Anda di halaman 1dari 6

Belajar tentang balok dan pelat beton bertulang

( untuk pemula)
JUL 30
Posted by sanggapramana

30 Votes
Yah, kita ketemu lagi, sekarang saya akan membahas tentang Balok beton bertulang, ni tulisan saya bersumber dari buku Balok dan
pelat beton bertulang oleh Ali Asroni penerbit graha ilmubagi yang mau beli bukunya silahkan, bagi yang mau belajar dari sini
juga bisa.maaf untuk simbol2 ada yang tidak dapat dimasukkan karena keterbatasan fitur ini. Lets start . . . . .
Balok tanpa tulangan
Kita tau sifat beton yaitu kuat terhadap gaya tekan tetapi lemah terhadap gaya tarik.Olehkarena itu, beton dapat mengalami retak jika
beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kuat tariknya.
Jika sebuah balok beton (tanpa tulangan) ditumpu oleh tumpuan sederhana (sendi dan rol), dan di atas balok tersebut bekerja beban
terpusat P serta beban merata q, maka akan timbul momen luar sehingga balok akan melengkung ke bawah.

Pada balok yang


melengkung ke bawah akibat beban luar ini pada dasarnya ditahan oleh kopel gaya-gaya dalam yang berupa tegangan tekan dan tarik.
Jadi pada serat-serat balok bagian tepi atas akan menahan tegangan tekan, dan semakin ke bawah tegangan tersebut akan semakin
kecil. Sebaliknya, pada serat-serat bagian tepi bawah akan menahan tegangan tarik, dan semakin ke atas tegangan tariknya akan
semakin kecil pula.
Pada tengah bentang (garis netral) , serat-serat beton tidak mengalami tegangan sama sekali (tegangan tekan dan tarik = 0).
Jika beban diatas balok terlalu besar maka garis netral bagian bawah akan mengalami tegangan tarik cukup besar yang dapat
mengakibatkan retak pada beton pada bagian bawah.Keadaan ini terjadi terutama pada daerah beton yang momennya besar, yaitu
pada lapangan/tengah bentang.
Balok Beton dengan tulangan
Untuk menahan gaya tarik yang cukup besar pada serat-serat balok bagian tepi bawah, maka perlu diberi baja tulangan sehingga
disebut dengan beton bertulang. Pada balok beton bertulang ini, tulangan ditanam sedemikian rupa, sehingga gaya tarik yang
dibutuhkan untuk menahan momen pada penampang retak dapat ditahan oleh baja tulangan.

Karena
sifat beton yang tidak kuat tehadap tarik, maka pada gambar di atas, tampak bahwa balok yang menahan tarik (di bawah garis netral)
akan ditahan tulangan, sedangkan bagian menahan tekan (di bagian atas garis netral) tetap ditahan oleh beton.
Fungsi utama beton dan tulangan
Dari uraian di atas dapat dipahami, bahwa baik beton maupun baja-tulangan pada struktur beton bertulang tersebut mempunyai fungsi
atau tugas pokok yang berbeda sesuai dengan sifat bahan yang bersangkutan.Fungsi utama beton yaitu untuk
Fungsi utama beton

Menahan beban/gaya tekan


Menutup baja tulangan agar tidak berkarat

Fungsi utama baja tulangan

Menahan gaya tarik (meskipun kuat juga terhadap gaya tekan)


Mencegah retak beton agar tidak melebar

Faktor keamanan
Agar dapat terjamin bahwa suatu struktur yang direncankan mampu menahan beban yang bekerja, maka pada perencanaan struktur
digunakan faktor keamanan tertentu.Faktor keamanan ini tersdiri dari 2 jenis , yaitu :

1.

Faktor keamanan yang bekerja pada beban luar yang bekerja pada struktur, disebut faktor
beban.
2. Faktor keamanan yang berkaitan dengan kekuatan struktur (gaya dalam), disebut faktor
reduksi kekuatan.
Faktor beban luar/faktor beban
Besar faktor beban yang diberikan untuk masing-masing beban yang bekerja pada suatu penampang struktur akan berbeda-beda
tergantung dari kombinasi beban yang bersangkutan. Menurut pasal 11.2 SNI 03-2847-2002, agar supaya struktur dan komponen
struktur memenuhi syarat dan layak pakai terhadap bermacam-macam kombinasi beban, maka harus dipenuhi ketentuan kombinasikombinasi beban berfaktor sbb :

1.

Jika struktur atau komponen hanya menahan beban mati D (dead) saja maka dirumuskan : U
= 1,4*D
2. Jika berupa kombinasi beban mati D dan beban hidup L (live), maka dirumuskan : U =
1,2*D + 1,6*L + 0,5 ( A atau R )
3. Jika berupa kombinasi beban mati D,beban hidup L, dan beban angin W, maka diambil
pengaruh yang besar dari 2 macam rumus berikut : U = 1,2*D + 1,0*L + 1,6*W + 0,5 ( A atau
R ) dan rumus satunya : U = 0,9*D + 1,6*W
4. Jika pengaruh beban gempa E diperhitungkan, maka diambil yang besar dari dua macam
rumus berikut : U = 0,9*D + 1*E

Keterangan :
U = Kombinasi beban terfaktor, kN, kN/m atau kNm
D = Beban mati (Dead load), kN, kN/m atau kNm
L = Beban hidup (Life load), kN, kN/m atau kNm
A = Beban hidup atap kN, kN/m atau kNm
R = Beban air hujan, kN, kN/m atau kNm
W = Beban angin (Wind load) ,kN, kN/m atau kNm
E = Beban gempa (Earth quake load), kN, kN/m atau kNm, ditetapkan berdasarkan ketentuan SNI 03-1726-1989-F, Tatacara
Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung, atau penggantinya.
Untuk kombinasi beban terfaktor lainnya pada pasal berikut :

1.
2.
3.
4.

Pasal 11.2.4 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tanah lateral


Pasal 11.2.5 SNI 03-2847-2002, untuk kombinasi dengan tekanan hidraulik
Pasal 11.2.6 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh beban kejut
Pasal 11.2.7 SNI 03-2847-2002, untuk pengaruh suhu (Delta T), rangkak, susut, settlement.

Faktor reduksi kekuatan


Ketidakpastian kekuatan bahan terhadap pembebanan pada komponen struktur dianggap sebagai faktor reduksi kekuatan, yang
nilainya ditentukan menurut pasal 11.3 SNI 03-2847-2002 sebagai berikut :

1.
2.

Struktur lentur tanpa beban aksial (misalnya : balok), faktor reduksi = 0,8
Beban aksial dan beban aksial lentur
aksial tarik dan aksial tarik dengan lentur : 0,8
aksial tekan dan aksial tekan dengan lentur
1.
komponen struktur dengan tulangan spiral atau sengkang ikat : 0,7
2.
Komponen struktur dengan tulangan sengkang biasa : 0,65

3. Geser dan torsi : 0,75


4. Tumpuan pada beton, : 0,65
akhirnya selesai juga, males betul nulis yang begituan tapi aku gak papa untuk kaliansemua.ntar malah gak tau dasarnya malah
repot. . .wkwkwkwk. Lanjut . . . . .
Kekuatan beton bertulang

1.

Jenis kekuatan

Menurut SNI 03-2847-2002, pada perhitungan struktur beton bertulang, ada beberapa istilah untuk menyatakan kekuatan suatu
penampang sebagai berikut

1.
2.
3.

Kuat nominal (pasal 3.28)


Kuat rencana (pasal 3.30)
Kuat perlu
(pasal 3.29)

Kuat nominal (Rn) diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur penampang yang dihitung berdasarkan ketentuan dan
asumsi metode perencanaan sebelum dikalikan dengan nilai faktor reduksi kekuatan yang sesuai.Pada penampang beton bertulang ,
nilai kuat nominal bergantung pada:

dimensi penampang,
jumlah dan letak tulangan
letak tulangan
mutu beton dan baja tulangan

Jadi pada dasarnya kuat nominal ini adalah hasil hitungan kekuatan yang sebenarnya dari keadaan struktur beton bertulang pada
keadaan normal.Kuat nominal ini biasanya ditulis dengan simbol-simbol Mn, Vn, Tn, dan Pn dengan subscript n menunjukkan bahwa
nilai-nilai

M = Momen
V = Gaya geser
T = Torsi (momen puntir)
P = Gaya aksial (diperoleh dari beban nominal suatu struktur atau komponen struktur)
Kuat rencana (Rr), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperoleh dari hasil perkalian antara
kuat nominal Rn dan faktor reduksi kekuatan.Kuat rencana ini juga dapat ditulis dengan simbol Mr, Vr, Tr, dan Pr( keterangan sama
seperti diatas kecuali P = diperoleh dari beban rencana yang boleh bekerja pada suatu struktur atau komponen struktur.
Kuat perlu (Ru), diartikan sebagai kekuatan suatu komponen struktur atau penampang yang diperlukan untuk menahan beban
terfaktor atau momen dan gaya dalam yang berkaitan dengan beban tersebut dalam kombinasi beban U.Kuat perlu juga bisa ditulis
dengan simbol-simbol Mu, Vu, Tu, dan Pu.
Karena pada dasarnya kuat rencana Rr, merupakan kekuatan gaya dalam (berada di dalam struktur), sedangkan kuat perlu Ru
merupakan kekuatan gaya luar (di luar struktur) yang bekerja pada struktur, maka agar perencanaan struktur dapat dijamin
keamanannya harus dipenuhi syarat berikut :
Kuat rencanaRr harus > kuat perlu Ru
Prinsip hitungan beton bertulang
Hitungan struktur beton bertulang pada dasarnya meliputi 2 buah hitungan, yaitu hitungan yang berkaitan dengan gaya luar dan
hitungan yang berkaitan dengan gaya dalam.
Pada hitungan dari gaya luar, maka harus disertai dengan faktor keamanan yang disebut faktor beban sehingga diperoleh kuat perlu
Ru.Sedangkan pada hitungan dari gaya dalam, maka disertai dengan faktor aman yang disebut faktor reduksi kekuatan sehingga
diperoleh kuat rencana Rr = Rn * faktor reduksi, selanjutnya agar struktur dapat memikul beban dari luar yang bekerja pada struktur
tersebut, maka harus dipenuhi syarat bahwa kuat rencana Rr minimal harus sama dengan kuat perlu Ru.
Prinsip hitungan struktur beton bertulang yang menyangkut gaya luar dan gaya dalam tersebut secara jelas dapat
dilukiskan dalam bentuk skematis, seperti gambar berikut :

https://sanggapramana.wordpress.com/2010/07/30/belajar-tentang-balok-dan-pelatbeton-bertulang-untuk-pemula/

Apakah pengertian dari balok beton pada bangunan? Tahukah anda, setiap bangunan terdiri atas bagian-bagian yang memiliki fungsi tertentu.
Salah satunya yakni balok yang berguna untuk menyangga lantai yang terletak di atasnya. Selain itu, balok juga dapat berperan sebagai penyalur
momen menuju ke bagian kolom bangunan.
Balok mempunyai karakteristik utama yaitu lentur. Dengan sifat tersebut, balok merupakan elemen bangunan yang dapat diandalkan untuk
menangani gaya geser dan momen lentur. Pendirian konstruksi balok pada bangunan umumnya mengadopsi konstruksi balok beton bertulang.
Struktur beton bertulang terdiri atas dua bahan bangunan yang saling mendukung yakni baja dan beton. Baja ialah material homogen yang
terbentuk dari satu unsur sehingga properti mekaniknya dapat didefinisikan dengan jelas. Sedangkan pembuatan beton dari campuran semen,
mortar, dan agregat batuan yang bersifat heterogen dengan properti mekanik bermacam-macam dan tidak bisa didefinisikan secara pasti.

Balok Beton
Baja
Pada beton bertulang, penggunaan baja diperuntukkan sebagai tulangan yang menopang beban. Sementara itu, kuat geser adalah gaya
perlawanan yang dilakukan oleh butir-butir tanah terhadap desakan atau tarikan yang timbul karena terbebani. Oleh karena itu, diperlukan
perencanaan yang matang dalam membangun beton bertulang agar tidak terjadi keruntuhan geser yang berbahaya.
Perlu diketahui, kondisi baja tulangan mempunyai andil yang besar terhadap kekuatan geser pada beton bertulang. Daya dukung baja yang
normal tentu jauh lebih kokoh dibandingkan dengan baja yang telah bereaksi dengan lingkungannya. Sebaliknya, baja yang berkarat
mengakibatkan kualitas dan kekuatannya pun menurun drastis.
Beton
Secara prinsip, beton memiliki sifat susut yaitu pemendekan akibat pengeringan dalam temperatur yang konstan, dan rangkak yakni pemendekan
karena beban dalam waktu yang lama. Baik susut maupun rangkak dapat menyebabkan terjadinya lendutan atau kekakuan yang merupakan
perkalian antara inersia penampang I dengan modulus elastisitas beton. Peristiwa lendutan ini perlu dibatasi seminimal mungkin karena akan
berdampak pada kenyamanan dan keindahan bangunan yang semakin berkurang.
Keretakan pada beton umumnya muncul sebagai akibat dari beton yang menahan momen lentur. Momen lentur sendiri berhubungan dengan
gaya geser, sebab gaya geser adalah turunan pertama momen lentur
terhadap jarak. Ketika serat bawah tertarik, maka kemudian timbul lah suatu momen positif. Sebenarnya bisa saja beton menahan tegangan tarik
tersebut. Namun karena kuat tarik beton terbilang sangat kecil, terjadilah keretakan beton ini.

Bangunan
Pembangunan balok beton harus dilakukan dengan cermat dan teliti supaya bisa menghasilkan strukturbangunan yang baik. Pendiriannya pun
harus memperhatikan faktor-faktor tertentu yang meliputi kekuatan, kekakuan, dan ketahanan. Balok beton yang bermutu bagus
memungkinkannya dapat berfungsi dengan baik selama umur layanan struktur tersebut.
Begitu pula saat berniat merancang batang tarik berupa balok baja. Harus dipastikan bahwa batang tarik tersebut sanggup menjanjikan
keamanan dan cadangan kekuatan untuk menahan beban. Artinya, balok wajib mempunyai kemampuan yang cukup terhadap potensi kelebihan
beban atau kekurangan kekuatan. Biasanya risiko ini muncul karena kesalahan dalam melakukan analisis struktur balok, perencanaan taksiran
yang terlalu rendah, penyederhanaan balok yang berlebihan, dan variasi dalam prosedur pembuatan konstruksi balok

http://arafuru.com/sipil/pengertian-balok-beton-pada-bangunan-secara-lengkap.html

Anda mungkin juga menyukai