Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi Retinopati Diabetik Menurut ETDRS

Retinopati diabetik non proliferatif


1.Retinopati nonproliferatif minimal: terdapat >1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma,
pendarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.
2. Retinopati nonproliferatif riangan sampai sedang: terdapat >1 tanda berupa dilatasi vena
derajat ringan, pendarahan , eksudat keras, eksudat lunak atau internal microvaskular
abnormalitas (IRMA).
3. Retinopati nonproliferatif berat: terdapat >1 tanda berupa pendarahan dan mikroaneurisma
pada kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran.
4. Retinopati nonproliferatif sangat berat: ditemukan > 2 tanda pada retinopati nonproliferatif.
Retinopati diabetik proliferatif
1.Retinopati proliferatif ringan (tanpa resiko tinggi): bila ditemukan minimal adanya
neovaskular pada diskus (NVD) yang mencakup < dari daerah diskus tanpa disertai
pendarahan preretina atau vitreus; atau neovaskular di mana saja di retina (NVE) tanpa
disertai pendarahan preretina atau vitreus.
2. Retinopati proliferatif resiko tinggi: apabila ditemukan 3 atau 4 dari faktor resiko sebagai
berikut, a) ditemukan pembuluh darah baru di mana saja diretina, b) ditemukan pembuluh
darah baru atau dekt diskus optikus, c) pembuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat
yang mencakup > daerah diskus, d) pendarahan vitreus
3. Adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau setiap adanya pembuluh
darah baru yang disertai pendarahan, merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan
pada retinopati proliferatif resiko tinggi
ETDRS= Early Treatment Diabetic Retinopathy Study ; NVD= new vessels on disc ; NVE=
new vessels elsewhee
Klasifikasi Retinopati Diabetik Menurut ETDRS
Retinopati diabetik non proliferatif
1.Retinopati nonproliferatif minimal: terdapat >1 tanda berupa dilatasi vena, mikroaneurisma,
pendarahan intraretina yang kecil atau eksudat keras.
2. Retinopati nonproliferatif riangan sampai sedang: terdapat >1 tanda berupa dilatasi vena
derajat ringan, pendarahan , eksudat keras, eksudat lunak atau internal microvaskular
abnormalitas (IRMA).
3. Retinopati nonproliferatif berat: terdapat >1 tanda berupa pendarahan dan mikroaneurisma
pada kuadran retina, dilatasi vena pada 2 kuadran, atau IRMA pada 1 kuadran.
4. Retinopati nonproliferatif sangat berat: ditemukan > 2 tanda pada retinopati nonproliferatif.
Retinopati diabetik proliferatif
1.Retinopati proliferatif ringan (tanpa resiko tinggi): bila ditemukan minimal adanya
neovaskular pada diskus (NVD) yang mencakup < dari daerah diskus tanpa disertai
pendarahan preretina atau vitreus; atau neovaskular di mana saja di retina (NVE) tanpa
disertai pendarahan preretina atau vitreus.
2. Retinopati proliferatif resiko tinggi: apabila ditemukan 3 atau 4 dari faktor resiko sebagai
berikut, a) ditemukan pembuluh darah baru di mana saja diretina, b) ditemukan pembuluh

darah baru atau dekt diskus optikus, c) pembuluh darah baru yang tergolong sedang atau berat
yang mencakup > daerah diskus, d) pendarahan vitreus
3. Adanya pembuluh darah baru yang jelas pada diskus optikus atau setiap adanya pembuluh
darah baru yang disertai pendarahan, merupakan dua gambaran yang paling sering ditemukan
pada retinopati proliferatif resiko tinggi
ETDRS= Early Treatment Diabetic Retinopathy Study ; NVD= new vessels on disc ; NVE=
new vessels elsewhee

Kowluru, R.A., Menon, B., Gierhart. 2010. Metabolic Abnormalities in Diabetic Rats.
Investigative Ophtalmology and Visual Science. 49 (4):1645-50
Maa, A.Y., and Sullivan, B.R. 2009. Relationship of HbA1c with the Presence and Severity of
Retinopathy Upon Initial Screening of type II Diabetes Mellitus. American Journal of
Ophthalmology. Vol :114. p. 456-457.
Stratton, I.M., Adler, A.I., Neil, H.A.W., Matthews, D.R., Manley ,A. 2012. Intensive Blood
Glucose Control with Sulphonylureas or Insulin Compared with Conventional Treatment and
Risk of Complications in Patients with Type 2 Diab etes. Lans Diabetes Journal. Vol: 352.
p.837853.
Sulaiman, Suhaiza, Mkthar, A.N., Ismail , Jeriah. 2010. Glicemic Control Among Type II
Diabetics Patients in Kelatan. NCD Malaysia, 3(3):1-5

Sullivan, B.R. 2010. Relationship HbA1c with Patient type II Diabetes Mellitus. American
Journal of Ophtalmology. Vol: 144. p. 456-458.

Sulaiman, Suhaiza, Mkthar, A.N., Ismail , Jeriah. 2010. Glicemic Control Among Type II
Diabetics Patients in Kelatan. NCD Malaysia, 3(3):1-5

Sullivan, B.R. 2010. Relationship HbA1c with Patient type II Diabetes Mellitus. American
Journal of Ophtalmology. Vol: 144. p. 456-458.

Niazi, M.K., Akram, A., Naz, M.A., Awan, S. 2010. Duration of Diabetes as a Significant
Factor for Retinopathy. Pak J Ophtalmology, 26 (4):182-86

Ozmen, B, Guclu, F, Kafesciler, S, Ozmen, D dan Hekimsay, Z. The Relationship Between


Glycosylated Haemoglobin And Diabetic Retinopathy In Patient With Type 2 Diabetes. 2007.
Turk Jem, vol. 11, hh. 10-15.
Davidson JA. Rationale for More aggressive Guidelines for Diabetic Control. Endocrine
practice 2002; 8: 37-39.

Anda mungkin juga menyukai