Anda di halaman 1dari 10

AUDIT SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN :

PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF


ATAS TRANSAKSI

Disusun Oleh :
1. Bayu Bintoro S

F03110

2. Brian Novembria Putra

F0311031

3. Caecilia Ratih A.M

F0311032

4. Devy K Putri

F0311039

Kelompok 1 Pengauditan C
Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Sebelas Maret Surakarta

2013
PEMBAHASAN
A. AKUN DAN KELAS TRANSAKSI DALAM SIKLUS PENJUALAN SERTA
PENAGIHAN
Tujuan keseluruhan dari audit siklus penjualan dan penagihan adalah mengevaluasi apakah
saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus tersebut telah disajikan secara wajar sesuai dengan
prinsip prinsip akuntansi yang diterima umum.
Gambar diatas menunjukkan cara informasi akuntansi mengalir melalui berbagai akun
dalam siklus penjualan dan penagihan . gambar tersebut menunjukkan bahwa lima kelas
transaksi dalam siklus penjualan dan penaguhan antara lain :
1.

Penjualan ( penjualan tunai dan kredit )

2.

Penerimaan kas

3.

Retur dan pengurangan penjualan

4.

Penghapusan piutang tak tertagih

5.

Estimasi beban piutang tak tertagih

Gambar diatas juga menunjukkan bahwa, kecuali penjualan tunai, setiap transaksi dan jumlah
yang dihasilkan pada akhirnya akan dimasukkan dalam salah satu dari dua akun neraca, yaitu
akun piutang usaha atau penyisihan untuk pitang tak tertagih. Untuk mudahnya, kita
mengasumsikan bahwa ada pengendalian internal yang sama baik untuk penjualan tunai maupun
penjualan kredit.
B. FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS DAN DOKUMEN SERTA CATATAN TERKAIT

Siklus Penjualan dan Penagihan melibatkan keputusan serta proses yang diperlukan untuk
mengalihkan kepemilikan barang dan jasa kepada pelanggan setelah keduanya tersedia untuk
dijual. Hal ini diawali dengan permintaan oleh seorang pelanggan dan diakhiri dengan konversi
bahan atau jasa menjadi piutang usaha yang akhirnya menjadi kas.
Kelas Transaksi, Akun, Fungsi Bisnis, dan Dokumen serta Catatan terkait untuk Siklus
Penjualan dan Penagihan.
Kelas Transaksi

Akun

Fungsi Bisnis

Dokumen Dan Catatan


Pesanan pelanggan
Pesanan penjualan
Pesanan pelanggan atau

Penjualan

Pemroses pesanan

pesanan penjualan

pelanggan

Dokumen pengiriman

Pemberian kredit

Faktur penjualan

Pengiriman barang

File transaksi penjualan

Penagihan

Jurnal penjualan atau listing

pelanggan dan

File induk piutang usaha

Penjualan piutang

pencatatan

Neraca saldo piutang usaha

usaha

penjualan

Laporan bulanan
Remittance advice
Prelisting penerimaan kas
File transaksi penerimaan

Kas di bank ( debet

Pemroses dan

kas

dari penerimaan

pencatatan

Jurnal penerimaan kas atau

Penerimaan Kas

kas ) piutang usaha


Retur dan

penerimaan kas
Pemroses dan

listing

Retur Dan

pengurangan

pencatatan retur

Memo kredit

Pengurangan

penjualan

dan pengurangan

Jurnal retur dan

Penjualan
Penghapusan

Pitang usaha
Piutang Usaha

penjualan
Penghapusan

pengurangan penjualan
Formulir otorisasi piutang

Piutang tak

Penyisihan untuk

piutang usaha tak

tak tertagih

Tertagih

piutang tak tertagih

tertagih

Jurnal umum

Beban piutang tak


tertagih
Beban Piutang tak

Penyisihan untuk

Penyediaan piutang

Tertagih

piutang tak tertagih

tak tertagih

Jurnal umum

Pada kolom diatas sebelum dapat menilai resiko pengendalian dan merancang pengujian
pengendalian serta pengujian substansif atas transaksi harus memaham fungsi bisnis dan
dokumen serta catatan suatu perusahaan.
1. Pemroses pesanan pelanggan
o Pesanan pelanggan yaitu permintaan barang dagang yang diajukan oleh pelanggan.
o Pesanan penjualan yaitu dokumen untuk mengkomunikasikan deskripsi, kuantitas, dan
informasi terkait mengenai barang yang dipesan oleh pelanggan.
2. Pemberian kredit
o Dokumen pengiriman dibuat untuk mengawali pengiriman barang, yang menunjukkan
deskripsi barang dagang , kuantitas yang dikirimkan, dan data yang relevan lainnya.
o Bill of lading yaitu kontrak tertulis mengenai penerimaan dan pegiriman barang antara
pembawa dan penjual. Bill of lading dikirimkan secara elektronik ketika barang telah
dikirimkan , dan secara otomatis akan membuat faktur penjualan yang terkait serta ayat
jurnal dalam jurnal penjualan.
3. Penagihan pelanggan dan pencatatan penjualan
Aspek paling penting dari penagihan yaitu :
Semua pengiriman telah ditagih ( kelengkapan = completeness )
Tidak ada pengiriman yang ditagih lebih dari satu kali ( keterjadian = occurrence )
Setiap pengiriman ditagih dalam jumlah yang tepat ( keakuratan = accuracy )
o Faktur penjualan yaitu dokumen yang menunjukkan deskripsi dan kuantitas barang yang dijual,
harga, ongkos angkut, asuransi, syarat, dan relevan lainnya.
o File transaksi penjualan yaitu file yang dihasilkan computer yang mencantumkan semua transaksi
penjualan yang diproses oleh system akuntansi selama suatu periode, seperti sehari, seminggu,
atau sebulan.

o Jurnal penjualan atau listing yaitu laporan yang dibuat dari file transaksi penjualan yang
cantumkan biasanya mencantumkan nama pelanggan, tanggal, jumlah dan klasifikasi bagi setiap
transaksi seperti divisi atau lini produk.
o File induk piutang usaha yaitu file computer yang digunakan untuk mencatat penjualan individual
, penerimaan kas , serta retur dan penguragan penjualan bagi setiap pelanggandan untuk
mempertahankan saldo akun pelanggan.
o Laporan bulanan yaitu dokumen yang dikirimkan melalui surat atau secara elektronik kepada
setiap pelanggan yang menunjukkan saldo awal piutang usahanya.

Pemroses dan pencatatan penerimaan kas


o Remmitance advice yaitu dokumen yang dikirimkan kepada pelanggan dan biasanya
dikembalikan kepada penjual beserta pembayaran kas
o Prelisting penerimaan yaitu daftar yang disusun ketika kas diterima oleh seseorang yang
tidak memiliki tanggung jawab untuk mencatat penjualan, piutang usaha, kas dan yang
tidak memiliki akses ke catatan akuntansi.
o Memo kredit yaitu dokumen yang mengindikasikan pengurangan dari jumlah pelanggan
akibat retur barang atau pengurangan harga.
o Jurnal retur dan pengurangan penjualan yaitu jurnal yang digunakan untuk mencatat retur
dan pengurangan penjualan.

Penghapusan piutang usaha tak tertagih


o Formulir otorisasi piutang tak tertagih yaitu dokumen yang digunakan dalam lingkungan
internal untuk menunjukkan otoritas menghapus suatu piutang usaha sebagai tak tertagih.

C.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENJUALAN

Auditor menggunakan informasi yang diperoleh dalam memahami pengendalian internal


untuk menilai resiko pengendalian. Terdapat empat langkah yang penting dalam
pengendalian ini yaitu :
1.

Auditor memerlukan kerangka kerja untuk menilai resiko pengendalian.

2.

Auditor harus mengidentifikasi pengendalian internal kunci dan kelemahannya bagi


penjualan.

3.

Setelah

mengidentifikasi

pengendalian

dan

kelemahannya,

auditor

lalu

mengaitkannya dengan tujuan .


4.

Auditor menilai resiko pengendalian untuk setiap tujuan dengan mengevaluasi


pengendalian dan kelemahannya bagi setiap tujuan.

Pemisahan tugas yang memadai


Dapat membantu mencegah berbagai jenis salah saji baik akibat kesalahan maupun penipuan
atau kecurangan. Untuk mencegah kecurangan, manajemen harus menolak akses ke kas bagi
siapapun yang bertanggung jawab memasukkan informasi transaksi penjualan dan
penerimaan kas ke dalam computer.
Menentukan luas pengujian pengendalian
Luas pengujian pengendlian pada perusahaan nonpublic tergantung pada keefektifan
pengendalian dan sejauh mana auditor yakin bahwa pengujian itu dapat diandalkan untuk
mengurangi resiko pengendalian.
Merancang pengujian pengendalian untuk penjualan
Pengujian pengendalian yang sesuai untuk pemisahan tugas biasanya terbatas pada
pengamatan auditor atas aktivitas dan diskusi dengan personil. Mencatat penjualan yang
terjadi untuk tujuan ini, auditor harus memperhatikan tiga jenis salah saji yang mungkin
terjadi :
a.

Penjualan dimasukkan dalam jurnal sementara pengiriman tidak pernah dilakukan

b.

Penjualan dicatat lebih dari satu kali

c.

Pengiriman dilakukan kepada pelanggan fiktif dan dicatat sebagai penjualan.

Dua jenis salah saji yang pertama dapat disebabkan oleh kesalahan atau kecurangan,sementara
jenis yang terakhir selalu disebabkan oleh kecurangan. Konsekuensi potensial dari ketiga jenis
salah saji tersebut sangatlah besar karena akan menimbulkan lebih saji aktiva dan laba.
Arah pengujian
Auditor harus memahami perbedaan antara menelusuri dokumen sumber kejurnal dan
memvouching dari jurnal kembali ke dokumen sumber. Pengujian pertama adalah untuk

transaksi yang dihilangkan ( tujuan kelengkapan ). Sementara yang kedua adalah untuk
transaksi yang tidak ada ( tujuan keterjadian ).

Penjualan dicatat dengan akurat


Pencatatan yang akurat atas transaksi penjualan harus memperhatikan hal hal berikut :

D.

a.

Mengirimkan jumlah barang yang dipesan

b.

Menagih dengan akurat sebesar jumlah barang yang dikirim

c.

Mencatat dengan akurat jumlah yang ditagih dalam catatan akuntansi.

RETUR DAN PENGURANGAN PENJULAN


Tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi dan metode yang digunakan klien untuk

mengendalikan salah saji pada intinya sama seperti untuk memroses memo kredit yang telah
digambarkan bagi penjualan, dengan dua perbedaan. Perbedaan yang pertama adalah matrealitas.
Dalam banyak hal, retur dan pengurangan penjualan sangat tidak material sehingga auditor dapat
mengabaikannya. Perbedaan yang kedua adalah penekanan pada tujuan kejadian. Untuk retur
dan pengurangan penjualan, umumnya auditor menekankan pada pengujian transaksi yang
tercatat untuk mengungkapkan setiap pencurian kas dari penagihan piutang usaha yang ditutupi
oleh retur atau pengurangan penjualan fiktif.
Tujuan kelengkapan juga merupakan hal yang penting terutama dalam menguji saldo akun
untuk menentukan apakah retur dan penjualan ditetapkan terlalu rendah pada akhir tahun. Secara
alami , tujuan lainnya tidak boleh diabaikan, akan tetapi, karena tujuan dan metodologi untuk
mengaudit retur dan pengurangan penjualan pada intinya sama seperti untuk penjualan, tidak
dimasukkan studi yang mendalami mengenai hal tersebut. Jika ingin mengaudit retur dan
pengurangan penjualan, harus dapat menerapkan logika yang sma untuk mendapatkan
pengendalian, pengujian pengendalian, dan pengujian substansif atas transaksi yang sesuai guna
memverifikasi jumlahnya.
E.

METODOLOGI UNTUK MERANCANG PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN


PENGUJIAN SUBSTANSIF ATAS TRANSAKSI PENERIMAAN

Auditor menggunakan metodologi yang sama untuk merancang pengujian pengendalian dan
pengujian substansif atas transaksi penerimaan kas seperti yang digunakan untuk penjualan.
Prosedur audit untuk pengujian pengendalian , pengujian substansif atas transaksi penerimaan
kas dikembangkan dengan kerangka kerja yang sama seperti yang digunakan untuk penjualan,
tetapi tujuan khususnya diterapkan bagi penerimaan kas.

Berdasarkan tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi, auditor mengikuti proses berikut
ini :
Menentukan pengendalian internal kunci untuk setiap tujuan audit
Merancang pengujian pengendalian bagi setiap pengendalian yang digunakan untuk
mendukung pengurangan resiko pengendalian
Merancang pengujian substansif atas transaksi untuk menguji salah moneter bagi setiap
tujuan.

Penyiapan Bukti Penerimaan Kas


Prosedur audit yang bermanfaat untuk menguji apakah semua penerimaan kas yang
dicatat telah disetorkan dalam akun atau rekening bank adalah bukti penerimaan kas ( proof
of cash receipts ). Dalam pengujian ini, total penerimaan kas yang dicatat dalam jumlah
penerimaan kas selama suatu periode tertentu, seperti bulan, akan direkonsiliasi dengan
deposito atau setoran actual yang dilakukan ke bank selama periode yang sama. Perbedaan
diantara keduanya mungkin diakibatkan oleh setoran dalam perjalanan dan pos pos
lainnya, tetapi jumlahnya dapat direkonsiliasi dan dibandingkan.

Pengujian untuk mengungkapkan lapping piutang usaha


Lapping piutang usaha yaitu penundaan ayat jurnal penagihan piutang usaha untuk
menutupi kekurangan kas yang ada. Penggelapan dilakukan seseorang yang menangani
penerimaan kas dan kemudian memasukkannya kedalam system computer.
Penggelapan ini sebenarnya dapat dicegah dengan mudah melalui pemisahan tugas dan
kebijakan cuti wajib bagi karyawan yang menangani kas sekaligus memasukkan penerimaan
kas kedalam system. Penggelapan ini dapat dideteksi dengan membandingkan nama, jumlah,

dan tanggalyang ditunjukkan pada remmitance advice dengan ayat jurnal penerimaan kas
dan salinan slip setoran terkait.
F.

PENGUJIAN AUDIT UNTUK MENGHAPUS PIUTANG TAK TERTAGIH


Auditor dalam melakukan audit atas penghapusan piutang usaha tak tertagih adalah
kemungkinan karyawan klien menutupi penggelapan dengan menghapus piutang usaha yang
sudah ditagih (tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi kejadian ). Pengendalian yang
penting untuk mencegah kecurangan ini adalah otorisasi yang tepat atas penghapusan piutang
tak tertagih harus diberikan oleh tingkat manajemen yang ditunjuk hanya setelah melalui
penyelidikan menyeluruh mengenai alas an pelanggan tidak mampu membayar.
Pengendalian internal tambahan atas saldo akun dan penyajian serta pengungkapan
Pengendalian internal juga berkaitan langsung dengan saldo akun penyajian serta
pengungkapan yang mungkin terjadi, meskipun belum diidentifikasi atau diuji sebagai
bagian dari pengujian pengendalian atau pengujian substansif transaksi. Untuk siklus
penjualan dan penagihan, hal tersebut kemungkinan akan mempengaruhi tujuan yang
terkait dengan saldo nilai yang dapat direalisasi dan hak serta kewajiban dan empat tujuan
penyajiannya serta pengungkapan.
Pengaruh hasil pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi
Hasil dari pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap sisa audit, terutama terhadap pengujian substansif atas
rincian saldo. Bagian dari audit yang paling dipengaruhi oleh pengujian pengendalian dan
pengujian substansif atas transaksi dalam dalam siklus penjualan dan penagihan adalah
saldo piutang usaha, kas, beban piutang tak tertagih, dan penyisihan untuk piutang tak
tertagih.

BAB III
PENUTUP

A.

KESIMPULAN
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa perancangan pengujian pengendalian
dan pengujian substansif atas transaksi untuk lima kelas transaksi dalam siklus penjualan dan
penaguhan, termasuk penjualan, penerimaan kas, retur dan pengurangan penjualan, penghapusan
piutang usaha tak tertagih, serta beban piutang tak tertagih.
Secara konseptual, metodologi untuk merancang pengujian pengendalian dan pengujian
substansif atas transaksi adalah sama bagi kelima kelas transaksi dan mencakup langkah
langkah berikut :

Memahami pengendalian internal

Menilai resiko pengendalian yang direncanakan

Menentukanluas pengujian pengendalian

Merancang pengujian pengendalian dan pengujian substansif atas transaksi untuk memenuhi
tujuan audit yang berkaitan dengan transaksi.
Dalam merancang pengujian pengendalian untuk setiap kelas transaksi, auditor berfokus
pada pengujian pengendalian internal yang dimaksudkan sebagai senjata untuk mengurangi
resiko pengendalian. Pertama, auditor mengidentifikasi pengendalan internal, jika ada, untuk
setiap tujuan, auditor kemudian menentukan luas pengujian pengendalian yang harus dilakukan.
Auditor juga merancang pengujian substansif atas transaksi bagi setiap kelas transaksi
untuk menentukan apakah jumlah moneter transaksi telah dicatat dengan benar. Seperti
pengujian pengendalian, pengujian substansif, atas transaksi juga dirancang untuk setiap tujuan
audit yang berkaitan dengan transaksi. Setelah perancangan pengujian pengendalian dan
pengujian substansif atas transkasi bagi setiap tujuan audit dan kelas transaksi selesai, auditor
mengorganisasikan prosedur audit ke dalam program audit format kerja.

Anda mungkin juga menyukai