Anda di halaman 1dari 7

Asmaul Husna Dan Perilaku Korupsi

BAB I
ASMAUL HUSNA

Allah memerintahkan agar berdoa dengan nama-nama Allah dalam


Asmaul Husna. Setiap suatu kepentingan dianjurkannya dengan
menyebutkan nama Tuhan yang ada hubungannya dengan
kepentingan itu.
Berdoa dan berharap adalah salah satu upaya manusia untuk
mencapai sukses terhadap cita- cita atau kehendak dan sekaligus
adalah hak manusia yang diberikan oleh Allah Swt. Betapa
beruntungnya umat islam yang telah mendapatkan ajaran tentang
berdoa, cara dan tertib doa., sikap kejiwaan dalam berdoa, dan lainlain. Bagi seorang Mukmin/Muslim, berhasil doanya atau tidak,
adalah tetap bernilai ibadah yang pasti mendapatkan pahala dari
sisi Allah Swt. Jadi jelasnya bahwa berdoa dengan nama Tuhan yang
ada pada Asmaul Husna adalah salah satu kunci keberhasilan dari
doa yang di sampaikan kepada Allah swt
Selain dari Asmaul Husna, ada pula yang dinamakan ISMUL
AZHAM (Nama Allah yang teragung), yang oleh Rasulullah
dijelaskan, siapa saja yang berdoa dengan itu, doanya
diperkenankan oleh Allah swt. Asmaul husna terdiri dari 99 nama
yang baik, yaitu:

No
Nama
.
1

Arab

Indonesia

Allah

Allah

Ar Rahman

Yang Maha Pengasih

Ar Rahiim

Yang Maha Penyayang

Al Malik

Yang Maha Merajai/Memerintah

Al Quddus

Yang Maha Suci

As Salaam

Yang
Maha
Kesejahteraan

Al Mu`min

Yang Maha Memberi Keamanan

Al Muhaimin

Yang Maha Pemelihara

Al `Aziiz

Yang Maha Perkasa

Al Jabbar

Yang Memiliki Mutlak Kegagahan

10

Al
Mutakabbir

Yang Maha Megah, Yang Memiliki


Kebesaran

11

Al Khaliq

Yang Maha Pencipta

12

Al Baari`

Yang Maha Melepaskan (Membuat,


Membentuk, Menyeimbangkan)

13

Al
Mushawwir

Yang Maha Membentuk


(makhluknya)

14

Al Ghaffaar

Yang Maha Pengampun

15

Al Qahhaar

Yang Maha Memaksa

16

Al Wahhaab

Yang Maha Pemberi Karunia

17

Ar Razzaaq

Yang Maha Pemberi Rezeki

18

Al Fattaah

Yang Maha Pembuka Rahmat

19

Al `Aliim

Yang Maha Mengetahui (Memiliki


Ilmu)

20

Al Qaabidh

Yang
Maha
(makhluknya)

21

Al Baasith

Yang
Maha
(makhluknya)

Melapangkan

22

Al Khaafidh

Yang
Maha
(makhluknya)

Merendahkan

23

Ar Raafi`

Yang
Maha
(makhluknya)

Meninggikan

24

Al Mu`izz

Yang
Maha
(makhluknya)

Memuliakan

25

Al Mudzilu

Yang
Maha
(makhluknya)

Memberi

Rupa

Menyempitkan

Menghinakan

26

Asy Samii`

Yang Maha Mendengar

27

Al Bashiir

Yang Maha Melihat

28

Al Hakam

Yang Maha Menetapkan

29

Al `Adl

Yang Maha Adil

30

Al Lathiif

Yang Maha Lembut

31

Al Khabiir

Yang Maha Mengenal

32

Al Haliim

Yang Maha Penyantun

33

Al `Azhiim

Yang Maha Agung

34

Al Ghafuur

Yang Maha Pengampun

35

As Syakuur

Yang
Maha
(Menghargai)

36

Al `Aliy

Yang Maha Tinggi

37

Al Kabiir

Yang Maha Besar

38

Al Hafizh

Yang Maha Memelihara

39

Al Muqiit

Yang Maha Pemberi Kecukupan

40

Al Hasiib

Yang Maha Membuat Perhitungan

41

Al Jaliil

Yang Maha Mulia

42

Al Kariim

Yang Maha Pemurah

43

Ar Raqiib

Yang Maha Mengawasi

44

Al Mujiib

Yang Maha Mengabulkan

45

Al Waasi`

Yang Maha Luas

46

Al Hakiim

Yang Maha Maka Bijaksana

47

Al Waduud

Yang Maha Mengasihi

48

Al Majiid

Yang Maha Mulia

49

Al Baa`its

Yang Maha Membangkitkan

50

As Syahiid

Yang Maha Menyaksikan

51

Al Haqq

Yang Maha Benar

52

Al Wakiil

Yang Maha Memelihara

53

Al Qawiyyu

Yang Maha Kuat

54

Al Matiin

Yang Maha Kokoh

55

Al Waliyy

Yang Maha Melindungi

56

Al Hamiid

Yang Maha Terpuji

Pembalas

Budi

57

Al Muhshii

Yang Maha Mengkalkulasi

58

Al Mubdi`

Yang Maha Memulai

59

Al Mu`iid

Yang
Maha
Kehidupan

60

Al Muhyii

Yang Maha Menghidupkan

61

Al Mumiitu

Yang Maha Mematikan

62

Al Hayyu

Yang Maha Hidup

63

Al Qayyuum

Yang Maha Mandiri

64

Al Waajid

Yang Maha Penemu

65

Al Maajid

Yang Maha Mulia

66

Al Wahiid

Yang Maha Tunggal

67

Al Ahad

Yang Maha Esa

68

As Shamad

Yang Maha Dibutuhkan, Tempat


Meminta

69

Al Qaadir

Yang Maha Menentukan,


Menyeimbangkan

70

Al Muqtadir

Yang Maha Berkuasa

71

Al
Muqaddim

Yang Maha Mendahulukan

72

Al
Mu`akkhir

Yang Maha Mengakhirkan

73

Al Awwal

Yang Maha Awal

74

Al Aakhir

Yang Maha Akhir

75

Az Zhaahir

Yang Maha Nyata

76

Al Bathin

Yang Maha Ghaib

77

Al Waaliy

Yang Maha Memerintah

78

Al
Muta`aaliy

Yang Maha Tinggi

79

Al Barr

Yang Maha Penderma

80

At Tawwaab

Yang Maha Penerima Tobat

81

Al
Muntaqim

Yang Maha Pemberi Balasan

82

Al Afuww

Yang Maha Pemaaf

83

Ar Ra`uuf

Yang Maha Pengasuh

Mengembalikan

Maha

84

Malikul
Mulk

85

Dzul Jalaali
Wal Ikraam

Yang Maha Pemilik Kebesaran dan


Kemuliaan

86

Al Muqsith

Yang Maha Pemberi Keadilan

87

Al Jamii`

Yang Maha Mengumpulkan

88

Al Ghaniyy

Yang Maha Kaya

89

Al Mughnii

Yang Maha Pemberi Kekayaan

90

Al Maani

Yang Maha Mencegah

91

Ad Dhaar

Yang
Maha
Kemudharatan

92

An Nafii`

Yang Maha Memberi Manfaat

93

An Nuur

Yang Maha Bercahaya (Menerangi,


Memberi Cahaya)

94

Al Haadii

Yang Maha Pemberi Petunjuk

95

Al Baadii

Yang Indah
Banding

96

Al Baaqii

Yang Maha Kekal

97

Al Waarits

Yang Maha Pewaris

98

Ar Rasyiid

Yang Maha Pandai

99

As Shabuur

Yang Maha Sabar

Yang Maha
(Semesta)

BAB 2
PERILAKU KORUPSI

Penguasa

Tidak

Kerajaan

Penimpa

Mempunyai

Pengertian Korupsi menurut Fockema Andreae, kata korupsi


berasal dari bahasa latin yaitu corruptio atau corruptus.
Namun kata corruptio itu berasal pula dari kata asal
corrumpere, yaitu suatu kata dalam bahasa latin yang lebih tua.
Dari bahasa latin ini kemudian turun ke banyak bahasa Eropa
seperti Inggris yaitu corruption, Prancis yaitu corruption, Belanda
yaitu corruptie. Dari bahasa Belanda inilah yang kemudian turun ke
bahasa Indonesia, sehingga menjadi korupsi.
Dalam UU No.31 Tahun 1999, Pengertian korupsi yaitu setiap
orang yang dengan sengaja secara melawan hukum untuk
melakukan perbuatan dengan tujuan memperkaya diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi yang mengakibatkan kerugian
keuangan negara atau perekonomian negara.
Ciri-ciri korupsi
Berbicara
mengenai
Ciri
ciri
korupsi, Syed
Alatas memberikan ciri-ciri korupsi, sebagai berikut :

Hussein

(1) Ciri korupsi selalu melibatkan lebih dari dari satu orang. Inilah
yang membedakan antara korupsi dengan pencurian atau
penggelapan.
(2) Ciri korupsi pada umumnya bersifat rahasia, tertutup terutama
motif yang melatarbelakangi perbuan korupsi tersebut.
(3) Ciri korupsi yaitu melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan
timbal balik. Kewajiban dan keuntungan tersebut tidaklah selalu
berbentuk uang.
(4) Ciri korupsi yaitu berusaha untuk berlindung dibalik pembenaran
hukum.
(5) Ciri korupsi yaitu mereka yang terlibat korupsi ialah mereka yang
memiliki kekuasaan atau wewenang serta mempengaruhi
keputusan-keputusan itu.
(6) Ciri korupsi yaitu pada setiap tindakan mengandung penipuan,
biasanya pada badan publik atau pada masyarakat umum.
(7) Ciri korupsi yaitu setiap bentuknya melibatkan fungsi ganda
yang kontradiktif dari mereka yang melakukan tindakan tersebut.
(8) Ciri korupsi yaitu dilandaskan dengan niat kesengajaan untuk
menempatkan kepentingan umum di bawah kepentingan pribadi.

BAB 3
Hubungan Korupsi Dengan Asmaul Husna
Pada dasarnya korupsi adalah perbuatan tercela yang dilarang oleh
Allah SWT .
Pelaku korupsi melakukan perbuatan ini secara diam-diam padahal
Allah melihat perbuatan kita yang mana sesuai dengan sifat nya
yaitu: Al-Bashir. Seandainya seseorang mengamalkan asmaul husna
secara baik maka tidak akan lagi perilaku korupsi di Negara
manapun.
Selain itu sifat yang perlu kita amalkan yaitu; Al Adl, artinya Allah itu
Maha adil dan Ia akan membalas perbuatan tercela yang telah
dilakukan oleh para koruptor dengan siksaan api neraka. Maka dari
itu tidak seharusnya seseorang melakukan korupsi karna itu
merupakan salah satu perbuatan yang dilarang oleh Allah SWT.

Anda mungkin juga menyukai