Anda di halaman 1dari 18

TUGAS PBL

Kiat Belajar sebagai Mahasiswa Kedokteran

Disusun oleh : KELOMPOK 22


No

Nama
1. Robbi Tri Atmaja
2. Nyoman Gede Trisna Anandita
3. Hazmi Wiratama
4. Cindy Meisellina
5. I Gusti Ngurah Eka Riadi Putra
6. I Made Ardi Sudiatmika
7. Diatni Fibri Puspita Sari
8. Miranti Arsi Gandini
9. Mohammad Arif
10. Putu Gede Indra Dananjaya
11. Syamsiyah Hamid
12. Dwija Arya Nugraha

NPM
13700180
13700182
13700184
13700186
13700188
13700190
13700192
13700194
13700196
13700198
13700200
13700202

PEMBIMBING TUTOR : Theodora,drg.,Sp.Ort


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS WIJAYA KUSUMA SURABAYA
TAHUN AKADEMIK 2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan YME, karena dengan karunia-Nya
kami dapat menyelesaiakan makalah yang berjudul Kiat Belajar sebagai
Mahasiswa Kedokteran tepat pada waktunya.

Makalah ini berisikan informasi tentang pembahasan Kiat Belajar sebagai


Mahasiswa Kedokteran. Diharapkan makalah ini dapat memberikan pengetahuan
kepada kita semua tentang Kiat Belajar sebagai Mahasiswa Kedokteran.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir.

Surabaya, 23 September
2013

Penyusun

Daftar Isi
2

Kata Pengantar. i
Daftar Isi.. ii
Bab I
Skenario. 1
Bab II
Kata Kunci. 2
Bab III
Problem.. 3
Bab IV
Tinjauan Pustaka 4
Bab V
Pembahasan.. 13
Bab VI
Kesimpulan dan Saran . 15
Bab VII
Daftar Pustaka ..`16

BAB I
3

Skenario 1
Kiat Belajar sebagai Mahasiswa Kedokteran

1. Skenario :
Andi adalah mahasiswa semester V, Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya
Kusuma Surabaya. Selama kulliash dua semester terakhir dia memperoleh nilai
prestasi yang kurang sehingga banyak mata kuliah yang belum lulus dan tertinggal,
sehingga tidak dapat memprogram mata kuliah baru sebab tidak cukup SKS yang
akan di ambil pada Indeks Prestasi (IP) semester yang lalu. Hal ini membuat gelisah
hati Andi : apakah yang terjadi terhadap dirinya, sehingga tidak dapat sukses belajar
mengejar prestasi yang maksimal?
Kebiasaan ini timbul baru akhir dua semester lalu, sedangkan sua semester yang
awal memperoleh IP yang baik sehingga dapat memprogram mata kuliah yang baru.
Kebiasaan ini terpengaruh keadaan lingkungan akademik pada kelasnya, dimana
tercetus paham : Buat apa kuliah sulit-sulit dengan jadwal kuliah padat dan ruang
kuliah yang penuh sesak, serta presensi hadir yang diharuskan 75%? Baginya lebih
baik Titip Absen (TA), toh kalau tidak lulus masih ada kesempatan ikut Semester
Pendek (SP) dengan harapan pasti lulus.
Budaya ini sangatlah merugikan dan merusak perilaku belajar Andy. Bagaimana
cara Andy memperbaiki hal yang terjadi pada dirinya?

BAB II
2 Kata Kunci

2.1 Prestasi
2.2 Indeks Prestasi
2.3 Satuan Kredit Semester
2.4 Titip Absen
2.5 Lingkungan Kelas
2.6 Semester Pendek
2.7 Belajar efisien dan efektif

BAB III
3. Problem
3.1 Daftar Masalah :
3.1.1 Prestasi belajar mahasiswa yang menurun
3.1.2 Tercetusnya paham titip absen
3.1.3 Pengaruh lingkungan kelas yang negatif
3.1.4 Memilah pengaruh lingkungan dalam proses pembelajaran
3.1.5 Kiat belajar yang efektif dan efisien
3.2 Daftar Pertanyaan
3.2.1 Apa penyebab prestasi belajar mahasiswa menurun?
3.2.2 Mengapa sampai tercetus paham titip absen?
3.2.3 Bagaimana pengaruh lingkungan kelas terhadap Indeks Prestasi
3.2.4

(IP) mahasiswa?
Bagaimana cara menyikapi pengaruh lingkungan kelas dalam

3.2.5

proses pembelajaran?
Bagaiama cara belajar yang efektif dan efisien?

BAB IV
4. Tinjauan pustaka :
4.1
Prestasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi diartikan sebagai hasil usaha
yang dicapai dari apa yang dikerjakan atau yang diusahakan. Seseorang dianggap
berprestasi, jika dia telah meraih sesuatu hasil dari apa yang diusahakannya, baik
karena hasil belajar, bekerja, atau berlatih keterampilan dalam bidang tertentu.
Prestasi merupakan hasil nyata dari puncak pengembangan potensi diri.
Prestasi hanya dapat diraih dengan mengerahkan segala kekuatan, kemampuan dan
usaha yang ada dalam diri kita.
Faktor yang memengaruhi prestasi adalah:

Dari dalam (intern) yaitu kesehatan, intelegensi, bakat, minat, motivasi

dan kesiapan
Dari luar (ekstern) yaitu lingkungan keluarga, lingkungan kampus, dan
lingkungan masyarakat

Prestasi-prestasi

yang

dapat

diperoleh

semasa

perkuliahan

seperti

mendapatkan nilai yang memuaskan disetiap mata kuliah, ini berarti berusaha segiat
mungkin dalam belajar agar memperoleh hasil yang maksimal maka dengan begitu
kita bisa memperoleh Indeks Prestasi yang baik dalam proses perkuliahan. Aktif
dalam mengikuti berbagai macam kegiatan kemahasiswaan. Menjuarai perlombaanperlombaan ditingkat universitas, daerah, nasional atau bahkan internasional.
4.2 Indeks Prestasi
Salah satu indikator prestasi mahasiswa adalah mendapatkan IP yang
maksimal. IP atau Indeks Prestasi adalah salah satu alat ukur prestasi di bidang
akademik/pendidikan.

Meskipun

bernama

"indeks",

IP

sebenarnya

bukanlah indeks dalam sebenarya, melainkan semacam rerata terboboti. Penggunaan


IP

di Indonesia memiliki

perbedaan

untuk

tingkat dasar-menengah dan

tingkat pendidikan tinggi. Sistem ini menggantikan sistem rata-rata yang dipakai
sampai Kurikulum 1875. Semenjak Kurikulum 1984 berlaku, IP dipakai untuk
mengevaluasi capaian siswa atau mahasiswa.
Pada tingkat pendidikan tinggi, IP dihitung sebagai rerata norma nilai yang
diperoleh seorang mahasiswa pada mata kuliah tersebut setelah diberi bobot dengan
"Angka Kredit". Norma nilai berkisar antara 4 (A, terbaik) sampai 0 (E, gagal). Angka
Kredit ditentukan besarnya (biasanya 1 sampai 4 Satuan Kredit Semester/SKS)
berdasarkan bobot setiap mata kuliah. Bobot ini ditentukan berdasarkan pentingnya
mata kuliah tersebut dalam membentuk kompetensi lulusan. IP dihitung untuk setiap
semester.
IP ini hendaknya minimal konstan dan lebih baik lagi jika meningkat.
Biasanya mahasiswa hanya semangat saat semester awal lambat laun mahasiswa akan
mulai malas dan semangat belajar menurun sehingga menyebabkan menurunnya IP
dari semester ke semester.

Berikut ini adalah rentang IP pada umumnya di perguruan tinggi :


IPK
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0

Peringkat Huruf
A
AB
B
BC
C
CD
D
DE
E

Nilai
90-100
80-89
70-79
60-69
50-59
40-49
30-39
15-29
0-14

Keterangan
Sangat baik
Baik
Sedang
Buruk
Sangat buruk

4.3 Satuan Kredit Semester


Sistem SKS ini digunakan umumnya di perguruan tinggi. Dengan sistem
ini, mahasiswa dimungkinkan untuk memilih sendiri mata kuliah yang akan ia ambil
dalam satu semester. SKS digunakan sebagai ukuran:
o Besarnya beban studi mahasiswa.
o Besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha belajar mahasiswa.
o Besarnya usaha belajar yang diperlukan mahasiswa untuk menyelesaikan
suatu program, baik program semesteran maupun program lengkap.
o Besarnya usaha penyelenggaraan pendidikan bagi tenaga pengajar.
Seorang mahasiswa dapat dinyatakan lulus apabila telah menyelesaikan
jumlah SKS tertentu. Misalnya program sarjana (S1) mempersyaratkan mahasiswanya
untuk menyelesaikan 144 - 160 SKS, program D3 mempersyaratkan 110 - 120 SKS.
Harga 1 SKS untuk kegiatan kuliah setara dengan beban studi tiap minggu selama
satu semester, terdiri dari:
o 1 jam kegiatan terjadwal (termasuk 5-10 menit istirahat)
o 1-2 jam tugas terstruktur yang direncanakan oleh tenaga pengasuh mata
kuliah bersangkutan, misalnya menyelesaikan pekerjaan rumah, tugas
pembuatan referat, menerjemahkan suatu artikel, dan sebagainya.
o 1-2 jam tugas mandiri, misalnya membaca buku rujukan, memperdalam
materi, menyiapkan tugas, dan sebagainya.
Besaran tersebut bisa berbeda untuk kegiatan belajar lainnya, seperti
praktikum, seminar, kerja lapangan, penelitian, atau penulisan skripsi.

Baik teori maupun praktik masing-masing memiliki tugas mandiri, ujian


tengah semester dan ujian akhir semester. Untuk bisa menyusun SKS pada semester
berikutnya kita harus memenuhi IP (index prestasi) yang tinggi karena jika kita tidak
mendapatkan IP yang tinggi maka pada semester selanjutnya kita tidak akan bisa
menyusun SKS sesuai dengan target dan bila itu terjadi akan menghambat proses
kelulusan ,karena itu kita sebagai mahasiswa harus giat mengikuti perkuliahan dan
materi-materi yang di berikan agar kita mendapatkan IP yang tinggi dan berhasil
menyusun SKS untuk semester ke depan.
Pada semester 1 dan semester 2 di FK UWKS SKS yang diambil telah diatur,
sedangkan pada semester berikutnya IP pada semester sebelumnya sangat
berpengaruh pada pengambilan SKS untuk semester berikutnya, dengan data sebagai
berikut.

IP

SKS Maksimal

2.00

24

1.50 1.99

21

1.00 1.49

17

< 1.00

13

4.4 Titip Absen


Adapun hal lain yang turut berkesinambungan dengan mahasiswa kedokteran,
yaitu salah satu hal negatif yang menjadi kebiasaan mahasiswa untuk menitipkan
tanda tangan atau absen kepada teman bangku kuliahnya yang secara bersamaan
masuk di kelas kuliah yang sama.
Beberapa alasan yang digunakan mahasiswa untuk melakukan titip absen
bangun kesiangan, kehabisan jatah absen, malas, aksi atau mengikuti unit kegiatan
mhasiswa.
Bangun kesiangan memang sedang populer di kalangan mahasiswa. Alasan
begadang semaleman atau teralalu lelah berharap bisa jadi alasan yang kuat dan
masuk akal. Di sisi lain, dalam sejarah perkuliahan, surat ijin dengan alasan bangun
9

kesiangan (apalagi alasan malas kuliah) masih dianggap tabu dan tak pantas untuk
ditetapkan.
Beberapa Perguruan Tinggi menerapakan batas minimal mengikuti kuliah
untuk menjadi tiket Ujian. Jika seseorang melewati batas tersebut, mau tidak mau ia
harus menjalani pendalaman (mengulang) di tahun berikutnya (karena tidak mendapat
nilai ujian). Sistem ini juga turut memacu mahasiswa untuk titip absen jika ia sudah
kehabisan jatah. Harga mengulang tahun depan lebih mahal daripada titip absen.
Latar belakang dibuatnya peraturan ini memiliki dua sisi yang sama-sama tidak mau
mengalah. Satu sisi, pihak perguruan tinggi merasa memiliki tanggung jawab untuk
memaksa mahasiswa untuk mngikuti kuliah yang diselenggarakanya sebagai bentuk
pelayanannya. Namun di sisi lain, mahasiswa yang merasa bisa ngatur diri
mengatakan bahwa kuliah tidak kuliah itu urusan sendiri. Alasanya, Mahasiswa
sebagai konsumen berhak untuk mengambil atau tidak mengambil kuliah yang
diberikan.
Alasan berikutnya yaitu malas. Hal ini sudah menjadi bawaan watak dasar
manusia. Untuk itu, kita urai saja faktor penyebab malas (yang berhubungan dengan
titp absen).
a. Tidak mempunyai niat untuk kuliah
Ini jelas masalah pribadi mahasiswa yang belum menemukan niat
sebagai manusia pembelajar. Solusinya, harus banyak ikut kelas-kelas
motivasi semacam ESQ, IMT, Seminar Wirausaha, atau sejenisnya.
b. Kelas yang membosankan
Sebab dari kelas yang membosankan adalah memang mahasiswa
yang tidak bisa nerima pelajaran atau tidak bisa menikmati kelas. Alasan
selanjutnya adalah memang dosennya tidak bisa membangun suasana
kelas.
Faktanya, masih ada beberapa mahasiswa FK UWKS yang menerapkan paham
yang salah ini dengan alasan yang beragam.
Alasan lainnya adalah aksi atau unit kegiatan mahasiswa. Pengembangan
softskill harusnya memang sejalan dengan aktivitas akademik. Meskipun dalam
kenyataanya softskill lebih penting dari pada akademik. Namun kenyataanya kita
harus lebih memengtingkan akademik dari pada kegiatan peningkatan softskill. Aksi,
Turun Jalan, Demonstrasi, atau teman-temannya memang dianggap sebagai suatu
kewajiban yang diemban mahasiswa. Kewajiban ini (menurut mahasiswa) harus
dijalankan seimbang dengan kegiatan kuliah. Meskipun pada kenyataannya kewajiban
ini kadang lebih diutamakan daripada kuliah.
10

Selain aksi, Mahasiswa jaman ini juga dihadapakan dengan aktivitas ekstra
yang ia geluti dalam kegiatan kepanitiaan atau keorganisasian. Alasan mencari
sponsor atau menghubungi pengisi acara sering juga dijadikan alasan yang legal untuk
tidak masuk kuliah. Hal ini juga menjadi suatu kewajiban mahasiswa yang telah
menyatakan komitmennya untuk ikut dalam kepanitiaan tersebut. Alhasil, apapun
harus dilakukan termasuk meninggalkan kuliah. Pasalnya, acara yang telah dibuat
menjadi pertaruhan nama organisasi atau bahkan kampus.
Nyatanya, masih banyak mahasiswa UWKS yang menanamkan titip absen
kepada temannya. Walaupun memang ada yang dikarenakan masalah yang mendesak,
namun ada juga yang menyalahgunakan hal ini.
4.5 Lingkungan Kelas
Lingkungan kelas juga tidak kalah penting dalam tumbuh dan berkembang
berbagai paham yang beredar di kalangan akademika.
Lingkungan kelas adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat
proses pembelajaran dilaksanakan. Doyle (1979, 1986) mendeskripsikan kelas sebagai
sesuatu yang bersifat multidimensional, serentak, segera, dan tidak dapat diprediksi.
Ruang kelas adalah lingkungan yang kompleks dimana manusia berinteraksi, saling
bergantung antar satu orang ke orang lain, dan dengan berbagai karakter unik dalam
lingkungan sosial dan fisik yang spesifik
Faktor penting yang menentukan hasil belajar adalah lingkungan kelas. Dalam
lingkungan kelas yang menyenangkan, siswa akan senang belajar, dan secara
langsung akan meningkatkan hasil belajar. Sebaliknya jika lingkungan kelas tidak
nyaman maka tidak akan mendukung hasil belajar yang maksimal. Lingkungan kelas
merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar siswa.
Lingkungan kelas tersebut dapat bersifat fisik, misalnya ruang kelas, perabotan
kelas, kebersihan kelas, meja-kursi, dan lain lain. Lingkungan kelas juga dapat
bersifat non fisik, misalnya interaksi, ketenangan, dan kenyamanan.
Lingkungan belajar tidak terbatas pada lingkungan fisik saja. Atmosfer yang
dibangun juga merupakan faktor lingkungan yang berpengaruh cukup besar terhadap
suasana pembelajaran. Suasana kelas merupakan pencerminan gaya manajemen kelas
yang diterapkan .
Gaya manajemen kelas yang lebih baik adalah gaya otoritatif. Dalam gaya ini,
anak memperoleh kebebasan tetapi masih ada kontrol-kontrol yang sifatnya tidak
membatasi. Dosen membuat aturan ataupun prosedur berdasarkan masukan dari anak,
serta memberi penjelasan logis kenapa aturan tersebut dibuat.
Suasana kelas dibuat nyaman, dimana anak terbebas dari perasaan tertekan,
cemas, dan takut, sekaligus penuh dengan tantangan. Kenyamanan dibangun oleh
11

adanya penerimaan dan perasaan dipahami oleh orang lain. Dalam hal ini, dosen
memberi teladan bagaimana menerima orang lain apa adanya serta menunjukkan
empati dan simpati kepada orang lain.
Penerimaan dan empati melahirkan rasa percaya diri dan menumbuhkan
kepercayaan pada orang lain. Selanjutnya, hal ini akan mengangkat harga diri sang
anak sehingga bisa mengaktualisasikan kemampuan dengan lebih baik. Ini adalah
modal yang sangat berharga bagi kemajuan pembelajaran dan perkembangan
kepribadian.
Selain dari sikap yang ditunjukkan warga kelas (dan sekolah), lingkungan
yang kondusif juga memerlukan aturan, prosedur, kebijakan, dan kesepakatan sebagai
pagar yang melindungi dari kemungkinan terjadinya penyimpangan.
Fungsi aturan, prosedur, kebijakan, dan kesepakatan bukanlah untuk
membatasi, tetapi memberikan kepastian dan struktur yang terarah. Anak akan merasa
aman

bila

tahu

dalam

koridor

yang

mana

boleh

beraktivitas.

Supaya efektif, anak perlu tahu secara jelas apa peraturan, prosedur, kebijakan, dan
kesepakatan yang berlaku. Akan lebih baik kalau anak dilibatkan dalam
pembuatannya. Rasa tanggungjawab akan lebih besar jika anak terlibat.
Di masa-masa awal kuliah, tentunya mahasiswa baru akan merasakan
beberapa hal berbeda yang belum mereka rasakan selama duduk di bangku SMA.
Sebagai mahasiswa baru, mungkin kita akan merasa kaget dan tertekan saat mendapati
perbedaan-perbedaan yang begitu mencolok antara masa SMA dengan masa kuliah.
Lalu, apa saja masalahnya dan bagaimana cara agar mahasiswa dapat
beradaptasi dengan lingkungan baru? Seperti yang dikutip dari Her Campus, Jumat
(28/12/2012), ada beberapa hal yang akan dirasakan berbeda oleh mahasiswa baru,
beserta cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal-hal tersebut adalah :
1. Jumlah siswa
2. Jangan menganggap teman sekelas sebagai orang asing
3. Bertanya kepada senior
4. Masalah Dosen
a. Menunjukkan rasa hormat
b. Aktif dalam diskusi kelas
c. Dituntut untuk mandiri
d. Membuat daftar kegiatan
5. Menyeimbangkan antara belajar dan bermain
Sedangkan lingkungan perkuliahan di Fakultas Kedokteran UWKS sendiri
sebenarnya sudah memenuhi kriteria dari segi fasilitas pembelajaran. Seperti ruang
kelas yang luas, ber-AC,LCD dan proyektor serta fasilitas-fasilitas pendukung

12

pembelajaran. Para dosen pengajarnya pun telah mahir dalam menggunakan fasilatas
yang disediakan oleh fakultas. Integritas para pengajar tidak dapat diragukan lagi.
Dari sudut pandang kami sebagai mahasiswa baru, perkuliahan di fakutas
kedokterran UWKS sudah cukup kondusif. Tapi masih ada saja sgelintir mahasiswa
yang berperilaku menyimpang seperti rebut sendiri dikelas.
Cara menyikapi pengaruh negatif dari lingkungan kelas, sebenarnya unutkk
hal yang satu ini kembali pada pribadi masing-masing. Tapi, hendaknya sebagau
mahasiswa kita harus bijakasan dalam memilah pengaruh-pengaurh tersebut. Pilihlah
pengaruh yang baik dan bermanfaat saja. Karena keadaan lingkungan juga
berpengaruh besar terhadap prestasi. Ingatlah tujuan utama kita sebagai mahasiswa
yaitu belajar dan sebegai mahasiswa Fakultas Kedokteran, kita memiliki satu tujuan
yang sama yaitu menjadi dokter.
4.6 Semester Pendek
Semester pendek adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan di antara
2 (dua) semester reguler yang ekivalen dengan semester reguler sesuai dengan
pengertian Satuan Kredit Semester (sks).
Tujuan Semester Pendek memberi kesempatan kepada mahasiswa yang akan
memanfaatkan masa liburan, memberi peluang dan kesempatan yang lebih luas bagi
mahasiswa untuk memperbaiki kinerja studinya ataupun bagi mahasiswa yang cakap
dan giat belajar untuk dapat mempercepat masa studinya, masa studi yang lebih cepat
bagi mahasiswa dan peningkatan produktivitas lulusan akan menambah daya tarik dan
citra positif masyarakat,dengan adanya semester pendek akan menimbulkan banyak
efek yang negatif seperti :
Menjadi beban karena memikirkan banyak mata kuliah yang harus di

tuntaskan,
Membuat mahasiswa menjadi malas dan putus asa karena selalu gagal
dalam menyelesaika mata kuliah yang menimbulkan rasa malu pada diri

sendiri dan orang lain.


Didalam kenyataannya, masih juga terdapat mahasiswa-mahasiswa di Fakultas
Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma yang mengambil program tersebut untuk
memperbaiki IP yang mereka dapatkan di semester sebelumnya.
Untuk mencegah pengulangan dan pengambilan semester pendek, mahasiswa
seharusnya memiliki cara belajar yang efektif dan efisien. Belajar adalah proses
perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja untuk mendapatkan perubahan
yang lebih baik, misalnya : dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak terampil menjadi

13

terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi dapat melakukan sesuatu dan
lain sebagainya.
4.7 Belajar Efisien dan Efektif
Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dilakukan secara sengaja
untuk mendapatkan perubahan yang lebih baik, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu,
dari tidak terampil menjadi terampil, dari belum dapat melakukan sesuatu menjadi
dapat melakukan sesuatu dan lain sebagainya.
Belajar efektif dan efesien adalah cara belajar yang dapat meraih tujuan yang
ingin dicapai dari belajar itu sendiri, sesuai dengan kompetensi dasar dari materi yang
diajarkan dan tidak melenceng dari materi yang seharusnya di pelajari.
Dalam prosesnya ada cara belajar yang efesien dan efektif yang berhasil dan
tidak bershasil, cara belajar efektif yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar,
baik dari segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan
cara belajar efesien yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang
maksimal. Yang diminilkan disini juga berupa waktu, tempat, sarana dan prasarana
belajar dan lain-lain. Biasanya seseorang belajar tidak terlalu lama, tetapi sangat
menguasai materi tersebut, karena orang tersebut kemungkinan mempunyai cara
efisien dalam belajar, selain metode yang mereka gunakan dalam belajar. Yang perlu
diingat disini adalah, tidak ada orang pintar atau bodoh dalam belajar, yang ada
hanyalah orang malas, dan tak tahu cara belajar yang baik.
Jika belajar efektif dan efesien secara benar dan sesuai keomeptensi kita maka
hasil yang didapat akan sesuai dengan yang di harapkan dan mendapat IP yang tinggi,
dan secara berjenjang akan menjadikan kita cepat lulus.
Di Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma, proses pembelajaran
tidak hanya dilakukan di ruang kelas, namun di luar kelas juga proses pembelajaran
masih berlangsung. Kegiatan-kegiatan itu seperti belajar kelompok, diskusi,
Mahasiswa diajak untuk ikut aktif dan berperan langsung, bahkan pembekalan dari
kakak kelas kepada adik kelas pun berlangsung di Fakultas Kedokteran secara rutin
dilakukan setiap minggunya, hal ini sebagai tanda bahwa FK UWKS menerapkan
secara belajar efektif dan efisien.

BAB V
5. Pembahasan :
5.1 Penyebab Prestasi Menurun

14

Prestasi mahasiswa menurun disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor intern
dan ekstern. Faktor intern seperti jasmani dan psikologis yang menurun tentu
memengaruhi turunnya prestasi mahasiswa. Faktor ekstern yaitu keadaan
keluarga, lingkungan perkuliahan serta lingkugan masyarakat yang buruk juga
memengaruhi prestasi tersebut.
5.2 Faktor Paham Titip Absen
Salah satu pengaruh dalam perkuliahan yang tidak baik yaitu titip absen. Titip
absen dapat dikarenakan berbagai faktor, sebagai berikut :

40% terjadi karena syarat mengikuti Ujian Akhir Semester.


30% terjadi karena keterbatasan waktu.
20% terjadi karena kehadiran mempengaruhi nilai.
10% terjadi karena kesalahan individu.
Bangun Kesiangan
Kehabisan Jatah Absen
Malas karena tidak mempunyai niat untuk kuliah dan kelas yang

membosankan
Unit Kegiatan Mahasiswa
5.3 Pengaruh Lingkungan Kelas terhadap Indeks Prestasi Mahasiswa
Pengaruh lingkungan kelas sangat berpengauruh terhadap Indeks Prestasi (IP)
seseorang. Itu semua tergantung dari pilihan mahasiswa itu sendiri. karena
mahasiswa itu sendiri yang menyerap pengaruh yang berasal dari lingkungan.
Apabila mahasiswa masuk ke lingkungan yang baik, otomatis akan mendapatkan
IP yang baik pula. Sebaliknya, jika masuk ke lingkungan yang buruk makan akan
mendapatkan IP kurang baik.

5.4 Cara Menyikapi Pengaruh Lingkungan Kelas


Cara menyikapi pengaruh negatif dari lingkungan kelas, sebenarnya untuk hal
yang satu ini kembali pada pribadi masing-masing. Tapi, hendaknya sebagai
mahasiswa kita harus bijakasan dalam memilah pengaruh-pengaurh tersebut.
Pilihlah pengaruh yang baik dan bermanfaat saja. Karena keadaan lingkungan
juga berpengaruh besar terhadap prestasi. Ingatlah tujuan utama kita sebagai
15

mahasiswa yaitu belajar dan sebegai mahasiswa Fakultas Kedokteran, kita


memiliki satu tujuan yang sama yaitu menjadi dokter.
5.5 Cara Belajar Efisien dan Efektif
Cara belajar efektif yang sesuai dengan kondisi personal pembelajar, baik dari
segi metode, penggunaan tempat, ataupun penggunaan waktu. Sedangkan cara
belajar efesien yang meminimalkan usaha tetapi mendapatkan hasil yang
maksimal dan sesuai dengan kemampuan bagaimana inensitas belajar kita dan
harus sesuai dengan materi yang tidak melabr dari materi seharusmya

BAB VI
6.1

Kesimpulan :
6.1.1

Kiat belajar dapat ditentukan dari faktor luar dan faktor dalam individu

6.1.2

tersebut.
Lingkungan kelas sangat berperan penting dalam tumbuh dan berkembangnya
paham-paham yang positif maupun negatif
16

6.1.3

Prestasi seorang mahasiswa salah satunya dapat dibuktikan dengan Indeks


PrestasiSemakin tinggi nilai IP, maka kesempatan mahasiswa mengambil SKS
lebih banyak yaitu 24 SKS, sebaliknya nilai IP yang jatuh dibawah 1,00

6.1.4

kesempatan mengambil IP hanya 13 SKS.


Paham Titip Absen merupakan paham yang tidak berbudaya dan harus
dihentikan.

6.2Saran
6.2.1 Seharusnya sebagai mahasiswa semangat belajar dipertahankan bahkan lebih
6.2.2

dari semester ke semester.


Sebagai mahasiswa, kita harus bijak dalam mengambil setiap keputusan dan

6.2.3

pandai memilah setiap paham yg beredar di lingkungan.


Kita harus menerapkan belajar efektif setiap saat, aktif pada setiap diskusi, dan

6.2.4

selalu bersikap kritis


Dalam pengambilan SKS kita harus menyesuaikan dengan kemampuan yang

6.2.5

kita miliki, agar prestasi yang kita peroleh maksimal


Jangan jadikan paham titip absen sebagai budaya, karena masuk kuliah bukan
untuk mengisi absen saja tetapi lebih kepada mendapatkan pelajaran atau ilmu
yang akan kita pakai sebagai dokter yg memiliki integritas yang tinggi.

17

Daftar Pustaka

http://id.wiktionary.org/wiki/prestasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Prestasi
http://id.wikipedia.org/wiki/Satuan_kredit_semester
http://kedaibunga.wordpress.com/2010/04/23/ekologi-kelas-lingkungan-kelas-psikologi-pendidika/
https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDoQFjAC&url=http%3A%2F
%2Fwww.ilkom.unsri.ac.id%2Fsop%2Fdata
%2FprosedurSP.pdf&ei=30dAUo_6KoWlrQeayICADQ&usg=AFQjCNGBIsSHOQ7Q8shYj0oGlIux-deLw
http://smkn3pacitan.sch.id/index.php?option=com_content&view=article&id=169&Itemid=187
http://spiritentete.blogspot.com/2009/05/kiat-belajar-efektif.html
http://rizaariyanie.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
http://terasapas.wordpress.com/2011/11/20/budaya-oknum-mahasiswa-titip-absen/

18

Anda mungkin juga menyukai