Anda di halaman 1dari 6

ISLAM DALAM SENI

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Ketika kita berbicara tentang seni, maka yang terlebih dahulu dibicarakan adalah
keindahan. Sudah menjadi fitrahnya manusia menyukai keindahan. Seorang ibu akan lebih
berbahagia jikalau ia dikaruniai anak yang indah fisiknya, baik rupa ataupun jasmaninya.
Seseorang akan lebih memilih rumah yang indah serta mengenakan pakaian-pakaian yang indah
ketimbang semua itu dalam kondisi biasa-biasa saja ataupun buruk. Demikian halnya dengan
nyanyian, puisi, yang juga melambangkan keindahan, maka manusia pun akan menyukainya.
Di dalam sebuah majalah berbahasa Inggris pada tahun 1970 M di New York U.S.A telah
dimuat sebuah artikel yang membicarakan suatu pertanyaan pengandaian, yaitu, jika sekiranya
di dalam sebuah ruang terdapat sebuah lukisan yang di lukis oleh pelukis yang terkenal seperti
Rembrandt, Michelangelo atau Leonardo Da Vinci yang unik dan ganjil dan di ruang yang sama
ada juga seorang bayi dan jika ruang itu terbakar dan hanya ada kemungkinan untuk
menyelamatkan salah satu saja baik anak kecil itu atau lukisan yang termasyur tersebut, maka
yang manakah yang harus diselamatkan ? Banyak diantara para pembaca dan intelek di Barat
berpendapat bahwa lukisan itu harus diselamatkan dan bayi itu dapat dikorbankan. Sebabnya
ialah pada fikiran mereka seni lukis yang ganjil dan unik itu tidak ada gantinya, jika habis
terbakar lenyap dari simpanan manusia. Sebaliknya bayi dilahirkan pada tiap-tiap hari, oleh itu
tidaklah perlu sangat ia diselamatkan dari kemusnahan. Inilah yang dikatakan merupakan satu
cara untuk menyembah patung seni itu sendiri. Memuliakan seni hingga melampaui batas.

2. Seni dari Perspektif Islam


Semua seni atau reka bentuk seni yang dihasilkan oleh manusia dapat dibagi kepada dua
tujuan besar :
1. Seni sebagai alat bagi manusia untuk mencapai tujuan yang lebih besar yaitu untuk mencapai
kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
2. Seni sbagai penawar hati, penghibur bagi seseorang yang mengembara di dunia ini menuju
kea lam akhirat.

3. Seni sebagai Masalah Sampingan Seni dalam islam bukannya untuk mencantikkan dan
memperbaiki masalah-masalah sampingan kehidupan manusia, tetapi ia bertujuan untuk
mencantikkan dan meninggikan martabat, jiwa dan nyawa manusia itu sendiri. Walaupun
seorang muslim itu menganggap dirinya rendah, sebagai hamba kepada Allah dan bekerja untuk
Allah, tetapi tidaklah terlintas di hati sanubarinya untuk mengorbankan nyawa manusia
( walaupun pada lahirnya orang tersebut itu tidak ada kedudukan yang mulia dalam
masyarakat ) demi untuk menyelamatkan seni.
4. Seni dan Bentuk-Bentuknya Lukisan dan ukiran yang diizinkan telah dibatasi dengan persetujuan
ulama kepada bentuk biasa, oleh karena ada hubungan yang erat antara bentuk-bentuk hewan
dan manusia dan penyembahan berhala seperti yang ditemukan disepanjang masa lampau, dan
masa kini.

5. Seni dan Cara Hidup Ad-Din Al-Islam adalah satucara hidup yang lengkap. Ia bukannya agama
dalam arti kata yang sempit. Oleh sebab itu, kita mendapat konsep Ad-Din Al-Islam mempunyai
landasan menyeluruh dengan konsep kebudayaan yang meliputi segala aktivitas harian manusia
seperti ekonomi, politik, hokum, pendidikan, hal ihwal pribadi, social, Negara, hubungan antar
bangsa, seni serta aktivitas kerohanian.

6. Definisi Seni Secara umum, seni mempunyai arti indah, halus, lembut, mudah didengar atau
diucapkan, mudah dilihat dan dijelaskan. Dalam bahasa Inggris seni dikenal sebagai art yang
berasal dari bahasa Yunani, yang mempunyai arti adanya kepandaian dan kemampuan. Secara
khusus, seni didefinisikan sebagai, “Segala usaha penciptaan bentuk-bentuk atau karya yang
member kesenangan estetika,” oleh H. Read dalam ‘Meaning of Art’.

7. Sebab Timbulnya Seni Merupakan sebagian dari fitrah manusia bahwa ia suka melihat hal-hal
yang indah. Oleh karena itu Ad-Din Al-Fitrah (satu panduan hidup menurut fitrah), maka didapati
bahwa Islam menggalakkan seni dan penciptaan yang indah. Sabda Rosulullah SAW bermaksud,
“keindahan itu memenangkan segala hati dan obat untuk luka, sesungguhnya keindahan itu
perhiasan dan kebahagiaan hidup.”

BAB II
PEMBAHASAN

1. Seni dan Keindahan Alam


Terdapat banyak ayat dalam Al-Qur’an Al-Karim yang menganjurkan manusia untuk
melihat keindahan alam dunia sekelilingnya, yang jelas memberi bukti adanya pencipta yang
Maha Esa dan Bijaksana. Firman Allah S.W.T. : “Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan
Tuhan yang Maha Pemurah, sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang ulang, apakah
kamu lihat sesuatu tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu
akan kembali kepadamu dengan hampa, sedang ia juga berkeadaan lemah lesu (karena habis
tenaga dengan sia-sia)…”( Al-Mulk : 3 – 4 ) , “Dan apakah mereka tidak memperhatikan burung-
burung yang mengembang dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? Tidak ada yang
menahannya (menerbangkannya di udaraselain Yang Maha Pemurah). Sesungguhnya Dia Maha
Melihat Segala sesuatu…..” ( Al-Mulk : 19 ) Semua keindahan dapat menggerakkan hati kecil
manusia untuk berfikir di atas kebijaksanaan Penciptanya dan dalam waktu yang sama dapat
mengobati hati yang terluka dan menghiburnya.

2. Batasan Seni Islam


Al-Din yang wujud untuk member panduan dan seterusnya mengatur cara hidup harian
manusia. Manusia yang ada di alam hewan dan tumbuhan mempunyai system hidup yang
harmonis dan mengikuti peraturan-peraturan tertentu seperti yang diqadarkan Allah S.W.T.
Oleh sebab itu, didapati dalam semua lapangan aktivitas manusia juga mempunyai aturan dan
batasan.Segala arahan Allah S.W.T dan larangan-Nya,semuanya mempunyai syarat-syarat
tertentu.Keadaan ini sama juga dengan keadaan undang-undang yang dibuat oleh
manusia.Umpamanya, undang-undang lalu lintas di jalan raya, motor diijinkan bergerak dengan
kencang tetapi kelajuannnya dibatasi di tempat-tempat tertentu. Demikian juga kebebasan
individu di dalam lapangan ekonomi perlu juga dibatasi demi untuk menjaga keselamatan
masyarakat. Begitu jugalah keadaannya, Allah S.W.T. telah mengadakan batasan-batasan dan
syarat bagaimana hendak menyembah Allah S.W.T.bagaimana hendak melaksanakan sholat,
zakat, puasa dan mengerjakan Haji.Semuanya itu sebagai panduan agar tidak sesat dan
melampaui batas. Bidang seni tidak terlepas dari peraturan yang sehat demi untuk menjamin
kebahagiaan manusia di dunia dan di akhirat.

3. Ta’arif Seni dalam islam


Drs. Sidi Gazalba mendefinisikan sebagai berikut: penciptaan bentuk-bentuk yang
mengandung nilai estetika berpadu dengan nilai estetika islam. Istilah untuk estetika islam itu
ialah akhlak. Kesenian sebagai suatu aspek kehidupan, tunduk kepada syari’at Allah S.W.T seni
yang tidak membawa mudarat atau kerusakan merupakan hal yang diharuskan, yang mungkin
memudaratkan atau merusakkan dimakruhkan dan yang pasti membawa mudarat atau
kerusakan adalah diharamkan.

4. Seni Islam dan seni Muslim


Perlu dibedakan antara seni Islam dan seni Muslim.”Seni Islam adalah seni yang
berdasarkan kepada ajaran Islam. Seni Muslim, orangnya beragama Islam atau mengaku dirinya
Islam, tetapi karyanya belum tentu berdasarkan prinsip-prinsip Islam. Justru itu mungkin saja
yang mengakui dirinya islam, mencipta karya seni sekuler.” Demikianlah kata-kata Drs. Sidi
Gazalba. Perbedaan yang terdapat antara seni islam dan seni muslim juga terjadi di semua
bidang ilmu pengkajian dan kehidupan. Secara logika, seni muslim seharusnya dapat diberi
tanda sebagai seni islam, karena seorang muslim itu tentulah tidak akan melaksanakan sesuatu
tanpa melihat batasan-batasan syari’ah. Tetapi pada kenyataannya perbedaan islam-muslim ini
muncul bukan saja dalam bidang seni, tetapi juga dalam bidang kehidupan yang lain.
Perbedaan ini muncul disebabkan oleh :
1. Seorang muslim itu tidak mendalami ilmu yang berhubungan dengan islam.
2. Seandainya ia berilmu, dia tidak mengamalkan ilmunya itu dengan sempurna.

5. Sumber Pengetahuan Seni


Umat islam pada awalnya tidak memerlukan penciptaan seni tetapi dari masa ke masa
ketika umat islam telah berkembang dari segi jumlah, bangsa, ilmu pengetahuan dan harta
kekayaan, maka umat islam dari semua bangsa telah mengambil bagian dalam bidang
penciptaan seni. Mereka telah mempelajari seni tradisi purba dari bangsa-bangsa lain dengan
mengambil yang terbaik darinya dan meninggalkan yang tidak ada manfaatnya dan seterusnya
melakukan hal :
1. Mengubah dan menyesuaikan menurut pandangan islam terhadap alam
2. Menyumbang menciptakan karya seni asli dari mereka sendiri.

6. Ciri Penting Dalam Seni Rupa Islam


1. Ia mempunyai dasar hubungan yang kuat dengan kesenian arab yang dipengaruhi oleh unsur-
unsur seni rupa Arab, Iraq, Parsia, Syria dan kebudayaan yang berada di kawasan Asia Barat.
Khususnya dalam seni kesusastraan, khath dan qira’at ( pembacaan al-Qur’an) Hubungannya
sama dengan hubungan seni rupa Budha dengan orang India, Cina dan sebagainya.
2. Kebudayaan islam telah mewujudkan suatu bentuk seni rupa yang mempunyai nilai-nilai dan
sifat-sifat yang tersendiri, mempunyai keagungan tersendiri seperti juga seni rupa Barat, Cina
dan India.
3. Tetapi, seni rupa islam bukan seni rupa yang mewakili sebuah negeri atau suatu bangsa,
tetapi mewakili berbagai kebudayaan dan Negara yang mempunyai kepercayaan yang sama
yang mewujudkan sifat jalinan batin tersendiri, dari kawasan Maroko dan Andalusia di Barat
hingga ke Filipina timur.

7. Seni Ajaran Islam


Dari permulaan sejarah umat islam, seni-seni berikut telah ada :
1. Kesusastraan,yaitu pengaruh al-Qur’an yang mengandung nilai kesusastraan yang agung.
2. Retorika yang berkembang untuk kepentingan dakwah.
3. Seni suara, berkembang dari pembacaan al-Qur’an dan adzan dengan suara yang indah.
4. Kaligrafi ( tulisan indah ) dari ayat-ayat al-Qur’an, hadits dan kata hikmah yang diukir dan
dipahat.
5. Seni sulam untuk keperluan sajadah
6. Seni arsitektur atau seni bangunan.

8. Seni Arsitektur atau Seni Bangunan Islam


Pada mulanya islam tidak memerlukan seni bina berdiri sendiri. Seni arsitektur islam
berkembang tahap demi tahap, mengikuti perkembangan seni tata kota dan ilmu. Seni bina
islam dari masjid rasulullah SAW yang pada mulanya tidak ada menara mihrab atau qubah. Di
dalamnya hanya ada satu alat yaitu satu mimbar yang terbuat dari batang palma. Patung ada di
dalam masjid orang islam. Qubah dibangun dekat masjid yang didirikan oleh khalifah Umar pada
tahun 635 M. berdekatan dengan masjid al-Aqsa di Jerussalaem, Palestina. Pada tahun 639 M.
didirikan masjid bernama Masjid Batu Karang. Ibnu Khaldun dalam muqaddimahnya antara lain
mengatakan, ” kedudukan rohani setiap bangsa, pandangan hidupnya, cita-citanya, telah
dilahirkan pada bangunan-bangunan yang didirikan. Setiap bangsa yna mendorong kea rah
kemajuan pasti mempunyai kepandaian ilu bangunan sebagai pembuktian, betapa tingginya
peradaban dan cita kebatinannya”.

9. Ciri-Ciri Bangunan Islam :


1. Di seluruh Negara islam terdapat kesatuan dalam seni bangun karena dalam islam kesatuan
seni bangun merupakan satu segi kesatuan ummah. Ia tidak ada sebelum kedatangan islam
dimana terdapat perbedaan dari segi jenis seni bangunan mereka.
2. Ciri-ciri yang membuat kesatuan dari segi jenis seni bangun datangnya dari islam. Umat islam
mendapat pengaruh dari pusat islam di Madinah, Makkah (Arab Saudi), Bait al-Muqaddis
(Palestina), Bagdad (Iraq) dan Damaskus (Syria).
3. Islam itu adalah satu cara hidup al-Din al-Hayat bukan satu agama dalam arti kata sempit
maka pengaruhnya telah didapati mewarnaikeseluruhan kehidupan manusia. Ia menentukan
gaya atau jenis pakaian, makanan, bermasyarakat dan cara hiburan. Lebih-lebih lagi pengaruh
islam itu telah mewarnai tempat kediaman umat islam.

BAB III
PENUTUP

Konsep kesenian menurut perspektif Islam ialah membimbing manusia ke arah konsep tauhid
dan pengabadian diri kepada Allah s.w.t. Seni dibentuk untuk melahirkan manusia yang benar-benar
baik dan beradab. Selain itu, seni juga seharusnya lahir sebagai satu proses pendidikan yang bersifat
positif dan tidak melanggar daripada batas-batas syariat.

Dengan seni seharusnya mampu membawa manusia itu untuk meningkatkan ketaqwaan kepada
Allah Swt, karena seni dalam Islam bertujuan untuk mendapat keridhaan Allah Swt. Kita sebaiknya
menghindari kesenian yang membuat kita cenderung mengabaikan peribadatan dan kewajiban-
kewajiban kepada Allah Swt. juga seni yang merusak akhlak, serta yang banyak kemudharatannya.

Manusia adalah hamba Allah S.W.T. dan tidak dalam keadaan menentang Allah S.W.T., bahkan
dia rela kepada keesaan Allah S.W.T. dalam konsep mentauhidkan Allah. Oleh karena itu perkataan yang
biasa digunakan seperti ‘Scientific effort to conquer nature’ (percobaan-percobaan ilmiah untuk
menaklukkan alam) , dalam islam lebih tepat dengan “percobaan-percobaan sains untuk memahami
rahasia-rahasia alam”, supaya dapat digunakan untuk kepentingan manusia.

Allah S.W.T. adalah pemilik segala ruang dan ciptaan. Oleh karena itu, jika manusia ingin
membuat tempat kediamannya maka mestilah dibuat dengan sikap rendah hati dan bukanna dengan
sikap pertarungan dan pertentangan dengan alam.

Daftar Pustaka

Nurdin, Sulaiman. 2000, Sains Menurut Perspektif Islam , Kuala Lumpur :

PT Dwi Rama.

Al-Faruqi, Ismail R. 1977, Islam and Architecture Paper presented at the

MSE-MSA Seminar on Islam and Architecture May 7, 1977.

Gazalba,Sidi (Drs.). 1988. Seni . Nota kursus Tamadun Islam. Fakulti Islam,

Universiti Kebangsaan Malaysia.


Fikry, Ahmad ( Dr.). 1977 Architecture and Objects of Art dalam buku

Islamic and Arab Contribution to The European Renaissance. Cairo : National Commission for UNESCO.

Anda mungkin juga menyukai