Anda di halaman 1dari 172

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Klinik merupakan suatu jenis usaha yang bergerak dalam bidang pelayanan
kesehatan untuk meningkatkan kinerja harus dikelola secara profesional, Bisnis
pelayanan kesehatan sebuah organisasi yang unik dan komplek, karena Klinik
merupakan institusi yang padat karya dan padat modal serta padat tehnologi.
Bisnis pelayanan kesehatan mempunyai sifat dan ciri-ciri yang amat khusus
dalam menghasilkan proses jasa dimana didalamnya ada unsur jasa tetapi juga
ada unsur bisnis (penjualan obat), selain sebagai fungsi pelayanan tehadap
masyarakat umum Klinik yang didirikan oleh kelompok usaha Sismadi Group
bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat sekitar diantaranya mewujudkan
lapangan kerja.
Pada kenyataannya keuangan memainkan peran penting dalam pengambilan
keputusan bisnis pelayanan kesehatan sehingga untuk itu Manajemen
pengelolaan keuangan pada bisnis Klinik dituntut dikelola secara profesional
dan setiap jajaran Manajemen harus menguasai serta memahami dan
menjalankan konsep dasar pengelolaan keuangan secara professional tersebut.
Sesuai dengan perkembangan bisnis utamanya pada kelompok usaha Sismadi
Group sebagai korporasi strategi bisnis PT. Sismadi Mancorpindo melalui PT.
Sisma Medika International merasa perlu adanya suatu pedoman dalam
penyajian informasi keuangan, agar informasi yang disajikan terstandar, untuk
itulah dibuat Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group
yang diharapkan menjadi ladasan dasar aplikasi akuntansi keuangan pada unitunit usaha Klinik yang dikelola oleh PT. Sisma Medika International yang tentunya
sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan prinsipprinsip akuntansi yang berlaku umum.

B. Tujuan dan Ruang Lingkup


Tujuan dibuatnya Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi
Group diantaranya sebagai berikut :
1. Membantu unit-unit usaha Klinik dibawah pengelolaan PT. Sisma Medika
International dalam menyusun informasi keuangan yang harus disajikan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

2. Menciptakan keseragaman dalam penerapan perlakuan Akuntansi dan


penyajian laporan keuangan untuk unit-unit usaha Klinik dalam kelompok
usaha Sismadi Group dibawah pengelolaan PT. Sisma Medika International.
3. Menjadi acuan user atau staff akuntansi dalam menjalankan proses akuntansi
mulai dari pembuatan jurnal, proses posting, pembuatan laporan keuangan
dan pelaporan keuangan lainnya untuk keperluan Manajemen, tetapi juga
tidak membatasi adanya penyajian informasi keuangan lainnya sesuai dengan
keperluan intermal masing-masing manajemen Klinik.
4. Menjadi referensi bagi yang terkait untuk mengenai penerapan perlakuan
akuntansi dan penyajian laporan keuangan Klinik.
Ruang lingkup pedoman akuntansi keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi
Group adalah sebagai berikut :
1. Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group ini hanya
berlaku khusus hanya untuk unit-unit usaha Klinik dibawah kelompok usaha
Sismadi Group dibawah pengelolaan PT. Sisma Medika International.
2. Dan dalam hal Pihak lain yang apabila akan menggunakan Pedoman
Akuntansi Klinik Sisma Medikal Sismadi Group, harus seijin dan harus ada
kaitan bisnis dengan korporasi Sismadi Group.

C. Sistimatika Penyusunan
Referensi utama kerangka dasar penyusunan pedoman akuntansi Klinik Sisma
Medikal sismadi group mengacu pada Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan
(PSAK) dan Interprestasi Pernyatan Standar Akuntansi Keuangan (IPSAK) yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan memperhatikan kebijakan
internal korporasi bisnis Sismadi Group, kemudian referensi yang lainnya sebagai
berikut :
1. Undang-undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.
2. Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT),
yang secara efektif berlaku sejak tanggal 16 Agustus 2007.
3. Akte Pendirian Badan Usaha unit-unit Klinik kelompok usaha Sismadi Group.
Sedangkan sistimatika penyusunan pedoman akuntansi Klinik Sisma Medikal
Sismadi Group adalah :
1. Mencari beberapa referensi buku akuntansi keuangan Klinik dan akuntansi
keuangan bisnis pelayanan kesehatan, kemudian dilakukan penelaan dan
indentifikasi ketentuan-ketentuan yang terkait dengan dinamika dan karakter
serta kegiatan bisnis Klinik.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

2. Penyusunan sistimatika dan subtansi isi buku pedoman akuntansi keuangan


untuk Klinik Sisma Medikal Sismadi Group.
3. Pengumpulan materi-materi yang sudah tersusun sebelumnya.
4. Kemudian penyusunan konsep pedoman akuntansi keuangan Klinik Sisma
Medikal Sismadi Group,
5. Mengadakan rapat dengar pendapat/koordinasi penyampaian konsep untuk
diperoleh masukan dan saran
dari kalangan terbatas yang dianggap
kompeten dalam bidang akuntansi keuangan.
6. Penyempurnaan draff final pedoman akuntansi keuangan Klinik Sisma
Medikal Sismadi Group.
7. Penyerahan buku pedoman akuntansi keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi
Group kepada PT. Sisma Medikal International dan kepada Presiden Direktur
PT. Sismadi Mancorpindo untuk disyahkan dan diberlakukan pada unit-unit
usaha Klinik dibawah pengelolaan PT. Sisma Medika International.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

BAB 2
AKUNTANSI KEUANGAN KLINIK

A. Konsep Dasar Akuntansi Keuangan Klinik


Konsep dasar akuntansi suatu ketentuan yang berlaku secara umum tentang
suatu asumsi, anggapan, pandangan maupun pendapat dalam menyajikan
informasi keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Seperti konsep
kesatuan usaha, konsep harga perolehan, konsep kesinambungan, dan
sebagainya.
1. Konsep Kesatuan Usaha
Dalam konsep kesatuan usaha ini, perusahaan merupakan suatu kesatuan
ekonomi yang terpisah dari pihak yang berkepentingan dengan sumber
perusahaan. Artinya keuangan perusahaan terpisah dari pemilik, terpisah dari
keuangan karyawan dan terpisah pula dari keuangan pada Direksi. Sehingga
perusahaan dianggap sebagai satu kesatuan usaha.
2. Konsep Harga Perolehan
Artinya konsep ini adalah setiap transaksi pembelian satu barang harus dicatat
sebesar harga perolehan tersebut. Contohnya, dibeli sebuah mesin seharga Rp.
9.500.000,00 sebelum operasi masih diperlukan biaya pemasangan Rp
400.000,00 maka harga perolehan menjadi Rp. 9.900.000,00 (Rp.9.500.000,00 +
Rp. 400.000,00). Sehingga nilai inilah yang dicatat dalam akuntansi. Harga
perolehan adalah jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh satu unit
barang atau jasa dalam pertukaran sampai barang tersebut siap dipakai.
3. Konsep Kesinambungan
Perusahaan dalam melakukan kegiatan usahanya, tentunya berupaya untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan secara berkesinambungan atau terus
menerus. Dalam proses usaha itu, senantiasa dibuat laporan keuangan
perusahaan. Laporan keuangan yang disusun secara berkala dapat dibandingkan
sehingga diperoleh informasi tentang kemajuan atau kemunduran usaha. Dengan
membandingkan laporan keuangan dari satu periode dengan periode lainnya
dapat diperoleh suatu data yang pasti tentang naik turunnya pendapatan dan
beban, sebagai dasar dalam membuat suatu kebijaksanaan untuk kemajuan
perusahaan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

4. Konsep Pengukuran dengan Uang


Pengukuran dengan nilai uang artinya seluruh informasi utama dalam laporan
keuangan itu diukur dengan satuan ukur uang, karena uang sudah umum
digunakan untuk mengukur aktiva, kewajiban perusahaan serta perubahannya.
5. Periode Akuntansi
Kegiatan perusahaan dipisahkan dalam periode-periode. Penyajian informasi
berupa laporan keuangan dibuat secara berkala akan membantu pihak yang
berkepentingan dalam mengambil suatu keputusan. Misalnya per tahun, triwulan
atau semesteran.
6. Penetapan Pendapatan dan Beban
Penetapan pendapatan dan beban perusahaan diakui dalam periode yang
bersangkutan, sehingga beban dan pendapatan yang terjadi benar-benar sudah
direalisasi. Perhitungan laba/rugi yang dilaporkan menggambarkan keadaan yang
sebenarnya dalam suatu periode tertentu.

B. Struktur Organisasi Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi


Group
DIREKTUR

PENANGGUNG
JAWAB MEDIS

MANAGER

APOTEKER

KASI. PERAWAT

KASI. ADM & UMUM

KASI. APOTEK

POLIKLINIK

FRONT OFFICE

ASISTEN
APOTEKER

LABORATORIUM

AKUNTANSI

KASIR

RADIOLOGI

KEUANGAN

PETUGAS
GUDANG

POS

RUMAH
TANGGA/ KURIR

AKUNTANSI

SECURITY

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

VERIFIKASI

1. Uraian tugas, Wewenang dan tanggung jawab Manager


a. Tugas Manager Klinik
Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh perencanaan dan kegiatan
operasional Klinik secara optimal dengan seluruh sumber daya yang
dimiliki dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Tugas Pokoknya antara lain :
1) Mengkoordinir dan mengendalikan seluruh kegiatan operasional di
klinik.
2) Membuat laporan pelaksanaan kegiatan operasional klinik.
3) Menyusun program dan anggaran tahunan operasional.
4) Mengatur tugas-tugas lain dari atasan.
Uraian Tugas Manager Klinik :
1) Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan/ operasional klinik.
2) Membimbing dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan kepada
bawahannya.
3) Memantau pelaksanaan jadwal praktek maupun pelayanan dokter
(Umum dan Spesialis) sesuai standar dan ketentuan klinik.
4) Mengadakan koordinasi dan kerjasama dengan bagian/ fungsi yang
terkait.
5) Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pelayanan dan pelaporan rawat
jalan, apotek dan administrasi.
6) Menggali informasi/ masukan dari dokter-dokter guna meningkatkan
pelayanan.
7) Membuat laporan (rutin/ non rutin) kepada Direktur.
8) Menyusun/ mengkoordinir Program Kerja dan Anggaran Tahunan klinik.
9) Mengatur pelaksanaan tugas-tugas lain dari atasan.
b. Wewenang Manager Klinik yaitu :
1) Menetapkan/ mengatur jadwal praktek dokter.
2) Menyetujui/ menolak ijin/ cuti bawahannya.
3) Menetapkan nilai Prestasi Kerja bawahannya.
4) Menyetujui/ menolak penggunaan dana sesuai ketentuan.
c. Tanggung Jawab Manager Klinik antara lain :
1) Terhadap kelancaran, kecepatan dan keakuratan pelayanan klinik.
2) Terhadap penerapan pelayanan prima.
3) Terhadap kelengkapan jadwal dan ketepatan kehadiran dokter.
4) Terhadap penyelesaian masalah yang berkaitan dengan medis.
5) Terhadap kebenaran nilai Prestasi Kerja bawahan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

d. Hubungan kerja Manager Klinik


Dengan

Tujuan

Intern
Dengan bagian / fungsi terkait

Koordinasi dan kerjasama

Extern
Dengan instansi terkait
Dokter-dokter

Koordinasi, perijinan
Negosiasi dan kerja sama

e. Persyaratan Kerja :
1) Persyaratan Kemampuan :
a) Tehnis diantaranya :
(1) Memahami sistem dan prosedur operasional Klinik
(2) Memahami sistem dan prosedur pelayanan Klinik
b) Managerial sebagai berikut :
(1) Mampu merencanakan kegiatan khusus medis dengan baik
(2) Mampu mengkoordinir kegiatan khusus medis dengan baik
(3) Mampu mengarahkan bawahan dengan baik
(4) Mampu memotivasi bawahan dengan baik
(5) Mampu mengambil keputusan dengan tepat dan cepat
2) Persyaratan Pengetahuan dan Pengalaman sbb :

a) Pendidikan minimal S1 Manajemen/ Ekonomi atau Sederajat


b) Mengetahui teknis pelaksanaan kegiatan-kegiatan bagian medis
3) Persyaratan Mental antara lain :
a) Inisiatif
: Tinggi
b) Objectifitas
: Tinggi
c) Daya Konsentrasi
: Tinggi
d) Konsistensi
: Cukup
e) Daya Adaptasi
: Cukup
f) Kreatifitas
: Cukup
4) Persyaratan Fisik
a) Sehat secara umum.
b) Tidak memiliki cacat tubuh.
c) Tidak buta warna.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

2. Uraian tugas, Wewenang dan tanggung jawab Kepala Seksi Administrasi dan
Umum
a. Tugas Ka Sie Administrasi dan Umum :
Menyelenggarakan pengelolaan dan pengendalian layanan administrasi
pasien dan keuangan Klinik secara optimal.
1) Tugas Pokoknya antara lain :
a) Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan administrasi pasien rawat
jalan.
b) Memimpin dan mengawasi pelaksanaan kegiatan administrasi dan
umum.
c) Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan ketertiban, keamanan
dan kenyamanan lingkungan klinik.
d) Menyusun program dan anggaran tahunan Klinik.
2) Uraian Tugasnya :
a) Mengkoordinir penyelenggaraan fungsi-fungsi yang ada, khususnya
fungsi administrasi dan umum.
b) Mengkoordinir melaksanakan penyusunan laporan keuangan.
c) Mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan sistem dan prosedur
akuntansi Klinik.
d) Memimpin, mengatur dan mengawasi kesiapan sarana dan
prasarana Klinik.
e) Mengkoordinir pelaksanaan pelayanan administrasi pasien rawat
jalan.
f) Mengatur, mengarahkan dan mengawasi pelaksanaan pelayanan
Front Office.
g) Mengatur dan mengawasi pelaksanaan kebersihan dan kerapian
Klinik.
h) Mengatur dan mengawasi pemeliharaan dan kerapian Klinik.
i) Mengkoordinir dan mengatur pelaksanaan ketertiban, keamanan
dan kenyamanan Klinik.
j) Mengatur dan mengendalikan penggunaan anggaran Klinik.
k) Mengatur dan mengendalikan pengoperasian kendaraan.
l) Membuat laporan Prestasi Kerja Karyawan bawahannya.
m) Menjalin hubungan kerja sama dengan bagian lain yang terkait.
n) Memantau tata tertib dan kedisiplinan serta membina dan
mengarahkan karyawan bawahannya.
o) Melaksanakan tugas-tugas lain dari atasan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

b. Wewenang Kepala Kasie Administrasi dan Umum :


1) Menetapkan jadwal dinas bawahannya.
2) Menerima / menolak ijin / cuti bawahannya.
3) Menerima / menolak kerja lembur bawahannya.
4) Menerima / menolak penggunaan dana resmi sesuai kebijakan
manajemen.
5) Menetapkan nilai EPK bawahannya.
c. Tanggung Jawab Kasie Adminitrasi & Umum yaitu :
1) Terlaksananya kegiatan pengelolaan Klinik khususnya bidang
administrasi dan umum dengan baik.
2) Terhadap koordinasi penyelenggaraan fungsi-fungsi pelayanan medis,
administrasi dan keuangan.
3) Terhadap penyelenggaraan laporan pertanggungjawaban di bidangnya.
4) Terhadap disiplin karyawan bawahannya.
5) Terhadap pembinaan karyawan bawahannya.
6) Terhadap kebenaran nilai EPK bawahannya.
d. Hubungan Kerja Kepala Bagian Keuangan adalah dengan :
Dengan
Intern :
Dengan bagian lain yang terkait
Extern :
Dengan Instansi / perusahaan
pelanggan

Tujuan
Koordinasi dan kerja sama

Kelancaran tugasnya

c. Persyaratan Kerja Kasie Adm & Umum meliputi :


1) Persyaratan Kemampuan
a) Tehnis :
(1) Memahami sistem dan prosedur pengelolaan Administrasi dan
keuangan.
(2) Menguasai sistem dan prosedur pengelolaan ketertiban dan
keamanan.
(3) Memahami teknis kegiatan administrasi front office yang meliputi
rawat jalan.
(4) Menguasai
sistem
dan
prosedur
kebersihan
dan
kerumahtanggaan.
(5) Menguasai sistem dan prosedur akuntansi perusahaan.
(6) Memahami tekhnis pengoperasian komputer.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

b) Managerial :
(1) Mampu merencanakan kegiatan dengan baik
(2) Mampu mengkoordinir kegiatan dengan baik
(3) Mampu mengambil keputusan dengan tepat
(4) Mampu memotivasi bawahannya
(5) Mampu berkomunikasi dengan baik
2) Persyaratan Pengetahuan dan Pengalaman
a) Pendidikan minimal DIII Management dengan pengalaman minimal
empat tahun dibidangnya.
b) Mampu mengoperasikan komputer Ms. Office dan Excel.
c) Memiliki dasar-dasar management umum atau supervisi.
d) Memiliki sertifikat pelatihan service excellence.
3) Persyaratan Mental :
a) Inisiatif
b) Objectifitas
c) Daya Konsentrasi
d) Konsistensi
e) Daya Adaptasi
f) Kreatifitas

:
:
:
:
:
:

Tinggi
Tinggi
Tinggi
Tinggi
Cukup
Tinggi

4) Persyaratan Fisiknya adalah :


a) Sehat secara umum.
b) Tidak memiliki cacat tubuh yang dapat mengganggu kelancaran
tugasnya.
c) Tidak buta warna.
3. Uraian tugas, Wewenang dan tanggung jawab Staff Akuntansi
a. Tugas Staff Akuntansi :
Melaksanakan kegiatan verifikasi laporan penerimaan pendapatan,
verifikasi faktur-faktur PBF/ non PBF dan sensus piutang perusahaan.
1) Tugas Pokoknya antara lain :
a) Melaksanakan verifikasi faktur PBF/ non PBF, data dan sensus
piutang perusahaan.
b) Input data laporan keuangan dan membuat laporan keuangan.
c) Melaksanakan verifikasi laporan penerimaan pendapatan dari FO.
d) Melaksanakan verifikasi laporan bulanan pembelian Apotek.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

10

2) Uraian Tugas Yaitu :


a) Mengecek/ memeriksa faktur-faktur PBF/ non PBF, tagihan rawat
jalan dan rawat inap yang dibuat oleh bagian keuangan.
b) Memeriksa laporan sensus dan saldo piutang perusahaan.
c) Menginput laporan penerimaan kas bank, pembelian kantin dan
Apotek.
d) Mengecek/ memeriksa laporan FO (keuangan) pelunasan
perusahaan.
e) Mengecek/ memeriksa laporan rawat jalan dan rawat inap untuk
pembuatan rekening tagihan perusahaan.
f) Memeriksa laporan rawat jalan dan rawat inap sesuai dengan
rekening yang akan dibuat.
g) Memeriksa laporan data pembelian bulanan
Apotek dengan
pelunasan PBF melalui cash flow.
h) Menjalin kerja sama intern (akuntansi) dan extern (dengan bagian
lain).
i) Melaksanakan tugas-tugas lain dari atasan.
b. Wewenang Staff Akuntansi :
Menggunakan alat/ sarana untuk kelancaran tugas.
c. Tanggung Jawab Staff Akuntansi :
1) Terhadap kebenaran data yang dilaporkan.
2) Terhadap ketepatan waktu pelaporan.
d. Hubungan Kerja Staff Akuntansi :
Dengan
Intern :
Dengan bagian lain yang terkait

Tujuan
Kelancaran tugas

Extern :
_

e. Persyaratan Kerja Staff Akuntansi :


1) Persyaratan Kemampuan
a) Tehnis :
(1) Memahami administrasi/ akuntansi ringan.
(2) Memahami teknis pengoperasian komputer.
(3) Terampil dan teliti melakukan perhitungan.
(4) Memahami prosedur kegiatan verifikasi akuntansi.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

11

b) Managerial :
- Tidak ada
2) Persyaratan Pengetahuan dan Pengalaman :
a) Pendidikan minimal DIII Akuntansi/ SMEA Akuntansi dengan
pengalaman minimal 1 tahun.
b) Mampu mengoperasikan Microsoft office/ aplikasi program
akuntansi.
3) Persyaratan Mental
a) Inisiatif
: Cukup
b) Objectifitas
: Cukup
c) Daya Konsentrasi
: Cukup
d) Konsistensi
: Cukup
e) Daya Adaptasi
: Cukup
f) Kreatifitas
: Cukup
g) Ketelitian
: Cukup
4) Persyaratan Fisik :
a) Sehat secara umum
b) Tidak memiliki cacat tubuh
c) Tidak buta warna

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

12

C. Ketentuan Umum Laporan Keuangan Klinik


1. Karakteristik Usaha Klinik
a. Sifat Pengelolaan Operasional
Sifat kegiatan yang dilakukan adalah dibidang jasa pelayanan kesehatan,
pendidikan, penelitian dan pengembangan, serta usaha lain yang terkait
dengan bidang kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan
masyarakat.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan menitikberatkan pada pelaksanaan fungsi
sosial Klinik dan dikelola secara professional, ekonomis dan etis.
Usaha Klinik dapat dimiliki oleh Pemerintah, BUMN, Perseroan Terbatas,
Yayasan, Perkumpulan, Perhimpunan Persyarikatan, TNI, Polri, dan pihak
lainnya.
Dalam mendukung pembiayaan kegiatan jasa pelayanan kesehatan, usaha
Klinik dapat :
1) Menerima pembayaran atas hasil jasa pelayanan, pendidikan, penelitian
dan pengembangan di bidang kesehatan dan hasil usaha-usaha lain yang
sah.
2) Menerima bantuan/hibah dan atau subsidi yang berasal baik dari
pemerintah maupun pihak lain berupa uang ataupun barang.
3) Menerima hasil kerjasama operasional dengan pihak lain yang terkait.
Dalam rangka pengembangan usaha, klinik dapat :
1) Menerima pinjaman dari bank, lembaga keuangan lain dan atau pinjaman
dari luar negeri berdasarkan atas persetujuan pemilik atau pemerintah.
2) Bekerjasama dengan lembaga lain yang memiliki keterkaitan fungsi.
b. Bentuk Usaha Klinik
Usaha Jasa Klinik terbagi menjadi dua yaitu Klinik Pratama dan Klinik Utama,
pelayan yang harus disediakan untuk usaha klinik antara lain :
1) Jasa pelayanan medis yaitu jasa yang terkait langsung dengan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

13

2) Jasa penunjang medis yaitu jasa yang berfungsi sebagai pendukung


dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan kepada masyarakat
(contoh: radiologi, farmasi, laboratorium, dan ambulans), khusus untuk
farmasi bisa saja benbadan hukum sama atau berlainan badan hukum.
3) Jasa penunjang non-medis yaitu jasa yang berfungsi didalam peningkatan
nutu kinerja entitas Klinik, namun tidak terkait secara langsung dengan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat (contoh: fasilitas parkir, warung
telekomunikasi, penjualan makanan dan minuman bagi para penunggu
pasien dsb.

c. Bentuk Kepemilikan Klinik


1) Klinik yang Memiliki Ekuitas Pemilik
Klinik yang memiliki ekuitas pemilik adalah yang memenuhi karakteristik
antara lain sebagai berikut:
a) Terdapat kepemilikan seperti pada entitas bisnis umumnya, dalam arti
bahwa kepemilikan tersebut dapat dijual, dialihkan, atau ditebus kembali,
atau kepemilikan tersebut mencerminkan proporsi pembagian sumber
daya entitas Klinik pada saat likuidasi atau pembubaran Klinik.
b) Bentuk dokumen kepemilikan dapat berupa saham atau dokumen
kepemilikan lainnya.
c) Sumber daya bukan berasal dari para penyumbang yang tidak mengharap
kan pembayaran kembali atau manfaat ekonomi yang sebanding dengan
jumlah sumberdaya yang diinvestasikan.
d) Menghasilkan barang dan/atau jasa dengan bertujuan menumpuk laba,
dan jika suatu Klinik menghasilkan laba maka keuntungan tersebut
dibagikan kepada para pemilik (pendiri) entitas Klinik tersebut.
e) Dimungkinkan adanya aktivitas penggalangan dana yang diklarisifikasikan
ke dalam modal donasi.
Jenis Klinik yang Memiliki Ekuitas Pemilik, antara lain :
(1) Klinik Swasta Memiliki Pehimpunan, Perserikatan, Perkumpulan, dan
Yayasan. Kepemilikan Klinik tersebut dimiliki bukan oleh perorangan tetapi
oleh, misalnya, perhimpunan, perserikatan, perkumpulan dan yayasan
yang bersifat keagamaan atau sosial. Tokoh-tokoh yang ada didalam
yayasan, perhimpunan, dan perserikatan tersebut biasanya menjadi
pendiri Klinik tersebut. Bentuk kepemilikan umumnya tidak dicerminkan
dalam bentuk saham tetapi dengan dokumen kepemilikan lainnya. Bentuk
Klinik seperti ini harus dibedakan dengan Klinik yang berbentuk badan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

14

hukum yayasan, perhimpunan atau perkumpulan yang dalan konteks


akuntansi termasuk sebagai nirlaba.
(2) Klinik Swasta Milik (Para) Dokter.
Kepemilikan Klinik oleh (para) dokter umumnya bersumber dari prestasi
klinis (beberapa) dokter. Fenomena semacam ini menunjukkan terdapat
sejumlah dokter yang bersepakat untuk bersama-sama membangun
entitas Klinik. Akan sulit bagi seorang dokter untuk bekerja seorang diri
didalam dan membangun dan menjalankan entitas Klinik lengkap denga
sarana dan prasarana medis yang kompleks. Gaya kepemimpinan dokter
akan mempengaruhi pola manajemen.
Sejalan dengan meningkatnya tuntutan masyarakat yang semakin kritis
akan kualitas pelayanan , tuntutan untuk mematuhi Analisa Mengenai
Dampak Lingkungan (AMDAL), dan tuntutan hukum,
sistem manajemen Klinik yang dimiliki oleh beberapa orang dokter
membutuhkan penataan ulang antara lain dengan munculnya merger
maupun akuisisi yang dilakukan oleh Klinik besar dengan Klinik yang
diakuisisinya sebagai francoise.
(3) Klinik Swasta Milik Perusahaan Swasta
Klinik ini sudah dianggap sebagai tempat yang menarik dan potensial
untuk menghasilkan keuntungan. Dengan demikian, berbagai perusahaan,
terutama yang bersifat konglomerasi memandang perlu untuk
menanamkan investasinya dengan mendirikan Klinik yang berorientasi
laba. Kecenderungan lain adalah tantangan pendirian jaringan Klinik,
seiring dengan ekspansi bisnis konglomerasi.
Sejarah Klinik ini masih (relative) singkat. Namun demikian, dengan
pengetahuan dan naluri bisnis yang baik, serta kekuatan modal dan sistem
manajemen yang memadai, Klinik milik perusahaan ini dapat
menggantikan peran Klinik yang lainnya di masa yang akan datang,
apabila Klinik lainnya tidak menyempurnakan sistem manajemennya.
Sistem manajemen Klinik yang berorientasi laba relatif lebih mudah
diterapkan dibandingkan dengan Klinik keagamaan atau
Klinik
pemerintah.
(4) Entitas Klinik Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

15

Kepemilikan Klinik tersebut dimiliki Badan Usaha Milik Negara/Daerah.


BUMN/D menanamkan investasinya dengan mendirikan Klinik. Tujuan
Utamanya pada umumnya untuk memberikan fasilitas pelayanan
kesehatan khususnya pada para kayawan yang ada di BUMN/D tersebut.
Bentuk operasionalnya ada yang merupakan anak perusahaan atau unit
khusus (misalnya: divisi atau cabang) dari BUMN/D tersebut.

2. Ketentuan Umum Laporan Keuangan


a. Tujuan Laporan Keuangan
Laporan keuangan bertujuan memberikan informasi yang tepat dan bermafaat
bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembalian keputusan
ekonomi yang rasional, seperti :
1) Investor
2) Pemberi bantuan (donator)
3) Kreditur
4) Otoritas Pengawasan
5) Pemerintah, dan
6) Masyarakat
Pihak pengguna laporan keuangan Klinik mempunyai kepentingan bersama
dalam rangka menilai:
1) Jasa pelayanan kesehatan yang diberikan Klinik dan kesinambungan
pelayanan tersebut.
2) Kinerja manajemen Klinik dalam melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam mengelola entitas tersebut.
3) Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan adalah :
a) Jumlah dan sifat Harta, pasiva, dan ekuitas Klinik.
b) Pengaruh transaksi, peristiwa, dan situasi lainnya yang mengubah nilai
dan sifat ekuitas atau Harta bersih.
c) Jenis dan jumlah arus masuk dan arus keluar sumber daya dalam
kurun waktu tertentu (satu periode) dan hubungan antara keduanya.
d) Cara Klinik mendapatkan dan membelanjakan kas, memperoleh
pinjaman dan melunasi pinjaman, dan faktor lainnya yang berpengaruh
pada likuiditasnya.
e) Usaha jasa pelayanan kesehatan Klinik.
f) Laporan keuangan juga merupakan sarana pertanggungjawaban
manajemen Klinik atau pengelolaan sumber daya yang dipercayakan
kepada mereka.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

16

b. Komponen Laporan Keuangan


Laporan keuangan yang lengkap bagi Klinik yang memiliki ekuitas pemilik
terdiri dari :
1) Neraca
2) Laporan Laba-Rugi
3) Laporan Perubahan Ekuitas
4) Laporan Arus Kas
5) Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang lengkap bagi Klinik yang tidak memiliki ekuitas
pemilik (nirlaba) :
1) Neraca
2) Laporan Aktivitas
3) Laporan arus Kas
4) Catatan Atas Laporan Keuangan

1) Neraca
Tujuan neraca adalah menyediakan informasi mengenai Harta, pasiva, dan
ekuitas serta informasi mengenai hubungan diantara unsur-unsur tersebut
pada waktu tertentu. Informasi dalam neraca dan penjelasannya dapat
membantu para pengguna laporan keuangan Klinik untuk menilai :
a) Kemampuan Klinik untuk memberikan jasa pelayanan kesehatan secara
berkelanjutan.
b) Likuiditas, fleksibilitas keuangan, kemampuan untuk memenuhi
kewajibannya, dan kebutuhan pendanaan eksternal.
c) Neraca mencakup struktur
Klinik secara keseluruhan dan harus
menyajikan total Harta, pasiva, dan ekuitas.
2) Laporan Laba-Rugi
Tujuan utama perhitungan laba-rugi adalah menyediakan informasi sebagai
berikut :
a) Pengaruh transaksi dan peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
ekuitas.
b) Hubungan antar transaksi dan peristiwa lainnya.
c) Bagaimana penggunaan sumber daya dalam pelaksanaan berbagai
program atau jasa.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

17

d) Informasi dalam laporan laba-rugi yang dipergunakan bersama dengan


informasi dalam laporan keuangan lainnya dapat membantu para
pengguna laporan keuangan untuk:
(1) Mengevaluasi kinerja dalam kurun waktu tertentu ( satu periode).
(2) Menilai upaya, kemampuan, dan kesinambungan dalam memberikan
jasa pelayanan kesehatan.
(3) Menilai pelaksanaan tanggung jawab dan kinerja manajemen Klinik.
(4) Perhitungan laba-rugi mencakup struktur Klinik secara keseluruhan
dan menyajikan perhitungan jumlah laba atau rugi selama periode
tertentu. Laba atau rugi tersebut selanjutnya tercermin pada ekuitas
dalam neraca.
3) Laporan Perubahan Ekuitas
Tujuan laporan perubahan ekuitas adalah menyediakan informasi bagi
pengguna laporan keuangan yang meliputi :
a) Pengaruh hasil perhitungan laba rugi terhadap posisi ekuitas.
b) Mengetahui posisi ekuitas sehingga dapat menilai sumber daya bersih
yang dimiliki oleh Klinik.
c) Laporan perubahan ekuitas mencakup struktur Klinik secara keseluruhan
dan menyajikan informasi penambahan atau pengurangan ekuitas atas
kinerja Klinik yang tercermin dalam perhitungan laba rugi pada kurun
waktu tertentu (satu periode).
4) Laporan Arus kas
Tujuan utama laporan arus kas adalah memberikan informasi pada pengguna
laporan keuangan untuk :
a) Melihat kemampuan Klinik dalam menghasilkan kas dan setara kas.
b) Melihat kebutuhan Klinik dalam menggunakan arus kas tersebut.
c) Laporan arus kas mencakup struktur Klinik secara keseluruhan dan
menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas dalam
suatu periode.
5) Laporan Aktivitas
Tujuan utama laporan aktivitas adalah menyediakan informasi mengenai:
a) transaksi dan Pengaruh peristiwa lain yang mengubah jumlah dan sifat
Harta bersih
b) Hubungan antar transaksi, dan peristiwa lain
c) Bagaimana pengguna sumber daya dalam pelaksanaan berbagai program
atau jasa.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

18

d) Informasi dalam laporan aktivitas, yang digunakan bersama dengan


pengungkapan informasi dalam laporan keuangan lainnya, dapat
membantu para penyumbang, anggota , kreditur, dan pihak lainnya untuk:
(1) Mengevaluasi kinerja periode
(2) Menilai upaya, kemampuan,dan kesinambungan, dan memberikan jasa
(3) Menilai pelaksanaan tanggungjawab dan kinerja manajer.
(4) Laporan aktivitas mencakup organisasi secara keseluruhan dan
menyajikan perubahan jumlah Harta bersih selama satu periode.
Perubahan Harta bersih dalam laporan aktivitas tercermin pada Harta
bersih atau ekuitas dalam laporan posisi keuangan.
(5) Laporan aktivitas menyajikan jumlah perubahan Harta bersih terikat
permanen, terikat temporer, dan tidak terikat dalam suatu periode.
(6) Laporan aktivitas menyajikan pendapatan sebagai penambah Harta
bersih tidak terikat, kecuali jika penggunanya dibatasi oleh
penyumbang, dan menyajikan beban sebagi pengurang Harta bersih
tidak terikat.
(7) Laporan aktivitas menyajikan keuntungan dan kerugian yang diakui dari
investasi dan Harta lain (atau kewajiban) sebagai penambah atau
pengurang Harta bersih tidak terikat, kecuali bila penggunanya dibatasi.
(8) Laporan aktivitas menyajikan jumlah pendapatan dan beban secara
bruto. Namun demikian, pendapatan investasi dapat disajikan secara
neto dengan syarat beban-beban terkait, seperti beban penitipan dan
beban penasihat investasi, diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan.
(9) Laporan aktivitas atau catatan atas laporan keuangan harus
menyajikan informasi mengenai beban menurut klasifikasi fungsional,
seperti menurut kelompok program jasa utama dan aktivitas
pendukung.
6) Catatan atas Laporan Keuangan
Tujuan catatan atas laporan keuangan adalah menyediakan informasi bagi
pengguna laporan keuangan mengenai :
a) Gambaran umum Klinik.
(1) Ikhtisar kebijakan akuntansi yang digunakan dalam penyusunan
laporan keuangan.
(2) Penjelasan atas pos-pos yang terdapat dalam setiap komponen
laporan keuangan.
(3) Pengungkapan hal-hal penting lainnya yang berguna untuk
pengambilan keputusan ataupun kebijakan Klinik lainnya yang dapat
mempengaruhi Klinik secara keseluruhan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

19

Bagi Klinik yang mencatatkan dirinya ke dalam bursa saham atau dengan
lain kata saham-saham Klinik tersebut dimiliki oleh publik melalui pasar
sekunder, maka selain mengacu pada pedoman ini juga harus mengikuti
ketentuan tambahan dengan mengacu kepada ketentuan yang ditetapkan
oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
b. Tanggungjawab atas Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan
Tanggungjawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
berada pada Manager.

Klinik

c. Bahasa Laporan Keuangan


Laporan keuangan harus disusun dalam bahasa Indonesia. Jika laporan
keuangan juga disusun dalam bahasa lain selain bahasa Indonesia, maka
laporan keuangan yang disusun dalam bahasa lain selain bahasa Indonesia
tersebut harus memuat informasi dan waktu yang sama, serta diterbitkan
dalam waktu bersamaan dengan laporan keuangan yang disusun dalam
bahasa Indonesia.
d. Mata Uang Pelapor
Pelaporan harus dinyatakan dalam mata uang rupiah. Apabila transaksi
menggunakan mata uang lain selain dari rupiah maka laporan tersebut harus
dikonversikan dalam mata uang rupiah.
Keuntungan atau kerugian dalam periode berjalan yang terkait dengan
transaksi dalam mata uang asing dinilai dengan menggunakan kurs yang
berlaku pada saat tersebut.
e. Kebijakan akuntansi
Kebijakan tersebut harus mencerminkan prinsip kehati-hatian dan mencakup
semua hal yang material dan sesuai dengan ketentuan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan (PSAK). Apabila Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) belum mengatur masalah pengakuan, pengukuran,
penyajian atau pengungkapan dari suatu transaksi atau peristiwa, harus
ditetapkan kebijakan agar laporan keuangan yang disajikan memuat informasi
yang relevan dengan kebutuhan para pengguna laporan.
f. Penyajian

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

20

Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar posisi keuangan, kinerja,


perubahan ekuitas, dan arus kas disertai pengungkapan yang diharuskan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Harta disajikan berdasarkan karakteristiknya menurut urutan likuiditas,
sedangkan kewajiban disajikan menurut urutan jatuh temponya.
Laporan laba rugi dikelompokkan secara berjenjang (multiple step) atau single
step sesuai dengan kemampuan dan kondisi Klinik yang bersangkutan.
Perubahan ekuitas disajikan berdasarkan urutan waktu terjadinya.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis dengan
urutan penyajian sesuai dengan komponen utamanya yang merupakan bagian
yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Informasi dalan catatan atas
laporan keuangan berkaitan dengan pos-pos dalam neraca, perhitungan
labarugi, laporan perubahaan ekuitas, dan laporan arus kas yang sifatnya
memberikan penjelasan, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif.
Dalam catatan atas laporan keuangan tidak diperkenankan menggunakan
kata sebagian besar untuk menggambarkan bagian dari suatu jumlah tetapi
harus dinyatakan dalam jumlah nominal atau persentase.
Perubahan akuntansi wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1) Perubahan estimasi akuntansi
Estimasi akuntansi dapat diubah apabila terdapat perubahaan kondisi yang
mendasarinya. Selain itu, juga wajib diungkapkan pengaruh material dari
perubahan yang terjadi baik pada periode berjalan maupun pada periodeperiode berikutnya.
2) Perubahan kebijakan akuntansi
Kebijakan akuntansi dapat diubah apabila:
a) Terdapat peraturan perundangan atau standar akuntansi yang berbeda
penerapannya.
b) Diperkirakan bahwa perubahan tersebut akan menghasilkan penyajian
kejadian atau transaksi yang lebih sesui dalam laporan keuangan.
c) Dampak perubahan kebijakan akuntansi harus diperlakukan secara
retrospektif dengan melakukan penyajian ulang untuk seluruh periode
sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum periode sajian.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

21

d) Dalam hal perlakuan secara retrospektif dianggap tidak praktis maka


cukup diungkapkan alasannya atau mengikuti ketentuan dalam PSAK
yang berlaku apabila terdapat aturan lain dalam ketentuan masa transisi
pada standar akuntansi keuangan baru.
e) Terdapat kesalahan mendasar, Koreksi kesalahan mendasar dilakukan
secara retrospektif dengan melakukan penyajian ulang untuk seluruh
periode sajian dan melaporkan dampaknya terhadap masa sebelum
periode sajian.
Pada setiap lembar neraca, perhitungan laba rugi, laporan perubahaan ekuitas,
dan laporan arus kas, harus diberi pernyataan bahwa catatan atas laporan
keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan.

g. Konsistensi penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan antar periode harus
konsisten kecuali :
1) Terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasional Klinik.
2) Perubahan tersebut diperkenankan oleh Pernyataan Standar akuntansi
Keuangan (PSAK).
3) Apabila penyajian atau klasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan diubah,
maka penyajian periode sebelumnya harus direklasifikasi untuk memastikan
daya banding, sifat, dan jumlah. Selain itu alasan reklasifikasi juga harus
diungkapkan. Dalam hal reklasifikasi dianggap tidak praktis maka cukup
diungkapkan alasannya.
h. Materialitas dan agregrasi
1) Penyajian laporan keuangan didasarkan pada konsep materialitas.
2) Pos-pos yang jumlahnya material disajikan tersendiri dalam laporan
keuangan, sedangkan yang jumlahnya tidak material dapat digabungkan
sepanjang memiliki sifat dan fungsinya sejenis.
3) Informasi dianggap material apabila kelalaian untuk mencantumkan (omission)
atau kesalahan dalam mencatat (misstatement) informasi tersebut dapat
mempengaruhi keputusan yang diambil.
i.

Saling hapus (off setting)

Jumlah Harta dan pasiva yang disajikan pada neraca tidak boleh disaling
hapuskan dengan pasiva atau Harta lain kecuali secara hukum dibenarkan dan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

22

saling hapus tersebut mencerminkan prakiraan realisasi atau penyelesaian Harta


atau pasiva. Pos-pos pendapatan dan beban tidak boleh disaling hapuskan,
kecuali , yang berhubungan dengan transaksi lindung nilai.
j.

Periode pelaporan

Laporan keuangan wajib disajikan secara tahunan berdasarkan tahun takwim.


Dalam hal Klinik baru berdiri, laporan keuangan dapat disajikan untuk periode
yang lebih pendek dari satu takwim. Selain itu untuk kepentingan pihak lainnya,
pihak Klinik dapat membuat dua laporan yaitu dengan menggunakan periode
tahun takwim dan periode efektif, dengan mencantumkan:
1) Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode satu tahunan.
2) Fakta bahwa jumlah yang tercantum dalam dua periode pelaporan neraca,
perhitungan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus khas, dan
catatan atas laporan keuangan tidak dapat diperbandingkan.
k. Informasi komparatif
Laporan keuangan tahunan dan interim harus disajikan secara komparatif
dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Sedangkan untuk laporan
pendapatan dan beban interim harus mencakup periode sejak awal tahun buku
sampai dengan akhir periode interim yang dilaporkan.
Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan
periode sebelumnya wajib diungkapkan kembali apabila relevan untuk
pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
l.

Laporan keuangan interm

Laporan keuangan interm adalah laporan keuangan yang diterbitkan di antara 2


(dua) laporan keuangan tahunan dan harus dipandang sebagai bagian integral
dari laporan periode tahunan. Penyusunan laporan intern dapat dilakukan secara
bulanan, triwulan atau periode lain yang kurang dari 1 (satu) tahun.
Laporan keuangan interm memuat komponen yang sama seperti laporan
keuangan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi, laporan
perubahaan ekuitas, laporan arus kas, laporan aktivitas, dan catatan atas laporan
keuangan serta laporan relalisasi anggaran atau pencapaian anggaran.
3. Keterbatasan Laporan Keuangan
Pengambilan keputusan ekonomi tidak dapat semata-mata didasarkan atas
informasi yang terdapat dalam laporan keuangan. Hal ini disebabkan karena
laporan keuangan memiliki keterbatasan, antara lain:
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

23

a. Bersifat hitoris yang menunjukkan transaksi dan peristiwa yang telah lampau.
b. Bersifat umum, baik dari sisi informasi maupun manfaat bagi pihak pengguna.
Biasanya informasi khusus yang dibutuhkan oleh pihak tertentu tidak dapat
secara langsung dipenuhi semata-mata dari laporan keuangan saja.
c. Tidak luput dari penggunaan berbagai pertimbangan dan taksiran.
d. Hanya melaporkan informasi yang material.
e. Bersifat konservatif dalam menghadapi ketidakpastian. Apabila terdapat
beberapa kemungkinan yang tidak pasti mengenai penilaian suatu pos, maka
dipilih alternatif yang menghasilkan kenaikan laba atau nilai Harta yang paling
kecil.
f. Lebih menekankan pada penyajian transaksi dan peristiwa sesuai dengan
substansi dan realitas ekonomi dan
bukan hanya bentuk hukumnya
(formalitas).
g. Adanya berbagai alternatif metode akuntansi yang dapat digunakan sehingga
menimbulkan variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat
kesuksesan antar Klinik.

D. Neraca (Laporan Posisi Keuangan)


1. Akuntansi Harta
a. Pengertian dan Dasar Pencatatan Harta
1) Harta adalah sumber daya yang dikuasai oleh Klinik sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu dimana manfaat ekonomis di masa depan diharapkan
akan diperoleh Klinik.
2) Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam Harta adalah potensi
dari Harta tersebut untuk memberikan sumbangan, baik langsung maupun
tidak langsung, arus kas dan setara kas kepada Klinik. Potensi tersebut dapat
berbentuk sesuatu yang produktif dan merupakan bagian dari aktivitas
operasional Klinik. Mungkin juga berbentuk sesuatu yang dapat diubah
menjadi kas atau setara kas atau berbentuk kemampuan untuk mengurangi
pengeluaran kas, seperti penurunan biaya akibat penggunaan proses
pelayanan jasa alternatif
3) Klinik biasanya menggunakan Harta untuk memberikan pelayanan jasa yang
dapat memuaskan kebutuhan dan keperluan pasien atau pihak-pihak lain
yang berkepentingan. Berhubung jasa tersebut dapat memuaskan kebutuhan
dan keperluan ini, maka pasien atau pihak-pihak lain yang berkepentingan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

24

bersedia membayar sehingga memberikan sumbangan kepada arus kas


Klinik.
4) Manfaat ekonomis masa depan yang terwujud dalam Harta dapat mengalir ke
dalam Klinik dengan beberapa cara. Misalnya, Harta dapat :
(a) Digunakan baik sendiri maupun bersama Harta lain dalam memberikan
pelayan an jasa oleh Klinik.
(b) Dipertukarkan dengan Harta lain.
(c) Digunakan untuk menyelesaikan kewajiban.
5) Pada umumnya, Harta tetap memiliki bentuk fisik. Namun demikian, bentuk
fisik tersebut tidak esensial untuk menentukan eksistensi Harta. Oleh karena
itu Harta tidak berwujud, misalnya, merupakan Harta kalau Harta tersebut
mendatangkan manfaat ekonomis kepada Klinik di masa depan dan dikuasai
oleh Klinik.
6) Pada umumnya Harta, misalnya, piutang dan properti, dihubungkan dengan
hak menurut hukum, termasuk hak milik. Namun demikian, eksistensi Harta
ditentukan bukan semata-mata oleh adanya hak milik tetapi berdasarkan
kemampuan Klinik mengendalikan manfaat yang diharapkan dari Harta
tersebut. Misalnya, properti yang diperoleh melalui sewa guna usaha
pembiayaan (financial lease), maka properti tersebut dapat diakui menjadi
Harta. Selain itu, suatu barang atau jasa dapat memenuhi definisi Harta
maupun tidak dikuasai berdasarkan hukum. Misalnya, pengetahuan yang
diperoleh melalui aktivitas pengembangan dapat memenuhi definisi Harta jika,
dengan merahasiakan pengetahuan tersebut, Klinik menikmati manfaat yang
diharapkan dari pengetahuan tersebut.
7) Harta Klinik berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu.
Klinik biasanya memperoleh Harta melalui pembelian, tetapi transaksi atau
peristiwa lain juga dapat menghasilkan Harta. Misalnya, properti yang diterima
Klinik dari pemerintah sebagai bagian dari program merangsang pertumbuhan
ekonomi dalam suatu wilayah.
8) Transaksi atau peristiwa yang diharapkan terjadi di masa depan tidak dengan
sendirinya memunculkan Harta, misalnya, maksud untuk membeli persediaan
tidak dengan sendirinya memenuhi definisi Harta.
9) Ada hubungan erat antara terjadinya pengeluaran dan timbulnya Harta, tetapi
kedua peristiwa ini tidak perlu harus terjadi bersamaan. Oleh karena itu,kalau
Klinik melakukan pengeluaran, peristiwa ini memberikan bukti bahwa Klinik
tersebut mengharapkan manfaat ekonomis tetapi belum merupakan bukti
konklusif bahwa suatu barang atau jasa yang memenuhi definisi Harta telah
diperoleh.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

25

10) Sama halnya dengan adanya pengeluaran dari Klinik tidak mengecualikan
suatu barang atau jasa memenuhi definisi Harta dan dengan demikian
terdapat kemungkinan untuk diakui dalam neraca misalnya, barang atau jasa
yang telah didonasikan kepada Klinik memenuhi definisi Harta.
a. Harta Lancar
1) Kas dan Setara Kas
a) Definisi Kas dan Setara Kas
(1) Kas adalah mata uang kertas dan logam baik rupiah maupun mata
uang asing yang masih berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
(2) Setara kas adalah penempatan dana sementara untuk kepentingan
likuiditas perusahaan dan dengan cepat dapat dijadikan kas tanpa
menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
b) Dasar Pengaturan Kas dan Setara Kas
(1) Setara kas dimiliki untuk komitmen jangka pendek, bukan untuk
investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas,
investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang
telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan. Karenanya, suatu investasi baru dapat memenuhi syarat
sebagai setara kas hanya jika segera akan jatuh tempo dalam waktu
tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya. Investasi dalam
saham tidak termasuk setara kas, kecuali substansi investasi saham
tersebut adalah setara dengan kas. Sebagai contoh, saham preferen
yang dibeli dan akan segera jatuh tempo serta tanggal penebusan
(redemption date) adalah ditentukan. (PSAK 2 paragraf 6).
(2) Untuk keperluan operasional sehari-hari disediakan dana Kas Kecil
dengan sistim dana tidak tetap.
(3) Atas pengeluaran yang terencana dan masih bersifat sementara
dikeluarkan melaui PT. VGA dengan Bon Sementara.
(4) Sebelum disetor ke Bank atas penjualan tunai dicatat dalam perkiraan
kas register.
(5) Penerimaan kas bank dicatat sesuai tanggal laporan yang didukung
bukti kas bank masuk, sedangkan untuk pengeluaran dicatat sesuai
dengan tanggal laporan cash flow dan bukti kas bank pengeluaran.
(6) Kekurangan setoran kasir ditanggung oleh petugas yang bersangkutan,
bilamana terjadi kesalahan perhitungan penjualan; oleh petugas yang
bersangkutan harus diselesaikan kepada pasien yang terkait dan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

26

dibukukan sementara sebagai piutang yang pada akhir periode


akuntansi dapat diajukan untuk dihapusbukukan kepada yang
berwenang.
(7) Rekonsiliasi bank dibuat mencari saldo yang benar, tidak menyamakan
saldo ke dalam rekening koran.
c) Penjelasan Kas dan Setara Kas
(1) Kas dan setara kas, antara lain terdiri atas kas bon, kas kecil, kas
register, kas dana khusus, giro pada bank, giro pada pos, setoran
dalam perjalanan, dan deposit on call.
(2) Kas dan setara kas merupakan salah satu komponen alat likuid dan
tidak menghasilkan pendapatan, sehingga perlu dikendalikan
besarannya agar tidak menimbulkan adanya dana yang menganggur
(idle fund).
(3) Uang muka kerja termasuk yang diberikan kepada pejabat Klinik yang
belum mempertanggungjawabkan termasuk dalam pos ini atau yang
sering disebut dengan kas bon.
d) Perlakuan Akuntansi Kas dan Setara Kas
(1) Pengakuan dan Pengukuran Kas dan Setara Kas
Kas dan setara kas diakui pada saat diterima sebesar nilai nominal,
Kas dan setara kas berkurang pada saat digunakan sebesar nilai yang
dikeluarkan.
(2) Penyajian Kas dan setara Kas
Kas dan setara kas merupakan pos neraca yang paling likuid (lancar)
dan lazim disajikan pada urutan pertama pada harta lancar.
(3) Pengungkapan Kas dan Setara Kas
(a) Klinik harus mengungkapkan pada penjelasan laporan keuangan
secara detail :
Rincian jenis dan jumlah kas dan setara kas.
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya.
e) Jurnal Kas
(1) Penerimaan Kas/Bank :
Pada saat pengakuan penjualan tunai atau penjualan dengan auto
debet bank :
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

27

Db. Kas Register FO/IF/Kantin.. Rp xxx


Db. Bank atau Setara Kas.. Rp xxx
Kr. Pendapatan Jasa pelayanan
Rp xxx
Kr. Honor Dokter YMH Dibayar .
Rp xxx
Kr. Pendapatan yang timbul Lainnya
Rp xxx
Pada saat pengakuan penerimaan droping dana BPJS bagi klinik
Pratama :
Db. Kas Bank Rp xxx
Kr. Uang Muka BPJS .......
Rp xxx
Pada waktu setor ke bank atas penjualan tunai :
Db. Kas Bank Rp xxx
Kr. Kas Register FO/IF(Apotik)/Kantin....
Rp xxx
Pada waktu penerimaan pelunasan piutang :
Db. Kas Bank . Rp xxx
Kr. Piutang Perusahaan Langganan..
Rp xxx
Pada saat penerimaan kas bank lainnya :
Db. Kas Bank .... Rp xxx
Kr. Jasa Giro bank..
Rp xxx
Kr. Pendapatan Lainnya
Rp xxx
(2) Pengeluaran atau penggunaan Kas/Bank :
Pada saat pembayaran Utang PBF/Lain2, Honor Dokter dan Pembelian
Aktiva tetap serta beban lainnya melalui giro/cek :
Db. Utang PBF .. Rp xxx
Db. Honor Dokter YMH Dibayar . Rp xxx
Db. Harta lainnya Rp xxx
Db. Beban yang dikeluarkan Rp xxx
Db. Akun yang dipengaruhi. Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas
Rp xxx
Pada saat pengeluaran kas kecil :
Db. Macam-macam biaya . Rp xxx
Db. Beban yang dikeluarkan Rp xxx
Db. Akun yang dipengaruhi. Rp xxx
Kr. Kas Kecil .
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

28

Pada saat pengisian kembali dana kas kecil dengan cek :


Db. Kas Kecil Rp xxx
Kr. Kas Bank ..
Rp xxx
2) Investasi Jangka Pendek
a) Definisi Investasi Jangka Pendek
Investasi Jangka Pendek adalah investasi yang dapat segera dicairkan
dan dimaksudkan untuk dimiliki kurang dari satu tahun atau maksimal satu
tahun.
b) Dasar Pengaturan Investasi Jangka Pendek
(1) Investasi lancar adalah penanaman dana yang bebas risiko atau yang
sejenis yang dimaksud untuk memperoleh pendapatan, misalnya
deposito berjangka.
(2) Klinik harus mengungkapkan mengenai jenis transaksi, jumlah
penempatan, dan jenis mata uang dari mata uang tersebut.
c) Penjelasan Investasi Jangka Pendek
(1) Klinik harus mempertimbangkan kebutuhan likuiditasnya sebelum
melakukan penempatan dananya.
(2) Investasi lancar dalam bentuk deposito berjangka harus menerapkan
prinsip kehati-hatian dan keamanan.
d) Perlakuan Akuntansi Investasi Jangka Pendek
Pengakuan dan pengukuran Investasi Jangka Pendek
(1) Penempatan dana diakui pada saat dilakukan penyerahan dana
sebesar nilai nominal.
(2) Pendapatan bunga dari investasi lancar diakui pada saat timbulnya hak
atau tagihan.
(3) Investasi lancar berkurang pada saat menerima pencairan dari bank.
e) Penyajian Investasi Jangka Pendek
(1) Investasi lancar dalam bentuk deposito disajikan pada kelompok pos
Harta lancar dalam laporan posisi keuangan setelah kas.
(2) Investasi lancar dalam bentuk deposito disajikan sebesar nilai nominal.
Apabila investasi lancar melebihi satu tahun maka akan disajikan pada
investasi jangka panjang dalam laporan posisi keuangan.
f) Pengungkapan Investasi Jangka Pendek
Hal-hal yang harus diungkapkan antara lain, sebagai berikut :
(1) Rincian jenis dan jumlah penempatan dana
(2) Jenis mata uang
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

29

(3) Tingkat bunga dan jangka waktu rata-rata atau per kelompok
(4) Jumlah penempatan dana pada pihak-pihak yang memiliki hubungan
istimewa.
(5) Jumlah dana yang dijadikan jaminan dan alasannya.
g) Jurnal Investasi Jangka Pendek
Pada saat penempatan dana :
Db. Investasi Jangka Pendek Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas
Rp xxx
Pada saat pengakuan pendapatan bunga :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas... Rp xxx
Kr. Pendapatan Bunga..
Rp xxx
Pada saat penerimaan dana (pencairan) dari bank :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas. Rp xxx
Kr. Investasi Jangka Pendek.
Rp xxx

3) Piutang
a) Definisi Piutang
(1) Piutang menurut sumber terjadinya dikelompokkan menjadi dua jenis,
yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain.
(2) Piutang Usaha adalah piutang yang timbul karena penyerahan
pelayanan jasa dalam rangka kegiatan Klinik, seperti piutang belum
ditagih, piutang perusahaan langganan.
(3) Piutang lain-lain adalah piutang yang timbul di luar kegiatan pelayanan
medis, seperti piutang karyawan, dan piutang sewa.
b) Dasar Pengaturan Piutang
(1) Piutang merupakan hak yang muncul dari penyerahan pelayanan jasa
atau penyerahan uang, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara Klinik dan pihak lain, yang mewajibkan pihak lain tersebut untuk
melunasi pembayaran atas jasa yang diterimanya atau utangnya
setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan kesepakatan.
(2) Piutang pelayanan diakui pada saat pelayanan medis telah diberikan
tetapi belum menerima pembayaran dari pengguna jasa yang
bersangkutan.
(3) Piutang pasien rawat jalan diakui pada saat jasa diberikan, setelah
dibuat rekapitulasi rekening tagihan dan ditagihkan baru diakui sebagai
piutang perusahaan langganan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

30

c) Penjelasan Piutang
(1) Transaksi piutang pelayanan antara lain memiliki karakteristik, sebagai
berikut:
(a) Adanya pemberian pelayanan
(b) Persetujuan atau kesepatan berhutang
(c) Jangka waktu tertentu
(d) Jaminan
d) Jenis piutang pada Klinik dikelompokkan menjadi :
(1) Piutang belum ditagih, antara lain :
(a) Piutang Rawat Jalan Jaminan perusahaan yang masih belum dibuat
rekapitulasi tagihan dan belum ditagihkan.
(b) Piutang atas Pengobatan karyawan anatar unit usaha Sismadi
Group yang belum ditagihkan.
(2) Piutang Perusahaan Langganan, antara lain :
Piutang Rawat Jalan Jaminan perusahaan yang sudah ditagihkan,
ermasuk tagihan antar unit karena diperhitungkan sebagai transaksi
bisnis.
(3) Piutang Usaha Lainnya
Semua piutang atas usaha jasa pelayanan kesehatan yang tidak
termasuk dalam kelompok piutang tersebut diatas ( (1), s/d (1)) dicatat
dalam Piutang Usaha lainnya.
e) Perlakuan Akuntansi Piutang
(1) Pengakuan dan Pengukuran Piutang
(a) Piutang pelayanan diakui pada saat pelayanan (jasa) medis telah
diberi kan kepada pasien.
(b) Piutang Usaha Lainnya diakui pada saat jasa telah diberikan tetapi
belum dibayar oleh customer.
(c) Penyisian kerugian piutang dibentuk dengan menggunakan salah
satu dari dua metode cadangan :
(d) Sebesar nilai piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih
berdasarkan daftar umur piutang (jenis pengelompokan umur
piutang dan persentase besarnya penyisihan disesuaikan dengan
karakter resiko kolektibilitas Klinik), atau:
(e) Sebesar estimasi dari persentase tertentu dari piutang pelayanan
yang terjadi pada periode berjalan.
(f) Perhitungan Cadangan Kerugian Piutang yang telah menunggak
dari tanggal jatuh tempo diperhitungkan sebagai berikut :
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

31

Yang menunggak < = 60 hari dari tanggal Jatuh Tempo,


diperhitungkan 2,5% (dua setengah persen).
Yang telah menunggak >61 hari s/d <= 120 hari diperhitungkan
5% (lima persen).
Untuk yang telah menunggak > 120 hari s/d <= 240 hari
diperhitungkan 10% (sepuluh persen).
Yang sudah menunggak > 360 hari dihitung 50% (lima puluh)
persen.
Piutang berkurang pada saat pembayaran diterima atau
dihapuskan.
Piutang Klinik yang tidak tertagih dapat dihapusbukukan pada
akhir periode dengan membuat pengajuan dan berita acara
tertulis melalui persetujuan sebagai berikut :
Lebih kecil atau sama dengan Rp 250.000,- (dua ratus lima
puluh ribu rupiah) disetujui oleh Ka Sie Adm Keuangan
Keuangan.
Diatas Rp 250.000,- (dua ratus lima puluh ribu satu rupiah)
atau sampai dengan
Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah)
disetujui oleh Manager dan Direktur Klinik.
Diatas Rp 3.000.000,- (tiga juta rupiah) atau sampai dengan
Rp 10.000.000,- diajukan oleh Direktur dan Manager Klinik,
disetujui Oleh Direktur PT. SMI dan Direktur PT. VGA.
Diatas nilai Rp 10.000.000,- (sepuluh juta rupiah) harus
disetujui oleh Presiden Direktur PT. Sismadi Mancorpindo
dengan pertimbangan fungsi yang terkait.
Penghapusan Piutang Pasien Umum yang tidak mampu
membayar dengan dibuktikan surat penagihan, harus disetujui
oleh Direktur PT. Sisma Medika International dan Presiden
Direktur PT. Sismadi Mancorpindo dan dicatat sebagai biaya
sosial.
Apabila piutang yang dihapuskan lebih besar dari penyisihan
kerugian piutang yang disisihkan maka selisihnya diakui sebagai
beban penyisihan kerugian pada periode yang bersangkutan
dan sebaliknya.
Apabila terjadi pembayaran setelah piutang dihapusbukukan
maka diakui sebagai pendapatan lain-lain menyesuaikan
penyisihan kerugian piutang.
f) Penyajian Piutang
(1) Piutang disajikan pada kelompok pos Harta lancar dalam laporan posisi
keuangan.
(2) Piutang pelayanan atas jasa lain-lainnya disajikan pada pos yang
terpisah.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

32

(3) Piutang disajikan sebesar jumlah netto, yakni jumlah seluruh tagihan
setelah dikurangi dengan cadangan kerugian piutang.
g) Pengungkapan Piutang
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain, sebagai berikut:
(1) Rincian jenis dan jumlah piutang
(2) Jumlah piutang dengan pihak-pihak yang memiliki hubungan istimewa.
(3) Metode pembentukan dan jumlah penyisihan kerugian piutang yang
dibentuk.
(4) Jumlah piutang yang dijadikan agunan pinjaman bank bilamana ada.
h) Jurnal Piutang
Pada saat Jasa Rawat Jalan Perusahaan Langganan diberikan :
Db. Piutang Belum Ditagih Rp xxx
Kr. Pendapatan Pelayanan Rawat Jalan ...
Rp xxx
Kr . Honor Dokter YMH Dibayar
Rp xxx
Pada saat Rekapitulasi Rekening Rawat Jalan Ditagihkan :
Memindahkan Piutang Belum Ditagih ke rekening Ayat Silang :
Db. Piutang Ayat Silang Rp xxx
Kr. Piutang Belum Ditagih .
Rp xxx
Mencatat Penagihan Piutang Kepada Peusahaan Langganan :
Db. Piutang Perusahaan Langganan ... Rp xxx
Kr. Piutang Ayat Silang.
Rp xxx
Pada Penerimaan Pelunasan Piutang :
Db. Kas/Bank atau Setara Kas ... Rp xxx
Kr. Piutang Perusahaan Langganan ...
Rp xxx
Pada akhir periode (bulan/tahun) bilamana ada pelunasan Piutang yang
belum dilaporkan oleh Bagian Keuangan, atas pelunasan piutang tersebut
harus dibukukan sementara pada rekening ayat silang dengan jurnal :
Db. Kas/Bank atau setara Kas Rp xxx
Kr. Ayat Silang Piutang belum dibukukan.
Rp xxx
Bilamana bukti pelunasan piutang telah dibuat oleh Bagian Keuangan maka
pada bagian akuntansi membuat jurnal :
Db. Ayat Silang Piutang Belum Dibukukan Rp xxx
Kr. Piutang Perusahaan Langganan..
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

33

Pada akhir periode bulanan, saat melakukan penyisihan kerugian piutang


dari Analisa Umur Piutang setelah diperhitungkan dengan saldo cadangan
kerugian periode sebelumnya jurnalnya :
Db. Biaya Kerugian Piutang Rp xxx
Kr. Cadangan Kerugian Piutang....
Rp xxx
Pada akhir Periode Tahunan, sewaktu menghapusbukukan piutang :
Db. Cadangan Kerugian Piutang Rp xxx
Kr. Piutang Pelayanan.
Rp xxx
Pada saat penerimaan pelunasan piutang pelayanan yang telah dihapus
bukukan :
Db. Kas dan Setara Kas Rp xxx
Kr. Pendapatan Lain-lain.
Rp xxx

4) Persediaan
a) Definisi Persediaan
Persediaan adalah:
(1) Harta yang tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha normal
(2) Harta dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
(3) Harta yang tersedia dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk
digunakan dalam pemberian pelayanan, proses produksi, dan
mendukung kegiatan administrasi.
Harga Net Apotik (HNA) adalah harga pembelian obat sebelum
diperhitungkan diskon pembelian dan Pajak pertambahan nilai.
Harga Perolehan (AT Cost) adalah harga pembelian obat dikurangi diskon
pembelian termasuk diskon diterima dimuka dan tidak termasuk PPN.
b) Dasar Pengaturan Persediaan
(1) Persedian yang tersedia untuk dijual harus diukur berdasarkan biaya
atau nilai realisasi bersih, mana yang lebih rendah (the lower of cost
and net realizable value), Harga perolehan (harga beli - diskon)
termasuk diperhitungkannya diskon diterima dimuka bilamana ada.
(2) Persediaan bahan baku dan perlengkapan (supplies) lain yang
diadakan untuk digunakan dalam pelayanan jasa medis atau produksi
barang jadi tetap dinilai sebesar harga perolehan apabila jasa medis
atau barang jadi yang dihasilkan dapat dijual sebesar atau diatas harga
perolehan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

34

(3) Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat


dikaitkan secara langsung dengan pelayanan jasa medis atau untuk
memproduksi barang jadi dinilai sebesar harga perolehannya.
(4) Biaya persediaan untuk barang yang lazimnya tidak dapat diganti
dengan barang lain (not ordinary interchangeable) dan barang serta
jasa yang dihasilkan dan dipisahkan untuk proyek khusus harus
diperhitungkan berdasarkan identifikasi khusus terhadap biayanya
masing-masing. (PSAK 14 paragraf 40)
(5) Biaya persediaan/Harga pokok Persediaan, kecuali yang disebut dalam
huruf (4), dihitung dengan menggunakan rumus biaya harga perolehan,
sistim perpetual metode moving averate.
(6) Jika barang dalam persediaan dijual, maka nilai tercatat persediaan
tersebut harus diakui sebagai beban pada periode dimana pendapatan
atas penjualan tersebut diakui. Setiap penurunan nilai persediaan
dibawah biaya menjadi nilai realisasi bersih dan seluruhan kerugian
persediaan harus diakui sebagi beban pada periode terjadinya
penurunan atau kerugian tersebut. Setiap pemulihan kembali
penurunan nilai persediaan karena peningkatan kembali nilai realisasi
bersih, harus diakui sebagai pengurangan terhadap jumlah beban
persediaan pada periode terjadinya pemulihan tersebut (PSAK 14
paragraf 42)
(7) Penghapusan nilai persediaan yang rusak (Experied Date/ED) harus
dibuat berita acara dan disetujui oleh Direktur PT. SMI dan PT. VGA
serta dicatat sebagai kerugian persediaan pada periode pembukuan.
(8) Mutasi persediaan atas pengambilan barang persediaan dari Instalasi
farmasi/Apotik maupun logistic umum untuk keperluan pelayanan yang
habis pakai dicatat sebesar harga perolehan (harga beli dikurangi (-)
diskon ditambah(+) Ppn), sedangkan biaya pemakaiannya dibukukan
dan dipertanggung jawabkan setiap mingguan atau maksimal akhir
periode bulanan.
(9) Pada Akhir periode bulan, Harga pokok penjualan diperhitungkan dari
sistim Persediaan yang sudah harus menyajikan Laporan Nilai
persediaan akhir periode bulan/tahunan sekaligus nilai harga pokok
penjualan, sehingga Bagian Akuntansi menpunyai dasar dokumen
yang telah disetujui oleh yang berwenang dan ini sekaligus menjadikan
target pengelola intalasi farmasi dalam mengaplikan sistim persediaan
dengan baik.
c) Penjelasan Persediaan
Dalam pengertian persediaan termasuk persediaan barang farmasi dalam
proses, barang jadi hasil produksi farmasi dan Instalasi farmasi masih
berfungsi ganda sebagai gudang logistic medis dan outlet penjualan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

35

d) Pengelompokan Persediaan dibagi menjadi :


Dari fungsi penggunaannya antara lain :
(1) Persediaan Barang Farmasi terdiri dari :
(a) Persediaan Obat & Alkes Apotik
(b) Persediaan Supplies Medis (BHP)
(2) Persediaan Logistik Umum terdiri dari :
(a) Persediaan ATK dan Cetakan
(b) Persediaan Bahan Makanan
(c) Persediaan Barang Rumah Tangga
(d) Persediaan Barang Tehnik
(e) Persediaan Gas Medis
(f) Persediaan Bahan Bakar
(g) Persediaan Logistik Umum Lainnya
Dari Jenis persediaan antara lain:
(1) Obat-obatan
(2) Alat kesehatan
(3) Bahan kimia
(4) Reaghensia
(5) Film rontgen
(6) Barang cetakan dan ATK
(7) Linen
(8) Mechanical electric dan bangunan
(9) Bahan makanan kering
(10) Persediaan barang rumah tangga
(11) Gas medis
(12) Persediaan bahan bakar
e) Perlakuan Akuntansi Persediaan
(1) Pengakuan dan Pengukuran Persediaan
(a) Persediaan diakui pada saat perolehan sebesar biaya perolehan
netto, sedangkan untuk PPN Masukan dibukukan ke rekening
nominal/neraca dan Potongan pembelian merupakan pengurang
atas nilai persediaan.
(b) Persediaan barang konsinyasi dicatat sebagai persediaan sebesar
harga perolehan setelah laku terjual.
(c) Biaya perolehan persediaan meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi, PPN yang tidak bisa direstitusi, dan biaya lain yang timbul

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

36

sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap


untuk dipakai atau dijual.
(d) Persediaan berkurang pada saat dipakai, dijual, rusak, dan
kadaluarsa (jika tidak ada penggantian dari pemasok).
(e) Penurunan nilai persediaan pada periode pelaporan dibawah biaya
perolehannya diakui sebagai beban pada periode berjalan.
(f) Pemakaian persediaan dibebankan sebesar harga pengambilan
(bon amprahan) dan Harga Pokok Penjualan akhir periode
ditetapkan dengan metode fisik atas harga pembelian terakhir.
f) Penyajian Persediaan
(1) Persediaan disajikan pada kelompok Harta lancar dalam laporan posisi
keuangan (neraca).
(2) Persediaan yang tersedia untuk dijual disajikan sebesar nilai perolehan
atau nilai realisasi bersih (nilai seandainya dijual), mana yang lebih
rendah (the lower of cost net realizable value). Untuk menentukan
penilaian persediaan yang tersedia untuk dijual, diperlukan langkahlangkah sebagai berikut:
(3) Pada akhir periode laporan harus dibuat daftar perbandingan antara
daftar persediaan menurut nilai perolehan dengan daftar persediaan
menurut nilai realisasi bersih.
(4) Apabila nilai realisasi bersih persediaan lebih tinggi dari nilai perolehan
persediaan, maka nilai persediaan yang disajikan dalam laporan
keuangan tetap sebesar nilai perolehannya.
(5) Apabila nilai realisasi bersih persediaan lebih rendah dari nilai
perolehan persediaan, maka nilai persediaan yang disajikan dalam
laporan keuangan dikoreksi dengan nilai menurut realisasi bersih
persediaan.
(6) Selisih kurang antara lain perolehan persediaan dengan nilai realisasi
bersih persediaan dianggap sebagai beban dalam tahun berjalan
dengan akun lawan Selisih Penurunan Nilai Persediaan.
(7) Apabila pada akhir periode pelaporan terjadi pemulihan (recovery) atas
nilai persediaan yang telah turun nilainya, maka selisih nilai pemulihan
diakui sebagai pengurangan pada akun Selisih Penurunan Nilai
Persediaan, maksimal sampai nilai persediaan mencapai nilai
perolehannya.
(8) Persediaan bahan baku dan perlengkapan (supplies) lain yang
diadakan untuk digunakan dalam pelayanan jasa medis atau produksi
barang jadi disajikan sebesar harga perolehan apabila jasa medis atau
barang jadi yang dihasilkan dapat dijual sebesar atau diatas harga
perolehan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

37

(9) Persediaan perlengkapan (supplies) habis pakai yang tidak dapat


dikaitkan secara langsung dengan pelayanan jasa medis atau untuk
memproduksi barang jadi disajikan sebesar harga perolehannya
g) Pengungkapan Persediaan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antra lain, sebagai berikut:
(1) Metode penilaian persediaan (harga beli terakhir);
(2) Nilai tercatat setiap persediaan berdasarkan klasifikasinya dengan
memisahkan nilai persediaan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan dan nilai persediaan yang dicatat berdasarkan biaya
perolehan dan nilai realisai bersih;
(3) Jumlah setiap pemulihan dari setiap penurunan nilai yang diakui
sebagai pendapatan dalam tahun berjalanan dan alasan penyebab
pemulihan;
(4) Nilai persediaan yang dijaminkan (kalau ada).
h) Jurnal Persediaan
pada saat perolehan/pembelian (dari bukti tanggal tanda terima barang),
dijurnal sbb :
Db. Pembelian (Harga beli-diskon). Rp xxx
Db. Ppn Masukan.. Rp xxx
Db. Biaya Pembelian Rp xxx
Kr. Utang/Kas ...
Rp xxx
Kr. Potongan ....
Rp xxx
Bilamana barang yang dibeli dan kemudian sebagian dikembalikan dengan
metode buku dijurnal :
Db. Utang Usaha .. Rp xxx
Kr. Return Pembelian
Rp xxx
Pada waktu pengambilan/pemindahan persediaan dari Instalasi
Farmasi/Apotik ke Bagian yang membutuhkan (pengamprah) :
Db. Persd Supplies Medis Poliklinik/Lab/Ro/Pwtan dsb .. Rp xxx
Kr. Amprahan .
Rp xxx
Pada akhir mingguan atau maksimal akhir bulan dari laporan pemakaian :
Pemakaian Suplies Medis :
Db. Biaya SM Poliklinik/Lab/Ro/Perawatan/Ok dsb.. Rp xxx
Kr. Persediaan Suplies Medis PK/Lab/Ro dsb.
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

38

Pemakaian Logistik Umum :


Pemakaian ATK dan Cetakan :
Db. Biaya ATK dan Cetakan Pelayanan Medis . Rp xxx
Db. Biaya ATK dan Cetakan Adm Umum Rp xxx
Kr. Persediaan ATK dan Cetakan...
Rp xxx
Pada saat Penjualan Obat dan Alkes dijurnal :
Atas penjualan resep Rawat Jalan Tunai dari rekapitulasi laporan harian :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas .. Rp xxx
Kr. Penjualan Resep Rawat Jalan Tunai .
Rp xxx
Kr. Ppn Keluaran ..
Rp xxx
Atas penjualan harian tunai HV (barang bebas) dijurnal :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas .. Rp xxx
Kr. Penjualan HV Tunai ..
Rp xxx
Atas penjualan resep Rawat Jalan Perusahaan langanan :
Db. Piutang Resep RJ Belum Ditagih . Rp xxx
Kr. Penjualan Resep RJ Kredit Persh Langg ..
Rp xxx
Kr. Ppn Keluaran ..
Rp xxx
Barang-barang Kadaluarsa (ED) :
Db. Barang Kadaluarsa . Rp xxx
Kr. Persediaan Instalasi Farmasi
Rp xxx
Db. Beban Kerugian Barang Kadaluarsa Rp xxx
Kr. Barang Kadaluarsa.
Rp xxx
Pada saat terjadi penurunan nilai dibawah biaya perolehan
Db. Beban Penurunan Nilai persediaan . Rp xxx
Kr. Selisih Penurunan Nilai Persediaan
Rp xxx
Pada saat pemulihan:
Db. Selisih Penurunan Nilai persediaan.. Rp xxx
Kr. Pendapatan Pemulihan Nilai Persediaan
Rp xxx
Pada saat akhir periode :
Mencatat persediaan Awal :
Db. Ihtisar Rugi Laba Debet Rp xxx
Kr. Persediaan Instalasi Farmasi
Rp xxx
Mencatat persediaan Akhir :
Db. Persediaan Instalasi Farmasi .. Rp xxx
Cr. Ihtisar Rugi Laba....
Rp xxx
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

39

5) Pembayaran di Muka
a) Definisi Pembayaran di Muka
Pembayaran dimuka adalah pembayaran yang mendahului dari manfaatnya
akan digunakan untuk satu periode kegiatan Klinik di masa yang akan datang,
termasuk pembayaran atas pajak pertambahan nilai dan lainnya.
b) Dasar Pengaturan Pembayaran Dimuka
(1) Beban dibayar dimuka diakui sebagai pos sementara pada saat
pembayaran sebesar jumlah yang dibayarkan atas manfaat atau jasa
yang belum diterima.
(2) Beban dibayar dimuka diakui sebagai beban pada saat jasa atau
manfaat diterima.
c) Penjelasan Pembayaran Dimuka
Beban dibayar dimuka berfungsi antara lain membiayai operasional tidak
lebih dari 1 (satu) tahun setelah tanggal posisi keuangan entitas Klinik,
misalnya premi asuransi, sewa dibayar dimuka, uang muka yang diberikan
kepada pemasok atau pihak ketiga lainnya termasuk cicilan pajak masa
yang dibayar maupun atas biaya dinas yang diminta dimuka.
d) Perlakuan Akuntansi Pembayaran dimuka
(1) Pengakuan dan Pengukuran
(a) Biaya dibayar dimuka diakui pada saat pengeluaran uang dilakukan
tetapi jasa / manfaat belum diterima.
(b) Biaya dibayar dimuka berkurang pada saat jasa/manfaat diterima
atau habis masanya.
(2) Penyajian Pembayaran Dimuka
(a) Biaya dibayar dimuka disajikan pada kelompok pos Harta lancar
dalam laporan posisi keuangan.
(b) Biaya dibayar dimuka disajikan secara netto setelah dikurangi
pembebanan tahun berjalan.
e) Pengungkapan Pembayaran dimuka
Hal-hal yang harus diungkap, antara lain, sebagai berikut:
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

40

(1) Nilai perjanjian


(2) Jangka waktu perjanjian dan pembebanan tiap tahun.
f) Jurnal Pembayaran Dimuka
Pada saat pembayaran beban dibayar dimuka:
Db. Biaya Asuransi Dibayar Dimuka . Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas.
Rp xxx
Saat pembebanan tahun berjalan :
Db. Biaya Asuransi Rp xxx
Kr. Biaya Asuransi Dibayar Dimuka .
Rp xxx

b. Harta Tidak Lancar


1) Investasi Jangka Panjang
a) Definisi Investasi jangka Panjang
Investasi jangka panjang adalah penanaman dana dalam waktu lebih dari satu
tahun yang ditujukan tidak semata-mata untuk menghasilkan pendapatan
tetapi juga untuk menjaga solvabilitas atau kelancaran operasional Klinik.
b) Dasar Pengaturan Investasi jangka Panjang
(1) PSAK 4: Laporan Keuangan Konsolidasi
(2) PSAK 13: Akuntansi untuk investasi
(3) PSAK 15: Akuntansi untuk investasi pada Perusahaan Asosiasi
(4) PSAK 50: Akuntansi Investasi Efek Tertentu
c) Penjelasan Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dilakukan oleh Klinik, jika kebutuhan likuiditas
usaha telah tercukupi dengan baik.
(1) Investasi jangka panjang dapat berupa penanaman dana pada efek
(surat berharga) utang maupun ekuitas.
(2) Investasi jangka panjang dalam efek utang meliputi investasi efek utang
yang ditujukan sebagai tersedia untuk dijual dan atau dimilik hingga
jatuh tempo berdasarkan PSAK 50.
(3) Investasi jangka panjang dalam efek ekuitas meliputi investasi efek
ekuitas yang tidak memiliki pengaruh, memiliki pengaruh signifikan, dan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

41

atau memiliki pengaruh untuk mengendalikan terhadap


operasional dan keuangan investee (anak perusahaan).

aspek

d) Perlakuan Akuntansi Investasi Jangka Panjang


(1) Pengakuan dan Pengukuran Investasi Jangka Panjang
(a) Investasi Jangka Panjang dalam Efek Utang
Perolehan awal investasi jangka panjang efek utang diakui pada
saat penyerahan kas atau Harta non-kas sebesar jumlah kas
yang diserahkan atau nilai wajar Harta non-kas yang diserahkan.
Jika investasi efek utang ditujukan untuk tersedia untuk dijual
maka setelah perolehan awal investasi tersebut harus dinilai
sebesar nilai wajarnya (terutama pada tanggal pelaporan) dan
selisih antara jumlah tercatat dan nilai wajarnya diakui sebagai
bagian dari ekuitas. Pada saat pelepasan atau pelunasan,
keuntungan atau kerugian diakui, baik yang berasal dari :
Selisih antara harga jual (nilai pelunasan) dan nilai tercatatnya
pada saat pelepasan (pelunasan), maupun
Selisih penilaian efek utang yang terdapat pada bagian ekuitas
yang menjadi realisasi karena pelepasan (pelunasan) tersebut.
Jika investasi efek utang ditujukan untuk dimiliki hingga jatuh
tempo maka setelah perolehan awal (terutama pada tanggal
pelaporan) investasi tersebut harus dinilai sebesar jumlah
tercatatnya (nilai nominal ditambah atau dikurangi dengan premi
atau diskon yang belum diamortisasi. Pada saat pelepasan atau
pelunasan, keuntungan atau kerugian diakui sebesar selisih
antara harga jual (nilai pelunasan) dan nilai tercatatnya pada
saat pelepasan (pelunasan).
(b) Investasi Jangka Panjang dalam Efek Ekuitas
Perolehan awal investasi jangka panjang efek ekuitas diakui
pada saat penyerahan kas atau Harta non-kas sebesar jumlah
kas yang diserahkan atau nilai wajar Harta non kas yang
diserahkan.
Jika investasi efek ekuitas memiliki pengaruh pengendalian
terhadap investee (anak perusahaan) maka entitas Klinik harus
melakukan konsolidasi terhadap laporan keuangan investee
sesuai PSAK 4.
Jika investasi efek ekuitas memiliki pengaruh terhadap investee
maka perlakuan akuntansi untuk investasi efek ekuitas tersebut

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

42

mengguna kan metode ekuitas sesuai PSAK 15, dengan


ketentuan antara lain, sebagai berikut:
Investasi efek ekuitas bertambah atau berkurang secara
proporsional sesuai besarnya kepemilikan atas pengumuman
informasi laba atau rugi investee.
Pembagian deviden dari investee mengurangi investasi efek
ekuitas.
Jika investasi efek ekuitas tidak memiliki pengaruh terhadap
investee maka perlakuaan akuntasi untuk investasi efek ekuitas
tersebut menggunakan:
metode biaya (cost method) sesuai PSAK 15 jika efek ekuitas
tidak memiliki harga pasar.
Nilai wajar sesuai PSAK 50 untuk efek ekuitas yang memiliki
harga pasar dan dikelompokkan sebagai tersedia untuk dijual.
Jika Klinik menggunakan metode biaya sesuai PSAK 15, maka
perlakuan akuntansinya, antara lain, sebagi berikut :
Investasi efek ekuitas dinilai dengan menggunakan biaya
perolehannya. Keuntungan atau kerugian diakui pada saat
pelepasan.
Pembagian deviden dari investee diakui sebagai pendapatan
investasi pada saat kas diterima.
Jika Klinik menggunakan metode nilai wajar dan
mengelompokkan investasi efek ekuitas sebagai tersedia untuk
dijual sesuai PSAK 50,maka perlakuan akuntansinya serupa
dengan investasi efek hutang yang ditujukan untuk tersedia
untuk dijual.

e) Penyajian Investasi Jangka Panjang


(1) Investasi jangka panjang disajikan sebagai Harta tidak lancar dalam
neraca (laporan posisi keuangan).
(2) Klinik harus merinci lebih lanjut dalam neraca untuk setiap jenis
investasi yang material menjadi :
(a) Investasi dalam efek tersedia untuk dijual
(b) Investasi dalam efek yang dimiliki hingga jatuh tempo
(c) Investasi efek ekuitas pada Perusahaan asosiasi (metode ekuitas)
(d) Investasi efek ekuitas pada perusahaan dengan metode biaya
f) Pengungkapan Investasi Jangka Panjang
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain sebagai berikut:
(1) Rincian jenis dan jumlah investasi jangka panjang
(2) Jenis mata uang
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

43

(3) Tingkat bunga (imbalan) rata-rata dari keseluruhan jenis investasi dan
jangka waktunya
(4) Investasi jangka panjang pada pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
(5) Investasi jangka panjang yang dijadikan jaminan dan alasannya.
g) Jurnal Investasi Jangka Panjang
Investasi jangka panjang dalam efek utang
Pada saat awal perolehan awal investasi efek utang
Jika biaya perolehan sama dengan nilai nominal
Db. Investasi dalam Efek Utang (nominal) ..
Kr. Kas/Bank ...

Rp xxx
Rp xxx

Jika biaya perolehan di bawah nilai nominal:


Db. Investasi dalam Efek Utang (nominal) .. Rp xxx
Kr. Diskon efek.
Rp xxx
Kr. Kas/Bank
Rp xxx
Jika biaya perolehan di atas nilai nominal :
Db. Investasi dalam Efek Utang (nominal) Rp xxx
Db. Premi Rp xxx
Kr. Kas/Bank .
Rp xxx
Pada saat tanggal pelaporan setelah perolehan awal investasi efek utang
Jika dikelompokkan sebagai efek tersedia untuk dijual :
Jika nilai wajar lebih besar dari jumlah tercatat sebelumnya :
Db. Investasi Dlm Efek Utang (dpt jg dibentuk akun selisih)..
Kr. Selisih Penilaian Efek Tersedia Untuk Dijual (Ekuitas)

Rp xxx
Rp xxx

Jika nilai wajar lebih kecil dari jumlah tercatat sebelumnya :


Db. Selisih Penilaian Efek Tersedia Untuk Dijual Rp xxx
Kr. Investasi Dlm Efek Utang (dpt jg dibentuk akun selisih) Rp xxx
Jika dikelompokkan sebagai efek dimiliki hingga jatuh tempo nilai investasi
tidak perlu disesuikan dengan nilai wajarnya, tetapi premium atau diskon
harus diamortisasi sebagai berikut :
Amortisasi Diskon :
Db. Diskon Rp xxx
Kr. Pendapatan bunga
Rp xxx
(disajikan secara saling hapus dengan pendapatan bunga)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

44

Amortisasi Premium :
Db. Beban Bunga Rp xxx
Kr. Premium
Rp xxx
(disajikan secara saling hapus dengan pendapatan bunga)
Pada saat pengakuan pendapatan bunga atas investasi pada efek utang :
Db. Piutang Bunga / Kas dan Setara Kas Rp xxx
Kr. Pendapatan Bunga..
Rp xxx
Pada saat pelepasan atau pelunasan efek hutang tersedia untuk dijual
kembali :
Jika untung :
Db. Kas da Setara Kas . Rp xxx
Db. Selisih Penilaian Efek Tersedia untuk utang Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Utang....
Rp xxx
Kr. Keuntungan Pelepasan Efek..
Rp xxx
Jika Rugi:
Db. Kas da Setara Kas Rp xxx
Db. Kerugian Pelepasan Efek Rp xxx
Kr. Selisih Penilaian Efek Tersedia untuk Dijual
Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Utang ..
Rp xxx
Pada saat pelepasan atau pelunasan efek utang dimiliki hingga jatuh
tempo :
Jika untung:
Db. Kas da Setara Kas Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Utang ..
Rp xxx
Kr. Keuntungan pada Pelepasan Efek ..
Rp xxx
Jika rugi:
Db. Kas dan Setara Kas .. Rp xxx
Db. Kerugian Pelepasan Efek Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Utang .
Rp xxx
Investasi Jangka Panjang dalam Efek Ekuitas
Pada saat perolehan awal investasi efek ekuitas
Db. Investasi dalam Efek Ekuitas .. Rp xxx
Kr. Kas/Bank ..
Rp xxx
Jika investasi dalam efek ekuitas memiliki pengaruh signifikan (metode
ekuitas):
Pada saat investee mengumumkan laba :
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

45

Db. Investasi dalam Efek Ekuitas .. Rp xxx


Kr. Pendapatan Investasi .
Rp xxx
Pada saat investee mengumumkan rugi :
Db. Kerugian Investasi Rp xxx
Kr. Investasi dalam Efek Ekuitas ..
Rp xxx
Pada saat penerimaan dividen dari investee :
Db. Kas dan Setara Kas . Rp xxx
Kr. Investasi dalam Efek Ekuitas....
Rp xxx
Pada saat pelepasan investasi efek ekuitas
Db. Kas dan Setara Kas . Rp xxx
Kr. Investasi dalam Efek Ekuitas
Rp xxx
(dapat terjadi keuntungan atau kerugian)
Jika investasi dalam efek ekuitas tidak memiliki pengaruh (metode biaya)
Pada saat investee mengumumkan laba dan rugi tidak dilakukan
penjurnalan
Pada saat menerima dividen dari investee :
Db. Pendapatan Investasi .. Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas
Rp xxx
Pada saat pelepasan investasi efek ekuitas
Db. Kas dan Setara Kas . Rp xxx
Kr. Investasi dalam Efek Ekuitas ...
Rp xxx
(dapat terjadi keuntungan atau kerugian)
Jika investasi dalam efek ekuitas tidak memiliki pengaruh (metode nilai
wajar) dan diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual:
Pada saat investee mengumumkan laba dan rugi tidak dilakukan
penjurnalan
Pada saat menerima dividen dari investee :
Db. Pendapatan Investasi .. Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas.
Rp xxx
Pada saat tanggal pelaporan setelah perolehan awal investasi efek utang :
Jika nilai wajar lebih besar dari jumlah tercatat sebelumnya :
Db. Investasi dalan Efek Ekuitas Rp xxx
Kr. Selisih Penilaian Efek Tersedia untuk Dijual (Ekuitas) Rp xxx
(dapat juga dibentuk akun selisih)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

46

Jika nilai wajar lebih kecil dari jumlah tercatat sebelumnya:


Db. Selisih Penilaian Efek Tersedia U/ Dijual (ekuitas) Rp xxx
Kr. Investasi dalam Efek Ekuitas ..
Rp xxx
(dapat juga dibentuk akun selisih)
Pada saat pelepasan atau pelunasan efek ekuitas tersedia untuk dijual:
Jika Untung
Db. Kas dan Setara Kas .. Rp xxx
Db. Selisih Penilaian Efek Tersedia Untuk Dijual .. Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Ekuitas
Rp xxx
Kr. Keuntungan Pelepasan Efek .
Rp xxx
Jika Rugi
Db. Kas dan Setara Kas Rp xxx
Db. Kerugian Pelepasan Efek . Rp xxx
Kr. Selisih Penilaian Efek Tersedia u/ Dijual ...
Rp xxx
Kr. Investasi pada Efek Ekuitas .
Rp xxx

2) Harta Tetap Berwujud


a) Definisi Harta Tetap Berwujud
(1) Harta tetap berwujud adalah Harta nyata terlihat berwujud yang
diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu,
yang digunakan dalam operasional Klinik, tidak dimaksud untuk dijual
dalam rangka kegiatan normal Klinik dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.
(2) Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan
atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu
Harta pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan Harta
tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk dipergunakan.
(3) Nilai tercatat (carrying amount) adalah nilai buku, yaitu beban
perolehan suatu Harta setelah dikurangi akumulasi penyusutan.
(4) Nilai sisa adalah jumlah neto yang diharapkan dapat diperoleh pada
akhir masa manfaat suatu Harta setelah dikurangi taksiran biaya
pelepasan.
(5) Penyusutan adalah alokasi sitimatis jumlah yang dapat disusutkan dari
suatu Harta sepanjang masa manfaat.
(6) Jumlah yang dapat disusutkan adalah biaya perolehan suatu Harta,
atau jumlah lain yang disubstitusikan untuk biaya perolehan dalam
laporan keuangan, dikurangi nilai sisanya.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

47

(7) Masa manfaat adalah periode suatu Harta diharapkan digunakan oleh
Klinik.
(8) Penghapusan Harta adalah penghapusan nilai buku suatu Harta yang
dilakukan apabila nilai buku yang tercantum tidak lagi menggambarkan
manfaat dari Harta yang bersangkutan.
b) Dasar Pengaturan Harta Tetap Berwujud
(1) PSAK 16: Harta Tetap dan Harta Lain-lain
(2) PSAK 17: Akuntansi Penyusutan
(3) PSAK 30: Akuntansi Sewa Guna Usaha
(4) PSAK 47: Akuntansi Tanah
(5) PSAK 48: Penurunan Nilai Harta
c) Pengakuan Harta Tetap Berwujud
(1) Harta Tetap Bewujud dibukukan sebesar harga perolehan/at cost.
(2) Harta Tetap Berwujud yang dibuat sendiri dibukukan sebesar cost yang
dikeluarkan sampai harta tetap tersebut siap digunakan untuk
operasional (historical cost).
(3) Jika Harga perolehan harta tetap berwujud tidak dapat diketahui, maka
dibukukan berdasarkan taksiran harga pasar terendah.
(4) Harta tetap berwujud yang diperoleh dari sumbangan, dibukukan
sebesar harga pasar yang terendah dengan mengkredit Modal Donasi
(5) Pembebanan penyusutan harta tetap berwujud dihitung dengan
menggunakan metode garis lurus (straight line method)
(6) Jangka waktu penyusutan harta tetap berwujud ditentukan berdasarkan
umur ekonomisnya.
(7) Bilamana terjadi pengeluaran atas harta tetap (capital expenditure) jika
menambah umur harta tersebut maka dibukukan menambah nilai buku
(mendebet akumulasi penyusutan) dan apabila menambah kapasitas
dibukukan menambah harga perolehan, untuk penyusutan
diperhitungkan dari harga perolehan baru.
(8) Harta tetap yang nilai bukunya sudah habis, tetapi karena terpaksa
masih digunakan untuk keperluan operasional tetap harus disajikan
dalam Neraca dengan penjelasan harta tetap tersebut masih digunakan
sekalipun umumnya menaggung biaya maintenance yang mahal.
(9) Sekalipun belum diberlakukan secara konsisten atas penarikan biaya
sewa atas bangunan dan tanah bagi unit usaha yang tidak memilikinya
pada penyajian laporan keuangan tetap harus dibebankan dan
mencatat pada sewa yang masih harus dibayar, besarnya biaya sewa

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

48

diperhitungkan senilai biaya penyusutan atas bangunan dengan umur


ekonomis 20 (dua puluh) tahun menggunakan metode garis lurus.
(10) Penggolongan umur ekonomis dan tarip penyusutan aktiva tetap
sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan perpajakan Nomor :
96/PMK.03/2009 terlampir.
d) Penjelasan Harta Tetap Berwujud
Harta tetap berwujud usaha Klinik antara lain :
(1) Tanah
(2) Bagunan & Emplacement, baik bangunan untuk pelayanan maupun
bangunan untuk adminitrasi umum kantor.
(3) Peralatan dan Furniture, Peralatan dan Furniture Pelayanan Medis
serta Peralatan dan Furniture Umum Kantor.
(4) Mesin, Mesin Pelayanan Medis dan Mesin Umum Kantor.
(5) Kendaraan, Kendaraan Medis dan Kendaraan Umum Kantor.
Suatu benda berwujud harus diakui sebagai suatu Harta dan
dikelompokkan sebagai harta tetap apabila beban perolehan harta dapat
diukur secara handal dan besar kemungkinan bahwa manfaat ekonomis
dimasa datang yang berkaitan dengan harta tersebut akan mengalir ke
dalam usaha Klinik.
Harta tetap harus mempunyai bukti kepemilikan. Taksiran umur ekonomis
atas perolehan Harta tetap diatur sesui dengan kebijakan akuntansi Klinik,
untuk setiap jenis Harta tetap.
Metode penyusutan menggunakan metode garis lurus dan mencerminkan
pada pola pemanfaatan ekonomi usaha Klinik.
Masa manfaat suatu Harta tetap harus ditelaah ulang secara periodik dan
jika harapan berbeda secara signifikan dengan estimasi sebelumnya,
beban penyusutan untuk periode sekarang dan masa yang akan datang
harus disesuaikan.
Perubahan metode penyusutan harus diperlakukan sebagai suatu
perubahan kebijakan akuntansi.
Apabila manfaat ekonamis suatu Harta tetap tidak lagi sebesar nilai
tercatatnya maka Harta tersebut harus dinyatakan sebesar jumlah yang
sepadan dengan nilai manfaat ekonamis yang tersisa.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

49

Suatu Harta tetap dieliminasi dari neraca ketika dilepas (dijual atau
dihibahkan) atau apabila Harta secara permanen ditarik dari
penggunaannya dan tidak ada manfaat ekonamis di masa datang yang
diharapkan dari penjelasannya.
Penilaian kembali atau revaluasi Harta tetap pada umumnya tidak
diperkenan kan karena Standar Akuntansi Keuangan menganut penilaian
Harta berdasar kan biaya perolehan atau harga pertukaran. Penyimpangan
dari ketentuan ini mungkin dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah.
Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan mengenai
penyimpangan dari konsep biaya perolehan didalam penyajian Harta tetap
serta pengaruh dari penyimpangan tersebut terhadap gambaran keuangan
entitas Klinik.
Harta tetap dapat diperoleh dari transaksi sewa guna usaha (lease),
secara capital lease, sedangkan jika dilakukan dengan operating lease
tidak dicatat sebagai Harta tetap.
Transaksi sewa guna usaha dengan metode financial lease atau capital
lease harus memenuhi seluruh kriteria sebagai berikut :
(1) Penyewa guna usaha memiliki hak opsi untuk membeli Harta yang
disewa guna usahakan pada akhir masa sewa guna usaha dengan
harga yang telah disetujui bersama pada saat dimulainya perjanjian
sewa guna usaha.
(2) Seluruh pembayaran berkala yang dilakukan oleh penyewa guna usaha
ditambah dengan nilai sisa mencakup pengembalian beban perolehan
barang modal yang disewa guna usahakan serta bunganya. Sebagai
keuntungan perusahaan sewa guna (full pay-out lease); dan
(3) Masa sewa guna minimal 2 (dua) tahun
Hak atas tanah diakui sebagai beban ditangguhkan, termasuk beban
memperoleh kelengkapan dokumen hukum yang memberikan hak tertentu.
e) Perlakuan Akuntansi Aktiva Tetap Berwujud
Perlakuan dan Pengukuran
Pada awalnya perolehan Harta berwujud yang memenuhi kualifikasi
sebagai Harta tetap diakui berdasarkan biaya perolehan. Biaya perolehan
Harta tetap, tanah yang dibangun sendiri merupakan akumulasi seluruh
beban perolehan dan pengembangan tanah, berupa beban pematangan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

50

tanah, di luar beban yang ditangguhkan akibat beban legal pengurusan


hak.
Biaya perolehan tanah, antara lain, meliputi :
(1) Harga transaksi pembelian tanah termasuk tanaman, prasarana,
bangunan di atasnya yang harus dibeli kemudian dimusnahkan
(2) Biaya konstruksi atau pengurukan tanah, bila lahan tanah diciptakan
(3) Biaya ganti rugi penghuni, biaya relokasi
(4) Biaya komisi perantara jual beli tanah
(5) Biaya pinjaman terkapitalisasi ke dalam harga tanah dan
(6) Biaya pematangan tanah
Biaya perolehan suatu Harta tetap terdiri dari harga belinya termasuk biaya
impor dan PPN Masukan tidak boleh Restitusi (non refundable), dan setiap
beban yang dapat dikaitkan secara langsung dalam membawa Harta
tersebut ke kondisi siap digunakan. Setiap potongan dagang dan rabat
dikurangkan dari harga pembelian. Contoh dari beban yang dapat
dikaitkan secara langsung adalah:
(1) Biaya persiapan tempat
(2) Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan beban simpan dan bongkar
muat (handling cost)
(3) Biaya pemasangan (installation cost)
(4) Biaya professional seperti arsitek dan insinyur
Biaya perolehan dari masing-masing Harta tetap yang diperoleh secara
gabungan ditentukan dengan mengalokasikan harga gabungan tersebut
berdasarkan perbandingan nilai wajar masing-masing Harta yang ber
sangkutan.
Suatu Harta tetap dapat diperoleh dalam pertukaran atau pertukaran
sebagian untuk suatu Harta tetap yang tidak serupa / tidak sejenis atau
Harta lain. Beban dari pos semacam itu diukur pada nilai wajar Harta yang
dilepas atau diperoleh, mana yang lebih andal, ekuivalen dengan nilai
wajar Harta yang dilepas setelah disesuikan dengan jumlah dana yang
ditransfer.
Harta tetap yang diperoleh dari sumbangan diakui sebesar harga taksiran
atau harga pasar yang layak dengan mengkreditkan modal donasi.
Pengeluaran setelah perolehan awal suatu Harta tetap yang mem
perpanjang masa manfaat atau kemungkinan besar memberikan manfaat
ekonomis di masa mendatang dalam bentuk peningkatan kapasitas, mutu
produksi, atau peningkatan standar kinerja yang diakui sebagai tambahan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

51

nilai Harta yang bersangkutan. Batas materialitas pengeluaran sesuai


dengan kebijakan akuntansi oleh masing-masing entitas Klinik.
Penyusutan untuk setiap periode diakui sebagai beban biaya untuk
periode yang bersangkutan.
Penurunan nilai kegunaan Harta tetap tersebut diakui sebagai kerugian.
Dalam mengidentifikasi terdapat atau tidaknya penurunan nilai Harta, Klinik
minimal haru mempertimbangkan hal-hal berikut :
(1) Informasi dari luar/external Klinik
(2) Selama periode tertentu, nilai pasar Harta telah turun secara signifikan
melebihi penurunan akibat proses normal penyusutan (amortisasi).
(3) Telah terjadi dalam periode tertentu atau akan terjadi dalam waktu
dekat perubahan memburuk yang signifikan dalam teknologi, pasar,
kondisi ekonomi atau hukum tempat perusaha an beroperasi, atau
dalam pasar produk atau jasa dihasilkan dari Harta tersebut.
(4) Selama periode tertentu, tarif diskonto pasar atau tingkat kembalian
investasi pasar telah meningkat, dan peningkatan ini cenderung akan
menurunkan nilai Harta yang dapat diperoleh kembali secara material.
Informasi dari dalam/internal Klinik :
(1) Terdapat bukti mengenai keusangan atau kerusakan fisik Harta.
(2) Telah terjadi atau akan terjadi dalam waktu dekat perubahan signifikan
yang bersifat merugikan sehubungan dengan cara penggunaan Harta.
(3) Harta yang pada tahun terakhir sebelumnya disajikan sebesar nilai
pakainya.
(4) Aliran kas sesungguhnya secara material lebih kecil dari aliran kas
taksiran, sebelum diperhitungkan diskonto.
Harta yang diperoleh dengan cara capital lease disusutkan dalam jumlah
yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
Kalau harta tetap yang diperoleh dengan cara capital lease dibeli sebelum
berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran
yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan pada tahun berjalan.
Dalam hal Klinik melakukan penjualan dan penyewaan kembali (sale and
lease back) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua
transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna
usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku Harta yang dijual harus
diakui sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi
atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

52

proporsional dengan beban penyusutan Harta yang disewagunausahakan


apabila lease back merupakan capital lease atau secara proporsional
dengan beban sewa apabila lease back merupakan operating lease.
f) Penyajian Harta Tetap Berwujud
(1) Harta tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan Harta tersebut
dikurangi akumulasi penyusutan.
(2) Tanah disajikan sebagai bagian kelompok Harta tetap sebesar biaya
perolehan.
(3) Beban tangguhan untuk pengurusan legal hak atas tanah disajikan
sebagi Beban Tangguhan Hak atas Tanah dalam neraca dan terpisah
dari beban tangguhan yang lain pada kelompok Harta tetap.
(4) Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku Harta tetap disajikan
dalam akun Selisih Penilaian Kembali Harta Tetap pada kelompok
Harta Bersih dan atau ekuitas.
(5) Harta yang diperoleh dengan cara capital lease disajikan sebagai
bagian Harta tetap dalam kelompok tersendiri, Kewajiban sewa guna
usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban
lainnya.
(6) Harta Kerjasama Operasional yang diserahkan pemilik Harta disajikan
terpisah sebagai Harta Kerjasama Operasional.
g) Pengungkapan Harta Tetap Berwujud
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
(1) Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan jumlah bruto Harta
tetap
(2) Metode penyusutan yang digunakan
(3) Masa manfaat atau tarif penyusutan yang digunakan
(4) Jumlah tercatat bruto atau akumulasi penyusutan awal dan akhir
periode.
(5) Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode yang
memperlihatkan ;
(6) Penambahan
(7) Pelepasan
(8) Akuisisi melalui penggabungan usaha
(9) Revaluasi yang dilakukan berdasarkan ketentuan pemerintah
(10) Penurunan nilai tercatat
(11) Penyusutan
(12) Perbedaan pertukaran neto yang timbul
(13) Setiap pengklasifikasian kembali

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

53

(14) Kebijakan akuntansi untuk beban perbaikan yang berkaitan dengan


Harta tetap
Hal-hal yang berkaitan dengan Harta tetap yang dinilai kembali antara lain,
meliputi:
(1) Dasar yang digunakan untuk menilai kembali
(2) Tanggal efektif penilaian kembali
(3) Nama penilai independen
(4) Hakekat setiap petunjuk yang digunakan untuk menentukan beban
pengganti
(5) Nilai tercatat setiap jenis Harta tetap
(6) Surplus penilaian kembali Harta tetap
(7) Eksistensi dan batasan atas hak milik dan Harta tetap yang dijaminkan
untuk utang
(8) Jumlah pembayaran sewa guna usaha yang harus dibayar paling tidak
untuk dua tahun berikutnya
(9) Jaminan yang diberikan sehubungan dengan transaksi sewa guna
usaha
(10) Keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan beserta amortisasinya
sehubungan dengan transaksi sale and lease back
(11) Ikatan-ikatan yang dipersyaratkan dalam perjanjian sewa guna
usaha
h) Jurnal Harta Tetap Berwujud
Pada waktu perolehan Harta tetap dapat dilakukan melalui :
Pembelian Harta tetap secara tunai :
Db. Peralatan Medis/Umum Kantor, Kend dsb .. Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas.
Rp xxx
Pembelian tanah
Db. Tanah .. Rp xxx
Db. Beban yang Ditangguhkan Hak Atas Tanah Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas .
Rp xxx
Perolehan Harta tetap sumbangan
Db. Peralatan Medis dsb . Rp xxx
Kr. Modal Donasi .
Rpxxx
Pertukaran Harta tetap
Db. Harta Tetap (baru) .. Rp xxx
Db. Akumulasi Penyusutan (lama) Rp xxx
Kr. Harta Tetap (lama) ...
Rp xxx
Kr. Rugi Laba Pertukaran .
Rp xxx
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

54

Sewa guna usaha (capital lease)


Db. Harta Tetap-Leasing .. Rp xxx
Kr. Kewajiban-Leasing ..
Rp xxx
Pembebanan Penyusutan setiap akhir bulan :
Db. Biaya Penyusutan .
Kr. Akumulasi Penyusutan Harta Tetap .

Rp xxx
Rp xxx

Amortisasi beban yang ditangguhkan hak atas tanah :


Db. Beban Amortisasi Rp xxx
Kr. Beban yang Ditangguhkan-Hak Atas Tanah
Rp xxx
Pada saat penghentian Harta tetap (asumsi: tidak ada manfaat ekonomi
yang diharapkan dari pelepasan di masa yang akan datang dan Klinik
mengalami kerugian):
Db. Akumulasi Penyusutan . Rp xxx
Db. Kerugian dari Penghentian Harta Tetap . Rp xxx
Kr. Harta Tetap .
Rp xxx
Pada saat penjualan:
Db. Kas . Rp xxx
Db. Akumulasi Penyusutan .. Rp xxx
Db. Rugi penjualan Harta Tetap .. Rp xxx
Kr. Harta Tetap...
Rp xxx
Kr. Keuntungan Penjualan Harta Tetap ..
Rp xxx
(Dalam penjualan Harta tetap dimungkinkan terjadi keuntungan atau
kerugian penjualan Harta tetap).
3) Kerjasama Operasional (KSO)
a) Definisi Kerjasama Operasional
Kerjasama Operasional (KSO) adalah investasi dalam bentuk kerjasama
antara 2 (dua) pihak atau lebih untuk melakukan suatu usaha bersama
dengan menggunakan aset dan atau hak usaha yang dimiliki dan secara
bersama-sama menanggung risiko usaha tersebut sesuai perjanjian.
b) Dasar Pengaturan Kerjasama Operasional
PSAK 39: Akuntansi Kerjasama Operasional
c) Penjelasan Kerjasama Operasional
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

55

Kerjasama operasional (KSO) adalah kesepakatan antara pemilik aset dan


investor yang bersepakat untuk melakukan kerjasama dalam mengguna
kan aset untuk menghasilkan pendapatan.
Kerjasama operasional terdiri dari:
(1) Bangun-Kelola-Serah (built operate transfer), yaitu aset KSO yang
dikelola oleh investor yang mendanai pembangunannya sampai
berakhir masa konsesi, diakhir masa konsesi investor akan
menyerahkan aset KSO dan pengelolaannya kepada pemilik aset.
(2) Bangun-Kelola-Serah (built operate transfer), yaitu aset KSO yang
pembangunannya didanai oleh investor hingga siap dioperasikan dan
selanjutnya diserahkan kepada pemilik aset untuk dikelola.
(3) Klinik dapat bertindak sebagai pemilik aset atau investor.
(4) Pemilik aset adalah pihak yang memiliki aset atau hak
penyelenggaraan usaha tertentu yang dipakai sebagai objek atau
sarana kerjasama operasional.
(5) Investor adalah pihak yang menyediakan dana, baik seluruh atau
sebagian, untuk memungkinkan aset hak usaha pemilik aset
diberdayakan atau di manfaatkan dalam KSO.
d) Asset KSO terdiri dari:
(1) Asset yang diserahkan pemilik aset untuk dipakai sebagai objek atau
sarana kerjasama operasional
(2) Aset yang dibangun oleh investor untuk sebagi objek atau sarana
kerjasama operasional.
Pengelolaan KSO adalah pihak yang mengoperasiakan dan mencatat aset
KSO selama masa konsesi sesuai dengan perjanjian. Pengelolaan KSO
dapat dilakukan oleh pemilik aset atau investor. Dalam hal pengelolaan
KSO dialihkan kepada pihak lain maka hal tersebut tidak mengubah hak
pengendalian, operasional, dan pencatatan aset KSO.
e) Perlakuan Akuntansi Kerjasama Operasional
(1) Pengakuan dan Pengukuran Kerjasama Operasional
(a) Aset yang diserahkan pemilik aset untuk diusahakan dalam
perjanjian Kerjasama Operasional (KSO) harus diakui oleh pemilik
aset KSO sebesar biaya perolehannya.
(b) Dana yang diserahkan oleh pemilik aset kepada investor diakui
sebagai penyertaan KSO oleh pemilik aset dan sebagai kewajiban
KSO oleh investor.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

56

(c) Aset KSO yang dibangun dan didanai oleh investor harus dicatat
oleh pihak yang mengelola aset KSO tersebut.
(d) Aset KSO harus dicatat sebesar biaya perolehannya, atau biaya
pembangunan yang tercantum di perjanjian KSO, atau sebesar nilai
wajar, dipilih yang paling obyektif atau paling berdaya uji.
(e) Apabila menggunakan skema bangun-serah-kelola :
Pada saat penyerahan aset KSO dari investor kepada pemilik
aset
Investor mengakui hak bagi pendapatan, dan pelunas an
kewajiban KSO (jika ada)
Pemilik aset mengakui aset KSO dan kewajiban jangka
panjang KSO serta mengurangi penyertaan KSO (jika Ada)
Pendapatan yang berasal dari KSO diakui pemilik aset.
Pada saat pembagian pendapatan dari pengelolaan KSO
Investor mengakui pendapatan KSO sebesar selisih antara kas
yang diterima dengan amortisasi hak bagi pendapatan
Pemilik aset mengakui beban KSO sebesar selisih kas yang
dibayarkan dengan amortisasi kewajiban jangka panjang.
Apabila mengunakan skema Bangun-Kelola-Serah
Pendapatan yang berasal dari KSO diakui oleh investor
Pada saat pembagian pendapatan dari pengelolaan KSO
(2) Apabila kewajiban/penyertaan KSO dilunasi secara bertahap sesuai
dengan pembagian pendapatan:
(a) Investor mengakui beban KSO sebesar selisih antara kas yang
dibayarkan kepada pemilik aset dan kewajiban KSO yang dilunasi
(b) Pemilik aset mengakui pendapatan sebesar selisih antara kas yang
diterima dan penyertaan KSO yang dilunasi.
(c) Apabila kewajiban/penyertaan KSO dilunasi pada saat penyerahan
aset KSO kepada pemilik aset:
(d) Investor mengakui beban KSO sebesar kas atau porsi pendapatan
KSO yang dibayarkan kepada pemilik aset
(e) Pemilik aset mengakui pendapatan sebesar kas yang diterima.
(f) Pada saat penyerahan aset KSO dari investor kepada pemilik aset
(g) Investor menghapus aset KSO dan akumulasi penyusutan aset
KSO serta melunasi kewajiban KSO yang masih tersisa.

f) Pemilik Asset Kerjasama Operasional :


(1) Mengakui menerima aset KSO tersebut sebagai Harta (Harta investasi /
Harta tetap) dan penghasilan KSO sebesar nilai wajar aset KSO.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

57

(2) Mereklasifikasi aset KSO yang diserahkan menjadi Harta (Harta


investasi / Harta tetap).
(3) Besarnya beban penyusutan aset KSO dialokasikan berdasarkan:
(a) Masa konsesi apabila entitas Klinik bertindak sebagai investor
dalam KSO dengan skema Bangun-Kelola-Serah.
(b) Masa manfaat apabila entitas Klinik bertindak sebagai pemilik aset
dalam KSO dengan skema Bangun-Serah-Kelola.
g) Penyajian Kerjasama Operasional
Apabila menggunakan skema Bangun-Serah-Kelola :
Klinik bertindak sebagai investor maka :
(1) Dana yang diterima dari pemilik aset disajikan sebagai kewajiban KSO
dalam kelompok pos kewajiban lain.
(2) Dana yang digunakan untuk membangun aset KSO disajikan sebagai
aset KSO dalam konstruksi dalam kelompok pos investasi.
(3) Aset KSO dalam konstruksi yang telah selesai pembangunannya
disajikan sebagai aset KSO
(4) Akumulasi penyusutan aset KSO disajikan sebagai pos lawan (contra
account) dari aset KSO atau
Klinik bertindak sebagai pemilik aset maka :
(1) Aset yang diserahkan kepada investor disajikan sebagai aset KSO
(2) Dana yang diserahkan kepada investor untuk membangun aset KSO
disajikan sebagai penyertaan KSO (jika ada)
(3) Aset KSO yang diterima pada akhir masa konsesi disajikan sebagai
Harta (Harta investasi/Harta tetap)
(4) Pada akhir masa konsesi aset yang diserahkan disajikan kembali
sebagai Harta (Harta investasi/Harta tetap)
Apabila menggunakan skema Bangun-Serah-Kelola :
Klinik bertindak sebagai investor maka :
(1) Dana yang diterima dari pemilik aset disajikan sebagai kewajiban KSO
(2) Dana yang digunakan untuk membangun aset KSO disajikan sebagai
aset KSO dalam konstruksi
(3) Aset KSO dalam konstruksi yang telah selesai pembangunannya
disajikan sebagai aset KSO
(4) Selisih antara aset KSO yang diserahkan dan kewajiban KSO yang
dilunasi (jika ada) disajikan sebagai hak bagi pendapatan
Klinik bertindak sebagai pemilik asset maka :
(1) Aset yang diserahkan kepada investor disajikan sebagai aset KSO
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

58

(2) Dana yang diserahkan kepada investor untuk membangun aset KSO
disajikan sebagai penyertaan KSO (jika ada)
(3) Aset KSO yang diterima setelah selesai pembangunannya disaji kan
sebagai aset KSO
(4) Selisih antara aset KSO yang diterima dan penyertaan KSO yang
dilunasi (jika ada) disajikan sebagai kewajiban jangka panjang KSO
dalam kelompok pos kewajiban lain
(5) Pada akhir masa konsesi aset yang diserahkan dan aset KSO disajikan
kembali sebagai Harta (Harta investasi/Harta tetap).
h) Pengungkapan Kerjasama Operasional
Hal-hal berikut harus diungkapkan, antara lain:
(1) Perjanjian kerjasama operasional
(2) Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian KSO
(3) Hak dan kewajiban dari masing-masing partisipan KSO berkenaan
dengan perjanjian KSO
(4) Ketentuan tentang perubahan perjanjian KSO, jika ada.
(5) Perjanjian bagi pendapatan / hasil KSO
(6) Penghitungan atau penentuan hak bagi pendapatan/hasil KSO.
(7) Penentuan amortisasi hak bagi pendapatan/hasil KSO
(8) Perhitungan (tambahan) beban atau penghasilan KSO yang timbul
dari pembayaran bagi pendapatan/hasil KSO
(9) Pengungkapan yang lazim untuk Harta tetap
(10) Klasifikasi Harta yang membentuk asset KSO
(11) Penentuan biaya perolehan asset KSO
(12) Penentuan depresiasi atau amotisasi asset KSO
i) Jurnal Kerjasama Operasional
Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Kelola, Serah (Build Operate
Transfer/BOT) :
Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas Harta dari Klinik
Db. Harta KSO Rp xxx
Kr. Harta Tetap .
Rp xxx
Pada saat penyertaan dana untuk membangun Harta KSO
Db. Penyertaan KSO Rp xxx
Kr. Kas / Utang...
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

59

Pada saat menerima bagi hasil dari KSO dan pelunasan penyertaan dana:
Db. Kas dan Setara Kas / Piutang ... Rp xxx
Kr. Pendapatan KSO ..
Rp xxx
Kr. Penyertaan KSO
Rp xxx
Pada saat akhir konsesi/kontrak (penyerahan Harta kepada Klinik)
Db. Harta tetap (Nilai wajar Harta KSO yang dibangun). Rp xxx
Kr. Pendapatan KSO ...
Rp xxx
Kr. Kas .......
Rp xxx
Pada saat reklasifikasi Harta Klinik yang diserahkan kembali dari pengelola
KSO kepada Klinik :
Db. Harta Tetap Rp xxx
Kr. Harta KSO ..
Rp xxx
Transaksi KSO dalam bentuk Bangun, Serah, Kelola (Build Transfer
Operate/ BTO) :
Pada saat penyerahan hak pengelolaan atas Harta dari Klinik :
Db. Harta KSO .. Rp xxx
Kr. Harta Tetap ..
Rp xxx
Pada saat penyertaan dana untuk membangun aset KSO :
Db. Penyertaan KSO .. Rp xxx
Kr. Kas / Utang ....
Rp xxx
Pada saat Klinik menerima Harta KSO yang dibangun oleh investor :
Db. Harta KSO .. Rp xxx
Kr. Kewajiban Jangka Panjang KSO
Rp xxx
Pada saat pembayaran bagi hasil KSO untuk investor
Db. Kewajiban Jangka Panjang KSO .. Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas ..
Rp xxx
Pada saat akhir masa konsesi :
Db. Kewajiban Jangka Panjang KSO .. Rp xxx
Kr. Penyertaan KSO ...
Rp xxx
Kr. Pendapatan KSO ..
Rp xxx
Pada saat reklasifikasi asset entitas Klinik yang digunakan dalam KSO :
Db. Harta Tetap .. Rp xxx
Kr. Harta KSO ....
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

60

4) Harta Tidak Berwujud


a) Definisi Harta Tidak Berwujud
(1) Harta tidak berwujud adalah Harta non-moneter yang dapat
diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik serta dimiliki untuk
digunakan dalam menghasil kan atau menyerahkan barang atau jasa,
disewakan kepada pihak lainnya, atau untuk tujuan administratif.
(2) Riset adalah penelitian orisinal dan terencana yang dilaksanakan
dengan harapan memperoleh pembaruan pengetahuan dan
pemahaman teknis atas ilmu yang baru.
(3) Pengembangan adalah penerapan temuan riset atau pengetahuan
lainnya pada suatu rencana atau rancangan produksi bahan baku, alat,
produk, sistem, atau jasa yang sifatnya baru atau yang mengalami
perbaikan yang substansial, sebelum dimulainya produksi komersial
atau pemakaian.
(4) Amortisasi adalah alokasi sistematis dari nilai Harta tidak berwujud
yang dapat didepresiasi selama masa manfaat Harta tersebut.
b) Dasar Pengaturan Harta Tidak Berwujud
Harta tidak berwujud diakui, jika:
(1) Kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis
masa depan dari Harta tersebut
(2) Biaya perolehan Harta tersebut dapat diukur secara andal. (PSAK 19
paragraf 20)
(3) Dalam menilai kemungkinan adanya manfaat ekonomis masa depan,
perusahaan harus menggunakan asumsi yang masuk akal dan dapat
dipertanggungjawabkan,
yang
merupakan
estimasi
terbaik
manajemen atas kondisi ekonami yang berlaku sepanjang masa
manfaat Harta tersebut. (PSAK 19 paragraf 21)
(4) Suatu Harta tidak berwujud pada awalnya harus diakui sebesar biaya
perolehan. (PSAK paragraf 23)
(5) Perusahaan tidak boleh mengakui Harta tidak berwujud yang timbul
dari riset. Pengeluaran riset diakui sebagai beban pada saat
terjadinya. (PSAK 19 paragraf 36)
(6) Suatu Harta tidak berwujud yang timbul dari pengembangan diakui jika
perusahaan dapat memenuhi semua persyaratan berikut ini:
(7) Kelayakan teknis penyelesaian Harta tidak berwujud tersebut
sehingga Harta tersebut dapat digunakan atau dijual

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

61

(8) Niat untuk menyelesaikan Harta tidak berwujud tersebut sehingga


dapat digunakan atau dijual
(9) Kemampuan untuk menggunakan atau menjual Harta tidak berwujud
tersebut
(10) Cara Harta tidak berwujud menghasilkan kemungkinan manfaat
ekonomis masa depan, yaitu antara lain perusahaan harus mampu me
nunjukkan adanya pasar bagi keluaran Harta tidak berwujud atau
pasar atas Harta tidak berwujud itu sendiri, atau, jika Harta tidak
berwujud itu akan digunakan secara intern, perusahaan harus mampu
menunjukkan kegunaan Harta tidak berwujud tersebut
(11) Tersedianya sumber daya teknis, keuangan dan sumber daya lainnya
untuk menyelesaikan pengembangan Harta tidak berwujud dan meng
gunakan atau menjual Harta tersebut
(12) Kemampuan untuk mengukur secara andal pengeluaran yang terkait
dengan Harta tidak berwujud selama pengembangannya. (PSAK 19
paragraf 39)
(13) Jumlah yang dapat diamortisasi dari Harta tidak berwujud harus
dialokasikan secara sistematis berdasarkan perkiraan terbaik dari
masa manfaatnya. Pada umumnya masa manfaat suatu Harta tidak
berwujud tidak akan melebihi 20 (dua puluh) tahun sejak tanggal Harta
siap digunakan. (PSAK 19 paragraf 58)
(14) Metode amortisasi harus mencerminkan pola konsumsi manfaat
ekonomis oleh perusahaan. Jika pola tersebut tidak dapat ditentukan
secara andal, maka harus digunakan metode garis lurus. Biaya
amortisasi setiap periode harus diakui sebagai beban kecuali PSAK
lainnya mengizinkan atau mengharuskannya untuk dimasukkan ke
dalam nilai tercatat Harta lain. (PSAK 19 paragraf 67)
c) Penjelasan Harta Tidak Berwujud
(1) Harta
tidak
berwujud
harus
memiliki
karakteristik
yaitu
keteridentifikasian, adanya pengendalian sumber daya, dan adanya
manfaat ekonomis di masa depan. Jika suatu Harta tidak memenuhi
karakteristik tersebut, maka pengeluaran yang dilakukan untuk
memperoleh atau menciptakan sendiri Harta tersebut diperlakukan
sebagai beban pada saat terjadinya. Namun, jika Harta tersebut
diperoleh dalam suatu penggabungan usaha yang bentuknya akuisisi,
maka unsur tersebut diperlakukan sebagai bagian dari muhibah
(goodwill) yang diakui pada tanggal akuisisi.
(2) Perusahaan mungkin memiliki karyawan terampil atau program (seperti
program pelatihan) untuk mendorong para karyawan agar dapat
menguasai keterampilan yang dibutuhkan. Perusahaan biasanya juga
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

62

berharap bahwa para karyawan tersebut menerapkan keterampilannya


secara optimal pada perusahaan. Namun, perusahaan belum tentu
dapat mengendalikan manfaat ekonomis masa depan yang timbul dari
para karyawan terampil tersebut atau dari kegiatan pelatihan sehingga
sulit bagi perusahaan untuk menggolongkan kedua hal tersebut
sebagai Harta tidak berwujud.
(3) Dengan alasan yang sama, sulit bagi perusahaan untuk
menggolongkan talenta teknis atau manajemen khusus sebagai Harta
tidak berwujud, kecuali perusahaan memiliki hak hukum yang
memungkinkannya untuk menggunakan atau memperoleh manfaat
ekonamis masa depan dari talenta tersebut dan syarat-syarat lain dari
karakteristik Harta tidak berwujud dipenuhi.
(4) Biaya pendidikan karyawan hanya dapat diakui sebagai Harta tidak
berwujud, apabila dipenuhi semua syarat berikut ini:
(a) Keteridentifikasian
(b) Memiliki hak hukum yang memungkinkan untuk mengendalikan,
meng gunakan, atau memperoleh manfaat ekonamis masa depan
dari karyawan yang telah dididik tersebut, misalnya berdasarkan
suatu kontrak perjanjian
(c) Adanya manfaat ekonomis di masa depan dari hasil pendidikan
tersebut, misalnya, peningkatan pendapatan dari penjualan jasa,
penghematan biaya, atau manfaat lain bagi perusahaan.
(d) Pengeluaran untuk riset tidak diakui sebagai Harta tidak berwujud.
Contoh-contoh kegiatan riset adalah:
Kegiatan yang ditujukan untuk memperoleh pengetahuan baru
Pencarian, evaluasi, dan seleksi penerapan temuan riset atau
pengetahuan lainnya
Sistem alternatif bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem,
atau jasa
Perumusan, desain, evaluasi, dan seleksi berbagai alternatif
kemungkinan bahan baku, peralatan, produk, proses, sistem,
atau jasa.
Pengeluaran untuk pengembangan diakui sebagai Harta tidak
berwujud sepanjang memenuhi seluruh persyaratan yang diatur
dalam PSAK 19 paragraf 39.
Contoh-contoh kegiatan pengembangan adalah:
Pengembangan piranti lunak komputer (computer software)
Desain. Konstruksi, dan pengujian prototype dan model sebelum
produksi
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

63

Desain peralatan, cetakan, dan pewarnaan yang melibatkan


teknologi baru
Desain, konstruksi, dan operasional pabrik percontohan yang
skalanya tidak ekonomis untuk produksi komersial
Desain, konstruksi, dan pengujian alternatif bahan baku,
peralatan, produk, proses, sistem, atau jasa yang baru atau yang
diperbaiki.
(5) Biaya perolehan Harta tidak berwujud yang dihasilkan sendiri terdiri dari
semua pengeluaran yang dapat dikaitkan langsung, atau dapat
dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten, yang dilakukan
untuk menghasilkan dan mempersiapkan Harta tersbut sehingga siap
untuk digunakan sesuai dengan tujuannya. Biaya perolehan Harta
mencakup, apabila dapat diterapkan:
(a) Pengeluaran untuk bahan baku dan jasa yang digunakan atau di
konsumsi dalam menghasilkan Harta tidak berwujud
(b) Gaji, upah, dan biaya-biaya kepegawaian terkait lainnya dari
pegawai yang langsung terlibat dalam menghasilkan Harta tersebut
(c) Pengeluaran yang langsung terkait dengan dihasilkannya Harta
tersebut, seperti biaya pendaftaran hak hukum dan amortisasi paten
dan lisensi yang digunakan untuk menghasilkan Harta
(6) Overhead yang dibutuhkan untuk menghaslkan Harta dan yang dapat
dialokasikan atas dasar yang rasional dan konsisten pada Harta
tersebut (contohnya, alokasi dari depresiasi Harta tetap, premi
asuransi, bunga pinjaman, dan sewa).
(7) Hal-hal berikut bukan merupakan komponen biaya perolehan Harta
tidak berwujud yang diciptakan sendiri :
(a) Beban penjualan, beban administratif, dan beban overhead lainnya,
kecuali pengeluaran ini khusus dilakukan untuk mempersiapkan
Harta sehingga dapat digunakan
(b) Inefisiensi dan keteridentifikasian kerugian awal operasional secara
jelas yang terjadi sebelum Harta yang bersangkutan mencapai
kinerja yang direncanakan
(c) Pengeluaran pelatihan para pegawai untuk mengoperasikan Harta.
(d) Contoh pengeluaran lainnya yang diakui sebagai beban pada saat
terjadinya adalah :
Pengeluaran untuk kegiatan perintisan (biaya perintisan), kecuali
apabila pengeluaran ini termasuk dalam biaya perolehan pos
Harta tetap sebagaimana diatur dalam PSAK 16: Harta Tetap
dan Harta Lain-lain
Pengeluaran untuk kegiatan pelatihan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

64

Pengeluaran untuk kegiatan periklanan dan promosi


Pengeluaran dalam rangka realokasi atau reorganisasi sebagian
atau seluruh perusahaan.
d) Perlakuan Akuntansi Harta Tidak Berwujud
(1) Pengakuan dan Pengukuran Harta Tidak Berwujud
(a) Harta tidak berwujud diakui pada saat dikeluarkannya dana untuk
memperoleh Harta tersebut sebesar biaya perolehannya.
(b) Biaya perolehan untuk pengembangan diakui sebagai beban pe
ngembangan yang ditangguhkan
(c) Harta tidak berwujud berkurang pada saat diamortisasi sebesar
jumlah alokasi yang sistematis.
(d) Jumlah alokasi yang sistematis tersebut diakui sebagai beban
amortisasi pada saat terjadinya.
(2) Penyajian Harta Tidak Berwujud
Harta tidak berwujud disajikan sebagai Harta sebesar biaya
perolehannya dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi rugi
penurunan nilainya.
(3) Pengungkapan
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain, sebagai berikut :
(a) Golongan Harta tidak berwujud yang dihasilkan sendiri dan Harta
tidak berwujud lain.
(b) Masa manfaat dan metode amortisasi yang digunakan.
(c) Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir
periode
(d) Unsur pada laporan keuangan yang didalamnya terdapat amortisasi
Harta tidak berwujud.
(e) Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode.
(f) Alasan perusahaan jika amortisasi Harta tidak berwujud melebihi 20
(dua puluh) tahun.
(g) Keberadaan dan niali tercatat Harta tidak berwujud yang hak
penggunaanya dibatasi dan ditentukan sebagai jaminan atas utang
(h) Jumlah komitmen untuk memperoleh Harta tidak berwujud.
e) Jurnal Harta Tidak Berwujud
Pada saat pengeluaran untuk biaya pengembangan atau memperoleh
Harta tidak berwujud.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

65

Db. Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan .. Rp xxx


Db. Paten/Harta Tidak berwujud . Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas ....
Rp xxx
Pada saat amortisasi beban pengembangan yang ditanguhkan
Db. Biaya Pengembangan .. Rp xxx
Kr. Biaya Pengembangan yang Ditangguhkan ...
Rp xxx
Pada saat amortisasi Harta tidak berwujud
Db. Biaya Amortisasi Harta Tidak Berwujud .Rp xxx
Kr. Harta Tidak Berwujud ....
Rp xxx

5) Harta Pajak Tangguhan


a) Definisi Pajak Ditangguhkan
(1) Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan
perpajakan, pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak
perusahaan.
(2) Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final,
yaitu bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan
penghasilan yang dikenakan pajak penghasilan final tidak
digabungkan dengan jenis penghasilan lain yang terkena pajak
penghasilan yang bersifat tidak final. Pajak jenis ini dapat dikenakan
tehadap jenis penghasilan, transaksi, atau usaha tertentu.
(3) Laba akuntansi adalah laba atau rugi bersih selama satu periode
sebelum dikurangi beban pajak.
(4) Penghasilan kena pajak atau laba fiskal (taxable profit) atau rugi pajak
(tax loss) adalah laba atau rugi selama satu periode yang dihitung
berdasarkan peraturan perpajakan dan yang menjadi dasar
penghitungan pajak penghasilan.
(5) Beban pajak (tax expense) atau penghasilan pajak (tax income)
adalah jumlah agregat pajak kini (current tax) dan pajak tangguhan
(deferred tax) yang diperhitungkan dalam penghitungan laba atau rugi
pada satu periode.
(6) Pajak kini (current tax) adalah jumlah pajak penghasilan terutang
(payable) atas penghasilan kena pajak pada satu periode.
(7) Kewajiban pajak tangguhan (deferred tax liabilities) adalah jumlah
pajak penghasilan terutang (payable) untuk periode mendatang
sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

66

(8) Harta pajak tangguhan (deferred tax assets) adalah jumlah pajak
penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang
sebagai akibat adanya :
(9) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan
(10) Sisa kompensasi kerugian.
(11) Perbedaan temporer (temporary differences) adalah perbedaan antara
jumlah tercatat Harta atau kewajiban dengan DPP-nya. Perbedaan
temporer dapat berupa:
(12) Perbedaan temporer kena pajak (taxable amounts) dalam perhitungan
laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat Harta dipulihkan
(recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut dilunasi (settled),
atau
(13) Perbedaan temporer yang boleh dikurangkan (deductible temporary
differences) adalah perbedaan temporer yang menimbulkan suatu
jumlah yang boleh dikurangkan (deductible amounts) dalam
penghitungan laba fiskal periode mendatang pada saat nilai tercatat
Harta dipulihkan (recovered) atau nilai tercatat kewajiban tersebut
dilunasi (settled).
(14) Dasar pengenaan pajak (DPP) Harta atau kewajiban adalah nilai
Harta atau kewajiban yang diakui oleh Direktorat Jendral Pajak dalam
penghitungan laba fiskal.
(15) Surat Ketetapan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Pajak yang dapat berupa :
(16) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar adalah surat keputusan yang
meentukan besarnya jumlah pajak yang terhutang, jumlah kredit
pajak, jumlah kekurangan pembayaran pokok pajak, besarnya sanksi
administrasi dan jumlah yang masih harus dibayar
(17) Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan adalah surat
keputusan yang menentukan tambahan atas jumlah pajak yang talah
ditetapkan
(18) Surat Ketetapan Lebih Bayar adalah suatu surat keputusan yang
menentukan jumlah kelebihan pembayaran pajak karena jumlah kredit
pajak lebih besar dari pajak yang terutang atau tidak seharusnya
terutang
(19) Surat Ketetapan Pajak Nihil adalah surat keputusan yang menentukan
jumlah pajak yang terutang sama besarnya dengan jumlah kredit
pajak atau pajak tidak terutang dan tidak ada kredit pajak.
(20) Surat Tagihan Pajak adalah surat yang diterbitkan oleh Direktorat
Jendral Pajak untuk melakukan tagihan pajak dan/atau sanksi
administrasi berupa bunga dan/atau denda.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

67

b) Dasar Pengaturan Pajak Ditangguhkan


(1) Dasar pengaturan yang digunakan untuk mencatat Harta pajak
tangguhan adalah PSAK 46. PSAK ini bertujuan untuk mengatur
perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan (PPh) termasuk PPh final,
terutama tentang bagaimana mempertanggungjawabkan konsekuensi
pajak pada periode berjalan dan periode mendatang dari transaksitransaksi yang dicatat sebagai Harta maupun kewajiban di neraca dan
transaksi periode berjalan yang diakui di laporan keuangan.
(2) Selain itu, PSAK 46 juga mengatur pengakuan Harta pajak tangguhan
yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasikan ke tahun
berikut, penyajian PPh di laporan keuangan, dan pengungkapan
informasi yang berhubungan dengan PPh. Dengan berlakunya PSAK
46 yang dimulai pada tanggal 1 Januari 1999 untuk perusaan go public
dan 1 Januari 2001 untuk perusahaan lainnya. PSAK 16 paragraf 77
dinyatakan tidak berlaku.
c) Penjelasan Pajak Ditangguhkan
Pengakuan Harta atau kewajiban pada laporan keuangan, secara tersirat,
berarti bahwa entitas Klinik pelapor akan dapat memulihkan knilai tercatat
Harta tersebut atau atau akan melunasi nilai tercatat kewajiban tersebut.
Apabila besar kemungkinan bahwa pemulihan Harta atau pelunas an
kewajiban tersebut akan mengakibatkan pembayaran pajak pada periode
mendatang yang lebih besar atau lebih kecil dibandingkan pembayaran
pajak sebagai akibat pemulihan Harta atau pelunasan kewajibanyang tidak
memiliki konsekuensi pajak, maka dalam ketentuan PSAK, mengharuskan
Klinik untuk mengakui kewajiban pajak tangguhan atau Harta pajak
tangguhan, dengan beberapa pengecualian.
Klinik memperlakukan konsekuensi pajak dari suatu transaksi dan
kewajiban lain sama dengan cara Klinik memperlakukan transaksi dan
kejadian tersebut. Oleh karena itu untuk transaksi dan kejadian lain yang
diakui pada laporan laba rugi, konsekuensi atau pengaruh pajak dari
transaksi dan kejadian tersebut harus diakui pula pada laporan laba rugi.
Sedangkan untuk transaksi dan kejadian lain yang langsung dibebankan
atau dikreditkan ke ekuitas, konsekuensi atau pengaruh pajak dari
transaksi dan kejadian tersebut harus langsung dibebankan atau
dikreditkan ke ekuitas. Demikian pula, pengakuan Harta dan kewajiban
pajak tangguhan pada suatu penggabungan usaha mempengaruhi saldo
goodwill atau goodwill negative yang timbul dari penggabungan usaha
tersebut.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

68

d) Perlakuan Akuntansi Pajak Ditangguhkan


(1) Pengakuan dan Pengukuran
Pengakuan Current Tax Asset / Liability
(a) Jumlah pajak kini (current tax expense) yang belum dibayar harus
diakui sebagai kewajiban (tax payable).
(b) Apabila jumlah pajak yang telah dibayar untuk periode berjalan dan
periode-periode sebelumnya melebihi jumlah pajak yang terutang
untuk periode-periode tersebut, selisihnya diakui sebagai Harta (tax
receivable)
(c) Pengakuan Deferred Tax Asset / Liability
(d) Semua taxable temporary difference atau perbedaan temporer kena
pajak (nilai basis akuntansi > nilai basis pajak) yang akan
mengakibat kan penambahan penghasilan kena pajak di masa
mendatang diakui sebagai kewajiban pajak tangguhan (deferred tax
liability), kecuali jika timbul dari :
(e) Goowill yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan (non
deductible) untuk tujuan fiskal
(f) Pengakuan awal Harta atau kewajiban dari suatu transaksi yang :
(g) Bukan merupakan transaksi penggabungan usaha
(h) Pada saat transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan
penghasilan kena pajak.
(i) Harta pajak tangguhan (deferred tax asset) diakui untuk seluruh
deductible temporary difference atau perbedaan temporer yang
boleh dikurangkan (nilai basis akuntansi < nilai basis pajak),
sepanjang besar kemungkinan perbedaan tersebut dapat
dimanfaatkan untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa
yang akan datang, kecuali Harta pajak tangguhan yang timbul dari:
(j) Goowill negatif yang diakui sebagai pendapatan tangguhan sesuai
dengan PSAK 22 tentang Akuntansi Penggabungan Usaha
(k) Pengakuan awal Harta atau kewajiban dari suatu transaksi yang
bukan merupakan transaksi penggabungan usaha; dan pada saat
transaksi tidak mempengaruhi laba akuntansi dan penghasilan kena
pajak.
(l) Saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi diakui sebagai Harta
pajak tangguhan apabila besar kemungkinan bahwa penghasilan
kena pajak di masa yang akan datang memadai untuk
dikompensasi dengan rugi fiskal.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

69

Pengakuan Current / Deferred Tax Income (Expense)


(a) Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau
beban pada laporan laba rugi periode berjalan, kecuali untuk PPh
yang berasal dari dua hal berikut ini:
Transaksi atau kejadian yang langsung dikreditkan atau dibeban
kan ke ekuitas pada periode yang sama atau periode yang
berbeda di antaranya adalah: Perubahan nilai tercatat avtiva
atau kewajiban pajak tangguhan yang tidak disebabkan oleh
perubahan jumlah perbedaan temporer yang terkait dengan
Harta dan kewajib an pajak tersebut, tapi berasal dari:
Perubahan tarif pajak atau peraturan pajak
Pengkajian kembali nilai Harta pajak tangguhan yang dapat
dipulihkan
Perubahan cara pemulihan suatu Harta
(b) Transaksi yang menurut PSAK tertentu diharuskan langsung
dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas, seperti :
Perubahan nilai tercatat pos Harta tetap yang berasal dari
revaluasi sesuai dengan PSAK 16 Harta Tetap dan Harta Lainlain
Suatu penyesuaian saldo laba awal periode yang berasal dari
perubahan kebijakan akuntansi yang diterapkan secara
retrospektif atau dari koreksi kesalahan mendasar sesuai
dengan PSAK 25 Laba atau Rugi untuk Periode Berjalan,
Kesalahan Mendasar dan PerubahanKebijakan Akuntansi
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan suatu entitas
asing, sesuai dengan PSAK 11 Penjabaran Laporan Keuangan
dalam Mata Uang Asing.
Penggabungan usaha yang secara substansi merupakan
akuisisi
Perbedaan temporer mungkin timbul dari suatu penggabung an
usaha yang secara substansi merupakan akuisisi. Sesuai
dengan PSAK 22 Akuntansi Penggabungan Usaha, perusaha an
mengakui setiap Harta pajak tangguhan (sepanjang besar
kemungkinan perbedaan temporer tersebut dapat dimanfaat kan
untuk mengurangi penghasilan kena pajak pada masa
mendatang) atau kewajiban pajak tangguhan pada tanggal
akuisisi.
Harta dan kewajiban pajak tangguhan tersebut selanjutnya
mempengaruhi saldo goodwill atau goodwill negative.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, perusahaan tidak dapat
mengakui kewajiban pajak tangguhan yang berasal dari goodwill
yang amortisasinya tidak dapat dikurangkan (non deductible)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

70

untuk tujuan fiskal. Selain itu, perusahaan juga tidak dapat


mengakui Harta pajak tangguhan yang berasal dari goodwill
negative yang diakui sebagai pendapatan tangguhan (deferred
income).
(2) Penyajian Pajak Ditangguhkan
(a) Harta pajak dan kewajiban pajak harus disajikan terpisah dari Harta
dan kewajiban lainnya dalam neraca.
(b) Deferred tax asset dan deferred tax liability harus dibedakan dari tax
receivable / prepaid tax dan tax payable.
(c) Deferred tax asset (liability) tidak boleh disajikan sebagai Harta
(kewajib an) lancar.
(d) Harta pajak kini harus di-offset dengan kewajiban pajak kini dan
jumlah netonya harus disajikan pada neraca.
(e) Beban (penghasilan) pajak yang berhubungan dengan laba atau
rugi dari aktivitas normal harus disajikan tersendiri pada laporan
laba rugi.
(f) PPh Final
(g) Beban atau penghasilan yang terkait dengan PPh final tidak akan
menimbulkan perbedaan temporer sehingga adanya Harta atau
kewajiban pajak tangguhan tidak diakui.
(h) Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak
diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi
yang diakui pada periode berjalan.
(i) Selisih antara jumlah PPh final yang terhutang dengan jumlah yang
dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui
sebagai Pajak Dibayar Di Muka dan Pajak yang Masih Harus
Dibayar.
(j) Pos PPh final dibayar di muka harus disajikan terpisah dari PPh
final yang masih harus dibayar.
(3) Pengungkapan Pajak Ditangguhkan
(a) Unsur-unsur utama beban / penghasilan pajak
(b) Jumlah pajak kini dan tangguhan yang berasal dari transaksitransaksi yang langsung dibebankan / dikreditkan ke ekuitas.
(c) Beban / penghasilan pajak dari pos luar biasa yang diakui pada
periode berjalan.
(d) Penjelasan hubungan antara beban / penghasilan pajak dan laba
akuntansi dengan cara berikut:
Rekonsiliasi antara beban / penghasilan pajak dengan hasil kali
laba akuntansi dan tariff pajak yang berlaku.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

71

Rekonsiliasi antara tarif pajak efektif rata-rata (average effective


tax rate = beban / penghasilan pajak dibagi laba akuntansi)
dengan tarif pajak.
(e) Penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan per
bandingannya dengan tarif pada periode sebelumnya.
(f) Jumlah (dan batas waktu penggunaan,jika ada) perbedaan
temporer dan sisa rugi kompensasi yang boleh / tidak boleh diakui
sebgai Harta pajak tangguhan pada neraca.
(g) Setiap kelompok perbedaan temporer dan untuk setiap kelompok
rugi yang dapat dikompensasikan ke tahun berikut:
(h) Jumlah Harta dan kewajiban pajak tangguhan yang diakui pada
neraca untuk setiap periode penyajian.
(i) Jumlah beban / penghasilan pajak tangguhan yang diakui pada
laporan laba rugi apabila jumlah tersebut tidak terlihat dari
perubahan jumlak aktivitas atau kewajiban pajak tangguhan yang
diakui pada neraca.
(j) Untuk operasional yang tidak dilanjutkan, beban pajak yang berasal
dari:
Keuntungan atau kerugian atas penghentian operasional
Laba (Rugi) dari aktivitas normal operasional yang tidak
dilanjutkan untuk periode pelaporan, bersama dengan jumlah
periode akuntansi sebelumnya yang disajikan dalam laporan
keuangan.
Jumlah Harta pajak tangguhan dan sifat bukti yang mendukung
pengakuannya jika:
Penggunaan Harta pajak tangguhan tergantung pada apakah
laba fiskal yang dapat dihasilkan pada periode mendatang
melebihi laba dari realisasi perbedaan temporer kena pajak
yang telah ada
Perusahaan telah menderita kerugian pada periode berjalan
atau periode sebelumnya.
e) Jurnal Pajak Ditangguhkan
Pencatatan transaksi pada saat terjadi kenaikan PPh terutang pada
periode mendatang sebagai akibat adanya perbedaan temporer.
Db. Beban Pajak Pajak Kini Rp xxx
Db. Beban Pajak Pajak Tangguhan . Rp xxx
Kr. Utang Pajak Penghasilan ..
Rp xxx
Kr. Kewajiban Pajak Tangguhan ....
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

72

Ketika Harta pajak tangguhan dapat mencerminkan bahwa


penghasilan (PPh) dapat diperoleh kembali sebagai
deductible temporary differences pada tanggal neraca.
Db. Beban Pajak Pajak Kini
Db. Harta Pajak Tangguhan .
Kr. Utang Pajak Penghasilan ..
Kr. Beban Pajak Tangguhan ...

sejumlah pajak
akibat adanya
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

2. Akuntansi Kewajiban
a. Definisi dan Karakteristik Kewajiban
Kewajiban adalah utang usaha Klinik masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, dan penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya Klinik yang mengandung manfaat ekonami.
Karateristik dasar kewajiban (liabilities) adalah bahwa Klinik mempunyai
kewajiban (obligation) masa kini. Kewajiban merupakan suatu tugas dan
tanggung jawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara
tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dari
kontrak mengikat atau peraturan perundang-undangan yang disertai jumlah yang
terutang untuk pembayaran barang dan jasa yang telah diterima. Kewajiban juga
dapat timbul dari praktik bisnis yang lazim, kebiasaan, dan keinginan untuk
memelihara hubungan bisnis yang baik atau bertindak dengan cara yang adil.
Kewajiban masa kini berbeda dengan komitmen di masa depan. Keputusan
manajemen Klinik untuk membeli Harta di masa depan tidak dengan sendirinya
menimbulkan kewajiban kini. Kewajiban biasanya timbul hanya jika Harta telah
diterima atau usaha Klinik telah membuat perjanjian yang tidak dapat dibatalkan
untuk membeli Harta. Perjanjian yang tidak dapat dibatalkan adalah apabila
terdapat konsekuensi ekonomi berupa keluarnya sumber daya kepada pihak lain
apabila Klinik gagal untuk memenuhi kewajiban tersebut.
Penyelesaian kewajiban masa kini biasanya melibatkan pengorbanan sumber
daya Klinik yang memiliki manfaat masa depan untuk memenuhi tuntutan pihak
lain. Penyelesaian kewajiban masa kini dapat dilakukan dengan bebagai cara,
misalnya, dengan:
1) Pembayaran kas
2) Penyerahan Harta lain
3) Pemberian jasa pelayanan kesehatan (Klinik)
4) Penggantian kewajiban tersebut dengan kewajiban lain
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

73

5) Konversi kewajiban menjadi ekuitas


6) Kewajiban juga dapat dihapuskan dengan cara lain, seperti kreditur mem
bebaskan atau membatalkan haknya.
Kewajiban timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Sebagai contoh,
pembelian barang atau penggunaan jasa dapat menimbulkan utang usaha
(kecuali kalau dibayar di muka atau pada saat penyerahan) selain itu penerimaan
pinjaman dari bank menimbulkan kewajiban untuk membayarkan kembali
pinjaman tersebut.
Beberapa jenis kewajiban hanya dapat diukur dengan menggunakan estimasi
dalam derajat yang substansial. Secara umum, kewajiban ini disebut sebagai
kewajiban diestimasi (provision). Dalam pengertian sempit, kewajiban diestimasi
semacam itu tidak dipandang sebagai kewajiban, karena kewajiban hanya
mencakupi jumlah yang dapat ditentukan tanpa perlu membuat estimasi. Namun
demikian, definisi kewajiban dalam angka 1 (satu) mengikuti pendekatan luas.
Jadi kalau kewajiban diestimasi menyangkut kewajiban masa kini dan memenuhi
ketentuan lain dalam definisi tersebut, maka pos yang bersangkutan merupakan
kewajiban meskipun jumlahnya hanya diestimasi. Sebagai contoh, kewajiban
diestimasi untuk menutup kewajiban manfaat pensiun karyawan.
Kewajiban diakui dalam neraca (laporan posisi keuangan) apabila besar
kemungkinan pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi
akan dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) masa kini dan jumlah
yang harus di selesaikan dapat diukur dengan andal.
Kewajiban diklasifikasikan menjadi 3 (tiga) macam yaitu kewajiban jangka pendek
dan kewajiban jangka panjang serta utang lain-lain :
Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :
1) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasional
perusahaan.
2) Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.
Kewajiban jangka pendek dapat diklasifikasikan dengan cara yang serupa
dengan Harta lancar. Beberapa kewajiban jangka pendek seperti utang dagang
dan Pendapat an diterima dimuka, biaya yang masih harus dibayar biaya
operasional lainnya mem bentuk sebagian modal kerja yang digunakan dalam
siklus operasional normal perusahaan. Pos-pos operasional seperti itu
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek walaupun pos-pos tersebut
diselesaikan dalam jangka waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan dari tanggal
neraca.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

74

Kewajiban jangka panjang adalah kewajiban yang tidak diharapkan diselesaikan


dalam jangka waktu siklus operasional normal perusahaan atau 12 (dua belas)
bulan setelah tanggal neraca, atau juga bisa diartikan semua kewajiban selain
yang di klasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek.
Kewajiban jangka panjang tetap dikategorikan kewajiban jangka panjang
walaupun kewajiban tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan dari tanggal neraca apabila :
1) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk lebih dari 12 (dua belas) bulan.
2) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan pendanaan
jangka panjang.
Maksud pada huruf b) didukung perjanjian pembiayaan kembali atau pen
jadualan kembali pembayaran yang resmi disepakati sebelum laporan keuangan
disetujui.
b. Kewajiban Jangka Pendek
1) Utang Usaha
a) Definisi Utang Usaha
Utang usaha adalah kewajiban yang timbul karena pengadaan kebutuhan
persediaan, investasi, penerimaan jasa pelayanan medis/kesehatan dan
pelayanan lainnya untuk pelaksanaan kegiatan Klinik.
b) Dasar Pengaturan
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajib an (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiaban mengakibatkan
pengakuan Harta atau beban yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

75

(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,


jika :
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan.
(b) Jatuh tempo dalam waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal neraca.
(PSAK 1 paragraf 44)
c) Penjelasan Utang Usaha
Utang usaha meliputi utang kepada pemasok untuk pengadaan kebutuhan
persediaan seperti obat-obatan, peralatan kesehatan, pemeliharaan, alatalat kesehatan, sarana penunjang, investasi, penerimaan jasa pelayanan
medis / kesehatan dan pelayanan lainnya untuk operasional Klinik.
d) Perlakuan Akuntansi Utang Usaha
(1) Pengakuan Utang Usaha
Utang usaha diakui pada saat :
(a) Klinik telah menerima/memiliki/mengendalikan persediaan, jasa yang
diterima dari pelayanan medis dan pelayanan lainnya.
(b) Timbulnya kewajiban Klinik untuk membayar atau menyerahkan
sumber daya ekonami lain yang harus diselesaikan dalam jangka waktu
1 (satu) tahun.
(c) Pengukuran
(d) Utang usaha dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber daya
ekonami yang harus diserahkan kepada pihak lain untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut.
(e) Utang usaha berkurang pada saat dilakukan pembayaran atau
pelunasan oleh Klinik.
(2) Penyajian
Utang usaha disajikan dalam kelompok kewajiban jangka pendek
sebesar jumlah yang harus dibayarkan.
(3) Pengungkapan Utang Usaha
Klinik harus mengungkapkan rincian utang usaha berdasarkan jenis
dan jumlah masing-masing utang usaha.
(4) Jurnal Utang Usaha

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

76

Pada saat pengadaan persediaan obat-obatan dan menerima jasa


pelayanan medis dan pelayanan lainnya:
Db. Persediaan . Rp xxx
Db. Biaya Jasa Pelayanan Medis .. Rp xxx
Kr. Utang Usaha .
Rp xxx
Pada saat pelunasan utang usaha
Db. Utang Usaha .. Rp xxx
Kr. Kas/Bank atau Setara Kas .....
Rp xxx
2) Pendapatan Diterima Dimuka
a) Definisi Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka adalah kewajiban yang timbul karena
penerimaan uang dari pasien oleh Klinik sebagai deposit/titipan (jaminan)
atas pelayanan kesehatan atau pelaksanaan aktivitas lainnya yang akan
diperhitung kan dengan biaya perawatan atau pencapaian pelaksanaan
aktivitas.
b) Dasar Pengaturan Pendapatan Diterima Dimuka
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua pihak (misalnya, kewajiban atas pesanan
persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui sebagai
kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian, kewajiban
(obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban dan, kalau
dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka kewajiban
(obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat pengakuan.
Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan pengakuan
Harta atau beban yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf 91)
(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,
jika :
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklu normal
operasional perusahaan
(b) Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal
neraca. (PSAK 1 paragraf 44)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

77

c) Penjelasan Pendapatan Diterima Dimuka


Jenis pendapatan diterima dimuka antara lain :
(1) Titipan (jaminan) perusahaan/instansi atas biaya pelayanan kesehatan
untuk pasien yang menjadi tanggungannya, misalnya Droping Dana
BPJS.
(2) Penerimaan dimuka atas potongan pembelian obat dari Vendor atau
pabrik an obat dan alkes.
d) Perlakuan Akuntansi Pendapatan Diterima Dimuka
(1) Pengakuan Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka diakui pada saat diterimanya uang atau
dengan auto debet bank dari pasien/pihak ketiga (perusahaan
Penjamin)/ BPJS dan Klinik belum menyerahkan jasa pelayanannya.
(2) Pengukuran
(a) Pendapatan diterima dimuka dinilai sebesar nilai manfaat ekonomis
yang belum diserahkan kepada pihak lain.
(b) Pendapatan diterima dimuka berkurang pada saat diserahkannya
jasa pelayanan atau manfaat ekonomis kepada pihak lain atau
sejalan dengan berlalunya waktu.
(3) Penyajian Pendapatan Diterima Dimuka
Pendapatan diterima dimuka disajikan dalam kelompok kewajiban
jangka pendek sebesar jumlah uang yang telah diterima dan belum
diserahkan manfaat ekonomisnya kepada pihak ketiga.
e) Pengungkapan Pendapatan Diterima Dimuka
Klinik harus mengungkapkan rincian pendapatan diterima dimuka
berdasarkan jenis dan jumlah masing-masing pendapatan diterima dimuka.
f) Jurnal Pendapatan Diterima Dimuka
Pada saat penerimaan droping Dana BPJS secara transfer bank :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas ... Rp xxx
Kr. Droping Dana BPJS ...
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

78

Pada waktu menerima transfer dana D3 (diskon diterima dimuka) dari


Vendor dan atau Pabrikan Obat :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas . Rp xxx
Kr. Diskon Diterima Dimuka
Rp xxx
Pada akhir bulan dari rekapitulasi realisasi utilitas/penggunaan pasien
BPJS Berobat :
Db. Broping Dana BPJS ...... Rp xxx
Kr. Pendapatan Pelayanan dsb .
Rp xxx
Kr. Penjualan Obat Resep Pasien BPJS ..
Rp xxx
Kr. Penjualan Lab BPJS dsb ...
Rp xxx
Pada setiap Realisasi Pembelian atau minimal pada setiap akhir bulan dari
bukti laporan Ka Sie Farmasi/Apotik atas Realisasi Diskon Diterima
Dimuka :
Db. Persediaan Obat & Alkes IF ... Rp xxx
Db. Diskon Diterima Dimuka ..... Rp xxx
Db. Ppn Masukn .. Rp xxx
Kr. Utang Pbf ..
Rp xxx
Kr. Potongan Pembelian/Persediaan ....
Rp xxx

3) Biaya Yang Masih Harus Dibayar


a) Definisi Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Biaya yang masih harus dibayar adalah beban yang telah diakui hingga
tangal neraca, namun belum dilakukan pembayarannya dikarenakan
dokumen penagih an belum diterima atau jatuh tempo pembayarannya.
b) Dasar Pengaturan Biaya YMH Dibayar
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonami akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demkian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu criteria pengakuan terpenuhi, maka
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

79

kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat


pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau beban yang bersangkutan. (KDPPLK paragraph
91)
(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,
jika :
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
opersional perusahaan
(b) Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal
neraca. (PSAK 1 paragraf 44)
c) Penjelasan Biaya YMH dibayar
Biaya yang masih harus dibayar terdiri dari antara lain :
(1) Biaya gaji, iuran jamsostek dan dana pensiun
(2) Biaya langganan seperti listrik, telepon, air, gas, majalah, dan surat
kabar
(3) Tagihan pihak ketiga yang telah menyelesaikan pekerjaannya sesuai
dengan Surat Perintah Kerja tetapi belum jatuh tempo.
d) Perlakuan Akuntansi BYH Dibayar
(1) Pengakuan BYM Dibayar
Biaya yang masih harus dibayar diakui pada saat Klinik menerima
manfaat ekonomis dari pihak lain tetapi belum melunasi pembayaran
atas manfaat ekonomis yang telah diterima tersebut.
(2) Pengukuran BYM Dibayar
(a) Biaya yang masih harus dibayar dinilai sebesar jumlah rupiah atau
nilai tunai sumber daya ekonomi yang harus diserahkan kepada
pihak lain untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
(b) Biaya yang masih harus dibayar berkurang pada saat dilakukan
pembayaran atau pelunasan oleh Klinik.
e) Penyajian Biaya YMH dibayar
Biaya yang masih haris dibayar disajikan dalam kelompok kewajiban
jangka pendek sebesar jumlah yang harus dibayarkan.
f) Pengungkapan Biaya YMH Dibayar
Klinik harus mengungkapkan rincian Biaya yang harus dibayar berdasar
kan jenis dan jumlah masing-masing Biaya.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

80

g) Jurnal Biaya YMH Dibayar


Pada saat pengakuan Biaya yang masih harus dibayar yang umumnya
dicatat pada akhir periode bulan :
Db. Biaya Gaji, Iuran Jamsostek dsb Rp xxx
Db. Biaya Langganan / Tagihan .. Rp xxx
Kr. Biaya Yang Masih harus Dibayar .
Rp xxx
Pada waktu pembayarannya :
Db. Biaya Yang Masih harus Dibayar . Rp xxx
Kr. Kas/Bank ...
Rp xxx

4) Utang Bank Yang Segera Jatuh Tempo


a) Definisi Utang Bank Yang Segera Jatuh Tempo
Utang bank sebagai kewajiban lancar adalah kewajiban kepada bank atau
lembaga keuangan yang akan dibayar atau diselesaikan dalam periode
kurang dari satu tahun atau satu siklus normal operasional Klinik, yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatannya.
b) Dasar Pengaturan Utang Bank Yg Segera DT
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiaban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)
(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika
diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua
belas) bulan dari tanggal neraca. (PSAK 1 paragraf 44)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

81

(3) Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitkan dengan
siklus operasional berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam jangka
waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca. Misalnya bagian dari
kewajiban berbunga (interest-bearing liabilities) yang akan jatuh tempo
dalam periode berjalan, cerukan, utang dividen, pajak penghasilan dan
utang selain utang dagang. Kewajiban berbunga jangka panjang
(interest-bearing liabilities) yang digunakan untuk membiayai modal
kerja dan tidak jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan
merupakan kewajiban jangka panjang (PSAK 1 paragraf 46)
(4) Kewajiban berbunga jangka panjang, tetap diklasifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh
tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca,
apabila :
(5) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari
dua belas bulan
(6) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang
(7) Maksud tersebut pada angka (2) didukung dengan perjanjian pembiaya
an kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang resmi
disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. Jumlah kewajibannya
yang dikeluarkan dari penyajian dalam kelompok kewajiban jangka
pendek sesuai dengan paragraf ini beserta informasi yang mendukung
penyajian tersebut harus diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan. (PSAK 1 paragraf 47)
(8) Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus operasional
tahun berikutnya, diharapkan dapat dibiayai kembali atau diperpanjang
kembali sehingga tidak diharapkan adanya penggunaan modal kerja
lancar. Kewajib an seperti itu merupakan bagian dari pembiayaan
jangka panjang perusaha an dan diklasifikasikan sebagai kewajiban
jangka panjang. Dalam hal tidak terdapat perjanjian mengenai
pembiayaan kembali, maka pembiayaan kembali tidak dapat
diasumsikan akan terjadi secara otomatis sehingga kewajiban harus
diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek. Perjanjian kembali
harus secara resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui
yang membuktikan bahwa pada pada tanggal neraca substansi
kewajiban merupakan kewajiban jangka panjang. ( PSAK 1 paragraf
48)
c) Penjelasan Utang Bank Segera Jatuh Tempo
Utang bank adalah utang kepada bank atau bagian dari utang bank jangka
panjang antara lain : kredit modal kerja, kredit restrukturisasi utang,
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

82

penjualan wesel bayar jangka pendek kepada bank dan segala pinjaman
jangka pendek pada bank lainnya.
d) Perlakuan Akuntansi Utang Bank Segera Jatuh Tempo
(1) Pengakuan Utang Bank Segera Jatuh Tempo
Utang bank sebagai keawajiban lancar diakui pada saat utang bank
diakui pada saat utang bank itu segera jatuh tempo dalam waktu satu
tahun dan direncanakan tidak dijadualkan kembali.
(2) Pengukuran Utang Bank Segera Jatuh Tempo
(a) Utang bank dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber
daya ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut.
(b) Utang bank sebagai kewajiban lancar berkurang pada saat
dilakukan pembayaran atau pelunasan atau penjadualan kembali
utang bank tersebut.
e) Penyajian Utang Bank Segera Jatuh Tempo
Utang bank disajikan dalam kelompok kewajiban jangka panjang sebesar
jumlah yang harus dibayarkan.
f) Pengungkapan Utang Bank Segera Jatuh Tempo
Klinik harus mengungkapkan hal-hal- sebagai berikut :
(1) Jumlah rincian utang bank
(2) Karakteristik umum setiap utang bank termasuk informasi tingkat bunga
dan nama pemberi pinjaman
(3) Jangka waktu pinjaman, tanggal jatuh tempo, jadwal angsuran atau
pembayaran, dan jumlah jaminan
(4) Jika pinjaman dalam mata uang asing, nilai nominal dalam mata uang
asing dan nilai kurs yang digunakan pada tanggal neraca.
g) Jurnal Utang Bank Segera Jatuh Tempo
Pengakuan utang bank (jangka pendek) :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas .. Rp xxx
Kr. Utang Bank (jangka pendek) .
Rp xxx
Reklasifikasi Utang Bank jangka panjang ke Kewajiban jangka pendek :
Db. Utang Bank (jangka panjang) .. Rp xxx
Kr. Utang Bank (jangka pendek) ...
Rp xxx
Pelunasan atau Pembayaran utang bank jangka pendek :
Db. Utang bank(jangka pendek) Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas .
Rp xxx
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

83

5) Utang Pajak
a) Definisi Utang Pajak
Utang pajak adalah pajak yang harus dibayar oleh Klinik dan yang sudah
dipungut tetapi belum disetorkan ke Kas Negara.
b) Dasar pengaturan Utang Pajak
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonami akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkuta. (KDPPLK paragraf
91)
(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebgai kewajiban jangka pendek, jika:
(3) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan
(4) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.
(PSAK 1 paragraf 44)
c) Penjelasan Utang Pajak
(1) Utang Pajak antara lain :
(2) Utang PPh Pasal 21 karyawan dan dokter
(3) Utang PPh Pasal 23
(4) Utang PPN Atas Barang dan Jasa/PPnBm
(5) Utang PPh Pasal 26
(6) Utang PPh Pasal 29
(7) Utang PPN Masukan dan Keluaran
(8) Utang PBB
(9) Pembayaran utang pajak harus sudah dilakukan sebelum tanggal 10
(sepuluh) bulan berikutnya sesuai dengan peraturan perpajakan.
d) Perlakuan Akuntansi Utang Pajak
(1) Pengakuan Utang Pajak

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

84

Utang pajak diakui pada saat terjadinya transaksi atau kejadian yang telah
mewajibkan Klinik untuk membayar/menyetor pajak kepada Negara.
e) Pengukuran Utang Pajak
Utang pajak berkurang pada saat disetorkan ke kas Negara.
Utang pajak dinilai sebesar :
(1) PPh yang dipotong/dipungut tetapi belum disetorkan ke kas Negara.
(2) PPN yang dipungut tetapi belum disetorkan ke kas Negara
(3) PPh pasal 29 yang belum dibayar berdasarkan SPT Tahunan
(4) Pajak yang terhutang berdasarkan SKPKB,SKPKBT, STP dan SK
Peninjauan kembali.
(5) PBB yang belum dibayar sebesar SPPT.
f) Penyajian Utang Pajak
Utang pajak disajikan dalam kelompok kewajiban jangka pendek sebesar
jumlah yang harus dibayarkan ke kas Negara.
g) Pengungkapan Utang Pajak
Klinik harus mengungkapkan rician utang pajak berdasarkan jenis pajak
yang dipungut dan dibayar / disetorkan ke kas Negara.
h) Jurnal Utang Pajak
Pada saat pengakuan utang pajak untuk :
PPh pasal 21 dan 23
Db. Biaya Gaji Karyawan ... Rp xxx
Kr. Utang Pajak Pph 21 dan 23 .......
Rp xxx
PPh Pasal 29 akhir periode tahun :
Db. Pajak PPh badan .. Rp xxx
Kr. Uang Muka PPh Pasal 25 ..
Rp xxx
Kr. Utang PPh Pasal 29 ....
Rp xxx
PPn Pungutan pada saat melakukan pembelian :
Db. Persediaan Apotik/ Farmasi Rp xxx
Db. PPN Masukan ...
Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas/Utang .......
Rp xxx
PPN pada saat penjualan/pendapatan sewa :
Db. Kas dan Setara Kas/Piutang .. Rp xxx
Kr. PPN Keluaran ...
Rp xxx
Kr. Pendapatan Sewa ....
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

85

Pada saat pembayaran / penyetoran PPh dan PPN :


PPh Pasal 21 dan 23
Db. Utang Pajak Pph 21 dan 23 .... Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas .
Rp xxx
PPh Pasal 29
Db. Utang PPh Pasal 29
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas ..

Rp xxx
Rp xxx

PPN Barang Dagang


Db. PPN YMH Disetor .. Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas ..
Rp xxx
PPN Pungutan
Db. PPN atas Barang dan Jasa .. Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas ....
Rp xxx
6) Bagian Kewajiban Jangka Panjang yang akan Jatuh Tempo
a) Definisi Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yang Akan Jatuh Tempo
Bagian kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah bagian
dari utang jangka panjang yang telah jatuh tempo dalam periode berjalan
atau akan dilunasi dalam waktu kurang dari satu tahun.
b) Dasar Pengaturan Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jantuh
tempo
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

86

(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,


jika :
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan
(b) Jatuh tempo dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan dari tanggal
neraca. (PSAK 1 paragraf 44)
c) Penjelasan Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan DT
Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo adalah utang jangka
panjang Klinik kepada pihak ketiga yang akan jatuh tempo dalam waktu
satu tahun. Utang jangka panjang itu bisa berupa utang bank, obligasi atau
utang subordinasi.
Perlakuan Akuntansi Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh
Tempo, Pengakuan Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh
Tempo
Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo diakui pada saat
kewajiban itu segera jatuh tempo dalam waktu satu tahun dan
direncanakan tidak dijadualkan kembali.
d) Pengukuran Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh Tempo
(1) Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo dinilai sebesar
jumlah bagian kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo
dalam waktu satu tahun.
(2) Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo berkurang pada
saat dilakukan perbayaran atau pelunasan atau penjadualan kembali
jangka panjang yang segera jatuh tempo.
e) Penyajian Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh Tempo
Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo dikelompokkan
sebagai kewajiban jangka pendek sebesar jumlah yang harus
dibayarkan/jatuh tempo.
f) Pengungkapan Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh Tempo
Klinik harus mengungkapkan rincian kewajiban jangka panjang yang
segera jatuh tempo berdasarkan jenis dan jumlah masing-masing Biaya.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

87

g) Jurnal Bagian Kewajiban Jangka Panjang Yg Akan Jatuh Tempo


Reklasifikasi kewajiban jangka panjang :
Db. Kewajiban Jangka Panjang .. Rp xxx
Kr. Kewajiban Jangka Panjang yg Jatuh Tempo ...
Rp xxx
Pada saat pembayaran / pelunasan :
Db. Kewajiban Jangka Panjang yg JT .. Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas ......
Rp xxx

7) Kewajiban Jangka Pendek Lainnya


a) Definisi Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban jangka pendek lainnya merupakan pos yang dimaksud untuk
menampung kewajiban-kewajiban perusahaan yang tidak dapat
digolongkan ke dalam salah satu pos kewajiban lancar yang ada dan tidak
cukup material untul disajikan dalam pos tersendiri.
b) Dasar Pengaturan Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)
(2) Suatu kewajiban diklsifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, Jika:
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan
(b) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
neraca. (PSAK 1 paragraf 44)

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

88

c) Penjelasan Kewajiban Jangka Pendek Lainnya


(1) Termasuk dalam pos kewajiban jangka pendek lainnya adalah
kewajiban-kewajiban selain utang pajak, Biaya yang masih harus
dibayar, kewajiban yang masih harus dibayar, pendapatan yang
diterima dimuka dan kewajiban jangka panjang yang segera jatuh
tempo.
(2) Pos dalam kewajiban jangka pendek lainnya dengan jumlah yang
cukup material dapat disajikan dalam pos tersendiri, seperti bunga yang
masih harus dibayar.
d) Perlakuan Akuntansi Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
(1) Pengakuan Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban jangka pendek lainnya diakui pada saat terjadinya kewajiban
setiap akhir periode bulan/tahun.
(2) Pengukuran Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
(a) Kewajiban jangka pendek lainnya dinilai jumlah rupiah atau nilai
tunai sumber daya ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak
lain untuk menyelesaikan kewajiban tersebut.
(b) Kewajiban jangka panjang yang segera jatuh tempo berkurang pada
saat dilakukan pembayaran atau pelunasan atau penjadualan
kembali kewajib an jangka panjang yang segera jatuh tempo.
e) Penyajian Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
Kewajiban jangka pendek lainnya disajikan dalam kelompok pos kewajiban
lancar, kecuali nilainya material maka wajib disajikan tersendiri.
f) Jurnal Kewajiban Jangka Pendek Lainnya
Pada saat pengakuan kewajiban jangka pendek lainnya :
Db. Pos yang Terpengaruh .. Rp xxx
Kr. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya ..
Rp xxx
Pada saat diselesaikannya kewajiban jangka pendek lainnya :
Db. Kewajiban Jangka Pendek Lainnya .. Rp xxx
Kr. Kas/bank dan Setara Kas ....
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

89

b. Kewajiban Jangka Panjang


1) Utang Bank
a) Definisi Utang Bank
Utang bank adalah kewajiban kepada bank atau lembaga keuangan yang
akan dibayar atau diselesaikan dalam periode lebih dari satu tahun atau
satu siklus normal operasional perusahaan, mana yang lebih panjang yang
digunakan untuk pelaksanaan kegiatan operasional Klinik.
b) Dasar Pengaturan Utang Bank
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluar an sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keuangan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)
(2) Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek,
Jika:
(a) Diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal
operasional perusahaan
(b) Jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal
neraca. (PSAK 1 paragraf 44).
(c) Kewajiban jangka pendek lainnya lebih sulit untuk dikaitkan dengan
siklus operasional berjalan meskipun akan jatuh tempo dalam
jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca. Misalnya
bagian dari kewajiban berbunga (interest-bearing liabilities) yang
akan jatuh tempo dalam periode berjalan, cerukan, utang dividen,
pajak penghasilan dan utang selain utang dagang. Kewajiban
berbunga jangka panjang (interest-bearing liabilities) yang
digunakan untuk membiayai modal kerja dan tidak jatuh tempo

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

90

dalam jangka waktu dua belas bulan merupakan kewajiban jangka


panjang (PSAK 1 paragraf 46).
(d) Kewajiban berbunga jangka panjang tetap diklsifikasikan sebagai
kewajiban jangka panjang, walaupun kewajiban tersebut akan jatuh
tempo dalam jangka waktu dua belas bulan sejak tanggal neraca,
apabila:
(e) Kesepakatan awal perjanjian pinjaman untuk jangka waktu lebih dari
dua belas bulan.
(f) Perusahaan bermaksud membiayai kembali kewajibannya dengan
pendanaan jangka panjang.
(g) Maksud tersebut pada huruf (b) didukung dengan perjanjian
pembiayaan kembali atau penjadualan kembali pembayaran yang
resmi disepakati sebelum laporan keuangan disetujui. Jumlah
kewajiban yang dikeluarkan dari penyajian dalam kelompok
kewajiban jangka pendek sesuai dengan paragraf ini beserta
informasi yang mendukung penyajian harus diungkapkan dalam
catatan atas laporan keuangan. (PSAK 1 paragraf 47)
(h) Terdapat kewajiban yang akan jatuh tempo dalam siklus
operasional tahun berikutnya, diharapkan adanya penggunaan
modal kerja lancar. Kewajiban seperti itu merupakan bagian dari
pembiayaan jangka panjang perusahaan dan diklasifikasikan
sebagai kewajiban jangka panjang. Dalam hal tidak terdapat
perjanjian mengenai pembiayaan kembali, maka pembiayaan
kembali tidak dapat diasumsikan akan terjadi secara otomatis
sehingga kewajiban harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka
pendek. Penjanjian kembali harus secara resmi disepakati sebelum
laporan keuangan disetujui yang membuktikan bahwa pada tanggal
neraca substansi kewajiban merupakan kewajiban jangka panjang
(PSAK 1 paragraf 48).
g) Penjelasan Utang Bank
Utang bank adalah utang kepada bank atau lembaga keuangan lain yang
berjangka panjang antara lain: kredit investasi, kredit pembiayaan
bersama, kredit modal kerja, kredit restrukturisasi utang, penjualan wesel
bayar jangka panjang kepada bank dan segala pinjaman jangka panjang
pada bank lainnya.
h) Perlakuan Akuntansi Utang Bank
Pengakuan Utang Bank
Utang bank diakui pada saat :
(1) Klinik telah menerima/memiliki/mengendalikan kas dan setara kas yang
diterima dari bank/lembaga keuangan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

91

(2) Timbulnya kewajiban Klinik untuk membayar atau menyerahkan


sumber daya ekonomi lain yang harus diselesaikan dalam jangka lebih
dari satu tahun atau satu siklus normal operasional perusahaan, mana
yang lebih pajang.
i) Pengukuran Utang Bank
(1) Utang bank dinilai sebesar jumlah rupiah atau nilai tunai sumber daya
ekonomi yang harus diserahkan kepada pihak lain untuk
menyelesaikan kewajiban tersebut.
(2) Utang bank berkurang pada saat utang tersebut jatuh tempo kurang
dari satu tahun atau satu siklus normal operasional atau pada saat
bank menghapuskan kewajiban tersebut.
j) Penyajian Utang Bank
Utang bank disajikan dalam kelompok kewajiban jangka panjang sebesar
jumlah yang harus dibayarkan.
k) Pengungkapan Utang Bank
Klinik harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Jumlah rincian utang bank.
(2) Karakteristik umum setiap utang bank termasuk informasi tingkat bunga
dan nama pemberi pinjaman.
(3) Jangka waktu pinjaman, tanggal jatuh tempo, jadual angsuran atau
pembayaran, dan jumlah jaminan.
(4) Jika pinjaman dalam mata uang asing, nilai nominal dalam mata uang
asing dan nilai kurs yang digunakan pada tanggal neraca.
l) Jurnal Utang Bank
Pengakuan Kewajiban Jangka Panjang pada waktu diterima pinjaman :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas .. Rp xxx
Kr. Utang Bank ..
Rp xxx
Reklasifikasi Utang Bank jangka panjang ke Kewajiban jangka pendek
Db. Utang Bank Rp xxx
Kr. Utang Bank Yg Jatuh Tempo .
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

92

2) Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)


a) Definisi Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Utang sewa guna usaha adalah kewajiban kepada pihak ketiga sebagai
akibat perjanjian sewa guna usaha (capital lease) yang dilakukan oleh
Klinik untuk pelaksanaan kegiatan operasionalnya.
b) Dasar Pengaturan Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
(1) Kewajiban diakui dalam neraca kalau besar kemungkinan bahwa
pengeluaran sumber daya yang mengandung manfaat ekonami akan
dilakukan untuk menyelesaikan kewajiban (obligation) sekarang dan
jumlah yang harus diselesaikan dapat diukur dengan andal. Dalam
praktek, kewajiban (obligation) menurut kontrak yang belum
dilaksanakan oleh kedua belah pihak (misalnya, kewajiban atas
pesanan persediaan yang belum diterima) pada umumnya tidak diakui
sebagai kewajiban dalam laporan keungan. Namun demikian,
kewajiban (obligation) semacam itu dapat memenuhi definisi kewajiban
dan, kalau dalam keadaan tertentu kriteria pengakuan terpenuhi, maka
kewajiban (obligation) tersebut dapat dianggap memenuhi syarat
pengakuan. Dalam kasus ini, pengakuan kewajiban mengakibatkan
pengakuan Harta atau Biaya yang bersangkutan. (KDPPLK paragraf
91)
(2) Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar
dan jangka panjang sesuai dengan praktik yang lazim untuk jenis
usaha penyewa guna usaha (PSAK 30 paragraf 5.1.5). Harta
dilaporkan berdasarkan urutan likuiditasnya, kewajiban dilaporkan
berdasarkan urutan jatuh temponya tampa mengelompokkan ke dalam
unsure lancar dan tidak lancar (unclassified balance sheet). (PSAK 30
paragraf 6.1.1). Harta yang disewagunausahakan dilaporkan sebagai
bagian Harta tetap dalam kelompok tersendiri. Kewajiban sewa guna
usaha yang bersangkutan harus disajikan terpisah dari kewajiban
lainnya (PSAK 30 paragraf 7.1.1).
c) Penjelasan Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Sewa guna usaha yang menimbulkan adanya utang usaha adalah sewa
guna usaha yang termasuk dalam capital lease.
d) Perlakuan Akuntansi Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
(1) Pengakuan Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Utang sewa guna usaha diakui pada saat awal perjanjian sewa guna
usaha.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

93

(2) Pengukuran Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)


(a) Utang sewa guna usaha dinilai sebesar bayaran sewa guna usaha
ditambah nilai sisa yang harus dibayar pada akhir sewa guna
usaha.
(b) Utang sewa guna usaha berkurang pada saat pembayaran
angsuran pokok sewa guna usaha.
e) Penyajian Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Utang sewa guna usaha disajikan dalam kelompok kewajiban jangka
panjang secara terpisah dari kewajiban lainnya.
f) Pengungkapan Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Pada laporan keuangan Klinik harus mengungkapkan hal-hal sebagai
berikut :
(1) Jumlah rincian utang sewa guna usaha.
(2) Karakteristik umum setiap utang sewa guna usaha termasuk informasi
tingkat bunga dan nama pemberi pinjaman.
(3) Jangka waktu sewa guna usaha, jadual angsuran atau pembayaran,
dan jaminan.
g) Jurnal Utang Sewa Guna Usaha (Leasing)
Pengakuan Kewajiban Sewa Guna Usaha, pada waktu dibeli aktiva tetap
dengan leasing :
Db. Harta Tetap Sewa Guna Usaha (leasing) . Rp xxx
Kr. Utang sewa Guna Usaha (leasing) ...
Rp xxx
h) Reklasifikasi Utang Sewa Guna Usaha jangka panjang ke Kewajiban
Jangka Pendek :
Db. Utang Sewa Guna Usaha Rp xxx
Kr. Kewajiban Jangka Pendek ..
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

94

3. Akuntansi Ekuitas
Pengertian dan Dasar Pencatatan Ekuitas
Ekuitas adalah hak residual pemilik atas Harta usaha Klinik setelah dikurangi
semua kewajiban.
Bentuk kepemilikan dapat ditujukan dengan bukti kepemilikan berupa saham atau
bukti kepemilikan lainnya.
Meskipun ekuitas didefinisikan sebagai residual, unsur ekuitas dapat
disubklasifikasi kan dalam neraca menjadi pos-pos ekuitas. Misalnya, dalam
perseroan terbatas, setoran pemegang saham, saldo laba, penyisihan saldo laba,
dan penyisihan pemeliharaan modal yang disajikan dalam pos-pos terpisah.
Klasifikasi semacam itu dapat menjadi relevan untuk pengambilan keputusan
pemakai laporan keuangan apabila pos tersebut mengindikasikan pembatasan
hukum atau pembatasan lainnya terhadap kemampuan entitas Klinik untuk
membagikan atau menggunakan ekuitas.
Pembentukan cadangan kadang-kadang diharuskan oleh suatu peraturan per
undang-undangan yang berlaku untuk memberikan perlindungan tambahan
kepada Klinik terhadap kerugian yang terjadi Pemindahan ke cadangan tersebut
lebih merupakan penyisihan saldo laba daripada Biaya. Eksistensi dan besarnya
cadangan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku ini merupakan
informasi yang relevan untuk kebutuhan pengambilan keputusan bagi para
pemakai laporan keuangan.
Jumlah ekuitas yang disajikan dalam neraca tergantung pada pengukuran Harta
dan kewajiban.
a. Klinik yang Menerbitkan Saham
1) Modal Disetor
a) Definisi Modal Disetor
(1) Modal dasar adalah seluruh nilai nominal saham sesuai dengan
Anggaran Dasar.
(2) Modal disetor adalah modal yang telah efektif diterima Klinik dari pihak
ketiga sebesar nilai nominal saham.
b) Dasar Pengaturan Modal Disetor
(1) Undang-undang No. 40 / 2007 tentang Perseroan Terbatas
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

95

(2) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas


c) Penjelasan Modal Disetor
(1) Modal setor merupakan bagian dari modal ditempatkan yang telah
disetor penuh oleh pemegang saham.
(2) Penambahan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:
(3) Jumlah uang yang diterima;
(4) Nilai wajar Harta non kas yang diterima.
(5) Pengurangan modal disetor lazimnya dicatat berdasarkan:
(6) Jumlah uang yang dibayarkan.
(7) Nilai wajar Harta non kas yang diserahkan.
(8) Metode yang digunakan dalam pengurangan modal disetor adalah
metode saham yang diperoleh kembali (treasury stock).
d) Perlakuan Akuntansi Modal Disetor
(1) Pengakuan Modal Disetor
(a) Modal disetor diakui pada saat penerimaan setoran modal dari
pihak ketiga baik berupa dana kas maupun Harta non kas.
(b) Penambahan modal disetor diakui pada saat :
Dilakukan penambahan setoran kas oleh pemilik sebesar kas
yang diterima;
Dilakukan penambahan setoran Harta non kas sebesar nilai
wajar Harta non kas yang diterima.
e) Pengukuran Modal Disetor
(1) Setoran modal berupa kas dinilai sebesar kas yang diterima.
(2) Setoran modal berupa Harta non kas dinilai sebesar nilai wajar Harta
non kas yang diterima.
(3) Modal disetor akan berkurang karena :
(a) Kerugian yang diderita;
(b) Penebusan oleh Klinik terhadap kepemilikan pemilik; atau
(c) Penarikan kembali penyertaan oleh pemilik.
(d) Pengurangan :
Kerugian yang disetujui sebagai pengurang modal disetor oleh
RUPS;
Jumlah uang yang dibayarkan untuk penebusan atau penarikan
kembali oleh pemilik;
Nilai wajar Harta non yang diserahkan untuk penebusan atau
penarikan kembali oleh pemilik.
f) Penyajian Modal Disetor
(1) Modal disetor disajikan dalam kelompok pos ekuitas sebesar jumlah
nilai nominal saham yang telah disetor penuh.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

96

(2) Saham yang diperoleh kembali (treasury stock) disajikan dalam neraca
sebagai pos lawan dari modal disetor sebesar jumlah nilai nominal
saham yang ditarik kembali atau ditebus oleh entitas Klinik.
g) Pengungkapan Modal Disetor
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain :
(1) Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai
nominal dan banyaknya saham;
(2) Hak dan keistimewaan pemilik sebagai pemegang saham;
(3) Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan;
(4) Saham beredar yang diperoleh kembali.
h) Jurnal Modal Disetor
Pada saat penyetoran modal oleh pihak ketiga dalam bentuk kas atau
transfer bank sebesar nilai nominal :
Db. Kas/Bank atau setara kas . Rp xxx
Kr. Modal Disetor ..
Rp xxx
Penyetoran modal dalam bentuk Harta non kas:
Db. Harta yang Diterima (nilai wajar) Rp xxx
Kr. Modal Disetor
Rp xxx
Pengurangan modal disetor akibat adanya kerugian :
Db. Modal Disetor. Rp xxx
Kr. Saldo Laba .
Rp xxx
Penarikan kembali / penebusan modal dalam bentuk tunai :
Db. Saham yg Diperoleh Kembali Rp xxx
Kr. Kas .
Rp xxx
Penarikan kembali/penebusan modal dalam bentuk Harta non kas :
Db. Saham yg Diperoleh Kembali . Rp xxx
Kr. Harta yang Diserahkan (nilai wajar) ..
Rp xxx
2) Tambahan Modal Disetor
a) Definisi Tambahan Modal Disetor
Tambahan modal disetor adalah selisih lebih dari nilai nominal saham yang
telah diterima Klinik dari emiten.
b) Dasar Pengaturan Tambahan Modal Disetor
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

97

(1) Undang-Undang No. 40 / 2007 tentang Perseroan Terbatas


(2) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
c) Penjelasan Tambahan Modal Disetor
(1) Tambahan modal disetor merupakan bagian dari modal ditempatkan
yang telah disetor penuh oleh pemegang saham.
(2) Akun Tambahan Modal Disetor terdiri dari berbagai macam unsur
penambahan modal, seperti; agio saham, tambahan modal dari
perolehan kembali saham dengan harga yang lebih rendah dari pada
jumlah yang diterima pada saat pengeluaran, tambahan modal dari
penjualan saham yang diperoleh kembali dengan harga di atas jumlah
yang dibayarkan pada saat perolehannya, tambahan modal dari
perbedaan kurs modal disetor dan lain sebagainya.
(3) Akun Tambahan Modal Disetor tidak boleh didebit atau dikredit dengan
pos laba/rugi usaha maupun laba/ rugi luar biasa.
d) Perlakuan Akuntansi Tambahan Modal Disetor
(1) Pengakuan Tambahan Modal Disetor
(a) Tambahan modal disetor diakui pada saat penerimaan setoran
modal dari pihak ketiga baik berupa dana kas maupun Harta non
kas.
(b) Penambahan akun tambahan modal disetor diakui pada saat:
Dilakukan penambahan setoran kas oleh pemilik sebesar kas
yang diterima;
Dilakukan penambahan setoran Harta non kas sebesar nilai
wajar Harta non kas yang diterima.
(2) Pengukuran Tambahan Modal Disetor
(a) Setoran modal berupa kas dinilai sebesar kas yang diterima.
(b) Setoran modal berupa Harta non kas dinilai sebesar nilai wajar
Harta non kas yang diterima.
(c) Kerugian yang diderita;
(d) Penebusan oleh Klinik terhadap kepemilikan pemilik; atau
(e) Penarikan kembali penyertaan oleh pemilik.
(3) Pengurangan tambahan modal disetor dinilai sebesar :
(a) Kerugian yang disetujui sebagai pengurangan modal disetor oleh
RUPS.
(b) Jumlah uang yang dibayarkan untuk penebusan atau penarikan
kembali oleh pemilik.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

98

(c) Nilai wajar Harta non yang diserahkan untuk penebusan atau
penarikan kembali oleh pemilik.
e) Penyajian Tambahan Modal Disetor
Tambahan Modal Disetor disajikan dalam kelompok pos ekuitas.
f) Pengungkapan Tambahan Modal Disetor
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam penjelasan laporan keuangan,
antara lain :
(1) Modal dasar, modal yang ditempatkan dan modal yang disetor, nilai
nominal dan banyaknya saham;
(2) Hak dan keistimewaan pemilik sebagai pemegang saham;
(3) Perubahan atas modal yang ditanam dalam tahun berjalan;
(4) Saham beredar yang diperoleh kembali bilamana ada.
g) Jurnal Tambahan Modal Disetor
Pada saat penyetoran modal oleh pihak ketiga dalam bentuk kas sebesar
nilai nominal :
Kas sebesar nilai nominal :
Db. Kas/Bank .... Rp xxx
Kr. Modal Disetor .
Rp xxx
Kr. Tambahan Modal Disetor ....
Rp xxx
Penyetoran modal dalam bentuk Harta non kas :
Db. Harta yang Diterima (nilai wajar) Rp xxx
Kr. Modal Disetor .
Rp xxx
Kr. Tambahan Modal Disetor .
Rp xxx
Pengurangan modal disetor akibat adanya kerugian :
Db. Tambahan Modal Disetor .. Rp xxx
Kr. Saldo Laba ..
Rp xxx
3) Modal Sumbangan
a) Definisi Modal Sumbangan
Modal sumbangan dasar adalah modal yang didapatkan oleh entitas Klinik
dari sumbangan atau donasi pihak ketiga.
b) Dasar Pengaturan Modal Sumbangan
(1) Undang-undang No. 40 / 2007 tentang Perseroan Terbatas
(2) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

99

c) Perlakuan Akuntansi Modal Sumbangan


(1) Pengakuan Modal Sumbangan
Modal sumbangan diakui pada saat diterimanya sumbangan berupa
kas atau Harta non kas dari pihak ketiga
d) Pengukuran Modal Sumbangan
Modal sumbangan berupa kas dinilai sebesar kas yang diterima.
Sumbangan berupa Harta non kas dinilai sebesar nilai wajar Harta non kas
yang diterima.
e) Penyajian Modal Sumbangan
Modal sumbangan disajikan dalam kelompok pos ekuitas sebagai bagian
dari Tambahan Modal Disetor.
f) Pengungkapan Modal Sumbangan
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam penjelasan laporan keuangan,
antara lain ;
(1) Rinciaan modal sumbangan
(2) Nama-nama penyumbang
g) Jurnal Modal Sumbangan
Pada saat sumbangan modal oleh pihak ketiga dalam bentuk kas sebesar
nilai nominal:
Db. Kas/Bank . Rp xxx
Kr. Modal Sumbangan/Donasi ..
Rp xxx
Sumbangan modal dalam bentuk Harta non kas :
Db. Aktiva Tetap (nilai wajar) Rp xxx
Kr. Modal Sumbangan/Donasi ...
Rp xxx

4) Saldo Laba
a) Definisi Saldo Laba
Saldo laba adalah laba bersih setelah pajak yang belum didistribusikan
yang terdiri dari:
(1) Laba / rugi tahun lalu yang penggunaannya belum ditetapkan oleh
RUPS.
(2) Laba / rugi tahun berjalan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

100

b) Dasar Pengaturan Saldo Laba


(1) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
(2) Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga Badan Hukum Klinik yang
mengatur pembagian laba.
c) Penjelasan Saldo Laba
(1) Pos saldo laba harus dinyatakan secara terpisah dari pos modal
disetor.
(2) Saldo laba tahun lalu harus didistribusikan seluruhnya sesuai dengan
keputusan RUPS antara lain untuk:
(a) Dividen
(b) Cadangan Umum
(c) Cadangan Tujuan
(d) Tantiem/Gratifikasi
(3) Saldo laba tahun lalu tidak boleh dibiayai atau dikredit dengan pos-pos
yang seharusnya diperhitungkan pada laba/rugi tahun berjalan.
d) Perlakuan Akuntansi Saldo Laba
Pengakuan dan Pengukuran Saldo Laba
(1) Saldo laba diakui pada akhir periode laporan sebesar laba tahun
berjalan.
(2) Saldo laba dalam laporan keuangan interim dinilai sebesar:
(3) Laba rugi tahun lalu yang belum didistribusikan;
(4) Laba rugi periode berjalan selama periode laporan interim.
(5) Laba rugi tahun berjalan direklasifikasi menjadi laba rugi tahun lalu
pada saat laporan interim di periode berikutnya.
(6) Laba rugi tahun lalu akan habis ketika RUPS telah memutuskan pe
ngalokasiannya untuk :
(a) Dividen
(b) Cadangan Umum
(c) Cadangan Tujuan Tantiem/Gratifikasi
e) Penyajian Saldo Laba
Saldo laba disajikan dalam kelompok pos ekuitas sebesar laba berjalan.
f) Pengungkapan Saldo Laba
Hal-hal yang harus diungkapkan dalam penyajian laporan keuangan
antara lain :
(1) Penjelasan jenis, tujuan, jumlah, untuk setiap alokasi saldo laba;
(2) Dasar pelaksanaan pendistribusian saldo laba.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

101

g) Jurnal Saldo Laba


Pemindahan laba tahun berjalan ke saldo laba :
Db. Ikhtisar Laba/Rugi ... Rp xxx
Kr. Saldo Laba (laba tahun berjalan) .
Rp xxx
Pemindahan rugi tahun berjalan ke saldo laba :
Db. Saldo Rugi (laba tahun berjalan) .. Rp xxx
Kr. Ikhtisar Laba/Rugi
Rp xxx
Pada saat reklasifikasi antar akun laba tahun berjalan menjadi laba tahun
lalu :
Db. Laba Tahun Berjalan ... Rp xxx
Kr. Laba Tahun Lalu ..
Rp xxx
Pada saat pengalokasian laba tahun lalu oleh RUPS
Pada saat diumumkan
Db. Saldo Laba ... Rp xxx
Kr. Cadangan Umum
Rp xxx
Kr. Cadangan Tujuan
Rp xxx
Kr. Kewajiban lainnya YMH dibayar(dividen/tantiem/gratifikasi) Rp xxx
Pada saat dibayar
Db. Kewajiban lainnya ymh dibayar (dividen, tantiem). Rp xxx
Kr. Kas dan Setara Kas ..
Rp xxx

5) Cadangan Umum
a) Definisi Cadangan Umum
Cadangan umum adalah cadangan yang dibentuk dari penyisihan saldo
laba atau dari laba bersih setelah dikurangi pajak untuk tujuan tertentu
setelah mendapatkan persetujuan RUPS sesuai dengan ketentuan
Anggaran Dasar Perseroan.
b) Dasar Pengaturan Cadangan Umum
(1) Undang-undang No. 40 / 2007 tentang Perseroan Terbatas
(2) PSAK 21 Akuntansi Ekuitas
c) Penjelasan Cadangan Umum
Cadangan umum digunakan untuk :
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

102

(1) Menutup kerugian yang diderita;


(2) Perluasan usaha;
(3) Modal kerja sesuai persetujuan RUPS; dan
(4) Tujuan lainnya yang sesuai dengan kepentingan Klinik
Penambahan cadangan umum berasal dari penyisihan saldo laba atau dari
laba bersih setelah pajak dari setiap periode berdasarkan persetujuan
RUPS
Pengurangan cadangan umum ketika terjadi penggunaan sesuai dengan
tujuan tersebut pada
d) Perlakuan Akuntansi Cadangan Umum
Pengakuan Cadangan Umum
Cadangan umum diakui pada saat disetujuinya penyisihan saldo laba atau
laba bersih setelah pajak.
e) Pengukuran Cadangan Umum
(1) Cadangan umum dinilai sebesar jumlah yang ditetapkan oleh RUPS
(2) Cadangan umum akan berkurang pada saat digunakan sesuai dengan
penggunaannya (3.a) sebesar nilai yang dimanfaatkan berdasarkan
persetujuan RUPS.
(3) Penambahan cadangan umum diakui pada saat disisihkannya saldo
laba atau laba bersih setelah pajak dari setiap periode berdasarkan
persetuju an RUPS.
f) Penyajian Cadangan Umum
Cadangan umum disajikan dalam kelompok pos ekuitas sebesar
akumulasi pencadangan hingga tangal neraca
g) Pengungkapan Cadangan Umum
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain:
(1) Jumlah penggunaan untuk masing-masing tujuan penggunaan
cadangan umum;
(2) Jumlah penyisihan saldo laba untuk cadangan umum tahun berjalan.
h) Jurnal Cadangan Umum
Pada saat pembentukan cadangan :
Db. Saldo Laba . Rp xxx
Kr. Cadangan Umum .
Rp xxx
Pada saat penggunaan :
Db. Cadangan Umum . Rp xxx
Kr. Pos yg Terpengaruh (ex : kas dan Biaya terkoreksi)
Rp xxx
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

103

6) Selisih Penilaian Harta Tetap


a) Definisi Selisih Penilaian Harta Tetap (Revaluasi)
Selisih penilaian kembali Harta tetap adalah selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku Harta tetap.
b) Dasar Pengaturan Selisih Penilaian Harta Tetap (Revaluasi)
Sesuai Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 16 tentang Harta
Tetap dan Harta Lain-lain, penilaian atau revaluasi Harta tetap pada
umumnya tidak diperkenankan karena Standar Akuntansi Keuangan
menganut penilaian berdasarkan harga perolehan. Penyimpangan dari
ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus menjelaskan
penyimpanagn dari konsep harga perolehan di dalam penyajian Harta
tetap serta pengaruh penyimpangan tersebut terhadap gambaran
keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku
(nilai tercatat) Harta tetap dibukukan dalam kelompok modal diantara
tambahan modal disetor dan saldo laba dengan nama akun Selisih
Penilaian Kembali Harta Tetap. (PSAK 21 paragraf 44)
c) Penjelasan Selisih Penilaian Harta Tetap (Revaluasi)
Penilaian kembali/revaluasi Harta tetap pada umumnya tidak diperkenan
kan karena penilaian Harta berdasarkan harga perolehan atau harga
pertukaran. Penyimpangan dari ketentuan ini mungkin dilakukan
berdasarkan ketentuan pemerintah. Dalam hal ini laporan keuangan harus
menjelaskan mengenai penyimpangan dari konsep harga perolehan dalam
penyajian Harta tetap serta pengaruh dari penyimpangan tersebut
terhadap gambaran keuangan perusahaan. Selisih antara nilai revaluasi
dengan nilai buku Harta tetap dibukukan dalam akun modal dengan nama
Selisih Penilaian Kembali Harta Tetap.
d) Perlakuan Akuntansi Selisih Penilaian Harta Tetap (Revaluasi)
(1) Bilamana Klinik melakukan penilaian kembali Harta tetapnya, maka
selisih antara nilai revaluasi dengan nilai buku Harta tetap dibukukan
dalam akun modal dengan nama Selisih Penilaian Kembali Harta
Tetap.
(2) Selisih penilaian kembali Harta tetap disajikan dalam kelompok modal
antara tambahan modal disetor dan saldo laba. Akun tambahan modal

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

104

disetor tidak boleh didebet atau dikredit dengan pos laba/rugi usaha
maupun laba/rugi luar biasa.
e) Jurnal Selisih Penilaian Harta Tetap (Revaluasi)
Penyesuaian nilai buku Harta tetap akibat revaluasi Harta tetap :
Db. Harta Tetap .. Rp xxx
Kr. Selisih Penilaian Kembali Harta Tetap ..
Rp xxx
Kr. Kewajiban Pajak (bila ada)
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

105

4. Bentuk Standar Neraca


a. Neraca Laporan Pertanggung Jawaban Badan Usaha
PT.

NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX DAN 20XX

Catatan
AKTIVA
Aktiva Lancar
Kas dan Setara Kas
3
Piutang
4
Usaha
Cadangan Kerugian Piutang
Piutang lain-lain
Persediaan
5
ATK, Bahan Makan, Logistik Umum
Obat & Alkes
Deposito
Uang Muka Aktiva Tetap
Jumlah Aktiva Lancar

TH 20XX
Rp

TH 20XX
Rp

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

Aktiva Tetap
Aktiva Tetap Berwujud
6
Tanah
Bangunan
Kendaraan
Mesin dan Peralatan Medis
Peralatan Non Medis
Inventaris Non Medis
Akm. Penyusutan Bangunan
Akm. Penyusutan Kendaraan
Akm. Peny Mesin & Peralatan Medis
Akm. Peny Peralatan Non Medis
Akm. Peny Inventaris Non Medis
Jumlah Aktiva Tetap Berwujud

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

Aktiva Tidak Berwujud


7
Beban Ditangguhkan
Good Will
Jumlah Aktiva Tetap Tdk Berwujud
Jumlah Aktiva Tetap

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

JUMLAH AKTIVA

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

106

PT. .

NERACA
PER 31 DESEMBER 20XX DAN 20XX

Catatan

TH 20XX
Rp

TH 20XX
Rp

8
9
10
11

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

12
13

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

14
15
16

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

KEWAJIBAN DAN MODAL


Kewajiban
Kewajiban Jangka Pendek
Hutang Usaha
Pendapatan diterima dimuka
Hutang pajak
Biaya yang masih harus dibayar
Kewajiban Jangka Panjang Yg Jatuh Tempo
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek
Kewajiban Jangka Panjang
Utang Bank
Utang Modal Kerja
Jumlah Kewajiban Jangka Panjang
Jumlah Kewajiban
Ekuitas
Modal Saham
Modal Saham Disetor
Modal Revaluasi Aktiva Tetap
Saldo Rugi Usaha
Rugi Usaha Tahun Berjalan
Jumlah Ekuitas
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

107

b. Laporan Neraca Akhir Periodik (Bulan atau Tahun)

KLINIK .. SISMA MEDIKAL

NERACA

Per 31 .. xx ..
KETERANGAN

SALDO AWAL
RUPIAH

SALDO AKHIR

RATIO

RUPIAH

RATIO

TREND
RUPIAH

RATIO

HARTA
HARTA LANCAR
Kas
Kas Bon

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Kas Register

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Kas Kecil

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Kas Bank

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Piutang Blm Ditagih

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Piutang Persh Langganan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Cadangan Kerugian Piutang

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Piutang Usaha Lainnya

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Piutang Ayat Silang

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Obat & Alkes Apotik

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Bhn & Supplies Medis

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Bahan Makan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Pembungkus

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Alat Tulis Kantor

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Persd Bahan ATK Fo

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Ppn Masukan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Sewa dibayar dimuka

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Harta Lancar Lainnya

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Harta Lancar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Tanah

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Bangunan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Akm Peny Bangunan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Kendaraaan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Akm Peny Kendaraan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Alat & Inventaris

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Akm Peny Alat & Inventaris

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Biaya Pendirian

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Akm Amort Biaya Pendirian

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Beban Ditangguhkan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Good Will

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Piutang Afiliasi

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Bangunan Dalam Pelaksanaan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

AT Belum ditempatkan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Kas Dana Pensiun

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Harta Lain2nya

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Kas
Investasi Jangka Pendek
Deposito
Piutang Usaha

Jml Piutang Usaha


Persediaan

Persd Logistik Umum

Jml Persediaan
Pembayaran Dimuka

Jml Pembayaran Dimuka

HARTA TETAP
HARTA TETAP BERWUJUD

Nilai Buku Bangunan

Nilai Buku Kendaraan

Nilai Buku Alat & Inventaris


Jml Harta Tetap Berwujud
HARTA TETAP TAK BERWUJUD

Jml Harta Tetap Tak Berwujud


Jml Harta Tetap
HARTA LAIN-LAIN

Jml Harta Lain-lain


INVESTASI JANGKA PANJANG
TOTAL HARTA

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

108

KLINIK .. SISMA MEDIKAL

NERACA

Per 31 .. xx ..
KETERANGAN

SALDO AWAL
RUPIAH

SALDO AKHIR

RATIO

RUPIAH

RATIO

TREND
RUPIAH

RATIO

KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JK PENDEK
Utang Usaha
Utang Vendor & Suplier
Utang Vendor & Suplier Obat, Alkes, SM

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

Utang Vendor & Suplier Logistik Umum

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Utang Vendor & Supplier

xxx,x %

Pendapatan Diterima Dimuka


Diskon Diterima Dimuka

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Honor Dokter YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Gaji Kary YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Iuran Astek YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Biaya Listrik, Air, Telp YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Mgn Fee YMH dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Biaya Pengobatan YMH dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Sewa YMH dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Biaya Lain2 YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Biaya YMH Dibayar

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Pph 21 YHM Disetor

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Pph 25 YMH Disetor

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Ppn Keluaran

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Ppn YMH Disetor

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Pendapatan Diterima Dimuka


Biaya Yang Masih Harus Dibayar

Pajak Yang Masih Harus Disetor

Jmh Pajak YMH Disetor


Utang Jangka Panjang YG segera DT

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Utang Bank

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Utang leasing

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Utang Jk Panjang Lainnya

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Utang Affiliasi

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Utang Bidan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Modal Saham Dalam Portepel

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Modal Saham Belum Ditempatkan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Modal Saham Belum Disetor

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

SHU Tahun Berjalan

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

SHU Tahun Lalu

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

SHU Tidak Dibagi

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Bonus

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Deviden

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Tantiem

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Penarikan Laba

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

x.xxx.xxx,xx

xxx,x %

Jml Kewajiban Jk Pendek


KEWAJIBAN JK PANJANG

Jml Kewajiban Jk Panjang


UTANG LAIN-LAIN

TOTAL KEWAJIBAN
EKUITAS
Modal Saham

Jml Modal Saham


Modal Penilaian Kembali
Modal Yayasan
Penyertaan Pemilik
Jml Modal Yayasan
Laba Ditahan

Jml Laba Ditahan


TOTAL EKUITAS
TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

109

E. LAPORAN RUGI LABA


Laporan rugi laba Klinik kelompok usaha sismadi group disajikan secara
berjenjang (multiple step) atau single step. Setiap metode tersebut mempunyai
manfaat yang berbeda bagi setiap unit Klinik. Pedoman ini memberikan landasan
dasar kepada unit Klinik untuk memilih salah satu dari dua metode tersebut atas
dasar pertimbangan kemampuannya dalam menyajikan elemen-elemen laporan
laba rugi secara lebih wajar.
Laporan rugi laba yang disajikan secara berjenjang menyajikan Biaya
berdasarkan fungsinya sebagai bagian dari harga pokok, kegiatan distribusi atau
administrasi. Penyajian dengan metode ini memberikan informasi yang lebih
relevan kepada pengguna laporan keuangan. Namun demikian, di sisi lain alokasi
biaya ke masing-masing fungsi merupakan proses abitrase dan membutuhkan
banyak pertimbangan.
Laporan rugi laba yang disajikan secara single step menyajikan Biaya
berdasarkan sifatnya (contoh:gaji, upah, pembelian bahan baku, dan transportasi)
dan tidak dialokasikan menurut fungsinya. Penyajian dengan metode ini
sederhana dan cocok diterapkan pada Klinik dalam taraf awal sebab tidak perlu
dialokasikan menurut berbagai fungsi dalam usaha tersebut serta lebih memiliki
kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.
Dalam bagian ini, sistematika pembahasan akan menggunakan laporan laba rugi
dengan metode fungsional (multiple step). Sedangkan laporan laba rugi dengan
metode pengklasifikasian Biaya berdasarkan sifatnya (single step) hanya akan
ditampilkan pada bagian ini.
1. Akuntansi Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
a. Definisi Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
1) Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus masuk/penambahan Harta atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan Harta bersih yang
tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
2) Pendapatan (revenues) adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal usaha Klinik selama suatu periode, bila
arus masuk itu mengakibatkan kenaikan Harta bersih, yang tidak berasal
dari kontribusi penanaman modal.
3) Pendapatan operasional pelayanan pasien adalah pendapatan yang
diperoleh dari kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

110

kepada pasien.
4) Pendapatan operasional pelayanan pasien bersih adalah pendapatan
operasional pelayanan pasien kotor setelah dikurangi dengan pngurangan
pendapatan operasional pelayanan pasien.
5) Akuntansi kontinjensi adalah Harta potensial yang timbul dari peristiwa
masa lalu dan keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak
sepenuhnya berada dalam kendali perusahaan.
b. Dasar Pengaturan Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
1) Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali
laporan arus kas. (PSAK 1 paragraf 19)
2) Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi kalau kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan Harta atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal.
3) Ini berarti pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan
kenaikan Harta atau penurunan kewajiban (KDPPLK paragraf 92)
4) Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau
yang dapat diterima. (PSAK 23 paragraf 37)
5) Pendapatan dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut
dipenuhi:
6) Perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah
memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
7) Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian afektif atas
barang yang dijual;
8) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
9) Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi
akan mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
10) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi
penjualan dapat diukur dengan andal. (PSAK 23 paragraf 38)
11) Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi
dengan andal, pendapatan sehubungan dengan transaksi tersebut harus
diakui dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari transaksi pada
tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan andal bila
seluruh kondisi berikut dipenuhi :
12) Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal;
13) Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi
tersebut akan mengalir kepada perusahaan;
14) Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi tersebut pada tanggal neraca
dapat diukur dengan andal; dan
15) Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan
transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. (PSAK 23 paragraf 39)
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

111

16) Bila hasil transaksi yang meliputi penjualan jasa tidak dapat diestimasi
dengan andal, pendapatan yang diakui hanya yang berkaitan dengan
Biaya yang telah diakui yang dapat diperoleh kembali. (PSAK 23 paragraf
40)
17) Perusahaan tidak diperkenankan mengakui adanya Harta kontinjensi
(PSAK 57 paragraf 32)
c. Penjelasan Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
Pendapatan pelayanan medis bruto adalah pendapatan yang timbul dari
aktivitas pelayanan Klinik kepada pasien. Pendapatan pelayanan medis bruto
dapat dikelompokkan berdasarkan strukturnya, antara lain, menjadi :
1) Pendapatan Poliklinik;
2) Pendapatan Penunjang Medis;
3) Penjualan Apotik/Instalasi Farmasi;
4) Pendapatan Penunjang Klinik;
5) Pendapatan Operasional Lainnya.
Pendapatan rawat poliklinik berdasarkan jenis dan sifatnya dapat dibedakan,
antara lain menjadi :
1) Pendapatan Poli Umum
a) Pendapatan Pemeriksaan Poli Umum
(1) Pend Pemeriksaan P Umum Tunai
(2) Pend Pemeriksaan P Umum Kredit
b) Pendapatan Tindakan Poli Umum
(1) Pend Tindakan P Umum Tunai
(2) Pend Tindakan P Umum Kredit
2) Pendapatan Poli UGD
3) Pendapatan Poli Gigi dst
Pendapatan Penunjang Medis berdasarkan Jenis dan sifatnya terbagi menjadi
antara lain sbb :
1) Pendapatan Laboratorium klinik;
a) Pendapatan Laboratorium Tunai
b) Pendapatan Laboratorium Kredit
(1) Pend Lab Rawat Jalan Persh Langganan
(2) Pend Lab Rawat Jalan BPJS
2) Pendapatan Rontgen;
3) Pendapatan Utra Sono Grafie;
4) Pendapatan Hemodialisa;
5) Pendapatan Electro Cardio Grafie;
6) Pendapatan Fisio Terapi;
7) Dsb
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

112

Penjualan Apotik, merupakan penjualan obat dan Alkes kepada pasien


berobat jalan atau pasien yang membeli dari resep dokter luar serta penjualan
obat/barang bebas (HV) diklasifikasikan menjadi :
1) Penjualan Obat dan Alkes :
a) Penjualan Resep Rawat Jalan
(1) Penjualan Resep rawat jalan Tunai
(2) Penjualan Resep rawat Jalan kredit
(a) Penjualan Resep RJ Persh Langganan
(b) Penjualan Resep Pasien BPJS
(c) dsb
2) Penjualan HV/Obat (barang) bebas;
a) Penjualan HV/Obat (barang) Bebas Tunai
b) Penjualan HV/Obat (barang) Bebas Tunai kredit
Pendapatan Penunjang Klinik berdasarkan jenis dan
dibedakan, antara lain, menjadi sbb :
1) Pend Oksigin;
2) Penjualan Kantin;
3) Pend Lain2 penunjang Klinik;
4) Pendapatan Lain2 Operasional, dibagi menjadi sbb
a) Pend Lebih Selisih Paket;
b) Pend Parkir;
c) Pend Operasional Lain-lainya;

sifatnya

dapat

Pendapatan jasa dokter diakui sebagai bagian dari:


1) Alternatif pertama Pendapatan struktural terkait pada saat pelayanan telah
diberikan jika Klinik memiliki kewajiban untuk membayar jasa dokter tanpa
ada kaitannya dengan pelunasan piutang atau pembayaran dari pasien;
atau
2) Alternatif kedua Kewajiban pada saat jasa diberikan jika Klinik :
a) Memiliki perjanjian kotraktual dengan dokter untuk melakukan
pengendalian bersama operasional seperti yang diatur dalam PSAK 12;
dan
b) Memiliki kewajiban untuk membayar jasa dokter apabila pasien
melunasi piutang atau pembayaran.
Jika Klinik memiliki produk paket pelayanan yang didalamnya mengandung
beberapa jenis pendapatan berdasarkan sifatnya maka pendapatan dari
transaksi tersebut dapat diakui sebagai pendapatan paket di departemen yang
bersangkutan.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

113

Jika Klinik memperoleh pendapatan dari individu non pasien Klinik atas
pemanfaatan fasilitas pelayanan Klinik dan nilainya material maka pendapatan
tersebut harus diakui sebagai pendapatan operasional lainnya.
Untuk menunjukkan besarnya pendapatan operasional pelayanan pasien
yang dapat direalisasi dibentuk pos pengurangan pendapatan operasional
pelayanan pasien yang terdiri dari, antara lain:
1) Pembayaran restitusi kepada pasien;
2) Subsidi pembebasan pembayaran bagi pasien tidak mampu;
Selisih perhitungan rincian Biaya dengan jumlah yang dibayar oleh asuransi
atau pihak ketiga; dan
Subsidi pembebasan pembayaran untuk pasien tertentu, seperti karyawan
dan pasien yang mendapat keringanan.
d. Perlakuan Akuntansi Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
1) Penghasilan diakui pada saat aktivitas pelayanan jasa telah diberikan atau
barang telah diserahkan kepada penggunaan jasa atau pembeli barang.
2) Pendapatan Rawat jalan tunai diakui pada saat jasa pelayanan diberikan
sesuai dengan transaksi, Pendapatan Rawat jalan kredit (perusahaan
langganan) diakui pada waktu jasa diberikan sekalipun dimasukan pada
piutang belum ditagihkan.
3) Pendapatan Penunjang Medis tunai diakui sesuai dengan tanggal jasa
diberikaan baik untuk pasien rawat jalan maupun rawat inap, sekalipun
untuk yang penjualan kredit rawat inap masuk pada piutang pasien masih
dirawat dan untuk penjualan rawat jalan kredit masuk pada piutang belum
ditagih.
4) Pendapatan Instalasi Farmasi diakui sesuai dengan tanggal transaksi
barang diserahkan kepada pasien, berlaku untuk pasien rawat jalan dan
rawat inap tunai maupun kredit.
5) Penghasilan diukur sebesar nilai wajar imbalan yang diterima atau yang
dapat diterima. Besarnya imbalan per pelayanan atau per paket pelayanan
didasarkan pada tarif yang berlaku.
6) Syarat pengakuan piutang dan pendapatan adalah:
a) Adanya manfaat ekonomi masa mendatang (future economic benefit)
yang pasti dan disepakati oleh pihak yang bertransaksi; dan
b) Manfaat ekonomi masa datang tersebut dapat diukur dengan andal.
c) Persyaratan kepastian pada 6) (a) akan terpenuhi jika terdapat
komitmen dan kemampuan merealisasi komitmen tersebut. Jika salah
satu persyaratan pada angka c) tidak terpenuhi maka Klinik tidak dapat
mengakui
piutang
tersebut
sebagai
Harta
tetapi
hanya

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

114

mengungkapkannya sebagai Harta kontinjensi dalam catatan atas


laporan keuangan.
7) Pos pengurangan pendapatan operasional pelayanan pasien diakui pada
saat ditetapkannya pengurangan-pengurangan pendapatan tersebut
dengan mengurangi piutang pelayanan.
8) Pada setiap akhir periode pendapatan ditutup ke pos laba ditahan dalam
unsur ekuitas.
e. Penyajian Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
1) Pendapatan operasional pelayanan pasien disajikan sebagai kelompok
pos dalam laporan laba rugi.
2) Pendapatan operasional pelayanan pasien dirinci dan disajikan terpisah
(terlampir) untuk setiap pos berdasarkan strukturnya.
3) Pendapatan operasional pelayanan pasien disajikan secara bruto.
4) Pos pengurangan pendapatan operasional (return dan potongan)
pelayanan pasien disajikan sebagai pos tersendiri setelah pos-pos
pendapatan operasional pelayanan pasien.
f. Pengungkapan Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
Hal-hal yang harus diungkapkan, dalam penjelasan laporan keuangan antara
lain, sebagai berikut:
1) Rincian berdasarkan sifat dan jumlah untuk setiap pos pendapatan
pelayanan pasien baik volume dan tarip serta jumlah nilai.
2) Rincian berdasarkan jenis dan jumlah untuk pos pengurangan
pendapatan (return dan potongan) operasional pelayanan pasien.
g. Jurnal Pendapatan dan Penjualan Pelayanan Medis
Pada saat pengakuan pendapatan :
Pendapatan poliklinik tunai :
Db. Kas Register FO . Rp xxx
Kr. Pend Pemk P umum Tunai .
Rp xxx
Kr. Pend Tind P Umum Tunai
Rp xxx
Kr. Pend Pemk P UGD Tunai ....
Rp xxx
Kr. Pend Pemk P Internis Tunai
Rp xxx
Kr. Pend jasa tunai yang terjadi .
Rp xxx
Kr. Utang Honor Dokter
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

115

Pendapatan poliklinik kredit :


Db. Piutang Belum Ditagih .. Rp xxx
Kr. Pend Pemk P umum Kredit .
Rp xxx
Kr. Pend Tind P Umum Kredit
Rp xxx
Kr. Pend Pemk P UGD Kredit ..
Rp xxx
Kr. Pend Pemk P Internis Kredit .
Rp xxx
Kr. Pend jasa Kredit yang terjadi
Rp xxx
Kr. Utang Honor Dokter
Rp xxx
Pendapatan penunjang medis Rawat Jalan tunai :
Db. Kas Register FO
Kr. Pend Lab RJ Tunai .
Kr. Pend Rontgen RJ Tunai .
Kr. Pend ECG RJ Tunai
Kr. Pend Fisio Terapi RJ Tunai
Kr. Pend jasa Penunjang Medis RJ tunai yang terjadi
Kr. Utang Honor Dokter

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

Pendapatan penunjang medis kredit :


Db. Piutang Belum Ditagih .
Kr. Pend Lab RJ Tunai .
Kr. Pend Rontgen RJ Tunai .
Kr. Pend ECG RJ Tunai
Kr. Pend Fisio Terapi RJ Tunai
Kr. Pend jasa Penunjang Medis RJ tunai yang terjadi
Kr. Utang Honor Dokter .

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

Pendapatan Apotik Tunai Rawat Jalan :


Db. Kas Register Apotik .... Rp xxx
Db. Potongan Penjualan Apotik ..... Rp xxx
Kr. Penjualan R/ RJ Tunai
Rp xxx
Kr. Penjualan HV Tunai ....
Rp xxx
Kr. Ppn Keluaran
Rp xxx
Pendapatan Apotik Kredit Rawat Jalan :
Db. Piutang Belum Ditagih ....
Potongan Penjualan Apotik ..
Kr. Penjualan R/ RJ Kredit Persh Langganan .
Kr. Ppn Keluaran

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

116

Pendapatan Penunjang Klinik Tunai :


Db. Kas Register Kantin .
Kr. Penjualan Kantin Tunai ...

Rp xxx
Rp xxx

Pada saat pengembalian pembayaran yang diterima dari pasien (restitusi):


Db. Return Penjualan (restitusi) . Rp xxx
Kr. Kas ..
Rpxxx
Pada akhir periode penutupan buku ditutup ke saldo laba
untuk menutup rekning pendapatan :
Db. Pendapatan Rawat Jalan .
Db. Pendapatan Penunjang Medis ....
Db. Penjualan Apotik ...
Db. Pendapatan Penunjang Klinik
Db. Pendapatan Operasional Pelayanan Pasien Lainnya
Kr. Laba Ditahan ..
Kr. Return dan Potongan Pendapatan ....

di akhir periode
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

2. Akuntansi Harga Pokok Pendapatan


a. Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
1) Definisi Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
Harga Pokok pelayanan Medis adalah Biaya-Biaya yang timbul dari
kegiatan yang berkaitan dengan pelayanan yang diberikan kepada pasien,
terbagi menjadi biaya pemakaian bahan langsung, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya tak langsung.
2) Dasar Pengaturan
a) Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual,
kecuali laporan arus kas. (PSAK 1 paragraf 19)
b) Biaya diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan Harta atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. (KDPPLK
paragraf 94)
c) Biaya diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh.
Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan
(matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan
penghasilan dan Biaya secara gabungan atau bersamaan yang
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

117

dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau


peristiwa lain yang sama; misalnya berbagai komponen Biaya yang
membentuk Biaya pokok penjualan (cost or expense of goods sold)
diakui pada saat yang sama sebagaimana penghasilan yang diperoleh
dari penjualan barang. (KDPPLK paragraf 95)
d) Sehubungan dengan ketentuan Harta kontinjensi, Biaya yang terkait
dengan harga pokok pelayanan pasien tetap diakui pada saat terjadi,
walaupun pendapatan atas penyerahan pelayanan pasien belum
diakui.
3) Penjelasan Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
Harga Pokok Pelayanan medis dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis :
a) Bahan langsung adalah Biaya-Biaya yang timbul dari penggunaan
bahan-bahan yang terkait langsung dengan pemberian pelayanan
pasien dalam rangka rawat inap,rawat jalan, penunjang medis dan
pelayanan pasien lainnya, contoh:
(1) Bahan langsung poliklinik antara lain :
(a) Pemakaian Bahan dan SM Poli Umum
(b) Biaya Tehniker Gigi
(c) Pemakaian Bahan dan Supplies Medis Poli UGD
(d) dsb
(2) Bahan langsung penunjang medis antara lain :
(a) Pemakaian Reagen dan SM Laboratorium
(b) Biaya Periksa Laboratorium keluar
(c) Pemakaian Film dan SM Rontgen
(d) Biaya Sewa Automatic processor film
(e) Pemakaian SM ECG
(f) Pemakaian bahan dan SM Fisio terapi
(g) Dsb
b) Tenaga kerja langsung adalah Biaya-Biaya yang timbul dari
pembayaran tenaga kerja yang terkait langsung dengan pemberian
pelayanan pasien dalam rangka rawat jalan, penunjang medis dan
pelayanan pasien lainnya, Contoh :
(1) Gaji tenaga medis dan para medis (misalnya: dokter ruangan,
apoteker, radiologi, laboratorium, fisioterapi, perawat, bidan, dll)
(2) Insentif tenaga kerja lain yang terkait dengan pelayanan pasien.
(3) Biaya makan dokter.
(4) Biaya manajemen fee PT. Sarana Insan Sejahtera.
(5) Biaya Astek Karyawan Medis.
(6) Biaya makan karyawan medis.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

118

(7) Biaya Kesejahteraan Karyawan Medis (Pengobatan, seragam, THR,


dsb)
(8) Biaya Pensiun Karyawan Medis
(9) Dan lain sebagainya.
c) Biaya tidak langsung adalah Biaya-Biaya yang timbul dari alokasi biaya
Harta tetap dan biaya pendukung lain dalam rangka pelayanan pasien
diantaranya sbb :
(1) Biaya pemakaian Alat Tulis adminitrasi medis
(2) Biaya Utilitas Medis ( Listrik, air, telepon,hand phone, Internet,
bbm genset dll)
(3) Biaya perbaikan dan pemeliharaan medis terdiri antara lain :
(4) Biaya perbaikan dan pemeliharaan inventaris medis
(5) Biaya perbaikan dan pemeliharaan bangunan medis
(6) Biaya penggantian spare part inventaris dan alat medis.
(7) Biaya perbaikan dan pemeliharaan kendaraan medis
(8) Biaya cleaning service
(9) Biaya sampah medis dan Instalasi Pengolahan Limbah Cair
(10) Penyusutan medis terdiri atas :
(a) Biaya penyusutan Inventaris dan Peralatan Medis
(b) Biaya penyusutan bangunan medis
(c) Biaya penyusutan kendaraan medis
(d) Dsb
(11) Biaya tak langsung lainnya, bilamana terjadi biaya yang tidak
masuk dalam kelompok biaya tersebut diatas dicatat dalam biaya
tak langsung lainnya misalnya :
(a) Biaya Gaji Security
(b) Biaya transport pelayanan medis
(c) Biaya Linen
(d) Biaya Loundry medis
(e) Biaya Asuransi medis
(f) Biaya macam-macam medis lainnya
(g) Dsb
4) Perlakuan Akuntansi Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
Pengakuan dan Pengukuran
a) Bahan Langsung
(1) Bahan langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan medis pada
saat timbulnya Biaya tersebut dari laporan pemakaian masingmasing bagian dengan harga amprahan karena penggunaan bahan
bahan langsung sebagai bagian dari pelayanan pasien.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

119

(2) Bahan langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan medis


sebesar jumlah harga amprahan yang digunakan sebagai
pelayanan pasien.
b) Tenaga Kerja Langsung
(1) Tenaga kerja langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan
pasien pada saat timbul kewajiban karena adanya penggunaan jasa
yang harus dibayar oleh usaha Klinik sebagai bagian dari pelayanan
pasien.
(2) Tenaga kerja langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan
pasien sebesar jumlah kas yang dibayarkan atau jumlah kewajiban
yang timbul karena adanya penggunaan jasa yang harus dibayar
oleh Klinik sebagai bagian dari pelayanan pasien.
c) Biaya Tidak Langsung
(1) Biaya tidak langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan pasien
pada saat dialokasikan.
(2) Biaya tidak langsung diakui sebagai harga pokok pelayanan pasien
sebesar jumlah alokasi sistematis untuk periode yang bersangkutan
atas biaya yang telah atau akan dikeluarkan oleh Klinik sebagai
bagian dari pelayanan pasien.
5) Penyajian Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
Harga pokok pelayanan medis dikelompokkan tersendiri dan disajikan
dalam laporan laba rugi sebagai pengurang pendapatan operasional
pelayanan pasien.
6) Pengungkapan Harga Pokok jasa Pelayanan Medis
Klinik harus mengungkapan rincian harga pokok pelayanan medis
berdasarkan jenisnya dalam catatan atas laporan keuangan.
7) Jurnal Harga Pokok Jasa Pelayanan Medis
a) Bahan langsung
Dari laporan pemakaian bahan yang dibuat oleh masing-masing kepala
seksi klinik dan Biaya yang timbul atas pelayanan medis yang
dikeluarkan melalui kas kecil atau pembayaran kepada vendor/supplier
dibuat jurnal :

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

120

Db. Pemakaian Bahan & SM Pk/Lab/Ro dsb .. Rp xxx


Db. Biaya pemeriksaan keluar laboratorium Rp xxx
Db. Dsb biaya yang timbul . Rp xxx
Persediaan Bahan & SM Poliklinik/Lab/Ro dsb
Rp xxx
Kr. Kas/bank .....
Rp xxx
b) Tenaga Kerja Langsung
Atas Pengeluaran kas untuk pembayaran utang honor dokter yang
dibuat oleh bagian keuangan dan perhitungan wajib pungut atas pph 21
dokter dibuat jurnal :
Db. Utang honor Dokter ..
Kr. Kas Bank .
Kr. Hutang Pajak (PPh21)...

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

Dari pengeluaran gaji dan atau dari daftar gaji karyawan pada akhir
bulan serta perhitungan Pph 21 Karyawan dibuat jurnal :
Db. Biaya Gaji karyawan Medis Rp xxx
Db. Biaya Tenaga kerja langsung lainnya yg timbul . Rp xxx
Kr. Kas/Biaya Yang Masih Harus Dibayar....
Rp xxx
Kr. Hutang Pajak (PPh21)....
Rp xxx
c) Biaya Tidak Langsung
Pada akhir periode atas penyusutan alat-alat medis :
Db. Biaya Penyusutan Medis . Rp xxx
Db. Biaya Pemeliharaan . Medis . Rp xxx
Kr. Akumulasi Penyusutan Medis .
Rp xxx
Kr. Kas/Biaya Yg Masih harus dibayar ..
Rpxxx
Pada saat pengakuan Biaya-Biaya Lainnya :
Db. Biaya Linen Rp xxx
Db. Biaya yang timbul lainnya ... Rp xxx
Kr. Kas/Biaya Yang Masih Harus Dibayar
Rp xxx

b. Harga Pokok Penjualan Apotik


1) Definisi Harga Pokok Penjualan Apotik
Harga Pokok Apotik adalah cost (biaya) perolehan yang dikeluarkan untuk
memperoleh obat dan Suplies Medis atau harga beli (harga net Apotik)
ditambah biaya pembelian dikurangi diskon namun tidak ditambah pajak
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

121

pertambahan nilai dikarenakan Ppn bukan unsur harga pokok melainkan


pajak yang dibayar dimuka atas pembelian barang yang dicatat sebagai
deposit pajak.
2) Dasar Pengaturan Harga Pokok Apotik
a) Perusahaan harus menyusun laporan keuangan atas dasar akrual,
kecuali laporan arus kas. (PSAK 1 paragraf 19)
b) Biaya diakui dalam laporan laba rugi kalau penurunan manfaat ekonomi
masa depan yang berkaitan dengan penurunan Harta atau peningkatan
kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. (KDPPLK
paragraf 94)
c) Biaya diakui dalam laporan laba rugi atas dasar hubungan langsung
antara biaya yang timbul dan pos penghasilan tertentu yang diperoleh.
Proses yang biasanya disebut pengaitan biaya dengan pendapatan
(matching of costs with revenues) ini melibatkan pengakuan
penghasilan dan Biaya secara gabungan atau bersamaan yang
dihasilkan secara langsung dan bersama-sama dari transaksi atau
peristiwa lain yang sama; misalnya berbagai komponen Biaya yang
membentuk Biaya pokok penjualan (cost or expense of goods sold)
diakui pada saat yang sama sebagaimana penghasilan yang diperoleh
dari penjualan barang. (KDPPLK paragraf 95)
d) Oleh karena penentuan harga jual instalasi farmasi dari HNA (harga net
Apotik) yang tidak diperhitungkan diskon, maka untuk menentukan nilai
taksiran persediaan akhir bulan langkah-langkahnya sbb :
(1) Mula-mula dari masing-masing kelompok penjualan (resep rawat
jalan tidak termasuk Ppn dan HV (barang bebas) termasuk Ppn,
diperhitungkan HNAnya (margin harga jual).
(2) Setelah diperoleh HNA atas penjualan dikurangi diskon rata-rata
termasuk diskon diterima dimuka diperoleh harga pokok penjualan
taksiran dengan metode laba kotor.
(3) Jumlah nilai harga pokok penjualan dengan metode laba kotor
diselisihkan dengan barang tersedia dijual diperoleh taksiran nilai
persediaan akhir, nilai inilah yang dijurnal untuk menentukan harga
pokok penjualan periode yang bersangkutan.
(4) Mutasi persediaan/Amprahan atas Supplies Medis mengurangi nilai
persediaan yang tersedia.
(5) Obat untuk resep karyawan dihargai sebesar harga perolehan,
sehingga hanya mengurangi nilai barang tersedia tidak dicatat
sebagai penjualan.
(6) Demikian halnya mutasi obat/amprahan dihargai sebesar harga
perolehan maka hanya mengurangi barang yang tersedia, tidak
diperlakukan sebagai penjualan melainkan mutasi persediaan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

122

3) Penjelasan Harga Penjualan Apotik


Harga Pokok Penjualan Apotik adalah harga perolehan obat yang dijual
diperhitungkan dari nilai persediaan awal ditambah dengan pembelian
bersih (harga beli ditambah biaya pembelian dikurangi return dan diskon
pembelian termasuk diskon diterima dimuka) kemudian dikurangi
amprahan/mutasi intern, resep karyawan, mutasi antar unit susunan
penyajiannya sbb :
Persediaan awal ..................
Pembelian . Rp xxx
Biaya Pembelian .. Rp xxx
Return Pembelian ( Rp xxx )
Potongan pembelian termasuk D3 ( Rp xxx )
Pembelian Bersih
Obat & Alkes SM tersedia ....
Amprahan (mutasi Intern) (Rp xxx)
Resep karyawan ... (Rp xxx)
Mutasi Antar Unit ... (Rp xxx)
Kerugian Obat Rusak . . (Rp xxx)
Jumlah Pemakaian
Jumlah tersedia di jual ..
Persediaan Akhir .
Harga Pokok Penjualan

Rp xxx

Rp xxx
Rp xxx

(Rp xxx)
Rp xxx
(Rp xxx)
Rp xxx

4) Perlakuan Akuntansi Harga Pokok Penjualan Apotik


a) Pengakuan dan Pengukuran Harga Pokok Penjualan Apotik
Oleh karena tidak dilakukan pemeriksaan fisik setiap bulan, maka
harga penjualan pada periode bulanan diperhitungkan dengan metode
taksiran laba kotor, sekalipun metode ini juga mempunyai kelemahan
tidak menutup kemungkinan adanya perbedaan nilai setelah dilakukan
stock opname minimal per semester.
b) Penyajian Harga Pokok Penjualan Apotik
Harga pokok penjualan Apotik dikelompokkan tersendiri dan disajikan
dalam laporan laba rugi sebagai pengurang penjualan Apotik.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

123

c) Pengungkapan Harga Pokok Penjualan Apotik


Klinik harus mengungkapan rincian harga pokok penjualan apotik
dalam catatan atas laporan keuangan.
d) Jurnal Harga Pokok Apotik
Dari Faktur Pembelian obat dijurnal :
Db. Pembelian Obat/Alkes Rp xxx
Db. Biaya Pembelian Obat Rp xxx
Ppn Masukan .. Rp xxx
Return Pembelian obat/Alkes ..
Rp xxx
Potongan Pembelian ....
Rp xxx
Utang Usaha (vendor Obat,Alkes, SM dsb) ......
Rp xxx
Pada Akhir periode dibuat Jurnal Penyesuaian :
Atas nilai persediaan awal periode di jurnal :
Db. Ikhtisar rugi Laba debet .. Rp xxx
Kr. Persediaan Obat,Alkes & SM Apotik ...
Rp xxx
Atas nilai persediaan akhir periode di jurnal :
Db.Persediaan Obat,Alkes & SM Apotik Rp xxx
Kr. Ikhtisar rugi Laba Kredit ...
Rp xxx
Setelah dilakukan stock opname ternyata ada obat yang expire date
(ED) dan dibuat berita acara dijurnal :
Db.Kerugian Obat Rusak ... Rp xxx
Kr. Persediaan Obat,Alkes & SM Apotik .....
Rp xxx

3. Akuntansi Pendapatan Operasional Lainnya


a. Pendapatan operasional lainnya, antara lain :
1) Pendapatan sewa Harta untuk kegiatan non medis
2) Pendapatan jasa parkir
3) Pendapatan lainya yang tidak dapat dimasukkan sebagai pendapatan
pelayanan medis

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

124

4. Akuntansi Biaya Usaha


a. Definisi Biaya Usaha
1) Biaya Usaha adalah Biaya yang rutin dikeluarkan
Klinik untuk
melaksanakan kegiatan yang tidak terkait langsung dengan pelayanan
pasien dan pendanaan Klinik.
2) Biaya Usaha antara lain terdiri dari Biaya Penjualan serta Biaya
administrasi dan umum.
b. Dasar Pengaturan Biaya Usaha
Biaya diakui dalam laporan laba rugi apabila terjadi penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan nilai Harta yang
berbentuk arus keluar atau berkurangnya Harta.
c. Penjelasan Biaya Usaha
1) Biaya Penjualan terdiri dari atas :
a) Biaya Komisi Penjualan adalah biaya yang dikeluarkan untuk
keeperson client perusahaan langganan.
b) Biaya Iklan dan Promosi yaitu beban yang dikeluarkan Klinik atas
pemasangan iklan dan promosi misalnya pemasangan spanduk,
poster, leaflet, brosur dsb.
c) Biaya Tranport penagihan yaitu beban yang dikeluarkan untuk
keperluan penagihan piutang misalnya biaya pos paket penagihan,
pembelian bensin kendaraan kolektor atau ongkos lainnya terkait
dengan penagih an piutang.
d) Kerugian piutang yaitu pembebanan atas taksiran piutang yang tak
tertagih yang dihitung dari nilai selisih cadangan kerugian piutang akhir
periode dengan awal periode sebelumnya.
e) Biaya Insentif karyawan yaitu beban yang di keluarkan untuk
memotivasi karyawan yang diperhitungkan persentase dari besarnya
penerimaan Klinik.
f) Rugi paket penjualan merupakan selisih kurang atas tarip paket dengan
tarip yang berlaku umum diKlinik.
g) Biaya pembungkus Instalasi farmasi merupakan biaya-biaya untuk
mengemas obat misalnya etiket, kantong plastic, klip plastic dsb.
h) Biaya lain-lain penjualan digunakan untuk mencatat biaya-biaya yang
timbul yang tidak dapat dimasukan dalam biaya penjualan tersebut
diatas.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

125

2) Biaya Umum dan Administrasi antara lain terdiri dari:


a) Biaya personil adalah Biaya yang berkaitan dengan pemberian kontra
prestasi berupa gaji, tunjangan, dan jaminan sosial yang dibayarkan
oleh Klinik dan imbalan pasca kerja kepada karyawan adminitrasi
umum dan honor kepada karyawan tidak tetap non medis serta non
para medis.
b) Biaya perlengkapan kantor adalah Biaya yang berkaitan dengan
kegiatan percetakan, fotokopi, penggunaan alat tulis kantor (ATK) dan
perlengkapan computer habis pakai (consumables).
c) Biaya sewa adalah Biaya yang berkaitan dengan kegiatan menyewaan
rumah jabatan, bangunan lain, kendaraan dan computer.
d) Biaya energi dan komunikasi (utilitas) adalah Biaya yang dibayarkan
secara berkala atas jasa langganan pemakaian air, listrik, telepon,
teleks/faks, internet, bahan bakar, dan majalah/surat kabar.
e) Biaya pemeliharaan dan pengelolaan Harta tetap adalah Biaya yang
berkaitan dengan kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan gedung
kantor, rumah dinas, bangunan lain, kendaraan dinas, peralatan kantor,
dan peralatan komputer.
f) Biaya rumah tangga dan rapat adalah Biaya yang berkaitan dengan
keperluan rumah tangga (plastik, linen dan lain-lain), rapat, pertemuan
dan complementary.
g) Biaya pajak dan asuransi atas Harta tetap adalah Biaya pajak yang
dibayar berkaitan dengan kepemilikan Harta tetap, seperti Pajak Bumi
dan Bangunan, Pajak atas Kendaraan Bermotor, dan Asuransi.
h) Biaya perkantoran dan pelayanan umum adalah Biaya yang berkaitan
dengan aktivitas kesekretariatan, seperti pengiriman dokumen,
kearsipan, protokoler, dan penyelesaian masalah hukum diluar
kegiatan Usaha.
i) Biaya perencanaan adalah Biaya yang berkaitan dengan kegiatan
perencanaan pengembangan kinerja Klinik dimasa datang.
j) Biaya penelitian adalah Biaya yang berkaitan dengan kegiatan
penelitian medis.
k) Biaya pengembangan adalah Biaya yang berkaitan dengan kegiatan
pengembangan pelayanan.
l) Biaya pendidikan dan pelatihan karyawan.
m) Biaya administrasi keuangan adalah Biaya yang berkaitan dengan
kegiatan administrasi keuangan, seperti Biaya jasa bank, giro pos,
materai, dan PPh jasa giro.
n) Biaya penyusutan dan amortisasi adalah alokasi harga perolehan Harta
(Harta tetap hak atas Harta tidak berwujud) Klinik yang dilakukan
secara sistematis berdasarkan metode tertentu pada tiap-tiap periode
selama masa manfaat Harta bersangkutan.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

126

o) Biaya iuran adalah iuran yang dikeluarkan Klinik dalam rangka


keanggotaan profesi, atau organisasi.
p) Biaya umum lainnya adalah Biaya umum dan administrasi yang tidak
dapat digolongkan ke salah satu jenis Biaya umum dan administrasi
yang telah diuraikan dari 1) sampai dengan 15).
d. Perlakuan Akuntansi Biaya Usaha
1) Pengakuan dan Pengukuran Biaya Usaha
a) Biaya Usaha diakui pada saat dibayarkan, timbulnya kewajiban atau
pada saat dialokasikan.
b) Biaya Usaha dinilai sebesar jumlah yang telah dibayar, jumlah yang
harus dibayarkan, jumlah yang diestimasi atau sebesar jumlah yang
dialokasikan.
c) Biaya Usaha yang masih harus dibayar, diestimasi atau dialokasikan
diakui pada saat penyesuaian diakhir periode pelaporan.
d) Jika dalam realisasi Biaya umum dan administrasi terdapat hutang
pajak maka perlakuan akuntansinya lihat di pos utang pajak.
e. Penyajian Biaya Usaha
Biaya Penjualan serta Biaya Administrasi dan umum disajikan dalam
kelompok Biaya Usaha pada Laporan Laba Rugi.
f. Pengungkapan Biaya Usaha
1) Klinik harus mengungkapkan rincian jumlah Biaya Usaha berdasarkan
jenisnya.
2) Tambahkan pengungkapan untuk estimasi dari PSAK 57.
g. Jurnal Biaya Usaha
Proses pembayaran dilakukan diawal :
Pada saat pembayaran biaya dimuka :
Db. Biaya Sewa Dibayar Dimuka .... Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas ...
Rp xxx
Pada saat penyesuaian di akhir periode pelaporan :
Db. Biaya Sewa dsb Rp xxx
Kr. Biaya Sewa Dibayar Dimuka
Rp xxx
Proses pembayaran dilakukan setelah manfaat diterima (akhir periode) :
Pada saat manfaat diterima :
Db. Biaya Utilitas (Listrik/telpon/Air dsb) .. Rp xxx
Kr. Biaya Utilitas YMH Dibayar ..
Rp xxx
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

127

Pada waktu pelunasan biaya :


Db. Biaya YMH dibayar . Rp xxx
Kr. Kas/Bank dan Setara Kas
Rp xxx
Proses pengalokasian Biaya penyusutan dan Amortisasi :
Db. Biaya Penyusutan ..
Db. Biaya Amortisasi Beban Ditangguhkan ..
Kr. Akumulasi Penyusutan
Kr. Beban Ditangguhkan ..

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

Penyisihan kerugian piutang dari selisih saldo cadangan periode sebelumnya


untuk kerugian piutang :
Db. Biaya Kerugian Piutang ... Rp xxx
Kr. Cadangan Kerugian Piutang .
Rp xxx
Pembayaran biaya-biaya secara tunai melalui kas kecil :
Db. Biaya retribusi ...
Db. Biaya lain-lain adm umum
Db. Biaya yang timbul lainn.
Kr. Kas Kecil ...

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

5. Akuntansi Pendapatan Diluar Usaha


a. Definisi Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan diluar usaha adalah semua jenis pandapatan dan keuntungan
yang bersifat tidak rutin atau berasal dari kegiatan yang tujuan utamanya tidak
untuk memperoleh penghasilan bagi Klinik diluar pendapatan Usaha.
b. Dasar Pengaturan Pendapatan Diluar Usaha
Penghasilan diakui dalam laporan laba rugi apabila kenaikan manfaat
ekonomi di masa depan yang berkaitan dengan peningkatan Harta atau
penurunan kewajiban telah terjadi dan dapat diukur dengan andal. Ini berarti
pengakuan penghasilan terjadi bersamaan dengan pengakuan kenaikan Harta
atau penurunan kewajiban. (KDPPLK paragraf 92)
PSAK No. 23: Pendapatan
c. Penjelasan Pendapatan Diluar Usaha
Pendapatan lain-lain meliputi antara lain:

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

128

1) Pendapatan jasa giro adalah pendapatan yang diperoleh dari simpanan


dana rekening giro Klinik yang bukan merupakan portofolio investasi;
2) Pendapatan bunga deposito adalah pendapatan yang diperoleh dari bunga
deposit dana Klinik yang bukan merupakan portofolio investasi;
3) Pendapatan investasi;
4) Pendapatan royalty;
5) Keuntungan penjualan Harta;
6) Keuntungan selisih kurs;
7) Pendapatan sewa yang bersifat insidentil;
8) Pendapatan klaim asuransi kerugian;
9) Penerimaan kembali Piutang yg sudah dihapusbukukan;
10) Pendapatan denda kotrak kerja adalah pendapatan berupa uang denda
yang diperoleh Klinik dari pihak lain atas kelalaian pelaksanaan kontrak
kerja.
11) Pendapatan diluar usaha lainnya yaitu pendapatan diluar usaha jasa Klinik
yang tidak dapat diklasifikasikan a) sampai dengan J).
d. Perlakuan Akuntansi Pendapatan Diluar Usaha
Pengakuan dan Pengukuran Pendapatan Diluar Usaha
1) Pendapatan jasa giro dikui pada saat tanggal diterimanya atau pada saat
timbulnya hak atas pendapatan jasa giro tersebut sebesar jumlah yang
telah menjadi hak Klinik pada periode tersebut.
2) Pendapatan bunga diakui pada saat tanggal diterimanya atau pada saat
timbul nya hak atas pendapatan bunga tersebut sebesar jumlah yang telah
menjadi hak Klinik pada periode tersebut.
3) Pendapatan sewa insidentil diakui pada saat tanggal diterimanya atau
pada saat timbulnya hak atas pendapatan sewa insidentil tersebut sebesar
jumlah yang telah menjadi hak Klinik pada periode tersebut.
4) Pendapatan klaim asuransi kerugian diakui setelah memenuhi dua kondisi
berikut:
5) Klaim yang diajukan kepada perusahaan asuransi telah disetujui untuk
dibayar.
6) Perusahaan asuransi telah menetapkan jumlah klaim yang akan dibayar
kepada Klinik.
7) Keuntungan penjualan Harta tetap diakui pada tanggal terjadinya transaksi
penjualan Harta tetap sebesar jumlah selisih antara harga jual dan nilai
buku Harta tetap tersebut.
8) Pendapatan denda kotrak kerja diakui setelah pihak lain setuju untuk
membayar denda atas keterlambatan pelaksanaan kontrak kerja sebesar
denda yang harus diterima berdasarkan kontrak kerja yang disepakati.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

129

e. Penyajian Pendapatan Diluar Usaha


Pendapatan diluar usaha disajikan sebagai pos tersendiri dalam laporan laba
rugi sebesar jumlah neto yang telah diterima selama periode berjalan atau hak
yang harus diterima setelah laba usaha.
f. Pengungkapan Pendapatan Diluar Usaha
Klinik harus mengungkapkan jenis dan jumlah pendapatan secara detail
dalam penjelasan laporan rugi laba.
g. Jurnal Pendapatan Diluar Usaha
Pada saat pengakuan dan penerimaan atau dari rekonsilaisi bank :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas ..
Rp xxx
Kr. Pendapatan Jasa Giro Bank..
Rp xxx
Kr. Pendapatan Piutang yg telah dihapus ....
Rp xxx
Kr. Pendapatan diluar usaha lainnya .
Rp xxx
Pada saat akhir periode untuk pendapatan yang masih harus diterima :
Db. Pendapatan Yang Masih Harus Diterima . Rp xxx
Kr. Pendapatan diluar usaha lainnya ....
Rp xxx
Pada saat kas diterima dimuka atas pendapatan diluar usaha :
Db. Kas/Bank dan Setara Kas ..
Rp xxx
Kr. Pendapatan Diluar Usaha Diterima Dimuka .
Rp xxx
Pada akhir periode untuk pendapatan yang diterima dimuka
Db. Pendapatan Diluar Usaha Diterima Dimuka ..
Kr. Pendapatan diluar usaha lainnya ..

Rp xxx
Rp xxx

6. Akuntansi Biaya Diluar Usaha


a. Definisi Biaya Diluar Usaha
Biaya diluar usaha adalah Biaya yang terjadi akibat dari transaksi non Usaha,
yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan yang terkait.
b. Dasar Pengaturan Biaya Diluar Usaha
Biaya diakui dalam laporan laba rugi apabila terjadi penurunan manfaat
ekonomi masa depan yang berkaitan dengan penurunan nilai Harta yang
berbentuk arus keluar atau berkurangnya Harta seperti kas dan setara kas.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

130

c. Penjelasan Biaya Diluar Usaha


Biaya diluar usaha antara lain terdiri dari :
1) Biaya bunga (pendanaan/pinjaman);
2) Kerugian selisih kurs;
3) Rugi penjualan Harta tetap;
4) Biaya Manajemen fee Internal Sismadi Group karena diperhitungkan dari
laba usaha sehingga seolah-olah dianggap biaya diluar usaha walaupun
esensi biaya tersebut biaya usaha.
5) Biaya penghapusan Persekot Kerja adalah Biaya yang timbul akibat tidak
dapat dipertanggung jawabkannya persekot kerja yang pernah diberikan
penyelenggara Klinik kepada karyawan, Penghapusan persekot kerja
dapat dilakukan apabila karyawan yang bersangkutan sudah tidak bekerja
lagi.
d. Perlakuan Akuntansi Biaya Diluar Usaha
Pengakuan dan Pengukuran Biaya Diluar Usaha :
1) Biaya bunga diakui pada saat tanggal timbulnya kewajiban atas Biaya
bunga tersebut sebesar jumlah yang telah menjadi kewajiban
pe
nyelenggara Klinik pada periode tersebut.
2) Rugi penjualan Harta tetap diakui pada tanggal terjadinya transaksi
penjualan Harta tetap sebesar jumlah selisih antara harga jual dan nilai
buku Harta tetap tersebut.
3) Biaya penghapusan persekot kerja diakui pada saat telah mendapat
persetujuan dari pihak yang berwenang sebesar nilai tercatat.
e. Penyajian Biaya Diluar Usaha
Biaya diluar usaha disajikan dalam Laporan Laba Rugi sebesar jumlah yang di
bebankan pada periode tersebut setelah pos pendapatan diluar usaha.
f. Pengungkapan Biaya Diluar Usaha
Klinik harus mengungkapkan rincian jumlah Biaya diluar usaha berdasarkan
jenisnya.
g. Jurnal Biaya Diluar Usaha
Pada saat pengakuan Biaya diluar usaha :
Rugi Penjualan Harta Tetap ...
Db. Akumulasi penyusutan ....
Db. Rugi Penjualan Harta (Biaya Lain-lain) .
Kr. Harta Tetap yang Terkait .

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

131

Penghapusan Persekot
Db. Biaya Penghapusan Persekot Kerja/Uang Muka .
Kr. Persekot Kerja/Uang Muka .....

Rp xxx
Rp xxx

7. Akuntansi Keuntungan /Kerugian Luar Biasa


a. Definisi Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
1) Pos Luar Biasa adalah penghasilan atau Biaya yang timbul dari kejadian
atau transaksi yang secara jelas berbeda dari aktivitas normal Klinik dan
karenanya tidak diharapkan untuk sering kali terjadi atau terjadi secara
teratur.
2) Keuntungan (Kerugian) Luar Biasa adalah keuntungan atau kerugian yang
menyebabkan bertambah atau berkurangnya Laba bersih.
b. Dasar Pengaturan Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
Hakikat dan jumlah dari setiap pos luar biasa harus diungkapkan secara
terpisah. (PSAK 25 paragraf 53)
c. Penjelasan Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
Suatu kejadian atau transaksi dapat diklasifikasikan sebagai pos luar biasa
jika memenuhi dua kriteria berikut :
1) Bersifat tidak normal yaitu kejadian atau transaksi yang bersangkutan
memiliki tingkat abnormalitas yang tinggi dan tidak mempunyai hubungan
dengan kegiatan normal Klinik; dan
2) Tidak sering terjadi yaitu kejadian atau transaksi yang bersangkutan tidak
sering terjadi dalam kegiatan normal Klinik.
3) Kejadian atau transaksi yang pada umumnya menimbulkan kerugian luar
biasa, antara lain, adalah:
a) Kerugian karena gempa bumi, banjir, kebakaran atau bencana alam
lainnya; atau
b) Kerugian kerena pengambil-alihan aset Klinik.
d. Perlakuan Akuntansi Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
1) Pengakuan dan Pengukuran Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
a) Keuntungan Luar Biasa diakui pada saat keuntungan tersebut secara
pasti dapat diperoleh sebesar jumlah yang diterima atau yang dapat
diterima.
b) Kerugian Luar Biasa diakui pada saat terjadinya, yaitu:
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

132

(1) Pada saat terjadinya peristiwa luar biasa yang mengakibatkan


kerugian luar biasa, seperti gempa bumi, banjir, kebakaran atau
bencana alam lainnya; atau
(2) Pada saat ditetapkannya pengambil-alihan aset.
(3) Kerugian Luar Biasa diakui sebesar nilai tercatat aset;
(4) Yang rusak, hilang, atau hancur karena gempa bumi, banjir,
kebakaran atau bencana alam lainnya; atau Yang diambil alih.
c) Keuntungan /Kerugian Luar Biasa diakui sebesar nilai setelah
dikurangi pajak terkait dan hak minoritas.
d) Pada setiap akhir periode Keuntungan /Kerugian Luar Biasa ditutup ke
pos saldo laba.
e. Penyajian Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
1) Keuntungan /Kerugian Luar Biasa disajikan sebagai bagia unsur Laba
Rugi dalam laporan aktivitas,
2) Keuntungan (Kerugian) Luar Biasa dirinci dan disajikan terpisah untuk
setiap pos keuntungan luar biasa dan kerugian luar biasa yang berasal
dari peristiwa atau transaksi yang terpisah.
3) Pengungkapan Keuntungan/Kerugian Luar Biasa
4) Rincian berdasarkan jenis dan jumlah setiap pos Keuntungan (Kerugian)
Luar Biasa.
5) Sebab terjadinya Keuntungan (Kerugian) Luar Biasa.
6) Nilai bruto Keuntungan (Kerugian) Luar Biasa sebelum dikurangi pajak
terkait dan hak minoritas.
f. Jurnal keuntungan/kerugian luar biasa
Pada saat pengakuan keuntungan luar biasa :
Db. Kas/bank dan Setara Kas ..
Db. Piutang Lain / Harta Lain yang terkait..
Kr. Keuntungan Luar Biasa ...

Rp xxx
Rp xxx
Rp xxx

Pada saat pengakuan kerugian luar biasa :


Db. Kerugian Luar Biasa
Kr. Harta Yang terkait ..

Rp xxx
Rp xxx

Pada saat ditutup ke Saldo Laba


Db. Saldo Laba .. Rp xxx
Kr. Harta Yang Terkait ...
Rp xxx
Db. Saldo Laba .. Rp xxx
Kr. Ikhtisar Laba- Rugi
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

133

8. Akuntansi Pajak Penghasilan Badan Usaha


a. Definisi Pajak Penghasilan Badan Usaha
1) Pajak Badan Udaha adalah pajak yang dikenakan atas laba perusahaan
yang diperoleh yang harus dihitung dan disetor ke kas negara selama
kurun waktu satu tahun takwin.
2) Pajak bukan merupakan biaya tetapi sebagai pengurang atas laba yang
dieroleh Perusahaan.
b. Dasar Pengaturan Pajak Penghasilan Badan Usaha
Pajak Penghasilan diatur dalam Undang-undang oleh Pemerintah dan dasar
pelaksanaannya dibuat Peraturan Meneteri Keuangan diantaranya :
1) Undang-undang No 36 Tahun 2008, tentang Pajak Penghasilan berserta
berubahan-perubahannya tahun 2009, Tahun 2011 dan Tahun 2012.
c. Perlakuan Akuntansi Pajak Penghasilan Badan Usaha
Pengakuan dan Pengukuran Pajak Penghasilan Badan Usaha
1) Pajak Penghasilan Badan Usaha diperhitungkan dari Laba sebelum pajak.
2) Cicilan atas pajak penghasilan badan usaha setiap bulan harus disetor ke
kas Negara paling lmbat tanggal 10 Bulan berikutnya dan dilaporkan paling
lambat tanggal 20 pada Bulan berikutnya.
d. Penyajian Pajak Badan Usaha
1) Cicilan pajak badan usaha setiap akhir bulan dicatat sebagai deposit pajak
dan dilaporkan menjadi Surat Pemberitahuan pajak masa.
2) Pada Akhir periode tahun takwin pembuatan Surat Pemberitahuan Pajak
Tahunan, pajak penghasilan badan usaha sebagai pengurang atas laba.

e. Jurnal Pajak Pengasilan Badan Usaha


Pada saat pembayaran pajak penghasilan dbadan setiap awal bulan
berikutnya :
Db. Uang muka Pph Badan ....
Rp xxx
Kr. Kas/Bank ....
Rp xxx
Pada saat selesai dibuat Surat Pemberitahuan Pajak Penghasilan Badan
Tahunan pada akhir tahun takwin :
Db. Pajak Penghasilan Badan ..
Rp xxx
Kr. Uang Muka Pph Badan ....
Rp xxx
Kr. Pajak Pph Badan Yang Masih Harus disetor .
Rp xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

134

Pada saat penyetoran/pembayaran pajak penghasilan badan :


Db. Pajak Pph Badan YMH disetor ..
Rp xxx
Kr. Kas/Bank ......
Rp xxx

9. Bentuk Standar Laporan Rugi Laba


a. Bentuk Standar Laporan Rugi laba Pertanggung Jawaban :
PT. .

LAPORAN RUGI LABA


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20XX DAN 20XX

Catatan

TH 20XX
Rp

TH 20XX
Rp

Penjualan Jasa

17

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

Beban Pokok Pendapatan

18

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx
xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

xxx.xxx.xxx,xx

Laba Kotor
Beban Usaha

19

Beban Pemasaran
Beban Administrasi dan Umum
Jumlah Beban Usaha
Laba Usaha
Pendapatan & Beban) Diluar Usaha

20

Pendapatan Diluar Usaha


Beban Diluar Usaha
Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lain
Laba (Rugi) Sebelum Pajak

Pajak Penghasilan
Laba Rugi Setelah Pajak

XXX.XXX.XXX,XX XXX.XXX.XXX,XX

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

135

Yang diikuti dengan penjelasan dan perician pada masing-masing nomor


catatan yang dimaksud.
b. Bentuk Standar Laporan Rugi Laba Klinik Trend Global :
KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN TREND RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, .......................................................
KETERANGAN

VOL

TAHUN 20XA
TARIP RUPIAH

RATIO VOL

TAHUN 20XB
TARIP RUPIAH

RATIO VOL

TARIP

TREND
RUPIAH

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

RATIO

PENJUALAN
Pendapatan Poli Klinik
Pendapatan Penj Medis
Pendapatan Peraw atan
Pendapatan ICU
Pendapatan Kamar Operasi
Pendpt Kamar Bersalin
Jumlah Penj Jasa RS
Pendpt Instalasi Farmasi
Pendpt Penj Rumah Sakit
Pendpt Lain2 Operasional
JML Pendapatan Kotor

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

Return Pendapatan

xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %

xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %

xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %

Potongan Pendapatan
JML Pendapatan Bersih
HARGA POKOK USAHA
HPP PELAYANAN MEDIS
Pemakaian Bhn Langsung
B Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tak Langsung
JML HPP PELAYANAN MDS
HPP Instalasi Farmasi
HPP IF R/ Antar Unit
HPP Penunj Rumah Sakit
JML HARGA POKOK USAHA
LABA KOTOR
BIAYA USAHA
Biaya Penjualan
Biaya Administrasi & Umum

xxx xxx.xxx
xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx xxx.xxx
xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx xxx.xxx
xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

By Pengelolaan
JML BIAYA USAHA
LABA USAHA
PEND & BIAYA LUAR USAHA
PENDAPATAN DILUAR USAHA:
BIAYA DILUAR USAHA
SELISIH
LABA SEBELUM PAJAK
PPH Badan
LABA BERSIH

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

136

c. Bentuk Standar Laporan Rugi Laba Klinik Realisasi Anggaran Global :


KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN RUGI LABA REALISASI ANGGARAN


Untuk Bulan Yang Berakhir, .......................................................
KETERANGAN

ANGGARAN DESEMBER
REALISASI DESEMBER
SELISIH ANGGARAN
VOL TARIP RUPIAH RATIO VOL TARIP RUPIAH RATIO VOL TARIP RUPIAH RATIO

PENJUALAN
Pendapatan Poli Klinik
Pendapatan Penj Medis
Pendapatan Peraw atan
Pendapatan ICU
Pendapatan Kamar Operasi
Pendpt Kamar Bersalin
Jumlah Penj Jasa RS
Pendpt Instalasi Farmasi
Pendpt Penj Rumah Sakit
Pendpt Lain2 Operasional
JML Pendapatan Kotor

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

Return Pendapatan

xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %

Potongan Pendapatan
JML Pendapatan Bersih
HARGA POKOK USAHA
HPP PELAYANAN MEDIS
Pemakaian Bhn Langsung
B Tenaga Kerja Langsung
Biaya Tak Langsung
JML HPP PELAYANAN MDS
HPP Instalasi Farmasi
HPP IF R/ Antar Unit
HPP Penunj Rumah Sakit
JML HARGA POKOK USAHA
LABA KOTOR
BIAYA USAHA
Biaya Penjualan
Biaya Administrasi & Umum

xxx xxx.xxx
xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx


xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx


xxx.xxx xxx,x % xxx xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %
xxx.xxx xxx,x %

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

By Pengelolaan
JML BIAYA USAHA
LABA USAHA
PEND & BIAYA LUAR USAHA
PENDAPATAN DILUAR USAHA:
BIAYA DILUAR USAHA
SELISIH
LABA SEBELUM PAJAK
PPH Badan
LABA BERSIH

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx
xxx.xxx

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %
xxx,x %

137

d. Bentuk Standar Laporan Rugi Laba Trend Detail :


KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN TREND RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ............... 20XX
KETERANGAN

TAHUN 20XA
RUPIAH
RATIO

TAHUN 20XB
RUPIAH
RATIO

TREND
RUPIAH
RATIO

PENJUALAN
Pendapatan Poli Klinik

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan Penj Medis :


Pend Laboratorium

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Rontgen

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend USG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan ECG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Fisio Terapi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan Photo Aura

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Penj Mds Lain2

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pend PM
Jumlah Pend Pelayanan Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendpt Instalasi Farmasi


Penj Obat

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan HV

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pend IF

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan Kantin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendpt Lain2 Operasional

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pendapatan Kotor

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Return Pendapatan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pendapatan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pendapatan Bersih

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK PENJUALAN


HPP PELAYANAN MEDIS
Pemakaian Bhn Langsung
Bhn Langsung PK
Pemak Bhn & SM PK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Bhn & SM Gigi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Techniker Gigi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BL PK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BL Penunjang Medis
Pemak Reagen & SM Lab

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Periksa Laborat Keluar

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Bagi Hasil KSO

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Film & SM Ro

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Periksa Luar Rontgen

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Film & SM USG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak SM ECG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak SM Fisio Terapi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BL Penj Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jumlah Bhn Langsung

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

138

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN TREND RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ............... 20XX
KETERANGAN

TAHUN 20XA
RUPIAH
RATIO

TAHUN 20XB
RUPIAH
RATIO

TREND
RUPIAH
RATIO

B Tenaga Kerja Langsung


Honor Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Makan Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Gaji Karyaw an Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PPh 21 Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Honor Kary Orientasi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya jejaring bidan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pph 21 Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Astek Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Makan Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Kesejahteraan Kary MD

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BTKL

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Tak Langsung


Biaya ATK Adm Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Utilitas Medis


Biaya Listrik Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Air Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Telepon Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Hand Phone

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BBM Genzet

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbaik & Pemel MDS


B Perb & Pemel Inv MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Bang MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Spare Part Mds

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Mesin Mds

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Kend MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Penyusutan Medis


B Peny Inventaris MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Peny Bang Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Kendaraan Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Mesin & Peralatan Medisx.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %
B Tak Langsung Lain2
B. Foto Copy Adm Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Linen+ Loundry

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Biaya Tak Langsung

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML HPP PELAYANAN MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK APOTIK


Persediaan Aw al

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Pembelain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Return Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PembelianBersih

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Obat, Alkes,SM yg tersedia

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Amprahan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Resep Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Mutasi Antar Unit

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Obat, Alkes, Sm yg tersedia dijualx.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


Persediaan Akhir

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Kerugian Obat Rusak (ED)dan lainnya


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %
Harga Pokok Penjualan Ap

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

139

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN TREND RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ............... 20XX
KETERANGAN

TAHUN 20XA
RUPIAH
RATIO

TAHUN 20XB
RUPIAH
RATIO

TREND
RUPIAH
RATIO

Harga Pokok Panel


Pembelian Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Harga Pokok Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK PENUNJANG KLINIK


Harga Pokok Kantin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML HARGA POKOK USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA KOTOR

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BIAYA USAHA :
Biaya Penjualan :
B Komisi Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Iklan & Promosi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Tranport Penagihan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Kerugian Piutang

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Insentif Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B lain lain Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Pembungkus IF

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Selisih Harga

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Biaya Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Administrasi & Umum :


Gaji Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pph 21 Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Manejemen Fee Sarana

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Astek Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B D pensiun Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Makan Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Kesejahteraan Kary Adm

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B ATK Administrasi & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Tranport Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Utilitas Adm & Umum


B Listrik Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Air Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Telepon Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Handphone

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Utility Lain-lain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B.SPEDDY

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbaik & Pemel Adm & umum


B Perbk & Pemel Inv Ad

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk & Pemel Bang

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk & Pemel Kendar

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Sparepart adm &umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk& Pemel Mesin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BTK Cleaning Service

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Penyusutan Adm & Umum


B Peny Inv Adm &Um

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Penyusutan Bangunan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Kendaraan Adm &

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Amortisasi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Retribusi & Iuran

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Administrasi Bank

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Lain-lain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML B Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BIAYA USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

140

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN TREND RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ............... 20XX
KETERANGAN

TAHUN 20XA
RUPIAH
RATIO

TAHUN 20XB
RUPIAH
RATIO

TREND
RUPIAH
RATIO

PEND & BIAYA LUAR USAHA :


PENDAPATAN DILUAR USAHA:
Pendpt Jasa Giro Bank

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Laba Penj. AT

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pener. Piut Yg dihapus

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend. Diluar Usaha Lainnya

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jml Pend Diluar Usaha

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BIAYA DILUAR USAHA :


Bonus Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Managemen Fee PT.VGA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Managemen Fee PT.SMI

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Manajemen Law Firm

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Bunga Pinjaman

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pajak atas Jasa Giro

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Leasing

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jml B Luar Usaha


SELISIH

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA SEBELUM PAJAK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PPH Badan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA BERSIH SETELAH PAJAK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

141

e. Bentuk Standar Laporan Realisasi Anggaran Rugi Laba Detail :


KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ......................................... 20XX
KETERANGAN

ANGGARAN
RUPIAH
RATIO

REALISASI
RUPIAH
RATIO

SELISIH
RUPIAH
RATIO

PENJUALAN
Pendapatan Poli Klinik

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan Penj Medis :


Pend Laboratorium

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Rontgen

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend USG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan ECG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Fisio Terapi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendapatan Photo Aura

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend Penj Mds Lain2

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pend PM
Jumlah Pend Pelayanan Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendpt Instalasi Farmasi


Penj Obat

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan HV

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pend IF

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Penjualan Kantin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pendpt Lain2 Operasional

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pendapatan Kotor

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Return Pendapatan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pendapatan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Pendapatan Bersih

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK PENJUALAN


HPP PELAYANAN MEDIS
Pemakaian Bhn Langsung
Bhn Langsung PK
Pemak Bhn & SM PK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Bhn & SM Gigi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Techniker Gigi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BL PK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BL Penunjang Medis
Pemak Reagen & SM Lab

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Periksa Laborat Keluar

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Bagi Hasil KSO

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Film & SM Ro

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Periksa Luar Rontgen

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak Film & SM USG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak SM ECG

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pemak SM Fisio Terapi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BL Penj Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jumlah Bhn Langsung

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

142

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ......................................... 20XX
KETERANGAN

ANGGARAN
RUPIAH
RATIO

REALISASI
RUPIAH
RATIO

SELISIH
RUPIAH
RATIO

B Tenaga Kerja Langsung


Honor Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Makan Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Gaji Karyaw an Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PPh 21 Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Honor Kary Orientasi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya jejaring bidan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pph 21 Dokter

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Astek Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Makan Kary Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Kesejahteraan Kary MD

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BTKL

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Tak Langsung


Biaya ATK Adm Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Utilitas Medis


Biaya Listrik Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Air Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Telepon Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Hand Phone

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BBM Genzet

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbaik & Pemel MDS


B Perb & Pemel Inv MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Bang MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Spare Part Mds

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Mesin Mds

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perb & Pemel Kend MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Penyusutan Medis


B Peny Inventaris MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Peny Bang Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Kendaraan Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Mesin & Peralatan Medisx.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %
B Tak Langsung Lain2
B. Foto Copy Adm Medis

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Linen+ Loundry

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Biaya Tak Langsung

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML HPP PELAYANAN MDS

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK APOTIK


Persediaan Aw al

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Pembelain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Return Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PembelianBersih

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Obat, Alkes,SM yg tersedia

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Amprahan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Resep Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Mutasi Antar Unit

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Obat, Alkes, Sm yg tersedia dijualx.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


Persediaan Akhir

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Kerugian Obat Rusak (ED)dan lainnya


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %
Harga Pokok Penjualan Ap

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

143

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ......................................... 20XX
KETERANGAN

ANGGARAN
RUPIAH
RATIO

REALISASI
RUPIAH
RATIO

SELISIH
RUPIAH
RATIO

Harga Pokok Panel


Pembelian Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Potongan Pembelian

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Harga Pokok Panel

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

HARGA POKOK PENUNJANG KLINIK


Harga Pokok Kantin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML HARGA POKOK USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA KOTOR

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BIAYA USAHA :
Biaya Penjualan :
B Komisi Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Iklan & Promosi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Tranport Penagihan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Kerugian Piutang

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Insentif Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B lain lain Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Pembungkus IF

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Selisih Harga

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML Biaya Penjualan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Administrasi & Umum :


Gaji Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pph 21 Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Manejemen Fee Sarana

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Astek Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B D pensiun Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Makan Kary Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Kesejahteraan Kary Adm

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B ATK Administrasi & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Tranport Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Utilitas Adm & Umum


B Listrik Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Air Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Telepon Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Handphone

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Utility Lain-lain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B.SPEDDY

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbaik & Pemel Adm & umum


B Perbk & Pemel Inv Ad

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk & Pemel Bang

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk & Pemel Kendar

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Sparepart adm &umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Perbk& Pemel Mesin

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BTK Cleaning Service

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Penyusutan Adm & Umum


B Peny Inv Adm &Um

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Penyusutan Bangunan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Peny Kendaraan Adm &

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Amortisasi

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

B Retribusi & Iuran

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Administrasi Bank

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Lain-lain

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML B Adm & Umum

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

JML BIAYA USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA USAHA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

144

KLINIK... SISMA MEDIKAL

LAPORAN REALISASI ANGGARAN RUGI LABA


Untuk Bulan Yang Berakhir, ......................................... 20XX
KETERANGAN

ANGGARAN
RUPIAH
RATIO

REALISASI
RUPIAH
RATIO

SELISIH
RUPIAH
RATIO

PEND & BIAYA LUAR USAHA :


PENDAPATAN DILUAR USAHA:
Pendpt Jasa Giro Bank

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Laba Penj. AT

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pener. Piut Yg dihapus

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pend. Diluar Usaha Lainnya

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jml Pend Diluar Usaha

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

BIAYA DILUAR USAHA :


Bonus Karyaw an

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Managemen Fee PT.VGA

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Managemen Fee PT.SMI

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Manajemen Law Firm

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Bunga Pinjaman

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pajak atas Jasa Giro

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Biaya Leasing

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Jml B Luar Usaha


SELISIH

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %


x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA SEBELUM PAJAK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

PPH Badan

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

LABA BERSIH SETELAH PAJAK

x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x % x.xxx.xxx,xx xxx,x %

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

145

f. Bentuk Standar Lampiran Trend Pendapatan Yaitu :


1) Standar Lampiran Trend Pendapatan Klinik Pratama :
KLINIK.. SISMA MEDIKAL

TREND PENJUALAN KLINIK PRATAMA


Bulan, .................................................................... xx...........
KETERANGAN

TAHUN 20XA
VOL TARIP RUPIAH

x.xxx
Pem P Umum Tunai
x.xxx
Pem P Umum Kredit
x.xxx
Tind P Umum Tunai
x.xxx
Tind P Umum Kredit
x.xxx
Jml Pend Poli Umum
x.xxx
Pem P GWD Tunai
x.xxx
Pem P GWD Kredit
x.xxx
Tind P GWD Tunai
x.xxx
Tind P GWD Kredit
x.xxx
Jml Pend PGWD
x.xxx
Pem P Gigi Tunai
x.xxx
Pem P Gigi Kredit
x.xxx
Tind P Gigi Tunai
x.xxx
Tind P Gigi Kredit
x.xxx
Jml Pend P Gigi
x.xxx
Pendapatan Lain2 PK
x.xxx
Pend Adm RJ Tunai
x.xxx
Pend Adm RJ Kredit
x.xxx
Jml Pend Adm Raw at Jalan
x.xxx
Jumlah Tunai
x.xxx
Jumlah Kredit
Jml Pend Kinik Pratama x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

VOL
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

TAHUN 20XB
TARIP RUPIAH
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

VOL
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

TREND
TARIP RUPIAH
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

146

2) Standar Lampiran Trend Pendapatan Kinik Utama :


KLINIK.. SISMA MEDIKAL

TREND PENJUALAN KLINIK UTAMA


Bulan, .................................................................... xx...........
KETERANGAN
VOL

TAHUN 20XA
TARIP RUPIAH

VOL

TAHUN 20XB
TARIP
RUPIAH

VOL

TREND
TARIP
RUPIAH

x.xxx
Pem P KIA Tunai
x.xxx
Pem P KIA Kredit
x.xxx
Tind P KIA Tunai
x.xxx
Tind P KIA Kredit
x.xxx
Jml Pend P KIA
x.xxx
Pem P Internis Tunai
x.xxx
Pem P Internis kredit
x.xxx
Tind P Internis Tunai
x.xxx
Tind P Internis Kredit
x.xxx
Jml Pend P Internis
x.xxx
Pem P Kulit & Kel Tunai
x.xxx
Pem P Kulit & Kel Kredit
x.xxx
Tind P Kulit & K Tunai
x.xxx
Tind P Kulit & K Kredit
Jml Pend P Kulit & Kelamx.xxx
x.xxx
Pem P THT Tunai
x.xxx
Pem P THT Kredit
x.xxx
Tind P THT Tunai
x.xxx
Tind P THT Kredit
x.xxx
Jml Pend P THT
x.xxx
Pem Keb & Kand Tunai
x.xxx
Pem Keb & Kand Kredit
x.xxx
Tind Keb & Kand Tunai
x.xxx
Tind Keb & Kand Kredit
Jml Pend Keb & Kand x.xxx
x.xxx
Pem P Anak Tunai
x.xxx
Pem P Anak Kredit
x.xxx
Tind P Anak Tunai
x.xxx
Tind P Anak Kredit
x.xxx
Jml Pend P Anak
x.xxx
Pem P Mata Tunai
x.xxx
Pem P Mata Kredit
x.xxx
Tind P Mata Tunai
x.xxx
Tind P Mata Kredit
x.xxx
Jml Pend P Mata
x.xxx
Pem P Paru2 Tunai
x.xxx
Pem P Paru2 Kredit
x.xxx
Tind P Paru2 Tunai
x.xxx
Tind P Paru2 Kredit
x.xxx
Jml Pend P Paru2

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pem P Staraf Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Pem P Syaraf Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Tind P Syaraf Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Tind P Syaraf Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx
Jml Pend P Saraf
x.xxx
Pem P Holistik Tunai
x.xxx
Pem P Holistik Kredit
x.xxx
Tind P Holistik Tunai
x.xxx
Tind P Hol Kredit
x.xxx
Jml Pend P Holistik
x.xxx
Pendapatan Lain2 PK
x.xxx
Pend Adm RJ Tunai
x.xxx
Pend Adm RJ Kredit
x.xxx
Jml Pend Adm Raw at Jalan
x.xxx
Jumlah Tunai
x.xxx
Jumlah Kredit
x.xxx
Jml Pend Poliklinik

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

147

3) Standar Lampiran Trend Pendapatan Penunjang Medis :


KLINIK.. SISMA MEDIKAL

TREND PENJUALAN PENUNJANG MEDIS


Bulan, ............................................................. xx ......
KETERANGAN
Pend Laboratorium
Pend Laborat RJ Tunai
Pend Laborat MCU Tunai
Pend Laborat RJ Kredit
Pend Laborat MCU Kredit
Jml Laborat Tunai
Jml Laborat Kredit
Jml Pend Laboratorium
Pend Rontgen
Pend Rontgen RJ Tunai
Pend Rontgen MCU Tunai
Pend Rontgen RJ Kredit
Pend Rontgen MCU Kredit
Jml Rontgen Tunai
Jml Rontgen Kredit
Jml Pend Rontgen
Pend USG
Pend USG RJ Tunai
Pend USG RJ Kredit
Jml Pend USG
Pendapatan ECG
Pend ECG RJ Tunai
Pend ECG MCU Tunai
Pend ECG RJ Kredit
Pend ECG MCU Kredit
Jml ECG Tunai
Jml ECG Kredit
Jml Pendapatan ECG
Pend Fisio Terapi
Pend FS Terapi RJ Tunai
Pend FS Terapi RJ Kredit
Jml Pend Fisio Terapi

VOL

TAHUN 20XA
TARIP RUPIAH

VOL

TAHUN 20XB
TARIP RUPIAH

VOL

TREND
TARIP RUPIAH

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pend Photo Aura Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Pend Photo Aura Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Jml Pend Foto Aura


Pendapatan Penj Mds Lain2
Jml Pend PM Tunai
Jml Pend PM Kredit
JML PM Keseluruhan

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pend Foto Aura

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

148

4) Standar Lampiran Trend Penjualan Apotik

KLINIK.. SISMA MEDIKAL

TREND PENJUALAN APOTIK


Bulan, ............................................... xx .....
KETERANGAN

TAHUN 20XA
VOL TARIP RUPIAH

VOL

TAHUN 20XB
TARIP RUPIAH

VOL

TREND
TARIP RUPIAH

Penjualan Obat
Penjualan Resep Raw at Jalan
Penj Resep Tunai

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

Penj Obat Resep Persh Langgananx.xxx


Penj Resep Obat Bon Karyaw an x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

Penj Resep Antar Unit

x.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

Penj Resep BPJS

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

x.xxx

Penj Resep Kredit

Penj Resep PRB


Jml Penj Resep Tunai
Jml Penj Resep Kredit
Jml Penj Obat
Penjualan HV
Penj HV Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Penj HV Kredit
Penj Hv Persh langganan
Penj Hv Bon Karyaw an
Jml Penj HV Tunai

x.xxx
x.xxx

Jml Penj Hv Kredit

x.xxx

Jml Penj HV
Jml Penj Apotik Tunai
Jml Penj Apotik Kredit
Jml Penj Apotik

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx
x.xxx x.xxx.xxx

149

g. Bentuk Standar Lampiran Realisasi Anggaran Pendapatan Yaitu :


1) Standar Lampiran Realisasi Anggaran Pendapatan Klinik Pratama :
KLINIK.. SISMA MEDIKAL

REALISASI ANGGARAN PENJUALAN KLINIK PRATAMA


Bulan, .................................................................... xx...........
KETERANGAN

ANGGARAN
VOL TARIP RUPIAH

x.xxx
Pem P Umum Tunai
x.xxx
Pem P Umum Kredit
x.xxx
Tind P Umum Tunai
x.xxx
Tind P Umum Kredit
x.xxx
Jml Pend Poli Umum
x.xxx
Pem P GWD Tunai
x.xxx
Pem P GWD Kredit
x.xxx
Tind P GWD Tunai
x.xxx
Tind P GWD Kredit
x.xxx
Jml Pend PGWD
x.xxx
Pem P Gigi Tunai
x.xxx
Pem P Gigi Kredit
x.xxx
Tind P Gigi Tunai
x.xxx
Tind P Gigi Kredit
x.xxx
Jml Pend P Gigi
x.xxx
Pendapatan Lain2 PK
x.xxx
Pend Adm RJ Tunai
x.xxx
Pend Adm RJ Kredit
x.xxx
Jml Pend Adm Raw at Jalan
x.xxx
Jumlah Tunai
x.xxx
Jumlah Kredit
Jml Pend Kinik Pratama x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

VOL
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

REALISASI
TARIP RUPIAH
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

SELISIH ANGGARAN
VOL TARIP RUPIAH
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

150

2) Standar Lampiran Realisasi Anggaran Pendapatan Klinik Utama :


KLINIK.. SISMA MEDIKAL

REALISASI ANGGARAN PENJUALAN KLINIK UTAMA


Bulan, .................................................................... xx...........
KETERANGAN
VOL

ANGGARAN
TARIP
RUPIAH

VOL

REALISASI
TARIP
RUPIAH

SELISIH ANGGARAN
VOL TARIP
RUPIAH

x.xxx
Pem P KIA Tunai
x.xxx
Pem P KIA Kredit
x.xxx
Tind P KIA Tunai
x.xxx
Tind P KIA Kredit
x.xxx
Jml Pend P KIA
x.xxx
Pem P Internis Tunai
x.xxx
Pem P Internis kredit
x.xxx
Tind P Internis Tunai
x.xxx
Tind P Internis Kredit
x.xxx
Jml Pend P Internis
x.xxx
Pem P Kulit & Kel Tunai
x.xxx
Pem P Kulit & Kel Kredit
x.xxx
Tind P Kulit & K Tunai
x.xxx
Tind P Kulit & K Kredit
Jml Pend P Kulit & Kelamx.xxx
x.xxx
Pem P THT Tunai
x.xxx
Pem P THT Kredit
x.xxx
Tind P THT Tunai
x.xxx
Tind P THT Kredit
x.xxx
Jml Pend P THT
x.xxx
Pem Keb & Kand Tunai
x.xxx
Pem Keb & Kand Kredit
x.xxx
Tind Keb & Kand Tunai
x.xxx
Tind Keb & Kand Kredit
Jml Pend Keb & Kand x.xxx
x.xxx
Pem P Anak Tunai
x.xxx
Pem P Anak Kredit
x.xxx
Tind P Anak Tunai
x.xxx
Tind P Anak Kredit
x.xxx
Jml Pend P Anak
x.xxx
Pem P Mata Tunai
x.xxx
Pem P Mata Kredit
x.xxx
Tind P Mata Tunai
x.xxx
Tind P Mata Kredit
x.xxx
Jml Pend P Mata
x.xxx
Pem P Paru2 Tunai
x.xxx
Pem P Paru2 Kredit
x.xxx
Tind P Paru2 Tunai
x.xxx
Tind P Paru2 Kredit
x.xxx
Jml Pend P Paru2

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pem P Staraf Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Pem P Syaraf Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Tind P Syaraf Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Tind P Syaraf Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx
Jml Pend P Saraf
x.xxx
Pem P Holistik Tunai
x.xxx
Pem P Holistik Kredit
x.xxx
Tind P Holistik Tunai
x.xxx
Tind P Hol Kredit
x.xxx
Jml Pend P Holistik
x.xxx
Pendapatan Lain2 PK
x.xxx
Pend Adm RJ Tunai
x.xxx
Pend Adm RJ Kredit
x.xxx
Jml Pend Adm Raw at Jalan
x.xxx
Jumlah Tunai
x.xxx
Jumlah Kredit
x.xxx
Jml Pend Poliklinik

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

151

3) Standar Lampiran Realisasi Anggaran Pendapatan Penunjang Medis :


KLINIK.. SISMA MEDIKAL

REALISASI ANGGARAN PENJUALAN PENUNJANG MEDIS


Bulan, ............................................................. xx ......
KETERANGAN
Pend Laboratorium
Pend Laborat RJ Tunai
Pend Laborat MCU Tunai
Pend Laborat RJ Kredit
Pend Laborat MCU Kredit
Jml Laborat Tunai
Jml Laborat Kredit
Jml Pend Laboratorium
Pend Rontgen
Pend Rontgen RJ Tunai
Pend Rontgen MCU Tunai
Pend Rontgen RJ Kredit
Pend Rontgen MCU Kredit
Jml Rontgen Tunai
Jml Rontgen Kredit
Jml Pend Rontgen
Pend USG
Pend USG RJ Tunai
Pend USG RJ Kredit
Jml Pend USG
Pendapatan ECG
Pend ECG RJ Tunai
Pend ECG MCU Tunai
Pend ECG RJ Kredit
Pend ECG MCU Kredit
Jml ECG Tunai
Jml ECG Kredit
Jml Pendapatan ECG
Pend Fisio Terapi
Pend FS Terapi RJ Tunai
Pend FS Terapi RJ Kredit
Jml Pend Fisio Terapi

VOL

BUDGET
TARIP
RUPIAH

VOL

REALISASI
TARIP
RUPIAH

VOL

SELISIH
TARIP RUPIAH

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pend Photo Aura Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Pend Photo Aura Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Jml Pend Foto Aura


Pendapatan Penj Mds Lain2
Jml Pend PM Tunai
Jml Pend PM Kredit
JML PM Keseluruhan

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Pend Foto Aura

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

152

4) Standar Lampiran Realisasi Anggaran Pendapatan Apotik :


KLINIK.. SISMA MEDIKAL

REALISASI ANGGARAN PENJUALAN APOTIK


Bulan, ............................................... xx .....
KETERANGAN

ANGGARAN
VOL TARIP RUPIAH

VOL

REALISASI
TARIP RUPIAH

SELISIH ANGGARAN
VOL TARIP RUPIAH

Penjualan Obat
Penjualan Resep Raw at Jalan
Penj Resep Tunai

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

Penj Obat Resep Persh Langgananx.xxx


Penj Resep Obat Bon Karyaw an x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Penj Resep Antar Unit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Penj Resep BPJS

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Penj Hv Bon Karyaw an


Jml Penj HV Tunai

x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Jml Penj Hv Kredit

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

x.xxx

x.xxx

x.xxx.xxx

Jml Penj HV
Jml Penj Apotik Tunai
Jml Penj Apotik Kredit
Jml Penj Apotik

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx
x.xxx
x.xxx
x.xxx

x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx
x.xxx.xxx

Penj Resep Kredit

Penj Resep PRB


Jml Penj Resep Tunai
Jml Penj Resep Kredit
Jml Penj Obat
Penjualan HV
Penj HV Tunai
Penj HV Kredit
Penj Hv Persh langganan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

153

F. LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


1. Definisi Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan perubahan ekuitas
perusaha an yang menggambarkan peningkatan atau penurunan Harta bersih
atau kekayaan Klinik selama periode pelaporan.
2. Dasar Pengaturan Perubahan Ekuitas
Klinik harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama
laporan keuangan, yang menunjukkan :
a. Laba atau rugi bersih periode yang bersangkutan;
b. Setiap pos pendapatan dan Biaya, keuntungan atau kerugian beserta
jumlahnya diakui secara langsung dalam ekuitas sebagaimana diatur
dalam PSAK terkait;
c. Pengaruh kumulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan
terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait;
d. Transaksi modal dengan pemilik dan transaksi distribusi kepada pemilik;
e. Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta
perubahannya; dan
f. Rekonsiliasi antara nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham,
agio dan cadangan baik pada awal periode maupun akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan [PSAK No. 1
(modifikasi), paragraf 66].
3. Penjelasan Perubahan Ekuitas
a. Laporan perubahan ekuitas disusun oleh Klinik yang berbadan hukum
Perseroan, Klinik yang bersifat nirlaba dan unit khusus (divisi atau cabang)
dari suatu perusahaan tidak perlu menyusun laporan perubahan ekuitas.
b. Berdasarkan bentuk ekuitasnya, Klinik yang memiliki ekuitas dapat
dikelompokkan menjadi dua yaitu:
1) Ekuitas utama Klinik berupa saham; dan
2) Ekuitas utama Klinik berupa bukti kepemilikan lainnya (bukan saham).
c. Perubahan ekuitas Klinik menggambarkan peningkatan atau penurunan
kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan prinsip pengukuran
tertentu yang dianut dan harus diungkapkan dalam laporan keuangan.
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan jumlah keuntungan dan
kerugian yang berasal dari kegiatan Klinik selama periode yang
bersangkutan, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transparansi

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

154

dengan pemegang saham atau pemilik seperti setoran modal dan


pembayaran dividen.
d. Pos-pos Laporan perubahan ekuitas untuk Klinik yang ekuitas utamanya
berupa saham adalah sebagai berikut:
1) Modal saham yang ditempatkan dan disetor penuh;
2) Modal saham yang dipesan;
3) Tambahan modal disetor;
4) Selisih penilaian kembali Harta tetap;
5) Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang
asing;
6) Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali;
7) Selisih penilaian Harta dan kewajiban karena kuasi-reorganisasi;
8) Penghasilan komprehensif lainnya;
9) Cadangan umum;
10) Cadangan tujuan; dan
11) Saldo laba yang belum ditetapkan penggunaanya.
e. Pos-pos laporan perubahan ekuitas untuk Klinik yang ekuitas utamanya
bukan berupa saham adalah sebagai berikut :
1) Modal pendirian;
2) Modal sumbangan; dan
3) Sama seperti yang diatur dalam angka.
f. Laporan perubahan ekuitas disajikan dalam bentuk tabel matrik dengan
ketentuan sebagai berikut:
1) Pada bagian baris mencerminkan gambaran transaksi mutasi pos-pos
ekuitas; dan
2) Pada bagian kolom b dibagi berdasarkan jenis pos yang ada dalam
struktur ekuitas Klinik.
3) Pada manual ini hanya menampilkan pos-pos ekuitas yang secara
umum dimiliki Klinik. Namun demikian, jika dalam praktiknya Klinik
memiliki pos-pos ekuitas yang tidak terdapat dalam pedoman ini, Klinik
dapat menambahkan kolom baru untuk menampung pos tersebut
dalam laporan perubahan ekuitas.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

155

4. Bentuk Standar Laporan Perubahan Ekuitas


PT. ..

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS


UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 20XX DAN 20XX

Modal
Saham
Rp

Saldo
SHU
Rp

Jumlah
Ekuitas
Rp

Saldo per 1 Januari 20XX

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

Penambahan Modal
Revaluasi Aktiva Tetap
Laba (Rugi) bersih

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

Saldo per 31 Desember 20XX

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

Penambahan Modal
Revaluasi Aktiva Tetap
Laba (Rugi) bersih

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx
xxx.xxx.xxx

Saldo per 31 Desember 20XX

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

xxx.xxx.xxx

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian


yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

156

G. LAPORAN ARUS KAS


1. Tujuan Laporan Arus Kas
a. Informasi tentang arus kas suatu Klinik berguna bagi para pemakai laporan
keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan yang bersangkutan di
dalam mengahasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan untuk
menggunakan arus kas tersebut. Dalam proses pengambilan keputusan
ekonami, para pemakai perlu melakukan evaluasi terhadap kemampu an
perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
perolehannya.
b. Tujuan pernyataan ini adalah member informasi historis mengenani
perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus
kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasional,
investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode akuntansi.
2. Ruang Lingkup Laporan Arus Kas
a. Klinik harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam
pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian dari
yang tidak terpisahkan (integrated) dengan laporan keuangan untuk setiap
periode penyajian laporan keuangan.
b. Para pemakai laporan keuangan ingin mengatuhi bagaimana Klinik
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas. Klinik membutuhkan
kas untuk melaksanakan usaha, untuk melunasi kewajiban, dan untuk
membagikan dividen kepada para investor. Pernyataan ini mewajibkan
semua Klinik (yang berorientasi laba) menyajikan laporan arus kas.
3. Definisi Arus Kas
Beberapa istilah yang dipergunakan dalam panduan ini, masing-masing
didefinisikan sebagai berikut :
a. Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan pemerimaan
dan pengeluaran kas dan setara kas selama periode tertentu yang
dikelompokkan ke dalam aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan;
b. Kas terdiri dari saldo kas (cash on hand) dan rekening giro;
c. Setara kas (cash equivalent) adalah investasi yang sifatnya sangat likuid,
berjangka sangat pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang
signifikan;
d. Arus kas adalah arus masuk dan arus keluar kas atau setara kas;

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

157

e. Aktivitas operasional adalah aktivitas penghasil utama pendapatan


perusahaan (principal revenue-producing activities) dan aktivitas lain yang
bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan;
f. Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan Harta jangka
panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas;
g. Aktivitas pendanaan (financing) adalah:
h. Penerimaan kas dari penyumbang yang penggunaannya dibatasi untuk
jangka panjang (PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi
Nirlaba);
i. Penerimaan kas dari sumbangan dan penghasilan investasi yang
penggunaannya dibatasi untuk pemerolehan, pembangunan, dan
pemeliharaan Harta tetap, atau peningkatan dana abadi (endowment)
(PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba);
j. Bunga dan dividen yang dibatasi penggunaannya untuk jangka panjang
(PSAK No. 45 Pelaporan Keuangan Organisasi Nirlaba);
k. Penerimaan arus kas dari emisi saham atau instrument modal lainnya
(PSAK No.2 Laporan Arus Kas);
l. Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus saham perusahaan (PSAK No.2 Laporan Arus Kas);
m. Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan pinjaman
lainnya (PSAK No.2 Laporan Arus Kas);
n. Pelunansan pinjaman (PSAK No.2 Laporan Arus Kas);
o. Pembayaran kas oleh penyewa guna usaha (lessee) untuk mengurangi
saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha pembiayaan
(finance leasee) (PSAK No.2 Laporan Arus Kas) ;
4. Dasar Pengaturan Arus Kas
Kas dan setara kas; Kas; Giro; Deposito
a. Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan menurut aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan;
b. Pelaporan arus kas untuk aktivitas operasional Klinik
dengan
menggunakan salah satu metode berikut:
c. Metode langsung (direct method); dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;
d. Metode tidak langsung (indirect method); dengan metode ini,
kenaikan/penurunan Harta bersih disesuaikan dengan mengkoreksi
pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan (defferal), atau akrual
dari penerimaan atau pembayaran untuk operasional di masa lalu dan
masa depan, dan unsur penghasilan atau Biaya berkaitan dengan arus kas
investasi atau pendanaan. (modifikasi PSAK 02 paragraf 50)

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

158

e. Pelaporan secara terpisah kelompok utama penerimaan kas bruto dan


pengeluaran kas bruto yang berasal dari aktivitas investasi dan
pendanaan, kecuali sebagaimana dijelaskan pada pragraf 21 dan 23 arus
kas dilaporkan atas dasar arus kas bersih. (modifikasi PSAK 02 paragraf
51)
f. Arus yang berasal dari aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan
berikut ini dapat disajikan menurut arus kas bersih:
g. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk kepentingan para pelanggan
apabila arus kas tersebut lebih mencerminkan aktivitas pelanggan
daripada aktivitas Klinik; dan
h. Penerimaan dan pengeluaran kas untuk pos-pos dengan perputaran yang
cepat, dengan volume transaksi yang besar dan dengan jangka waktu
singkat (minority short). (PSAKparagraf 54)
i. Arus kas yang berasal dari transaksi dalam valuta asing harus dibukukan
dalam mata uang yang digunakan dalam pelaporan keuangan dengan
menjabarkan jumlah mata uang asing tersebut menurut kurs pada tanggal
transaksi arus kas. (PSAK 02 paragraf 54)
j. Arus kas sehubungan dengan pos luar biasa harus diklasifikasikan sebagai
aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan sesuai dengan sifat
transaksinya dan diungkapkan secara terpisah. (PSAK 02 paragraf 59)
k. Arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan masingmasing
harus
diungkapkan
tersendiri.
Masing-masing
harus
diklasifikasikan secara konsisiten antar periode sebagai aktivitas
operasional, investasi, atau pendanaan. (PSAK 02 paragraf 57)
l. Keseluruhan arus kas yang berasal dari perolehan dan pelepasan (anak
perusahaan) atau unit bisnis lainnya harus diungkapkan secara terpisah
dan diklasifikasi sebagai aktivitas investasi. (PSAK 02 paragraf 59)
m. Klinik harus mengungkapkan hal-hal berikut secara keseluruhan,
sehubungan dengan perolehan dan pelepasan (anak perusahaan) dan unit
bisnis lainnya selama satu periode:
n. Jumlah harga perolehan atau pelepasan;
o. Bagian nilai perolehan atau pelepasan yang dibayarkan dengan arus kas
dan setara kas;
p. Jumlah kas dan setara kas pada unit bisnis yang diperoleh atau
dilepaskan; dan
q. Jumlah Harta dan kewajiban selain kas atau setara kas pada unit bisnis
yang diperoleh atau dilepaskan, diikhtisarkan berdasarkan katagori
utamanya. (PSAK 02 paragraf 60)
r. Transaksi investasi dan pendanaan yang tidak memerlukan penggunaan
kas atau setara kas harus dikeluarkan dari laporan arus kas. Transaksi
semacam itu harus diungkapkan sedemikian rupa pada catatan atas
laporan keuangan sehingga dapat memberikan semua informasi yang

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

159

relevan mengenai aktivitas investasi dan pendanaan tersebut. (PSAK 02


paragraf 61)
s. Klinik harus mengungkapkan komponen kas dan setara kas dan harus
menyajikan rekonsiliasi jumlah tersebut dalam laporan arus kas dengan
pos yang sama yang disajikan di neraca. (PSAK 02 paragraf 62)
t. Pernyataan ini berlaku secara prospektif dan pada saat permulaan
melaksanakan. Pernyataan ini bila disusun laporan keuangan komparatif,
maka laporan arus kas tidak wajib disusun secara komparatif. (PSAK 02
paragraf 64)
5. Penjelasan
a. Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para
pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam Harta bersih Klinik, struktur
keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk
mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi
dengan perubahan keadaan dan peluang.
b. Informasi arus kas bergunakan untuk menilai kemampuan Klinik dalam
menghasil kan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai
mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang
dari arus kas masa depan (future cash flows) dari berbagai Klinik.
c. Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah,
waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Selain itu, informasi arus kas
juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan
profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
d. Klinik menyajikan arus kas dari Harta operasional, investasi, dan
pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis
Klinik.
Klasifikasi menurut aktivitas member kan informasi yang memungkinkan
para pemakai laporan untuk menilai pengaruh aktivitas tersebut terhadap
posisi keuangan Klinik serta terhadap jumlah kas dan setara kas.
Informasi tersebut dapat juga digunakan untuk mengevaluasi hubungan di
antara ketiga aktivitas tersebut.
e. Suatu transaksi tertentu dapat meliputi arus kas yang diklasifikasikan lebih
dari satu aktivitas. Sebagai contoh, jika pelunasan pinjaman oleh Klinik
meliputi pokok pinjaman dan bunga, maka bunga merupakan unsur yang
dapat diklasifikasikan sebagai aktivitas operasional dan pokok pinjaman
merupakan unsur yang diklasifikasikan sebagi aktivitas pendanaan.
f. Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasional merupakan
indikator yang menentukan apakah dari hasil operasionalnya tersebut,
Klinik dapat menhasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi kewajiban,
memelihara kemampuan operasionalnya, dan melakukan investasi baru
tanpa mengandalkan pada sumber dana dari luar. Informasi mengenai
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

160

unsur tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain, berguna
dalam memprediksi arus kas operasional masa depan.
g. Arus kas dari aktivitas operasional terutama diperoleh dari aktivitas
penghasil utama pendapatan Klinik. Oleh karena itu, arus kas tersebut
pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan kenaikan/penurunan Harta bersih. Beberapa
contoh arus kas dari aktivitas operasional antara lain:
1) Penerimaan kas dari jasa pelayanan dan penjualan barang;
2) Penerimaan Kas dari fees dan pendapatan lain-lain;
3) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa
4) Pembayaran kas kepada karyawan; atau
5) Pembayaran kas penerimaan atau penerimaan kembali pajak
penghasilan kecuali jika dapat diidetifikasi secara khusus sebagai
bagian dari aktivitas pendanaan dan investasi.
h. Pengungkapan yang terpisah terhadap arus kas yang berasal dari
aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang
bertujuan untuk menghasilkan penghasilan dan arus kas masa depan.
Beberapa contoh arus kas yang berasal dari aktivitas investasi antara lain:
i. Pembayaran kas untuk membeli Harta tetap, dan Harta jangka panjang
lain, termasuk biaya pengembangan yang dikapitalisasi dan Harta tetap
yang dibangun sendiri;
j. Penerimaan kas dari penjualan tanah, bangunan, dan peralatan, dan
Harta jangka panjang lainnya;
k. Perolehan instrumen keuangan Klinik lain.
l. Pengungkapan yang terpisah terhadap arus kas yang timbul dari aktivitas
pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim
terhadap arus kas masa depan oleh para pemberi pinjaman dan
penggunaan dana pembatasan oleh para donatur Klinik. Beberapa
contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan, antara lain:
1) Penerimaan kas dari para donatur atau para pemberi pinjaman;
2) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menebus harga saham Klinik;
3) Penerimaan kas dari emisi obligasi, pinjaman, wesel, hipotik, dan
pinjaman lainnya;
4) Pelunasan pinjaman;
m. Pembayaran kas oleh para penyewa guna usaha (lessee) untuk
mengurangi saldo kewajiban yang berkaitan dengan sewa guna usaha
pembiayaan (financial lease).
n. Klinik diwajibkan untuk melaporkan arus kas dari aktivitas operasional
dengan menggunakan metode langsung. Metode ini menghasilkan
informasi yang berguna dalam mengeliminasi arus kas masa depan yang
tidak dapat dihasilkan dengan metode tidak langsung. Dengan metode
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

161

o.

p.

q.

r.

s.

t.

langsung, informasi mengenai kelompok utama penerimaan kas bruto dan


pengeluaran kas bruto dapat diperoleh dengan cara antara lain :
1) Melalui catatan akuntansi Klinik; atau
2) Menyesuaikan pos-pos lain dalam laporan aktivitas untuk;
3) Perubahan utang bunga, selama periode berjalan;
4) Pos bukan kas lainnya; dan
5) Pos lain yang berkaitan dengan arus kas investasi dan pendanaan.
Arus kas dalam mata uang asing dilaporkan sesuai dengan PSAK 10
tentang Transaksi dalam Mata Uang Asing. Transaksi dalam mata uang
asing dibukukan dengan menggunakan kurs pada saat terjadinya
transaksi. (PSAK 10 paragraf 7)
Pada tanggal neraca, pos Harta dan kewajiban moneter dalam mata uang
asing dilaporkan ke dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs
tengah Bank Indonesia pada taggal neraca.
Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi yang timbul akibat
perubahan kurs, bukan merupakan arus kas. Namun demikian, pengaruh
perubahan kurs terhadap kas dan setara kas dalam mata uang asing
dilaporkan dalam laporan arus kas untuk merekonsiliasi saldo awal dan
saldo akhir kas dan setara kas. Jumlah selisih kurs tersebut disajikan
terpisah dari arus kas aktivitas operasional, investasi, dan pendanaan.
Arus kas yang berkaitan dengan pos luar biasa, diungkapkan tersendiri
pada arus kas aktivitas operasional, investasi atau pendanaan dalam
laporan arus kas, agar para pemakai dapat memahani hakekat dan
pengaruhnya terhadap arus kas saat ini dan masa mendatang.
Pengungkapan tersebut dilakukan sebagai tambahan dari pengungkapan
yang terpisah mengenai hakekat dan jumlah dari pos luar biasa yang
dipersyaratkan dalam PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk
Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar dari Perubahan Kebijakan
Akuntansi.
Pajak penghasilan atas penghasilan yang diterima dapat diklasifikasikan
sebagai aktivitas operasional, investasi, atau pendanaan dalam laporan
arus kas, walaupun Biaya pajak penghasilan (tax expense) dapat dengan
mudah diidentifikasikan dan dapat terjadi dalam periode yang berbeda
dengan transaksi arus kas yang mendasarinya. Oleh karena itu, pajak
yang dibayar pada umumnya diklasifikasikan sebagai arus kas dari
aktivitas operasional. Namun demikian, jika arus kas pajak tersebut dapat
diidentifikasikan dengan transaksi individual yang menimbulkan arus kas
yang bersangkutan, maka arus kas tersebut diklasifikasikan sebagai
aktivitas pendanaan atau investasi, sesuai dengan jenis aktivitas tersebut.
Apabila arus kas pajak dialokasikan pada lebih satu jenis Harta, maka
jumlah keseluruhan pajak yang dibayar harus diungkapkan.
Penyajian tersendiri mempengaruhi arus kas dari akuisisi dan pelepasan
unit bisnis lainnya sebagai suatu pos tunggal, bersama-sama dengan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

162

pengungkapan tersendiri jumlah Harta dan kewajiban yang diakuisisi akan


membantu membedakan arus kas yang berasal dari aktivitas operasional,
investasi, dan pendanaan lainnya. Pengaruh arus kas dari pelepasan tidak
boleh dikurangkan dari arus kas dalam rangka akuisisi.
u. Jumlah keseluruhan kas yang dibayarkan untuk pembelian atau diterima
atas pelepasan tersebut dilaporkan dalam laporan arus kas setelah
memperhitungkan dalam jumlah neto yaitu kas dan setara kas yang
diperoleh atau dibayarkan.
v. Pengertian unit bisnis lainnya yang dimaksud dalam PSAK 02 paragraf 59
di dalam Klinik adalah unit bisnis lainnya yang berada diluar kegiatan
utama Klinik.
6. Bentuk Standar Laporan Arus Kas
a. Format Standar Laporan Arus Kas Metode Langsung sbb :
PT.

LAPORAN ARUS KAS


Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31Desember 20XB dan 20XA

URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL :
Kas dari pendapatan jasa
Kas dari penyumbang
Kas dari Piutang
Bunga yang diterima
Penerimaan lain-lain
Bunga yang dibayarkan
Kas yang dibayarkan kepada karyaw an dan pemasok
Pelunasan hutang usaha
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :
Ganti rugi dari Asuransi Kebakaran
Pembelian aktiva tetap
Pembelian Investasi
Penerimaan dari penjualan Investasi
Penerimaan dari penjualan aktiva tetap
Kas bersih yang diterima ( digunakan) untuk aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN :
Hasil dari Penerbitan Saham
Penerimaan pinjaman atau utang jangka panjang
Penerimaan modal sumbangan
Pembayaran Sew a Guna Usaha (financial lease)
Pembayaran Deviden
Pembayaran Kew ajiban jangka panjang
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada aw al tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

20XA

20XB

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx

xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx

xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx

163

PT.

LAPORAN ARUS KAS


Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31Desember 20XB dan 20XA

URAIAN

20XA

20XB

REKONSILIASI PERUBAHAN DALAM AKTIVA BERSIH MENJADI KAS


BERSIH YANG DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS OPERASIONAL :
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam laba bersih menjadi
kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional :
Penyusutan dan Amortisasi
Kerugian akibat kebakaran
Kerugian aktuarial pada kew ajiban tahunan
Kenaikan Piutang
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka
Kenaikan dalam piutang bunga
Kenaikan dalam utang usaha
Penurunan dalam pendapatan yang diterima dimuka
Kas dihasilkan dari operasional
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari penyelesaian asuransi kerugian luar biasa
Kas bersih diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional
Data tambahan untuk aktivitas investasi dan pendanaan non kas :
Peralatan yang diterima dari hibah
Pembebasan premi asuransi kematian, nilai kas yang diserahkan

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

xxx

xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx

xxx
xxx

164

b. Format Standar Laporan Arus Kas Metode Tidak Langsung sbb :


PT.

LAPORAN ARUS KAS


Untuk Periode yang Berakhir pada Tanggal 31Desember 20XB dan 20XA

URAIAN
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASIONAL :
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa
Penyesuaian untuk rekonsiliasi perubahan dalam laba bersih menjadi
kas bersih yang digunakan untuk aktivitas operasional :
Penyusutan dan Amortisasi
Kerugian akibat kebakaran
Kerugian aktuarial pada kew ajiban tahunan
Kenaikan Piutang
Penurunan dalam persediaan dan biaya dibayar dimuka
Kenaikan dalam piutang bunga
Kenaikan dalam utang usaha
Penurunan dalam pendapatan yang diterima dimuka
Kas dihasilkan dari operasional
Pembayaran pajak penghasilan
Arus kas sebelum pos luar biasa
Hasil dari penyelesaian asuransi kerugian luar biasa
Kas bersih diterima (digunakan) untuk aktivitas operasional
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI :
Ganti rugi dari Asuransi Kebakaran
Pembelian aktiva tetap
Pembelian Investasi
Penerimaan dari penjualan Investasi
Penerimaan dari penjualan aktiva tetap
Kas bersih yang diterima ( digunakan) untuk aktivitas Investasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN :
Hasil dari Penerbitan Saham
Penerimaan pinjaman atau utang jangka panjang
Penerimaan modal sumbangan
Pembayaran Sew a Guna Usaha (financial lease)
Pembayaran Deviden
Pembayaran Kew ajiban jangka panjang
Kas bersih yang diterima (digunakan) untuk aktivitas pendanaan
Kenaikan (penurunan) bersih dalam kas dan setara kas
Kas dan setara kas pada aw al tahun
Kas dan setara kas pada akhir tahun

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

20XA

20XB

xxx

xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx

xxx
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx

xxx
xxx
xxx
(xxx)
(xxx)
(xxx)
xxx
xxx
xxx
xxx

165

H. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN


1. Pendahuluan
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian tak terpisahkan dari laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan memuat penjelasan mengenai
gambaran umum Klinik, ikhtisar kebijakan akuntansi, penjelasan pos-pos laporan
keuangan dan informasi penting lainnya.
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. setiap pos
dalam neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
kas harus berkaitan dengan informasi yang ada dalam catatan atas laporan
keuangan.
Dalam pedoman ini diatur yang harus diungkapkan mencakup, tetapi tidak
terbatas, pada unsur-unsur yang diuraikan dalam bab ini. Secara umum, catatan
atas laporan keuangan mengungkapkan :
a. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan
akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang
penting;
b. Informasi yang diwajibkan dalam PSAK tetapi tidak disajikan dalam neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas;
c. Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secara wajar;
d. Untuk pos-pos yang nilainya material, harus dirinci dan dijelaskan dalam
catatan atas laporan keuangan. Sedangkan untuk pos-pos yang bersifat
khusus untuk Klinik harus dirinci dan dijelaskan pada catatan atas laporan
keuangan tanpa memper timbangkan materialitasnya;
e. Untuk pos yang merupakan hasil penggabungan beberapa akun sejenis dirinci
dan dijelaskan sifat dari unsur utamanya dalam catatan atas laporan
keuangan.
f. Catatan atas laporan keuangan harus menunjukkan secara terpisah jumlah
dari setiap jenis transaksi dan saldo dengan para direktur, pegawai, komisaris,
pemegang saham utama, dan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa. Ikhtisar terpisah tersebut diperlukan untuk piutang, hutang,
penjualan atau pendapatan dan Biaya.
Dalam rangka membantu pengguna laporan keuangan memahami dan
membandingkannya dengan laporan keuangan perusahaan lain maka catatan
atas laporan keuangan umumnya disajikan dengan urutan sebagai berikut :

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

166

a. Pengungkapan mengenai dasar pengukuran dan kebijakan akuntansi yang


diterapkan
b. Informasi pendukung pos-pos laporan keuangan sesuai urutan sebagaimana
pos-pos tersebut disajikan dalam laporan keuangan dan urutan penyajian
komponen laporan keuangan
c. Pengungkapan lain termasuk kontijensi, komitmen dan pengungkapan
keuangan lainnya serta pengungkapan yang bersifat non keuangan.
2. Unsur-unsur Catatan Atas Laporan Keuangan
a. Gambaran Umum Klinik
Hal-hal yang harus diungkapkan, antara lain adalah:
1) Pendirian Klinik
2) Riwayat ringkas Klinik
3) Nomor dan tanggal akta pendirian serta perubahan terakhir, pengesahan
Depatemen Kehakiman dan atau nomor dan tanggal Berita Negara yang
bersangkutan;
4) Bidang usaha utama Klinik sesuai anggaran dasar dan kegiatan utama
Klinik pada periode pelaporan;
5) Tempat kedudukan Klinik dan lokasi utama kegiatan usaha;
6) Tanggal mulai beroperasinya Klinik. Apabila Klinik melakukan ekspansi
atau penciutan usaha secara signifikan pada periode laporan yang
disajikan, harus disebutkan saat dimulainya eskpansi atau penciutan
usaha, kapasitas pelayanan, manfaat, dan pengembangan dana peserta;
7) Karyawan, direksi dan komisaris;
8) Nama anggota direksi dan dewan komisaris
9) Jumlah karyawan pada akhir periode atau rata-rata jumlah karyawan
selama periode yang bersangkutan.
10) Struktur kepemilikan Klinik dan anak perusahaan.
11) Klinik harus menjelaskan hubungan kepemilikan antara Klinik dan anak
perusahaan baik yang dimiliki secara langsung maupun tidak langsung.
Penjelasan tersebut mencakup hal-hal sebagai berikut :
12) Nama anak perusahaan yang dimiliki;
13) Tempat kedudukan anak perusahaan;
14) Jenis usaha anak perusahaan;
15) Tahun operasi anak perusahaan secara komersial;
16) Persentase kepemilikan pada anak perusahaan;
17) Total Harta anak perusahaan;
18) Informasi penting lain yang berkaitan dengan anak perusahaan, seperti:
19) Alasan tidak dikonsolidasikannya laporan keuangan anak perusahaan;
20) Dampak penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda oleh anak
perusahaan; dan
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

167

21) Proporsi unsur-unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut.


b. Ikhtisar Kebijakan Akuntansi
Dalam bagian ini harus diungkapkan hal-hal sebagai berikut:
1) Dasar pengukuran dan penyusunan laporan keuangan.
2) Dasar pengukuran laporan keuangan yaitu berdasarkan biaya historis
(historical cost), biaya kini (current cost), nilai realisasi (realizable value),
nilai sekarang (present value), nilai wajar (fair value) berdasarkan standar
akuntansi yang berlaku.
3) Dasar penyusunan laporan keuangan yaitu dasar akrual kecuali untuk
laporan arus kas.
4) Kebijakan Akuntansi Tertentu.
5) Kebijakan akuntansi meliputi, tetapi tidak terbatas pada, hal-hal sebagai
berikut:
6) Prinsip-prinsip konsolidasi
7) Kas dan setara kas;
8) Piutang dan penyisihan piutang;
9) Investasi dan penyertaan
10) Harta tetap dan penyusutan;
11) Sewa guna usaha;
12) Kerjasama operasi dan joint venture;
13) Harta dalam penyelesaian;
14) Harta tidak berwujud;
15) Harta lain-lain;
16) Penurunan nilai Harta;
17) Pengakuan pendapatan;
18) Pengakuan Biaya;
19) Biaya riset dan Pengembangan;
20) Hibah pemerintah;
21) Transaksi dan saldo dalam mata uang asing;
22) Pajak penghasilan;
23) Program pensiun;
24) Segmen usaha dan segmen geografis.
c. Penjelasan atas Pos-pos Laporan Keuangan
1) Penjelasan atas pos-pos laporan keuangan disusun dengan
memperhatikan urutan penyajian Neraca, Laporan Laba Rugi, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas, serta informasi tambahan
sesuai dengan ketentuan pengungkapan pada setiap pos pada bagian
yang terkait, ditambah dengan pengungkapan :

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

168

a) Hak Minoritas, Rincian bagian pemegang saham minoritas atas Harta


bersih anak perusahaan untuk masing-masing anak perusahaan.
b) Pos Luar Biasa, Sifat dan jumlah dari setiap unsur pos luar biasa, nilai
pajak penghasilan yang terkait, dan nilai bersihnya.
c) Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan, Rincian bagian
pemegang saham minoritas atas laba bersih anak perusahaan untuk
masing-masing anak perusahaan.
2) Transaksi Hubungan Istimewa
a) Rincian jumlah masing-masing pos Harta, kewajiban, penghasilan dan
Biaya kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa beserta
persentasenya terhadap total Harta, kewajiban, penghasilan dan Biaya.
b) Penjelasan transaksi yang tidak berhubungan dengan kegiatan usaha
utama dan jumlah utang/piutang sehubungan dengan transaksi
tersebut.
c) Sifat hubungan, jenis dan unsur transaksi hubungan istimewa.
d) Kebijakan syarat transaksi serta pernyataan apakah penerapan
kebijakan syarat tersebut sama dengan kebijakan syarat untuk
transaksi dengan pihak lain yang tidak memiliki hubungan istimewa.
e) Alasan dan dasar dilakukannya pembentukan penyisihan kerugian
piutang yang terkait dengan hubungan istimewa.
3) Perubahan Akuntansi dan Koreksi Kesalahan Mendasar
a) Perubahan Estimasi Akuntansi
(1) Hakikat dan alasan perubahan estimasi akuntansi.
(2) Jumlah perubahan estimasi yang mempengaruhi periode berjalan.
(3) Pengaruh estimasi terhadap periode mendatang. Jika perhitungan
pengaruh terhadap periode mendatang tidak praktis kenyataan
tersebut harus diungkapkan.
b) Perubahan Kebijakan Akuntansi
(1) Hakikat, alasan dan tujuan dilakukannya perubahan kebijakan
akuntansi
(2) Jumlah penyesuaian perubahan kebijakan akuntansi terhadap
periode berjalan dan periode sebelumnya yang disajikan kembali;
(3) Jumlah penyesuaian yang berhubungan dengan masa sebelum
periode yang tercakup dalam infomasi komparatif;
(4) Kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali
atau kenyataan bahwa untuk menyatakan kembali informasi
komparatif dianggap tidak praktis.
4) Kesalahan Mendasar
a) Hakikat kesalahan mendasar;
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

169

(1)
(2)
(3)

(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)

(11)
(12)

(13)

(14)
(15)

Jumlah koreksi untuk periode berjalan dan periode-periode


sebelumnya;
Jumlah koreksi yang berhubungan dengan periode-periode
sebelum periode yang tercakup dalam informasi komparatif; dan
Kenyataan bahwa informasi komparatif telah dinyatakan kembali
atau kenyataan bahwa informasi komparatif tidak praktis untuk
dinyatakan kembali.
Informasi Segmen
Pengungkapan Segmen Primer
Pendapatan untuk tiap segmen dilaporkan.
Hasil untuk tiap segmen dilaporkan.
Jumlah keseluruhan nilai tercatat Harta segmen untuk setiap
segmen dilaporkan.
Jumlah keseluruhan kewajiban segmen untuk setiap segmen
dilaporkan.
Jumlah biaya keseluruhan yang terjadi selama suatu periode
untuk memperoleh Harta segmen (baik Harta tetap maupun Harta
tidak berwujud) yang diperkirakan akan digunakan lebih dari satu
periode. Meskipun perolehan tersebut seringkali disebut sebagai
pengeluaran modal, namun pengukuran yang diterapkan dalam
prinsip ini menggunakan dasar akrual.
Jumlah keseluruhan Biaya depresiasi dan amortisasi Harta
segmen yang tercakup dalam hasil segmen.
Jumlah keseluruhan Biaya non kas signifikan, selain dari
depresiasi dan amortisasi yang harus diungkapkan secara
terpisah untuk setiap segmen yang dilaporkan.
Perusahaan dianjurkan, tetapi tidak diharuskan, untuk
mengungkapkan karakteristik dan jumlah komponen-komponen
pendapatan dan Biaya segmen, yang ukuran, karakteristik atau
kejadiannya relevan untuk diungkapkan dalam rangka
menjelaskan kinerja tiap segmen dilaporkan pada suatu periode.
Perusahaan sangat dianjurkan untuk mengungkapkan arus kas
segmen.
Pengungkapan Segmen Sekunder

Perusahaan harus melaporkan informasi segmen sekunder sebagi


berikut :
(1) Pendapatan segmen dari pelanggan eksternal menurut wilayah
geografis yang ditentukan berdasarkan lokasi geografis
pelanggan;
(2) Jumlah nilai tercatat Harta segmen menurut lokasi geografis
Harta;
(3) Jumlah biaya perolehan Harta segmen berdasarkan lokasi Harta.
Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

170

b)

c)

d)

e)

(4) Pengungkapan Lainnya


Perubahan kebijakan akuntansi dalam pelaporan segmen yang
berdampak material pada informasi segmen harus diungkapkan, dan
informasi segmen periode sebelumnya yang disajikan untuk komparatif
harus disajikan kembali, kecuali apabila hal tersebut tidak praktis
dilakukan.
Pengungkapan demikian harus mencakup penjelasan mengenai
karakteristik perubahan, alasan perubahan, fakta bahwa informasi
koomparatif telah disajikan kembali atau tidak praktis untuk dilakukan,
serta dampak keuangan perubahan tersebut, jika dampak tersebut
dapat ditentukan secara memadai.
Jika perusahaan merubah identifikasi segmen dan perusahaan tidak
menyajikan kembali informasi segmen periode sebelumnya atas dasar
yang baru karena tidak praktis dilakukan, maka guna tujuan perbanding
an,
perusahaan harus melaporkan data segmen menurut dasar segmentasi
yang lama dan yang baru dalam tahun terjadinya perubahan identifikasi
segmen tersebut.

5) Komitmen dan kontinjensi


Pengungkapan Komitmen
a) Kontrak/ perjanjian yang memerlukan penggunaan dana dimasa yang
akan datang, seperti: perjanjian jual beli dan ikatan untuk investasi.
b) Pihak-pihak yang terkait dalam perjanjian;
c) Periode berlakunya komitmen;
d) Nilai keseluruhan, mata uang, dan bagian yang telah direalisasi; dan
e) Sanksi-sanksi
f) Uraian mengenai sifat, jenis, jumlah dan batasan-batasannya.
g) Pengungkapan kontinjensi
h) Untuk perkara/sengketa hokum :
i) Pihak-pihak yang terkait;
j) Jumlah yang diperkarakan;
k) Latar belakang, isi dan status perkara dan pendapat hukum (legal
opinion)
l) Untuk peraturan pemerintah yang mengikat Klinik seperti: masalah
keternagakerjaan, diungkapkan uraian singkat tentang peraturan dan
dampaknya terhadap Klinik.
m) Kemungkinan kewajiban pajak bertambah:
n) Jenis ketetapan/tagihan pajak, jenis pajak, tahun pajak serta jumlah
pokok dan denda/bunganya;
o) Sikap Klinik terhadap ketetapan/tagihan pajak (keberatan, banding dan
sebagainya)

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

171

6) Infomasi Penting Lainnya


Antara lain sifat, jenis, jumlah dan dampak dari peristiwa atau keadaan
tertentu yang mempengaruhi kinerja Klinik, seperti peristiwa/keadaan yang
mem pengaruhi kelangsungan hidup Klinik.
7) Peristiwa setelah tanggal Neraca
a) Uraian peristiwa, misalnya tanggal terjadinya, sifat peristiwa, dan
b) Jumlah moneter yang mempengaruhi akun-akun laporan keuangan.
c) Perkembangan terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan peraturan
lainnya
d) Penjelasan mengenai standar akuntansi keuangan dan peraturan baru
yang akan diterapkan dan mempengaruhi aktivitas Klinik.
e) Estimasi dampak penerapan standar akuntansi keuangan dan
peraturan baru tersebut.
8) Reklasifikasi
Harus diungkapkan antara lain mengenai sifat, jumlah, dan alasan
reklasifikasi untuk setiap pos dalam tahun buku sebelum tahun buku
terakhir yang disajikan dalam rangka laporan keuangan komparatif.

Pedoman Akuntansi Keuangan Klinik Sisma Medikal Sismadi Group

172

Anda mungkin juga menyukai