Anda di halaman 1dari 2

BUDIDAYA IKAN GURAME

Dalam rangka mempertahankan kelangsungan hidup secara alami Perkembangbiakan ikan gurami terjadi,
perkembangbiakan terjadi di awali dengan pemijahan. Di alam, penambahan populasi ikan tergantung pada
keberhasilan pemijahan serta perkembangan telur dan larva hingga dewasa. Dengan begitu daur produksi akan
berputar kembali. Saat pemijahan ikan gurami menuntut kepastian keamanan untuk kelangsungan hidup
keturunannya dengan memilih tempat, waktu dan kondisi yang menguntungkan.

Hampir semua ikan memijah berdasarkan reproduksi sexsual, yaitu terjadinya penyatuan sel telur dari ikan betina
dan spermatozoa dari ikan jantan. Hasil penyatuan dari tersebut akan membentuk individu baru yang akan
menambah dan mempertahankan populasi baru. Penyatuan kedua sel seks gurami terjadi di luar tubuh yang biasa di
sebut fertilasi external (pembuahan terjadi di luar tubuh). Gurami dapet memijah dan berkembangbiak pada umur 35 tahun, dengan panjang 50-65 cm dan berat mencapai 10 kg. Di alam bebas gurami dewasa akan memijah pada
umur 2 tahun menjelang musim kemarau. Tingkat keberhasilan pemijahan paling tinggi terjadi pada setiap ahir
musim hujan.
Umumnya penyesuaian pemijahan bergantung pada situasi yang menguntungkan. Keadaan tersebut terkait dengan
persediaan pakan anak ikan, setelah persedian telur kuning habis. Telur kuning pada ikan gurami berguna untuk anak
ikan untuk mengawali daur hidup di luar tubuh induknya. Sehubungan dengan pemijahan ikan gurami termasuk
ovipar atau ikan yang mengeluarkan telur pada waktu terjadi pemijahan, biasanya kelompok ikan ovipar memiliki
fekunditas besar atau jumlah telur yang di keluarkanya banyak. Hal ini berhubungan dengan upaya ikan
mengimbangi tekanan lingkungan yang tidak menguntungkan, baik kondisi maupun serangan dari luar. Secara
biologin ikan ovipar lebih banyak mengeluarkan energi pada waktu pemijahan di banding dengan jenis ikan vivipar
dan ovovivipar.
Guramu juga termasuk ikan yang membuahi telur di luar tubuh. Berbagi upaya di lakukan induknya agar semua telur
yang di keluarkan dapat di buahi dengan baik. Untuk menjaga keturunannya, induk gurami akan membuat sarang
untuk perlindungan pada tempat tertentu. Induk jantan maupun betina akan bersama-sama membuat sarang dari
potongan rumput, tanaman atau serabut lain. Sarang biasanya berukuran 30-50 cm di letakan pada kedalaman 40 cm
dari permukaan air.
Berdasarkan sifatnya ketika akan melakukan pemijahan, gurami dapat di golongkan dalam ikan phytophlis, yaitu
perairan yang mengandung vegetasi/sarang untuk menempelkan telurnya. Sifat telur yang menempel tersebut
adhesive. Setelah melalui proses pengerasan cangkang, telur bersifat lengket sehingga mudah menempel pada daun,
akar atau sarang.
Berdasarkan tingkah lakunya ada tiga fase pemijahan dan fase pascapemijahan meliputi aktivitas pembuatan sarang,
mengenal lawan jenis, melakukan gerakan rayuan dan seringkali mempertahan teritorial sarangnya dari gangguan.
Fase pemijahan terjadi bersamaan dengan produk sexsual ikan, melakukan sentuhan bagian tubuh atau menggerak
gerakan tubuhnya serta penyimpanan telur yang sudah di buahi ke dalam sarangnya. Sementara itu

Fasepascapemijahan meliputi, penyempurnaan penutupan sarang yang bersisi telur yang sudah di buahi, penyupalian
oksigen juga di lakukan dengan cara mengibas-ngibaskan ekornya.

Anda mungkin juga menyukai