Penelitian Kualitatif
Penelitian Kualitatif
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap penelitian baik penelitian kuantiatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Pada intinya penelitian kualitatif adalah penelitian yang
perlu dilakukan seusai suatu masalah diteliti secara kuantitatif, tetapi belum
terungkapkan penyelesaiannya. Boleh dikatakan, jika kita belum puas dan ingin
mengetahui lebih mendalam tentang suatu masalah, padahal kita tidak bisa
menduga atau sukarnya membuat asumsi-asumsi (karena bnyaknya kemungkinankemungkinan penyelesaian/ cara yang terjadi), maka penelitian kualitatif cocok
dilakukan.
Oleh karena itu, salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah sukarnya kita
merumuskan hipotesis. Selain itu, karena kedalaman dan keintensifan
penyelidikan suatu masalah, penelitian kualitatif mempunyai sampel yang sedikit
(cenderung sampel yang purposif), menghabiskan waktu yang relatif lama (karena
lebih memperhatikan proses daripada hasil), dan tidak adanya tes signifikansi.
Akibatnya, generalisasi hasil penelitian ini biasanya hanya untuk sejumlah subjek
yang di teliti, sehingga penelitian lebih sering berbentuk dalam dunia antropologi,
dalam dunia pendidikan, dan lain-lain.
Proses penelitian kualitatif lebih bersifat seni, dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif,
karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika
ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati,
yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel. Pada
penelitian kualitatif pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.
Kerangka penulisan kualitatif pada dasarnya mengacu pada kerangka
penulisan ilmiah. Hanya saja, pada bagian-bagian tertentu akan berbeda dari
tulisan penelitian selain kualitatif. Pada bagian analisis data, proses pengumpulan
dan pengolahan data umumnya bersifat pengamatan awal hingga akhir, maka
penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis
kuantitatif misalnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
1. Pengertian
research;
Sandelowski (2000) menyebutnya dengan fundamental qualitative
method;
Merriam (1998) menyebut penelitian kualitatif dengan istilah generic
qualitative method; basic interpretative qualitative study (2002).
Generic qualitative method adalah suatu cara untuk menemukan sesuatu
dan memahami phenomena, melalui suatu proses tau perspektif dan
pandangan orang yang terlibat didalamnya. Tidak mempunyai suatu set
asumsi filosofis dasar dalam menetapkan metodologi kualitatif.
Oleh karena itu dalam berbagai literatur ilmiah akan ditemukan berbagai
label untuk penelitian kualitatif, dengan berbagai jenis/tipenya pula. Walaupun
demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif yang
manapun labelnya, merupakan suatu proses penemuan dan pengumpulan, analisa
dan interpretasi data visual dan naratif yang komprehensif untuk mendapatkan
pemahaman tentang suatu fenomena atau masalah yang menarik perhatian.
2. Aksioma penelitian kualitatif
Meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
a. Sifat realitas
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara
parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif
memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran
dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena
setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Ibarat meneliti peformance suatu mobil, peneliti kualitatif akan
meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja
pada saat mobil dijalankan.
Realitas pada penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati),
tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Jadi realitas itu merupakan
konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak
di lapangan.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan
dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan
serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus
berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberikan data.
c. Hubungan antar variabel
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan
pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel
pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi
(reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel dependen dan
independennya. Contoh hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal
ini hubungannnya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan
untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya
makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga semakin
tinggi.
d. Kemungkinan generalisasi
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan ke dalam informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti
telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak. Walaupun
penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitian
kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi dalam penelitian
kualitatif disebut transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan
keteralihan. Maksudnya adalaha bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat
c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Menurut Yusuf (2013:336) beberapa ciri umum penelitian kualitatif, sebagai
berikut:
a. menggunakan natural setting sebagai sumber data penelitian.
b. peneliti sebagai instrumen penelitian.
c. teknik-teknik yang sering digunakan peneliti dalam pengumpulan data di
lapangan adalah pengamatan (observasi), interview, dan analisis dokumen
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
tangan pertama.
k. melakukan triangulasi
l. subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti
m. analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan dilanjutkan sepanjang
n.
o.
p.
q.
penelitian
dalam penelitian kualitatif, verifikasi perlu dilakukan
penelitian kualitatif dipengaruhi oleh pandangan dan keunikan peneliti
peneliti memandang fenomena sosial secara holistik
rancangan bersifat umum dan fleksibel
berbagai cara dan berbagai sumber. Setelah peneliti memasuki obyek penelitian
atau sering disebut sebagai situasi sosia, tahapan selanjutnya adalah:
1) Peneliti berfikir apa yang ingin ditanyakan
2) Setelah menemukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti bertanya
pada orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut
3) Stelah mendpatkan jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban
yang diberikan itu benar atau tidak
4) Jika jawaban dirasa benar, maka dibuatlah kesimpulan
5) Peneliti mencandra kembali terhadap kesimpulan yang telah dibuat.
Apakah kesimpulan yang dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan
kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi,
mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi
tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang
tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.
10
11
13
Peneliti
Memasuki
Lapangan
Masalah
Masalah
Berkembang
Masalah
Masalah diganti
Masalah
pengumpulan data. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil
penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan
orang-orang yang patut dipercaya.
15
A
G
B
F
C
G
D
H
E
I
F
J
Orang/Aktor (A)
Tempat (P)
At
KS 1
At
KS 1
apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan dengan denelitian, maka akan
semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan
feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah
tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu
dilakukan analisis masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus.
Spradley dalam Sugiyono (2013: 208) menyatakan bahwa A focused refer to a
single cultural domain or a few related domains, maksudnya adalah bahwa fokus
itu merupakan doamin tunggal atau beberapa damain yang terkait dari situasi
sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih
didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(dilapangan).
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih
luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang
sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand
tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan
umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum
menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat
memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus
penelitian.
Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan
masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus (Moleong,2010:94), yaitu:
a. Penetapan fokus dapat membatasi studi.
Dalam hal ini fokus akan membatasi bidang inkuiri. Misalnya jika kita
membatasi diri pada upaya menemukan teori dari dasar, maka lapangan
penelitian lainnya tidak akan kita manfaatkan lagi. Jadi peneliti tidak perlu
kesana kemari untuk mencari subjek penelitian, sudah dengan sendirnya
dibatasi oleh fokusnya.
b. Penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau
kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.
Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis
data mana dan data tentang apa yang perlu dikumpulkan dan data mana
17
pula, yang walaupun mungkin menarik, karena tidak relevan, tidak perlu
dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan.
Spradley dalam Sugiyono (2013:209) mengemukakan empat alternatif untuk
menetapkan fokus yaitu:
a.
b.
c.
d.
gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya,
kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah
yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil
mengumpulkan data. Proses ini disebut emergent design (Lincoln dan Guba
dalam Sugiyono 2013: 210).
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas
dasar definisi operasional dari satu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian
kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks,
interaksi sosial yang terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori
baru.
4. Prinsip-prinsip perumusan masalah
Prinsip-prinsip perumusan masalah disajikan sebagai pegangan bagi para
peneliti dalam rangka merumuskan masalah. Prinsip yang disajikan pada dasarnya
bersifat luwes, artinya dapat-tidaknya digunakan seluruh atau sebagian prinsip
diserahkan kepada peneliti untuk memanfaatkannya. Pengajuan prinsip-prinsip
perumusan masalah berikut ini pada dasarnya diuraikan secara berturut-turut
sebagai berikut:
a. prinsip yang berkaitan dengan teori dari-dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah
dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menentukan teori dari-dasar
sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah sebenarnya
terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau fakta, atau fenomena.
b. prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
Melalui prinsip ini rumusan masalah dalam usaha penelitian barangkali
akan terjadi dua kali atau lebih mengalami perubahan atau
penyempurnaan.
c. prinsip hubungan faktor
Fokus sebagai sumber masalah penelitian merupakan rumusan yang terdiri
atas dua atau lebih faktor yangmenghasilkan tanda-tanya atau
kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa,
pengalaman, atau fenomena.
d. fokus sebagai wahana untuk membatasi studi
19
20
22
23
3. Variabel-variabel penelitian
hubungan-hubungan atau
perbedaan
4. Peneliti itu independent
dengan statistikal
4. Peneliti berinteraksi dengan
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
24
25
DAFTAR PUSTAKA
26
27