Anda di halaman 1dari 3

PIF 2

EGOSENTRIS, GEOSENTRIS, HELIOSENTRIS


1. Penjelasan dan Awal mula terbentuk teori Egosentris
2. Penjelasan dan Awal mula terbentuk teori Geosentris
3. Penjelasan dan Awal mula terbentuk teori Heliosentris

1. Teori Egosentris
Masa itu tidak statis akan tetapi dinamis, begitupun kemajuan-kemajuan yang ada
didalamnya. Hal ini sangat mempengaruhi pola pikir atau tingkat pengatahuan pada setiap
masa tersebut. Sepanjang sejarah yang ada, pandangan manusia terhadap alam semesta
selalu berubah-ubah. Manusia pada zaman purba telah banyak mengenal dan mempelajari
bintang-bintang dan planet-planet di alam raya ini. Sehingga tidak heran apabila sudah
mengenal tentang waktu-waktu yang semua didasarkan terhadap peredaran benda langit.
Seiring dengan bergulirnya waktu, manusia telah menyimpulkan hal-hal yang
dilihatnya sehingga memunculkan teori-teori yang sesuai dengan pengamatannya. Teori yang
pertama kali muncul adalah teori egosentris. Teori ini muncul sudah cukup lama sekitar 5000
tahun yang lalu atau abad ke-30 SM. Teori ini bermula ketika manusia melihat angkasa dan
terjadi banyak hal yang menakjubkan. Sehingga mereka mulai memikirkan tentang apa yang
terjadi diangkasa dan pola berfikirnya selalu diliputi rasa tahayul.
Kedip cahaya diterjemahkan oleh orang zaman dahulu sebagai kabar dari dewa akan
datangnya sebuah takdir yakni keberuntungn atau nasib sial. Hadirnya komet, gerhana
dimaknai dengan berbagai penafsiran akan datangnya suatu kejadian atau peristiwa. Biasa
nya gerhana dipercaya terjadi karena benda itu dimakan oleh BataraKala, seorang dewa
yang berwujud raksasa, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian di angkasa yang ditafsiri
dengan berbagai macam pertanda terjadinya suatu hal. Begitupun dengan peredaran
benda langit di angkasa, sehingga memunculkan teori egosentris.
Teori Egosentris ini lahir berdasarkan pengalaman manusia bediri didataran bumi
yang luas, dia memandang ke langit biru yang nampak dimata bagaikan lingkaran
raksasa, melengkung yang berbatas pada suatu garis yang melingkar luas bundar, yang
kemudian disebut dengan kaki langit atau horizon, cakrawala, atau ufuk. Pada segala
penjuru dikaki langit ini, diamati dan dibandingkan, kemudian terasalah oleh manusia itu,
bahwa jarak kaki-kaki langit dengan dirinya sendiri semuanya nampak sama jauhnya.
Maka timbullah anggapan bahwa dimana dia berdiri memandang alam raya ini disitulah
yang menjadi titik pusat dari lingkaran raksasa bola langit yang sedang diamatinya itu.
Sehingga definisi teori egosentris adalah suatu paham yang beranggapan, bahwa yang
harus dititik pusat dari segala-galanya di alam raya pada bola langit ialah manusia itu
sendiri dimana dia sedang berada.

2. Teori Geosentris

Teori Geosentris lahir sebelum adanya teori Heliosentris

Teori geosentris adalah teori yang menyatakan bahwa yang


menjadi pusat dari tata surya adalah bumi, berdasarkan dari
makna secara bahasapun demikian. Kata geosentris berasal dari
kata geo yang berarti bumi dan centre yang berarti pusat.
Teori ini menolak terhadap pendapat teori egosentries yang
menyatakan bahwa manusialah yang menjadi pusat tata
surya.

Teori geosentris menggambarkan bahwa kedudukan benda langit


dalam tata surya berpangkal di pusat bumi. Alam semesta
geosentris

ialah

alam

semesta

model

Ptolomeus

yang

mendudukan bumi sebahgai pusat di alam semesta, Claudius


Ptolomeus (100-178 M) menjabarkan bahwa bumi berarti tengah
dikelilingi

delapan

lingkaran,

yang

membawa

bulan,

matahari, bintang-bintang, dan lima planet yang diketahui

saat itu : Merkurius, Venus, Mars, Jupiter dan Saturnus.


Pemikiran tentang gerak benda langit sudah dilakukan
ratusan tahun sebelum masehi. Prosesnya dimulai sejak
Anaximander

(611-546

SM)

membuat

model

geosentris

pertama dengan mengungkapkan bahwa Bumi datar, tidak


bergerak, dan dikelilingi oleh Matahari, Bulan, dan bintangbintang

yang

terletak

pada

kulit-kulit

bola.

Kemudian

Phytagoras (569-475 SM), yang mengajarkan bahwa bola


adalah bentuk geometri yang paling sempurna, membuat
perubahan pada model sebelumnya dengan mengatakan
bahwa bentuk Bumi adalah bulat. Tambahan mendetail juga

diberikan oleh Eudoxus (408 SM) tentang gerak benda langit

yang melingkar
Awal kemunculan teori ini dipelopori oleh Aristoteles yang
berpendapat

bahwa

bumi

itu

bulat.

Aristoteles

juga

memberikan argumen yaitu ketika terjadi gerhana terdapat


bayang-bayang lengkung pada bulan yang disebabkan oleh
posisi bumi. Teori ini juga diperkuat oleh Hippercus (190-120
SM) dengan model tata surya ciptaannya yang berdasarkan

teori geosentris.
Sebenarnya pada masa itu ada dua teori tentang tata surya yang
sangat

bertentangan

satu

dengan

lainnya,

yaitu

teori

yang

diungkapkan oleh Aristarchus (310-230SM) yang kemudian dikenal


dengan sebutan teori heliosentris. Akan tetapi pada masa itu
pendapat dari Aristarchus tidak mendapatkan respon dari pihak
gereja, yang mana pada masa itu gerejalah yang memiliki
wewenang

tertinggi

dalam

pemerintahan.(untuk

masalah

heliosentris ini telah kami bahas sebelumnya J). Dan teori ini

dipercaya sampai hamper 1400 tahun.


Daftar bacaan:
Slamet hambali, Pengantar ilmu falak, Jawa Timur: Bismillah
Publisher, 2012 hlm, 179.
http//falakiyyah,wordpress.com/2008/08/20/sejarah-sinakat-ilmufalak.htm
Ridwan sofyan, S.Ag. ilmu falak apollo 13

4. Teori Heliosentris

Anda mungkin juga menyukai