Anda di halaman 1dari 24

Identifikasi Kasus

Dalam identifikasi kasus ini dimana yang teridentifikasi adalah salah seorang siswa kelas XI
IPS 1 di SMK Sultan Fattah Demak dengan menggunakan beberapa alat pengumpul data
yang diperlukan yaitu melalui Daftar cek masalah,wawancara, angket kebiasaan belajar dan
alat pengumpul data lainnya. Siswa yang dimaksud gambaran selanjutnya tentang konseli
adalah sebagai berikut:
BIODATA SISWA
1. Nama Lengkap

: WD (Inisial)

2. Jenis Kelamin

: Perempuan

3. Agama

: Islam

4. Umur

: 17 Tahun

5. Cita-Cita

: Guru

6. Hoby

: Mendengarkan Lagu

7. Tinggi/Berat Badan

: 120 cm/50 kg

8. Pendidikan

: SMK Sultan Fattah Demak

9. Kelas

: XI IPS 1

10. NIS

: 2106397

11. Tempat/Tgl Lahir

: Demak, 30 Mei 1996

12. Alamat Rumah

: Jln. Jogoloyo 1 No 12

13. Warga Negara

: Indonesia

14. Alamat Sekolah

: Jln. Jogoloyo raya

15. Keterangan Pendidikan


a. Taman Kanak-Kanak
Umur

: 4 Tahun

Lama Belajar

: 1 Tahun

b. Sekolah Dasar
Umur

: 6 tahun

Lama Belajar

: 6 tahun

c. SMP

Umur

: 13 tahun

Lama Belajar

: 3 tahun

d. SMA
Umur

: 17 tahun

Lama Belajar

: 3 tahun

17. Keterangan Keluarga


a. Ayah
Nama

: Amrin Amir

Agama

: Islam

Umur

: -

Pendidikan Terakhir

: S1

Pekerjaan

: Wiraswasta

Alamat

: Jln. Meranti 1 No 12

b. Ibu
Nama

: Suryani

Agama

: Islam

Umur

: -

Pendidikan Terakhir

: S1

Pekerjaan

: Ibu Rumah Tangga

Alamat

: Jln. Meranti 1 No 12

c. Saudara
Laki-Laki

: -

Perempuan

: 1

Keterangan Tempat Tinggal


a. Tinggal Dengan

: Orang Tua

b. Ke Sekolah Dengan

: Naik Motor

c. Jarak Rumah Dengan Sekolah : 1 KM

18. Keterangan Kesehatan


a. Penglihatan

: -

b. Pendengaran

: -

c. Penciuman

: -

d. Penyakit Yang Pernah Diderita : Typus


19. Keterangan Lainnya
a. Penampilan
Ekspresi Wajah

: Ceria, Jutek

Kerapian

: Rapi

Suara

: Lembut

b. Persentase Kehadiran

: Hadir

c. Tipe Pergaulan

: Kelompok

d. Kegiatan Di Luar Sekolah : e. Kehidupan Belajar Di Rumah


Jumlah Jam Belajar

: 1 jam

Sarana/Prasarana

: Lengkap

Gambaran Secara Menyeluruh Tentang Konseli


Psycal Apperence ( penampilan Fisik )
Sesuai dengan hasil pengamatan terhadap si konseli ini WD (Inisial) ini, cara berbicaranya
cukup sopan dan mudah di temani bercerita, cara berjalannya Biasa saja dan tegak, serta
penampilannya yang sopan, perkembangan kesehatannya naik, keadaan tinggi badan sesuai
dengan berat badan yang stabil. Dilihat dari segi fisik, si konseli ini termasuk tipe anak yang
mudah bergaul.
Personal Apperence ( penampilan pribadinya )
Dilihat dari kesehariannya, si konseli ini adalah anak yang Mudah sekali bergaul dan mudah
sekali mendapatkan teman didalam kelas maupun di lingkungan sekolah. Namun biasanya
dalam mengikuti pelajaran, si konseli ini biasanya berpindah-pindah tempak duduk.
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari temannya, si WD (Inisial) ini sering
menceritakan kejelekan temannya sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci
temannya yang ada dalam kelasnya sendiri.

Begitu pun hasil wawancara ( interview ) terhadap salah satu teman dekatnya yang berinisial
AR yang mengatakan bahwa si WD (Inisial) sering menceritakan kejelekan temannya
sendiri ke orang lain sehingga membuat dia di benci temannya yang ada dalam kelasnya
sendiri. Dan temannya juga mengatakan bahwa hal itu terjadi karena pengaruh lingkungannya
yang sering bergaul dengan anak nakal yang ada didekat rumaghnya dan mungkin karena
kurangnnya perhatian dari orang tuanya terutama ayahnya yang sangat sibuk.
Gambaran Umum Kasus
Dari berbagai informasi yang telah diperoleh melalui pengumpulan data seperti problem
cheklist, angket kebiasaan siswa, checklist kebiasaan belajar, Tes Who Am I dan Observasi.
Adapun gambaran umum dari kasus konseli sebagai berikut:
1.Konseli dalam proses belajar mengajar sering Pindah-pindah tempat dan megobrol pada
saat pelajaran berlangsun.
2.Konseli kurang mampu menyesuaikan dirinya dengan teman maupun pelajaran.
3.Sering menceritakan kejelekan temannya sendiri.
4.Konseli sering bergaul dengan anak yang nakal.
5.Kurang komunikasi dengan ayahnya dirumah dan kurang diperhatikan oleh orang tuanya.
BAB II
PENGUMPULAN DAN PENYAJIAN DATA
A.

Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan selama berlangsungnya penelitian meliputi


problem checklist, angket kebiasaan siswa, checklist kebiasaan belajar, Tes Who Am I dan
Observasi. Beberapa alat pengumpul data tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
Problem Cheklist
Problem Cheklist merupakan daftar cek masalah yang terdiri atas 330 masalah dan 11 aspek
masalah, diantaranya:
Aspek kesehatan
Aspek keadaan penghidupan
Aspek rekreasi dan hoby
Aspek muda-mudi
Aspek kehidupan sosial dan organisasi
Aspek hubungan pribadi

Aspek agama dan moral


Aspek kehidupan keluarga
Aspek masa depan dan cita-cita
Aspek penyesuaian pada sekolah
Aspek penyesuaian kurikulum
Angket Kebiasaan Siswa
Angket kebiasaan belajar merupakan sejumlah item atau pertanyaan yang yang harus dijawab
oleh siswa yang dapat memberikan keterangan tentang kebiasaan dan sikap belajar.
Cheklist Kebiasaan Belajar
Cheklist kebiasaan belajar adalah suatu daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis yang harus
dijawab secara tertulis juga untuk mengungkap kebiasaan-kebiasan belajar siswa yang terdiri
atas 40 pertanyaan atau pernyataan
Tes Who Am I
Tes Who Am I adalah suatu alat pengumpul data yang berupa tes kepribadian, yang dapat
mengukur penyikapan seseorang terhadap Tes Who Am I:
Konselor/guru pembimbing dapat mengetahui sebagian aspek kepribadian siswa secara garis
besarnya, baik kelebihan maupun kekurangannya.
Konselor/guru pembimbing dapat menentukan alternatif-alternatif layanan bimbingan dan
konseling yang dapat menimbulkan kekuatan yang ada pada diri siswa dapat mengatasi
kelemahan-kelemahannya.
Konselor/guru pembimbing membantu siswa untuk dapat lebih mengenal diri sendiri,
sehingga mampu melakukan penyesuaian diri yang lebih baik terhadap dirinya maaupun
ligkungannya.
Observasi
Observasi adalah proses pengamatan yang dilakukan secara sengaja terhadap tingkah laku
kasus dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan metode observasi adalah
sebagai pelengkap dari metode-metode lainnya. Hal in diketahui melalui pengamatan
terahadap tingkah lakunya di kelas dalam proses belajar mengajar dan diluar kelas.
B.

Penyajian Data

Dalam upaya untuk memahami kasus ini secara detail dan akibat terhadap diri konseli, maka
penulis akan menyusun prosedur dan metose peyelidikan dengan rancangan terkait yang
disajikan melalui tahapan analisis, sintesis, diagnosa dan prognosis. Dengan tahapan inilah

diharapkan dapat memberikan bantuan terhadap diri konseli dan bagaimana alternatif
pemecahannya dari masalah tersebut.
Adapun penyajiaanya yaitu sebagai berikut:
1.

Problem Checklist

Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem
cheklist yakni:
Aspek Kesehatan
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 12 , yaitu:
Kurang Berat Badan
Kurang Berolahraga
Terlalu sering sakit
Sangat Mudah Lelah
Sering sakit kepala
Mata lelah
Sering tidak lapar
Berat badan berangsur-angsur menurun
Bentuk tubuh yang jelek
Alergi
Gangguan Haid
Gangguan pada kaki
Aspek Keadaan Penghidupan
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 5 , yaitu:
Perlu belajar menabung
Harus meminta kepada orang tua
Ingin memperoleh penghasilan sendiri
Ingin lebih banyak barang dengan uang sendiri
Meminjam Uang

Aspek Rekreasi dan Hoby


Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 13, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 8, yaitu:
Kurang waktu untuk rekreasi
Tidak banyak menikmati banyak hal yang dinikmati oleh orang lain
Kurang kesempatan untuk menikmati radio atau televise
Tiada yang menarik yang dilakukan selama libur
Tidak boleh berpergian dengan orang yang saya sukai
Seing tidak diperkenankan pergi pada malam hari
Kurang kesempatan untuk berolahraga
Tidak memanfaatkan waktu luang dengan baik
Aspek Muda-mudi
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 11, yaitu:
Canggung dalam berkencan
Kecewa dalam bercinta
Pacar Pria
Menentukan apakah melanggengkan percintaan
Bercinta
Memikirkan saya akan mendapat pasangan yang cocok
Mencintai seseorang yang tidak mencintai kita
Berpergian dengan orang yang tidak diterima keluarga
Takut kehilangan orang yang saya sukai
Khawatir dengan penyakit kelamin
Terlalu cemburu
Aspek Kehidupan sosial dan oraganisasi
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 5, yaitu:

Ingin berkepribadian yang menyenangkan


Dikritik oleh orang tua
Tidak menyukai seseorang
Menghindari seseorang yang tidak disenangi
Aspek hubungan pribadi
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 8 , yaitu:
Ceroboh
Melupakan seseuatu
Malas
Tidak cukup serius dalam menanggapi sesuatu
Takut membuat kesalahan
Kadang-kadang menginginkan saya tidak mau lahir
Terganggu oleh mimpi buruk
Pikiran tentang bunuh diri
Aspek agama dan moral
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 12, yaitu:
Orang tua yang menyebabkan ke tempat ibadah
Memikirkan bagaimana membedakan yang benar dan yang salah
Ingim lebih memahami kitab suci
Memikirkan apa jadinya manusia setelah mati
Tak dapat melupakan kesalahan yang dibuat
Hampir selalu tidak bahagia
Terganggu gagasan tentang surga dan neraka
Mempunyai kebiasaan buruk
Kurang mampu mengendalikan diri
Kadang-kadang tidak sejujur sebagaimana seharusnya

Terlibat dalam kesulitan


Memikirkan perasaan bersalah
Aspek kehidupan keluarga
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 9 , yaitu:
Orang tua tidak memahami saya
Dkritik oleh orang tua
Orang tua tidak mempercayai saya
Ingin lebih bebas dirumah
Pertentangan pendapat saya dengan orang tua
Membantah orang tua
Orang tua mengharapkan terlalu banyak kepada saya
Menginginkan kasih sayang
Ingin meninggalkan rumah
Aspek masa depan dan cita-cita
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 6, yaitu:
Perlu mengetahui lebih banyak tentang dunia pengetahuan
Takut tidak akan pernah belajar diperguruan tinggi
Takut menganggur setelah lulus
Tidak tahu apa yang sesungguhnya yang saya inginkan
Perlu membuat rencana untuk masa depan
Keluarga menentang beberapa rencana saya
Aspek penyesuaian pada sekolah
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30, sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 6 , yaitu:
Kurang memanfaatkan waktu belajar
Tidak berminat pada beberapa pelajaran

Kesulitan dalam metematika


Lemah daya ingat
Khawatir dengan nilai-nilai hasil belajar
Khawatir mengenai ujian
Aspek penyesuaian kurikulum
Pada aspek ini jumlah yang diberikan sebanyak 30 , sedangkan jumlah item yang dicek
sebanyak 17 , yaitu:
Tidak mempunyai tempat belajar
Ingin mengikuti pelajaran yang tidak ada disekolah
Disuruh mengikuti pelajaran yang tidak saya sayangi
Guru-guru terlalu sukar dipahami
Sering merasa resah dalam kelas
Terlalu sedikit kebebasan dalam kelas
Kurang ada kesempatan diskusi dalam kelas
Kurang buku yang ada diperpustakaan
Terlalu banyak tugas untuk beberapa mata pelajaran
Tidak cocok dengan seorang guru
Peraturan sekolah terlalu keras
Guru mempertimbangkan perasaan siswa
Terlalu banyak guru yang tidak baik
Kegiatan sekolah tidak teratur
Kurang semangat untuk bersekolah
Waktu istarahat sekolah terlalu singkat
Acara kegiatan OSIS teralu singkat
2.

Angket Kebiasaan Belajar

Skor angket kebiasaan belajar adalah


No.

2
14

3
15

4
16

5
17

6
18

7
19

8
20

10

11

12

13

2
5

2
4

5
4

4
5

5
5

1
2

5
1

Skor total angket kebiasaan belajar adalah 73


3.

Check List Kebiasaan Belajar

Berdasarkan lembar jawaban cheklist kebiasaan belajar konseli dengan skor sebagai berikut:
1. Jawaban

A= 0

21. Jawaban

A= 0

2. Jawaban

A= 0

22. Jawaban

A= 0

3. Jawaban

A= 0

23. Jawaban

A= 0

4. Jawaban

A= 0

D.24. Jawaban

A= 0

5. Jawaban

A= 0

25. Jawaban

A= 0

6. Jawaban

A= 0

26. Jawaban

A= 0

7. Jawaban

B=1

27. Jawaban

A= 0

8. Jawaban

B=1

28. Jawaban

A= 0

9. Jawaban

A= 0

29. Jawaban

A= 0

10. Jawaban A = 0

30. Jawaban

A= 0

11. Jawaban A = 0

31. Jawaban

A= 0

12. Jawaban A = 0

E.32. Jawaban

A= 0

13. Jawaban A = 0

33. Jawaban

B=1

14. Jawaban A = 0

34. Jawaban

B=1

15. Jawaban A = 0

35. Jawaban

A= 0

16. Jawaban A = 0

36. Jawaban

B=1

17. Jawaban A = 0

37. Jawaban

A= 0

18. Jawaban A = 0

38. Jawaban

A= 0

19. Jawaban A = 0

39. Jawaban

A= 0

20. Jawaban A = 0

40. Jawaban

B=1

Skor mentahnya adalah 6

4.

Tes Who Am I

Interpretasi tes Who Am I:


Skor mentah yang diperoleh konseli:
1=4

9 =3

2=5

10 = 5

3=5

11 = 4

4=5

12 = 4

5=4

13 = 4

6=4

14 = 5

7=5

15 = 3

8=3
Skor mentahnya adalah 63
5.

Observasi

Ada beberapa pernyataan yang dicek pada observasi didalam kelas diantaranya
Sikap pada umumnya
Berpindah-pindah tempat
Sering jalan-jalan di kelas
Tak mau diam
Cara duduk yang seenaknya
Memilih tempat yang menguntungka
Sering mengganggu ketertiban dikelas
Sering mengobrol waktu belajar
Selalu bertanya pada guru
Tidak mau bekerja sama
Ingin banyak diperhatikan guru
Perhatian terhadap pelajaran dan guru
Tidak pemperhatikan pelajaran

Tidak mencatat pelajaran


Mendengarkan dengan sebelah telinga
Mempermaikan sesuatu pada saat pelajaran
Mengerjakan tugas lain pada saat belajar
Tidak mau melihat guru
Bertanya yang bukan-bukan
Cara merespon dan mengerjakan pekerjaan
Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat
Susunan bahasa kurang baik
Selalu mengganti pekerjaan
Bekerja tergesa-gesa
Sering kebingungan
Ceroboh dalam bekerja
Alat pekerjaan dan pengunaannya
Tidak punya buku-buku
Tidak punta alat-alat pelajaran
Buku dan alat-alat pelajaran tidak terurus
Tidak ada persiapan alat-alat pelajaran
Lebih senang menggunakan alat-alat orang lain
BAB III
PROSEDUR PEMILIHAN BANTUAN
A.Analisis
1.

Problem Checklist

Berdasakan hasil analisis dari daftar cek masalah dengan menggunakan rumus:
NM
X 100 %
N

Dimana:
NM : Jumlah butir yang dicek oleh siswa pada satu topik permasalahan
N

: Jumlah item dari aspek masalah

Kemudian ditranformasikan kedalam predikat nilai A,B,C,D, dan E sebagai berikut:


0%

: A (sangat baik)

1%-20%

: B (Baik)

21%-25%

: C (Cukup)

26%-50%

: D (Kurang)

51%-100%

: E (Kurang sekali)

Adapun hasil yang diperoleh dari item yang dicek pada setiap aspek masalah dari problem
cheklist yakni:
Aspek Kesehatan
Persentase yang diperoleh adalah
12
X 100 %

= 40 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Keadaan Penghidupan
Persentase yang diperoleh adalah
5
X 100 %

= 16, 66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek Rekreasi dan Hoby
Persentase yang diperoleh adalah
8
X 100 %

= 26, 66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Muda-mudi
Persentase yang diperoleh adalah 32.36
11
X 100 %

= 36,66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek Kehidupan sosial dan oraganisasi
Persentase yang diperoleh adalah
5
X 100 %

= 16,66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek hubungan pribadi
Persentase yang diperoleh adalah
8
X 100 %

= 26,66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek agama dan moral
Persentase yang diperoleh adalah
12
X 100 %

= 40 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek kehidupan keluarga

Persentase yang diperoleh adalah


9
X 100 %

= 30 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah D (Kurang)
Aspek masa depan dan cita-cita
Persentase yang diperoleh adalah
6
X 100 %

= 20 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek penyesuaian pada sekolah
Persentase yang diperoleh adalah
6
X 100 %

= 20 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah B (Baik)
Aspek penyesuaian kurikulum
Persentase yang diperoleh adalah
17
X 100 %

= 56,66 %

30
Jadi predikat nilai yang diperoleh adalah E (Kurang Sekali)
a.

Angket Kebiasaan Belajar

Analisis skor angket:


Setiap responden memiliki skor total yang diperoleh dengan menjumlahkan skor setiap item
soal skor maksimal yaitu 185=90, sedangkan skor minimal 201. setelah diperoleh skor dari
responden, skor diubah kedalam lima kategori dengan klasifikasi sebagai berikut:

1.

64-80 Sangat tinggi

2.

42-63 Tinggi

3.

32-41 Cukup tinggi

4.

16-31 Rendah

5.

0-5

Sangat rendah

Berdasarkan tabel diatas, nampak bahwa kebiasaan belajar berada pada kategori rendah 64-80
Sangat Tinggi
b.

Check List Kebiasaan Belajar

Analisis skor angket :


65-80

: A (sangat baik)

49-64

: B (Baik)

33-48

: C (Cukup)

17-32

: D (Kurang)

0-16

: E (Kurang sekali)

Untuk itu berdasarkan skor yang dicapai oleh konseli yaitu 6, dengan rumus
Jumlah skor siswa
SK=

x 100%

Jumlah Item
6
=

x 100%

= 15 berada pada kategori E (Kurang sekali)

40
Maka berdasarkan hasil analisis tersebut maka konseli dikategorikan mengalami kebiasaan
belajar Kurang baik, sehingga perlu dikembangkan
c.

Tes Who Am I

Berdasarkan hasil skor mentah diatas senilai 63/2: 31.5 berada pada interval nilai 30,5-37.
Jadi dapat disimpulkan bahwa konseli Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam
bergaul dan percaya pada diri sendiri
Skor mentah yang diperoleh konseli disesuaikan dengan norma interpretasi Tes Who Am I
sebagai berikut:

Tabel Norma Interpretasi Kepribadiaan Tes Who Am I


Urutan Skor mentah
Interpretasi
01
37,5 45
percaya diri

Memiliki kepribadian optimis sekali, sangat menyenangkan dan sangat

02
30,5 37
Berkepribadian optimis,agak menyenangkan dalam bergaul dan
percaya pada diri sendiri
03
23,5 30
sendiri

Cukup optomis, agak menyenangkan dan cukup percaya pada diri

04
16 23
sendiri

Kurang optimis, kurang menyenangkan dan kurang percaya pada diri

d.

Observasi
i.

Sikap pada umumnya

Berpindah-pindah tempat, Sering jalan-jalan di kelas, Tak mau diam, Cara duduk yang
seenaknya, Memilih tempat yang menguntungkan, Sering mengganggu ketertiban dikelas,
Sering mengobrol waktu belajar, Selalu bertanya pada guru, Tidak mau bekerja sama, Ingin
banyak diperhatikan guru
ii.

Perhatian terhadap pelajaran dan guru

Tidak pemperhatikan pelajaran, Tidak mencatat pelajaran, Mendengarkan dengan sebelah


telinga, Mempermaikan sesuatu pada saat pelajaran, Mengerjakan tugas lain pada saat belajar,
Tidak mau melihat guru dan Bertanya yang bukan-bukan.
iii.

Cara merespon dan mengerjakan pekerjaan

Menyatakan sesuatu yang dibuat-buat, Susunan bahasa kurang baik, Selalu mengganti
pekerjaan, Bekerja tergesa-gesa, Sering kebingungan dan Ceroboh dalam bekerja.
Alat pekerjaan dan pengunaannya
Tidak punya buku-buku, Tidak punta alat-alat pelajaran, Buku dan alat-alat pelajaran tidak
terurus, Tidak ada persiapan alat-alat pelajaran, Lebih senang menggunakan alat-alat orang
lain
B.

Sintesis

Sintesis merupakan kegiatan untuk menghubungkan data sehingga tampak jelas hal-hal yang
menjadi latar belakang adanya suatu masalah yang dihadapi oleh konseli sebagaimana yang
telah dipaparkan pada uraian sebelumnya yakni pada tahapan-tahapan analisis.

Adapun faktor pendukung yaitu :


Konseli termasuk anak yang rajin kesekolah
Konseli berusaha terbuka dan berpartisipasi pada saat diskusi dikelas
Adapun faktor penghambat yaitu :
Konseli kurang komunikasi dengan orang tua dirumah dan guru disekolahnya.konseli merasa
bebas dalam bergaul denagan anak yang nakal dilingkungannya sehinggaia sering bertengkar
dengan siswa.
C.

Diagnosis

Berdasarkan hasil sintesis di atas yang didapat dari berbagai macam-macam tes psikologi,
berikut ni dikaji diagnosis yang menyebabakan sehingga konseli mengalami masalah belajar.
Adapun uraian diagnosis berdasarkan data yang telah dikumpul oleh penulis sebagai berikut:
Dengan melihat uraian pada analisis data dan sintesis, maka penulis dapa menyimpulkan
bahwa masalah yang dialami si WD ini yang disebabkan oleh faktor antara lain yaitu :
Kurangnya perhatian orang tua terhadap pergaulan anaknya
Orang tua klien sering bertengkar dan membuat mengalami kesulitan belajar
Sering menceritakan keburukan temannya
Adanya kesalahpahaman antara konseli dan temannya
D.

Prognosis

Berdasarkan dari hasil diagnosis terhadap masalah-masalah yang menyebabkan rendahnya


tingkat belajar konseli berikut ini akan diuraikan kemungkinan-kemungkinan pemberian
bantuan. Pemberian bantuan berdasarkan latar belakang penyebab masalah itu muncul.
Kemungkinaan-kemungkinan pemberian bantuannya sebagai berikut:
Memberikan bimbingan belajar berupa:
-

Informasi cara belajar yang efektif

Informasi tentang bagaimana mengatur waktu yang baik

Informasi bagaimana menghadapi kesulitan belajar

Melaksanakan Konseling Realitas


Melaksanakan konseling Realitas yang memfokuskan pada apa yang di lakukan konseli dan
bagaimana mengarahkan mereka untuk mengevaluasi apakah tingkah laku mereka
merupakan tingkah laku yang bertanggung jawab dan akan memberi identitas keberhasilan
bagi konseli. Dimana praktikum akan mengusahakan supaya WD bisa menerima realita yang

ada di kelurganya. WD diajak untuk mengkaji kembali mengapa selalu timbul dalam
pikirannya rasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya terutama ayahnya. Setelah itu
memberikan pandangan dan contoh-contoh kongkrit tentang kerugian-kerugian yang akan
ditimbulkannya dengan sikap seperti itu. Selanjutnya meyakinkan WD bahwa dia mampu
melakukan dan menghilangkan apa yang selama ini dipikirkannya dan belajar lebih
memahami orangtuanya dan mau memaafkan dan menuruti apa yang diinginkan orang tua
kepadanya.
Latihan Assertif
Teknik untuk melatih keberanian konseli dalam mengekspresikan tingkah laku-tingkah laku
tertentu yang diharapkan melalui bermain peran, latihan, atau meniru model-model sosial.
Maksud utama teknik latihan asertif adalah : (a) mendorong kemampuan konseli
mengekspresikan berbagai hal yang berhubungan dengan emosinya; (b) membangkitkan
kemampuan konseli dalam mengungkapkan hak asasinya sendiri tanpa menolak atau
memusuhi hak asasi orang lain; (c) mendorong konseli untuk meningkatkan kepercayaan dan
kemampuan diri; dan (d) meningkatkan kemampuan untuk memilih tingkah laku-tingkah laku
asertif yang cocok untuk diri sendiri.
BAB V
PELAKSANAAN LAYANAN BANTUAN
A.

Jenis Bantuan yang Diberikan

Usaha pemberian bantuan tidak begitu saja dilaksanakan tapi perlu adanya perencanaan
meskipun dalam pelaksanaanya tidak semua bantuan yang diberikan dapat dengan baik
karena dengan adanya kendala atau rintangan yang akan menghambat. Adapun alternatif
bantuan yang telah dipilih oleh konseli adalah sebagai berikut:
Bantuan melalui Bimbingan:
-

Informasi tentang penggunaan waktu belajar, bermain/pergaulan.

Informasi tentang cara berkomunikasi dengan orang tua.

Informasi tentang kedudukan orang tua dalam kehidupan.

Bantuan Melalui Konseling


Memberikan bantuan pada konseli melalui konseling Realitas yaitu menempatkan pokok
kepentingannya pada peran konseli dalam menilai kualitas tingkah lakunya sendiri dalam
menentukan apa yang membantu kegagalan yang di alaminya. Konseling Realitas menekanka
pertimbangan-pertimbangan nilai.
B.

Pelaksanaan Layanan Bantuan

Setelah rencana bantuan ditetapkan maka selanjutnya diberikan bantuan sebagai berikut

Melalui Pemberian Bimbingan


Adanya informasi yang diberikan berupa :
Bagaimana cara belajar yang efektif
Mengatur waktu belajar
Cara bergaul yang sehat
Cara menghadapi pikiran-pikiran yang sering mengganggu.
Kedudukan orang tua dan kewajiban sebagai anak.
Pemberian Konseling
Mengingat bahwa masalah-masalah yang dihadapi oleh konseli lebih kebanyakan masalah
pribadi dan belajar, sehingga praktikan mengambil inisiatif untuk memberikan bantuan
melalui teknik konseling Realitas yang diharapkan konseli dapat berpikir mana yang baik
dan bertanggung jawab dalam mengahadapi persoalan dan mampu menemukan jalan keluar
dari permasalahan yang dihadapinya. Adapun langkah-langkah dalam pendekatan ini adalah
sebagai berikut :
Membangun hubungan pribadi dengan konseli WD
Mendengarkan dengan penuh perhatian ungkapan dan perasaan WD
Mengadakan analisis kasus, yaitu mencari gambaran yang lengkap mengenai masalahnya
Setelah mengetahui gambaran Berupaya menghilangkan keyakinan-keyakinan yang kurang
baik
Mengakhiri hubungan pribadi dengan WD
Latihan Assertif
Menurut Alberti 1997 (Gunarsa, 2007: 216-217) prosedur dari latihan asertif adalah sebagai
berikut:
Latihan keterampilan, dimana perilaku verbal maupun nonverbal diajarkan, dilatih dan
diintegrasikan kedalam rangkaian perilakunya. Teknik untuk melakukan hal ini adalah
peniruan dengan contoh, umpan balik secara sistematik, tugas pekerjaan rumah atau melalui
permainan.
Mengurangi kecemasan, yang diperoleh secara langsung atau tidak langsung.
Menstruktur kembali aspek kognitif, di mana nilai-nilai, kepercayaan, sikap yang membatasi
ekspresi diri pada konseli, diubah oleh pemahaman dan hal-hal yang dicapai dari perilakunya.
C.

Penilaian Hasil Layanan

Berdasarkan beberapa tahap yang dilakukan maka selanjutnya diadakan follow up atau
penilaian atau evaluasi untuk mengetahui sejauh mana perubahan-perubahan yang terjadi.
Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan pengamatan baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Secara langsung, dilakukan oleh penulis dengan melakukan pengamatan langsung kehidupan
sehari-harinya di sekolah.
Secara tidak langsung, yaitu penulis memperoleh informasi dari orang-orang yang ada
disekitar konseli (orang tua, teman, sahabat dan guru).
Berdasarkan follow up dan penilaian yang diberikan, penulis telah melihat perubahanperubahan yang terjadi yang terangkum dalam 2 aspek berikut:
a. Aspek Keberhasilan :
Konseli dengan senang hati mendengar dan menerima setiap arahan dan bimbingan dari
kakak pembimbingnya.
Siswa mulai bergairah dan cukup antusias dalam mengikuti pelajaran
Konseli telah memahami permasalahannya dan berusaha untuk memecahkannya secara
mandiri.
Konseli telah mengetahui dan menerima segala kekurangan dan potensi yang dimilikinya dan
berusaha akan mengoptimalkan potensinya.
Konseli telah berjanji untuk berusaha dengan sungguh-sungguh memperbaiki cara belajarnya.
Konseli sudah tidak mau lagi meninggalkan kelas pada saat jam pelajaran.
Konseli telah berjanji untuk belajar menuruti kemauan orangtuanya
b. Aspek Ketidakberhasilan
Pemberian bantuan yang diberikan belum mencapai taraf optimal karena dibatasi waktu yang
sangat terbatas sehingga tidak mencapai hasil yang optimal pula.
Siswa belum mampu secara optimal melaksanakan semua saran dan bimbingan yang
diberikan sekaligus, sehingga butuh pengawasan dan pemberian motivasi terus-menerus
kepada anak/konseli tersebut.

BAB V
TINDAK LANJUT
Untuk mencapai hasil yang maksimal terhadap usaha bantuan dalam bentuk pelimpahan dan
tindak lanjut ini diperlukan untuk mengetahui dan mengikuti perkembangan atas kemajuan
konseli nantinya, berhubungan dengan keterbatasan waktu maka penulis dalam melaksanakan
tugas mata kuliah studi kasus ini. Maka dalam kegiatan ini sangat diharapkan peranan dari
pihak konselor dan orang tua siswa untuk memberikan perhatian yang lebih intensif dan
berkesinambungan kepada konseli. Untuk itu penulis mengharapkan masing-masing kepada:
Guru pembimbing atau konselor di sekolah senantiasa memperhatikan perkembangan
konselinya khususnya pada saat konseli berada di lingkungan sekolah, mengamati lebih
lanjut, perkembangan kemajuan bukan hanya perhatian pada pelajaran tetapi juga pergaulan
siswa yang bersangkutan.
Guru pembingbing dan orang tua konseli membina hubungan kerja sama yang baik sehingga
konselor akan lebih mudah memperoleh informasi tentang konseli di rumah dan begitupun
sebaliknya. Konselor dapat memberikan informasi mengenai keadaan konseli di sekolah
kepada orangtuanya agar dapat mengetahui kondisi anaknya pada saat berada di lingkungan
sekolah.
Diharapkan kepada orang tua agar lebih memperhatikan keadaan psikologis anaknya, dimana
ketika ada masalah antara kedua org tuanya supaya tidak di pelihatkan kepada konseli
sahingga tidak mengganggu proswes balajar konseli.
Konseli yang bersangkutan diharapka mulai terbuka dengan berbagai permasalahan yang
dihadapinya, antusias menyampaikan semua unek-uneknya tanpa malu-malu, selalu bertekad
memperbaiki sifatnya, menyadari kekeliruan sikapnya terhadap orang tuanya dan berusaha
memperbaikinya dan mendapatkan masalah disarankan unutk berkonsultasi dengan konselor
atau wali kelasnya.
BAB VI
PENUTUP
A.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan studi kasus yang dilaksanakan untuk mengetahui penyebab siswa
melakukan perilaku menyimpang dan cara mendapatkan informasi dapat dilakukan dengan
metode wawancara ( interview ) dan observasi tentang tingkah laku konseli. Adapun prosedur
pemberian bantuan yang diberikan kepada konseli yaitu:

Memberikan bimbingan belajar


Melaksanakan Konseling Realitas
Latihan Assertif
B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis berikan kepada guru pembimbing dan orang tua konseli
yaitu:
Kepada guru pembimbing yang ada di sekolah sebaiknya memperhatikan perkembangan
siswa baik dari segi pergaulan dan tingkah laku sisawa saat berada dilingkungan sekolah.
Kepada orang tua siswa seharusnya memperhatiakn pergaulan anaknya dirumah dan
menasehati anaknya serta menjalin hubungan komunikasi yang

Anda mungkin juga menyukai