Anda di halaman 1dari 4

Bab II

Isi

Menurut Madigan et al. (2012), pertumbuhan mikrobia adalah peningkatan jumlah sel
mikrobia dalam suatu populasi. Metode yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pertumbuhan mikrobia terdiri dari Batch Culture dan Continuous Culture. Metode Batch
Culture merupakan metode pertumbuhan populasi mikrobia tanpa penambahan medium baru
(sistem tertutup) dan pengurangan kultur. Sedangkan Continuous culture merupakan salah
satu metode yang digunakan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan populasi mikrobia
dengan melakukan penambahan nutrien secara berkala (sistem terbuka) dan pengurangan
kultur sehingga pertumbuhan mikrobia konstan.
Continuous culture diawali dengan menginokulasi mikrobia dengan bacth culture
terlebih dahulu. Ketika memasuki fase eksponensial atau fase log dan sebelum memasuki
fase stasioner maka dilakukan penambahan nutrien. Pada fase eksponensial telah terjadi
pembelahan oleh sel bakteri sehingga pertumbuhan populasi mikrobia mulai dapat diamati.
Pada continuous culture, volume kultur dijaga untuk tetap konstan melalui pembuangan
medium yang tidak terpakai yang juga mengandung mikrobia.
Penerapan metode continuous culture ini bertujuan untuk menjaga pertumbuhan
populasi mikrobia untuk tetap berada di fase eksponensial dalam periode yang cukup lama.
Dengan demikian, pertumbuhan mikrobia yang terjadi pada continuous culture ini merupakan
pertumbuhan eksponensial. Adapun menurut Madigan et al. (2012), pertumbuhan
eksponensial adalah pertumbuhan populasi dengan peningkatan jumlah sel menjadi dua kali
lipat dari sebelumnya pada interval waktu yang konstan. Salah satu contoh manfaat dari
continuous culture ini adalah untuk mempermudah pengamatan proses sintesis enzim tertentu
oleh bakteri.

Ketika medium segar ditambahkan, maka pada saat yang sama terjadi aliran
pembuangan kultur yang juga mengandung bakteri agar volume kultur tetap konstan. Salah
satu contoh alat yang menggunakan prinsip continuous culture ini adalah penggunaan
kemostat. Menurut Madigan et al. (2012), bila volume kemostat, jumlah sel dan status
nutrisi berada dalam keadaan setimbang (konstan) maka dapat dikatakan bahwa sistem
berada pada kondisi steady state.
Pada kemostat, tingkat pertumbuhan mikrobia dan densitas sel dapat diatur dengan
bebas dan serempak. Menurut Madigan et al. (2012), faktor yang mempengaruhi tingkat
pertumbuhan dan densitas sel mikrobia terdiri dari dilution rate dan pembatasan konsentrasi
nutrien. Dilution rate merupakan kecepatan aliran penambahan medium segar dan
pembuangan medium yang tidak terpakai. Pembatasan konsentrasi nutrien seperti sumber
karbon dan

nitrogen tentu mempengaruhi seberapa besar penyerapan nutrien tiap sel

mikrobia. Mikrobia yang membutuhkan sumber nitrogen misalnya tentu membutuhkan


nitrogen yang lebih banyak dibandingkan dengan mikrobia lainnya.

Gambar 1. Gambar skematik penerapan continuous culture (kemostat)


Madigan et al. (2012)

Adapun hubungan antara dilution rate dan konsentrasi nutrien yang membatasi
pertumbuhan mikrobia pada kemostat dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2. Grafik hubungan antara dilution rate dan konsentrasi nutrien yang
membatasi pertumbuhan mikrobia pada kemostat Madigan et al. (2012).
Berdasarkan grafik dapat terlihat bawa densitas mikrobia akan rendah bila dilution
rate terlalu tinggi dan terlalu rendah. Bila dilution rate terlalu tinggi, kemampuan mikrobia
untuk membelah tidak cukup cepat untuk menyeimbangkan medium yang masuk dan
medium yang dibuang. Sel mikrobia umumnya akan membelah lebih cepat pada dilution rate
yang tinggi sebagai bentuk adaptasi. Meskipun demikian, kemampuan membelah mikrobia
tetap memiliki batasan tertentu.
Bila dilution rate telah melampaui ambang batas kemampuan mikrobia untuk
membelah, kecepatan pembelahan mikrobia tidak sesuai dengan aliran medium yang masuk
dengan yang keluar. Namun bila dilution rate terlalu rendah, mikrobia tidak mendapatkan
nutrien yang cukup sebagai sumber energi untuk pertumbuhan dan pembelahan mikrobia.
Konsentrasi nutrien akan mempengaruhi densitas sel mikrobia. Bila konsentrasi dinaikan

dengan dilution rate yang konstan maka densitas mikrobia akan meningkat namun dengan
laju pertumbuhan yang sama.

Mega Ayu Oktavina (2010/297587/BI/8390)


Daftar Pustaka
Madigan, M.T., J.M. Martinko, D.A. Stahl and D.P. Clark. 2012. Brock Biology of
Microorganisms 13th ed. Benjamin Cummings. San Fransisco.pp :123,126- 127

Anda mungkin juga menyukai