.
selanjutnya, penulis memberikan kesimpulan atas penilaian keempat
perspektif balance scorecard, yang pada intinya memberikan nilai 65,5%
dari seluruh variabel penilaian kinerja memberikan hasil yang baik, 27,5%
belum mencapai target, dan 6,9% indikator mengalami penurunan.
Terakhir penulis menuliskan referensi terkait penelitian.
B. PEMBAHASAN
Menurut Musrshid (2013), format artikel ilmiah hasil penelitian terdiri dari
judul artikel, nama penulis, alamat, abstrak, kata kunci, pendahuluan,
metode penelitian, hasil, pembahasan, kesimpulan-saran, ucapan terima
kasih, dan daftar pustaka. Secara umum artikel di atas sudah memenuhi
unsur-unsur dalam suatu artikel penelitian tersebut, namun terdapat halhal yang menjadi perhatian kami sebagai berikut:
1) Bagian pendahuluan
Bagian pendahuluan berisi antara lain acuan (konteks) permasalahan, halhal menarik yang menunjukkan wawasan penulis, rangkuman kajian
teoritis/ landasan teori, tujuan penelitian, metode pemecahan masalah,
penyajian hasil dan pembahasan yang merupakan inti artikel. Kesimpulan
dan saran (Murshid:2013). Bagian pendahuluan artikel di atas telah berisi
hal-hal tersebut, namun khususnya dalam landasan teori yang dibangun,
menurut kami masih ada beberapa kelamahan yang nantinya akan

berdampak pada metode, hasil, pembahasan dan penarikan kesimpulan


penelitian.
Menurut Murshid (2013), kajian teori diuraikan dalam bagian pendahulan
dan pembahasan dengan cukup substansinya saja, tidak perlu lengkap,
detil, dan tuntas karena rawan terjadi pengulangan, tidak perlu menjadi
sub-bab tersendiri, hipotesis yang dibangun pun tidak harus dikemukakan
secara eksplisit. Meskipun secara umum landasan teori sudah memenuhi
kriteria di atas, namun menurut kami:
a.
Kurang lengkap dalam menjelaskan pentingnya atau keunggulan
penggunaan metode balance scorecard dibanding metode tradisional
yang selama ini telah digunakan dalam pengukuran kinerja. Pada paragraf
ketiga bagian pendahuluan, penulis memaparkan metode penilaian
kinerja selama ini hanya dilihat dari kinerja keuangan yang masih memiliki
kelemahan, namun tidak menjelaskan seperti apa kelemahan yang
dimaksud.
b. Belum menggambarkan secara ringkas apa yang dimaksud dengan
balance scorecard itu sendiri. Menurut kami, setidaknya disini harus
dijelaskan empat perspektif balance scorecard dan penjelasan ringkasnya,
c.

sehingga pembaca dapat mengerti alur dan dasar pembahasan.


Kurang tepat dalam konsep pemahaman balance scorecard. Pada
paragraf

keempat

bagian

pendahuluan

disebutkan

Pemanfaatan

Balanced Scorecard sebagai suatu metode pengukuran kinerja lebih


banyak digunakan diperusahaan-perusahaan bisnis yang menghasilkan
barang, tetapi dapat juga diterapkan pada rumah sakit yang bergerak
dalam bidang usaha jasa. Menurut kami simpulan bahwa balance
scorecard

lebih

banyak

digunakan

untuk

perusahaan

bisnis

yang

manghasilkan barang (manufaktur), namun yang lebih tepat adalah


balance scorecard awalnya digunakan dalam dunia bisnis (baik
manufaktur maupun jasa). Istilah bisnis atau for profit sendiri lebih tepat
disandingkan dengan sektor publik atau non profit. Dengan demikian,
konsep yang lebih tepat adalah bisnis vs sektor publik atau profit vs non
profit.
d. Kurang menggambarkan inti dari objek penelitian. Objek penelitian
adalah rumah sakit pemerintah tipe A sebagaimana disebutkan dalam
paragraf keenam bagian pendahuluan, organisasi pemerintah merupakan

sektor publik secara ciri dan sifat berbeda dengan sektor bisnis. Maka
pendekatan dan mekanisme pengukuran kinerja juga akan berbeda.
Penulis telah memaparkan bahwa perlu adanya metode penilaian yang
dapat menggambarkan bagaimana pentingnya penilaian kinerja yang
akurat dan komprehensif dalam melaksanakan fungsi rumah sakit
pemerintah terutama dalam pelayanan sosial, namun menurut kami,
penulis kurang mengungkapkan kekhasan utama dalam penilaian kinerja
sektor publik yaitu keekonomisan, keefektifan dan efisiensi.
Tolak ukur kinerja organisasi publik berkaitan dengan ukuran keberhasilan
yang dapat dicapai oleh organisasi tersebut. Kinerja sektor publik bersifat
multidimensional, sehingga tidak ada indikator tunggal yang dapat
digunakan untuk menunjukkan kinerja secara komprehensif. Berbeda
dengan sektor swasta, karena sifat output yang dihasilkan sektor publik
lebih banyak bersifat intangible output, maka ukuran financial saja tidak
cukup untuk mengukur kinerja sektor publik. Oleh karena itu, perlu
dikembangkan ukuran kinerja non financial. Ukuran kinerja dimaksudkan
untuk dapat membantu pemerintah berfokus pada tujuan dan sasaran
program unit kerja. Hal ini pada akhirnya akan meningkatkan ekonomis,
efisiensi dan efektivitas organisasi sektor publik (Mardiasmo; Akuntansi
Sektor Publik; 2002).
2) Metode penelitian
Menurut Mursyid (2013), metode penelitian harus memparkan prosedur,
desain

atau

rancangan

penelitian

yang

digunakan,

memberikan

penjelasan dengan tepat sasaran penelitian (populasi, sampel, sumber


data), menyebutkan dengan jelas dan tepat teknik dan instrumen
pengumpulan data, menggambarkan teknik analisis data.
Menurut kami, metode penelitian dalam artikel di atas belum dipaparkan
-

secara baik antara lain dalam hal:


Meskipun sudah menjelaskan data yang diolah berupa kualitatif dan
kuantitatif, namun penulis belum menjelaskan secara lengkap sumber

data yang akhirnya menjadi target dalam penghitungan hasil penelitian.


Meskipun sudah menjelaskan sumber data, namun kurang menjelaskan

sasaran penelitian yang lain yaitu populasi dan sampel yang diambil.
Meskipun sudah ada penjelasan mengenai teknik analisis data, namun
menurut kami masih kurang lengkap karena hanya menjelaskan keempat

perspektif balance scorecard diuukur dengan memberikan nilai baik, maka


-

dapat dinyatakan kinerja rumah sakit adalah baik.


Tidak menjelaskan instrumen dan teknik pengukuran penilaian kinerja
sesuai metode balance scorecard.
Oleh karena itu seharusnya penulis lebih detail dalam memaparkan
sumber data yang nantinya akan dijadikan dasar penilaian pada hasil
penilitian terkait target. Misalnya apakah dari dokumen Renstra, RBA,
RKA, LAKIP, dll. Kemudian juga harus menjelaskan populasi dan sampel
yang diambil, teknik analisis data sehingga dapat mengambil kesimpulan.
Selain itu juga pada bagian ini, perlu dijelaskan instrumen-instrumen
pengukuran dan teknik pengukuran yang digunakan, misalnya rumusrumus yang digunakan.

3) Bagian Hasil Penelitian


a. Penentuan indikator kurang memadai.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa sektor publik berbeda
dengan sektor bisnis dalam hal lebih multidimensional pengukuran
kinerja-nya. Tujuan utama sektor publik adalah memberikan layanan yang
terbaik kepada masyarakat bahkan meski merugi sekalipun. Salah satu
kewajiban organisasi sektor publik dalam kaitan tanggungjawab kepada
negara adalah ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan. Maka
dalam hal pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh rumah sakit umum
pemerintah, sudah ada aturan yang jelas mengenai apa saja yang harus
dipenuhi oleh sebuah rumah sakit umum pemerintah, baik aturan formal
maupun

implementasi

minimal.
Aspek formal

yang

lapangan
dimaksud

dalam

bentuk

standar

pelayanan

adalah

bahwa

dengan

keluarnya

Permendagri Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan


Keuangan BLUD yang mensyaratkan bahwa rumah sakit pemerintah harus
berbentuk badan hukum: Badan Layanan Umum (BLU). Maka seharusnya
ini juga menjadi salah satu indikator dalam penilaian.
Menurut BPKP (2012) Indikator kinerja meliputi ukuran keuangan dan nonkeuangan yang digunakan untuk mengukur kinerja dari berbagai aspek
yang berbeda dari suatu organisasi. Dalam kerangka pemerintahan
(sektor publik) maka indikator kinerja yang digunakan seharusnya
dikembangkan menurut aturan terkait yang sudah ada antara lain:

Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 pasal 127-129,


penilaian

kinerja

meliputi

aspek

keuangan

(rentabilitas,

likuiditas,

solvabilitas dan cost coverage ratio) dan non keuangan (pelanggan,


-

proses internal pelayanan, pembelajaran dan pertumbuhan).


Keputusan Menteri Kesehatan nomor 1164/MENKES/SK/X/2007 tanggal 31
Oktober

2007

tentang

Pedoman

Penyusunan

Rencana

Bisnis

dan

Anggaran Rumah Sakit Badan Layanan Umum.


Peraturan Menteri Kesehatan nomor 156/menkes/sk/1/2003 tentang

Pedoman Akuntansi Rumah Sakit.


Peraturan Menteri Keuangan nomor 76/PMK.05/2008 tanggal 23 Mei 2008
tentang Pedoman Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Badan Layanan
Umum
Selanjutnya kami akan membahas pemilihan indikator yang digunakan
dalam artikel di atas dibandingkan dengan aturan-aturan di atas. Akan
terdapat perbedaan-perbedaan, bukan berarti indikator yang dipilih oleh
penulis adalah salah, namun menurut kami dalam kaitan dengan sektor
publik, pemilihan indikator akan lebih tepat apabila dikaitkan dengan
aturan yang sudah ada. Jadi lebih tepatnya, apabila ada perbedaan maka
sifatnya saling melengkapi. Berikut pembahasannya :
i.
Perspektif keuangan
Menurut Wibowo (2010) perspektif keuangan untuk menjawab pertanyaan
bagaimana perusahaan memandang pemegang saham. Namun dalam
kaitan dengan sektor publik lebih tepat didefinisikasn berkaitan erat
dengan tingkat ekonomis, efisiensi dan efektifitas.
Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari

Peningkatan

Return

of-

Investment (ROI)
Peningkatan pendapatan
kotor
Penurunan harga pokok
pelayanan jasa
-

peraturan terkait *)
Rentabilitas
Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Lancar (Current Ratio)
Collection Periods (CP)
Perputaran Persediaan (PP)
Perputaran Total Aset
Rasio Total Modal Sendiri
terhadap Total Aset

Rasio ekonomis

Rasio Efisiensi

Rasio Efektifitas

*)sumber: BPKP:2012; Handayani: 2011; Primadhany; 2011)


Indikator ROI, peningkatan pendapatan kotor dan penurunan harga pokok
pelayanan lebih tepat digunakan dalam organisasi sektor bisnis yang
tujuan utamanya adalah profit. Sedangkan pada organisasi sektor publik,
tujuan utama adalah non profit yang dalam hal ini disebut layanan.
ii.
Perspektif pelanggan
Menurut Wibowo (2010) perspektif pelanggan untuk menjawab
pertanyaan

bagaimana

customer

memandang

perusahaan.

Hal

ini

berkaitan dengan tiga hal utama, yaitu tingkat akuisisi pelanggan, tingkat
retensi pelanggan dan tingkat kepuasan pelanggan.
Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari

peraturan terkait *)
Perbandingan jumlah pasien Efisiensi Pelayanan
dan dokter yang melayani Rasio

pasien

rawat

jalan

rawat jalan
dengan dokter
Perbandingan jumlah pasien
Rasio pasien rawat jalan
dan dokter yang melayani
dengan perawat
rawat inap
Rasio pasien darurat jalan
Perbandingan jumlah pasien
dengan dokter
dan dokter yang melayani
Rasio pasien darurat jalan
rawat darurat
Perbandingan jumlah pasien dengan perawat
dan perawat yang melayani

Rasio

pasien

rawat inap

rawat jalan
dengan dokter
Perbandingan jumlah pasien
Rasio pasien rawat inap
dan perawat yang melayani
dengan perawat
rawat inap
Perbandingan jumlah pasien
Mutu Pelayanan
dan perawat yang melayani
Emergency response time
rawat darurat
Penurunan tingkat kematian rate
rawat darurat

Angka

kematian

gawat

Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari

peraturan terkait *)
Penurunan tingkat kematian darurat
rawat inap
Penurunan tingkat kematian

Angka kematian 48 jam


Angka pasien rawat inap

pelaksanaan operasi
yang dirujuk
Peningkatan
kunjungan
Post operative death rate
pasien rawat jalan
Peningkatan
kunjungan Angka infeksi nosokomial
pasien rawat inap
Peningkatan
kunjungan
pasien rawat darurat
Peningkatan
kunjungan
pasien
laboratorium
Peningkatan

pemeriksaan

Kecepatan pelayanan resep


obat jadi
Waktu

tunggu

sebelum

operasi

kunjungan Kepedulian

Kepada

pasien pemeriksaan radiologi Masyarakat


Peningkatan
kunjungan
Pembinaan
kepada
pasien pelaksanaan operasi
puskesmas
san
sarana
Penurunan pasien rawat inap
kesehatan lain
yang dirujuk ke rumah sakit
Penyuluhan kesehatan
lain
Rasio tempat tidur kelas III
Waktu tunggu operasi
Waktu
mendapatkan
Pemanfaatan tempat tidur
pelayanan pertama
(BOR) kelas III
Waktu
tunggu
untuk
Persentase pasien tidak
mendapatkan resep obat
mampu
Kepuasan Pelanggan
Penanganan komplain
Lama

waktu

tunggu

di

Poliklinik
Kemudahan pelayanan
Kepedulian
Lingkungan:

Terhadap

Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari
peraturan terkait *)
Kebersihan lingkungan
Hasil uji AMDAL
Pertumbuhan Produktivitas:
Rata-rata kunjungan rawat
jalan/hr
Rata-rata kunjungan rawat
darurat/hr
Rata-rata

hari

perawatan

(HP) Rawat Inap/hr


Rata-rata

pemeriksaan

radiologi/hr
Rata-rata

pemeriksaan

laboratorium/hr
Rata-rata operasi//hr
Rata-rata

rehabilitasi

medik/hr
*)sumber: BPKP:2012; Handayani: 2011; Primadhany; 2011)
iii.
Perspektif Proses Bisnis Internal
Perspektif proses bisnis internal ini berkaitan dengan penilaian atas proses
bisnis yang telah dibangun yang meliputi proses inovasi dan kualitas
pelayanan. Tujuannya untuk meningkatkan dan mendorong pertumbuhan
organisasi guna meningkatkan tingkat pelayanan.
Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari

Penilaian terhadap petunjuk


informasi
kemudahan

yang

memberi
bagi

peraturan terkait *)
Proses Inovasi
Bed Occupancy Rate (BOR)
Average

Length

pasien/pelanggan
(AVLOS)
Penilaian terhadap rencana
Bed Turn Over (BTO)

of

Stay

program

pengembangan

Turn Over Internal (TOI)

sumber daya manusia yang Penelitian


dilakukan

pada

dan

tahun Pengembangan

berjalan
Penilaian terhadap rencana
pengembangan

Pengembangan produk baru


bidang pelayanan

jasa

Pengembangan
sistem
kesehatan
manajemen
Penilaian terhadap rencana
Peningkatan penguasaan
pengembangan
sistem
teknologi
manajemen.
Penilaian terhadap rencana Adminsitrasi:
peningkatan

penguasaan

teknologi

Rencana Bisnis Anggaran


(RBA)
Laporan Triwulan (Ketepatan)
Laporan

Tahunan

(Ketepatan)
*)sumber: BPKP:2012; Handayani: 2011; Primadhany; 2011)
iv.
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Menurut Wibowo (2010) perspektif apakah perusahaan

mampu

berkelanjutan dan menciptakan value, ini juga berkaitan dengan retensi


karyawan dan pelatihan SDM
Indikator yang digunakan

Indikator yang

dalam artikel

dikembangkan dari

Pendidikan

dan

peraturan terkait *)
pelatihan Pengembangan SDM

pengembangan SDM
Pelatihan
Penggunaan
Teknologi

Program diklat
Penghargaan dan sanksi
Tingkat Perputaran pegawai
Tingkat

produktifitas

karyawan
Pertumbuhan Daya Saing
Sales Growth (SALG)
*)sumber: BPKP:2012; Handayani: 2011; Primadhany; 2011)
b. Penentuan target tidak jelas.

Pada bagian ini penulis menyajikan hasil perhitungan pengukuran kinerja


yang dibagi menjadi empat perspektif balance scorecard. Sebenarnya
merupakan hal biasa menyajikan tabel perhitungan perbandingan target
dengan realisasi dan simpulan berupa keterangan. Namun menurut kami,
yang kurang adalah, penulis tidak menjelaskan darimana target berasal.
Apakah dari target yang ditentukan diawal yang kemudian dimuat di
dokumen perencanaan atau dari hasil kinerja tahun lalu yang kemudian
menjadi analisis trend.
Hal tersebut kemudian terjawab pada bagian pembahasan. Target
merupakan

berupa

hasil/kinerja

tahun

sebelumnya.

Maka

dapat

disimpulkan bahwa kinerja yang dimakud oleh penulis adalah analisis


trend,

yaitu

membandingkan

hasil

tahun

sekarang

dengan

tahun

sebelumnya.
Menurut kami memang analisis trend tidak sepenuhnya salah, namun
alangkah lebih baik lagi jika target yang digunakan adalah yang
ditetapkan oleh organisasi dan dimuat dalam dokumen perencanaan yang
resmi, misal di RKA, RBA, Renstra, dll. selanjutnya apabila tidak ada target
yang ditetapkan oleh organisasi di dokumen perencanaan, maka hal itu
juga dapat menjadi salah satu indikator penilaian kinerja terkait perspektif
proses bisnis internal.
4) Bagian Pembahasan Hasil Penelitian
Pada bagian pembahasan, penulis memaparkan secara lebih detail angkaangka terkait hasil perhitungan yang diperoleh. Misalnya pada paragraf
kedua, untuk menghitung perbandingan jumlah dokter dengan pasien
rawat inap dan rawat jalan, penulis menjelaskan berapa penambahan
jumlah dokter sehingga menghasilkan angka perhitungan sebelumnya.
Namun pada bagian selanjutnya tidak seluruh penjelasan disertai dengan
angka-angka detail yang dapat menyakinkan bahwa perhitungan yang
disajikan adalah benar. Misalnya pada paragraf keempat pada penjelasan
penurunan tingkat kematian. Disini penulis hanya menyajikan persentase
perhitungan, tanpa menyajikan dari jumlah berapa persentase tersebut
diperoleh.
Penyajian data yang tidak konsisten ini dapat mengurangi keyakinan atas
hasil perhitungan yang diperoleh. Disamping itu, pada bagian metodologi

penelitian, penulis juga tidak menjelaskan secara memadai teknik analisis


data. (selengkapnya telah dibahas pada point 2)
C. SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Secara umum artikel Analisis Penilaian Kinerja Rumah Sakit Dengan
Penerapan Balance Scorecard (Studi Kasus Rumah Sakit ABC) telah
memenuhi format dan unsur utama dalam sebuah penelitian ilmiah.
Namun menurut kami ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian,
yaitu:
1. Bagian Pendahuluan dimana pemaparan landasan/kajian teori:
a. kurang lengkap dalam menjelaskan keunggulan penggunaan metode
balance scorecard dibanding metode tradisional dalam pengukuran
kinerja.
b. belum menggambarkan secara ringkas apa yang dimaksud dengan
balance scorecard itu sendiri.
c. kurang tepat dalam konsep pemahaman balance scorecard dikaitkan
d.

dengan implementasi organisasi sektor bisnis dan sektor publik


kurang menggambarkan inti dari objek penelitian dimana seharusnya
fokusnya adalah organisasi sektor publik karena yang menjadi objek

penelitian adalah rumah sakit pemerintah


2. Bagian Metode Penelitian
Menurut kami, metode penelitian dalam artikel di atas belum dipaparkan
secara baik antara lain dalam hal:
a. Meskipun sudah menjelaskan data yang diolah berupa kualitatif dan
kuantitatif, namun penulis belum menjelaskan secara lengkap sumber
data yang akhirnya menjadi target dalam penghitungan hasil penelitian.
b. Meskipun sudah menjelaskan sumber data, namun kurang menjelaskan
c.

sasaran penelitian yang lain yaitu populasi dan sampel yang diambil.
Meskipun sudah ada penjelasan mengenai teknik analisis data, namun
menurut kami masih kurang lengkap karena hanya menjelaskan keempat
perspektif balance scorecard diukur dengan memberikan nilai baik, maka

dapat dinyatakan kinerja rumah sakit adalah baik.


d. Tidak menjelaskan instrumen dan teknik pengukuran penilaian kinerja
sesuai metode balance scorecard.
3. Bagian Hasil Penelitian
a. Penentuan Indikator Pengukuran Kinerja kurang tepat dan memadai.

Pada keempat perspektif balance scorecard, penulis telah menempatkan


indikator

penilaian

kinerja

masing-masing.

Namun

menurut

kami,

dikaitkan dengan objek penelitian yang merupakan organisasi sektor


bisnis, ada beberapa indikator yang kurang sesuai. Organisasi sektor
publik terutama pada pemerintahan terikat dengan adanya peraturan
perundang-undangan yang mengatur, oleh karena itu perlu dikembangkan
indikator penilaian yang sesuai. Namun bukan berarti yang telah dipakai
oleh penulis salah, lebih tepat saling melengkapi.
b. Penentuan target tidak jelas
Penulis tidak menjelaskan darimana sumber target dalam penghitungan
diambil. Apakah dari dokumen perencanaan atau hanya dari hasil tahun
sebelumnya. Apabila menggunakan tahun sebelumnya maka dapat
dikatakan menggunakan analisis trend.
4. Bagian Pembahasan
Pada bagian ini yang menjadi perhatian adalah masih penyajian data tidak
konsisten.

Pada

bagian

awal

penulis

menyajikan

data

pendukung

penghitungan sampai ke angka-angka dan jumlah yang detail, namun


pada bagian selanjutnya kurang detail dan hanya menyajikan hasil akhir
persentase perhitungan saja. Hal ini juga terkait dengan metodologi
penelitain yang tidak menjelaskan secara memadai bagaimana teknik
pengukuran dan analisis data.
Saran
Atas beberapa hal yang menjadi perhatian di atas, kami menyarankan
sebagai berikut:
a.
Memaparkan
menambahkan

landasan
hal-hal

teori

penting

secara
yang

lebih

dapat

memadai

membantu

dengan
pembaca

memahami alur dan dasar berpikir penitian sehingga tidak bias dalam
menyimpulkan
b. Memperbaiki pemahaman konsep balance scorecard dalam implementasi
kedalam pengukuran kinerja pada sektor bisnis dan sektor publik
c. Memperbaiki pemaparan metode penelitian dengan memaparkan sumber
data yang nantinya akan dijadikan dasar penilaian pada hasil penilitian
terkait target. Misalnya apakah dari dokumen Renstra, RBA, RKA, LAKIP,
dll. Kemudian juga harus menjelaskan populasi dan sampel yang diambil,
teknik analisis data sehingga dapat mengambil kesimpulan. Selain itu juga

pada bagian ini, perlu dijelaskan instrumen-instrumen pengukuran dan


teknik

pengukuran

yang

digunakan,

misalnya

rumus-rumus

yang

digunakan.
d. Memperbaiki dan menambahkan indikator pengukuran kinerja yang lebih
sesuai untuk organisasi yang menjadi objek penelitian
e. Menjelaskan sumber penentuan target secara memadai
f. Menyajikan data secara konsisten
------Terima Kasih-----REFERENSI
Anthony, Robert N and Vijay Govindarajan. 2001. Management Control
System, 12th Editio. New York: Mc Graw-Hill Irwin.
Mardiasmo. 2002. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi.
Mulyadi, Jhony Setiawan, 2000. Sistem Pengendalian Manajemen. Yogyakarta:
Andi
BPKP. 2012. Pedoman Evaluasi Kinerja BLUD RSUD. Jakarta: Deputi Akuntan
Negara.
Handayani, Bestari Dwi. 2011. Pengukuran Kinerja Organisasi Dengan
Pendekatnan

Balance

Scorecard

pada

RSUD

Kabupaten

Kebumen.

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/jdm/article/view/2490
tangal 20 Mei 2015)
Mursyid, Baso Amri.

2013.

Tata

Cara

Penulisan

(Diakses

Artikel

Ilmiah.

http://slideplayer.info/slide/2033325/ (Diakses tanggal 30 Mei 2015)


Pramadhany, Wahyu Eko Yuzandra dan Rahardjo, Shidiq Nur. 2011. Penerapan
Metode Balance Scorecard Sebagai Tolak Ukur Penilaian Kinerja Pada
Organisasi

Nirlaba

(Studi

Kasus

pada

Rumah

sakit

Bhayangkara

Semarang). http://eprints.undip.ac.id/29537/ (diakses tanggal 20 Mei


2015)
Wibowo, Setyo. 2010. Balance Scorecard dari Performance Measurement
hingg

Strategy

Focuesd

Organization.

http://auditorinternal.com/

2010/01/19/balanced-scorecard-%E2%80%93-dari-performance
measurement-hingga-strategy-focused-organization (Diakses Tanggal 15
Mei 2015)
Diposkan 30th October 2015 oleh Ary Suharyanto

Anda mungkin juga menyukai