Makalah Sifat Penghantar
Makalah Sifat Penghantar
Semikonduktor, Superkonduktor,Nuklir,
Rika Kariana Muzakir 8:09 PM
BAB 1
Latar Belakang
Di dalam sistem tanaga listrik bahan listrik merupakan salah satu elemen yang harus
dipenuhi karena bahan listrik itulah yang akan menentukan kualitas penyaluran energi listrik
itu sendiri, karena tanpa ada bahan yang menyalurkan daya tentunya tidak akan pernah ada
aliran listrik yang sesuai dengan kebutuhan penyaluran. Ada beberapa bahan listrik yang
sering kita dengar atau yang sangat popular di kalangan orang orang yang menggeluti dunia
listrik , yaitu konduktor, semikonduktor, dan isolator. Satu lagi yang dikenal dengan super
konduktor , namun masih dalam penelitian intensif para ahli . Ketiga bahan tadi secara
integratif dalam sistem kelistrikan dimanfaatkan secara optimal.
Penghantar atau penyalur dalam bahan listrik adalah zat yang dapat menghantarkan arus
listrik, baik berupa zat padat, cair atau gas. Karena sifatnya yang konduktif maka disebut
konduktor. (id.wikipedia.org) Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan jenis yang
kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif. Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi
berturut-turut memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai penghantar emas adalah
sangat baik, tetapi karena sangat mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan (id.wikipedia.org).
Yang termasuk bahan-bahan penghantar adalah bahan yang memiliki banyak elektron bebas
pada kulit terluar orbit. Elektron bebas ini akan sangat berpengaruh pada sifat bahan tersebut.
Jika suatu bahan listrik memiliki banyak elektron bebas pada orbit-orbit elektron, bahan ini
memiliki sifat sebagai penghantar listrik (yantekbansel.wordpress.com)
Bahan penghantar dalam penyaluran listrik yang berupa zat padat, cair ,atau gas yang
memiliki banyak electron adalah konduktor yang baik , termasuk logam yang berupa emas
perak ,tembaga, aluminium, zink, bisa di gunakan sebagai konduktor atau penyalur listrik ,
yang bisa di di kategorikan sebagai sebagai bahan penyalur listrik yang baik.
Bahan bahan listrik yang di gunakan sebagai pengantar atau penyalur listrik yang berupa zat
padat,cair, atau gas dapat di kelompokkan sebagai berikut:
1. Bahan penghantar ( Konduktor)
2. Bahan setengah penghantar (semi konduktor)
3. Bahan penyekat (isolator)
4. Bahan super konduktor
5. Bahan magnetis
6. Bahan nuklir
7. Bahan khusus
BAB 11
Materi
Konduktor, isolator, semi konduktor dan bahan lainnya mempunya sifat sifat tersendiri , dan
jenis sifat sifat tersebut sebagai berikut:
A. Konduktor
Konduktor dalam rekayasa elektronik adalah zat yang dapat melakukan arus listrik, baik
dalam bentuk padat, cair atau gas. Karena itu konduktif, itu disebut konduktor
(www.dosenpendidikan.com). Bahan konduktor merupakan penghantar listrik yang baik .
Bahan ini mempunyai daya hantar listrik (Electrical Conductivity) yang besar dan tahanan
listrik (Electrical resistance) yang kecil. Bahan penghantar listrik berfungsi untuk
mengalirkan arus listrik. Saat melakukan penyaluran arus listrik yang perlu di perhatikan
adalah fungsi kabel , kumparan/ lilitan yang ada pada alat listrik yang anda jumpai . Juga
pada saluran transmisi/distribusi. Dalam teknik listrik , bahan penghantar yang sering di
jumpai adalah tembaga dan alumunium .
1) Sifat sifat bahan konduktor
Dalam bahan konduktor mempunyai sifat sifat penting seperti:
a) Daya hantar listrik
Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari penghantar itu
sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung dari bahannya. Besar hambatan tiap meternya
dengan luas penampang 1mm2 pada temperatur200C dinamakan hambatan jenis. Besarnya
hambatan jenis suatu bahan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
R= l/A
dimana :
R : Hambatan dalam penghantar, satuanya ohm ()
: hambatan jenis bahan, dalam satuan ohm.mm2/m
l : panjang penghantar, satuannya meter (m)
A : luas penampang kawat penghantar, satuanya mm2
b). Koefesien suhu tahanan
Telah kita ketahui bahwa dalam suatu bahan akan mengalami perubahan volume bila terjadi
perubahan temperatur. Bahan akan memuai jika temperatur suhu naik dan akan menyusut jika
temperatur suhu turun.
Bahan penghantar yang paling banyak dipakai adalah tembaga , karena tembaga merupakan
bahan penghantar yang paling baik setelah perak dan harganya pun murah karena banyak
terdapat dimana-mana . Akhir-akhir ini banyak digunakan alumunium dan baja sebagai
penghantar walaupun tahanan jenisnya cukup besar , hal ini dengan pertimbangan sangat
berlimpah dan harganya menjadi lebih murah
c). Daya hantar panas
Daya hantar panas menunjukkan jumlah panas yang melalui lapisan bahan tiap satuan waktu.
Diperhitungkan dalam satuan Kkal/jam 0C. Terutama diperhitungkan dalam pemakaian
mesin listrik beserta perlengkapanya. Pada umumnya logam mempunyai daya hantar panas
yang tinggi sedangkan bahan-bahan bukan logam rendah.
d). Kekuatan tegangan tarik dan
Sifat mekanis bahan sangat penting, terutama untuk hantaran diatas tanah. Oleh sebab itu,
bahan yang dipakai untuk keperluan tersebut harus diketahui kekuatanya. Terutama
menyangkut penggunaan dalam pendistribusian tegangan tinggi. Penghantar listrik dapat
berbentuk padat , cair , atau gas . yang berbentuk padat umumnya logam , elektrolit dan
logam cair (air raksa) merupakan penghantar cair , dan udara yang diionisasikan dan gas-gas
mulia (neon) ,kripton ,dsb) sebagai penghantar bentuk gas .
e). Timbulnya daya electro motoris termo
Sifat ini sangat penting sekali terhadap dua titik kontak yang terbuat dari dua bahan logam
yang berlainan jenis, karena dalam suatu rangkaian, arus akan menimbulkan daya elektromotoris termo tersendiri bila terjadi perubahan temperatur suhu.
Daya elektro-motoris termo dapat terjadi lebih tinggi, sehingga dalam pengaturan arus dan
tegangan dapat menyimpang meskipun sangat kecil. Besarnya perbedaan tegangan yang
dibangkitkan tergantung pada sifat-sifat kedua bahan yang digunakan dan sebanding dengan
Karakteristik Konduktor
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti atom ke inti atom
yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat isolator karena tidak ada
elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa
ikatan kovalen yang lepas karena energi panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas
dari ikatannya. Namun hanya beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak
memungkinkan untuk menjadi konduktor yang baik.
2). Jenis Jenis Semikonduktor
Ada dua jenis semikonduktor, yaitu semikonduktor intrinsik dan semikonduktor ekstrinsik.
a). Semikonduktor Intrinsik
Semi konduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum mengalami penyisipan oleh atom
akseptor atau atom donor. Pada suhu tinggi elektron valensi dapat berpindah menuju pita
konduksi, dengan menciptakan hole pada pita valensi. Pengahantar listrik pada
semikonduktor adalah elektron dan hole.
( elektroloss.blogspot.co.id/)
sebagai bahan tahanan (resistor). Bahan tahanan yang umumnya dipakai merupakan paduan/
campuran logam-logam terdiri dari dua atau lebih unsur bahan campuran. Pemakaian bahan
tahanan dalam kelistrikan, antara lain:
a). Untuk pembuatan kotak tahanan standart dan shunt
b). Untuk tahanan dan rheostats
c). Untuk unsur pemanas, kompor listrik dan sebagainya.
Sesuai dengan penggunaanya bahan tahanan haruslah memiliki tahanan jenis yang tinggi,
koefisien temperatur yang tinggi, dan memiliki daya elektro-motoris termo yang kecil. Pada
penggunaan yang membutuhkan daya tahan panas tinggi, bahan tahanan harus dipilih yang
memiliki titik cair yang tinggi, selain itu bahan tahanan. pada keadaan panas yang tinggi tidak
mudah dioksidir sehingga menjadi berkarat.
D. Superkonduktor
Superkonduktivias adalah sebuah fenomena yang terjadi dalam beberapa material pada suhu
rendah, dicirikan dengan ketiadaan hambatan listrik dan "dampin" dari medan magnetik
interior (efek Meissner). Superkonduktivitas adalah sebuah fenomena mekanika-kuantum
yang berbeda dari konduktivitas sempurna.
Dalam superkonduktor konvensional, superkonduktivitas disebabkan oleh sebuah gaya tarik
antara elektron konduksi tertentu yang meningkat dari pertukaran phonon, yang
menyebabkan elektron konduksi memperlihatkan fase superfluid terdiri dari pasangan
elektron yang berhubungan. Ada juga sebuah kelas material, dikenal sebagai superkonduktor
tidak konvensional, yang memperlihatkan superkonduktivitas tetapi yang ciri fisiknya
berlawanan dengan teori superkonduktor konvensional. Apa yang disebut superkonduktor
suhu-tinggi superkonduk pada suhu yang jauh lebih tinggi dari yang dimungkinkan menurut
teori konvensional (meskipun masih jauh di bawah suhu ruangan.) Sekarang ini tidak ada
teori lengkap tentang superkonduktivitas suhu-tinggi.
Superkonduktivitas terjadi di berbagai macam material, termasuk unsur sederhana seperti
timah dan aluminum, beberapa logam alloy, beberapa semikonduktor di-dop-berat, dan
beberapa "compound" keramik berisi bidang atom tembaga dan oksigen. Kelas compound
yang terkahir, dikenal sebagai kuprat, adalah superkonduktor suhu-tinggi.
Superkonduktivitas tidak terjadi dalam logam mulia seperti emas dan perak, atau di banyak
logam ferromagnetik, meskipun ada beberapa material menampilkan baik superkonduktivitas
dan ferromagnetisme telah ditemukan tahun-tahun belakangan ini.
(Wikipedia.id)
1). Sifat kelistrikan superkonduktor
Sebelum menjelaskan prinsip superkonduktor, akan lebih baik jika terlebih dahulu
menjelaskan bagaimana kerja logam konduktor pada umumnya. Bahan logam tersusun dari
kisi-kisi dan basis serta electron bebas. Ketika medan listrik diberikan pada bahan, elektron
akan mendapat percepatan. Medan listrik akan menghamburkan elektron ke segala arah dan
menumbuk atom-atom pada kisi. Hal ini menyebabkan adanya hambatan listrik pada logam
konduktor.
Pada bahan superkonduktor terjadi juga interaksi antara electron dengan inti atom. Namun
elektron dapat melewati inti tanpa mengalami hambatan dari atom kisi. Efek ini dapat
dijelaskan oleh Teori BCS. Ketika elektron melewati kisi, inti yang bermuatan positif
menarik elektron yang bermuatan negatif dan mengakibatkan elektron bergetar.
Jika ada dua buah elektron yang melewati kisi, elektron kedua akan mendekati elektron
pertama karena gaya tarik dari inti atom-atom kisi lebih besar. Gaya ini melebihi gaya tolakmenolak antar electron sehingga kedua elektron bergerak berpasangan. Pasangan ini disebut
Cooper Pairs. Efek ini dapat dijelaskan dengan istilah Phonons. Ketika elektron pertama pada
Cooper Pairs melewati inti atom kisi. Elektron yang mendekati inti atom kisi akan bergetar
dan memancarkan Phonon. Sedangkan elektron lainnya menyerap Phonon. Pertukaran
Phonon ini mengakibatkan gaya Tarik menarik antar elektron. Pasangan elektron ini akan
melalu kisi tanpa gangguan dengan kata lain tanpa hambatan.
2). Sifat kemagnetan seperkonduktor
Sifat lain dari superkonduktor yaitu bersifat diamagnetisme sempurna. Jika sebuah
superkonduktor ditempatkan pada medan magnet, maka tidak akan ada medan magnet dalam
superkonduktor. Hal ini terjadi karena superkonduktor menghasilkan medan magnet dalam
bahan yang berlawanan arah dengan medan magnet luar yang diberikan. Efek yang sama
dapat diamati jika medan magnet diberikan pada bahan dalam suhu normal kemudian
didinginkan sampai menjadi superkonduktor. Pada suhu kritis, medan magnet akan ditolak.
Efek ini dinamakan Efek Meissner.
3). Sifat quantum superkonduktor
Teori dasar Quantum untuk superkonduktor dirumuskan melalui tulisan Bardeen, Cooper dan
Schriefer pada tahun 1957. Teori dinamakan teori BCS. Fungsi gelombang BCS menyusun
pasangan partikel dan. Ini adalah bentuk lain dari pasangan partikel yang mungkin dengan
Teori BCS. Teori BCS menjelaskan bahwa :
a). Interaksi tarik menarik antara elektron dapat menyebabkan keadaan dasar terpisah dengan
keadaan tereksitasi oleh energi gap.
b). Interaksi antara elektron, elektron dan kisi menyebabkan adanya energi gap yang diamati.
Mekanisme interaksi yang tidak langsung ini terjadi ketika satu elektron berinteraksi dengan
kisi dan merusaknya. Elektron kedua memanfaatkan keuntungan dari deformasi kisi. Kedua
elektron ini beronteraksi melalui deformasi kisi. (academica.edu)
4). Tipe tipe superkonduktor
Berdasarkan interaksi dengan medan magnetnya, maka superkonduktor dapat dibagi menjadi
dua tipe yaitu Superkonduktor Tipe I dan Superkonduktor Tipe II
a). Superkonduktor tipe I
Superkonduktor tipe I menurut teori BCS (Bardeen, Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan
dengan menggunakan pasangan elektron (yang seringdisebut pasangan Cooper). Pasangan
elektron bergerak sepanjang terowongan penarik yang dibentuk ion-ion logam yang
bermuatan positif .
Akibat dari adanya pembentukan pasangan dan tarikan ini arus listrik akan bergerak dengan
merata dan superkonduktivitas akan terjadi. Superkonduktor yang berkelakuan seperti ini
disebut superkonduktor jenis pertama yang secara fisik ditandai dengan efek Meissner, yakni
gejala penolakan medan magnet luar (asalkan kuat medannya tidak terlalu tinggi) oleh
superkonduktor. Bila kuat medannya melebihi batas kritis, gejala superkonduktivitasnya akan
menghilang. Maka pada superkonduktor tipe I akan terus menerus menolak medan magnet
yang diberikan hingga mencapai medan magnet kritis. Kemudian dengan tiba-tiba bahan akan
berubah kembali ke keadaan normal.
b). Superkonduktor tipe II
Superkonduktor tipe II ini tidak dapat dijelaskan dengan teori BCS karena apabila
superkonduktor jenis II ini dijelaskan dengan teori BCS, efek Meissner nya tidak terjadi.
Abrisokov berhasil memformulasikan teori baru untuk menjelaskan superkonduktor jenis II
ini. Ia mendasarkan teorinya pada kerapatan pasangan elektron yang dinyatakan dalam
parameter keteraturan fungsi gelombang. Abrisokov dapat menunjukkan bahwa parameter
tersebut dapat mendeskripsikan pusaran (vortices) dan bagaimana medan magnet dapat
memenetrasi bahan sepanjang terowongan dalam pusaran-pusaran ini. Lebih lanjut ia pun
dengan secara mendetail dapat memprediksikan jumlah pusaran yang tumbuh seiring
meningkatnya medan magnet. Teori ini merupakan terobosan dan masih digunakan dalam
pengembangan dan analisis superkonduktor dan magnet
Superkonduktor tipe II akan menolak medan magnet yang diberikan. Namun perubahan sifat
kemagnetan tidak tiba-tiba tetapi secara bertahap. Pada suhu kritis, maka bahan akan kembali
ke keadaan semula. Superkonduktor Tipe II memiliki suhu kritis yang lebih tinggi dari
superkonduktor tipe I.
E. Bahan Magnetis
Magnet atau magnit adalah suatu obyek yang mempunyai suatu medan magnet. Kata magnet
(magnit) berasal dari bahasa Yunani magntis lthos yang berarti batu Magnesian. Magnesia
adalah nama sebuah wilayah di Yunani pada masa lalu yang kini bernama Manisa (sekarang
berada di wilayah Turki) di mana terkandung batu magnet yang ditemukan sejak zaman dulu
di wilayah tersebut. Pada saat ini, suatu magnet adalah suatu materi yang mempunyai suatu
medan magnet. Materi tersebut bisa dalam berwujud magnet tetap atau magnet tidak tetap.
Magnet yang sekarang ini ada hampir semuanya adalah magnet buatan.
Magnet selalu memiliki dua kutub yaitu: kutub utara (north/ N) dan kutub selatan (south/ S).
Walaupun magnet itu dipotong-potong, potongan magnet kecil tersebut akan tetap memiliki
dua kutub. Magnet dapat menarik benda lain. Beberapa benda bahkan tertarik lebih kuat dari
yang lain, yaitu bahan logam. Namun tidak semua logam mempunyai daya tarik yang sama
terhadap magnet. Besi dan baja adalah dua contoh materi yang mempunyai daya tarik yang
tinggi oleh magnet. Sedangkan oksigen cair adalah contoh materi yang mempunyai daya tarik
yang rendah oleh magnet.
a). sifat sifat magnetis
1). Sifat kutub
Semua magnet memperlihatkan ciri-ciri tertentu. Magnet memiliki dua tempat yang gaya
magnetnya paling kuat. Daerah ini disebut kutub magnet. Ada 2 kutub magnet, yaitu kutub
utara (U) dan kutub selatan (S). Seringkali kita menjumpai magnet yang bertuliskan N dan S.
N merupakan kutub utara magnet itu (singkatan dari north yang berarti utara) sedangkan S
kutub selatannya (singkatan dari south yang berarti selatan).
Magnet dapat berada dalam berbagai bentuk dan ukuran. Bentuk yang paling sederhana
berupa batang lurus. Bentuk lain yang sering kita jumpai misalnya bentuk tapal kuda (ladam)
dan jarum. Pada bentuk-bentuk ini, kutub magnetnya berada pada ujung-ujung magnet itu.
Gambar C1 memperlihatkan berbagai bentuk magnet yang sering kita jumpai.
Jika dua buah magnet saling didekatkan, magnet pertama akan mengerjakan gaya pada
magnet kedua, dan magnet kedua mengerjakan gaya kepada magnet pertama. Gaya magnet,
seperti halnya gaya listrik, berupa tarikan dan tolakan. Jika dua kutub utara didekatkan, maka
keduanya tolak-menolak. Dua kutub selatan juga saling menolak. Namun, jika kutub selatan
didekatkan pada kutub utara, maka kedua kutub ini akan tarik-menarik. Sehingga kita dapat
membuat aturan untuk kutub magnet: kutub senama tolak-menolak, dan kutub tak senama
tarik-menarik.
konduktor. Adapun susunan Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah
Silicon (Si), Germanium (Ge) dan Gallium Arsenida (GaAs). Germanium. Ada dua jenis semi
konduktor yang pertama, Semi konduktor intrinsik adalah semikonduktor yang belum
mengalami penyisipan oleh atom akseptor atau atom donor, dan yang ke dua Semikondutor
ekstrinsik merupakan semikonduktor yang memperoleh pengotoran atau penyuntikan
(doping) oleh atom asing. Adapun karakteristik semikonduktor meliputi semi konduktor
elemental dan semikonduktor gabungan. Penggunaan bahan semikonduktor meliputi, diode
atau peranti semikonduktor dasar, Transistor atau komponen elektronik yang dibuat dari
materi semikonduktor, dan Integrated Circuit yang merupakan komponen elektronik yang
terdiri atas beberapa terminal transistor yang tergabung membentuk gerbang. Dalam bahan
listrik isolator tidak akan terpisahkan dari sitem tenaga listrik atau elektrik, Bahan penyekat
(isolator) digunakan untuk memisahkan bagian-bagian yang bertegangan, mempunyai sifat
dapat mengisolir arus listrik, memiliki tahanan listrik (resistansi) yang besar. Bahan yang
disebut sebagai bahan isolator adalah bahan dielektrik, yang disebabkan oleh jumlah elektron
yang terikat oleh gaya tarik inti yang kuat. Adapun isolator mempunyai sifat kelistrikan, sifat
mekanis, sifat termis dan sifat kimia, pembagian bahan isolator meliputi, Bahan tambang,
Bahan berserat, Gelas dan keramik, Karet, bakelit, ebonit, dan sebagainya. Dan begitu juga
dengan bahan Superkonduktor. Bahan superkonduktor atau Superkonduktivias adalah sebuah
fenomena yang terjadi dalam beberapa material pada suhu rendah, dicirikan dengan ketiadaan
hambatan listrik dan "dampin" dari medan magnetik interior (efek Meissner).
superkonduktor memiliki sifat kelistrikan, sifat kemagnetan dan sifat quantum, adapun tipe
tipe dari superkonduktor yaitu Superkonduktor tipe I yang menurut teori BCS (Bardeen,
Cooper, dan Schrieffer) dijelaskan dengan menggunakan pasangan elektron (yang
seringdisebut pasangan Cooper), dan superkonduktor tipe II.