Anda di halaman 1dari 6

Laporan Praktikum

Nama

: Haidir

Mikrobiologi Dasar

NIM

: J3L114061

Kelas

: KIM AP2

Kelompok

:1

Hari

: Sabtu Siang

Tanggal

: 26 September 2015

Waktu

: 13.00-17.00

PJP

: Ivone Wulandari B MSi

Asisten

: 1.Satrio Pambudi Amd


2. Indahayu Puspita Amd

KUANTITAS MIKROBE, HITUNGAN MIKROSKOPIS


LANGSUNG

ANALISIS KIMIA
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mikrobiologi adalah kajian mengenai organisme hidup yang berukuran
mikroskopis yang dapat dilihat hanya dengan bantuan perbesaran mikroskop
berdaya tinggi, yang meliputi lima kelompok mikroorganisme yaitu: bakteri,
protozoa, virus, serta algae dan cendawan mikroskopis. (Pelczar 1986)
Cendawan adalah organisme eukariotik, yang dapat memproduksi spora, tidak
berklorofil, memperoleh nutrisi dengan cara absorbsi, berproduksi secara seksual
dan aseksual, berstruktur somatik dalam bentuk hifa, dinding selnya terdiri dari
glukan, kitin dan selulosa. Secara morfologi cendawan dapat digolongkan menjadi
jamur (mushroom), kapang (mold) dan khamir (yeast). Khamir adalah
mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 20 mikron, biasanya
berukuran sampai 5-10x lebih besar dari bakteri dan berkembang biak dengan cara
bertunas. (Ahmad RZ 2011) khamir dapat dihitung jumlah selnya dengan metode
hitungan langsung menggunakan Haemocytometer.
Metode hitungan langsung dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel khamir
dalam suatu suspensi dengan menggunakan Haemocytometer atau hemasitometer.
Haemocytometer adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk menghitung
mikroba secara cepat dan dapat digunakan dalam jumlah sel mikroba yang sedikit.
Haemocytometer terdiri dari cover glass, dua counting chamber yang terdapat
garis-garis mikroskopis, serta cover glass mounting support. ( Rahayu WP 2012)

1.2 Tujuan
Praktikum bertujuan menghitung jumlah sel khamir (yeast)

pada sampel

menggunakan

menggunakan

teknik

hitungan

mikroskopis

Haemocytometer.

1.3 Alat dan Bahan

langsung

Alat yang digunakan dalam praktikum kuantitas mikrobe, hitungan mikroskopis


langsung

adalah

mikroskop,

pipet

tetes,

cover

glass,

counter,

dan

Haemocytometer sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum kuantitas


mikrobe, hitungan mikroskopis langsung adalah suspensi khamir (yeast).

2.DATA
2.1 Analisis Data
Hasil dari penglihatan mikroskopis secara langsung terhadap jumlah sel yang
terdapat dalam sampel yeast menggunakan haemacytometer dengan bantuan
mikroskop dengan perbesaran 400x, Hasilnya adalah sebagai berikut:

Gambar sel yeast perbesaran 400x

Hasil perhitungan secara langsung terhadap jumlah sel yang terdapat dalam
sampel yeast menggunakan haemocytometer dengan bantuan mikroskop dengan
perbesaran 400x hasilnya adalah sebagai berikut:
Pojok kanan atas

= 28 sel

Pojok kiri atas

= 27 sel

Pojok kanan bawah = 22 sel


Pojok kiri bawah

= 34 sel

Tengah

= 66 sel

Jumlah

= 177 sel

Rata-rata

177
5

= 35,4 sel
3

jumlah sel
1 x 10
=ratarata x 25 x
ml
0,1 mm

(28+27+ 22+34 +66)


1 x 103
x
25
x
=
5
0,1 mm
1 x 10 3
= 35,4 x 25 x 0,1mm
= 8,85 x 106

2.2 PEMBAHASAN
Metode hitungan langsung dapat digunakan untuk menghitung jumlah sel
khamir dalam suatu suspensi dengan menggunakan Haemocytometer. Hal yang
pertama dilakukan adalah permukaan bidang haemocytometer dibersihkan dengan
tisu yang telah dibasahi dengan alkohol agar bidang haemocytometer bersih dari
kotoran yang menempel pada haemocytometer hilang sehingga ketika diamati
pada mikroskop bidang haemocytometer terlihat dengan jelas.
Bidang haemocytometer yang telah dibersihkan kemudian diletakkan pada
meja mikroskop dan cover glass diletakkan di atas permukaan ruang hitung
haemocytometer dengan tujuan agar mikroba yang akan dihitung tetap bentuknya
pada ruang alat serta tidak terkontaminasi, setelah itu diambil sampel khamir
dengan menggunakan pipet tetes dan secara cermat ujung pipet tetes ditaruh pada
ruang hitung Haemocytometer dan kemudian diteteskan dengan sampel khamir
sebanyak satu tetes, Kemudian mikroskop diatur dengan intensitas cahaya yang
rendah atau redup sehingga garis-garis yang terletak pada ruang haemocytometer
dapat terlihat jelas. Selain cahaya, faktor perbesaran mikroskop juga berpengaruh.

Ruang haemocytometer baik di bagian bawah maupun atas akan terlihat dalam
perbesaran 4x10 dan pada percobaan terlihat jelas kamar bagian atas. Pada
pebesaran tersebut, akan terlihat kotak-kotak berukuran besar sebanyak 25 kotak.
Satu kotak besar berukuran 1 mm2. Satu kotak besar yang menyusun kamar,
terdapat 16 kotak kecil didalamnya ketika menggunakan perbesaran 400x. Ruang
yang terisi dengan mikroba pada yang terletak pada ruang hitung dapat langsung
dihitung dengan menghitung 5 kotak besar pada posisi ujung-ujung dan bagian
tengah. Sampel khamir diamati dengan menggunakan mikroskop dimulai dengan
menentukan kotak hitung terlebih dahulu yang dimulai dari perbesaran 40x
kemudian 100x dan 400x, setelah menentukan kotak hitung pada perbesaran 400x
jumlah sel dihitung pada lima bidang pandang yang telah ditentukan.
Hasil perhitungan berdasarkan percobaan pada ujung kanan atas adalah
sebanyak 28 sel, ujung kiri atas adalah sebanyak 27 sel, ujung kanan bawah
adalah sebanyak 22 sel, ujung kiri bawah adalah sebanyak 34 sel, dan pada bagian
tengah adalah sebanyak 66 sel, kemudian hasil perhitungan dijumlahkan dan
diperoleh sebanyak 177 sel dan dirata-ratakan diperoleh sebanyak 35,4 sel, setelah
itu dimasukkan ke dalam rumus, dan jumlah sel yang diperoleh berdasarkan
percobaan adalah sebanyak 8,85x106.
3.KESIMPULAN
Berdasarkan hasil praktikum ini diperoleh jumlah mikroba dalam suspensi
khamir dengan perhitungan mikroskopis secara langsung dengan menggunakan
Haemocytometer adalah sebanyak 8,85x106.
DAFTAR PUSTAKA
Pelczar M.J, Chan E.C.S. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi. Ratna Sari
Hadioetomo, Teja Imas, S. Sutarmi Tjitrosomo, Sri Lestari Angka,
penerjemah. Jakarta: UI-Press.Terjemahan dari: Elements of Microbiology.
Rahayu W.P. 2002. Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB Press

Ahmad RZ. 2011. Pemanfaatan cendawan dan produknya untuk peningkatan


produksi hasil peternakan. Jurnal Wartazoa.Vol 21 (2): 81-90

Anda mungkin juga menyukai