Dalam identifikasi kasus ini dimana yang teridentifikasi adalah salah seorang siswa kelas XI
IPS 1 di SMK Sultan Fattah Demak dengan menggunakan beberapa alat pengumpul data
yang diperlukan yaitu melalui Daftar cek masalah,wawancara, angket kebiasaan belajar dan
alat pengumpul data lainnya. Siswa yang dimaksud gambaran selanjutnya tentang konseli
adalah sebagai berikut:
BIODATA SISWA
1. Nama Lengkap
: WD (Inisial)
2. Jenis Kelamin
: Perempuan
3. Agama
: Islam
4. Umur
: 17 Tahun
5. Cita-Cita
: Guru
6. Hoby
: Mendengarkan Lagu
7. Tinggi/Berat Badan
: 120 cm/50 kg
8. Pendidikan
9. Kelas
: XI IPS 1
10. NIS
: 2106397
: Jln. Jogoloyo 1 No 12
: Indonesia
: 4 Tahun
Lama Belajar
: 1 Tahun
b. Sekolah Dasar
Umur
: 6 tahun
Lama Belajar
: 6 tahun
c. SMP
Umur
: 13 tahun
Lama Belajar
: 3 tahun
d. SMA
Umur
: 17 tahun
Lama Belajar
: 3 tahun
: Amrin Amir
Agama
: Islam
Umur
: -
Pendidikan Terakhir
: S1
Pekerjaan
: Wiraswasta
Alamat
: Jln. Meranti 1 No 12
b. Ibu
Nama
: Suryani
Agama
: Islam
Umur
: -
Pendidikan Terakhir
: S1
Pekerjaan
Alamat
: Jln. Meranti 1 No 12
c. Saudara
Laki-Laki
: -
Perempuan
: 1
: Orang Tua
b. Ke Sekolah Dengan
: Naik Motor
: -
b. Pendengaran
: -
c. Penciuman
: -
: Ceria, Jutek
Kerapian
: Rapi
Suara
: Lembut
b. Persentase Kehadiran
: Hadir
c. Tipe Pergaulan
: Kelompok
: 1 jam
Sarana/Prasarana
: Lengkap
Begitu pun hasil wawancara ( interview ) terhadap salah satu teman dekatnya yang berinisial
AR yang mengatakan bahwa si WD (Inisial) sering menceritakan kejelekan temannya
sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci temannya yang ada dalam kelasnya
sendiri. Dan temannya juga mengatakan bahwa hal itu terjadi karena pengaruh lingkungannya
yang sering bergaul dengan anak nakal yang ada didekat rumaghnya dan mungkin karena
kurangnnya perhatian dari orang tuanya terutama ayahnya yang sangat sibuk.
Gambaran Umum Kasus
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti problem
cheklist, angket kebiasaan siswa, checklist kebiasaan belajar, Tes Who Am I dan Observasi.
Adapun gambaran umum dari kasus konseli sebagai berikut:
1.Konseli dalam proses belajar mengajar sering Pindah-pindah tempat dan megobrol pada
saat pelajaran berlangsun.
2.Konseli kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan teman maupun pelajaran.
3.Sering menceritakan kejelekan temannya sendiri.
4.Konseli sering bergaul dengan anak yang nakal.
5.Kurang komunikasi dengan ayahnya dirumah dan kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
A.
Pengumpulan Data
Penyajian Data
Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap diri konseli, maka
penulis akan menyusun prosedur dan metose peyelidikan dengan rancangan terkait yang
disajikan melalui tahapan analisis, sintesis, diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah
diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif
pemecahannya dari masalah tersebut.
Adapun penyajiaanya yaitu sebagai berikut:
1.
Problem Checklist
Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem
cheklist yakni:
Aspek Kesehatan
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 12 , yaitu:
Kurang Berat Badan
Kurang Berolahraga
Terlalu sering sakit
Sangat Mudah Lelah
Sering sakit kepala
Mata lelah
Sering tidak lapar
Berat badan berangsur-angsur menurun
Bentuk tubuh yang jelek
Alergi
Gangguan Haid
Gangguan pada kaki
Aspek Keadaan Penghidupan
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 5 , yaitu:
Perlu belajar menabung
Harus meminta kepada orang tua
Ingin memperoleh penghasilan sendiri
Ingin lebih banyak barang dengan uang sendiri
Meminjam Uang
2
14
3
15
4
16
5
17
6
18
7
19
8
20
10
11
12
13
2
5
2
4
5
4
4
5
5
5
1
2
5
1
Berdasarkan lembar jawaban cheklist kebiasaan belajar konseli dengan skor sebagai berikut:
1. Jawaban
A= 0
21. Jawaban
A= 0
2. Jawaban
A= 0
22. Jawaban
A= 0
3. Jawaban
A= 0
23. Jawaban
A= 0
4. Jawaban
A= 0
D.24. Jawaban
A= 0
5. Jawaban
A= 0
25. Jawaban
A= 0
6. Jawaban
A= 0
26. Jawaban
A= 0
7. Jawaban
B=1
27. Jawaban
A= 0
8. Jawaban
B=1
28. Jawaban
A= 0
9. Jawaban
A= 0
29. Jawaban
A= 0
10. Jawaban A = 0
30. Jawaban
A= 0
11. Jawaban A = 0
31. Jawaban
A= 0
12. Jawaban A = 0
E.32. Jawaban
A= 0
13. Jawaban A = 0
33. Jawaban
B=1
14. Jawaban A = 0
34. Jawaban
B=1
15. Jawaban A = 0
35. Jawaban
A= 0
16. Jawaban A = 0
36. Jawaban
B=1
17. Jawaban A = 0
37. Jawaban
A= 0
18. Jawaban A = 0
38. Jawaban
A= 0
19. Jawaban A = 0
39. Jawaban
A= 0
20. Jawaban A = 0
40. Jawaban
B=1
4.
Tes Who Am I
9 =3
2=5
10 = 5
3=5
11 = 4
4=5
12 = 4
5=4
13 = 4
6=4
14 = 5
7=5
15 = 3
8=3
Skor mentahnya adalah 63
5.
Observasi
Ada beberapa pernyataan yang dicek pada observasi didalam kelas diantaranya
Sikap pada umumnya
Berpindah-pindah tempat
Sering jalan-jalan di kelas
Tak mau diam
Cara duduk yang seenaknya
Memilih tempat yang menguntungka
Sering mengganggu ketertiban dikelas
Sering mengobrol waktu belajar
Selalu bertanya pada guru
Tidak mau bekerja sama
Ingin banyak diperhatikan guru
Perhatian terhadap pelajaran dan guru
Tidak pemperhatikan pelajaran
Problem Checklist
Berdasakan hasil analisis dari daftar cek masalah dengan menggunakan rumus:
NM
X 100 %
N
Dimana:
NM : Jumlah butir yang dicek oleh siswa pada satu topik permasalahan
N
: A (sangat baik)
1%-20%
: B (Baik)
21%-25%
: C (Cukup)
26%-50%
: D (Kurang)
51%-100%
: E (Kurang sekali)
Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem
cheklist yakni:
Aspek Kesehatan
Persentase yang diperoleh adalah
12
X 100 %
= 40 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Keadaan Penghidupan
Persentase yang diperoleh adalah
5
X 100 %
= 16, 66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek Rekreasi dan Hoby
Persentase yang diperoleh adalah
8
X 100 %
= 26, 66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Muda-mudi
Persentase yang diperoleh adalah 32.36
11
X 100 %
= 36,66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Kehidupan sosial dan oraganisasi
Persentase yang diperoleh adalah
5
X 100 %
= 16,66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek hubungan pribadi
Persentase yang diperoleh adalah
8
X 100 %
= 26,66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek agama dan moral
Persentase yang diperoleh adalah
12
X 100 %
= 40 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek kehidupan keluarga
= 30 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek masa depan dan cita-cita
Persentase yang diperoleh adalah
6
X 100 %
= 20 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek penyesuaian pada sekolah
Persentase yang diperoleh adalah
6
X 100 %
= 20 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek penyesuaian kurikulum
Persentase yang diperoleh adalah
17
X 100 %
= 56,66 %
30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah E (Kurang Sekali)
a.
1.
2.
42-63 Tinggi
3.
4.
16-31 Rendah
5.
0-5
Sangat rendah
Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa kebiasaan belajar berada pada kategori rendah 64-80
Sangat Tinggi
b.
: A (sangat baik)
49-64
: B (Baik)
33-48
: C (Cukup)
17-32
: D (Kurang)
0-16
: E (Kurang sekali)
Untuk itu berdasarkan skor yang dicapai oleh konseli yaitu 6, dengan rumus
Jumlah skor siswa
SK=
x 100%
Jumlah Item
6
=
x 100%
40
Maka berdasarkan hasil analisis tersebut maka konseli dikategorikan mengalami kebiasaan
belajar Kurang baik, sehingga perlu dikembangkan
c.
Tes Who Am I
Berdasarkan hasil skor mentah diatas senilai 63/2: 31.5 berada pada interval nilai 30,5-37.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konseli Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam
bergaul dan percaya pada diri sendiri
Skor mentah yang diperoleh konseli disesuaikan dengan norma interpretasi Tes Who Am I
sebagai berikut:
02
30,5 37
Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam bergaul dan
percaya pada diri sendiri
03
23,5 30
sendiri
04
16 23
sendiri
d.
Observasi
i.
Berpindah-pindah tempat, Sering jalan-jalan di kelas, Tak mau diam, Cara duduk yang
seenaknya, Memilih tempat yang menguntungkan, Sering mengganggu ketertiban dikelas,
Sering mengobrol waktu belajar, Selalu bertanya pada guru, Tidak mau bekerja sama, Ingin
banyak diperhatikan guru
ii.
Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat, Susunan bahasa kurang baik, Selalu mengganti
pekerjaan, Bekerja tergesa-gesa, Sering kebingungan dan Ceroboh dalam bekerja.
Alat pekerjaan dan pengunaannya
Tidak punya buku-buku, Tidak punta alat-alat pelajaran, Buku dan alat-alat pelajaran tidak
terurus, Tidak ada persiapan alat-alat pelajaran, Lebih senang menggunakan alat-alat orang
lain
B.
Sintesis
Sintesis merupakan kegiatan untuk menghubungkan data sehingga tampak jelas hal-hal yang
menjadi latar belakang adanya suatu masalah yang dihadapi oleh konseli sebagaimana yang
telah dipaparkan pada uraian sebelumnya yakni pada tahapan-tahapan analisis.
Diagnosis
Berdasarkan hasil sintesis di atas yang didapat dari berbagai macam-macam tes psikologi,
berikut ni dikaji diagnosis yang menyebabakan sehingga konseli mengalami masalah belajar.
Adapun uraian diagnosis berdasarkan data yang telah dikumpul oleh penulis sebagai berikut:
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa menyimpulkan
bahwa masalah yang dialami si WD ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
Orang tua klien sering bertengkar dan membuat mengalami kesulitan belajar
Sering menceritakan keburukan temannya
Adanya kesalahpahaman antara konseli dan temannya
D.
Prognosis
ada di kelurganya. WD diajak untuk mengkaji kembali mengapa selalu timbul dalam
pikirannya rasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya terutama ayahnya. Setelah itu
memberikan pandangan dan contoh-contoh kongkrit tentang kerugian-kerugian yang akan
ditimbulkannya dengan sikap seperti itu. Selanjutnya meyakinkan WD bahwa dia mampu
melakukan dan menghilangkan apa yang selama ini dipikirkannya dan belajar lebih
memahami orangtuanya dan mau memaafkan dan menuruti apa yang diinginkan orang tua
kepadanya.
Latihan Assertif
Teknik untuk melatih keberanian konseli dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan konseli
mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan
kemampuan konseli dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau
memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong konseli untuk meningkatkan kepercayaan dan
kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku
asertif yang cocok untuk diri sendiri.
BAB V
PELAKSANAAN LAYANAN BANTUAN
A.
Usaha pemberian bantuan tidak begitu saja dilaksanakan tapi perlu adanya perencanaan
meskipun dalam pelaksanaanya tidak semua bantuan yang diberikan dapat dengan baik
karena dengan adanya kendala atau rintangan yang akan menghambat. Adapun alternatif
bantuan yang telah dipilih oleh konseli adalah sebagai berikut:
Bantuan melalui Bimbingan:
-
Setelah rencana bantuan ditetapkan maka selanjutnya diberikan bantuan sebagai berikut
Berdasarkan beberapa tahap yang dilakukan maka selanjutnya diadakan follow up atau
penilaian atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Secara langsung, dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung kehidupan
sehari-harinya di sekolah.
Secara tidak langsung, yaitu penulis memperoleh informasi dari orang-orang yang ada
disekitar konseli (orang tua, teman, sahabat dan guru).
Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahanperubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut:
a. Aspek Keberhasilan :
Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan bimbingan dari
kakak pembimbingnya.
Siswa mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran
Konseli telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara
mandiri.
Konseli telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya dan
berusaha akan mengoptimalkan potensinya.
Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperbaiki cara belajarnya.
Konseli sudah tidak mau lagi meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran.
Konseli telah berjanji untuk belajar menuruti kemauan orangtuanya
b. Aspek Ketidakberhasilan
Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang
sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.
Siswa belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan bimbingan yang
diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan pemberian motivasi terus-menerus
kepada anak/konseli tersebut.
BAB V
TINDAK LANJUT
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan
tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan
konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu maka penulis dalam melaksanakan
tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari
pihak konselor dan orang tua siswa untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan
berkesinambungan kepada konseli. Untuk itu penulis mengharapkan masing-masing kepada:
Guru pembimbing atau konselor di sekolah senantiasa memperhatikan perkembangan
konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih
lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan
siswa yang bersangkutan.
Guru pembingbing dan orang tua konseli membina hubungan kerja sama yang baik sehingga
konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun
sebaliknya. Konselor dapat memberikan informasi mengenai keadaan konseli di sekolah
kepada orangtuanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya pada saat berada di lingkungan
sekolah.
Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis anaknya, dimana
ketika ada masalah antara kedua org tuanya supaya tidak di pelihatkan kepada konseli
sahingga tidak mengganggu proswes balajar konseli.
Konseli yang bersangkutan diharapka mulai terbuka dengan berbagai permasalahan yang
dihadapinya, antusias menyampaikan semua unek-uneknya tanpa malu-malu, selalu bertekad
memperbaiki sifatnya, menyadari kekeliruan sikapnya terhadap orang tuanya dan berusaha
memperbaikinya dan mendapatkan masalah disarankan unutk berkonsultasi dengan konselor
atau wali kelasnya.
BAB VI
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab siswa
melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan
metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli. Adapun prosedur
pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli yaitu: