Ca. Lidah (Makalah)
Ca. Lidah (Makalah)
Disusun Oleh:
AINUN NAJIB FEBRIYA RAHMAN
ANGGI CLAUDYA FITRAH
AYU MALLYA
CATHARINE FRISTY BLAISE
DEWI OKTAVIA
DIAH YULINA NASUTION
ELSA PERNANDA UTARI
ERY SANDI
FETRISELI GESTIA
IVO TOMY POMPANG
JOKO PRIYONO
REZA FINALDIANSYAH
TARIDA CRISTINA PASARIBU
YOSEPHA
I31112041
I31112092
I31112042
I31112062
I31112040
I31112039
I31112093
I31112023
I31112066
I31112064
I31112091
I31112038
I31112065
131112100
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan pada Klien dengan
Kanker Lidah
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas perkuliahan, yaitu sebagai tugas terstruktur
mata kuliah Sistem Sensori Persepsi Tahun Akademik 2014/2015 di Fakultas Kedokteran,
Universitas Tanjungpura.
Dalam penulisan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dan dorongan
dari pihak-pihak luar, sehingga makalah ini terselesaikan sesuai dengan yang diharapkan.
Ucapan terima kasih tidak lupa diucapkan kepada :
1. Ns. Murtilita. S.Kep. selaku dosen mata kuliah Sistem Sensori Persepsi Fakultas
Kedokteran Universitas Tanjungpura,
2. Pihak yang membantu baik secara langsung maupun tak langsung.
Segala sesuatu di dunia ini tiada yang sempurna, begitu pula dengan makalah ini.
Saran dan kritik sangatlah penulis harapkan demi kesempurnan makalah berikutnya. Penulis
harapkan semoga makalah ini dapat memberikan suatu manfaat bagi kita semua dan memilki
nilai ilmu pengetahuan.
Pontianak,
November 2014
Penulis
Daftar Isi
1
Kata Pengantar........................................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................................ii
BAB I.....................................................................................................................................1
1. Latar belakang...........................................................................................................1
2. Rumusan Masalah......................................................................................................1
3. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II....................................................................................................................................3
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
I.
J.
K.
Definisi.......................................................................................................................3
Anatomi dan Fisiologi Lidah......................................................................................4
Etiologi.......................................................................................................................6
Klasifikasi dan Stadium Kanker Lidah......................................................................7
Manifestasi.................................................................................................................9
Patofisiologi..............................................................................................................11
Pathway....................................................................................................................13
Pemeriksaan Penunjang............................................................................................17
Penatalaksanaan........................................................................................................20
Pencegahan...............................................................................................................21
Asuhan keperawatan.................................................................................................21
BAB III.................................................................................................................................42
A. Kesimpulan...............................................................................................................42
Daftar Pustaka......................................................................................................................43
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi di dasar mulut, kadangkadang meluas ke arah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas.
Telah banyak orang menderita penyakit perikarditis ini. Menurut 3,7% warga
dunia telah menderita penyakit perikarditis, sekitar 0,5% penderitanya sudah
meninggal. Sedangkan dindonesia sendiri, diperkirakan sekitar 2,8% warga indonesia
telah menderita penyakit ca lidah ini, diperkirakan 1,2% penderitanya sudah
meninggal.
Penyakit ca lidah ini penyebabnya bisa disebabkan oleh beberapa faktor
seperti faktor luar, heriditer maupun non heriditer. Faktor luar meliputi rokok, alcohol,
infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non heriditer meliputi Faktor fisik seperti
sinar ultraviolet, Faktor biologis seperti virus (papiloma yang ditularkan melalui
hubungan suami istri,hepatitis) parasit, dan bakteri.
Pada orang yang menderita penyakit ca lidah dapat disembuhkan apabila
peradangannya belum meluas. Crania adalah dapat kita lakukan dengan memberikan
terapi seperti radioterapi. Selain itu, kita juga dapat memberikan obat yang berguna
untuk mengurangi peradangan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi kanker lidah?
2. Apa etiologi terjadinya kanker lidah?
3. Apa saja klasifikasi dan Stadium Kanker Lidah?
4. Bagaimana manifestasi klinis terjadinya kanker lidah?
5. Bagaimana patofisiologi pada kanker lidah?
6. Apa saja pemeriksaan penunjang pada kanker lidah?
7. Apa saja penatalaksanaan pada kanker lidah?
8. Apa saja pencegahan terjadinya kanker lidah?
9. Bagaimana asuhan keperwatan pada klien dengan kanker lidah?
C. Tujuan
1. Mengetahui defini kanker lidah
2. Memahami etiologi terjadinya kaker lidah
3. Memahami Klasifikasi dan Stadium Kanker lidah
4. Memahami manifestasi klinis terjadinya kanker lidah
5. Mengetahui patofisiologi pada kanker lidah
1
6.
7.
8.
9.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Kanker atau tumor ganas adalah proses penyakit yang bermula ketika sel
abnormal diubah oleh mutasi genetik dari DNA selular. Sel abnormal ini membentuk
klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan sinyal pengatur
pertumbuhan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap di mana sel mendapatkan
2
ciri-ciri invasive, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut
menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluhpembuluh darah, melalui pembuluh tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam
tubuh untuk membentuk metastase pada bagian tubuh yang lain.
Karsinoma sel skuamosa merupakan tumur ganas yang berasal dari sel-sel
epitel skuamosa yang cenderung menginfiltrasi jaringan sekitarnya dan biasanya
menimbulkan metastase. Karsinoma Sel Skuamosa merupakan kanker yang sering
terjadi pada rongga mulut yang secara klinis terlihat sebagai plak keratosis, ulserasi,
tepi lesi yang indurasi, dan kemerahan. Lokasi kanker dapat terjadi pada semua
tempat di rongga mulut, antara lain mukosa bukal, Processus alveolar dan gingiva
rahang atas, Processus alveolar dan gingiva rahang bawah, palatum durum, lidah, dan
dasar mulut.
Karsinoma lidah adalah suatu tumor yang terjadi dasar mulut, kadang-kadang
meluas kearah lidah dan menyebabkan gangguan mobilitas lidah (Van de Velde,1999).
Kanker lidah adalah suatu neoplasma maligna yang timbul dari jaringan epitel
mukosa lidah dengan selnya berbentuk sel epitel gepeng berlapis (squamous cell
carcinoma). Kanker ganas ini dapat menginfiltrasi ke daerah sekitarnya, di samping
itu dapat melakukan metastase secara limfogen dan hematogen. Kanker lidah
merupakan salah satu tipe kanker mulut (oral cancer). Kanker lidah adalah tumor
ganas yang terjadi pada lidah ketika pertumbuhan sel-sel lidah menjadi tak terkendali.
Kanker lidah berkembang dari sel-sel skuamosa. Sel-sel lidah normal yang tadinya
tumbuh dan membelah secara teratur dan terkontrol menjadi tidak terkendali sehingga
akan terus tumbuh dan membelah, maka terbentuklah massa jaringan yang abnormal.
Karsinoma sel skuamosa pada lidah merupakan tumor ganas yang berasal dari
mukosa epitel rongga mulut dan sebagian besar merupakan jenis karsinoma
epidermoid. Karsinoma sel skuamosa pada lidah terjadi karena akumulasi mutasi
genetik pada sel epitel lidah. Perubahan ini dapat disebabkan oleh paparan mutagen,
penurunan kondisi tubuh serta iritasi kronis. Tembakau menghasilkan karsinogen
kimia yang mempengaruhi metabolisme sel. Paparan karsinogen yang berlangsung
terus menerus dapat menyebabkan perusakan genetik sel skuamosa hingga terbentuk
kanker.
Jadi dapat disimpulkan kanker lidah adalah suatu kanker yang terjadi pada
permukaan dasar mulut yang timbul dari epitel yang menutupi lidah.
B. Anatomi Fisiologi Lidah
Lidah dilekatkan pada dasar mulut oleh frenulum lingua. Lidah berfungsi untuk
menggerakkan makanan saat dikunyah atau ditelan, untuk pengecapan dan dalam
produksi wicara.
a Otot-otot ekstrinsik lidah berawal pada tulang dan jaringsn diluar lidah
b
pengecap.
Sekresi berair dari kelenjar Von Ebner, terletak di otot lidah, bercampur
Area dibawah lidah disebut dasar mulut. Membran mukosa disini bersifat
licin, elastis dan banyak terdapat pembuluh darah yang menyebabkan lidah ini
mudah bergerak, serta pada mukosa dasar mulut tidak terdapat papillae. Dasar
mulut dibatasi oleh otot-otot lidah dan otot-otot dasar mulut yang insertionya
disebelah dalam mandibula. Disebelah dalam mandibula ini terdapat kelenjarkelenjar ludah sublingualis dan submandibularis.
b) Otot-otot Pada Lidah
otot-otot ekstrinsik melekatkan lidah ke bagian eksternal yaitu hioglosus,
genioglosus, palatoglosus, pharingoglosus dan stiloglusus. Otot-otot intrinsik ini
berjalan vertikal, transversal dan longirudinal. Dengan struktur otot ekstrinsik
dan intrinsik memungkinkan lidah untuk bergerak lincah (Suyatno, 2010)
c
Vaskularisasi
lidah
terutama
disediakan
oleh
arteri
lingualis(Suyatno, 2010).
d) Aliran Limfa Pada Lidah
Aliran limfa disini penting oleh karena berhubungan dengan penyebaran
dini carcinoma lidah.Penyaluran limfe melalui lingua terjadi melalui 4 jalur :
C. Etiologi
Penyebab kanker lidah belum diketahui secara pasti. Akan tetapi ada beberapa
faktor yang diduga menjadi pemicunya antara lan:
1. Merokok
5
2.
3.
4.
5.
6.
Alkohol
Infeksi kronis
Trauma kronis pada gigi yang tajam sehingga menimbulkan trauma pada lidah
pemakaian gigi palsu yang tidak sesuai
kebersihan mulut yang buruk
Selain itu ada juga faktor yang lain menyebabkan kanker lidah terjadi, yaitu:
a. Faktor herediter (Usia, Jenis Kelamin, Genetik, riwayat keluarga)
b. Faktor non herediter.
Faktor non herediter karsinoma lidah terdiri dari:
1. Faktor fisik (sinar ultraviolet)
2. Faktor biologis( virus papiloma yang ditularkan melalui hubngan suami
istri, hepatitis, parasit dan bakteri)
Sejumlah besar penyebab kanker ganas lidah, tetapi berdasarkan para ahli belum ada
pernyataan yang dapat dibuat secara tegas. Namun ada beberapa dugaan bahwa
kanker ganas lidah terjadi karena ada hubungan dengan beberapa gangguan tertentu
atau penyakit tertentu. Beberapa penelitian didapat bahwa penyakit sypilis, baik pada
kasus aktif ata sekurang-kurangnya telah ada riwayat penyakit syphilis sebe;umnya,
sering dijumpai bersama-sama dengan kanker ganas lidah.
: Karsinoma in situ
Tl
T2
T3
N - Metastase kelenjar :
N0
: Secara klinis pada palpasi kelenjar limfe tidak teraba dan subjek
tidak ada metastase.
N1
: Secara klinis pada palpasi teraba kelenjar limfe servikal homolateral dan tidak melekat, saspek terjadi metastase.
6
N2
: Secara klinis pada palpasi kelenjar limfe servikal kontra- lateral atau
bilateral dapat teraba dan tidak melekat, subjek terjadi metastase.
N3
: Secara klinis limf nod teraba dan melekat, suspek terjadi metastase.
M1
Gambar
7:
Biasanya terdapat luka (ulkus) seperti sariawan yang tidak sembuh dengan
jaringann dibawahnya.
Bercak perokok (bintik kecoklatan yang mendatar) bisa timbul di sisi
dimana sebuah rokok
biopsi, bisa diketahui apakah bercak tersebut bersifat ganas atau tidak.
Gambar 5. Karsinoma Sel Skuamous pada lidah perokok kronik umur 32 tahun
F. Patofisiologi
Kejadian kanker lidah disebabkan oleh banyak faktor yang dikelompokkan
menjadi beberapa faktor, yaitu faktor luar, faktor heriditer dan faktor non-heriditer.
Faktor luar meliputi rokok, alkohol, infeksi kronis dan trauma krinis. Faktor non
heriditer meliputi faktor fisik seperti sinar ultraviolet ; faktor biologis seperti virus
(papiloma yang ditularkan melalui hubungan suami istri, hepatitis) parasit, dan
bakteri.
Faktor-faktor tersebut akan memicu suatu rangsangan karsinogen yang
mengenai sel squamous carcinoma pada mukosa mulut yang tidak mempunyai keratin
sebagai pelindung. Dimukosa mulut tersebut, zat-zat karsinogen tertampung dan
berproliferasi secara tidak terkontrol. Kanker lidah yang mengenai radix linguae
biasanya asimptomatis hingga proses penyakit berlanjut kemudian timbul nyeri
menelan dan pergerakan lidah yang terbatas. Kanker pada posterior lidah (radix
linguae) dominan bermetastase ke colli/leher. Ketika kanker mengenai corpus linguae
tanda yang paling sering terlihat adalah putih-putih pada lidah yang tidak bisa
dihilangkan. Kemudian bisa terbentuk ulkus yang mudah berdarah. Kanker pada
anterior (corpus linguae) dominan metastase pada kelenjar limfe submental dan
submandibular. Penatalaksanaan kanker lidah meliputi operasi glosektomi dan diseksi
leher yang dilanjutkan dengan kemoterapi.
Squamous sel carcinoma pada lidah sering timbul pada daerah epithelium
yang tidak normal, tetapi selain keadaan tersebut dan mudahnya dilakukan
pemeriksaan mulut, lesi sering tumbuh menjadi lesi yang besar sebelum pasien
akhirnya datang ke dokter gigi. Secara histologis tumor terdiri dari lapisan atau
kelompok sel-sel eosinopilik yang sering disertai dengan kumparan keratinasi.
10
Menurut tanda histology, tumor termasuk dalam derajat I-IV (Broder). Lesi yang agak
jinak adalah kelompok pertama yang disebut carcinoma verukcus oleh Ackerman.
Pada kelompok ini, sel tumor masuk, membentuk massa papileferuspada permukaan.
Tumor bersifat pasif pada daerah permukaannya, tetapi jarang meluas ke tulang dan
tidak mempunyai anak sebar. Lidah mempunyai susunan pembuluh limfe yang kaya,
hal ini akan mempercepat metastase kelenjar getah bening dan dimungkinkan oleh
susunan pembuluh limfe yang saling berhubungan kanan dan kiri.
Tumor yang agak jinak cenderung membentuk massa papiliferus dengan
penyebaran ringan kejaringan didekatnya. Tumor paling ganas menyebar cukup dalam
serta cepat ke jaringan didekatnya dengan penyebaran permukaan yang kecil, terlihat
sebagai ulser nekrotik yang dalam. Sebagian besar lesi yang terlihat terletak diantara
kedua batas tersebut dengan daerah nekrose yang dangkal pada bagian tengah lesi tepi
yang terlipat serta sedikit menonjol. Walaupun terdapat penyebaran local yang besar,
tetapi anak sebar tetap berjalan. Metastase haematogenus terjadi pada tahap
selanjutnya.
11
Traum
a
Traum
a
berula
ng
pada
Hygiene
oral
Faktor
Rokok
Alkohol
Nikotin
Lidah sbg
tempat
pertumbuh
an bakteri
dan jamur
Infeksi
Pergantian sel
untuk
mengganti sel
yg rusak
Replikasi sel terus
menerus
Zat
karsi
noge
nik
Solve
nt/pel
arut
Zat
karsinogen
ik mudah
terserap
ke epitel
skuamosa
lidah
usia
Jenis
kelami
n
>40
Laki-
Lebih byk
konsumsi
alkohol
dan rokok
Lamanya
terpapar
zat
karsinoge
Zat karsinogenik
tertampung di lidah
12
Faktor non
Genetic,
riwayat
keluarg
a
Diwarisk
an
dalam
Abnorm
al
struktur
DNA
Faktor
fisik
Faktor
biologi
s
Sinar
UV
virus
Mengubah
struktur DNA
dan
kromosom
Zat karsinogenik
tertampung di lidah
Mengubah
struktur DNA
DNA
Pembelahan
sel
Tumor
Pembelahan
sel epitel
skumosa lidah
semakin tak
terkendali
Tumor
ganas/
KANKER
KANKER
LIDAH
Tumbuh
13terus-menerus
GANGGUAN CITRA TUBUH
Penampilan
diri buruk
Sel nekrosis
KURANG PENGETAHUAN
Menekan
Saraf
Luka
NYERI
Kebersihan
mulut buruk
RESIKO INFEKSI
Kekakuan
otot
Kesulitan
menelan
Inflamasi
Penurunan
neurologi
Reseptor inflamsi
Rangsang hipotalamus
KERUSAKAN KOMUNIKASIVERBAL
HIPERTERMI
14
Prosedur pembedahan
Sebelum Pembedahan
Sesudah pembedahan
Luka
Kebersihan
mulut buruk
Memotong
saraf
Perubahan
pada
penampakan
RESIKO INFEKSI
Reseksi jaringan
lidah
Kurang terpapar
informasi
mengenai
prosedur invasif
Tindakan
Perdarahan
Ancaman
kematian
Tidak
Inflamasi
Reseptor inflamsi
Krisis
situasional
Kehilangan
cairan
Rangsang hipotalamus
ANSIETAS
HIPERTERMI
15
NYERI
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan Fisik
Sistem pengkajian fisik, baik struktur internal dan eksternal mulut dan
tenggorok diinspeksi dan palpasi. Perlu untuk melepaskan gigi palsu dan lempeng
parsial untuk menjamin inspeksi menyeluruh terhadap gusi. Secara umum,
pemeriksaan dapat diselesaikan dengan penggunaan sumber lampu terang
(penlight) dan depresor lidah. Sarung tangan digunakan untuk mempalpasi lidah
dan adanya abnormalitas.
a) Bibir
Pemeriksaan mulai dengan inspeksi terhadap bibir untuk kelembaban,
dihidrasi, warna, tekstur, simetrisitas, dan adanya ulserasiatau fisura. Bibir
harus lembab, merah muda, lembut dan simetris.
b) Gusi
Gusi diinspeksi terhadap inflamasi, perdarahan, retraksi, dan perubahan
warna. Bau napas juga dicatat.
c) Lidah
Lidah dorsal diinspeksi untuk tekstur, warna, dan lesi. Papila tipis, lapisan
putih, dan besar berbentuk V pada bagian distal dorsal lidah. Selanjutnya
dibagian permukaan venteral lidah dan dasar mulut lidah. Adanya lesi pada
mukosa yang melibatkan vena superfissial pada permukaan bawah lidah
terlihat. Spatel lidah digunakan untuk menekan lidah guna rnendapatkan
visualisasi adekuat terhadap faring.
2. Pemeriksaan Diagnostik
a) Ultrasound yaitu dipakai untuk menilai massa superficial.
b) Scan CT dan Megnetic Resonance Imaging (MRI) yaitu digunakan untuk lesi
lebih dalam dan menilai struktur lebih dalam pada tumor dan menunjukkan
apakah terdapat metastase atau tidak. (Charlene J.Reeves, 2001, hal: 133)
c) Radiologi
Foto Dental
Untuk mendeteksi invasi minimal pada mandibula. Bila diamati bersama
tulang.
Foto Thorax Berguna untuk melihat adanya metastasis jauh ke paru.
CT Scan dan MRI
16
tampak.
Gambaran dapat dilakukan dengan potongan sagital, koronal dan
axial.
Perbedaan kontras antara fibrosis post radiasi dengan tumor yang
rekuren sampai T2 - weighed imaged.
Gambar 11. (a) Karsinoma pada dasar lidah dari hasil CT Scan (b) Dari
hasil MRI tampak gambaran massa pada tepi kiri lidah .
d) Biopsi
Fine needle aspiration biopsy (FNAB) dapat meningkatkan diagnosis
keganasan kepala dan leher. Dapat dilakukan pada tumor primer atau pada
metastasis ke kelenjar getah bening leher. Namun hasil pemeriksaan masih
tingkat sitologi, belum bisa dijadikan pegangan untuk menentukan terapi
definitif.
Untuk diagnosis perlu dilakukan beberapa pemeriksaan diantaranya ialah
: insisional biopsi (diambil dari daerah carcinoma dan daerah yang sehat), tetapi
kejelekannya adalah pembuluh darah menjadi terbuka, dan ini akan
17
H. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
Terapi bedah disini berupa operasi pengangkatan tumor lidah dan jaringan
di dekatnya, dan jika diperlukan kelenjar getah bening yang berada didekatnya
juga diangkat. Tindakan bedah biasanya dilakukan pada kanker lidah yang
mengenai 2/3 anterior lidah. Terapi operasi ini dipilih ketika tumor pada lidah
terlihat kurang dari 2 cm, yaitu pada stadium T1, dan ketika itu pada satu sisi dan
tidak melibatkan pangkal lidah. Sedangkan pada T2, T3,.. kemungkinan harus
18
dilakukan reseksi tumor primer dan diseksi leher. Juga sebelum operasi harus
dipertimbangkan seberapa jauh penyebaran dan bentuk dari kankernya.
2. Kemoterapi
Kemoterapi yaitu menggunakan obat-obatan kanker lidah, seringkali
dikombinasikan dengan terapi radiasi agar hasilnya lebih bagus. Kemoterapi
merupakan obat anti kanker untuk menghancurkan sel-sel kanker di seluruh
tubuh. Ini mungkin menjadi pilihan jika kanker telah menyebar ke kelenjar getah
bening di dekatnya dan pada kanker lidah yang sudah menyebar jauh.
Obat kanker lidah dikombinasikan untuk menyerang sel-sel kanker pada
berbagai tahap siklus pertumbuhan dan mengurangi kemungkinan resistensi
obat.Bahan yang digunakan dalam kemoterapi adalah vincristin (V), aktinomisin
D (A), doksurubisin (Dox), siklofosfamid (C), ifosfamid (I), dan etoposid (E),
VAC merupakan standar terbaik untuk kemoterapi kombinasi dalam perawatan
kanker lidah.
3. Terapi Radiasi
Terapi radiasi atau radioterapi diperlukan ketika kanker lidah sudah
mencapai pangkal lidah atau posterior lidah. Terapi ini menggunakan radiasi
untuk membunuh sel kanker dan membuat tumor menyusut. Radioterapi
merupakan metode efektif untuk mencapai kontrol lokal tumor bagi pasien
dengan penyakit residual mikroskopik atau besar setelah biopsi, reseksi
pembedahan inisial, atau kemoterapi. Dosis awal yang direkomendasikan adalah
5,500 hingga 6,000 cG untuk mengontrol daerah tomur primer.
19
I. Pencegahan
Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menekan risiko kanker ganas yang
menyerang organ lidah tersebut secara umum, antara lain:
Berhenti merokok. Merokok adalah faktor resiko kanker yang terbesar.
Semua jenis tembakau membuat Anda berisiko kanker. Mencegah
tembakau atau memutuskan untuk berhenti menggunakannya merupakan
keputusan kesehatan yang sangat penting. Hal ini merupakan bagian dari
mencegah kanker.
Hindari minuman beralkohol.
Pemeriksaan rutin 6 bulan sekali ke dokter gigi. Salah satu hal yang wajib
dilakukan dan sangat penting untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut
dengan memeriksakan dan membersihkan gigi secara teratur. Hal itu bisa
mencegah karang gigi, gusi sakit, gigi berlubang,kanker mulut, dan
penyakit gigi lainnya. Jangan tunggu sampai Anda punya masalah, lalu
Beberapa tindakan untuk mencegah kanker lidah yang bisa berguna dalam jangka
panjang antara lain :
20
tinggi.
Meningkatkan konsumsi makan makanan yang asam.
Mengikuti pola hidup sehat .
J. Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
1 Identitas Pasien
Nama, umur, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, nomor
register, tanggal masuk, dan nama penanggung jawab pasien elama dirawat.
2 Riwayat kesehatan
a Keluhan utama
Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh.
b Riwayat penyakit sekarang
Luka pada lidah yang tidak sembuh-sembuh. Kemudian membesar dan
menekan atau menginfiltrsi jaringan sekita yang megakibatkan nyeri lokal,
c
3 Analisa data
Data Subjektif :
Pembekakan
Nyeri pada lidah
arna putih/merah pada lidah.
Nyeri yang menyebar keleher,rahang atau telinga.
Pembekakan kelenjar dileher
Rasa nyeri dan terganjal waktu menelan
Terjadi penrunan BB
Produksi kelenjar ludah meningkat
Suara bicara tidak jelas
Data objektif :
b. Pemeriksaan fisik
B1 (Breathing)
RR meningkat, penggunaan otot bantu pernafasaan.
B2 (Blood)
Takikardia, Hipertensi (nyeri hebat).
B3 (Brain)
Gangguan saraf IX & X (penurunan reflek menelan), saraf XII (gerakan lidah
terganggu.
B5 (Bowel)
Anoreksia, nafsu makan menurun, nyeri telan, perubahan berat badan.
c. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri yang berhubungan dengan lesi oral atau pengobatan, efek dari
pembedahan reseksi
2. Kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan penurunan neurology dan
kemampuan menelan
3. Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan penyakit
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan untuk mencerna nutrisi adekuat akibat kondisi oral
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk
atau pengobatan
6. Resiko syok Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan.
7. Gangguan cita tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi lidah dan
penampakan lidah.
8. Ansietas
berhubungan
dengan
ancaman/perubahan
pada
status
Intervensi
Rasional
22
Mandiri
Tentukan riwayat nyeri, mis., lokasi nyeri, Informasi
memberikan
data
mengevaluasi
dasar
intervensi.
Evaluasi/sadari
terapi
pembedahan,
radiasi,
tertentu
penggunaan
keterampilan Memungkinkan
pasien
secara
untuk
aktif
dan
adalah
kontrol
nyeri
Kolaborasi
Kembangkan rencana manajemen nyeri Rencana terorganisasi mengembangkan
dengan pasien dan dokter.
kesempatan
untuk
kontrol
nyeri.
Berikan analgesik sesuai indikasi mis., Nyeri adalah komplikasi sering dari
Bromptons cocktail, morfin, metadon, kanker, meskipun respons individual
atau
campuran
narkotik
IV
khusus. berbeda.
Saat
perubahan
Berikan
hanya
untuk
analgesik
dalam
sehari.
Ubah
dari dosis
dan
pemberian
akan
ketergantungan
pada
obat
bukan
masalah.
Berikan/instruksikan
penggunaan
dengan tepat.
Rasional
menentukan
kebutuhan
yang
memerlukan bantuan
Berikan
pilihan
cara
berkomunikasi, Memampukan
pasien
untuk
Validasi
memanggil bantun.
arti
upaya
mendorong
upaya
lanjut.
Batasi
tidak berdaya
Tempatkan catatan pada kantor perawat Pasien tidak mampu untuk mengatakan
dan tempat tidur masalah kebutuhan dengan
komunikasi
dan
bagaimana
jelas
atau
menyatakan
kedinginan.
Tidak mengalami komplikasi yang berhubungan.
Intervensi
Mandiri
Rasional
38,9-41,1C
menunjukkan
dapat
membantu
dalam
lebih
menunjukkan
dari
24
jam
pneumonia
tifoid;
demam
remiten
(bervariasi
mendahului
Catatan:
puncak
penggunaan
suhu.
antipiretik
menyebabkan
kedinginan,
Kolaborasi
Berikan
misalnya
ASA dengan
aksi
hipotalamus,
mungkin
sentralnya
meskipun
dapat
berguna
pada
demam
dalam
26
Rasional
kekuatan/defisiensi
dalam
identifikasi
jaringan
meabolik
kalori kaya nutrien, dengan masukan ditingkatkan begitu juga cairan (untuk
cairan
adekuat.
Dorong
penggunaan menghilangkan
produk
sisa).
penting
dalam
mempertahankan
27
penilaian
diet
sangat
saring,
krekers
kering,
dorong
pasien
untuk menyenangkan,
penggunaan
teknik
waktu
makan
yang
lebih
dapat
meningkatkan masukan.
relaksasi, Dapat
mencegah
awitan
atau
Identifikasi
pasien
yang
mengalami Mual/muntah
psikogenik
terjadi
orang
terdekat
merasakan ditolak/frustasi.
28
dapat
paling
dan
psikologis
menurunkan
efek
samping
kemoterapi
yang
menimbulkan stres.
perubahan
yang
Membantu
mengidentifikasi
derajat
mis.,
(Compazine),
tietilperazin
antidopaminergik
(Reglan),
antihistamin
mis.,
ondasetron
mis.,
(Benadryl);
Kortikosteroid
(decadron);
mis.m
kanabinoid
Terapi kombinasi
(mis., Torecan
dengan
atau
Drcadron
Valium)
9- tunggal.
29
Mencegah
penurunan
kekurangan
absorbsi
karenan
vitamin
larut
Antasid.
Rujuk pada
ahli
nutrisi.
menurunkan
masalah
berkenaan
selang
NGT
atau kehilangan
berat
badan
25%-30%
pemberian makan untuk makanan enteral dalam 2 bulan), atau pasien telah
atau jalur sentral untuk hiperalimentasi dipuasakan selama 5 hari dan tidak
parental bila diindikasikan.
NPT
mungkin
perlu
untuk
5. Resiko terhadap infeksi berhubungan dengan kebersihan mulut yang buruk atau
pengobatan
Hasil yang diharapkan :
- Mengidentifikasi
-
dan
berpartisipasi
dalam
intervensi
Intervensi
Mandiri
Rasional
30
untuk
yang
mengalami
Pantau suhu.
Kaji semua sistem (mis., kulit, pernapasan Pengenalan dini dan intervensi segera
genitourinaria)
terhadap
tanda/gejala dapat
mencegah
progresi
pada
Ubah posisi dengan sering; pertahankan Menurunkan tekanan dan iritasi pada
linen kering dan bebas kerutan.
potensial
untuk
pertumbuhan
keletihan,
mendorong
bakteri).
Tingkatkan
istirahat
adekuat/periode
latihan.
Membatasi
stomatitis
meningkatkan
Hindari/batasi
prosedur
invasif.
Taati Menurunkan
teknik aspetik.
resiko
kontaminasi,
Kolaborasi
Pantau JDL dengan SDP diferensial dan Aktivitas sumsum tulang dihambat
jumlah granulosit dan trombosit sesuai oleh efek kemoterapi, status penyakit
indikasi.
lanjut
(mis.,
infeksi,
Mungkin
digunakan
untuk
profalaktik
pada
pasien
imunosupresi.
6. Resiko Syok Hipovolemik berhubungan dengan kehilangan cairan
Hasil yang diharapkan :
- Tanda-tanda vital dalam batas normal
- Turgor elastik , membran mukosa bibir basah
- Cairan tubuh pasien adekuat
Intervensi
Rasional
sirkulasi
volume
urin.
Deteksi
dini
memungkinkan
terapi
penggantian
cairan
untuk
memperbaiki
segera
deficit.
Pantau intake dan output
kehilangan
cairan,
dalam
pemberian
cairan
Mengganti
cairan
dan
elektrolit
sekresin,
anti
spasmolitik,
dan
Anti sekresi untuk menurunkan sekresi
antibiotic
7. Gagguan Citra Tubuh berhubungan dengan perubahan anatomi lidah dan penampakan
lidah.
Hasil yang diharapkan:
33
orang lain.
Berkomunikasi dengan orang terdekat tentang perubahan peran yang telah
terjadi.
Mulai mengembangkan rencana untuk perubahan pola hidup.
Berpartisipasi dalam tim sebagai upaya melaksanakan rehabilitasi.
Intervensi
Rasional
Diskusikan arti kehilangan atau perubahan Alat dalam mengidentifikasi atau mengartikan
dengan pasien, identifikasi persepsi situasi masalah untuk memfokuskan perhatian dan
atau harapan yang akan datang.
atau
intervensi
lebih
intensif.
atau
reaksi
syok
dan
konseling keluarga..
8. Ansietas
berhubungan
dengan
ancaman/perubahan
pada
status
diatasi
Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi
aktif dalam aturan pengobatan
Intervensi
Tinjau
terdekat
Rasional
ulang
pengalaman
sebelumnya
dengan
pasien
untuk
kesempatan
untuk
pasien
untuk
merasa
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien diterima pasa adanya kondisi tanpa
merasa aman untuk mendiskusikan perasaan perasaan dihakimi dan meningkatkan
atau menolak untuk bicara.
respek
dan
individu,
mengembangkan kepercayaan.
dapat
memperberat
perasaan
pasien/orang
terdkat
koping
sering
rusak
konseling
sering
perlu
untuk
Berikan
informasi
mengenai
akurat,
konsisten Dapat
prognosis.
menurunkan
Hindari memungkinkan
ansietas
pasien
dan
membuat
Berikan
informasi
dimana
Tujuan
pengobatan
yang
pengobatan
kanker
adalah
tujuannya dan potensial efek samping. meminimasi kerusakan pada sel yang
Membantu pasien menyiapkan pengobatan.
kemoterapi,
eksternal)
atau
radiasi
(internal,
pengobatan
lebih
atau
bioterapi.
Transplantasi
pasien
selama
prosedur
36
dan
memunngkinkan
orang
alasan tindakan
Melakukan perubahan gaya hidup yang perlu berpartisipasi dalam aturan
pengobatan
Mengidentifikasi/menggunakan sumber yang tersedia dengan tepat.
Intervensi
Mandiri
Rasional
Tentukan persepsi pasien tentang kanker Membantu identifikasi ide, sikap, rasa
dan pengobatan kanker; tanyakan tentang takut,
pengalaman
atau
pasien
pengalaman
kesalahan
sendiri/sebelumnya kesenjangan
orang
lain
konsepsi,
pengetahuan
dan
tentang
yang kanker
Berikan informasi yang jelas dan akurat Membantu penilaian diagnose kanker,
dalm cara yang nyat tetapi sensitif. Jawab memberikan informasi yang diperlukan
pertanyaan secara khusus, tetapi tidak selama waktu menyerapnya. Catatan:
memaksakan dengan detil-detil yang tidak kecepatan
penting.
informasi
37
dan
metode
perlu
pemberian
diubah
agar
menurunkan
meningkatkan
ansietas
pasien
kemampuan
dan
untuk
mengasimilasi informasi
makan
dan
dapat
meningkatkan
makanan, mis., memasak dengan jus jika makanan protein terasa lebih pahit.
manis, anggur; menyediakan makanan
dingin atau pada suhu ruangan dengan
tepat (salat telur, es krim)
dalam
memberikan
intervensi
dini,
meminimalkan
komplikasi
yang
pasien
untuk
mengkaji
38
pemantauan
tentang
terus
kemajuan/resolusi
keras, air garam permanen, air klor; proses penyakit dan kesempatan untuk
menghindari
pemajanan
pada
tanda
dan
gejala,
kebutuhan
39
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J., 2009. Buku Saku Patofisiologi, Ed.3. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Ed.8, Vol.1. Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Ballenger, 2002. Penyakit telinga, hidung, tenggorok, kepala dan leher Jilid I.
Jakarta:Binarupa Aksara
-
https://www.scribd.com/doc/213270971/Karsinoma-Lidah
40