Inilah Keajaiban Puasa Bagi Tubuh Dan Pikiran
Inilah Keajaiban Puasa Bagi Tubuh Dan Pikiran
maka radikal bebas itu secara seluler (arahnya ke sel-sel tubuh) akan
merusak dinding sel. Perusakan dinding sel itu akan mempercepat
penuaaan.
Puasa ternyata ampuh melindungi dinding sel.
Dinding sel bisa
dipertahankan karena radikal bebasnya tidak ada atau dikurangi (karena
puasa), maka orang menjadi awet muda
Ada sebuah penelitian yang mengungkapkan bahwa pada orang yang
berpuasa, MDA (melondealdehid) yang sifatnya radikal bebas, ternyata
berkurang hingga 90%. Bersama dengan itu, disisi lain puasa meningkatkan
pembuatan antioksidan hingga 15%. Jadi disatu sisi radikal bebas itu
dipangkas, disisi lain musuh radikal bebas (antioksidan) ditingkatkan Oleh
karena itu, kita tak perlu heran lagi kenapa rajin berpuasa bisa bikin awet
muda
Pikiran Lebih Tajam
Bukan hanya awet muda, puasa pun memiliki dampak luar biasa terhadap
pikiran. Puasa ibarat mata air. Semakin digali airnya semakin deras, kata
seorang master trainer sekaligus pakar Neuro-Linguistic Programming (NLP),
Ikhwan Sofa. Begitu juga dalam ilmu modern, setiap hari manfaat puasa
dapat ditemukan dari berbagai aspek, ujarnya. Pengaruh puasa pada
pikiran dan mental itu pula yang mempengaruhi tampilan muda seseorang.
Ia mengungkapkan selama berpuasa, kerja pikiran melambat. Pelambatan
tersebut, menurut Ikhwan, membuat pikiran lebih jernih karena berpikir lebih
dalam.
Secara ilmiah, ungkap Ikhwan, pikiran yang melambat ketika lapar, ternyata
menjadi lebih tajam, juga secara instingtif. Bukti ilmiah ini bisa diterima
terkait dengan fakta bahwa masalah lapar adalah masalah kelanjutan hidup.
Jadi wajar saja, jika rasa lapar membuat pikiran semakin tajam dan kreatif.
Ikhwan menunjukkan sebuah penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat.
Sekelompok mahasiswa di University of Chicago diminta berpuasa selama
tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka
mereka
dalam
berbagai
penugasan
kampus
PANTUN RAMADHAN
Ke pasar pagi bersama bunda
Berjumpa wak haji tanpa sengaja
Segera berbuka bila waktu tiba
Sunah dengan yang manis rasa
Sambal mangga berkawan kalangkala
Dimakan saat sahur bikin selera
Perbanyak sedekah bulan puasa
Bertadarus Al Quran pergiat pula
Pagi itu, Fahmi tengah duduk santai di rumahnya. Menikmati udara pagi yang sejuk dan menikmati
secangkir teh dan roti yang telah disediakan istrinya. Maklum saja ia sedang menganggur sehabis
keluar dari tempatnya kerja dulu. Jadi ia bisa menikmati hari-hari di rumahnya, meski pusing juga
memikirkan nafkah bagi istri dan dua anaknya yang masih kecil-kecil.
Belum ada order motret lagi, Pa? Atau kerjaan? istrinya bertanya hati-hati.
Fahmi hanya menggeleng. Tabungannya mulai menipis. Ia harus mencari kerjaan kalau asap
dapurnya mau ngebul, apalagi... ia masih tinggal di rumah mertuanya.... malu rasanya.
Istrinya kembali ke dalam dan menyalakan televisi, saat itulah berita yang menyentak terpampang.
Pa... lihat deh, sini! panggil istrinya. Malas-malasan Fahmi bangkit dan menghampiri istrinya.
Apaan, sih?
Tuh, lihat aja. Istrinya menunjuk televisi. Pandangan Fahmi beralih ke teve dan...
Astaghfirullah.... desisnya berkali-kali. Bencana tsunami telah menghadang Aceh dan sekitarnya,
bahkan menjadi bencana dunia.
Ya ampun, bukan cuma Indonesia, ya... istrinya menggeleng-gelengkan kepala.
Lihat tuh, ya Allah... ombaknya tinggi banget, ya Allah... masih kata istrinya. Fahmi tak bersuara.
Tatapan matanya nanar dan mulai berkaca-kaca.
Lihatlah para manusia tak berdaya itu, mereka berupaya menyelamatkan diri dari terjangan tsunami,
memanjat pohon, bertengger di atap, tergulung ombak. Lihatlah ribuan mayat yang hancur dan tak
dikenal itu. Benar-benar Maha Besar Allah yang bisa melakukan semua ini. Benar-benar manusia
tak bisa menolak kuasaNya.
Aceh hancur, hanya masjid yang maish berdiri tegak. Lihatlah Serambi Mekkah itu, lihatlah kota
yang dikenal religius itu. Kini porak-poranda. Mengapa Aceh ya Allah, mengapa? Kasihan mereka.
Fahmi tak habis pikir.
Namun, sejurus kemudian ia beristighfar... pasti ada skenario tertentu yang dibuat Allah dibalik
bencana ini. Allah menjadikan sesuatu bukan tanpa sebab.
Fahmi mengusap perlahan titik air mata yang mulai menganak sungai di pipinya.
Kita beri bantuan yuk buat mereka, katanya kemudian pada istrinya.
Iya, berapa?
Sekarang kita kumpulin aja dulu pakaian layak pakai, yuk! mereka berdua beraksi. Kemudian
Fahmi mengambil sejumlah uang simpanannya.
Pa... nggak kebanyakan? Nanti kita gimana? istrinya mengingatkan.
Udahlah, Ma, mereka lebih butuh dari kita. Cobaan yang kita hadapi sekarang nggak ada artinya
dibandingkan kesusahan mereka, nanti pasti ada rezeki buat kita. Yakin aja, deh, hibur Fahmi.
Istrinya mengalah. Memang jumlah uang yang mereka sumbangkan tak sampai 500 ribu rupiah,
namun terasa juga karena Fahmi masih menganggur. Tapi mereka ikhlas membantu saudara
mereka yang kesusahan di tanah rencong sana.
Melalui sebuah yayasan, mereka menyalurkan bantuan itu. Kemudian Fahmi dan keluarganya setia
mantengi televisi untuk melihat perkembangan situasi di Aceh.
Suatu hari, saat Fahmi sedang di depan tv, telepon rumahnya berbunyi.
Assalamualaikum... sapanya ramah.
Waalaikum salam, Fahmi, ya? sahut suara di ujung sana.
Fah, selamat ya.... foto ente menang juara harapan.
Alhamdulillah... yang bener, lo? Fahmi tidak percaya.
Bener. Hadiahnya dua juta!
Mendengar berita itu tak urung Fahmi langsung sujud syukur. Kemudian ia mengabarkan berita
gembira itu pada istrinya.
Ma, Alhamdulillah, foto yang Papa ikutin lomba jadi juara harapan. Hadiahnya dua juta...
Ia memeluk erat istrinya, Betul kan Papa bilang. Kalau udah rezeki nggak bakalan ke mana, deh...
Rupanya, Allah masih menyimpan kejutan lain buat mereka. Beberapa hari kemudian, kembali
telepon rumahnya berdering, Ya hallo... Assalamualaikum? sapa Fahmi lagi.
Fah... masih nganggur lo? tanya temannya di ujung sana.
Ya... gitu deh, kenapa? Ada gawean? Fahmi bertanya penuh harap.
Bukan gawean sih, ada order motret kawinan, buat kita berdua, lumayan 7 juta, bo! Mau nggak?
Pake nanya lagi, ya mau dong! Fahmi tertawa senang. Kembali ia sujud syukur dan mengabarkan
berita itu pada istrinya.
Alhamdulillah....ya Pa... Allah baik banget.
Makanya... Papa bilang juga apa, nggak usah takut nyumbang agak banyak buat Aceh kemarin...
Mereka berdua bertatapan penuh makna.