Sap Kesehatan Jiwa
Sap Kesehatan Jiwa
Sasaran
Hari/tanggal
: 30 Menit
Penyuluh
A. Latar Belakang
Meningkatnya gangguan kesehatan jiwa pada remaja dikalangan msyarakat saat ini
dan yang akan datang akan terus menjadi masalah sekaligus tantangan bagi tenaga
kesehatan khususnya profesi keperawatan. Menurut penelitian World Health
Organization (WHO), jika prevalensi gangguan jiwa diatas 100 juta per 100 penduduk
dunia maka indonesia mencapai 264/100 penduduk yang merupakan anggota keluarga.
Data hasil survei kesehatan RT (Surat Keputusan Republik Indonesia tahun 1995),
menyatakan jika hal tersebut 2,6 kali lebih tinggi dari ketentuan WHO dan merupakan
hal serius yang perlu ditangani. Hasil riset WHO dan Word Bank menyimpulkan bahwa
gangguan jiwa dapat meningkatkan penurunan produktifitas sampai dengan 8,5%.
Menurut Dayly Lost (1998), saat ini gangguan jiwa menempati urutan kedua setelah
penyakit infeksi (11,5%).
Krisis multidimensi telah mengakibatkan tekanan yang berat pada sebagian besar
masyarakat dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususnya. Masyarakat yang
mengalami krisis ekonomi tidak saja mengalami gangguan kesehatan fisik berupa
gangguan gizi, penyakit infeksi tetap saja dapat mengalami gangguan jiwa. Pada
akhirnya dapat menurunkan produktifitas kerja. Kualitas hidup secara nasional, negara
telah dan kehilangan generasi sehat yang akan meneruskan perjuangan dan cita-cita
bangsa.
Masa remaja menurut WHO merupakan suatu fase perkembangan antara masa
kanak-kanak dan masa dewasa yaitu berlangsung antara usia 10-19 tahun. Masa remaja
terdiri pada masa remaja awal (10-14 tahun), masa remaja, (14 - 17 tahun). Pada masa
remaja, banyak terjadi perubahan biologis, psikologis, maupun sosial. Tetapi umumnya
proses pematangan fisik terjadi lebih cepat dari proses pematangan kejiwaan psikososial
(Huang et al., 2007). Seorang anak remaja tidak lagi didapat sebagai anak kecil, tetapi
belum juga dianggap sebagai orang dewasa. Disatu sisi ia ingin bebas dan mandiri, lepas
dari pengaruh orang tua, disisi lain pada dasarnya ia tetap membutuhkan bantuan,
dukungan perlindungan orang tuanya (Guzmdn et al., 2004). Orang tua sering tidak
1
pada
: Panti Asuhan
D. Waktu
E. Sasaran
F. Metode
:
1. Ceramah
2. Diskusi
3. Tanya jawab
G. Media
H. Penyuluh
:
1. Penyaji
a. Penyaji 1
b. Penyaji 2
2. Moderator
3. Notulen
4. Observer
5. Pembimbing
Penguji/ Pembimbing
Pintu
Notulen
LCD
Penyaji
Fasilitator
AUDIENCE
DEMONSTRATION
Moderator
MC
J. Kegiatan Penyuluhan
No
1.
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
5 menit
Kegiatan Keluarga
Pembukaan :
- Menjawab salam
- Mengucapkan salam
- Mendengarkan
- Mendengarkan
- Menjawab
Pelaksanaan :
1. Penyampaian materi
-Mendengarkan
15 menit
-Bertanya
5 menit
-Menjawab
- Bertanya
benar
Penutup
4.
5 menit
- Menjawab salam
1. Struktur
a. Persiapan Alat
Alat yang disediakan adalah leaflet dan PPT
b. Persiapan Media
Media yang dipersiapkan disesuikan dengan keadaan dan kondisi sasaran yaitu
leaflet PPT dan LCD Proyektor yang mempermudah dalam penyampaian.
c. Persiapan Materi
5
Materi yang telah dipersiapkan diperiksa kembali baik dari segi bahasa
maupun susunannya sehingga dapat mempermudah penerimaan dan
pemahaman informasi atau penyuluhan oleh sasaran.
2. Proses Penyuluhan
a. Kegiatan penyuluhan yang akan diberikan, diharapkan berjalan lancar dan
sasaran memahami tentang penyuluhan yang akan diberikan.
b. Dalam proses penyuluhan diharapkan terjadi proses interaksi antara penyuluh
dengan sasaran.
c. Sasaran diharapkan hadir 100% dan tidak ada yang meninggalkan tempat saat
penyuluhan berlangsung.
d. Sasaran diharapkan memperhatikan materi yang diberikan oleh penyuluh.
3. Hasil Penyuluhan
a. Jangka pendek
1) Sasaran diharapkan mengerti materi yang diberikan.
2) Sasaran diharapkan memahami tentang kesehatan jiwa
b. Jangka panjang
1) Meningkatkan pengetahuan remaja tentang kesehatan jiwa. Remaja dapat
menumbuhkan sikap dan perilaku dalam mengatasi masalah kesehatan jiwa.
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Kesehatan Jiwa Pada Remaja
Pengertian Kesehatan Mental Menurut Dr. Jalaluddin dalam bukunya
Psikologi Agama bahwa: Kesehatan mental merupakan suatu kondisi batin yang
senantiasa berada dalam keadaan tenang, aman dan tentram, dan upaya untuk
menemukan ketenangan batin dapat dilakukan antara lain melalui penyesuaian diri
secara resignasi (penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan).
Sedangkan menurut paham ilmu kedokteran, kesehatan mental merupakan
suatu kondisi yang memungkinkan perkembangan fisik, intelektual dan emosional
yang optimal dari seseorang dan perkembangan itu berjalan selaras dengan keadaan
orang
lain.
1.
dari
pengalaman
yang
menyebabkan
frustasi
tersebut
dan
2.
dengan
gangguan
ini
mengalami
penyalahgunaan
zat
atau
dengan
remaja
lain
yang
juga
menggunakan
14
zat,
15
16