Anda di halaman 1dari 12

*).

Artikel ini dipublikasi dan diprosidingkan dalam Seminar Nasional Keperawatan dan Presentasi Ilmiah Membawa Hasil Riset ke
Tatanan Praktik Keperawatan yang diselenggarakan oleh Fakultas Keperawatan Universitas Padjadjaran pada tanggal 25 Juni
2011

Kualitas Hidup Ibu Postpartum


Oleh:

Faizah Betty R,A., S.Kep, M.Kes.

Jurusan Keperawatan FIK UMS Surakarta


INTISARI
Pendahuluan: Keperawatan modern telah memberikan kesadaran tentang pentingnya penilaian tentang
kualitas hidup ibu postpartum. Hal ini tercermin dari apresiasi yang berkembang, sehingga semakin
banyak tulisan mengenai instrumen untuk mengukur kualitas hidup ibu postaprtum.
Metode: Makalah ini adalah literatur review tentang hasil penelitian kualitas hidup ibu pastpartum, yang
dikutip dari MEDLINE, CINAHL, SpringerLink , dan ProQuest. menggunakan kata kunci quality of life,
postpartum, postpartum care, well-being, life satisfaction, and happiness, nursing research, dan nursing
care.
Hasil: Literatur review ditampilkan dalam 5 bagian meliputi pengertian kualitas hidup ibu postpartum;
instrumen umum postpartum quality of life (QOL); instrumen khusus postpartum quality of life (QOL);
studi tentang kualitas hidup ibu postpartum dan menggunakan instrumen kualitas hidup yang lain; dan
studi tentang postpartum namun tidak menggunakan instrumen kualitas hidup.
Kesimpulan: Beberapa alat ukur kualitas hidup telah dirancang khusus untuk pengukuran kualitas hidup
ibu postpartum. Kualitas hidup ibu postpartum tergantung dari kondisi yang menyertainya.
Kata kunci: Instrumen, Kualitas Hidup, Postpartum,

Pendahuluan
Dalam beberapa tahun terakhir, para ahli telah menyadari akan pentingnya perawatan kesehatan setelah
melahirkan (Zhou 2009). Kondisi ibu yang kurang sehat dapat berdampak langsung pada perkembangan
anak, sehingga mengakibatkan perkembangan anak yang kurang baik.
Morbiditas dan mortalitas tidak cukup mencerminkan kondisi kesehatan ibu secara keseluruhan.
Gambaran status kesejahteraan fisik dan psikologis tercermin dari pencapaian kualitas hidup ibu yang
baik. Saat ini telah berkembang apresiasi tentang kemungkinan perubahan dalam kualitas hidup yang
dialami oleh ibu selama periode postpartum, sehingga semakin banyak tulisan mengenai instrumen
untuk mengukur kualitas hidup ibu postaprtum (Zhou,2009).
Metode
Sumber literatur didapatkan dari database komputer MEDLINE, CINAHL, SpringerLink,danProQuest,
mulai tahun 2000 sampai 2011 menggunakan kata kunci quality of life, postpartum, postpartum care,
well-being, life satisfaction, and happiness, nursing research, dan nursing care. Enam puluh jurnal
keperawatan berisi artikel yang relevan ditemukan oleh pencarian komputer dan mewakili berbagai
spesialisasi keperawatan digeledah secara manual. Referensi daftar review artikel yang difokuskan pada
keperawatan.
Hasil

Pengertian kualitas hidup ibu postpartum


Kualitas hidup adalah lingkup kesehatan yang kompleks dan multifaktorial yang dipengaruhi berbagai
aspek kesehatan dan kesejahteraan (Symon A et al, 2003). Kualitas Hidup (QOL) didefinisikan oleh World
Health Organization sebagai "persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan, dalam konteks
budaya dan sistem nilai di mana mereka tinggal, dan dalam kaitannya dengan tujuan, harapan, standar
dan kepentingan" (WHO,58). Kualitas Hidup menggabungkan dua 'dimensi tujuan' yaitu peningkatan
hidup yang obyektif (seperti kondisi kerja, kondisi kesehatan atau standar hidup), dan peningkatan
kesejahteraan (sebagaimana dinilai dengan ukuran kebahagiaan atau kepuasan) (Berger-Schmitt dan
Noll, 2000).
Kualitas hidup didefinisikan dalam beberapa cara dalam literatur, namun beberapa peneliti
mendefinisikan QOL memiliki beberapa dimensi kesejahteraan yang mencakup, fisik, psikologis/spiritual,
sosial, interpersonal, keuangan atau materi aspek yang dapat diukur pada skala kepuasan, kepentingan,
atau tekanan. Selain itu, akhir-akhir ini juga tampak perkembangan indikator yang mengarah pada
indikator nonfisik. Indikator-indikator seperti kebahagiaan, kenyamanan, kepuasan, dan lain-lain mulai
dipertimbangkan sebagai indikator yang penting (Rapley, 2003)
Selama beberapa tahun terakhir, penilaian QOL telah berkembang dan menjadi suatu disiplin formal
dengan dasar teoritis dan metodologi yang terstruktur (Rapley, 2003). QOL telah diakui sebagai hasil
ukuran penting dalam studi pelayanan medis dan keperawatan (Burckhardt, 2003). Penilaian QOL
secara luas digunakan dalam uji klinis dan studi observasional kesehatan dan penyakit.
Beberapa literatur keperawatan cenderung menggunakan kata kesejahteraan (well-being) sebagai
definisi kualitas hidup (Quality of life) (Burckhardt, 2003). Penggunaan kata kesejahteraan lebih diterima
dalam keperawatan, namun juga sebagai domain dan ekspresi subyektif pribadi (Rapley, 2003)
Indikator kulitas hidup pasien adalah kepuasan pasien. Jumlah pengasuh mempengaruhi kepuasan.
Semakin sedikit jumlah pengasuh wanita selama melahirkan, maka semakin besar kemungkinan ia harus
puas dengan perawatan yang diterima. Berbagai faktor tampaknya mempengaruhi tingkat kepuasan yang
dilaporkan, seperti karakteristik dari perawatan yang diberikan dan kondisi psikososial wanita (Van
Teijlingen, 2002)
Masa postpartum didefinisikan sebagai masa pemulihan sampai 40 hari setelah persalinan. Selama masa
ini, wanita secara teratur melaporkan serangkaian gejala fisik seperti nyeri, kelelahan, sakit kepala,
dispareunia dan wasir (Webb, 2008). Meskipun gejala-gejala ini sering dianggap sebagai sementara atau
tidak penting, namun terkait dengan gangguan fungsional dan status (Vesga-Lopez, 2008), emosional
yang buruk bahkan risiko gangguan depresi mayor juga dapat meningkat selama postpartum period
(Symon, 2003).
Kualitas hidup ibu postpartum merujuk pada suatu keadaan emosional, sosial dan fisik ibu postpartum,
termasuk kemampuan untuk berfungsi dalam tugas-tugas sehari-hari. Keadaan tidak sehat ibu clan atau
janin berdampak pada kualitas hidup ibu postpartum (Rapley, 2003).
Kualitas Hidup (Qality of Life/QOL) ibu postpartum merupakan hasil dari pelayanan keperawatan dan
medis selama ibu dalam masa postpartum. Asuhan keperawatan postpartum bertujuan akhir untuk
meningkatkan kualitas hidup ibu postpartum

Instrumen umum postpartum quality of life (QOL)


Instrumen umum kualitas hidup adalah World Health Organization quality of life scale (WHOQOL). WHO
dengan bantuan 15 pusat penelitian di seluruh dunia, mengembangkan dua instrumen untuk mengukur
kualitas hidup (WHOQOL-100 dan WHOQOL-BREF). World Health Organization quality of life scale
(WHOQOL) merupakan instrumen kualitas hidup dirancang secara luas dapat dipakai untuk seluruh jenis
penyakit, di seluruh perawatan medis yang berbeda atau intervensi kesehatan, dan di seluruh
subkelompok demografi dan budaya. WHOQOL instrumen dapat menilai kualitas hidup dalam berbagai
situasi dan kelompok penduduk. Selain itu, modul yang sedang dikembangkan untuk memungkinkan
lebih rinci penilaian populasi tertentu (misalnya pasien kanker, pengungsi, orang tua dan mereka dengan
penyakit tertentu, seperti HIV / AIDS. Instrumen WHOQOL-BREF, adalah versi singkat WHOQOL 100.
WHOQOL-BREF terdiri dari 26 item, mengukur domain luas meliputi kesehatan fisik, kesehatan
psikologis, hubungan sosial, dan lingkungan, yang mungkin lebih nyaman untuk digunakan dalam studi
penelitian besar atau uji klinis (Webster et al, 2010).
Instrumen khusus postpartum quality of life (QOL)
Instrumen khusus postpartum quality of life meliputi Questionnaire for evaluating the quality of life of
postpartum women (PQOL), mother-generated index (MGI), Multicultural Quality of Life Index (MQLI), SF
-36 dan RAND 36, dan maternal Postpartum Quality of Life (MAPP-QOL) (Zhou, 2009).
Instrumen Questionnaire for evaluating the quality of life of postpartum women (PQOL). Instrumen terdiri
dari 40 item soal, dikembangkan dari empat domain dalam istrumen meliputi penitipan anak (8 item),
fungsi fisik (12 item), fungsi psikologis (8 item), dan dukungan sosial (12 item) (Zhou 2009).
Unsur PQOL yang dinilai meliputi (Zhou 2009):
1.

Perawatan anak terdiri dari kesehatan fisik, harapan, perkembangan clan makanan.

2.

Fungsi fisik terdiri dari kontrasepsi, belanja dan pengeluaran, energi, kesakitan, kemampuan
bekerja dan gambaran diri

3.

Fungsi psikologis terdiri dari kepercayaan diri merawat anak, adaptasi peran, perasaan negatif
dan perasaan positif

4.

Support sosial terdiri dari aktivitas sosial, hubungan keluarga, tugas menolong anak anak,
lingkungan rumah, ekonomi keluarga, lingkungan luar keluarga.

Mother-generated index (MGI) merupakan skala spesifik kualitas hidup untuk ibu postpartum). MGI
adalah skala subjektif. Aspek yang dikaji meliputi kesehatan fisik, kesejahteraan emosional, hubungan
keluarga, waktu pribadi, kehidupan sosial, dan pikiran untuk kembali bekerja (Symon et al, 2003).
Keunggulan skor MGI tidak dipengaruhi oleh usia, paritas, atau apakah ibu tinggal sendirian atau dengan
satu atau lebih orang lain, namun kekurangannya tidak menilai tingkat dukungan yang dialami oleh ibu,
sehingga kita tidak bisa menilai

bagaimana dukungan ibu dapat mempengaruhi kualitas hidup.

Penggunaan skala MGI memerlukan waktu ratarata 30-40 menit dalam pengambilan data. MGI dalam
hubungannya dengan alat-alat standar lainnya mungkin akan berguna sebagai alat skrining. MGI
memfasilitasi penilaian status subjektif perempuan selama postpartum (Symon et al, 2002).

Multicultural Quality of Life Index (MQLI) adalah kuesioner yang menggunakan 10 item untuk menilai
persepsi global kualitas hidup di samping fisik dan kesejahteraan emosional, perawatan diri, komunitas
kerja dan interpersonal, fungsi dan dukungan layanan dan pemenuhan pribadi dan rohani. Versi Portugis
dari MQLI telah diuji dalam sampel campuran pasien dan profesional kesehatan, versi MQLI juga telah
divalidasi. Studi-studi telah menunjukkan bahwa MQLI adalah singkat, mudah dijalankan, internal
konsisten dan substansial reliable (zubaran 2009).
Maternal Postpartum Quality of Life (MAPP-QOL) merupakan instrumen yang mengukur kualitas hidup
selama period postnatal awal. Mapp-QOL terdiri dari lima domain dan menunjukkan validitas konvergen
dengan ukuran kepuasan hidup dan suasana hati states Sebuah studi berikutnya menggunakan MappQOL untuk memeriksa kualitas hidup ibu postpartum (Zubaran et al, 2005)
SF-36 terdiri dari delapan nilai skala, yang merupakan jumlah tertimbang dari pertanyaan di bagian
mereka. Setiap skala ini langsung diubah menjadi skala 0-100 pada asumsi bahwa setiap pertanyaan
membawa bobot yang sama. Kedelapan bagian tersebut adalah (Zubaran et al, 2005):
1.

Kekuatan

2.

Fungsi fisik

3.

Nyeri tubuh

4.

Persepsi kesehatan umum

5.

Peran fungsi fisik

6.

Peran fungsi emosional

7.

Peran fungsi sosial

8.

Kesehatan mental

Studi tentang kualitas hidup ibu post partum


Dukungan keluarga dan perawatan mempengaruhi kualitas hidup ibu postpartum. Chang PJet al (2010)
di Taiwan, menggunakan istrumen 36-item Short-Formulir (SF-36), mengukur kualitas hidup

istri, dan

skor digunakan untuk mencari hubungan antara kualitas hidup dihubungkan dengan perilaku minum
alkohol-suami. Penelitian menggunakan multistage stratified sampling sistematis pada 24.200 pasangan,
wanita postpartum dan bayi baru lahir. Hasil penelitian menunjukkan hubungan negatif antara suami
peminum alkohol dan kondisi kesehatan istri, terutama untuk kesehatan mental. Akn B et al (2009) studi
di kota Konya, menyatakan bahwa usia diatas 35 tahun, memiliki pasangan dengan tingkat pendidikan
rendah, memiliki pendapatan rendah, memiliki sejumlah besar anak-anak, tidak memiliki dukungan sosial
dari pasangan atau anggota keluarga lainnya dan tidak memiliki waktu untuk istirahat atau tidur, berkaitan
dengan kualitas hidup. Kualitas hidup perempuan melahirkan terkait tidak hanya untuk dan kesuburan
karakteristik sosiodemografi, tetapi juga derajat dukungan sosial yang tersedia dan wanita kemampuan
untuk mencari waktu untuk dirinya sendiri untuk beristirahat dan tidur.
Dukungan perawatan berupa follow up keperawatan penting untuk meningkatkan kualitas hidup ibu. Van
Stralen G et al (2010), studi pada dua puluh satu wanita, yang dirawat karena perdarahan postpartum
akibat embolisasi dari arteri uterus. Kuesioner yang digunakan tidak dijelaskan. Kuesioner menilai
karakteristik kepribadian, persepsi sakit, penanggulangan dan kualitas hidup (kualitas hidup). Para wanita
juga membuat gambar dari rahim mereka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wanita yang mengalami
embolisasi darurat memiliki kualitas hidup yang baik pada follow-up.

Kondisi ibu mempengaruhi kualitas hidup ibu postpartum. Mautner E (2009) di Austria, menyelidiki
pengaruh gangguan hipertensi, diabetes kehamilan, dan kelahiran prematur sebagai faktor risiko yang
berhubungan dengan kualitas hidup dan gejala depresi selama kehamilan dan postpartum akhir. Kualitas
hidup diukur dengan menggunakan WHO-QOL-BREF questionnaire. Gejala depresif dinilai dengan
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Studi prospective, longitudinal study, dan dengan
sampel

sembilan puluh perempuan termasuk 29 kontrol. Analisis statistik dilakukan dengan

menggunakan ANOVA dan uji chi-square untuk mengeksplorasi dan gejala depresi antara tiga kelompok
risiko kehamilan dan kontrol. Perempuan dari kelompok prematur memiliki skor depresi yang lebih tinggi
dan skor kualitas hidup lebih rendah pada domain fisik selama kehamilan dibandingkan pasien tanpa
komplikasi. Wanita dengan gangguan hipertensi menunjukkan gejala depresi kedua yang paling. Kondisi
fisik dan status kualitas hidup meningkat dan gejala depresi menurun secara signifikan pada periode late
fisik dan global meningkat dan gejala depresi menurun secara signifikan pada periode akhir kehamilan
dan awal periode postpartum. Masalah kehamilan terutama risiko kelahiran prematur dikaitkan gejala
depresi dan penurunan kualitas hidup dalam kehamilan.
Kondisi Inkontinensia Uri mempengaruhi kualitas hidup ibu. Hermansen IL et al (2010) di Viborg,
menggunakan kuesioner Urogenital Distress Inventory, the Incontinence Impact Questionnaire,
dan General Continence Questionnaire, meneliti tentang Inkontinensia Irin (UI) dan pengaruhnya
terhadap kualitas hidup pada 75 wanita yang telah melahirkan anak hidup di Viborg Hospital Denmark.
Gejala UI meliputi ketidak mampuan menahan berkemih terkait dengan aktivitas fisik, batuk, atau bersin.
Setengah dari perempuan menyatakan sangat terganggu oleh kondisinya. Hidup dengan UI
mengganggu untuk pergi ke tempat-tempat di mana mereka tidak yakin tentang ketersediaan toilet, serta
cara berpakaian. Beberapa wanita dilaporkan berkurang kemampuan untuk melakukan hubungan
seksual dan mengurangi keterlibatan dalam aktivitas fisik dan rekreasi, dikaitkan dengan perasaan
frustrasi dan malu, mengompol karena lemah otot dasar panggul dan karena mereka tidak melakukan
latihan otot dasar panggul yang cukup. Strategi untuk menangani UI adalah dengan latihan toileting dan
penggunaan pad, namun sejumlah wanita menyatakan belum mengetahui penanganan UI. Kocaz S et
al (2010) di Nide, Turki, meneliti faktor-faktor risiko yang terkait UI serta untuk menilai pengaruhnya
terhadap kualitas hidup. Penelitian ini menggunakan data International Consultation on Incontinence
Questionnaire Short Form and Wagner's quality of life scale. Potensi faktor risiko diselidiki melalui analisis
regresi logistik. Prevalensi inkontinensia adalah 27% Faktor signifikan yang terkait dengan inkontinensia
termasuk kelompok umur, paritas, inkontinensia sebelumnya, sembelit, inkontinensia pada ibu dan adik,
inkontinensia sebelumnya selama kehamilan dan setelah melahirkan. CT Valeton et al (2011) di Brazil,
melakukan evaluasi physiotherapeutic untuk UI dan evaluasi fungsi otot dasar panggul dan pengisian
King's Health Questionnaire (KHQ). Prevalensi UI adalah 30,61% selama kehamilan dan postpartum
6,78% (p <0,001), dengan rata tekanan vagina 3,60 5,35 dan 2,56 3,24 mmHg, masing-masing (p =
0,008). UI dikaitkan dengan multiparitas (p = 0,028). Tidak ada hubungan yang ditemukan antara variabel
intrapartum dan UI. UI dan tekanan vagina menurun pada postpartum ini. UI ditemukan terkait dengan
multiparitas. Hasil KHQ menunjukkan gangguan kualitas hidup dalam gejala dan domain dievaluasi.
Kejadian Multiple Sklerosis dan Gestational Diabetes Mellitus (GDM) mempengaruhi kualitas hidup
ibu. Koutsouraki E et al (2010), dalam temuan menunjukkan peningkatan kejadian Multiple sclerosis
(MS) selama dekade terakhir, menyatakan Kehamilan, postpartum status dan vaksin dapat
mempengaruhi onset dan perjalanan penyakit MS. Rumbold AR et al (2003) menyatakan setelah skrining,

perempuan skrining positif untuk GDM memiliki persepsi kesehatan yang lebih rendah (p <0,05). Tidak
ada perbedaan pada tingkat kecemasan, depresi atau para wanita merasa kekhawatiran tentang
kesehatan bayi mereka
Kondisi Inkontinensia Anal (AI) mempengaruhi kualitas hidup ibu. Tin RY et al (2010) di Canada. meneliti
prevalensi anal incontinence (AI) pada ibu postpartum dan Obstetrical Anal Sphincter Injury (OASI).
Menilai kualitas hidup dan prevalensi gejala lainnya dasar panggul. Women who had third or fourth
degree OASI were asked to complete the Pelvic Floor Distress Inventory (PFDI-20) and the Pelvic Floor
Impact Questionnaire (PFIQ-7). Penelitian dilakukan pada wanita derajad tiga dan empat OASI dengan
instrumen the Pelvic Floor Distress Inventory (PFDI-20) and the Pelvic Floor Impact Questionnaire (PFIQ7). Responden yang merespon sebanyak 25% (n = 1,383). Umur rata-rata pasien 33.4 tahun. 10.2%
pada derajad empat, and 89.8% pada derajad tiga. Prevalensi AI sebesar 7.7% (formed stool), 19.7%
(loose stool), and 38.2% (flatus). Rata-rata skor PFDI and PFIQ secara signifikan lebih tinggi pada
derajad empat.
Lo J et al (2010) di USA mengestimasi dampak anal incontinence postpartum kualitas hidup (QOL).
Dengan melakukan survei seluruh negara bagian untuk memperkirakan pengaruh incontinence anal
sampai dengan 2 tahun postpartum. Kualitas hidup dinilai setiap 6 bulan selama 2 tahun berdasarkan the
Uebersax Incontinence Impact Questionnaire. Pengaruh incontinence anal pada kualitas hidup dianalisa
dengan regresi logistik multivariat. Di antara perempuan dengan inkontinensia anal, 51% dilaporkan
frustasi yang disebabkan oleh inkontinensia anal, 26% melaporkan bahwa inkontinensia anal
mempengaruhi kesehatan emosional mereka, 18,5% melaporkan berpengaruh pada perawatan anak,
dan 16,2% dilaporkan efek negatif pada kegiatan sosial. Satu dari tiga wanita dengan inkontinensia anal
dilaporkan gejala berat. Dibandingkan dengan wanita dengan inkontinensia anal ringan, wanita dengan
inkontinensia dubur berat adalah 4-7 kali lebih mungkin untuk melaporkan bahwa inkontinensia anal
mempengaruhi kesehatan emosional dan kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari. Namun,
hanya 10% wanita mencari pertolongan medis untuk inkontinensia anal pada 6 bulan, 13,5% pada 1
tahun, dan 16,7% pada 2 tahun. Bahkan 2 tahun setelah melahirkan, lebih dari seperempat wanita yang
mengalami incontinence dubur melaporkan QOL yang negatif. Meskipun demikian, hanya sedikit
perempuan membicarakan inkontinensia dubur dengan penyedia medis mereka.
Badiou W et al (2010) di Perancis, menggunakan instrumen A quality of life questionnaire on anal
incontinence (FIQOL) menyatakan bahwa kala dua lama pada persalinan tidak harus dikaitkan dengan
peningkatan risiko inkontinensia setelah melahirkan.
Konsumsi Sheng-Hua-Tang dapat meningkatkan kualitas hidup ibu postpartum. Chang PJ et al (2010),
studi di Taiwan, mengeksplorasi Sheng-Hua-Tang (terdiri Radix Angelicae Sinensis, Ligustici Rhizoma,
Semen persicae, Zingiberis Rhizoma dan Glycyrrhizae Radix) sebagai ramuan tradisonal yang gunakan
selama postpartum di masyarakat China dalam jangka panjang, dengan disain penelitian A longitudinal
birth cohort follow-up study multistage stratified sampling sistematis. Medical Outcomes Study 36-item
Short-Form (SF-36) digunakan untuk mengukur kualitas hidup wanita dengan pola penggunaan. ShengHua-Tang gunakan selama bulan pertama periode postpartum mungkin memiliki efek positif pada
kesehatan yang berhubungan dengan kualitas hidup perempuan terutama dalam hal keterbatasan peran
karena kesehatan fisik dan masalah emosional. Namun, terus digunakan setelah bulan pertama dari
masa postpartum mungkin memiliki efek negatif terhadap's kualitas perempuan hidup. Penelitian lebih
lanjut diperlukan untuk meniru hasil dan penentuan hubungan kausal.

Status kualitas hidup berbeda antara metode persalinan sectiocaesarea. Fatui Z et al (2011), studi di
Bosnia

dan

Herzegovina,

menguji

perbedaan

kualitas

hidup

diantara

metode

persalinan

sectiocaesarea.Short-time quality of life diukur menggunakan Croatian version of Short Form Health
Survey (SF - 36). Short-term postoperative recovery dinilai menggunakan dua kriteria: morbiditas demam
dan derajat nyeri. Insiden adhesi peritoneal dikaji menggunakan sistem penilaian Bristow. Hasil penelitian
menunjukkan metode Misgav Ladach dapat meningkatkan kualitas waktu singkat hidup yang lebih baik
sehingga mengurangi komplikasi pasca operasi dibandingkan dengan bedah sesar metode-Drfler
Pfannenstiel.
Prosedur pemeriksaan kehamilan mempengaruhi kualitas hidup. Feeny D et al (2002), studi di Ontario
Kanada, menilai pengaruh Chorionic Villi Sampling (CVS) dan amniocentesis genetik (GA) terhadap
kualitas hidup, termasuk proses dan hasil diagnosis pralahir. Skor untuk pasien yang menjalani CVS
melebihi orang-orang untuk pasien GA pada minggu ke 18 (p = 0,04). Hasil CVS dapat meningkatkan
kualitas hidup selama diagnosis pralahir.
Kondisi depresi postpartum mempengaruhi kualitas hidup ibu. Studi yang dilakukan olehZubaran C et al
(2011) menilai kualitas hidup ibu di Brazil, dan menyelidiki hubungan antara depresi postpartum dan
kualitas hidup. Instrumen yang digunakan adalah Portuguese version World Health Organization Quality
of Life Assessment-Bref (WHOQOL-Bref) dan Multicultural Quality of Life Index (MQLI) questionnaires.
Gejala depresi postpartum dievaluasi melalui Postpartum Depression Screening Scale (PDSS) dan
Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS). Analisis regresi dilakukan untuk memprediksi skor PDSS
and EPDS. Koefisien korelasi Pearson Product-Moment Correlation Coefficients dihitung antara skor
pengukuran kualitas hidup dan skrining kuesioner untuk depresi pasca kelahiran. Hasil penelitian
menunjukkan status sosial ekonomi dan kualitas hidup secara signifikan berkorelasi dengan gejala
depresi. Namun Tucker JN et al (2010) melakukan studi di North Carolina, menyatakan sebanyak 30,7%
wanita dengan kesulitan ekonomi yang tinggi, memiliki tingkat kesehatan mental dan fisik di bawah
orang-orang dari wanita dengan kesulitan ekonomi yang rendah. Ibu dengan kesulitan ekonomi yang
tinggi juga memiliki kesehatan yang kurang stabil dibandingkan ibu dengan kesulitan ekonomi yang
rendah.
Kesimpulan
Beberapa alat ukur kualitas hidup telah dirancang khusus untuk pengukuran kualitas hidup ibu
postpartum. Kualitas hidup ibu postpartum tergantung dari kondisi yang menyertainya.
PUSTAKA
1.

Akn, B, Ege, E, Koodlu, D, Demirren, N, Ylmaz, S 2009, Quality of life and related factors in
women, aged 15-49 in the 12-month post-partum period in Turkey, J Obstet Gynaecol Res, Feb,
no.35, vol.1, pp. 86-93.

2.

Anselmo, AP, Cavalieri, E, Aragona, C, Sbracia, M, Funaro, D, et al 2001, Successful


pregnancies following an egg donation program in women with previously treated Hodgkin's
disease, Haematologica, Jun, vol.86, no.6, pp.624-8.

3.

Arsenault, MY, Lane, CA, MacKinno, CJ, Bartellas, E, Cargill, YM et al, 2002, The management
of nausea and vomiting of pregnancy, J Obstet Gynaecol Can, Oct, vol.24, no.10, pp. 817-31; quiz
832-3.

4.

Aslan, D, Aslan, G, Yamazhan, M, Ispahi, C, Tinar, S 2003, Voiding symptoms in pregnancy: an


assessment with international prostate symptom score, Gynecol Obstet Invest. Vol.55, no.1, pp.
46-9.

5.

Attard, CL, Kohli, MA, Coleman, S, Bradley, C, Hux, M, et al 2002, The burden of illness of severe
nausea and vomiting of pregnancy in the United States, Am J Obstet Gynecol,May, vol.186.

6.

Badiou, W, Bousquet, PJ, Prat-Pradal, D, Monrozis, X, Mares, P, et al 2010, Short vs long


second stage of labour: is there a difference in terms of postpartum anal incontinence? Eur J Obstet
Gynecol Reprod Biol, Oct, vol.152, no.2, pp. 68-71, Epub 2010 Jul 21.

7.

Bailie, GR 2010, Efficacy and safety of ferric carboxymaltose in correcting iron-deficiency anemia:
a review of randomized controlled trials across different indications,Arzneimittelforschung, vol.60,
no.6a, pp.386-98.

8.

Barkin, JL, Wisner, KL, Bromberger, JT, Beach, SR, Wisniewski, SR 2010, Assessment of
functioning in new mothers, J Womens Health (Larchmt), Aug, vol.19, no.8, pp. 1493-9.

9.

Berger-Schmitt, R, and Noll, H, H 2000, Conceptual Framework and Structure of a European


System of Social Indicators, EuReporting Working Paper No, 9, Centre for Survey Research and
Methodology, Mannheim.

10.

Bijlenga, D, Boers, KE, Birnie, E, Mol, BW, Vijgen, SC 2011, et al Maternal health-related quality
of life after induction of labor or expectant monitoring in pregnancy complicated by intrauterine
growth retardation beyond 36 weeks, Qual Life Res, Apr 6.

11.

Burckhardt, C,S, and Hanestad, B,R 2003, Nursing strategies and quality of life outcomes: a
systematic review, Vrd i Norden, vol. 23 , no.67, pp. 4-9.

12.

Byams, VR, Women with bleeding disorders, J Womens Health (Larchmt), 2007 Nov, no.16, vol.
9, pp. 1249-51.

13.

Chang, PJ, Tseng, YC, Chuang, CH, Chen, YC, Hsieh, WS, et al 2010, Use of Sheng-Hua-Tang
and health-related quality of life in postpartum women: a population-based cohort study in
Taiwan, Int J Nurs Stud, Jan, vol.47, no.1, pp. 13-9, Epub 2009 Jul 5.

14.

Chang, PJ, Wu, LY, Chen, YC, Chuang, CH, Hsieh, WS, et al 2010, Women's perceptions of their
husband's drinking behavior as a risk factor of their health-related quality of life in the postpartum
period, Qual Life Res, Feb, vol.19, no.1, pp.47-53, Epub 2009 Nov 22.

15.

Coffey, JC, Winter, DC, Neary, P, Murphy, A, Redmond, HP, et al 2002, Quality of life after ileal
pouch-anal anastomosis: an evaluation of diet and other factors using the Cleveland Global Quality
of Life instrument, Dis Colon Rectum, Jan, vol. 45, no.1, pp. 30-8.

16.

Dalfr, MG, Nicolucci, A, Bisson, T, Bonsembiante, B, Lapolla, A 2011, Quality of life in pregnancy
and post-partum: a study in diabetic patients, Qual Life Res, Jun 2.

17.

Emmanuel, E, St John, W 2010, Maternal distress: a concept analysis, J Adv Nurs, Sep, vol.66,
no.9, pp.2104-15, Epub 2010 Jul 2.

18.

Fatui, Z, Hudi, I, Sinanovi, O, Kapidi, M, Hoti, N, et al 2011, Short-term postnatal quality of


life in women with previous Misgav Ladach caesarean section compared to Pfannenstiel-Dorffler
caesarean section method, J Matern Fetal Neonatal Med, Jan 13.

19.

Feeny, D, Townsend, M, Furlong, W, Tomkins, DJ, Robinson, GE, et al 2002, Health-related


quality-of-life assessment of prenatal diagnosis: chorionic villi sampling and amniocentesis, Genet
Test, Spring, vol. 6, no. 1, pp. 39-46.

20.

Ferrero, S, Colombo, BM, Fenini, F, Abbamonte, LH, Arena, E 2003, Peripartum cardiomyopathy,
A review, Minerva Ginecol, Apr, vol. 55, no.2, pp. 139-51, 151-8.

21.

Gameiro, S, Moura-Ramos, M, Canavarro, MC, Soares, I 2010, Psychosocial adjustment during


the transition to parenthood of Portuguese couples who conceived spontaneously or through
assisted reproductive technologies, Res Nurs Health, Jun, vol.33, no.3, pp.207-20.

22.

Gutirrez, MJ, Gonzlez, P, Delgado, I, Gutirrez, E, Gonzlez, E, et al 2009, Renal allograft


function and cardiovascular risk in recipients of kidney transplantation after successful
pregnancy, Transplant Proc, Jul-Aug, vol.41, no.6, pp.2399-402.

23.

Gutke, A, Lundberg, M, stgaard, HC, berg, B 2011, Impact of postpartum lumbopelvic pain on
disability, pain intensity, health-related quality of life, activity level, kinesiophobia, and depressive
symptoms, Eur Spine J, Mar, vol.20, no.3, pp. 440-8, Epub 2010 Jul 1.

24.

Hermansen, IL, O'Connell, BO, Gaskin, CJ 2010, Women's explanations for urinary incontinence,
their management strategies, and their quality of life during the postpartum period, J Wound Ostomy
Continence Nurs, Mar-Apr, vol.37, no.2, pp. 187-92.

25.

Khatun, M, Clavarino, AM, Callaway, L, Alati, R, Najman, JM, et al 2008, Common symptoms
during pregnancy to predict depression and health status 14 years post partum, Int J Gynaecol
Obstet, 2009 Mar, vol.104, no.3, pp. 214-7, EpubNov 25.

26.

Koc, O, Duran, B, Ozdemrc, S, Bakar, Y, Ozengin, N, Is cesarean section a real panacea to


prevent pelvic organ disorders? Int Urogynecol J Pelvic Floor Dysfunct,2011 May 28

27.

Kocaz, S, Talas, MS, Atabekolu, CS 2010, Urinary incontinence in pregnant women and their
quality of life, J Clin Nurs, Dec, no.19 , vol. 23-24, pp.3314-23.

28.

Koutsouraki, E, Costa, V, Baloyannis, S, 2010, Epidemiology of multiple sclerosis in Europe: a


review, Int Rev Psychiatry,vol.22, no.1, pp. 2-13.

29.

Lo, J, Osterweil, P, Li, H, Mori, T, Eden, KB, et al 2010, Quality of life in women with postpartum
anal incontinence, Obstet Gynecol, Apr, vol.115, no.4, pp. 809-14.

30.

MacLennan, AH, Taylor, AW, Wilson, DH, Wilson, D 2000, The prevalence of pelvic floor
disorders and their relationship to gender, age, parity and mode of delivery, BJOG,Dec. Vol.107,
no.12, pp.1460-70.

31.

Mamun, AA, Clavarino, AM, Najman, JM, Williams, GM, O'Callaghan, MJ, et al 2009, Maternal
depression and the quality of marital relationship: a 14-year prospective study,J Womens Health
(Larchmt), Dec, vol.18, no.12, pp. 2023-31.

32.

Mautner, E, Greimel, E, Trutnovsky, G, Daghofer, F, Egger, JW, et al 2009, Quality of life


outcomes in pregnancy and postpartum complicated by hypertensive disorders, gestational
diabetes, and preterm birth J Psychosom Obstet Gynaecol, Dec, vol. 30, no.4, pp. 231-7.

33.

Miniero, R, Tardivo, I, Curtoni, ES, Segoloni , GP, La Rocca, E, et al 2002, Pregnancy after renal
transplantation in Italian patients: focus on fetal outcome, J Nephrol, Nov-Dec, vol.15, no.6,

pp.

626-32.
34.

Mrkved, S, B, K, Schei, B, Salvesen, KA 2003,Pelvic floor muscle training during pregnancy to


prevent urinary incontinence: a single-blind randomized controlled trial,Obstet Gynecol, Feb.
Vol.101, no.2, pp. 313-9.

35.

Nazarinia RR, Schumm WR, White JM 2009, Dimensionality and reliability of a modified version
of Norton's 1983 Quality Marriage Index among expectant and new Canadian mothers', Psychol
Rep, Apr, vol.104, no.2, pp.379-87.

36.

Nuwagaba-Biribonwoha, H, Mayon-White, RT, Okong, P, Carpenter, LM, Jenkinson, C, The


impact of HIV on maternal quality of life in Uganda, AIDS Care, 2006 Aug, no.18, vol. 6, pp. 614-20.

37.

Pacagnella, RC, Cecatti, JG, Camargo, RP, Silveira, C, Zanardi, DT, et al 2010, Rationale for a
long-term evaluation of the consequences of potentially life-threatening maternal conditions and
maternal "near-miss" incidents using a multidimensional approach, J Obstet Gynaecol Can, Aug,
no.32, vol. 8, pp. 730-8.

38.

Rapley, M 2003, Quality of life research: a critical introduction, Sage, London.

39.

Rosenn, BM, Miodovnik, M 2000, Medical complications of diabetes mellitus in pregnancy, Clin
Obstet Gynecol, Mar, vol. 43, no.1, pp. 17-31.

40.

Rumbold, AR, Crowther, CA 2002, Women's experiences of being screened for gestational
diabetes mellitus, Aust N Z J Obstet Gynaecol, May, vol.42, no.2, pp.131-7.

41.

Sawyer, A, Ayers, S, Smith, H 2009, Pre- and postnatal psychological wellbeing in Africa: a
systematic review, J Affect Disord, 2010 Jun, vol.123, no.1-3, pp.17-29, Epub Jul 26.

42.

Shimaoka, S, Ohi, R, Saeki, M, Miyano, T, Tanaka, K, et al 2001, Problems during and after
pregnancy of former biliary atresia patients treated successfully by the Kasai procedure, J Pediatr
Surg, Feb, vol.36, no.2, pp. 349-51.

43.

Symon, A, MacDonald, A, Ruta, D 2002, Postnatal quality of life assessment: introducing the
mother-generated index, Birth, Mar, vol.29, no.1, pp.40-6.

44.

Symon, A, MacKay, A, Ruta, D 2003, Postnatal quality of life: a pilot study using the MotherGenerated Index, J Adv Nurs, vol.42, no.21-9.

45.

Symon, A, McGreavey, J, Picken, C, 2003, Postnatal quality of life assessment: validation of the
Mother-Generated Index, BJOG, Sep, vol.110, no.9, pp 865-8.

46.

Tamaki, A 2008, Effectiveness of home visits by mental health nurses for Japanese women with
post-partum depression, Int J Ment Health Nurs, Dec, no.17, vol. 6, pp. 419-27.

47.

Tin, RY, Schulz, J, Gunn, B, Flood, C, Rosychuk, RJ 2010, The prevalence of anal incontinence
in post-partum women following obstetrical anal sphincter injury, Int Urogynecol J Pelvic Floor
Dysfunct, 2010 Aug, vol.21, no.8, pp. 927-32, EpubApr 27.

48.

Tin, RY, Schulz, J, Gunn, B, Flood, C, Rosychuk, RJ 2010, The prevalence of anal incontinence
in post-partum women following obstetrical anal sphincter injury, Int Urogynecol J Pelvic Floor
Dysfunct, Aug, vol.21, no.8, pp.927-32, Epub 2010 Apr 27.

49.

Trachter, AB, Rogers, AI, Leiblum, SR 2002, Inflammatory bowel disease in women: impact on
relationship and sexual health, Inflamm Bowel Dis, Nov, vol. 8, no. 6, pp. 413-21.

50.

Tucker, JN, Grzywacz, JG, Leng, I, Clinch, CR, Arcury, TA , Return to work, economic hardship,
and women's postpartum health, Women Health, Oct, no. 50, vol.7,pp. 618-38.

51.

Murphy, B, Herrman, H, Hawthorne, G, Pinzone, T, Evert, H 2000, Australian WHOQoL instruments: Users manual and
interpretation guide, Australian WHOQoL Field Study Centre, Melbourne, Australia.

52.

Valeton, CT, do, Amaral, VF 2011, Evaluation of urinary incontinence in pregnancy and
postpartum in Curitiba Mothers Program: a prospective study, Int Urogynecol J Pelvic Floor
Dysfunct, Jul, no. 22, vol. 7, pp 813-8, EpubFeb 24.

53.

Van, Stralen, G, van Stralen-Ruijten, LL, Spaargaren, CF, Broadbent, E, Kaptein, AA,Scherjon,
SA 2010, Good quality of life after emergency embolisation in postpartum haemorrhage, J
Psychosom Obstet Gynaecol, Dec, no.31, vol. 4, pp.285-8.

54.

Vesga-Lopez, O, Blanco, C, Keyes, K, Olfson, M, Grant, BF, Hasin, DS 2008, Psychiatric


disorders in pregnant and postpartum women in the United States, Arch Gen Psychiatry, vol. 65, pp.
805-15.

55.

Webb DA, Bloch, JR, Coyne, JC, Chung, EK, Bennett, IM, et, al 2008, Postpartum physical
symptoms in new mothers: their relationship to functional limitations and emotional well-being, Birth,
vol.35, pp. 179-87.

56.

Webster, J, Nicholas, C, Velacott, C, Cridland, N, Fawcett, L 2010, Validation of the WHOQOLBREF among women following childbirth, Aust N Z J Obstet Gynaecol, Apr, vol. 50, no.2, pp.1327.

57.

WHO - World Health Organization 1958, The first 10 years of the World Health Organization,
World Health Organization, Geneva.

58.

Zhou, SZ, Wang ,XL, Wang, Y 2009, Design of a questionnaire for evaluating the quality of life of
postpartum women (PQOL) in China, Qual Life Res, May, vol.18, no. 4, pp.497-508.

59.

Zubaran, C, Foresti, K 2011, Investigating quality of life and depressive symptoms in the
postpartum period, Women Birth, Mar, no.24, vol.1, pp.10-6, Epub 2010 Aug 24.

60.

Zubaran, C,, Foresti, K, Schumacher, M,V, Thorell, M,R,, Amoretti, A,L,, et,al 2009, An
assessment of maternal quality of life in the postpartum period in southern Brazil: a comparison of
two questionnaires, Clinics (Sao Paulo), vol. 64, no.8, pp.751-6.

Anda mungkin juga menyukai