Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap penelitian baik penelitian kuantiatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Pada intinya penelitian kualitatif adalah penelitian yang
perlu dilakukan seusai suatu masalah diteliti secara kuantitatif, tetapi belum
terungkapkan penyelesaiannya. Boleh dikatakan, jika kita belum puas dan ingin
mengetahui lebih mendalam tentang suatu masalah, padahal kita tidak bisa
menduga atau sukarnya membuat asumsi-asumsi (karena bnyaknya kemungkinankemungkinan penyelesaian/ cara yang terjadi), maka penelitian kualitatif cocok
dilakukan.
Oleh karena itu, salah satu ciri dari penelitian kualitatif adalah sukarnya kita
merumuskan hipotesis. Selain itu, karena kedalaman dan keintensifan
penyelidikan suatu masalah, penelitian kualitatif mempunyai sampel yang sedikit
(cenderung sampel yang purposif), menghabiskan waktu yang relatif lama (karena
lebih memperhatikan proses daripada hasil), dan tidak adanya tes signifikansi.
Akibatnya, generalisasi hasil penelitian ini biasanya hanya untuk sejumlah subjek
yang di teliti, sehingga penelitian lebih sering berbentuk dalam dunia antropologi,
dalam dunia pendidikan, dan lain-lain.
Proses penelitian kualitatif lebih bersifat seni, dan disebut sebagai metode
interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interprestasi
terhadap data yang ditemukan di lapangan. Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif,
karena data yang dianalisis tidak untuk menerima atau menolak hipotesis (jika
ada), melainkan hasil analisis itu berupa deskripsi dari gejala-gejala yang diamati,
yang tidak selalu harus berbentuk angka-angka atau koefisien antarvariabel. Pada
penelitian kualitatif pun bukan tidak mungkin ada data yang kuantitatif.
Kerangka penulisan kualitatif pada dasarnya mengacu pada kerangka
penulisan ilmiah. Hanya saja, pada bagian-bagian tertentu akan berbeda dari
tulisan penelitian selain kualitatif. Pada bagian analisis data, proses pengumpulan
dan pengolahan data umumnya bersifat pengamatan awal hingga akhir, maka
penyajian analisis data pun akan sedikit berbeda dengan penelitian jenis
kuantitatif misalnya.

Metodologi pada penelitian kualitatif tidaklah seketat metodologi penelitian


kuantitatif. Sebagai contoh, keberadaan sebuah hipotesis dalam penelitian
kualitatif tidaklah menjadi keharusan. Sebab, penelitian kualitatif tidak berangkat
dari asumsi-asumsi tentang suatu masalah secara eksplorasi.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa itu Penelitian Kualitatif ?
2. Bagaimana mengembangkan fokus masalah penelitian kualitatif ?
3. Bagaimana cara merumuskan masalah penelitian dalam bidang
pendidikan ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui penelitian kualitatif.
2. Mengetahui cara mengembangkan fokus masalah dari penelitian
kualitatif.
3. Mengetahui cara merumuskan masalah penelitian dalam bidang

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Penelitian Kualitatif
1. Pengertian

Penelitian kualitatif merupakan suatu strategi inquiri yang menekankan


pencarian makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun
deskripsi tentang suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan
holistik; mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan
secara naratif. Dari sisi lain dan secara sederhana dapat dikatakan bahwa tujuan
penelitian kualitatif adalah untuk menemukan jawaban terhadap suatu fenomena
atau pertanyaan melalui aplikasi prosedur ilmiah secara sistematis dengan
menggunakan pendekatan kualitatif (Yusuf, 2013: 334).
Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan
memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap
berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Proses penelitian kualitatif ini
melibatkan upaya-upaya penting, seperti mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan
prosedur-prosedur, mengumpulkan data yang spesifik dari para partisipan,
menganalisis data secara induktif mulai dari tema-tema yang khusus ke tema-tema
umum, dan menafsirkan makna data. Laporan akhir penelitian ini memiliki
struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa pun yang terlibat dalam bentuk
penelitian ini harus menerapkan cara pandang penelitian yang bergaya induktif,
berfokus terhadap makna individual, dan menerjemahkan kompleksitas suatu
persoalan (Creswell, 2010:4).
Menurut Sugiyono (2013:7) Metode penelitian kualitatif dinamakan sebagai
metode baru, karena popularitasnya belum lama, dianamakan postpositivistik
karena berlandaskan pada filsafat postpositivisme. Metode ini disebut juga
sebagai metode artistik, karena penelitian lebih bersifat sebi (kurang terpola), dan
disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan
dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (nantural setting);
disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini lebih
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif.

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan


pada filsafat pospositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan
data dilakukan dengan triangulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitatif, dan hasil penelitian lebih mekankan makna dari pada
generalisasi.
Pada awal perkembangan penelitian kualitatif, banyak label nama yang
disinonimkan dengan penelitian kualitatif seperti:
-

Thorne (1997) menggunakan istilah noncategorical qualitative

research;
Sandelowski (2000) menyebutnya dengan fundamental qualitative

method;
Merriam (1998) menyebut penelitian kualitatif dengan istilah generic
qualitative method; basic interpretative qualitative study (2002).
Generic qualitative method adalah suatu cara untuk menemukan sesuatu
dan memahami phenomena, melalui suatu proses tau perspektif dan
pandangan orang yang terlibat didalamnya. Tidak mempunyai suatu set
asumsi filosofis dasar dalam menetapkan metodologi kualitatif.

Oleh karena itu dalam berbagai literatur ilmiah akan ditemukan berbagai
label untuk penelitian kualitatif, dengan berbagai jenis/tipenya pula. Walaupun
demikian, secara sederhana dapat dikatakan bahwa penelitian kualitatif yang
manapun labelnya, merupakan suatu proses penemuan dan pengumpulan, analisa
dan interpretasi data visual dan naratif yang komprehensif untuk mendapatkan
pemahaman tentang suatu fenomena atau masalah yang menarik perhatian.
2. Aksioma penelitian kualitatif
Meliputi aksioma tentang realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti,
hubungan variabel, kemungkinan generalisasi, dan peranan nilai.
a. Sifat realitas
Penelitian kualitatif berlandaskan pada filsafat postpositivisme atau
paradigma interpretive, suatu realitas atau obyek tidak dapat dilihat secara
parsial dan dipecah ke dalam beberapa variabel. Penelitian kualitatif
memandang obyek sebagai sesuatu yang dinamis, hasil konstruksi pemikiran
dan interpretasi terhadap gejala yang diamati, serta utuh (holistic) karena

setiap aspek dari obyek itu mempunyai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan. Ibarat meneliti peformance suatu mobil, peneliti kualitatif akan
meneliti semua komponen dan hubungan satu dengan yang lain, serta kinerja
pada saat mobil dijalankan.
Realitas pada penelitian kualitatif tidak hanya yang tampak (teramati),
tetapi sampai dibalik yang tampak tersebut. Jadi realitas itu merupakan
konstruksi atau interpretasi dari pemahaman terhadap semua data yang tampak
di lapangan.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti
Dalam penelitian kualitatif peneliti sebagai human instrument dan
dengan teknik pengumpulan data participant observation (observasi berperan
serta) dan in depth interview (wawancara mendalam), maka peneliti harus
berinteraksi dengan sumber data. Dengan demikian peneliti kualitatif harus
mengenal betul orang yang memberikan data.
c. Hubungan antar variabel
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat holistik dan lebih menekankan
pada proses, maka penelitian kualitatif dalam melihat hubungan antar variabel
pada obyek yang diteliti lebih bersifat interaktif yaitu saling mempengaruhi
(reciprocal/interaktif), sehingga tidak diketahui mana variabel dependen dan
independennya. Contoh hubungan antara iklan dan nilai penjualan. Dalam hal
ini hubungannnya interaktif, artinya makin banyak uang yang dikeluarkan
untuk iklan maka akan semakin banyak nilai penjualan, tetapi juga sebaliknya
makin banyak nilai penjualan maka alokasi dana untuk iklan juga semakin
tinggi.
d. Kemungkinan generalisasi
Penelitian kualitatif tidak melakukan generalisasi tetapi lebih
menekankan ke dalam informasi sehingga sampai pada tingkat makna. Seperti
telah dikemukakan, makna adalah data dibalik yang tampak. Walaupun
penelitian kualitatif tidak membuat generalisasi, tidak berarti hasil penelitian
kualitatif tidak dapat diterapkan di tempat lain. Generalisasi dalam penelitian
kualitatif disebut transferability dalam bahasa Indonesia dinamakan
keteralihan. Maksudnya adalaha bahwa, hasil penelitian kualitatif dapat

ditransferkan atau diterapkan di tempat lain, manakala kondisi tempat lain


tersebut tidak jauh berbeda dengan tempat penelitian.
e. Peranan nilai
Penelitian kualitatif dalam melakukan pengumpulan data terjadi interaksi
antara peneliti data dengan sumber data. Dalam interaksi ini baik peneliti
maupun sumber data memiliki latar belakang, pandangan, keyakinan, nilainilai, kepentingan dan persepsi berbeda-beda, sehingga dalam pengumpulan
data, analisis, dan pembuatan laporan akan terikat oleh nilai-nilai masingmasing.
Peneliti terlibat dalam pengalaman yang berkelanjutan dan terus menerus
dengan para partisipan. Keterlibatan inilah yang nantinya membunculkan
serangkaian isu-isu strategis, etis, dan personal dalam penelitian kualitatif
(Locke dalam Creswell 2010: 264). Selain itu, para peneliti kualitatif juga
berperan memperoleh entri dalam lokasi penelitian dan masalah-masalah etis
yang bisa saja muncul tiba-tiba.

Nyatakanlah pengalaman peneliti sebelumnya yang kira-kira dapat


mencerminkan data mengenai latar belakang yang komprehensif
sehingga pembaca bisa lebih memahami topik, setting, atau para

partisipan serta interpretasi peneliti atas fenomena tertentu.


Jelaskan hubungan antara peneliti dan partisipan, dan berilah keterangan

mengenai lokasi penelitian.


Jelaskan langkah-langkah yang peneliti lalui dalam memperoleh izin

untuk memproteksi hak-hak para partisipan.


Jelaskan langkah-langkah yang diambil untuk memperoleh izin dalam

meneliti para partisipan dan lokasi penelitian.


Berikan penjelasan mengenai masalah-masalah etis yang mungkin
muncul. Untuk masalah-masalah etis ini, dijelaskan bagaimana peneliti
mengantisipasinya. Misalnya, ketika sedang meneliti topik yang sensitif,
penting merahasiakan nama-nama orang, lokasi, atau aktivitas-aktivitas
tertentu. Dalam hal ini proses merahasiakan informasi juga perlu dibahas
dalam proposal penelitian.

3. Karakteristik penelitian kualitatif

Penelitian kualitatif pada permulaannya banyak digunakan dalam bidang


sosiologi, antropologi, dan kemudian memasuki bidang psikologi, pendidikan,
bahasa dan cabang-cabang ilmu sosial lainnya. Penelitian kualitatif, dalam analisis
datanya tidak menggunakan analisis statistik, tetapi lebih banyak secara naratif,
sedangkan dalam penelitian kuantitif sejak awal proposal dirumuskan, data yang
akan dikumpulkan hendaklah data kuantitatif atau dapat dikuantitatifkan.
Sebaliknya dalam penelitian kualitatif sejak awal ingin mengungkapkan data
secara kualitatif dan disajikan secara naratif. data kualitatif ini mencakup antara
lain:
a. Deskripsi yang mendetail tentang situasi, kegiatan atau peristiwa maupun
fenomena tertentu, baik yang menyangkut manusianya atau hubungannya
dengan manusia lainnya.
b. Pendapat langsung dari orang-orang yang telah berpengalaman,
pandangannya, sikapnya, kepercayaan serta jalan pikirannya.
c. Cuplikan dari dokumen, dokumen laporan, arsip-arsip dan sejarahnya.
d. Deskripsi yang mendetail tentang sikap dan tingkah laku seseorang.
Oleh karena itu untuk dapat mengumpulkan data kualitatif dengan baik,
peneliti harus tahu apa yang dicari, asal mulanya, dan hubungannya dengan yang
lain, yang tidak terlepas dari konteksnya. Justru karena itu, peneliti kualitatif
hendaklah:
a. Upayakan mempelajari fenomena yang belum dipelajari sebelumnya.
b. Dapat menambah dan memperkaya ilustrasi dengan dokumen-dokumen
lain, antara lain dokumen tertulis.
c. Memahami dengan baik topik yang diteliti dengan mempelajari secara
simultan, melakukan triangulasi atau melakukan penelitian dengan metode
gabungan.
d. Mencoba memahami fenomena sosial dari perspektif keterlibatan aktor
dari pada menerangkan dari luar.
Karakteristik penelitian kualitatif menurut Bogdan and Biklen dalam
Sugiyono (2013: 13):
a. Dilakukan pada kondisi yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen), langsung ke sumber data dan peneliti adalah instrumen
kunci.
b. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif. Data yang terkumpul
berbentuk kata-kata atau gambar, sehingga tidak menekankan pada angka.

c. Penelitian kualitatif lebih menekankan pada proses dari pada produk atau
outcome.
d. Penelitian kualitatif melakukan analisis data secara induktif.
e. Penelitian kualitatif lebih menekankan makna (data dibalik yang teramati)
Menurut Yusuf (2013:336) beberapa ciri umum penelitian kualitatif, sebagai
berikut:
a. menggunakan natural setting sebagai sumber data penelitian.
b. peneliti sebagai instrumen penelitian.
c. teknik-teknik yang sering digunakan peneliti dalam pengumpulan data di
lapangan adalah pengamatan (observasi), interview, dan analisis dokumen
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.

atau analisis isi/wawancara.


data yang dikumpulkan data kualitatif
data disajikan dalam bentuk deskriptif atau naratif
lebih mementingkan proses dari pada hasil
cenderung menganalisis data secara induktif
makna (meaning) adalah sesuatu yang essensial dalam penelitian kualitatif
mengutamakan rincian kontestual
sebagian besar penelitian kualitatif menggunakan data langsung dari

tangan pertama.
k. melakukan triangulasi
l. subjek yang diteliti berkedudukan sama dengan peneliti
m. analisis data dilakukan sejak awal penelitian dan dilanjutkan sepanjang
n.
o.
p.
q.

penelitian
dalam penelitian kualitatif, verifikasi perlu dilakukan
penelitian kualitatif dipengaruhi oleh pandangan dan keunikan peneliti
peneliti memandang fenomena sosial secara holistik
rancangan bersifat umum dan fleksibel

4. Proses penelitian kualitatif


Rancangan penelitian kualitatif diibaratkan oleh Bogdan dalam Sugiyono
seperti orang mau piknik, sehingga ia baru tahu tempat yang akan dituju, tetapi
tentu belum tahu pasti apa yang ada di tempat itu. Ia akan tahu setelah memasuki
obyek, dengan cara membaca berbagai informasi tertulis, gambar-gambar, berfikir
dan melihat obyek dan aktivitas orang yang ada di sekelilingnya, melakukan
wawancara dan sebagainya. Proses penelitian kualitatif juga dapat diibaratkan
seperti orang asing yang mau melihat pertunjukan wayang kulit atau kesenian,
atau peristiwa lain. Ia belum tahu apa, mengapa, bagaimana wayang kulit itu. Ia
akan tahu setelah ia melihat, mengamati, dan menganalisis dengan serius.

Berdasarkan ilustrasi tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa walaupun


peneliti kualitatif belum memiliki masalah, atau keinginan yang jelas, tetapi dapat
langsung memasuki obyek/lapangan. Pada waktu memasuki obyek, peneliti tentu
masih merasa asing terhadap obyek tersebut, seperti halnya orang asing yang
masih asing terhadapa pertunjukan wayang kulit. Setelah memasuki obyek,
peneliti kualitatif akan melihat segala sesuatu yang ada di tempat itu, yang masih
bersifat umum. Pada tahap ini disebut tahap orientasi atau deskripsi, dengan grand
tour question. Pada tahap ini peneliti mendeskripsikan apa yang didlihat, didengar,
dirasakan dan ditanyakan. Mereka baru mengenal serba sepintas terhadap
informasi yang diperolehnya. Pada tahap ini data yang diperoleh cukup banyak,
bervariasi dan belum tersusun secara jelas.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 2 disebut tahap reduksi/fokus.
Pada tahap ini peneliti mereduksi segala informasi yang tealh diperoleh pada
tahap pertama. Pada proses reduksi ini, peneliti mereduksi data yang ditemukan
pada tahap I untuk memfokuskan pada masalah tertentu. Pada tahap reduksi ini
peneliti menyortir data dengan cara memeilih mana data yang menarik, penting,
berguna, dan baru. Data yang dirasa tidak dipakai disingkirkan. Berdasarkan
pertimbangan tersebut, maka data-data tersebut selanjutnya dikelompokkan
menjadi berbagai kategori yang ditetapkan sebagai fokus penelitian.
Proses penelitian kualitatif pada tahap ke 3 adalah tahap selection. Pada
tahap ini peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi lebih rinci.
Pada tahap ini, setelah peneliti melakukan analisis yang mendalam terhadap data
dan informasi yang diperoleh, maka peneliti dapat menemukan tema dengan cara
mengkonstruksi data yang diperoleh menjadi sesuatu hubungan pengetahuan,
hipotesis atau ilmu yang baru.
Hasil akhir penelitian kualitatif, bukan sekedar menghasilkan data atau
informasi yang sulit dicari melalaui metode kuantitatif, tetapi juga harus mampu
menghasilkan informasi-informasi yang bermakna, bahkan hipotesis atau ilmu
yang baru dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah dan
meningkatkan taraf hidup manusia.
Proses memperoleh data atau informasi pada setiap tahapan (deskripsi,
reduksi, seleksi) tersebut dilakukan secara sirkuler, berulang-ulang dengan

berbagai cara dan berbagai sumber. Setelah peneliti memasuki obyek penelitian
atau sering disebut sebagai situasi sosia, tahapan selanjutnya adalah:
1) Peneliti berfikir apa yang ingin ditanyakan
2) Setelah menemukan apa yang akan ditanyakan, maka peneliti bertanya
pada orang-orang yang dijumpai pada tempat tersebut
3) Stelah mendpatkan jawaban, peneliti akan menganalisis apakah jawaban
yang diberikan itu benar atau tidak
4) Jika jawaban dirasa benar, maka dibuatlah kesimpulan
5) Peneliti mencandra kembali terhadap kesimpulan yang telah dibuat.
Apakah kesimpulan yang dibuat itu kredibel atau tidak. Untuk memastikan
kesimpulan yang telah dibuat tersebut, maka peneliti masuk lapangan lagi,
mengulangi pertanyaan dengan cara dan sumber yang berbeda, tetapi
tujuan sama. Kalau kesimpulan telah diyakini memiliki kredibilitas yang
tinggi, maka pengumpulan data dinyatakan selesai.

5. Penggunaan metode kualitatif


Metode kualitatif digunakan untuk kepentingan yang berbeda bila
dibandingkan dengan metode kuantitatif. Berikut ini dikemukakan kapan metode
kualitatif digunakan.
a. Bila masalah penelitian belum jelas, masing remang-remang atau mungkin
malah masih gelap. Kondisi semacam ini cocok diteliti dengan metode
kualitatif, karena peneliti kualitatif akan langsung masuk ke obyek,
melakukan penjelajahan dengan grant tour question, sehingga masalah
akan dapat ditemukan dengan jelas. Melalui penelitian dengan model ini,
peneliti akan melakukan eksplorasi terhadap suatu obyek.
b. Untuk memahami makna di balik data yang tampak. Gejala sosial sering
tidak bisa difahami berdasarkan apa yang diucapkan dan dilakukan orang.
Setiap ucapan dan tindakan orang sering mempunyai makna tertentu.
Sering terjadi menurut penelitian kuantitatif benar, tetapi justru menjadi
tanda tanya menurut penelitian kualitatif.
c. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi sosial yang kompleks hanya
dapat diurai kalau peneliti melakukan penelitian dengan metode kualitatif

10

dengan cara ikut berperan serta, wawancara mendalam terhadap interaksi


sosial tersebut.
d. Memahami perasaan orang. Perasaan orang sulit dimengerti kalau tidak
diteliti dengan metode kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
wawancara mendalam, dan observasi berperan serta untuk ikut merasakan
apa yang dirasakan orang tersebut.
e. Untuk mengembangkan teori. Metode ini paling cocok digunakan untuk
mengembangkan teori yang dibangun melalui data yang diperoleh melalui
lapangan. Teori yang demikian dibangun melalui grounded research.
Dengan metode kualitatif peneliti pada tahap awalnya melakukan
penjelajahan, selanjutnya melakukan pengumpulan data yang mendalam
sehingga dapat ditemukan hipotesis yang berupa hubungan antar gejala.
Hipotesis tersebut selanjutnya diverivikasi dengan pengumpulan data yang
lebih mendalam. Bila hipotesis terbukti, maka akan menjadi tesis atau
teori.
f. Untuk memastikan kebenaran data. Data sosial sering sulit dipastikan
kebenarannya. Dengan metode kualitatif, melalui teknik pengumpulan data
triangulasi/gabungan, maka kepastian data akan lebih terjamin. Selain itu
dengan metode kualitatif, data yang diperoleh diuji kredibilitasnya, dan
penelitian berakhir setelah data itu jenuh, maka kepastian data akan dapat
diperoleh.
g. Meneliti sejarah perkembangan. Sejarah perkembangan kehidupan
seseorang tokoh atau masyarakat akan dapat dilacak melalui metode
kualitatif. Dengan menggunakan data dokumentasi, wawancara mendalam
kepada pelaku atau orang yang dipandang tahu, maka dapat diketahui
sejarah perkembangan kehidupan seseorang.
6. Jangka waktu penelitian kualitatif
Pada umumnya jangka waktu penelitian kualitatif cukup lama, karena tujuan
penelitian kualitatif adalah bersifat penemuan. Bukan sekedar pembuktian
hipotesis seperti dalam penelitian kuantitatif. Namun demikian kemungkinan
jangka penelitian berlangsung dalam waktu yang pendek, bila telah ditemukan
sesuatu dan datanya sudah jenuh. Ibarat mencari provokator atau mengurai
masalah, atau memahami makna, kalau semua itu dapat ditemukan dalam satu

11

minggu, dan telah diuji kredibilitasnya, maka penelitian kualitatif dinyatakan


selesai, sehingga tidak memerlukan waktu yang lama.
7. Kompetensi peneliti kualitatif
Berikut ini dikemukakan kompetensi yang perlu dimiliki oleh peneliti
kualitatif:
a. Memiliki wawasan yang luas dan mendalam tentang bidang yang akan
diteliti
b. Mampu menciptakan rapport kepada setiap orang yang ada pada konteks
sosial yang akan diteliti. Menciptakan rapport berarti mampu membangun
hubungan yang akrab dengan setiap orang yang ada pada konteks sosial.
c. Memilik kepekaan untuk melihat setiap gejala yang ada pada obyek
penelitian (konteks sosial)
d. Mampu menggali sumber data dengan observasi partisipan, dan
wawancara mendalam secara triangulasi, serta sumber-sumber lain
e. Mampu menganalisis data kualitatif secara induktif berkesinambungan
mulai dari analisis deskriptif, domain, komponensial, dan tema
kultural/budaya
f. Mampu menguji kredibilitas, dependabilitas, konfirmabilitas, dan
transferabilitas hasil penelitian
g. Mampu menghasilkan temuan pengetahuan, hipotesis atau ilmu baru
h. Mampu membuat laporan secara sistematis, jelas, lengkap, dan rinci
8. Tujuan penelitian kualitatif
Tujuan penelitian kualitatif pada umumnya mencakup informasi tentang
fenomena utama yang dieksplorasi dalam penelitian, partisipan penelitian, dan
lokasi penelitian. Tujuan penelitian kualitatif juga bisa menyatakan rancangan
penelitian yang dipilih. Tujuan ini ditulis dengan istilah-istilah teknis penelitian
yang bersumber dari bahasa penelitian kualitatif (Creswell, 2010: 167). Untuk
itulah peneliti perlu memperhatikan beberapa hal mendasar dalam menulis tujuan
penelitian kualitatif, seperti berikut ini:
1. Gunakanlah kata-kata seperti tujuan, maksud, atau sasaran untuk menandai
tujuan penelitian yang ditulis.
2. Fokuslah pada suatu fenomena (atau konsep atau gagasan) utama.
3. Gunakanlah kata-kata tindakan untuk menunjukkan bahwa ada proses
learning dalam penelitian.
4. Gunakan kata-kata dan frasa-frasa yang netral (bahasa tidak langsung)
12

5. Sajikan definisi umum mengenai fenomena atau gagasan utama,


khususnya jika fenomena tersebut merupakan istilah yang tidak dipahami
oleh pembaca luas.
6. Gunakan kata-kata teknis berbasis strategi/ teori penelitian yang digunakan
ketika sampai pada bagian pengumpulan data, analisis data, dan proses
penelitian.
7. Jelaskan para partisipan yang terlibat dalam penelitian.
8. Tunjukkan lokasi dilakukannya penelitian.
9. Sebagai langkah akhir dalam tujuan penelitian kualitatif, gunakan
beberapa bahasa yang membatasi ruang lingkup partisipan atau lokasi
penelitian.
Meskipun ada banyak variasi dalam mencantumkan poin-poin di atas pada
tujuan penelitian, proposal disertasi atau tesis kualitatif yang baik, setidaktidaknya
harus mencakup beberapa diantara poin-poin itu.
B. Mengembangkan Fokus Masalah dan Merumuskan Pertanyaan
Penelitian dalam Bidang Pendidikan
1. Masalah dalam penelitian kualitatif
Setiap penelitian baik penelitian kuantitatif maupun kualitatif selalu
berangkat dari masalah. Namun terdapat perbedaan yang mendasar antara
masalah dalam penelitian kuantitatif dan masalah dalam penelitian kualitatif.
Kalau dalam penelitian kuantitatif, masalah yang akan dipecahkan melalui
penelitian harus jelas, spesifik, dan dianggap tidak berubah, tetapi dalam
penelitian kualitatif masalah yang dibawa oleh peneliti masih remang-remang,
bahkan gelap kompleks dan dinamis. Oleh kaarena itu masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara, tentatif dan akan berkembang atau berganti
setelah peneliti berada di lapangan.
Dalam penelitian kualitatif, akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah
yang dibawa oleh peneliti dalam penelitian, yaitu:
1) Masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, sehingga sejak awal sampai akhir
sama. Dengan demikian judul proposal dengan judul laporan penelitian
sama.
2) Masalah yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang
yaitu memperluas atau memperdalam masalah yang disiapkan. Dengan

13

demikian tidak terlalu banyak perubahan, sehingga judul penelitian cukup


disempurnakan.
3) Masalah yang dibawa oleh peneliti setelah memasuki lapangan berubah
total, sehingga harus ganti masalah. Dengan demikian judul proposal
dengan judul penelitian tidak sama dan judulnya diganti. Dalam institusi
tertentu judul yang diganti ini sering mengalami kesulitan administrasi.
Oleh karena itu institusi yang menangani penelitian kualitatif, harus mau
dan mampu menyesuaikan dengan karakteristik masalah kualitatif ini.
Peneliti kualitatif yang merubah masalah atau ganti judul penelitiannya
setelah memasuki lapangan penelitian atau setelah selesai, merupakan peneliti
kualitatif yang lebih baik, karena ia dipandang mampu melepaskan apa yang telah
difikirkan sebelumnya, dan selanjutnya mampu melihat fenomena secara lebih
luas dan mendalam sesuai dengan apa yang terjadi dan berkembang pada situasi
sosial yang diteliti. Kemungkinan masalah sebelum dan sesudah ke lapangan
dalam penelitian kualitatif dapat digambarkan sebagai berikut.
Masalah

Peneliti
Memasuki
Lapangan

Masalah
Masalah
Berkembang

Masalah

Masalah diganti
Masalah

Terdapat perbedaan antara masalah dan rumusan masalah. Seperti telah


dikemukakan bahwa, masalah merupakan penyimpangan antara yang seharusnya
dengan yang terjadi. Sedangkan rumusan masalah adalah pertanyaan penelitian
yang disusun berdasarkan masalah yang harus dicarikan jawabannya melalui
14

pengumpulan data. Data tentang masalah bisa berasal dari dokumentasi hasil
penelitian, pengawasan, evaluasi, pengamatan pendahuluan, dan pernyataan
orang-orang yang patut dipercaya.

2. Fokus masalah penelitian


Salah satu asumsi tentang gejala dalam penelitian kuantitatif adalah bahwa
gejala dari suatu obyek itu sifatnya tunggal dan parsial. Dengan demikian
berdasarkan gejala tersebut peneliti kuantitatif dapat menentukan variabel-variabel
yang akan diteliti. Dalam pandangan kualitatif, gejala itu bersifat holistik
(menyeluruh, tidak dapat dipisah-pisahkan), sehingga peneliti kualitatif tidak akan
menetapkan penelitiannya hanya berdasarkan variabel penelitian, tetapi
keseluruhan situasi sosial yang diteliti meliputi aspek tempat (place), pelaku
(actor) dan aktifitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.
Karena terlalu luasnya masalah, maka dalam penelitian kauantitatif, peneliti
akan membatasi penelitian dalam satu atau lebih variabel. Dengan demikian
dalam penelitian kuantitatif ada yang disebut batasan masalah. Batasan masalah
dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang berisi pokok masalah yang
bersifat umum.
Fokus masalah sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif karena dengan
keterbatasan yang ada pada peneliti kadang kala masalah-masalah yang telah
diidentifikasikan tidak dapat diteliti secara keseluruhan, melainkan sebagian saja,
karena keterbatasan dana, waktu, dan lain-lain. Oleh sebab itu peneliti harus
menuangkan beberapa fokus masalah sebagai dasar untuk menuangkan
perumusan masalah.
Penentuan fokus penelitian dilakukan dengan memilih fokus atau pokok
permasalahan yang dipilih untuk diteliti, dan bagaimana memfokuskannya:
masalah mula-mula sangat umum, kemudian mendapatkan fokus yang ditujukan
kepada hal-hal yang spesifik. Namun fokus itu masih dapat berubah. Fokus sangat
penting sebab tidak ada penelitian tanpa fokus, sedangkan sifat fokus tergantung
dari jenis penelitian yang dilaksanakan. Batasan masalah dan fokus dapat
digambarkan seperti gambar berikut.

15

A
G

B
F

C
G

D
H

E
I

F
J

Dibatasi menjadi dua


variabel A dan E
A

Gambar. Penelitian kuantitatif, membuat pembatasan masalah


Aktivitas (At)
Situasi Sosial
(KS)

Orang/Aktor (A)

Tempat (P)

Situasi sosial di kategori menjadi KS1, KS2, KS3


At
KS 1

At
KS 1

At
KS 1

Penelitian memfokuskan pada Situasi Sosial 2


At
KS 1

Gambar. Menentukan fokus (satu domain) penelitian kualitatif


Pembatasan dalam penelitian kualitatif lebih didasarkan pada tingkat
kepentingan, urgensi dan feasebilitas masalah yang akan dipecahkan, selain juga
faktor keterbatasan tenaga, dana dan waktu. Suatu masalah dikatakan penting
apabila masalah masalah tersebut tidak dipecahkan melalui penelitian, maka akan
semakin menimbulkan masalah baru. Masalah dikatakan urgen (mendesak)
16

apabila masalah tersebut tidak segera dipecahkan dengan denelitian, maka akan
semakin kehilangan berbagai kesempatan untuk mengatasi. Masalah dikatakan
feasible apabila terdapat berbagai sumber daya untuk memecahkan masalah
tersebut. Untuk menilai masalah tersebut penting, urgen, dan feasible, maka perlu
dilakukan analisis masalah.
Dalam mempertajam penelitian, peneliti kualitatif menetapkan fokus.
Spradley dalam Sugiyono (2013: 208) menyatakan bahwa A focused refer to a
single cultural domain or a few related domains, maksudnya adalah bahwa fokus
itu merupakan doamin tunggal atau beberapa damain yang terkait dari situasi
sosial. Dalam penelitian kualitatif, penentuan fokus dalam proposal lebih
didasarkan pada tingkat kebaruan informasi yang akan diperoleh dari situasi sosial
(dilapangan).
Kebaruan informasi itu bisa berupa upaya untuk memahami secara lebih
luas dan mendalam tentang situasi sosial, tetapi juga ada keinginan untuk
menghasilkan hipotesis atau ilmu baru dari situasi sosial yang diteliti. Fokus yang
sebenarnya dalam penelitian kualitatif diperoleh setelah peneliti melakukan grand
tour observation dan grand tour question atau yang disebut dengan penjelajahan
umum. Dari penjelajahan umum ini peneliti akan memperoleh gambaran umum
menyeluruh yang masih pada tahap permukaan tentang situasi sosial. Untuk dapat
memahami secara lebih luas dan mendalam, maka diperlukan pemilihan fokus
penelitian.
Ada dua maksud tertentu yang ingin peneliti capai dalam merumuskan
masalah penelitian dengan jalan memanfaatkan fokus (Moleong,2010:94), yaitu:
a. Penetapan fokus dapat membatasi studi.
Dalam hal ini fokus akan membatasi bidang inkuiri. Misalnya jika kita
membatasi diri pada upaya menemukan teori dari dasar, maka lapangan
penelitian lainnya tidak akan kita manfaatkan lagi. Jadi peneliti tidak perlu
kesana kemari untuk mencari subjek penelitian, sudah dengan sendirnya
dibatasi oleh fokusnya.
b. Penetapan fokus berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-eksklusi atau
kriteria masuk-keluar suatu informasi yang baru diperoleh di lapangan.
Dengan bimbingan dan arahan suatu fokus, seorang peneliti tahu persis
data mana dan data tentang apa yang perlu dikumpulkan dan data mana

17

pula, yang walaupun mungkin menarik, karena tidak relevan, tidak perlu
dimasukkan ke dalam sejumlah data yang sedang dikumpulkan.
Spradley dalam Sugiyono (2013:209) mengemukakan empat alternatif untuk
menetapkan fokus yaitu:
a.
b.
c.
d.

Menetapkan fokus pada permasalahan yang disarankan oleh informan


Menetapkan fokus berdasarkan domain-domain tertentu organizing domain.
Menetapkan fokus yang memiliki nilai temuan untuk pengembangan iptek
Menetapkan fokus berdasarkan permasalahan yang terkait dengan teoriteori yang telah ada.

3. Bentuk rumusan masalah


Berdasarkan lefel of explanation suatu gejala, maka secara umum terdapat
tiga bentuk rumusan masalah, yaitu:
a. Rumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang memadu
peneliti untuk mengekslporasi dan atau memotret situasi sosial yang akan
diteliti secara menyeluruh, luas dan mendalam.
b. Rumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah yang memadu
peneliti untuk membandingkan antara konteks sosial atau domain satu
dengan yang lain.
c. Rumusan masalah asosiatif atau hubungan adalah rumusan masalah yang
memadu peneliti untuk mengkonstruksi hubungan antara situasi sosial atau
domain satu dengan lainnya. Rumusan masalah assosiatif dibagi menjadi
tiga yaitu hubungan simetris, kausal dan reciprocal atau interaktif.
Hubungan simetris adalah hubungan suatu gejala yang munculnya
bersamaan sehingga bukan merupakan hubungan sebab akibat atau
interaktif. Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat.
Selanjutnya hubungan reciprocal adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Dalam penelitian kualitatif hubungan yang diamati atau
ditemukan adalah hubungan yang bersifat reciprocal atau interaktif.
Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah yang merupakan fokus
penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang stelah peneliti masuk
lapangan atau situasi sosial tertentu. Namun demikian setiap peneliti baik
penelitian kuantitatif maupun kualitatif harus membuat rumusan masalah.
Pertanyaan penelitian kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami
18

gejala yang kompleks dalam kaitannya dengan aspek-aspek lain (in context).
Peneliti yang menggunakan pendekatan kualitatif, pada tahap awal penelitiannya,
kemungkinan belum memiliki gambaran yang jelas tentang aspek-aspek masalah
yang akan ditelitinya. Ia akan mengembangkan fokus penelitian sambil
mengumpulkan data. Proses ini disebut emergent design (Lincoln dan Guba
dalam Sugiyono 2013: 210).
Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan penelitian tidak dirumuskan atas
dasar definisi operasional dari satu variabel penelitian. Pertanyaan penelitian
kualitatif dirumuskan dengan maksud untuk memahami gejala yang kompleks,
interaksi sosial yang terjadi, dan kemungkinan ditemukan hipotesis atau teori
baru.
4. Prinsip-prinsip perumusan masalah
Prinsip-prinsip perumusan masalah disajikan sebagai pegangan bagi para
peneliti dalam rangka merumuskan masalah. Prinsip yang disajikan pada dasarnya
bersifat luwes, artinya dapat-tidaknya digunakan seluruh atau sebagian prinsip
diserahkan kepada peneliti untuk memanfaatkannya. Pengajuan prinsip-prinsip
perumusan masalah berikut ini pada dasarnya diuraikan secara berturut-turut
sebagai berikut:
a. prinsip yang berkaitan dengan teori dari-dasar
Peneliti hendaknya senantiasa menyadari bahwa perumusan masalah
dalam penelitiannya didasarkan atas upaya menentukan teori dari-dasar
sebagai acuan utama. Dengan hal itu berarti bahwa masalah sebenarnya
terletak dan berada di tengah-tengah kenyataan, atau fakta, atau fenomena.
b. prinsip yang berkaitan dengan maksud perumusan masalah
Melalui prinsip ini rumusan masalah dalam usaha penelitian barangkali
akan terjadi dua kali atau lebih mengalami perubahan atau
penyempurnaan.
c. prinsip hubungan faktor
Fokus sebagai sumber masalah penelitian merupakan rumusan yang terdiri
atas dua atau lebih faktor yangmenghasilkan tanda-tanya atau
kebingungan. Faktor-faktor itu dapat berupa konsep, peristiwa,
pengalaman, atau fenomena.
d. fokus sebagai wahana untuk membatasi studi

19

Penelitian kualitatif bersifat terbuka, artinya tidak mengharuskan peneliti


menganut suatu orientasi teori atau paradigma tertentu. Apakah peneliti
menganut paradigma ilmiah atau alamiah, terserah pada peneliti untuk
menetapkannya walaupun yang sangat dikehendaki ialah bahwa penelitian
kualitatif mengacu padaparadigma alamiah.
e. prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-eksklusi
Sekali peneliti terjun ke lapangan,ia akan kebanjiran data, baik melalui
pengamatan berperanserta, wawancara mendalam, analisis dokumen, dan
sebagainya. perumusan fokus yang baik yang dilakukan sebelum peneliti
ke lapangan dan yang mungkin disempurnakan pada awal ia terjun ke
lapangan akan membatasi peneliti guna memilih mana data yang relevan
dan mana pula yang tidak . Data yang relevan dimasukkan dan di analisis
sedangkan yang tidak relevan dengan masalah dikeluarkan.
f. prinsip yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah
Tiga bentuk perumusan masalah, yaitu : (1) secara diskusi adalah dengan
dalam bentuk pernyataan secara deskriptif namun perlu diikuti dengan
pertanyaan-pertanyaanpenelitian. (2) secara proposisional yakni secara
langsung menghubungkan faktor-faktor dalam hubungan logis dan
bermakna. (3) secara gabungan yakni terlebih dahulu disajikan dalam
bentuk dikusi, kemudian ditegaskan lagi dalam bentuk proposisional.
g. prinsip sehubungan dengan posisi perumusan masalah
Prinsip ini menghendaki agar rumusan latar belakang penelitian
didahulukan karena latar belakanglah yang memberikan ancang-ancang
dan alasan diadakannya penelitian. Prinsip lainnya ialah hendaknya
rumusan masalah disusun terlebih dahulu, baru tujuan penelitian karena
tujuan penelitian pada dasarnya akan berusaha memecahkan dan
menjawab pertanyaan pada masalah penelitian itu.
h. prinsip yang berkaitan dengan hasil penelaahan kepustakaan
Prinsip yang perlu dipegang oleh peneliti ialah bahwa peneliti perlu
membiasakan diri agar dalam merumuskan masalah, ia senantiasa disertai
dengan penelaahan kepustakaan yang terkait.
i. prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa
Pada waktu menulis laporan atau artikel tentang hasil penelitian,ketika
merumuskan masalah hendaknya peneliti mempertimbangkan ragam

20

pembacanya sehingga rumusan masalah yang diajukan dapat disesuaikan


dengan tingkat kemampuan menyimak para pembacanya.
5. Langkah-langkah Perumusan Masalah
Adapun langkah-langkah perumusan masalah adalah sebagai berikut :
Langkah 1 : tentukan fokus penelitian.
Langkah 2 : cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan denga
fokus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus.
Langkah 3

: dari antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian


mana yang sangat menarik untuk ditelaah, kemudian tetapkan
mana yang dipilih.

Langkah 4 : kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih


dengan fokus penelitian.
6. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Kualitatif
Kelebihan penelitian kualitatif, yaitu:
1) Kemampuannya memahami makna baik prilaku.
2) Mampu menemukan teori baru untuk setting kebudayaan yang diteliti.
Kekurangan penelitian kualitatif, yaitu:
1) Hasil penelitian bersifat subjektif.
2) Temuan teori hanya berlaku untuk setting kebudayaan yang terbatas.
3) Kegunaan teori yang dihasilkan rendah karena belum tentu dapat
dimanfaatkan.

7. Manfaat Penelitian Kualitatif


Ada beberapa kegunaan atau manfaat dari penelitian kualitatif.
Berikut beberapa kegunaannya:
1) Sebagai pengembangan teori
Untuk penyempurnaan praktik Teknik studi kasus pada
penelitian kualitatif sangat cocok jika digunakan untuk melakukan
pengungkapan atauexploratory dan penemuan atau discovery.
Exploratory Studies atau studi pengungkapan berhubungan dengan
21

suatu tema atau topik yang dalam penelitian sebelumnya hanya


memberikan hasil yang terbatas, kemudian studi ini akan diarahkan
terhadap penemuan yang lebih lanjut. Arah dari studi lanjut ini adalah
menjabarkan suatu konsep, mengembangkan model, preposisi, dan
juga hipotesis.
Ada beberapa studi yang bisa diarahkan terhadap pemahaman
konsep yang abstrak yang diambil dari pengalaman sosial partisipan,
semisal pembelajaran berbasis kompetensi, dan pemahaman
manajemen berbasis sekolah. Teori dasarnya terletak pada konsep,
model, preposisi, dan hipotesis, sebab pengembangan abstraksinya dari
observasi dan tidak dari teori terdahulu.
2) Untuk penyempurnaan praktik
Hasil dari penelitian kualitatif adalah deskripsi atau analisis
kegiatan serta peristiwa-peristiwa penting. Masukan yang sangat
penting untuk menyempurnakan praktik adalah beberapa studi kasus
yang dilakukan secara terpisah pada kurun waktu yang berbeda
terhadap fokus masalah kegiatan dan program yang sama. Hasil dari
penelitian kualitatif akan memiliki nilai yang lebih tinggi dari
penelitian kuantitatif jika hasil dari penelitian kualitatif bersifat
mendalam dcan juga rinci.

3) Sumbagan dalam menentukan kebijakan


Sumbangan dari hasil penelitian kualitatif dapat bermanfaat
bagi perumusan, implementasi, serta perubahan kebijakan. Penelitian
kualitatif dapat digunakan untuk menganalisis persepsi serta isu-isu
ekonomi, dan juga politik yang mempunyai pengaruh yang besar.
4) Mengklarifikasi isu-isu serta tindakan sosial
Fokus dari studi kasus dapat dilakukan pada pengalamanpengalaman yang terjadi dalam kelompok etnik, kehidupan antar ras,

22

peranan jender, dan kelas sosial. Dalam penelitian kualitatif, isu-isu


tersebut dapat ditempatkan dalam konteks sosial yang lebih luas,
fungsinya memberikan kritik pada aspek idiologis, kepentingan politik
dan ekonomi.
5) Sumbangan untuk studi-studi khusus
Bermanfaat untuk meneliti studi khusus yang tidak bisa diteliti
dengan penelitian biasa, semisal penelitian yang dilakukan pada orang
sibuk, hambatan bahasa, topik yang rahasia atau kontroversial, dan
beberapa penelitian yang tidak dapat diselesaikan dengan
menggunakan penelitian kuantitatif-statistikal.
8. Perbedaan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif
Adapun model paradigma pendekatan kuantitatif dan kualitatif
yang digambarkan oleh Danim, sudarwan (2002:15) seperti terdapat dalam
tabel 2.1 di bawah ini:

Tabel 2.1: Model Paradigma Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif


Model Pedekatan Kuantitatif
ASUMSI-ASUMSI
1. Realitas adalah objektif dan
bebas nilai
2. Mengutamakan desain atau
metode kerja yang ketat

Model Pedekatan Kualitatif

1. Realitas adalah subjektif dan


tidak bebas nilai/bias
2. Menguasai fenomenafenomena secara mendalam

23

3. Variabel-variabel penelitian

3. Variabel penelitia kompleks,

diidentifikasi dan diukur

memiliki hubungan dengan

hubungan-hubungan atau

fenomena, dan sulit diukur

perbedaan
4. Peneliti itu independent

dengan statistikal
4. Peneliti berinteraksi dengan

terhadap yang diteliti


PENDEKATAN PENELITIAN
5. Proses Deduktif
6. Dimulai dengan teori dan
hipotesis
7. Proses kerja bersifat hubungan
sebab akibat (kausalitas)
PERAN PENELITI DALAM
PENELITIAN
8. Peneliti tidak berpengaruh
menjadi bagian dari subjek
penelitian
9. Penjelasan secara subjektif

subjek yang diteliti


5. Proses Induktif
6. Berakhir dengan hipotesis
atau teori grounded
7. Proses kerja bersifat simultan
atau kontinu

8. Peneliti menjadi bagian dari


subjek penelitian
9. Pemahaman dan penjelasan
secara empati

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
24

Penelitian kualitatif adalah suatu strategi inquiri yang menekankan pencarian


makna, pengertian, konsep, karakteristik, gejala, simbol maupun deskripsi tentang
suatu fenomena; fokus dan multimetoda, bersifat alami dan holistik;
mengutamakan kualitas, menggunakan beberapa cara, serta disajikan secara
naratif.
Proses penelitian kualitatif ini melibatkan upaya-upaya penting, seperti
mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan prosedur-prosedur, mengumpulkan data
yang spesifik dari para partisipan, menganalisis data secara induktif mulai dari
tema-tema yang khusus ke tema-tema umum, dan menafsirkan makna data.
Laporan akhir penelitian ini memiliki struktur atau kerangka yang fleksibel. Siapa
pun yang terlibat dalam bentuk penelitian ini harus menerapkan cara pandang
penelitian yang bergaya induktif, berfokus terhadap makna individual, dan
menerjemahkan kompleksitas suatu persoalan.
Dalam penelitian kualitatif masalah yang dibawa oleh peneliti masih
remang-remang, bahkan gelap kompleks dan dinamis. Dalam penelitian kualitatif,
akan terjadi tiga kemungkinan terhadap masalah yang dibawa oleh peneliti dalam
penelitian, yaitu: pertama masalah yang dibawa oleh peneliti tetap, kedua masalah
yang dibawa peneliti setelah memasuki penelitian berkembang yaitu memperluas
atau memperdalam masalah yang disiapkan, dan ketiga masalah yang dibawa oleh
peneliti setelah memasuki lapangan berubah total, sehingga harus ganti
masalah.
Batasan masalah dalam penelitian kualitatif disebut dengan fokus, yang
berisi pokok masalah yang bersifat umum. Penentuan fokus penelitian dilakukan
dengan memilih fokus atau pokok permasalahan yang dipilih untuk diteliti, dan
bagaimana memfokuskannya: masalah mula-mula sangat umum, kemudian
mendapatkan fokus yang ditujukan kepada hal-hal yang spesifik.
Bentuk rumusan masalah secara umum dapat dibedakan menjadi tiga yaitu :
rumusan masalah deskriptif, rumusan masalah komparatif, dan rumusan masalah
asosiatif atau hubungan. Dalam penelitian kualitatif rumusan masalah yang
merupakan fokus penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang stelah
peneliti masuk lapangan atau situasi sosial tertentu.

25

Prinsip-prinsip perumusan masalah disajikan sebagai pegangan bagi para


peneliti dalam rangka merumuskan masalah. Pengajuan prinsip-prinsip perumusan
masalah berikut ini pada dasarnya diuraikan secara berturut-turut yaitu : prinsip
yang berkaitan dengan teori dari-dasar, prinsip yang berkaitan dengan maksud
perumusan masalah, prinsip hubungan faktor, fokus sebagai wahana untuk
membatasi studi, prinsip yang berkaitan dengan kriteria inklusi-eksklusi, prinsip
yang berkaitan dengan bentuk dan cara perumusan masalah, prinsip sehubungan
dengan posisi perumusan masalah, prinsip yang berkaitan dengan hasil
penelaahan kepustakaan, serta prinsip yang berkaitan dengan penggunaan bahasa.
Adapun langkah-langkah perumusan masalah adalah : Langkah (1) tentukan
fokus penelitian. Langkah (2) cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitan
denga fokus tersebut yang dalam hal ini dinamakan subfokus. Langkah (3) dari
antara faktor-faktor yang terkait adakan pengkajian mana yang sangat menarik
untuk ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih. Langkah (4) kaitkan secara
logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.

DAFTAR PUSTAKA

26

Creswell, John W. 2010. Research Design, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan


Mixed. Yogyakarta : Pustaka pelajar
Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya Offset
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R & D. Bandung :
ALFABETA CV
Yusuf, A Muri. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Penelitian
Gabungan. Padang : UNP Press

27

Anda mungkin juga menyukai