kemampuan untuk menggunakan sumber dan kekuatan dalam diri sendiri serta
mempunyai perasaan keterikatan dengan diri sendiri dan dengan yang maha esa.
D. DEMENSI SPIRITUAL
Menurut Kozier, Erb. Blais & Wilkinson, 1995 Murray & Zontner, 1993,
mengemukakan fungsi spiritual meliputi: Mempertahankan keharmonisan atau
keselarasan dengan dunia luar, berjuang untuk menjawab atau mendapatkan
kekuatan dalam menghadapi stress emosional, penyakit fisik dalam menghathpi
kematian.
Mickley 1992, mengemukakan bahwa demensi spiritual meliputi: demensi
ekstensial dan agama.
Demensi ekstensial berfokus pada tujuan dan arti kehidupan. Maksudnya
hubungan manusia dengan manusia lain, lingkungan baik eksternal maupun
eksternal (hablum minannas), sedangkan demensi agama berfokus pada
hubungan seseorang dengan tuhannya (hablum minallah)
Teori Stoll, 1989 konsep spiritual mencakup 2 demensi yaitu demensi vertical yaitu
hubungan dengan tuhan yang maha esa atau yang maha tingi yang menuntun
kehidupan seseorang, sedangkan demensi horizontal yaitu hubungan seseorang
dengan din sendiri, orang lain dan Iingkungan, kedua demensi tersebut
dilaksanakan secara kontinyu
E. KEBUTUHAN SPIRITUAL
Kebutuhan untuk mempertahankan atau mengembalikan keyakinan dan memenuhi
kewajiban agama, serta kebutuhan untuk mendapatkan maaf (pengampunan),
mencintai, menjalin hubungan penuh nasa percaya path tuhan. Kebutuhan spiritual
juga dapat memenuhi kebutuhan untuk mencarai anti dan tujuan hidup, kebutuhan
untuk mencintai dan dicintai, rasa keterikatan dan kebutuhan untuk memberikan
dan mendapatkan maaf.
F. KARAKTERISTIK SPIRITUAL
Aspek spiritual tidak terlepas dari hubungan dengan diri sendiri (kekuatan
alaxn/self-relisnce), yang meliputi: pengetahuan diri dan sikap seseorang,
sedangkan hubungan dengan alam dapat berkomunikasi dengan alam sekitarnya
yang menjadi acuan kita untuk ingat kepada Allah.
Hubungan dengan orang lain (harmonis atau sportif), hubungan ini berupa
hubungan timbale balik (saling membutuhkan)
Contoh: kamu dikatakan pandai karena ada yang bodoh. Meyakini kehidupan dan
kematian
Hubungan dengan orang lain yang tidak harmonis
Contoh: konflik dengan orang lain, resolusi yang menimbulkan ketidakharmonisan
dan friksi.
Hubungan dengan ketuhanan, hal ini menunjukan seseorang apakah masuk
agamis atau tidak agamis
1. Merumuskan tujuan positif didunia atau kehidupan
2. Mengembangkan arti penderitaan
3. menjalin hubungan positif dan dinamis
4. membina integritas personal dan merasa diri berharga
5. merasa kehidupan terarah melalui harapan
6. mengembangkan hubungan antar manusia yang positif
G. PERKEMBANGAN SPIRITUAL
Perkembangan spiritual sesuai dengan perkembangan dan tugas tumbuh
kembangnya:
1. Bayi dan Toddler (0-2 tahun)
Rasa percaya kepada yang mengasuh
Belum memiliki rasa salah-benar dan keyakinan spiritual
Mulai meniru kegiatan ritual
2. Pra Sekolah (3-5 tahun)
Dipengaruhi oleh sikap orang tua
Meniru apa yang dia lihat
Sering bertanya tentang moralitas dan agama
Contoh: apa itu surga ? dan sebaliknya
Meyakini orang tua seperti tuhan
3. Usia Sekolah (6-21 tahun)
Mengharapkan tuhan akan menjawab doa
Masa pubertas, anak msering mengalami kekecewaan, karena tidak
selalu doanya terkabulkan
Mulai dapat mengambil keputusan
Mulai membandingkan standar orang tuanya dengan orang lain
seseorang
tentang
kegiatan
sehari-hari
didasarkan
pada
ada
yang
mempunyai
kemampuan
ada
yang
tidak
perubahan atau
pertumbuhan din dan transpormasi, yakin tuhan punya kekuatan dan takut
menghadapi kekuasaan tuhan dan gambaran cahaya dan sinar.
2. keluarga
peran orang tua sangat penting, bukan apa yang diajarkan tetapi apa yang
dipelajari oleh anak dan pandangan utama adalah keluarga yaitu ayah atau ibu.
3. latar belakang etnik dan budaya
umumnya orang cendenmg mengikuti tradisi agama dan spiritual keluarga
4. pengalaman hidup sebeluinnya
spiritual seseorang dipengaruhi antara lain: pengalaman hidup, bagaimana
mengartikan secara spiritual pengalaman hidup tersebut.
Contoh: 2 orang tertimpa musibah adayang syukur dan ada juga yang ingkar,
begitu juga mendapat kenikmatan
5. krisis dan perubahan
krisis dapat menguatkan ke dalam spiritual seseorang yang terdiri dari:
diharapkan pada kematian yaitu keinginan untuk beribadah meningkat atau
berontak
6. terpisah dari ikatan spiritual
sakit akut atau kronis pada individu merasa terisolasi atau kehilangan
kebebasan pribadi dan system dukungan social.
7. isu moral terkait dengan terapi
banyak agama berfungsi sebagai penyembuhan merupakan kebesaran tuhan,
tetapi menolak tindakan medis
contoh: keluarga berencana
8. aspek yang kurang sesuai
perawat harus peka terhadap kebutuhan spiritual klien, justru kebanyakan
perawat menghindar untuk memberikan kebutuhan spiritual, alasannya:
a. perawat kurang nyaman dengan kehidupan spiritual
b. kurang menganggap penting
c. tidak mendapatkan pendidikan
d. bukan menjadi tugasnya
J. 5 ISU NILAI YANG MUNGKIN TIMBUL ANTARA PERAWAT DAN KLIEN
BERKAITAN DENGAN SPIRITUAL
1. Pluralisme
Perawat dan klien menganut kepercayaan dan iman dengan spectrum yang
luas, sehingga dapat meringankan beban psikologis.
2. fear
berkaitan erat dengan ketidakmampuan mengatasi situasi, melanggar
privacy klien, merasa tidak pasti dengan system kepercayaan dan nilai diri
sendiri
3. kesadaran tentang pertanyaan spiritual
apa yang memberikan arti dalam kehidupannya, tujuan, harapan dan
merasa cinta dalam kehidupan pribadi perawat
4. bingung
terjadi karena adanya perbedaan antara agama dan konsep spiritual
5. privacy klien
kenyaman untuk klien harus diutamakan karena akan membantu terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan.
K. MANIFESTASI PERUBAHAN FUNGSI SPIRITUAL
1. verbalisasi distress
2. perubahan perilaku