Jetty
Jetty merupakan dermaga atau tempat merapatnya kapal laut pengangkut batu bara
di PLTU Paiton unit 5 dan 6, kedalaman dermaga ini 18 m dari dasar laut dan dermaga
ini memiliki standart Internasional sehingga memungkinkan kapal kapal besar untuk
merapat. Jetty sebagaimana gambar 2.3.
: 160 Kw
4) Motor speed
: 1500 min-1
: 4.000 m
: 44.500 m
: 170.000 m/min
: 4 pcs
: 500 mm
8) Track width
: 5.200 m
9) Wheel base
: 3.200 m
: 1250.000 mm
f. Balancing, berfungsi sebagai penyeimbang jarak antara main trolly dan auxilary
trolly
1) Total trolley path
: 22.25 m
: 85.000 m/min
: 8.500 m/min
: 4 pcs
: 400 mm
6) Track width
: 5.200 m
7) Wheel base
: 3.550 m
: 710 mm
2) Rope diameter
: 34 mm
: 60 kW
5) Motor speed
i. Grab, berfungsi sebagai alat pengeruk batu bara yang terdapat pada tongkang
untuk diletakkan pada feeder
1) Drum diameter
: 1000 mm
2) Rope diameter
: 40 mm
: 900 kW
5) Motor speed
: 1500 min-1
Belt
conveyor
stationary,
: Hard coal
5) Grain size
: 0 50 mm
c.
Belt drive :
1) Type : with rocker arm and torque support
2) Drive capacity : 1 x 90
3) Input speed : 1490 min-1
4) Output speed : 120,8 min-1
5) Gearing type : gear unit type T3DH 07
6) Nominal transmission : i = 12.433
7) Coupling motor : elastical coupling
8) Brake : double-shoe brake SB 315/50/6 with eldro unit
9) Pulley connection : shaft-mounted gear unit
10) Drive pulley : 654 x 1600 mm with 12 mm of herringbone pattern, vulcanized
Belt tensioning equipment :
1) Type : Return and take-up station with weight take-up device
2) Take up weight (concrete segment) : 6080 kg
3) Tensioning path : 3500 mm
4) Take up pulley with take up car : 520 x 1600 mm with 10 mm rubber friction
lagging non-profiled
d. Magnetic separator :
e.
f.
g.
h.
Magnet :
1) Power input (cold)
2) Operating voltage
3) Current input (cold)
4) Thermal class
Radial ventilator :
1) Power input
2) Operating voltage
Discharge equipment :
1) Belt width
2) Speed
Shaft-mounted worm gear motor :
1) Output
2) Operating voltage
3) Frequency
4) Rated current
Protection :
1) Magnet
2) Terminal box
3) Motor (discharge equipment)
4) Motor (ventilator)
5) Weight
: approx.,13,3 kW
:148V DC
: 90 A
: 200
:2 x 0,68 kW
: 400 V A.C.
: 1200 mm
: approx.. 3,7 m/s
: 4 kW
: 690 V A.C.
: 50 Hz
: 5,1 A
: IP 63
: IP 54
: IP 55
: IP 54
: approx. 4000 kgs
41/51, yang membedakan tower 2 ini dengan tower yang lainnya yaitu tower ini dapat
menggunakan beberapa mode perpindahan batu bara, ada beberapa mode yang dapat
digunakan oleh tower 2 yaitu,
1. Perpindahan penuh menuju conveyor 21,
2. Perpindahan penuh menuju conveyor 41/51,
3. Perpindahan 50% menuju conveyor 21, 50% menuju conveyor 41/51.
7.
Stacker/Reclaimer
Conveyor 43/53
Merupakan salah satu alat transportasi batu bara yang berfungsi memindahkan batu
2) Motor speed :
a) Input speed : 1490 min-1
b) Output speed : 107,81 min-1
3) Gearing type : gear unit type T3DH 11
4) Nominal transmission : i = 13,821
5) Coupling motor : elastical coupling
6) Brake : double-shoe brake SB 500/80/6 with eldro unit
7) Pulley connection : shaft-mounted gear unit
8) Drive pulley : 654 x 1150 mm with 12 mm of herringbone pattern, vulcanized
c. Belt tensioning :
1) Type : take up station
2) Take up weight (concrete segment) : 9912 kg
3) Tensioning path : 4000 mm
4) Take up pulley with take up car : 520 x 1600 mm with 10 mm rubber friction
lagging non-profiled
Conveyor 43/53 sebagaimana gambar 2.8.
4. Tower 4
Di Transfer tower 4 terdapat serangkaian peralatan yang di gunakan utuk
mentransfer batu bara dari setiap perpindahan arah conveyor, pada tower 4 ini digunakan
untuk menghubungkan conveyor 43/53 dengan conveyor tripper car 44/54
5. Conveyor 44/54
Merupakan salah satu alat transportasi batu bara yang berfungsi memindahkan batu
bara dari tower 4 menuju tripper car.
a. Belt conveyor :
1) Type : Belt conveyor stationary, between return and drive station steel frames with
support
6.
Tripper Car
Sebuah alat conveyor yang dapat bergerak yang digunakan untuk memindahkan
batubara dengan memanfaatkan belt yang berputar pada conveyor untuk menjalankannya,
alat ini berfungsi untuk memindahkan batu bara dari conveyor 44/54 menuju coal bunker.
7. Coal Bunker/SILO
Terdapat 6 buah coal bunker yaitu A, B, C, D, E, dan F untuk tiap tiap unit baik unit
5 maupun unit 6. Pengisian silo dilakukan dengan menggunakan belt conveyor yang di
hubungkan dengan tripper car. Coal bunker merupakan tempat menampung batu bara di
instalasi yang kemudian di gunakan sebagai bahan bakar di boiler. Volume sebuah coal
bunker sebesar 500 ton, pengisian ulang dilakukan setiap volume silo kurang dari 30% 40%. Dari coal bunker di masukkan ke pulverizer dengan menggunakan coal feeder, batu
bara dari pulvurizer ini digunakan untuk pembakaran di boiler. Coal bunker sebagaimana
gambar 2.10.
Conveyor
Conveyor merupakan suatu alat transportasi batu bara yang di gunakan untuk
memindahkan batu bara dari satu tempat ke tempat yang lain, adapun bagian bagian
umum conveyor sebagai berikut :
1. Pulley adalah bagian dari conveyor yang di gunakan sebagai alat penghubung antara
motor dengan belt conveyor untuk dapat menggerakkan belt conveyor, tetapi adapun
pulley yang tidak terhubung dengan motor sebab pada pulley ini fungsinya hanya untuk
memberikan bentuk conveyor yang akan di gunakan serta untuk membantu berjalannya
belt conveyor.
2. Roller adalah bagian dari conveyor yang berfungsi untuk menopang belt conveyor dan
sebagai lintasan dari belt conveyor.
3. Belt conveyor adalah bagian dari conveyor yang berupa sabuk / karet yang bergerak
melewati pulley untuk memindahkan batubara menuju tempat yang di inginkan.
4. Motor adalah bagian dari conveyor yang berfungsi untuk menggerakkan pulley yang
bertujuan untuk menggerakkan belt conveyor.
5. GTU (Gravity Take Up) adalah bagian dari conveyor yang digunakan utuk memberikan
tarikan pada belt conveyor, sehingga tension belt conveyor dapat di tentukan dengan berat
yang di berikan oleh GTU
6. Accessory conveyor :
a. Magnetic seperator
adalah bagian conveyor yang di gunakan untuk mendeteksi adanya logam ferro,
dengan memanfaatkan magnet pada setiap transfer chute, maka di saat batu bara akan
memasuki transfer chute logam ferro akan terangkat dengan sendirinya, dan menempel
pada bagian luar magnetic separator, di karenakan daya tarik yang di berikan magnet
pada magnetic separator.
b. Metal detector
adalah salah satu bagian dari conveyor yang di gunakan untuk mendeteksi adanya
logam non ferro, pada pengambilan logam di sini berbeda dengan magnetic separator
jika magnetic separator menggunakan magnet untuk pengambilan logam tapi pada
metal detector ini menggunakan manual, karena pada logam non ferro ini tidak ada
gaya tarik menarik dengan magnet, jadi metal detector ini menggunakan sensor yang
berfungsi untuk mengetahui adanya logam non ferro pada batu bara yang sedang di
pindahkan oleh conveyor dan sensor tersebut juga berfungsi sebagai emergency, jika
ada logam pada batu bara tsb maka belt conveyor akan berhenti untuk memudahkan
operator mengambil logam tsb.
c. Mistracking switch
adalah bagian dari conveyor yang berfungsi untuk mengatur posisi belt conveyor,
agar belt conveyor tetap pada lintasan yang di tentukan, jika ada posisi belt conveyor
yang berubah sehingga menimbulkan gerakan pada belt drift switch maka conveyor
akan berhenti dengan sendirinya.
d. Pull coard
berfungsi sebagai emergency pada conveyor tersebut, tetapi perbedaan dengan
emergency biasanya jika emergency biasa untuk mengaktifkan yaitu dengan cara
menekan tombol emergency, tetapi jika pull cord ini dengan cara menarik pemicu yang
terdapat pada sepanjang conveyor tersebut.
e. Scraper
Berfungsi untuk membersihkan sisa-sisa batu bara yang menempel pada belt
conveyor yang berada pada belt conveyor bagian bawah.
f. Hood Conveyor
adalah salah satu alat pada conveyor berfungsi untuk melindungi batu bara yang
sedang di pindahkan oleh conveyor dari cuaca yangkurang mendukung, contohnya
seperti angin, hujan, dl.
g. Emergency switch
Salah satu alat safety yang ada pada conveyor, alat ini berfungsi menghentikan
conveyor jika terjadi sesuatu yang tidak di inginkan, untuk menggunakannya hanya
dengan menekan tombol emergency maka conveyor akan berhenti.
h. Dust Suppression
Dust suppression ini adalah salah satu alat pada conveyor Berfungsi sebagai Air
Polution Controller, Menyemprot air pada batu bara agar tidak berdebu, dan Mencegah
terjadinya percikan api akibat debu panas dari batu bara.
i. Water scraper
Water scraper ini adalah salah satu alat yang membantu berjalannya conveyor,
alat ini berfungsi sebagai pembersih air hujan yang menggenangi belt conveyor.
j. Speed monitoring sensor
Speed monitoring sensor ini adalah salah satu alat yang mendukung berjalannya
conveyor, alat ini berfungsi sebagai sensor jika terjadi slip pada belt conveyor yang
melewati pulley.
k. Stacker/Reclaimer
Stacking adalah proses pemindahan batu bara dari tongkang menuju ke
penampungan batu bara (Stoke Pile). Sedangkan reclaiming yaitu proses pengambilan
batu bara dari tempat penampungan (stoke pile) kemudian di salurkan menuju silo. Di
dalam stacking reclaiming terdapat beberapa bagian antara lain :
1) Bucket wheel, berfungsi untuk mengambil batu bara dari stock pile :
a) Bucket wheel cutting arc diameter : 6.8 m
b) Bucket wheel speed
: 6.0 rpm
c) Circumferential speed
: 2.136 m/s
d) Number of bucket
:8
e) Number of fills
: 48 rpm
f) Capacity of buckets + annular
: 460 L
: 930 m/min
: 1050 (EAD01)
1050 (EAD02)
c) Slewing angle for reclaiming : 1050 (EAD01)
1050 (EAD02)
d) Number of slew drivs
: 2 pcs
e) Diameter of ring gear
: 6600 mm
f) Driving power per drive
: 7.5 KW
6) Substucture adalah bagian dari stacker yang terdiri dari portal ke bawah.
7) Super structure adalah bagian dari stacker yaitu dari slewing portal ke atas
8) Counter weight Boom , berfungsi untuk penyeimbang stacker dari berat yang di
berikan boom luff
9) Counter weight of portal , berfunggsi sebagai penyeimbang stacker dari berat
yang diberikan slewing
10) Skirt board, berfungsi untuk membatasi batu bara agar tidak keluar dari belt
conveyor saat batu bara jatuh dari chute menuju belt conveyor (impact position).
11) Hydraulic power pack digunakan untuk menyuplai fluida oli yang di gunakan
pada hydraulic boom luffing maupun hydraulic upper central chute.
12) Gantry wheel motor, berfungsi untuk membantu menggerakkan stacker travelling
13) Hydraulic boom luffing, berfungsi untuk menggerakkan boom secara vertical
14) Pilont, berfungsi sebagai penopang berdirinya stacker/reclaimer.
l. Conveyor 21
Merupakan salah satu alat transportasi batu bara yang berada pada
stacker/reclaimer yang berfungsi untuk memindahkan batu bara dari tower 2 menuju ke
conveyor 23, maupun dari conveyor 24 menuju ke tower 2.
1) Belt conveyor :
a) Type : Belt conveyor stationary, between return and drive station steel frames
with support
b) Type of material : Hard coal
c) Theoretical conveying volume : 2800 t/h (3500 m3/h)
: 6 m/min
: 2.7 min
: 2.7 min
:dia.250x180x2723
(2845) Stroke
Transfer Tower
Transfer tower yaitu sebuah structure dengan ketinggian tertentu yang digunakan
untuk memindahkan batu bara dari conveyor satu menuju conveyor lainnya. Secara
singkat, cara kerja pemindahan batu bara yang dilakukan transfer tower yaitu, batu bara
dari conveyor A yang letak penempatannya pada transfer tower lebih tinggi dari pada
conveyor lainnya di jatuhkan ke bawah melalui transfer chute, dari transfer chute batu bara
jawab secara khusus dalam perawatan mechanical equipment coal plant adalah Engineering
Material Handling Section (EMH Section). EMH Section
pemeliharaan dan perbaikan jika terjadi kerusakan pada mesin produksi di coal plant agar
proses produksi dapat berlangsung secara berkelanjutan. Pemeliharaan mesin produksi di
PT.YTL dibagi menjadi dua macam, yaitu planed maintenance dan unplanned maintenance.
Planed maintenance yaitu strategi perawatan yang terencana atau direncanakan. Planed
maintenance meliputi :
2.3.1 Preventive Maintenance
Yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodik sebelum terjadi kerusakan
pada mesin. Biasanya mempunyai periode waktu sesuai dengan jenis alatnya, dapat
dilakukan harian, mingguan, bulanan, dan tahunan.
2.3.2 Predictive Maintenance
Yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan secara periodik dengan menggunakan alat
bantu sebelum mesin rusak. Biasanya digunakan untuk mendeteksi kerusakan pada
komponen mesin yang sulit dilakukan inspeksi langsung.
2.3.3 Overhaul
Yaitu kegiatan perawatan yang dilakukan dengan cara membongkar total seluruh
komponen mesin yang ada. Overhaul ini sangat erat kaitannya dengan umur hidup (life
time) suatu mesin terutama pada mesin-mesin produksi. Overhaul dilakukan secara berkala,
biasanya dilakukan dengan jangka waktu 2 tahun. Overhaul dilakukan dengan cara melepas
seluruh komponen mesin dan melakukan inspeksi, baik pengukuran maupun pengujian.
Apabila terjadi masalah pada kompone mesin dan msalah tersebut melebihi dari toleransi
yang diijinkan maka penggantian komponen harus dilakukan.
Sedangkan untuk unplanned maintenance berkaitan dengan breakdown maintenance,
yaitu kegiatan perawatan dan perbaikan pada saat terjadi gangguan pada mesin secara tibatiba.
2.4 Keselematan dan Kesehatan Kerja
Penerapan manajemen keselamatan dan kesehatan kerja di PT.YTL Jawa Timur
dilaksanakan sesuai dengan permenaker RI No.05/MEN/1996 tentang system manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) penerapan ini merupakan suatu bentuk upaya
untuk memberikan perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja kepada semua pekerja
sehingga dapat terbentuk lingkungan kerja yang aman. Sistem manajemen K3 adalah bagian
dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan,
tangggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan untuk
PT.YTL
menekankan bahwa
kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah tanggung jawab semua karyawan, karena itu
Health dan Safety Section hanya bertindak sebagai resource atau pemberi saran agar seluruh
orang (baik karyawan atau tamu) yang berada di areal tersebut harus melaksanakan seluruh
prosedur yang berkaitan dengan Health dan Safety program.
Health dan Safety Program
Safety requirement, berkaitan dengan papan peringatan / tanda keselamatan yang
dipasang diseluruh areal PLTU Paiton unit 7 dan 8, dimana areal tersebut dianggap rawan
untuk keselamatan kerja. Implement Procedure, berkaitan dengan peraturan yang ada di PLTU
Paiton unit 5 dan 6, programnya antara lain:
1. Safety Induction : Petunjuk awal untuk seluruh karyawan dan tamu PT. YTL tentang
peraturan atau hal yang berkaitan dengan prosedur keamanan di PLTU Paiton unit 5
dan 6.
Fire Program
Core team ini adalah proyek kerjasama antara PT. YTL dan PT.IPMOMI (PLTU
Paiton unit 7 dan 8). Core Team bertindak sebagai Emergency Respons team yang
menangani kebakaran, kecelakaan dan tumpahan gas atau bahan kimia di areal PLTU Paiton
Unit 5, 6, 7, 8, dan 3.
2.5 Sistem Utilitas
Sistem utilitas adalah sistem pendukung atau penyuplai sistem utama yang ada di
perusahaan, adapun sistem utilitas di PT.YTL adalah sebagai berikut :
1. Pergudangan
2. Listrik
3. Udara bertekanan
4. Oli
5. Air
PT. YTL POWER jawa timur pada mulanya kantor utama (sementara) berada di
Surabaya tepatnya di jalan Basuki Rachmad. Sambil menunggu selesainya proyek
pembangunan fisik PT. YTL POWER jawa timur. Namun setelah supra strukturnya tela
selesai maka pada tahun 1998 kantor berpindah ke kantor barunya di jalan Raya Surabaya
Situbondo KM 141 tepatnya di desa binor, kecamatan paiton diperbatasan anatara
kabupaten Probolinggo dan Situbondo di tanah pantai yang di uruk / direklamasi.
Lokasi tersebut dapat di jangkau secara mudah dari jalan darat yang merupakan jalur
lintas jawa bali dan jalur laut yang dapat digunakan untuk transportasi komponen
komponen proses produksi dan peralatan berat serta pengangkatan batu baru ke pusat
produksi. Lokasi ini dipilih guna memperlancar proes produksi listrik dan keperluan
keperluan lainnya. Dalam hal ini tertama jalur laut yang merupakan saran transportasi
utama untuk suplai batu bara ke dalam jumlah besar dari pulau Kalimantan, PT, Kideco
dan PT. Berau Berada. Layout PT. YTL Jawa Timur sebagaimana gambar 2.18.