Anda di halaman 1dari 8

PROPOSAL

KERJA
PRAKTEK

PT. Pertamina Geothermal Energy


Area Kamojang, Jawa Barat

Penerapan Metode Gravity untuk Menganalisa


Lithologi Lapisan Tanah di Suatu Daerah
Prospek Panas Bumi
Alamsyah Rizki Isroi / 10211056

Fisika Bumi dan Sistem Kompleks


Program Studi Fisika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung
Gedung Fisika Jl. Ganesha 10 Bandung 40132
Telp +6222 2500834, Fax +6222 2506452
Email fisika@fi.itb.ac.id

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

I.

PENDAHULUAN

Masalah ketersediaan energi menjadi sebuah isu penting yang sering dibahas pada era
globalisasi seperti sekarang ini, baik itu dalam sebuah seminar, diskusi, maupun konferensi besar
dari para pemimpin negara. Banyak hal dilakukan untuk membuat terobosan baru dalam dunia
teknologi khususnya dalam bidang energi yang terbarukan. Hal ini menjadi sebuah tantangan
besar bagi para ilmuwan untuk mencari kemungkinan-kemungkinan baru yang bisa digunakan
sebagai penghasil energi baru serta tidak berdampak buruk pada lingkungan. Salah satu jenis
energi terbarukan tersebut yaitu energi panas bumi. Energi panas bumi berbeda dengan minyak
dan gas bumi, sebab panas bumi adalah sumber energi yang relatif bersih dan dapat diperbaharui.
Energi panas bumi itu sendiri adalah energi panas yang tersimpan dalam batuan di bawah
permukaan bumi dan fluida yang terkandung di dalamnya.
Di sisi lain, peranan PT. Pertamina Geothermal Energy sebagai salah satu BUMN
menjadi sangat penting dalam mengelola jenis energi terbarukan demi kesejahteraan Negara
Indonesia. Berbagai penelitian dan pengembangan lebih lanjut dilakukan sebagai wujud
tanggung jawab perusahaan dalam memberikan hasil yang maksimal. Profesionalisme dalam
bekerja sangat dibutuhkan guna menunjang pengembangan tersebut dan mahasiswa sebagai salah
satu sumber daya manusia terpelajar yang akan menjadi penerusnya harus mulai mempelajari
berbagai hal nyata dalam pengembangan tersebut. Peranan tersebut dapat diambil dengan turut
serta dalam sebuah kerja praktek untuk meningkatkan kemampuan kerjasama tim, komukasi,
maupun keahlian teknis untuk mengelola sumber daya panas bumi ini.
Kerja praktek yang dimaksud dalam uraian di atas telah menjadi suatu bagian dari
kurikulum pendidikan di Institut Teknologi Bandung, khususnya program studi Fisika dengan
kelompok keahlian Fisika Bumi dan Sistem Kompleks. Untuk itu penulis selaku mahasiswa dari
jurusan tersebut sangat berkeinginan melaksanakan kegiatan Kerja Praktek di PT. Pertamina
Geothermal Energy area Kamojang, Jawa Barat. PT. Pertamina Geothermal Energy sengaja
penulis pilih sebagai tempat kerja praktek karena perusahaan tersebut merupakan perusahaan
yang memiliki profesionalitas tinggi dalam mengelola energi panas bumi. Terlebih lagi dalam
beberapa kurun waktu ke depan banyak penelitian dan pengembangan yang akan dilakukan oleh
PT. Pertamina Geothermal Energy khusunya yang beroperasi di area Kamojang, Jawa Barat. Hal
ini jelas menjadi suatu kesempatan besar bagi penulis untuk ikut serta memahami dan merasakan
suasana kerja secara langsung. Sebagai tambahan, fokus utama penulis dalam melaksanakan
kerja praktek nantinya adalah memahami bagaimana penerapan metode gravity digunakan untuk
menganalisa struktur lapisan tanah pada suatu daerah prospek panas bumi, karena hal tersebut
akan penulis gunakan sebagai dasar dalam penyusunan tugas akhir atau skripsi.

ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

II.

LATAR BELAKANG

Penggunaan panas bumi sebagai sumber energi dimulai pada awal abad 20, ketika listrik
pertama kali dihasilkan dari uap panas bumi di Larderello, Italia pada tahun 1904 (Gupta and
Roy, 2007). Selanjutnya di tahun 1913 sebuah pembangkit listrik berdaya 12.5 MW dioperasikan
secara terus menerus di daerah tersebut. Sedangkan perkembangan teknologi panas bumi di
negara-negara lainnya terbilang lambat pada awal abad 20 karena terpusat hanya di Italia.
Barulah tahun 1958, 1960, dan 1961 pengembangan teknologi panas bumi terlihat, salah satunya
yaitu dengan dibangunnya pembangkit listrik tenaga panas bumi di Jepang, Selandia Baru, dan
Amerika. Sedangkan di Indonesia baru pada tahun 1970 eksplorasi panas bumi dilakukan dengan
maksud menemukan dan mengembangkan sistem panas bumi temperatur tinggi.
Seiring perkembangannya, eksplorasi panas bumi kini mengarah pada konversi energinya
menjadi energi listrik guna memasok kebutuhan energi listrik yang terus meningkat. Dalam
melakukan eksplorasi panas bumi, beberapa metode geofisika sangat penting peranannya.
Metode geofisika dimanfaatkan dalam menentukan konfigurasi struktur geologi dan komposisi
bawah permukaan dengan menggunakan parameter fisika (Rosid, 2005). Beberapa metode
geofisika tersebut antara lain metode gravity/gayaberat metode geolistrik, magnetotelurik (MT),
dsb. Metode-metode geofisika tersebut dipelajari dalam kelompok keahlian Fisika Bumi dan
Sistem Kompleks pada Program Studi Fisika ITB. Yang menjadi fokus utama dalam proposal
kerja praktek ini dari sekian metode geofisika yang ada adalah metode gravity atau gayaberat
yang notabene menjadi salah satu metode geofisika yang sering digunakan.
Sebagaimana diketahui dalam studi lanjut bahwa struktur pembentuk lapisan permukaan
bumi ternyata begitu rumit dan kompleks. Asumsi bahwa permukaan bumi memiliki densitas
yang homogen dapat dipatahkan dengan perbedaan batuan penyusun lapisan permukaan tanah
tersebut. Metode gravity itu sendiri secara prinsip berpijak pada adanya variasi densitas yang
terdapat pada lapisan permukaan bumi. Untuk eksplorasi panas bumi, biasanya reservoir panas
bumi berasosiasi dengan tubuh intrusi batuan beku sebagai sumber panas. Tubuh intrusi ini
tentunya dapat diduga dengan metoda gravity tadi. Oleh karena itu, dalam melaksanakan
kegiatan kerja praktek ini penulis memfokuskan diri pada pengambilan data, pengolahan data,
pemodelan struktur lapisan bawah permukaan tanah, serta menganalisa bagaimana sistem panas
bumi yang ada pada pemodelan yang dihasilkan dengan metode gravity. Atau secara umum
dapat diringkas dalam sebuah topik:
Penerapan Metode Gravity untuk Menganalisa Lithologi Lapisan Tanah di Suatu
Daerah Prospek Panas Bumi.
Jika dalam prakteknya ternyata terdapat kondisi yang di luar keinginan, maka topik
tersebut tentu bersifat fleksibel dan penulis akan berusaha menyesuaikan lebih lanjut mengenai
topik baru yang terkait.
ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

III.

TUJUAN
Tujuan dari Kerja Praktek ini diantaranya:
1. Mahasiswa diharapkan mampu memahami cara eksplorasi energi panas bumi dengan
menggunakan metode gravity.
2. Mahasiswa diharapkan mampu mengolah data dari hasil survei lapangan, melakukan
interpretasi data dan menganalisanya secara tepat.
3. Mahasiswa diharapkan mampu mengetahui arti penting dan peranan PT Pertamina
Geothermal Energy khususnya pada daerah operasi Kamojang, Jawa Barat terhadap
masyarakat luas dengan proses pelayanan jasa dan penentuan kebijakan.
4. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk menambah jaringan perkenalan di dunia
professional.
5. Melatih profesionalitas dan kedisiplinan mahasiswa dalam menghadapi dunia kerja.

IV.

WAKTU DAN TEMPAT


Kerja praktek akan dilaksanakan pada :
Waktu

: 23 Desember 2014 s/d 23 Januari 2015

Tempat

: PT. Pertamina Geothermal Energi Area Kamojang Jawa Barat

Atau sesuai jadwal yang diberikan oleh pihak PT. Pertamina Geothermal Energi Area
Kamojang, Jawa Barat.
Dengan rincian kegiatan sebagai berikut:
Tabel 1. Rincian Rencana Kegiatan selama Kerja Praktek
No
1

V.

Bentuk Kegiatan

Studi literatur metode gravity dan geothermal


Pengambilan data lapangan menggunakan
metode gravity

Prosesing data gravity

Membuat pemodelan 2D bawah permukaan

Interpretasi dan analisa hasil prosesing data

minggu ke1

PARTISIPAN
Nama
: Alamsyah Rizki Isroi
NIM
: 10211056
Program studi : Fisika (Kelompok Keahlian Fisika Bumi dan Sistem Kompleks)
Email
: rizkiisroi@live.com
ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

VI.
TEORI DASAR
V.1. HUKUM NEWTON TENTANG GRAVITASI
Prinsip interaksi yang terjadi antara dua partikel yang bermassa m1 dan m2 memenuhi
persamaan Hukum Newton yang dinyatakan sebagai:
(1)
Keterangan
F
: gaya antara dua partikel bermassa m1 ke m2
G
: konstanta gravitasi universal (6.672x10-11 Nm2/kg2)
m1
: massa benda 1
m2
: massa benda 2
r
: jarak partikel bermassa m1 ke m2
Sedangkan pada Hukum Newton kedua menjelaskan pengaruh percepatan yang
dikenakan pada suatu benda bermassa m. Dalam metode gravity, percepatan tersebut
digerikan oleh percepatan gravitasi g seperti dijelaskan pada persamaan :
(2)
Keterangan
F
: gaya yang menyebabkan partikel m bergerak
m
: massa partikel
a
: percepatan
g
: percepatan gravitasi
Persamaan (1) dan (2) di atas menjadi dasar utama dalam penerapan metode gravity,
yakni percepatan partikel bermassa m2 yang disebabkan oleh adanya partikel bermassa
m1. Pada kasus ini m1 diasumsikan sebagai massa bumi (Me), sedangkan r diasumsikan
sebagai jari-jari bumi (Re), dan g adalah percepatan gravitasi.
(3)
V.2. BENTUK BUMI
a. Spheroid
Spheroid adalah suatu ellipsoid dengan pemipihan pada kutub yang merupakan perkiraan
permukaan laut rata-rata dan efek massa di daratan telah dihilangkan (Telford et al,
1990).
b. Geoid
Geiod digunakan sebagai muka laut rata-rata sebab pada kenyataannya elevasi daratan
sekitar 500 m dan elevasi maksimum daratan dengan depresi samudera sekitar 9000 m
berdasarkan permukaan laut.

ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

V.3. KOREKSI METODE GAYA BERAT


Pada prakteknya, nilai gravitasi yang terukur ternyata memiliki variasi berdasarkan
beberapa faktor yaitu faktor lintang, elevasi, topografi daerah sekitar pengukuran, pasang
surut bumi akibat benda langit (bulan, matahari), dan juga variasi densitas di bawah
permukaan bumi. Selengkapnya koreksi-koreksi yang dimaksud dijelaskan pada uraian di
bawah ini:
a. Koreksi Pasang Surut (Tide Correction)
Koreksi ini digunakan untuk menghilangkan efek penarikan bumi akibat benda-benda
langit. Koreksi nilai pasang surut ini nilainya berubah-ubah karena dipengaruhi oleh
lintang dan waktu (Untung M., 2001).
b. Koreksi Apungan (Drift Correction)
Koreksi apungan disebabkan karena adanya kemungkinan goncangan yang terjadi pada
saat melakukan pengukuran berulang dari alat yang digunakan. Koreksi apungan dapat
dinyatakan dalam persamaan :
(4)
Keterangan
gD
: besarnya drift (dalam mGal, mGal = 10-3 Gal, 1 Gal = 1 cm/s2)
Tn
: waktu pembacaan (menit)
GA1 dan GA2 : pembacaan gayaberat di awal dan di akhir pada titik ikat A (mGal)
TA1 dan TA2 : waktu pembacaan di awal dan di akhir pada titik ikat A (menit)
c. Koreksi Lintang (Latitude Correction)
Koreksi lintang dilakukan sebagai akibat dari rotasi bumi yang menimbulkan variasi nilai
gravitasi di garis ekuator dengan di daerah kutub atau dengan kata lain bervariasi
terhadap lintang. Untuk itu perlu dilakukan sebuah koreksi, koreksi ini didapatkan
dengan menggunakan persamaan Geodetic Reference System 1967 atau disebut sebagai
GRS67 (Blakely, 1996).
(5)
Keterangan
gL
: gayaberat pada lintang (mGal)
ge
: gayaberat di ekuator (978031.85 mGal)

: sudut lintang pada titik pengamatan (radian)


d. Koreksi Udara Bebas (Free-air Correction)
Koreksi udara bebas merupakan sebuah koreksi yang disebabkan karena adanya pengaruh
variasi ketinggian pada datum terhadap medan gravitasi. Perumusan koreksi ini yaitu :
(6)
Keterangan
gFA
: koreksi udara bebas (mGal/m)
h
: ketinggian pengambilan datum di atas permukaan laut (m)
ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

e. Koreksi Medan (Terrain Correction)


Koreksi medan dilakukan sebab setiap stasiun pengukuran gravitasi memiliki bentuk
permukaan yang tidak rata/datar atau memiliki kontur tertentu. Misalkan jika di dekat
stasiun pengukuran terdapat bukit maka bukit tersebut memiliki medan yang mampu
menekan gravimeter untuk menaikkan percepatan gravitasi. Koreksi ini selanjutnya bisa
didapatkan melalui pengolahan data menggunakan Hammer Chart.
f. Koreksi Bouguer (Bouguer Correction)
Koreksi terakhir yaitu koreksi Bouguer yang berfungsi menghilangkan efek tarikan suatu
massa yang berada di antara titik pengamatan dan titik acuan dengan asumsi bahwa
lapisan batuan tersebut berupa slab tak hingga. Persamaannya sebagai berikut :
(7)
Keterangan
BC
: koreksi Bouguer (mGal)

: densitas rata-rata kerak bumi (2.67 g/cm3)


h
: ketinggian (m)
G
: konstanta universal gravitasi (6.672x10-11 Nm2/kg2)
V.4. SISTEM PANAS BUMI
Sistem panas bumi secara umum dideskripsikan sebagai transfer panas dalam suatu
volume terisolasi pada kerak bumi secara alami. Dimana panas tersebut dipindahkan dari
sebuah sumber panas (heat source) ke sebuah penampang panas (reservoir) (Hochstein
and Brownie, 2000).
Sedangkan menurut Goff dan Janik (2000), sistem panas bumi dibagi ke dalam beberapa
tipe:
Sistem yang berasosiasi dengan volkanisme kuarter dan intrusi magma (young igneous
system). Sistem ini umumnya mempunyai temperatur 3700C dan kedalaman reservoir
1.5km
Sistem yang berhubungan dengan tektonik, yaitu terjadi di lingkungan backarc, daerah
crustal extension, zona kolisi dan sepanjang zona sesar. Sistem ini yang telah
dieksploitasi umumnya mempunyai temperatur reservoir 2500C dan kedalaman
reservoir 1.5km
Sistem (yang dipengaruhi oleh) geopressure ditemukan di cekungan sedimen.
Kedalaman reservoir sistem ini umumnya 1,5 hingga 3 km dan temperatur reservoir
berkisar dari 50 hingga 190C
Sistem hot dry rock yang memanfaatkan panas yang tersimpan dalam batuan
berporositas rendah dan tidak permeabel. Temperatur sistem ini berkisar antara 120
hingga 225C dengan kedalaman 2 hingga 4 km
Sistem magma tap yang memanfaatkan panas yang keluar dari tubuh magma dangkal.
Pada sistem ini, magma merupakan bentuk paling murni panas alamiah yang
mempunyai temperatur <1200C
ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

PROPOSAL KERJA PRAKTEK PT. Pertamina Geothermal Energy


Fisika Bumi dan Sistem Kompleks
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Institut Teknologi Bandung

Meskipun begitu, terdapat suatu skema sistem panas bumi yang secara umum dipakai
dalam mendefinisikan sistem panas bumi itu sendiri. Selengkapnya dapat dilihat pada
gambar berikut:

Gambar 1. Skema Sistem Panas Bumi (Daud, 2010)

VII.

PENUTUP

Demikian proposal ini disusun sebagai bahan acuan dalam pelaksanaan Kerja Praktek nantinya
serta sebagai salah satu persyaratan kegiatan Kerja Praktek ini. Besar harapan penulis semoga segenap
staff dan manajemen PT. Pertamina Geothermal Energy dapat mempertimbangkan dan menyetujui
proposal ini untuk dapat melaksanakan Kerja Praktek di PT. Pertamina Geothermal Energy, daerah
operasi Kamojang, Jawa Barat. Atas perhatian dan pertimbangan Ibu/Bapak, penulis ucapkan terima
kasih.

Bandung, 5 September 2014


Penulis

Alamsyah Rizki Isroi


10211056
Lampiran :
1. Surat pengantar dari Prodi
2. Curriculum Vitae (CV)
3. Transkrip nilai sampai dengan semester VI
ALAMSYAH RIZKI ISROI 10211056 | FISIKA| INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

Anda mungkin juga menyukai