Metabolisme Glukosa - Askeb Neonatus
Metabolisme Glukosa - Askeb Neonatus
waktu yang ideal untuk menanamkan pengalaman menyusu pada bayi. Bayi baru lahir yang lelah
dan stres akibat persalinan yang lama dapat menunjukkan minat yag sedikit dalam menyusu.
Walaupun bayi menyusu dengan efektif, jumlah kalori yang dikonsumsi minimal dan mungkin
tidak adekuat untuk kebutuhan glukosa pada bayi baru lahir yang mengalami stress.
Bayi baru lahir tidak dapat mengonsumsi susu dalam jumlah adekuat menghasilkan
glukosa dari glikogen. Namun, glikogenolisis hanya dapat terjadi jika bayi memiliki cadangan
glikogen yang adekuat. Bayi yang mengalami stress karena gangguan intrauteri kronis memiliki
cadangan glikogen sangat sedikit pada saat lahir. Seorang bayi yang terpajan stress mayor pada
saat lahir karena hipotermia, yang mengakibatkan hipoksia, menggunakan banyak cadangan
glikogennya pada satu jam pertama setelah lahir. Walaupun bayi baru lahir mungkin
menghasilkan glukosa dari lemak atau protein, proses glukoneogenesis tidak efisien dan dapat
menciptakan banyak sampah metabolit (by-products). Bidan harus melakukan pengkajian yang
akurat pada neonatus yang beresiko mengalami hipoglikemia dan melakukan surveilans yang
tepat.
Bidan dapat memfasilitasi penyesuaian kadar glukosa dengan menekankan agar bayi baru
lahir yang sehat segera menyusu. Pada saat yang sama, bidan harus mengevaluasi setiap bayi
baru lahir secara realistis untuk kemungkinan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia dapat tidak
jelas dan tidak spesifik serta dapat meliputi gelisah, sianosis, apnea, menangis lemah, letargi,
tidak aktif dan menolak menyusu. Bidan harus selalu ingat bahwa hipoglikemia dapat terjadi
tanpa gejala pada awalnya. Akibat jangka panjang hipoglikemia yang tidak dikoreksi dapat
menyebabkan kerusakan luas pada sel-sel otak, yang kadang-kadang ditandai dengan kejang
(seizure).
Evaluasi hipoglikemia dilakukan melalui sampel darah. Darah yang diambil dari tumit
bayi baru lahir mengandung darah kapiler dan kadar glukosa darah dari sampel ini dapat rendah
palsu jika terjadi statis vena pada kaki. Tumit harus dihangatkan sebelum pengambilan sampel
untuk meningkatkan aliran darah. Pengambilan sampel darah harus dilakukan secara hati-hati
sehingga menghindari fungsi pada bagian yang peka, yaitu bagian belakang tumit. Terdapat
beberapa bukti bahwa penggunaan atau pengumpul darah otomatis menimbulkan lebih sedikit
trauma dan pengumpulan sampel lebih banyak yang berhasil daripada penggunaan lanset
manual. Sampel darah yang diambil dari tumit sering dievaluasi dengan menggunakan suatu
setrip uji yang dapat dibaca di tempat tidur dengan atau tanpa kolorimeter reflektansi;
penggunaan kolorimeter dapat meningkatkan keakuratan. Namun, metode setrip uji memiliki
banyak keterbatasan yang terkait dengan teknik operator dan hematokrit neonatus.
Setrip uji telah dibuka lebih dari sebulan juga bisa memberikan hasil pengukuran yang
tidak akurat. Setiap kadar glukosa yang berada di garis batas (40-45 mg/dL) membutuhkan
intervensi bidan dan upaya agar bayi baru lahir mau menyusu. Tes ulang dilakukan dalam 30
menit dan jika hasilnya tetap pada garis batas, sampel vena harus diperiksa. Nilai dibawah 45
mg/dL harus segera dievaluasi menggunakan sampel vena dari kulit kepal atau fosa antekubiti.
Apabila nilai yang rendah terbukti, terapi diindikasikan.
Sampel vena dapat dianalisis dengan menggunakan darah lengkap atau plasma (serum).
Sampel harus didinginkan selama transportasi ke laboratorium. Sebagian besar laboratorium
melaporkan hasil plasma mendekati 15 persen lebih tinggi daripada sampel darah lengkap. Bidan
harus memahami metode pemeriksaan yang digunakan oleh laboratorium tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Helen, Varney. (2007). Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4, Volume 2. Jakarta:
EGC