Anda di halaman 1dari 18

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat kaum Muslimn dewasa ini umumnya menghadapi kesenian
sebagai suatu masalah hingga timbul berbagai pertanyaan, bagaimana hukum
tentang bidang yang satu ini, boleh, makrh atau harm? Di samping itu dalam
praktek kehidupan sehari-hari, sadar atau tidak, mereka juga telah terlibat dengan
masalah seni. Bahkan sekarang ini bidang tersebut telah menjadi bagian dari gaya
hidup mereka. Seperti contoh yang telah terjadi di beberapa kota, banyaknya
diskotik, dan tempat tongkrongan yang di penuhi oleh suara bising musik dan
dipenuhi oleh muda-mudi yang mencari kesenangan dengan bernyanyi dan menari
tanpa mempedulikan lagi hukum hall-harm. Semua keadaan yang kami tuturkan
di atas terjadi dan berawal dari kejatuhan seni budaya dan peradaban Islam.
B. Rumusan Masalah
Dari pembahasan diatas, maka dapat di ambil rumusan masalah, sebagai berikut:
1.

Apa pengertian seni menurut Islam ?

2.

Bagaimana Cabang seni ?

3.

Bagaimana seni menurut islam ?


a. Perkembangan seni pada masa bai ummayah
b. Alat Musik Islam
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyanyi
d. Pendapat tentang seni menurut para ulama

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini, yaitu sebagai berikut:
1.

Apa pengertian seni menurut Islam ?

2.

Bagaimana Cabang seni ?

3.

Bagaimana seni menurut islam ?


a. Perkembangan seni pada masa bai ummayah
b. Alat Musik Islam
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam menyanyi
d. Pendapat tentang seni menurut para ulama

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Menurut Islam
Dalam bahasa Sanskerta, kata seni disebut cilpa. Sebagai kata sifat, cilpa
berarti berwarna, dan kata jadiannya su-cilpa berarti dilengkapi dengan bentukbentuk yang indak atau dihiasi dengan indah. Sebagai kata benda ia berarti
pewarnaan, yang kemudian berkembang menjadi segala macam kekriaan yang
artistik. Cilpacastra adalah buku atau pedoman bagi para cilpin, yaitu tukang,
termasuk didalamnya apa yang sekarang disebut seniman. Memang dahulu belum
ada perbedaan antara seniman dan tukang. Pemahaman seni adalah yang
merupakan ekspresi pribadi belum ada dan seni adalah ekspresi keindahan
masyarakat yang bersifat kolektif. Yang demikian ini ternyate tidak hanya terdapat
di India dan Indonesia. Juga terdapat di Barat pada masa lampau.
Dalam bahasa Latin pada abad pertengahan, ada terdapat istilah-istilah ars,
artes, dan artista. Ars adalah teknik atau craftsmanship, yaituketangkasan dan
kemahiran dalam mengerjakan sesuatu; adapun artes berarti kelompok orangorang yang memiliki ketangkasan atau kemahiran; artista adalah anggota yang ada
didalam kelompok-kelompok itu. Ars inilah yang kemudian berkembang menjadi
Iarte (italia), Iart (Perancis),Elarte (Spanyol), dan Art (Inggris), dan bersamaan
dengan itu isinyapun berkembang sedikit demi sedikit kearah pengertiaannya yang
sekarang. Tetapi di Eropa ada juga istilah-istilah yang lain, orang Jerman
menyebut seni dengan Kunst dan orang Belanda dengan Kunst, yang berasal dari
kata lain walaupun dengan pengertian yang sama. Bahasa Jerman juga menyebut
dengan istilah die Art yang berarti cara, jalan, atu modus, yang juga dapat
dikembalikan pada asal mula pengertian dan kegiatan seni, namun demikian die
Kunst-lah yang di angkat untuk istilah tersebut.
Pengertian seni menurut beberapa ahli:
1.

Ki Hajar Dewantara
Seni merupakan segala perbuatan mansia yang timbul dari perasaannya dan
bersifat indah hingga dapat menggerakan jiwa perasaan manusia.

2.

Prof. Drs. Suwaji Bastomi


Seni adalah aktifitas batin dengan pengalaman estetik yang dinyatakan dalam

brntuk agung yng mempunyai daya membangkitkan rasa takjub dan haru.
3.
Drs. Sudarmaji
Seni adalah segala manisvestasi batin dan pengalaman estetis dengan
menggunakan media bidang, garis, warna, tekstur, volume dan gelap terang.
4.
Enslikopedia Indonesia
Seni adalah penciptaa segala sesuatu hal atau benda yang karena keindahannya
orang senang melihatnya atau mendengarkan
Definisi Seni Menurut Islam
Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan
mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kata seni
berasal dari kata SANI yang kurang lebih artinya Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan
jiwa. Namun menurut kajian ilimu di Eropa mengatakan ART (artivisial) yang
artinya kurang lebih adalah barang/ atau karya dari sebuah kegiatan.
Pandangan Islam tentang seni. Seni merupakan ekspresi keindahan. Dan
keindahan menjadi salah satu sifat yang dilekatkan Allah pada penciptaan jagat
raya ini. Allah melalui kalamnya di Al-Quran mengajak manusia memandang
seluruh jagat raya dengan segala keserasian dan keindahannya. Allah berfirman:
Maka apakah mereka tidak melihat ke langit yang ada di atas mereka,
bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya, dan tiada baginya sedikit
pun retak-retak? [QS 50: 6].
Allah itu indah dan menyukai keindahan. Inilah prinsip yang didoktrinkan
Nabi saw., kepada para sahabatnya. Ibnu Masud meriwayatkan bahwa Rasulullah
saw. bersabda :
Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terbetik sifat sombong seberat
atom. Ada orang berkata, Sesungguhnya seseorang senang berpakaian bagus
dan bersandal bagus. Nabi bersabda, Sesungguhnya Allah Maha Indah,
menyukai keindahan. Sedangkan sombong adalah sikap menolak kebenaran dan
meremehkan orang lain. (HR. Muslim). Bahkan salah satu mukjizat Al-Quran
adalah bahasanya yang sangat indah, sehingga para sastrawan arab dan bangsa
arab pada umumnya merasa kalah berhadapan dengan keindahan sastranya,
keunggulan pola redaksinya, spesifikasi irama, serta alur bahasanya, hingga
sebagian mereka menyebutnya sebagai sihir. Dalam membacanya, kita dituntut
4

untuk menggabungkan keindahan suara dan akurasi bacaannya dengan irama


tilawahnya sekaligus.
Rasulullah bersabda :
Hiasilah Al-Quran dengan suaramu. (HR. Ahmad, Abu Dawud, NasaI, Ibnu
Majah, Ibnu Hibban, Darimi)
Maka manusia menyukai kesenian sebagai representasi dari fitrahnya mencintai
keindahan. Dan tak bisa dipisahkan lagi antara kesenian dengan kehidupan
manusia. Namun bagaimana dengan fenomena sekarang yang ternyata dalam
kehidupan sehari-hari nyanyian-nyanyian cinta ataupun gambar-gambar seronok
yang diklaim sebagai seni oleh sebagian orang semakin marak menjadi konsumsi
orang-orang bahkan anak-anak.Sebaiknya di kembalikan kepada Al-Quran dan
As-Sunnah. Bahwa dalam Al-Quran disebutkan :
Dan diantara manusia (ada) orang yang mempergunakan perkataan yang tidak
berguna untuk menyesatkan (manusia) dari jalan Allah tanpa pengetahuan dan
menjadikan jalan Allah itu sebagai olok-olokan. Mereka itu memperoleh azab
yang menghinakan. (Luqman:6)
Jikalau kata-kata dalam nyanyian itu merupakan perkataan-perkataan yang tidak
berguna bahkan menyesatkan manusia dari jalan Allah, maka HARAM nyanyian
tersebut. Nyanyian-nyanyian yang membuat manusia terlena, mengkhayalkan halhal yang tidak patut maka kesenian tersebut haram hukumnya.
Pendapat tentang pengertian seni dalam Islam
.

Menurut Seyyed Hossein Nasr, seni Islam merupakan hasil dari

pengejawantahan Keesaan pada bidang keanekaragaman. Artinya seni Islam


sangat terkait dengan karakteristik-karakteristik tertentu dari tempat penerimaan
wahyu al-Quran yang dalam hal ini adalah masyarakat Arab. Jika demikian, bisa
jadi seni Islam adalah seni yang terungkap melalui ekspresi budaya lokal yang
senada dengan tujuan Islam. Sementara itu, bila kita merujuk pada akar makna
Islam yang berarti menyelamatkan ataupun menyerahkan diri, maka bisa jadi yang
namanya seni Islam adalah ungkapan ekspresi jiwa setiap manusia yang
termanifestasikan dalam segala macam bentuknya, baik seni ruang maupun seni
suara yang dapat membimbing manusia kejalan atau pada nilai-nilai ajaran Islam.

Di sisi lain, dalam Ensiklopedi Indonesia disebutkan bahwa seni adalah


penjelmaan rasa indah yang terkandung dalam jiwa manusia, dilahirkan dengan
perantaraan alat komunikasi kedalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra
pendengaran (seni suara), penglihatan (seni lukis dan ruang), atau dilahirkan
dengan perantaraan gerak (seni tari dan drama).
Dari difinisi yang kedua ini bisa jadi seni Islam adalah ekspresi jiwa kaum
muslim yang terungkap melalui bantuan alat instrumental baik berupa suara
maupun ruang. Hal ini juga bisa kita lihat dalam catatan sejarah bahwa dalam
perkembangannya baik seni suara maupun ruang termanifestasikan.
Dengan definisi demikian, maka setiap perkembangan seni baik pada masa
lampau maupun masa kini bisa dikatakan seni Islam asalkan memenuhi kerangka
dasar dari difinisi-difinisi di atas. Dengan kata lain, seni bisa kita kategorikan seni
Islam bukan terletak pada dimana dan kapan seni tersebut termanifestasikan,
melainkan pada esensi dari ajaran-ajaran Islam yang terejahwantah dalam karya
seni tersebut.
B. Cabang Seni
1.
Seni Musik atau seni suara
Seni musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan olah vokal, melodi,
harmoni, ritme, dan tempo sebagai sarana mengekspresikan perasaan atau emosi
penciptanya. Seni musik saat ini telah menjadi salah satu sarana hiburan
terpopuler seiring dengan perkembangan teknologi saat ini. Seni musik terdiri dari
alunan musik dari alat musik dan beberapa menggunakan olah vokal. Dalam
bahasa Inggris, seni disebut art dan musik disebut music.
2.

Seni tari atu seni gerak

Seni tari adalah seni yang menggunakan gerakan tubuh secara berirama yang
dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk keperluan mengungkapkan
perasaan, maksud danpikiran. Tarian merupakan perpaduan dari beberapa unsur
yaitu raga, irama, dan rasa.
Tari adalah desakan perasaan manusia di dalam dirinya yang mendorongnya untuk
mencari ungkapan yang berupa gerak-gerak yang ritmis. Menurut Corrie Hartong,

ahli tari dari Belanda, mengajukan batasan tari yang berbunyi tari adalah gerakgerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan didalam ruang.

3.
Seni drama
Definisi dan pengertian seni drama adalah bentuk seni pertunjukkan yang
komplek. Dimana, didalam seni drama ini tercakup beberapa seni lainnya seperti
seni gerak, seni peran, seni sastra, seni musik, seni rupa hingga seni tari yang
biasa dilibatkan sebagai penghibur. Drama menggunakan sastra sebagai bahan
baku cerita dan dialognya. Seni peran merupakan bagian yang paling
membedakan didalam seni drama. Pasalnya, seni peran ini tidak digunakan pada
seni-seni lainnya. Didalam drama seseorang memerankan sebuah tokoh dengan
meniru watak serta gerak-gerik asli didalam kehidupan sehari-hari. Imitasi realitas
kehidupan, menjadi ciri khas utama didalam seni drama.
4.
Seni Rupa
seni rupa adalah seni yang nampak oleh indra penglihatan dan wujudnya terdiri
dari unsur rupa berupa titik, garis, bidang atau ruang, bentuk atau wujud, warna,
gelap terang, dan tekstur.
Pengertian seni rupa yang lainnya, adalah salah satu cabang seni yang diciptakan
manusia dengan menggunakan rupa sebagai medium pengungkapan gagasan seni.
Applied Art/Seni Rupa Terapan adalah hasil karya seni rupa yang dapat digunakan
untuk keperluan kehidupan sehari hari.
Seni rupa murni dalam bahasa Inggris pure art atau fine art adalah cabang seni
rupa yang terlepas dari unsur unsur praktis yang lebih mengkhususkan diri pada
penciptaan karya seni berdasarkan kreativitas dan ekspresi yang sangat pribadi.

1.
a.

Fungsi Seni
Untuk Kebutuhan Individu
Kebutuhan Fisik
Sejarah membuktikan bahwa perkembangan seni musik selalu seiring dengan
peradaban

mausia.

Sejhak

dulu,

benda-benda

diciptakan

dengan

mempertimbangkan nilai seni. Misalnya, model baju yang bernilai seni tinggi
tentu harganya jauh lebih mahal dibanding yang kurang berseni.
b.

Kebutuhan Emosional
Manusia juga mempunya kebutuhan emosional yang harus dipenuhi. Saat
sedang sedih, gembira, dan sebagainya. Lewat seni inilah seseorang dapat
mengungkapkan perasaan dan daya imajinasinya atau menikmati seni tersebut
untuk menghibur hatinya. Untuk itulah orang seringkali melukis, bernyayi,

2.
a.

b.
c.
d.

membuat puisi, mendengarkan lagu atau menonton drama.


Untuk Kebutuhan Sosial
Bidang Agama
Contoh: Dakwah melalui seni musik yaitu dengan lagu-lagu religi atau
menggambarkan kekuasaan Allah SWT melalui lukisan atau Kaligrafi.
Bidang Pendidikan
Bidang Komunikasi
Bidang Rekreasi

C. Seni Menurut Islam


a.
Perkembangan seni pada masa bani umayyah
Perkembangan seni Pada masa Daulah Bani Umayyah , terutama seni bahasa, seni
suara, seni rupa, dan seni bangunan (Arsitektur).
1. Seni Bahasa
Kemajuan seni bahasa sangat erat kaitannya dengan perkembangan bahasa.
Sedangkan kemajuan bahasa mengikuti kemajuan bangsa. Pada masa Daulah Bani
Umayyah kaum muslimin sudah mencapai kemajuan dalam berbagai bidang, yaitu
bidang politik, ekonomi, sosial, dan ilmu pengetahuan. Dengan sendirinya
kosakata bahasa menjadi bertambah dengan kata-kata dan istilah istilah baru
yang tidak terdapat pada zaman sebelumnya.
Kota Basrah dan Kufah pada zaman itu merupakan pusat perkembangan
ilmu dan sastra (adab). Di kedua kota itu orang-orang Arab muslim bertukar
pikiran dalam diskusi-diskusi ilmiah dengan orang-orang dari bangsa yang telah
mengalami kemajuan terlebih dahulu. Di kota itu pula banyak kaum muslimin

yang aktif menyusun dan menuangkan karya mereka dalam berbagai bidang ilmu.
Maka dengan demikian berkembanglah ilmu tata bahasa (Ilmu Nahwu dan sharaf)
dan Ilmu Balaghah, serta banyak pula lahir-lahir penyair-penyair terkenal.
2. Seni Rupa
Seni rupa yang berkembang pada zaman Daulah Bani Umayyah hanyalah
seni ukir, seni pahat, sama halnya dengan zaman permulaan, seni ukir yang
berkembang pesat pada zaman itu ialah penggunaan khat arab (kaligrafi) sebagai
motif ukiran.
Yang terkenal dan maju ialah seni ukir di dinding tembok. Banyak Al-Quran,
Hadits Nabi dan rangkuman syair yang di pahat dan diukir pada tembok dinding
bangunan masjid, istana dan gedung-gedung.
3. Seni Suara
Perkembangan seni suara pada zaman pemerintahan Daulat Bani Umayyah
yang terpenting ialah Qiraatul Quran, Qasidah, Musik dan lagu-lagu lainnya
yang bertema cinta kasih.
4. Seni Bangunan (Arsitektur)
Seni bangunan atau Arsitektur pada masa pemerintahan Daulah Bani
Umayyah pada umumnya masih berpusat pada seni bangunan sipil, seperti
bangunan kota Damaskus, kota Kairuwan, kota Al- Zahra. Adapun seni bangunan
agama antara lain bangunan Masjid Damaskus dan Masjid Kairuwan, begitu juga
seni bangunan yang terdapat pada benteng- benteng pertahanan masa itu.
Adapun kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan, berkembangnya
dilakukan dengan jalan memberikan dorongan atau motivasi dari para khalifah.
Para khalifah selaku memberikan hadiah-hadiah cukup besar bagi para ulama,
ilmuwan serta para seniman yang berprestasi dalam bidang ilmu pengetahuan dan
kebudayaan dan untuk kepentingan ilmu pengetahuan di sediakan anggaran oleh
negara, itulah sebabnya ilmu pengetahuan berkembang dengan pesatnya.
Pusat penyebaran ilmu pengetahuan pada masa itu terdapat di masjidmasjid. Di masjid-masjid itulah terdapat kelompok belajar dengan masing-masing
gurunya yang mengajar ilmu pengetahuan agama dan umum ilmu pengetahuan

agama yang berkembang pada saat itu antara lain ialah, ilmu Qiraat, Tafsir,
Hadits Fiqih, Nahwu, Balaqhah dan lain-lain. Ilmu tafsir pada masa itu belum
mengalami

perkembangan

pesat

sebagaimana

yang

terjadi

pada

masa

pemerintahan Daulah Bani Abbasiyah. Tafsir berkembang dari lisan ke lisan


sampai akhirnya tertulis. Ahli tafsir yang pertama pada masa itu ialah Ibnu Abbas,
salah seorang sahabat Nabi yang sekaligus juga paman Nabi yang terkenal.
b.

Alat Musik Islam


Musik Islam selanjutnya berkembang sejalan dengan perkembangan musik
di Eropa. Penggunaan alat musik seperti oud sangat membantu dalam memahai
pelajaran musik islam. Oud adalah alat musik berbentuk seperti buah piryang di
potong setengah dan di lengkapi senar atau sring sebanyak 12 buah.
Oud di Italia berubah nama menjadi il luto.Berbeda dengan Jerman, il luto
dikenaldengan nama laute.Terjadi perubahan bahasa penyebutan pada alat musik
yang benar-benar sama ini.Prancis menyebutnya le luth.Sementara itu, Inggris
menamainya lute.
Selain oud,ada alat musik lain yang sering dipakai dalam seni musik
Islam.Sebelum menjadi biola,alat musik berdawai dengan tabung resonansi yang
lebih kecil dari gitar ini dikenal dengan nama rebab. Alat musik rebab menyebar
dari Spanyolke Eropa dengan nama rebec. Bila rebab tersedia, rebana sudah pasti
ada . Instrumen musik Arab yang satu ini terbuat dari kayu dan perkamen.
Penggunaan alat musik rebana telah di lirik dunia barat, kemudian membawa
rebana ke negaranya. Acara kenegaraan di istana dan gedung pertemuan sering
menghadirkan rebana sebagai hiburan. Sampai sekarang rebana masih digunakan
dalam bermusik di beberapa negara seluruh dunia.

c.

Hal yang perlu di perhatikan dalam Menyanyi

Maka menurut DR. Yusuf Qardhawi, hal-hal yang harus diperhatikan dalam hal
nyanyian antara lain :
1.
2.

Tidak semua nyanyian hukumnya mubah, karena isinya harus sesuai dengan
etika islami dan ajaran-ajarannya.
Penampilan dan gaya menyanyikannya juga perlu dilihat
10

3.

Nyanyian tersebut tidak disertai dengan sesuatu yang haram, seperti minum
khamar, menampakkan aurat, atau pergaulan bebas laki-laki dan perempuan tanpa

4.

batas.
Nyanyian sebagaimana semua hal yang hukumnya mubah (boleh)- harus
dibatasi dengan sikap tidak berlebih-lebihan.
d. Pendapat Tentang Seni Menurut Para Ulama
1. Imm Asy-Syaukn, dalam kitabnya NAIL-UL-AUTHR menyatakan sebagai
berikut:
a. Para ulam berselisih pendapat tentang hukum menyanyi dan alat musik.
Menurut

mazhab Jumhur adalah harm, sedangkan mazhab Ahl-ul-Madnah,

Azh-Zhhiriyah dan jamah Sfiyah memperbolehkannya.


b. Ab Mansyr Al-Baghdd (dari mazhab Asy-Syfi) menyatakan:
"ABDULLH BIN JAFAR berpendapat bahwa menyanyi dan musik itu tidak
menjadi masalah.
Dia sendiri pernah menciptakan sebuah lagu untuk dinyanyikan para pelayan
(budak) wanita (jawr) dengan alat musik seperti rebab. Ini terjadi pada masa
Amr-ul-Muminn Al bin Ab Thlib r.a.
c. Imm Al-Haramain di dalam kitbnya AN-NIHYAH menukil dari para ahli
sejarah bahwa Abdullh bin Az-Zubair memiliki beberapa jriyah (wanita budak)
yang biasa memainkan alat gambus. Pada suatu hari Ibnu Umar datang
kepadanya dan melihat gambus tersebut berada di sampingnya. Lalu Ibnu Umar
bertanya: "Apa ini wahai shahbat Raslullh? " Setelah diamati sejenak, lalu ia
berkata: "Oh ini barangkali timbangan buatan negeri Sym," ejeknya. Mendengar
itu Ibnu Zubair berkata: "Digunakan untuk menimbang akal manusia."
d. Ar-Ruyn meriwayatkan dari Al-Qaffl bahwa mazhab Maliki membolehkan
menyanyi dengan mazif (alat-alat musik yang berdawai).
e. Ab Al-Fadl bin Thhir mengatakan: "Tidak ada perselisihan pendapat antara
ahli Madnah tentang, menggunakan alat gambus. Mereka berpendapat boleh
saja." Ibnu An Nawawi di dalam kitabnya AL-UMDAH mengatakan bahwa para
shahbat Raslullh yang membolehkan menyanyi dan mendengarkannya antara
lain Umar bin Khattb, Utsmn bin Affn, Abd-ur-Rahmn bin Auf, Saad bin

11

Ab Waqqs dan lain-lain. Sedangkan dari tbin antara lain Sad bin Musayyab,
Salm bin Umar, Ibnu Hibbn, Khrijah bin Zaid, dan lain-lain.
2.

Ab Ishk Asy-Syirz dalam kitbnya AL-MUHAZZAB

a. Diharmkan menggunakan alat-alat permainan yang membangkitkan hawa


nafsu seperti alat musik gambus, tambur (lute), mizah (sejenis piano), drum dan
seruling.
b. Boleh memainkan rebana pada pesta perkawinan dan khitanan. Selain dua
acara tersebut tidak boleh.
c. Dibolehkan menyanyi untuk merajinkan unta yang sedang berjalan.
3. Al-Als dalam tafsrnya RH-UL-MAN
a. Al-Muhsibi di dalam kitbnya AR-RISLAH berpendapat bahwa menyanyi
itu harm seperti harmnya bangkai.
b. Ath-Thursusi menukil dari kitb ADAB-UL-QADHA bahwa Imm Syf
berpendapat menyannyi itu adalah permainan makrh yang menyerupai pekerjaan
bthil (yang tidak benar). Orang yang banyak mengerjakannya adalah orang yang
tidak beres pikirannya dan ia tidak boleh menjadi saksi.
c. Al-Manawi mengatakan dalam kitbnya: ASY-SYARH-UL-KABR bahwa
menurut mazhab Syfi menyanyi adalah makrh tanzh yakni lebih baik
ditinggalkan daripada dikerjakan agar dirinya lebih terpelihara dan suci. Tetapi
perbuatan itu boleh dikerjakan dengan syarat ia tidak khawatir akan terlibat dalam
fitnah.
d. Dari murd-murd Al-Baghw ada yang berpendapat bahwa menyanyi itu
harm dikerjakan dan didengar.
e. Ibnu Hajar menukil pendapat Imm Nawaw dan Imm Syfi yang
mengatakan bahwa harmnya (menyanyi dan main musik) hendaklah dapat
dimengerti karena hl demikian biasanya disertai dengan minum arak, bergaul
dengan wanita, dan semua perkara lain yang membawa kepada maksiat. Adapun
nyanyian pada saat bekerja, seperti mengangkut suatu yang berat, nyanyian
orang Arab untuk memberikan semangat berjalan unta mereka, nyanyian ibu

12

untuk mendiamkan bayinya, dan nyanyian perang, maka menurut Imm Awz
adalah sunat.
f. Jamah Sfiah berpendapat boleh menyanyi dengan atau tanpa iringan alatalat musik.
g. Sebagian ulam berpendapat boleh menyanyi dan main alat musik tetapi
hanya pada perayaan-perayaan yang memang dibolehkan Islam, seperti pada pesta
pernikahan, khitanan, hari raya dan hari-hari lainnya.
h. Al-Izzu bin Abd-us-Salm berpendapat, tarian-tarian itu bidah. Tidak ada
laki-laki yang mengerjakannya selain orang yang kurang waras dan tidak pantas,
kecuali bagi wanita. Adapun nyanyian yang baik dan dapat mengingatkan
orang kepada khirat tidak mengapa bahkan sunat dinyanyikan.
i. Imm Balqin berpendapat tari-tarian yang dilakukan di hadapan orang banyak
tidak harm dan tidak pula makrh karena tarian itu hanya merupakan gerakangerakan dan belitan serta geliat anggota badan. Ini telah dibolehkan Nabi s.a.w.
kepada orang-orang Habsyah di dalam masjid pada hari raya.
j. Imm Al-Maward berkata: "Kalau kami mengharamkan nyanyian dan bunyibunyian alat-alat permainan itu maka maksud kami adalah dosa kecil bukan dosa
besar."
4. ABD-UR-RAHMN AL-JAZAR di dalam kitabnya AL-FIQH AL ALMADZHIB-IL ARBAA , menyatakan:
a. Ulam-ulam Syfiiyah seperti yang diterangkan oleh Al-Ghazali di dalam
kitab IHYA ULUMIDDIN. Beliau berkata: "Nash nash syara' telah menunjukkan
bahwa menyanyi, menari, memukul rebana sambil bermain dengan perisai dan
senjata-senjata perang pada hari raya adalah mubah (boleh) sebab hari seperti itu
adalah hari untuk bergembira. Oleh karena itu hari bergembira dikiaskan untuk
hari-hari lain, seperti khitanan dan semua hari kegembiraan yang memang
dibolehkan syara'.
b. Al-Ghazali mengutip perkataan Imam Syafi'i yang mengatakan bahwa
sepanjang pengetahuannya tidak ada seorangpun dari para ulama Hijaz yang benci
mendengarkan nyanyian, suara alat-alat musik, kecuali bila di dalamnya
mengandung hal-hal yang tidak baik. Maksud ucapan tersebut adalah bahwa

13

macam-macam nyanyian tersebut tidak lain nyanyian yang bercampur dengan halhal yang telah dilarang oleh syara'.
c. Para ulama Hanfiyah mengatakan bahwa nyanyian yang diharamkan itu adalah
nyanyian yang mengandung kata-kata yang tidak baik (tidak sopan), seperti
menyebutkan sifat-sifat jejaka (lelaki bujang dan perempuan dara), atau sifat-sifat
wanita yang masih hidup ("menjurus" point, lead in certain direction, etc.).
Adapun nyanyian yang memuji keindahan bunga, air terjun, gunung, dan
pemandangan alam lainya maka tidak ada larangan sama sekali. Memang ada
orang orang yang menukilkan pendapat dari Imam Abu Hanifah yang mengatakan
bahwa ia benci terhadap nyanyian dan tidak suka mendengarkannya. Baginya
orang-orang yang mendengarkan nyanyian dianggapnya telah melakukan
perbuatan dosa. Di sini harus dipahami bahwa nyanyian yang dimaksud Imam
Hanafi adalah nyanyian yang bercampur dengan hal-hal yang dilarang syara'.
d. Para ulama Malikiyah mengatakan bahwa alat-alat permainan yang digunakan
untuk memeriahkan pesta pernikahan hukumnya boleh. Alat musik khusus untuk
momen seperti itu misalnya gendang, rebana yang tidak memakai genta, seruling
dan terompet.
e. Para ulama Hanbaliyah mengatakan bahwa tidak boleh menggunakan alat-alat
musik, seperti gambus, seruling, gendang, rebana, dan yang serupa dengannya.
Adapun tentang nyanyian atau lagu, maka hukumnya boleh. Bahkan sunat
melagukannya ketika membacakan ayat-ayat Al-Quran asal tidak sampai
mengubah aturan-aturan bacaannya

14

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesenian dalam Islam bertunjangkan tauhid, iaitu keEsaan Tuhan yang
bertolak dari pengajaran al-Quran dan as-Sunnah. Di dalam menjaga
keseimbangan antara keperluan jasad dan jiwa, Islam telah menganjurkan sikap
sederhana dalam semua perkara dan membawa kepada bakat-bakat alami di dalam
jurusan-jurusan yang benar dan telah mencuba untuk mengembangkan suatu
keseluruhan yang harmonis dalam diri manusia.
Sebagian orang menggambarkan umat islam sebagai masyarakat ahli
ibadah dan kerja keras, maka tak ada tempat bagi orang-orang lalai dan bermainmain, tertawa, Bergembira ria, bernyanyi atau bermain musik. tak boleh bibir
tersenyum, mulut tertawa, hati senang dan tak boleh kecantikan terlukis pada
wajah-wajah manusia.
Maka tidak ada salahnya jika manusia memiliki seni dalam hidupnya
tetapi harus sesuai dengan syariat islam dan tidak melanggar kaidah atau aturan
islam.
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
terdapat kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari para
pembaca sangat kami harapakan demi perbaikan makalah kami selanjutnya.

15

DAFTAR PUSTAKA
Aminuddin. 2002. Pendidikan Agama Islam. Bogor :Ghalia Indonesia.
Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam. Bandung: PT
Remaja Rosda Karya.
As-syam,

Umu.

2012.

Hukum

Seni

Dalam

Pandangan

Islam.

Http://Umuassyam.blogspot.com. 30 Mei 2012.


Hermawan. 2010. Seni Dalam Islam. Http://setyahermawan.blogspot.com. 18
Oktober 2010.
Islamid. 2011. Seni Dalam Prepestif Islam. Http://Islamind.blogspot.com. 17
Desember 2011.
Naufal, Abdurahman. 2012. Seni dan Tradisi Halal & Haram Dalam Islam.
Http://arnaufal.blogspot.com. 14 Maret 2012.
Al-Qardhawi, Yusuf. 2001. Fiqih Musik dan Lagu, persfektip Al-Quran dan AsSunnah. Bandung : Mujahid Press
Al-Qardhawi, Yusuf. 2003. Halal Haram dalam Islam. Solo : Era Intermedia
HR. Abdun bin Hunan dan Tirmidzi. Dalam Al-Qardhawi, Yusuf. 2003. Halal
Haram dalam Islam. Solo : Era Intermedia
Jabar, Abdul (1980). Seni di Dalam Peradaban. Bandung: Penerbit Pustaka
Bandung.

16

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah
tentang Seni
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang ber sifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita Amin.

Bima,

September 2016

Penulis

i
17

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................

DAFTAR ISI.................................................................................................

ii

BAB I PENDAHULUAN.
A. LatarBelakang................................................................................
B. RumusanMasalah...........................................................................
C. Tujuan............................................................................................

1
2
2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Seni Menurut Islam.......................................................
B. Cabang Seni.....................................................................................
C. Seni Menurut Islam..........................................................................

3
6
8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran..............................................................................................

15
15

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................

16

18
ii

Anda mungkin juga menyukai