Anda di halaman 1dari 10

JAMINAN GADAI SAHAM DAN JAMINAN PENANGGUNGAN PERUSAHAAN

(CORPORATE GUARANTEE) DITINJAU DARI KEPENTINGAN DEBITUR


Oleh : Dhany Nugroho,
No Mhs : 2014010462119

I. LATAR BELAKANG

Sehubungan dengan Pinjaman dari Bank maupun pinjaman-pinjaman lainnya dari


Kreditur manapun

yang mensyaratkan adanya Jaminan, jaminan tersebut diantaranya

adalah Gadai saham dan Corporate Guarantee, Gadai saham dan Corporate Guarantee
merupakan bagian dari lembaga penjaminan yaitu Gadai dan Penanggunan Hutang
(Bortoch) oleh karenanya apabila hendak membahas Gadai saham dan Corporate
Guarantee maka kita harus memahami dan membahas Gadai dan Penangunan Hutang
(Bortoch), dengan ini kami berikan pendapat hukum mengenai jaminan berupa Gadai
Saham dan Corporate Guarantee.

II. POKOK PERMASALAHAN

Diantara Gadai saham dan Corporate Guarantee, Jaminan mana yang secara hukum lebih
aman bagi Debitur ?

III. ANALISA HUKUM

GADAI

a. Pengertian. Gadai adalah suatu hak yang diperoleh kreditur atas suatu barang bergerak,
yang diserahkan kepadanya oleh debitur, atau orang lain atas namanya yang
memberikan kekuasaan kepada kreditur untuk mengambil pelunasan dari barang
tersebut secara didahulukan dari kreditur-kreditor lainnya.

b. Dasar Hukum. Gadai diatur dalam BAB XX Buku III KUHPerdata pasal 1133 s/d
1153.
1
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

c. Obyek Gadai. Obyek Gadai adalah benda bergerak baik berwujud dan tidak berwujud
seperti :
Kendaraan;
Perhiasan/logam mulia;
Deposito/Piutang-piutang;
Surat berharga (saham dan efek lainnya);
Alat elektronik.
d. Pemberian Gadai. Agar perjanjian gadai dapat diakui secara hukum dan mengikat bagi
para pihak maka pemberiannya harus melalui tiga fase sebagai berikut :
1) Pembuatan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok;
2) Pembuatan perjanjian pemberian gadai yang menunjuk pada perjanjian pokok;
3) Penyerahan penyerahan/penguasaan benda yang menjadi obyek gadai kepada
Kreditur

e. Penyerahan Obyek Gadai. Gadai adalah perjanjian riil, oleh karenanya penyerahan
obyek gadai merupakan syarat mutlak yang tidak dapat disimpangi bagi sahnya gadai,
kesepakatan untuk memberikan gadai saja belum melahirkan gadai sampai dengan
adanya penyerahan atau pengeluaran benda gadai dari kekuasaan debitur/pemberi
gadai gadai. Gadai atas benda yang tetap dibiarkan dalam kekuasaan pemberi gadai
menjadi tidak sah demikian juga halnya apabila barang gadai keluar dari kekuasaan
penerima gadai. Penyerahan atau pengeluaran benda yang digadaikan dari kekuasaan
pemberi gadai tersebut dilakukan dengan menyerahkan kekuasaan atas benda yang
digadaikan secara langsung kepada kreditur atau kepada pihak ketiga yang bertindak
untuk kepentingan kreditur. Agar barang gadai dianggap telah diserahkan secara sah
penerima gadai maka penyerahan harus dilakukan sesuai ketentuan sbb :
untuk benda bergerak berwujud, seperti kendaraan bermotor, alat elektronik,
perhiasan-perhiasan penyerahannya dilakukan secara fisik kepada penerima
gadai untuk kemudian disimpan oleh penerima gadai bank atau oleh pihak lain
yang bertindak untuk kepentingan penerima gadai;
untuk benda bergerak, seperti surat-surat berharga atas tunjuk penyerahannya
dilakukan dengan menyerahkan fisik surat surat berharga beserta endosemennya;
2
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

untuk benda bergerak tidak bertubuh, seperti piutang atas nama seperti deposito
penyerahan dilakukan dengan menyerahkan fisik bilyet deposito dan
pemberitahuan kepada siapa hak gadai harus dilaksanakan (orang/pihak yang
harus membayar piutang yang diserahkan). Penyerahan dan pemberitahuan
tersebut tidak disyaratkan dalam bentuk akta cessie namun cukup dengan
pemberitahuan biasa.
untuk benda bergerak berupa saham Perseroan Terbatas penyerahannya
dilakukan dengan menyerahlkan fisik saham dan pemberitahuan perihal gadai
tsb kepada Perseroan ybs untuk dicatatkan dalam Daftar Pemegang Saham.
Apabila saham belum dicetak maka yang diserahkan dapat berupa bukti
penyetoran saham yang ditandatangani oleh Direksi Perseroan (recepis).

f. Hak Pemegang Gadai. Kreditur sebagai penerima gadai mempunyai hak yang
dilindungi hukum berupa hak-hak sebagai berikut :
hak untuk mengambil pelunasan dari penjualan barang gadai;
hak memperoleh ganti rugi dari pemberi gadai atas biaya-biaya yang telah
dikeluarkan untuk memelihara barang gadai;
hak menahan barang gadai sampai seluruh hutang terbayar lunas (Hak Retensi);
hak untuk menggadaikan ulang obyek gadai apabila hal tersebut sudah
kebiasaan/kelaziman dilakukan pada obyek gadai ybs, seperti surat sero atau
obligasi.

g. Kewajiban Pemegang Gadai. Disamping hak, seorang penerima gadai yang menguasai
barang gadai mempunyai kewajiban atas hal-hal sebagai berikut :
bertanggung jawab atas hilangnya/merosotnya nilai barang gadai yang terjadi
akibat

kelalaiannya

(Pasal

1157

KUHPerdata).

Dilain

pihak

debitur

berkewajiban mengganti segala biaya yang dikeluarkan penerima gadai yang


dikeluarkan untuk keselamatan/kepentingan barang gadai
memberitahukan pemberi gadai bilamana barang gadai akan dijual (pasal 1156
KUHPER);
bertanggung jawab atas hasil penjualan barang gadai (pasal 1159 KUHPER);

3
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

h. Eksekusi Gadai. Sebagaimana eksekusi pada Lembaga jaminan kebendaan lainnya


eksekusi gadai dapat dilakukan dengan cara :
Penjualan atas kekuasaan sendiri (Parate eksekusi) di muka umum melalui
Kantor Lelang Negara ;
Untuk barang berupa efek yang diperdagangkan di bursa penjualannya dilakukan
sesuai tata cara yang berlaku di bursa;
Untuk obyek gadai berupa deposito bank eksekusinya dapat dilakukan secara
langsung di bank ybs.

i. Hapusnya Gadai. Gadai hapus karena sebab-sebab sbb :


Hapusnya hutang yang dijamin. Gadai adalah perjanjian accesoir dari perjanjian
kredit sebagai perjanjian pokoknya sehingga apabila perjanjian kredit hapus
maka demi hukum perjanjian gadai akan turut hapus. Pada prinsipnya perjanjian
kredit akan hapus antara lain karena pembayaran/pelunasan kredit, pembaruan
hutang (novasi), pembebasan hutang (hapus tagih), kebatalan atau pembatalan
oleh Pengadilan, dan kadaluwarsa (tidak dilakukan penagihan selama 30 tahun).
Barang gadai lepas dari penguasaan penerima gadai. Penguasaan barang gadai
merupakan syarat mutlak adanya gadai apabila barang tersebut sampai lepas dari
penguasaan penerima gadai maka gadai demi hukum akan hapus (pasal 1152
KUHPerdata). Dalam hal barang lepas dari penguasaan penerima gadai karena
hilang atau dicuri maka gadai akan hapus sampai dengan barang tersebut
ditemukan kembali;
Pengikatannya dilepas oleh penerima gadai. Gadai diberikan semata-mata untuk
kepentingan kreditur/penerima gadai sehingga apabila penerima gadai secara
sukarela melepaskannya maka gadai dengan sendirinya hapus

j. GADAI SAHAM
Saham merupakan benda Bergerak olehkarenanya dapat dilalakukan pengikatan
Gadai, saham sendiri adalah merupakan tanda bukti penyertaan atau tanda bukti
hak pemilikan atas asset sebuah perusahaan dan bukan merupakan bukti piutang
meskipun di dalam suatu saham terdapat hak untuk menagih sejumlah deviden.

4
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

Sebagaimana di sebutkan pada pasal 60 UU no 40 th 2007 Saham dapat diagunkan


dengan gadai atau jaminan fidusia sepanjang tidak ditentukan lain dalam anggaran
dasar

Saham terbagi atas dua golongan :


1. Saham yang terdaftar di bursa efek
2. Saham yang tidak terdaftar

k. GADAI SAHAM YANG TERDAFTAR DI BUSA EFEK


Pengikatan saham yang terdaftar di bursa efek adalah sebagai berikut :

Pengikatan gadai dilakukan dengan Perjanjian Gadai yang dibuat di notariil


maupun bawah tangan

Pengecekan jumlah saham ke PT. Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI),


hal ini perlu dilakukan dikarenakan kepemilikan atas saham tidak lagi
berwujud lembaran saham melainkan hanya berupa data elektronik
konfirmasi tertulis yang diberlakukan dalam sistem perdagangan tanpa
warkat (scripless trading) dan tercatat di KSEI

Notifikasi dan pencatatan dalam daftar pemegang saham Perseoan


yangmenerbitkan saham (sebagaimana disyaratkan dalam pasal 60 ayat 3
UU no 40 th 2007 Jo pasal 1153 KUHPer)

mengajukan permohonan pencatatan gadai atas saham pada PT. Kustodian


Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan pihak KSEI akan melakukan pencatatan
atas gadai saham serta menerima penguasaan atas saham yang dijadikan
obyek gadai tersebut yaitu dengan cara memblokir saham yang dijadikan
saham yang dijadikan jaminan sehingga tidak dapat ditarik atau
dipindahbukukan selama dalam status gadai

i. GADAI SAHAM YANG TIDAK TERDAFTAR DI BUSA EFEK

Pengikatan gadai dilakukan dengan Perjanjian Gadai yang dibuat di notariil


maupun baw ah tangan

Penyerahan fisik Surat Saham atau Recepis kepada penerima Gadai


(Kreditur)

5
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

Notifikasi dan pencatatan dalam daftar pemegang saham Perseoan yang


menerbitkan saham (sebagaimana disyaratkan dalam pasal 60 ayat 3 UU no
40 th 2007 Jo pasal 1153 KUHPer)

PENANGGUNGAN (BORTOCH)
a. Pengertian. Jaminan perorangan (borgtoch) atau dikenal juga dengan penanggungan
adalah merupakan suatu persetujuan dimana seorang pihak ketiga, guna kepentingan si
berpiutang, mengikatkan diri untuk memenuhi perikatannya si berutang mana kala ia
sendiri tidak memenuhinya.

b. Dasar Hukum. Penanggungan diatur dalam Bab XVII pasal 1820 s/d 1850
KUHPerdata.

c. Obyek Penanggungan. Dalam praktek penanggungan lebih dikenal dengan sebutan


personal gurantee untuk penanggungan oleh orang perorangan, corporate guarantee
untuk penanggungan oleh perusahaan/badan hukum. Berbeda dengan Jaminan
kebendaan yang memberikan kedudukan yang diutamakan kepada kreditur, penerima
jaminan ini hanya berkedudukan sebagai kreditur konkuren yang tidak mempunyai
hubungan langsung dengan kebendaan sipenanggung. Dalam penanggungan obyeknya
pada dasarnya adalah orang/badan hukum ybs sehingga penilaiannya ada pada
bonafiditas dari diri orang ybs. Bonafiditas tersebut tidak semata-mata dari harta
kekayaannya namun yang utama dari reputasinya dalam masyarakat maupun
lingkungan mitra bisnisnya.

d. Pemberian Penanggungan. Sebagaimana lembaga jaminan kebendaaan pemberian


penanggungan juga harus memenuhi beberapa fase. Namun untuk penanggungan tidak
memerlukan fase publisitas dan pendaftaran seperti yang disyaratkan pada jaminan
kebendaan sehingga hanya perlu melalui dua fase sebagai berikut :
1)

Pembuatan perjanjian hutang/perjanjian kredit sebagai perjanjian pokoknya;

2)

Pembuatan akta penanggungan (personal/corporate guarantee) yang menunjuk


pada perjanjian pokoknya. Dalam pembuatan perjanjian penanggungan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

6
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

Penanggungan hutang tidak dapat dipersangkakan sehingga harus diadakan


dengan pernyataan yang tegas;
Penggungan tidak boleh menanggung syarat-syarat yang lebih berat dari si
berutang utama .

e.

Hak-Hak Istimewa Penanggung. Penanggung mempunyai hak istimewa yang dapat ia


pergunakan untuk menangkis tuntutan pembayaran dari kreditur. Namun hak-hak
istimewa tersebut dapat dikesampingkan atau dilepaskan apabila diperjanjikan dalam
akta penanggungan. Hak-hak istimewa tersebut antara lain :
Hak Penanggung untuk menuntut agar benda-benda siberhutang lebih dahulu
disita dan dijual (pasal 1831 KUHPerdata)
Hak Penanggung untuk menuntut pemecahan hutang si berhutang apabila terdapat
lebih dari seorang penanggung (pasal 1837 KUHPerdata);
Hak Penanggung untuk menggunakan segala tangkisan yang dapat dipakai oleh si
berhutang dan hutangnya (pasal 1847 KUHPerdata);
Hak Penanggung untuk dibebaskan apabila ia apabila karena salahnya si
berpiutang penanggung tidak dapat menggantikan hak-haknya, jaminan-jaminan
dan hak istimewa dari si berpiutang (pasal 1848 KUHPerdata)

f.

Eksekusi Penanggungan. Dalam eksekusi penanggungan, Kreditur sebagai pihak


berpiutang tidak mempunyai upaya paksa terhadap si penangung sehingga jika
penanggung tidak bersedia secara sukarela melaksanakan kewajibannya maka Kreditur
harus mengajukan gugatan kepada penanggung melalui pengadilan atau mengajukan
gugatan pailit kepada penangung melalui Pengadilan Niaga.

g.

Hapusnya Penanggungan. Jaminan Penanggungan hapus karena hal-hal sbb :


Hapusnya hutang yang dijamin dengan penanggungan. Penangungan lahir untuk

menjamin perikatan pokok berupa perjanjian kredit sehingga keberadaannya


bergantung dari adanya hutang yang dijamin tersebut. Apabila perjanjian kredit
tersebut hapus maka demi hukum penanggungan akan turut hapus. Adapun
perjanjian kredit akan hapus antara lain oleh sebab-sebab sebagai berikut : karena
pembayaran/pelunasan kredit, pembaruan hutang (novasi), pembebasan hutang
7
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

(hapus tagih), kebatalan atau pembatalan oleh Pengadilan, dan kadaluwarsa (tidak
dilakukan penagihan selama 30 tahun);
Dilepaskannya jaminan-jaminan karena salahnya kreditur. Si penanggung

dibebaskan dari penanggungan apabila karena salahnya si berpiutang/kreditur, si


penanggung menjadi tidak bisa menggantikan hak-hak kreditur yang timbul dari
hipotek, gadai, Hak Tanggungan, dan fidusia.
Diterimanya kebendaan debitur sebagai pembayaran utang pokok. Jika kreditur

secara sukarela menerima benda bergerak mauun tidak bergerak sebagai


pembayaran utang pokok maka si penanggung hutang dibebaskan karenanya

IV. KESIMPULAN
Berdasarkan analisa hukum tersebut diatas, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa Gadai (termasuk didalamnya adalah Gadai Saham) memiliki hak
Preference atau hak untuk didahulukan dengan kekuasaannya Kreditur
berdasarkan pasal 1155 KUHPer apabila debitur lalai atau tidak memenuhi
kewajibannya berdasarkan Perjanjian Kredit, maka Penerima gadai (Kreditur)
berhak untuk menjual barng gadainya dimuka umum menurut kebiasaan
setempat dan dengan peersyaratan yang lazim berlaku.
2. Bahwa Penanggungan

Hutang temasuk (didalamnya adalah Corporate

Guarantee) tidak memiliki hak preference, namun si kreditur dianggap sebagai


kreditur Konkruen tidak mempunyai hubungan langsung dengan kebendaan si
penanggung, dalam hal ini Kreditur sebagai pihak berpiutang tidak mempunyai
upaya paksa terhadap si penangung sehingga jika penanggung tidak bersedia
secara sukarela melaksanakan kewajibannya maka Kreditur harus mengajukan
gugatan kepada penanggung melalui pengadilan atau mengajukan gugatan pailit
kepada penangung melalui Pengadilan Niaga.

V. SARAN
Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana diuraikan diatas, maka, diantara Gadai saham
dan Corporate Guarantee, penjaminan Corporate Guarantee adalah yang lebih aman
bagi Debitur karena tidak menjadikan Kreditur memiliki hak Preference (hak untuk
didahulukan), tapi dalam hal ini jaminan berupa Corporate Guarantee hanya
menjadikan Kreditur sebagai Kreditur Konkruen yang berarti kreditur yang tidak
8
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

mempunyai hak untuk pengambilan pelunasan terlebih dahulu daripada kreditur lain,
akan tetapi diperlakukan sama dengan kreditur-kreditur konkruen lainnya.Namun
dalam hal keduanya baik jaminan Corporate Guarantee dan Gadai saham dipersyaratan
untuk menjadi jaminan atas hutang debitur, maka dari sisi debitur hal-hal yang harus
di perhatikan adalah :

1. GADAI SAHAM
Gadai saham sebagaimana diuraikan diatas merupakan lembaga Jaminan dimana
Kreditur memiliki hak Preference atas pemberian jaminan dengan gadai ini, dalam
hal ini Debitur wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Hak suara atas saham yang diagunkan dengan gadai tetap berada pada
pemegang saham (sesuai dengan pasal 60 UU no 40 th 2007);

Setelah ditandatanganinya Perjanjian Gadai Saham pemilik saham tidak


dilarang untuk Menjual atau memindahkan hak, atau menggadaikan atau
dengan cara lain menjaminkan dengan cara bagaimanapun, seluruh atau
sebagian dari Saham kepada orang/pihak lain siapapun;

Timbulnya gadai saham adalah pada saat ditandatangainya perjanjian gadai


yang merujuk kepada perjanjian kredit dan pada saat penyerahan fisik saham
yang digadaikan dan diikuti dengan pemberitahuan kepada perseroan yang
menerbitkan saham yang digadaikan;

Dalam hal debitur lalai terhadap Perjanjian Kredit maka Penerima gadai berhak
untuk menjual barang gadai dimuka umum agar jumlah hutang beserta bunga
dapat dilunasi dari hasi penjuala tersebut, dan sisanya (apabila ada) akan
dikembalikan kepada Pemberi Gadai;

Dalam hal nilai gadai yang dijaminkan merupakan sebagian besar dari asset
pemberi gadai maka pemberi gadai wajib mendapat persetujuan menjaminkan
dari RUPS Pemberi Gadai;

Perseroan yang

menerbitan saham wajib mencatat jumlah saham yang

digadaikan, nama dan alamat dari penerima gadai, dan tanggal perolehan hak
gadai tersebut didalam daftar pemegang saham perseroan (pasal 60 ayat 3 UU
no 40 th 2007).

9
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

2. CORPORATE GUARANTEE (CG)


Corporate Guarantee sebagaimana diuraikan diatas merupakan lembaga Jaminan
dimana Kreditur memiliki kedudukan sebagai kreditur konkruen, dalam hal ini
Debitur wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

Secara teori hukum seluruh asset pemberi CG dijaminkan untuk menjamin


hutang Debitur, namun dalam hal Debitur lalai terhadap kewajiban debitur
terhadap Perjanjian Kredit Kreditur tidak dapat serta merta mengeksekusi asset
pemberi CG karena kekuatan eksekutorialnya dari CG baru didapat setelah
Kreditur mengajukan gugatan ke pengadilan dan setelah diperoleh putusan
yang berkekuatan hukum tetap dari pengadilan baru dapat dilakukan eksekusi
terhadap asset-asset pemberi CG untuk melunasi hutang Debitur terhadap
Kreditur, oleh karenanya biasanya Bank menganggap CG sebagai jaminan
tambahan.

Corporate

guarantee

timbul

pada

saat

ditandatanganinya

Perjanjian

Penanggungan Hutang (corporate Guarantee) yang menunjuk kepada


Perjanjian Kredit.

Dalam hal Corporate guarantee di berikan atas hutang Debitur berikut segala
penambahannya dikemudian hari (tidak dibatasi oleh jumlah tertentu) maka
diperlukan persetujuan RUPS karena nilai penjaminannya dapat melebihi
sebagian besar asset perusahaan, namun dalam hal dibatasi jumlah tertentu
yang nilainya hanya dibawah 50 persen dari total asset pemberi CG maka tidak
diperlukan persetujuan RUPS namun hanya persetujuan Dewan Komisaris.

Demikian opini atas Corporate Guarantee dan Gadai saham ditinjau dari kacamata Debitur.

----------------Terimakasih--------------

10
Dhany Nugroho JP | No MHS : 2014010462119

Anda mungkin juga menyukai