Oleh:
Nama
NIM
I.
PENDAHULUAN
II.
PEMBAHASAN
Gajah afrika digolongkan sebagai spesies yang rentan oleh International
Union for Conservation of Nature (IUCN), sementara gajah asia diklasifikasikan
sebagai spesies terancam. Salah satu ancaman utama bagi gajah adalah
perdagangan gading yang memicu perburuan liar. Ancaman lain adalah
kehancuran habitat dan konflik dengan penduduk lokal. Gajah digunakan sebagai
hewan pekerja di Asia. Dulu mereka pernah digunakan untuk perang dan kini,
gajah seringkali dipertontonkan di kebun binatang dan sirkus. Gajah dapat dengan
mudah dikenali dan telah digambarkan dalam seni, cerita rakyat, agama, sastra,
dan budaya populer.
Gajah afrika memperoleh perlindungan secara hukum di negara habitat
mereka, tetapi 70% persebarannya berada di luar wilayah yang dilindung. Upaya
konservasi yang berhasil di beberapa wilayah menghasilkan kepadatan populasi
yang tinggi. Pada tahun 2008, jumlah lokal dikontrol melalui kontrasepsi atau
translokasi. Pembantaian berdasarkan kriteria tertentu (culling) berakhir pada
tahun 1988 setelah Zimbabwe menghentikan praktik tersebut. Pada tahun 1989,
gajah afrika dimasukan dalam Apendiks I oleh Convention on International Trade
in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES), sehingga perdagangan
gajah afrika menjadi ilegal. Status Apendiks II (yang memperbolehkan
perdagangan terbatas) diberikan kepada gajah di Botswana, Namibia, dan
Zimbabwe pada tahun 1997, dan Afrika Selatan pada tahun 2000. Di beberapa
negara, perburuan gajah untuk memperoleh trofi diperbolehkan; Afrika Selatan,
Botswana, Gabon, Kamerun, Mozambik, Namibia, Tanzania, Zambia, dan
Zimbabwe menetapkan kuota ekspor CITES untuk trofi gajah.
Pada tahun 2008, IUCN mendaftarkan gajah asia sebagai spesies terancam
karena penurunan populasi sebesar 50% dalam 6075 tahun terakhir, sementara
CITES memasukannya ke dalam Apendiks I. Gajah asia pernah tersebar dari
Suriah dan Irak (subspesies Elephas maximus asurus) hingga Tiongkok (hingga
Sungai Kuning) dan Jawa. Gajah asia kini telah punah di wilayah-wilayah
tersebut, dan persebarannya saat ini sangat terpecah. Jumlah populasi gajah asia
diperkirakan sebesar 40.00050.000, walaupun perkiraan ini merupakan perkiraan
kasar. Meskipun jumlah gajah asia secara keseluruhan mengalami penurunan
mereka. Pada umumnya gajah merusak dan memakan tanaman petani, sehingga
memicu konflik dengan manusia, dan akibatnya ratusan gajah dan manusia telah
mati. Mitigasi konflik merupakan salah satu unsur penting dalam konservasi.
Salah satu usulan yang diajukan adalah penyediaan koridor urban yang
memungkinkan gajah mengakses wilayah penting.
III.
KESIMPULAN
DAFTAR REFERENSI