Vol - VIII No.18 II P3di September 2016
Vol - VIII No.18 II P3di September 2016
PENANGGUNG JAWAB
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi tulisan
ini tanpa izin penerbit.
PEMIMPIN REDAKSI
Sulasi Rongiyati, S.H., M.H.
PENYUNTING/EDITOR
REDAKTUR PELAKSANA
Achmad Sani Alhusain, S.E., M.A.
Dewi Sendhikasari D., S.I.P., M.P.A
Edmira Rivani, S.Si., M.Stat.
Elga Andina, S.Psi., M.Psi.
Handrini Ardiyanti,S.Sos.,M.Si.
Marfuatul Latifah, S.H.I., L.L.M.
Rizki Roza, S.I.P., M.Si.
Sita Hidriyah, S.Pd., M.Si.
Sri Nurhayati Qodriyatun, S.Sos., M.Si.
Sulasi Rongiyati, S.H., M.H.
TATA LETAK
Teddy Prasetiawan, S.T., M.T.
T. Ade Surya S.T., M.M.
http://pengkajian.dpr.go.id/
http://scribd.com/InfoSingkat
Majalah
Abstrak
Mengodifikasi RUU KUHP hakikatnya ialah mengharmonisasi secara masif peraturanperaturan hukum pidana yang ada. Namun demikian, kompleksitas perkembangan
hukum pidana nasional di luar KUHP saat ini membuat kebijakan kodifikasi secara
total sangat sulit untuk diwujudkan. Oleh sebab itu, pilihan kodifikasi dengan model
terbuka menjadi pilihan yang realistis. Pemikiran untuk mengatur sepenuhnya
tindak pidana khusus di luar KUHP perlu ditindaklanjuti oleh Panja RUU KUHP
dengan mengatur ulang Sistematika Buku Kedua RUU KUHP tersebut. Begitu pula
mengenai pengaturan tindak pidana administratif, pendekatan komplementer
dalam pengaturannya perlu diiringi dengan pemetaan ulang dan identifikasi secara
komprehensif, baik mengenai tindak pidana administratif yang ada di dalam maupun
di luar KUHP. Pendekatan ini juga menuntut perumus dan pembentuk undang-undang
di masa yang akan datang untuk dapat memahami dan membedakan mana tindak
pidana yang harus diatur dalam kodifikasi dan mana yang diatur di luar kodifikasi.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Hukum pada Bidang Hukum, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: prianter.hairi@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-1-
Referensi
Bidang Studi Hukum Pidana Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, RUU
KUHP: Kodifikasi atau Kompilasi,
Position Paper, disampaikan pada
Seminar Nasional RUU KUHP di
Fakultas Hukum UI Depok Jawa Barat
tanggal 12 Juni 2014.
Elsam,
Beberapa
Tulisan
Terkait
Kebijakan
Kriminal
Dalam
RUU
KUHP,
http://advokasi.elsam.or.id/
assets/2015/09/20060928_Diskusi_
Tulisan-kebijakan-kriminal-RKUHP.pdf
, diakses pada 21 September 2016.
ICJR, Kodifikasi RKUHP dan Implikasi
Terhadap Tatanan Hukum Pidana
Indonesia, ICJR, Jakarta, 2015.
Mudzakkir, Kebijakan Kodifikasi (Total)
Hukum Pidana Melalui RUU KUHP
dan Antisipasi Terhadap Problem
Perumusan
Hukum
Pidana
dan
Penegakan Hukum Pidana di Masa
Datang, makalah disampaikan pada
lokakarya Perencanaan Pembangunan
Hukum Nasional Perkembangan Hukum
Pidana yang diselenggarakan oleh
BPHN tanggal 3 s/d 5 November 2010 di
Semarang.
Muladi, Analisis Tentang Kemungkinan
Pengaturan Tindak Pidana Khusus dan
Tindak Pidana Administratif di Luar
KUHP, makalah disampaikan pada
Rapat Panja RUU KUHP tanggal 20
September 2016 di Komisi III DPR RI.
Muladi, Hal-Hal Sebelum Memasuki
Pembahasan Buku II RUU KUHP
Tentang Tindak Pidana, makalah
disampaikan pada Rapat Panja RUU
KUHP tanggal 15 September 2016 di
Komisi III DPR RI.
Penutup
Kodifikasi RUU KUHP pada hakikatnya
merupakan
upaya
mengharmonisasi
secara masif peraturan hukum pidana.
Namun demikian, dapat dipahami bahwa
kompleksitas dan perkembangan hukum
pidana nasional yang selama ini sudah terbagi
menjadi hukum pidana di dalam dan di luar
kodifikasi akan menyulitkan tim penyusun
RUU KUHP untuk melakukan kodifikasi
secara total. Oleh sebab itulah, pilihan
kodifikasi dengan model terbuka menjadi
pilihan yang realistis.
Sikap
perumus
RUU
KUHP
melalui tim Pemerintah yang membuka
kemungkinan pengaturan tindak pidana
khusus di luar KUHP, perlu ditindak lanjuti
dengan penyusunan ulang sistematika
Buku Kedua RUU KUHP. Demikian pula
pengaturan tindak pidana administratif yang
-4-
Majalah
HUBUNGAN INTERNASIONAL
Abstrak
Kawasan Semenanjung Korea kembali mengalami peningkatan ketegangan akibat uji
coba nuklir dan roket yang dilakukan Korea Utara (Korut). Tindakan tersebut mendapat
kecaman masyarakat internasional, tidak terkecuali dari Rusia dan China yang
selama ini dikenal sering membela Korut. Dari uji coba tersebut, Korut dikhawatirkan
memiliki kemampuan untuk meluncurkan hulu ledak nuklir yang didukung misil balistik
antarbenua. Indonesia harus turut berkontribusi dalam upaya internasional meredakan
ketegangan di Semenanjung Korea dan dalam mencegah proliferasi senjata nuklir, baik
melalui forum-forum multilateral antarpemerintah maupun antarparlemen.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Masalah-Masalah Hubungan Internasional pada Bidang Hubungan Internasional, Pusat Penelitian,
Badan Keahlian DPR RI. Email: rizki.roza@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-5-
Program
pengembangan
nuklir
Korut telah dimulai sejak tahun 1950an.
Bekerjasama
dengan
Uni
Soviet,
Korut membangun fasilitas nuklir dan
meningkatkan
penguasaan
teknologi
nuklir. Diketahui mulai menguasai sistem
pengembangan senjata nuklir dan adanya
laporan bahwa Korut memiliki reaktor nuklir
rahasia, Korut mendapat tekanan masyarakat
internasional. Tekanan tersebut berhasil
memaksa Korut pada 1985 untuk menyetujui
Traktat Non-Proliferasi Nuklir (Treaty on the
Non-Proliferation of Nuclear Weapons/NPT).
Sebuah kesepakatan dicapai antara
Korut dan AS pada 1994 yang berisi Korut
bersedia menghentikan program nuklirnya
jika AS dan negara lainnya membantu
memenuhi
kebutuhan
energi
Korut.
Namun pada 2003, Korut mengumumkan
bahwa mereka mundur dari NPT dan telah
mengaktifkan kembali fasilitas nuklirnya
dan mengusir pengawas dari International
Atomic Energy Agency (IAEA). Korut
juga menyatakan bahwa mereka telah
mengolah 8.000 batang bahan bakar nuklir
yang telah disimpan sejak 1994 menjadi
nuclear weapons-grade plutonium. Sejak
itu beberapa kali kesepakatan internasional
berhasil dicapai untuk menghentikan
program nuklir Korut, namun berulangkali
pula Korut melanggar dan mengaktifkan
kembali fasilitas nuklirnya.
Sejak mundur dari NPT dan kembali
melakukan pengembangan nuklir selama
beberapa tahun, Korut berusaha menunjukkan
kapabilitas senjata nuklir yang telah
dikuasainya. Korut untuk pertama kalinya
melakukan uji coba peledakan nuklir pada
Oktober 2006. Uji coba nuklir yang dilakukan
pada 9 September lalu merupakan uji coba
kelima. Sesaat setelah melakukan uji coba
dan mencatat gerakan seismik berkekuatan
5,3 pada skala Richter di wilayah dekat
lokasi uji coba, Pyongyang mengumumkan
keberhasilannya. Badan cuaca Korea Selatan
(Korsel) menyatakan kekuatan ledakan nuklir
tersebut diperkirakan mencapai 10-12 kiloton.
Kekuatan ini 70 persen dari bom atom AS yang
dijatuhkan ke Hiroshima, Jepang pada 1945,
dan lebih besar dari uji coba keempat yang
kekuatannya berkisar 6 kiloton.
Kekhawatiran masyarakat internasional
atas pengembangan nuklir Korut yang dapat
mengancaman keamanan dan stabilitas
Posisi Indonesia
Indonesia
secara
konsisten
memperjuangkan agar hak setiap negara
untuk memanfaatkan energi nuklir untuk
maksud damai sebagaimana diatur dalam
Artikel IV (NPT) tetap dihormati. Di sisi
lain, Indonesia juga senantiasa mendukung
upaya masyarakat internasional dalam
upaya non-proliferasi dan perlucutan
senjata nuklir. Indonesia telah menjadi
negara pihak pada NPT, Convention on the
Physical Protection of Nuclear Material
(CPPNM), Convention on Nuclear Safety,
Compehensive Nuclear Test Ban Treaty
(CTBT), dan IAEA Additional Protocol.
Merespon tindakan uji coba nuklir
yang dilakukan Korut, pemerintah Indonesia
telah menyampaikan sikapnya, antara lain
mendesak Korut untuk mematuhi kewajiban
internasionalnya, termasuk resolusi-resolusi
Dewan Keamanan PBB. Selain itu Indonesia
menghimbau semua pihak untuk menahan
diri serta mengedepankan diplomasi dan
dialog untuk menciptakan situasi kondusif
bagi perdamaian dan stabilitas kawasan.
Indonesia sendiri memiliki hubungan
diplomatik yang cukup baik dengan
Korut yang sudah terjalin sejak Januari
1964. Indonesia senantiasa mendukung
-7-
Referensi
Mesin Roket Baru untuk Rudal Jarak Jauh,
Kompas, 21 September 2016, h. 9.
Pernyataan Pemerintah Indonesia Mengenai
Uji Coba Nuklir oleh Pemerintah Republik
Demokratik Rakyat Korea, http://www.
kemlu.go.id/id/berita/Pages/pernyataanindonesia-uji-coba-nuklir-korea-utara.
aspx, diakses 21 September 2016.
Perlucutan Senjata dan Non-Proliferasi
Senjata Pemusnah Massal, http://
kemlu.go.id/id/kebijakan/isu-khusus/
Pages/pengaturan-perlucutan-senjatadan-non-proliferasi-di-bidang-senjatapemusnah-massal.aspx,
diakses
21
September 2016.
Sikap Pemerintah RI Atas Uji Coba Nuklir
Kelima Korea Utara, https://m.tempo.
co/read/news/2016/09/11/118803385/
sikap-pemerintah-ri-atas-uji-cobanuklir-kelima-korea-utara, diakses 21
September 2016.
U.S. bombers fly over South Korea for second
time since Norths nuclear test, http://
www.reuters.com/article/us-northkoreanuclear-flight-idUSKCN11R0C6, diakses
21 September 2016.
Penutup
Kemampuan membangun hulu ledak
nuklir dan misil balistik antarbenua yang
dikuasai Korut saat ini merupakan ancaman
serius bagi stabilitas dan keamanan kawasan
Asia
Timur,
khususnya
Semenanjung
Korea. Kekuatan militer AS yang selama
ini dipandang memadai untuk mencegah
terjadinya perang di kawasan tersebut,
menjadi
rentan
akibat
kemungkinan
kemampuan senjata nuklir Korut yang dapat
menjangkau hingga wilayah teritori AS.
-8-
Majalah
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Abstrak
Peredaran vaksin palsu dan obat ilegal masih terjadi dan intensitasnya meningkat dari
tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa sistem dan sinergi pengawasan obat di
Indonesia yang masih lemah. Seharusnya pengawasan dilakukan oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan (Badan POM), baik pada fase pre-market maupun post-market.
Namun, pengawasan post-market belum optimal dilakukan oleh Badan POM mengingat
belum adanya regulasi yang memberikan kewenangan penuh kepada Badan POM
untuk melakukan upaya pengawasan hingga penindakan pelaku beserta barang bukti.
Terbatasnya jumlah dan kapasitas SDM, dan luasnya wilayah kerja Balai Besar dan
Balai POM juga menjadi penghambat upaya pengawasan. Untuk mewujudkan regulasi
penguatan kewenangan dan kelembagaan Badan POM, DPR melalui fungsi legislasi
penting untuk mendorong RUU Pengawasan Obat dan Makanan serta Pemanfaatan
Obat Asli Indonesia masuk ke dalam daftar perubahan prolegnas tahun 2016 dan segera
menyusun RUU tersebut.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Kesehatan Masyarakat pada Bidang Kesejahteraan Sosial, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: rahmi.yuningsih@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
-9-
- 11 -
Referensi
Ancaman Kesehatan: Gudang Obat Ilegal
Ditemukan Lagi, Kompas, 5 September
2016.
Bahan Rapat Dengar Pendapat Panja
Pengawasan Peredaran Obat dan Vaksin
Komisi IX DPR RI dengan Badan POM,
Kejaksaan dan Bareskrim POLRI.
Tanggal 13 September 2016.
Food and Drugs Administration. "Disposal
of Unused Medicines: What You
Should Know". http://www.fda.gov/
Drugs/ResourcesForYou/Consumers/
BuyingUsingMedicineSafely/
EnsuringSafeUseofMedicine/
SafeDisposalofMedicines/ucm186187.
htm, diakses 26 September 2016.
Kebijakan Strategis. http://www.pom.go.id/
new/index.php/view/kebijakan diakses
22 September 2016.
Kesehatan Masyarakat: Obat Lawas yang
Beredar Luas, Kompas, 8 September
2016.
Obat Ilegal: Apotek Rakyat Akan Dihapus,
Kompas, 10 September 2016.
Obat Ilegal: Kendali Pemerintah Lemah,
Kompas, 11 Agustus 2016.
Obat Ilegal: Pabrik Obat Keras Favorit
Remaja
Digerebek,
Kompas,
5
September 2016.
Obat Ilegal Picu Gangguan Mental
Masyarakat Bawah dan Remaja Jadi
Sasaran, Kompas, 7 September 2016.
Perkuat Sinergi Pengawasan Obat* Wapres:
BPOM Harus Lebih Tegas, Kompas, 9
September 2016.
Siregar, Charles J.P. 2015. Farmasi Rumah
Sakit: Teori dan Penerapan. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sidak Pasar Pramuka, Badan POM dan
POLRI Tutup 7 Kios Obat, http://
www.pom.go.id/new/index.php/view/
berita/11638/Sidak-Pasar-Pramuka-Badan-POM-dan-POLRI-Tutup-7-KiosObat.html, diakses 26 September 2016
Tajuk Rencana: Menghentikan Obat Ilegal,
Kompas, 8 September 2016.
Tata Ulang Pengawasan Obat, Kompas, 20
Agustus 2016.
Wawancara Kepala BPOM: Ini Bukan
Masalah Tarik-Menarik Kewenangan,
Kompas, 25 Juli 2016.
Penutup
Maraknya kegiatan penggerebekan
vaksin palsu dan obat ilegal yang dilakukan
oleh POLRI dan Badan POM menjadi bukti
keseriusan pemerintah dalam melindungi
kesehatan
masyarakat
dari
bahaya
penggunaan dan penyalahgunaan vaksin
palsu dan obat ilegal. Adanya kasus vaksin
dan obat ilegal juga membuktikan lemahnya
pengawasan yang dilakukan Badan POM
sebagai instansi yang dibentuk oleh Presiden
untuk melaksanakan tugas pemerintahan
di bidang pengawasan obat dan makanan.
Untuk
mengoptimalkan
pengawasan,
dibutuhkan
peningkatan
kewenangan
dan struktur kelembagaan Badan POM
melalui undang-undang. DPR dengan
fungsi legislasi perlu mengusulkan RUU
tentang Pengawasan Obat dan Makanan
serta Pemanfaatan Obat Asli Indonesia
agar menjadi prioritas tahun 2016 dan
segera menyusun RUU tersebut. Selain
itu, diperlukan juga peningkatan jumlah,
kapastias penyidik Badan POM. Diperlukan
- 12 -
Majalah
Abstrak
Program Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) yang dimulai pada tanggal 18 Juli 2016
menargetkan adanya penerimaan negara dari tax amnesty sebesar Rp165 triliun. Program
pengampunan pajak akan memasuki periode krusial, yaitu fasilitas tarif tebusan termurah
sebesar 2% untuk aset di dalam negeri dan 4% untuk aset di luar negeri akan berakhir pada
30 September 2016. Perkembangan pengampunan pajak menjelang berakhirnya periode
pertama tersebut masih belum mencapai hasil seperti yang diharapkan karena uang tebusan
yang masuk ke negara per 21 September 2016 baru mencapai Rp36,3 triliun atau sebesar
22% dari target. Pemerintah perlu melakukan upaya untuk meningkatkan penerimaan
negara dari pajak, dan DPR harus terus mengawal program dan kebijakan pemerintah untuk
mencapai target-target dalam APBN-P 2016.
Pendahuluan
*) Peneliti Muda Ekonomi Terapan pada Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
E-mail: hilma.meilani@dpr.go.id
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 13 -
Program
pengampunan
pajak
memasuki periode krusial, yaitu fasilitas
tarif tebusan termurah sebesar 2% untuk
aset di dalam negeri dan 4% untuk aset
di luar negeri akan berakhir pada 30
September 2016, sehingga akhir bulan ini
diharapkan penerimaan dari pengampunan
pajak akan masuk lebih besar. Dengan
memperhatikan capaian sampai dengan
sekarang, perlu dilakukan evaluasi terhadap
program pengampunan pajak periode
pertama ini.
Uraian
Jumlah
350 triliun
878 triliun
Repatriasi
Total
71,3 triliun
1.300triliun
Badan UMKM
35,5 miliar
Badan non-UMKM
2,60 triliun
OP non-UMKM
27,4 triliun
OP UMKM
Total
1,0 triliun
31,0triliun
32,9 triliun
269 miliar
3,06 triliun
Total
36,3triliun
Sumber: Ditjen Pajak, Kementerian Keuangan, per 21
September 2016
Keterangan:
SPH = Surat pernyataan harta
SSP = Surat setoran pajak
OP = orang pribadi
Kendala Pelaksanaan
Sejumlah kendala yang dihadapi
dalam pelaksanaan Program Pengampunan
Pajak dinilai turut menjadi penyebab belum
tercapainya target menjelang berakhirnya
- 14 -
Referensi
Amnesti Pajak Bisa Tembus Rp4.000
Triliun, Media Indonesia, 21 September
2016.
Aturan Investasi Repatriasi Semakin
Longgar,
Bisnis
Indonesia,
22
September 2016.
Kepolisian Singapura Abaikan Laporan
Bank, Kompas, 22 September 2016.
Ketimpangan Pajak, Tabloid Kontan No.
49 XX, 2016, 5-11 September 2016.
Menguji Hasil Tax Amnesty, Bisnis
Indonesia, 26 September 2016.
Menkeu Minta Wajib Pajak Tak Khawatir
Soal
Singapura,
Republika,
16
September 2016.
Melesatkan Pertumbuhan Ekonomi via UU
Tax Amnesty, Neraca, 14 September
2016.
Meluruskan Kembali Pemahaman tentang
Amnesti Pajak, Business News No.
8896/Tahun-LIX, 14 September 2016.
Partisipasi
Sangat
Menentukan,
Pengampunan
Pajak
untuk
Menggerakkan Ekonomi Nasional,
Kompas, 21 September 2016.
Pekan Sibuk Amnesti, Bisnis Indonesia, 24
September 2016.
"Pemerintah
Bergeming,
Pengurusan
Administrasi
Pengampunan
Pajak
Diperpanjang", Kompas, 23 September
2016.
Perbaiki Administrasi Bisnis dengan
AmnestiPajak, Media Indonesia, 22
September 2016.
Penutup
Keberhasilan pembangunan nasional
sangat
didukung
oleh
pembiayaan
yang berasal dari masyarakat, yaitu
penerimaan pajak. Agar peran serta ini
dapat terdistribusi dengan merata, perlu
diciptakan sistem perpajakan yang lebih
berkeadilan dan berkepastian hukum. Hal
ini disebabkan masih maraknya aktivitas
ekonomi di dalam negeri yang belum atau
tidak dilaporkan kepada otoritas pajak.
Pemerintah
perlu
menerapkan
langkah dan terobosan kebijakan guna
mendorong pengalihan harta (repatriasi)
ke dalam wilayah Republik Indonesia
sekaligus memberikan jaminan keamanan
bagi warga negara Indonesia yang ingin
mengalihkan dan mengungkapkan harta
yang dimilikinya dalam bentuk amnesti
- 16 -
Majalah
Abstrak
Gagasan intelijen pertahanan negara meletakkan reposisi Bainstranas yang selama ini
diatur dalam Perpres No. 80 Tahun 2014 diharapkan menjadi substansi revisi terbatas UU
No. 17 Tahun 2011 tentang Intelejen Negara. Kekosongan intelijen pertahanan yang memiliki
akses langsung ke Presiden melalui Menhan, dirasa ironis mengingat di beberapa negara
sudah mengadopsi kelembagaannya. Trauma sejarah politik dan distorsi pemahaman atas
intelijen pertahanan meletakkan gagasan intelijen pertahanan mengalami resistensi. Dengan
mencermati tantangan keamanan global dengan segala ancaman yang menyertainya, politik
supremasi sipil dituntut mampu merealisasikan intelijen pertahanan bagi penataan hubungan
sipil-militer dan sinerginya bagi sistem politik yang demokratis.
Pendahuluan
Menteri
Pertahanan
(Menhan)
Ryamizard Ryacudu berkeinginan membentuk
lembaga intelijen baru di Indonesia, yaitu
Badan Intelijen Pertahanan (BIP) yang akan
berada di bawah Kementerian Pertahanan
(Kemhan). Dinilai janggal ketika Kemhan
di beberapa negara memiliki badan intelijen
tersendiri, sedangkan di Indonesia Kemhan
justru tidak memilikinya. Misalnya di Malaysia,
dijalankan oleh Kor Risik DiRaja, sedangkan
di Inggris, terdapat Defence Intelligence
(DI) di bawah Kemhan-nya yang bertugas
menyediakan informasi untuk operasi militer,
rencana kontinjensi (contingency plan), dan
kebijakan pertahanan negara. Contoh lainnya,
Rusia memiliki badan intelijen pertahanan,
Spetsnaz GRU atau Denmark dengan FET
(Forscarets Efterretningstjeneste)-nya.
*) Peneliti Utama Pemerintahan Indonesia pada Bidang Politik Dalam Negeri, Pusat Penelitian, Badan Keahlian DPR RI.
Email: prayudi_pr@yahoo.com
Info Singkat
2009, Pusat Penelitian
Badan Keahlian DPR RI
www.pengkajian.dpr.go.id
ISSN 2088-2351
- 17 -
Manpower
Firepower
Mobility
Staying Power
Integrating Factors
Leadership & Political Will
Military Power
Foreign Military
Capbilities
Intelijen
pertahanan
merupakan
intelijen strategis yang merupakan instrumen
dalam perumusan strategi pertahanan raya
guna menjadi dasar penyusunan kebijakan
umum dan kebijakan penyelenggaraan
pertahanan negara. Rangkaian kegiatan
intelijen pertahanan terdiri dari perkiraan
intelijen (intelligent estimates), pengamatan
terhadap lingkungan untuk mengategorikan
mana negara bersahabat dan yang tidak
bersahabat (net assessment), dan perkiraan
ancaman (threats assessment).
Kebijakan umum di bidang pertahanan
negara (Jakumhaneg) yang ditetapkan
setiap lima tahun sekali dalam bentuk
Keppres, menempatkan Menhan sebagai
kontributor utama. Bahkan karena belum
terbentuknya Dewan Pertahanan Nasional
(DPN) yang diamanatkan UU No. 3 Tahun
2002 tentang Pertahanan Negara, maka
perumusan
Jakumhaneg
sepenuhnya
menjadi tanggung jawab Menhan. Akan
tetapi Jakumhaneg yang ada saat ini belum
sepenuhnya dapat dijadikan pedoman oleh
Kementerian/Lembaga dalam menyusun
strategi operasional masing-masing, karena
rumusannya belum berdasarkan penilaian
ancaman yang realistis. Strategi Pertahanan
yang ditetapkan oleh Kemhan tidak dapat
dijabarkan menjadi Strategi Militer oleh
Mabes TNI (selengkapnya lihat Gambar 1).
Bainstranas mengacu pada Perpres
No. 80 Tahun 2014 yang di Pasal 140
menyebutkan
Bainstranas
bertugas
mengelola kawasan instalasi strategis
nasional. Fungsi Bainstranas di Pasal 140B
Perpres tersebut, yaitu menyusun kebijakan
teknis, rencana dan program pengelolaan
kawasan
instalasi
strategis
nasional;
melaksanakan pengelolaan kawasan instalasi
strategis nasional, dan melaksanakan
administrasinya. Bainstranas menaungi
7 instalasi yang dianggap strategis bagi
kepentingan nasional, yaitu: Badan Nasional
Penanggulangan Terorisme (BNPT), Badan
Intelligence Estimate
Foregin
MilitaryIntentio
ns
Net Assement
Threat Assesment
Defence Intelligence
Referensi
Bainstranas,
Benih
Badan
Intelijen
Pertahanan, http.www.CNN Indonesia.
com, diakses 9 Agutus 2016.
Govt employs former Tim Mawar
members, The Jakarta Post, 31 Agustus
2016.
Intelijen Pertahanan Usulan Komandan,
Tempo 4-10 Juli 2016
Mutasi Jenderal TNI Danjen kopasus,
http.www. merdeka.com, diakses 22
September 2016/.
Evan Laksamana, Pola Mutasi Perwira
TNI, Kompas, 6 Agustus 2016.
Julianto, Arif (2002), Hubungan SipilMiliter di Indonesia Pasca Orde Baru,
Jakarta, Rajagrafindo Persada.
Paryanto, Mayjen TNI, Badan Intelijen
Pertahanan, makalah Diskusi Internal
di Pusat Penelitian DPR RI, Jakarta, 22
Agustus 2016.
Undang-Undang No. 17 Tahun 2011 tentang
Intelijen Negara.
Wibisono, Ali A, Reformasi Intelijen dan
Badan Intelijen Negara, makalah
Diskusi Internal di Pusat Penelitan DPR
RI, 22 Agustus 2016.
Widjajanto, Andi (ed.) (2006), Negara,
Intel, dan Ketakutan, Pacifis, Jakarta.
Penutup
Sebagai konsekuensi atas reformasi
hubungan sipil-militer yang belum tuntas,
intelejen pertahanan Indonesia belum
sejalan dengan upaya penguatan sistem
demokrasi bagi kepentingan nasional.
Seharusnya, kesadaran ini meletakkan
supremasi sipil sebagai pemegang otoritas
tidak perlu ragu lagi untuk merealisasikan
gagasan intelijen pertahanan, agar Kemhan
benar-benar
fokus
bagi
penanganan
- 20 -