: SAHIB
NPM
: 163112620120047
KELAS
Sel kerucut harus mengatur ulang setelah mengirim sinyal saraf ke otak, yang
mengapa mata terus bergerak: ini menyebabkan cahaya jatuh di tempat yang berbeda
pada retina, untuk menjaga persepsi warna stabil.
Buta warna terjadi ketika seseorang kehilangan satu jenis kerucut. Hal ini lebih sering
terjadi pada laki-laki, sekitar 8 persen di antaranya dianggap buta warna. Hanya 0,5
persen perempuan mengalami buta warna. Menariknya, penglihatan warna yang terbaik
pada burung dan primata, dan lebih buruk pada spesies lain. Ini mungkin kompensasi
untuk rasa lemah bau, atau mungkin telah berevolusi untuk membantu kita
mengidentifikasi tanaman (Amanda B, dkk 2008).
C. Fungsi Sel Kerucut (cone cell)
Sel Kerucut (Cone cell) berfungsi untuk mengambil sinyal dari segala arah,
meningkatkan persepsi penglihatan tepi, sensor gerak dan kedalaman. Namun, sel
batang tidak melihat warna. Sel batang banya mendeteksi sinar terang dan dalam
keadaan gelap. Kebanyakan orang memiliki sekitar 120 juta sel batang, yang masingmasing lebih dari seribu kali lebih sensitif seperti sel kerucut individual. Sel kerucut
(Amanda B, dkk 2008).
Bila sel batang ataupun sel kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melewati
lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua bagian retina
kecuali di fovea. Di fovea, yaitu cekungan yang terletak tepat di tengah retina, lapisan
ganglion dan bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung mengenai fotoreseptor
(Sherwood, 2011). Fovea terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci. Fovea
sentralis dengan diameter hanya 0,3 milimeter, hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel
kerucut (Guyton dan Hall, 2010). Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, di sini
fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan bagian retina paling tipis (Riordan-eva dan
Witcher, 2010). Daerah tepat di sekitar fovea, makula lutea juga memiliki konsentrasi sel
kerucut yang tinggi dan ketajaman lumayan. Namun, ketajaman makula lebih rendah
daripada fovea, karena ada lapisan sel ganglion dan bipolar di atasnya (Amanda B, dkk
2008).
2
Sel kerucut pada retina merupakan komponen penting untuk melihat warna. Setiap
jenis sel kerucut sensitif terhadap panjang gelombang yang berbeda. Pada sel kerucut mata
orang yang normal memiliki tiga jenis pigmen yang dapat membedakan warna.Ketiga macam
pigmen tersebut sensitif terhadap cahaya. Penglihatan warna yang normal pada manusia ini
disebut juga dengan trikromatik.
Nukleus berperan dalam seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, mulai dari
metabolism hingga pembelahan sel. Nucleus terdiri dari
membrane inti (karioteka), nukleoplasma (kariolimfa), nucleolus dan kromatin/kromosom.
Nucleus berada di bagian tengah sel dan merupakan organel terbesar di dalam suatu sel.
Nukleus umumnya berbentuk lonjong, bulat, atau tak beraturan. Pada sel eukariotik, nucleus
diselubungi oleh membrane inti (karioteka), sedangkan pada sel prokariotik, nucleus tidak
diselubungi oleh membrane. Nukleoplasma (kariolimfa) merupakan matriks yang berada di
dalam nucleus. Di dalam nukleoplasma inilah terdapat berbagai macam enzim.
Kromatin/kromosom, dan nucleolus merupakan Bahan utama penyusun kromosom adalah
DNA yang merupakan suatu substansi genetic yang berperan pada saat proses pembelahan
sel. Kromatin ialah kromosom yang terlihat seperti benang-benang halus dan panjang yang
terjadi pada saat sel tidak membelah. Terkahir, nucleolus berperan dalam pembentukan RNA
(Amanda B, dkk 2008).
b. Mitokondria
Mitokondria berbentuk bulat, batang, atau oval dan berfungsi sebagai tempat respirasi
sel yang menghasilkan ATP untuk energy bagi sel. Oleh Karena itu, mitokondria hanya
terdapat pada sel aerob.Mitokondria memiliki dua membrane, yaitu membrane luar dan
membrane dalam. Membrane dalam berbentuk lipatamn atau sering disebut dengan krista,
dan berguna untuk memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen oleh sel
dapat berlangsung secara efektif.Bagian yang terletak di antara membrane luar dan
membrane dalam disebut dengan matriks mitokondria. Bagian ini mengandung DNA, RNA,
ribosom, dan juga enzim-enzim yang dapat mengendalikan pernafasan atau sitokrom
(Amanda B, dkk 2008).
Kekurangan penglihatan warna terjadi ketika salah satu atau lebih sel kerucut pada retina
kurang berfungsi daripada keadaan normal, atau tidak berfungsi sama sekali (Kartika, dkk
2004).
Buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi hampir hanya pada para
pria Wanita secara genetik hanya sebagai carrier buta warna yang diturunkan ke anak lakilakinya (Kartika, dkk 2004).
Kelainan ini terjadi akibat defisiensi kongenital terkait-X kromosom pada salah satu
jenis fotoreseptor retina yang spesifik yaitu sel kerucut.Akibat faktor genetik ini sel kerucut
penderita buta warna tidak mampu untuk menangkap spektrum warna tertentu Gen buta
warna terkait dengan dengan kromosom X (X -linkedgenes) ini memungkinkan seorang pria
yang memiliki genotif XY untuk terkena buta warna secara turunan lebih besar dibandingkan
wanita yang bergenotif XX untuk terkena buta warna. Jika hanya terkait pada salah satu
kromosom X nya saja, wanita disebut carrier atau pembawa, yang bisa menurunkan gen buta
warna pada anak-anaknya. Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita dilahirkan
buta warna. Dan 99% penderita buta warna termasuk dikromasi, protanopia, dan
deuteranopia (Kartika, dkk 2004).
DAFTAR ISI
1. Kartika, dkk 2004. Patofiologi dan diagnosis buta warna.
2. M.S Amanda Brahman, dkk 2008 understanding cone dystrophy university
Michigan Collage Eye Cente.
3. Helmi yusuf 2003. Warna dan maknya dalam kehidupan Alam II disel
BEM FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.
Of
enggarakan oleh