Anda di halaman 1dari 7

NAMA

: SAHIB

NPM

: 163112620120047

KELAS

: C / KARYAWAN BIOMEDIK 2016


SEL KERUCUT

A. Definisi Sel Kerucut (cone cell)


Sel kerucut (bahasa Inggris: cone cell) adalah sel penerima sinar di dalam retina
mata yang bertanggung jawab terhadap penglihatan warna. Sel kerucut akan bekerja
dengan baik pada kondisi yang cukup terang. Osterberg pada tahun 1935 mengatakan,
ada sekitar enam juta sel kerucut pada mata manusia. Sementara Curcio pada tahun
1990 mengatakan ada sekitar 4,5 juta sel kerucut dan 90 juta sel batang pada retina
manusia. Sel kerucut kurang sensitif terhadap cahaya dibandingkan sel batang, tapi sel
kerucut mampu membedakan warna. Sel kerucut juga dapat melihat detail yang lebih
halus dan karena memiliki respon yang cepat terhadap perubahan. Karena manusia
biasanya memiliki tiga jenis sel kerucut dengan iodopsin berbeda, yang memiliki kurva
respon yang berbeda, dengan demikian manusia menanggapi variasi warna dengan cara
yang berbeda. Hal ini yang mebuat manusia memiliki penglihatan trikromatik. Pada kasus
buta warna, satu atau lebih sel kerucut tidak berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga
penderita buta warna tidak bisa melihat warna tertentu. Pernah juga di laporkan bahwa
ada manusi yang memiliki empat atau lebih sel kerucut yang membuat Sel kerucut
memiliki penglihatan tetrakromatik. Kerusakan pada sel kerucut akan menyebapkan
kebutaan (Amanda B, dkk 2008)
B. Letak Sel Kerucut (cone cel)
Persepsi Warna dilakukan oleh sel kerucut. Ada 6.000.000-7.000.000 sel kerucut di
retina manusia rata-rata. Sel kerucut sebagian besar terkonsentrasi di pusat retina,
sekitar fovea. Ada tiga jenis sel kerucut: kerucut merah (sekitar 64 persen dari total), hijau
(32 persen) dan biru (2 persen). Sel kerucut yang terbaik untuk mendeteksi rincian halus,
tetapi hanya bekerja dalam cahaya terang (M.S Amanda B, dkk 2008).
1

Sel kerucut harus mengatur ulang setelah mengirim sinyal saraf ke otak, yang
mengapa mata terus bergerak: ini menyebabkan cahaya jatuh di tempat yang berbeda
pada retina, untuk menjaga persepsi warna stabil.
Buta warna terjadi ketika seseorang kehilangan satu jenis kerucut. Hal ini lebih sering
terjadi pada laki-laki, sekitar 8 persen di antaranya dianggap buta warna. Hanya 0,5
persen perempuan mengalami buta warna. Menariknya, penglihatan warna yang terbaik
pada burung dan primata, dan lebih buruk pada spesies lain. Ini mungkin kompensasi
untuk rasa lemah bau, atau mungkin telah berevolusi untuk membantu kita
mengidentifikasi tanaman (Amanda B, dkk 2008).
C. Fungsi Sel Kerucut (cone cell)
Sel Kerucut (Cone cell) berfungsi untuk mengambil sinyal dari segala arah,
meningkatkan persepsi penglihatan tepi, sensor gerak dan kedalaman. Namun, sel
batang tidak melihat warna. Sel batang banya mendeteksi sinar terang dan dalam
keadaan gelap. Kebanyakan orang memiliki sekitar 120 juta sel batang, yang masingmasing lebih dari seribu kali lebih sensitif seperti sel kerucut individual. Sel kerucut
(Amanda B, dkk 2008).
Bila sel batang ataupun sel kerucut terangsang, sinyal akan dijalarkan melewati
lapisan ganglion dan bipolar sebelum mencapai fotoreseptor di semua bagian retina
kecuali di fovea. Di fovea, yaitu cekungan yang terletak tepat di tengah retina, lapisan
ganglion dan bipolar tersisih ke tepi sehingga cahaya langsung mengenai fotoreseptor
(Sherwood, 2011). Fovea terutama berfungsi untuk penglihatan cepat dan rinci. Fovea
sentralis dengan diameter hanya 0,3 milimeter, hampir seluruhnya terdiri atas sel-sel
kerucut (Guyton dan Hall, 2010). Foveola adalah bagian paling tengah pada fovea, di sini
fotoreseptornya adalah sel kerucut, dan bagian retina paling tipis (Riordan-eva dan
Witcher, 2010). Daerah tepat di sekitar fovea, makula lutea juga memiliki konsentrasi sel
kerucut yang tinggi dan ketajaman lumayan. Namun, ketajaman makula lebih rendah
daripada fovea, karena ada lapisan sel ganglion dan bipolar di atasnya (Amanda B, dkk
2008).
2

Sel kerucut pada retina merupakan komponen penting untuk melihat warna. Setiap
jenis sel kerucut sensitif terhadap panjang gelombang yang berbeda. Pada sel kerucut mata
orang yang normal memiliki tiga jenis pigmen yang dapat membedakan warna.Ketiga macam
pigmen tersebut sensitif terhadap cahaya. Penglihatan warna yang normal pada manusia ini
disebut juga dengan trikromatik.

(Gambar 1 Spektrum responsiviti pada sel kerucut manusia tipe S, M, dan L)


Sifat absorbsi dari pigmen yang terdapat di dalam ketiga macam sel kerucut itu
menunjukkan bahwa puncak absorbsi pada gelombang cahaya berturut-turut sebagai
berikut :
a) 420 nm: sel kerucut biru atau "S" kerucut untuk panjang gelombang pendek (shortwavelength light),
b) 530 nm: sel kerucut hijau atau "M" kerucut untuk panjang gelombang menengah (middlewavelength light),
c) 560 nm: merah kerucut atau " L" kerucut untuk gelombang panjang (long-wavelength light)
(Wisnuwardani F, dkk 2013)

D. Fungsi Masing-Masing Organel Sel Kerucut cone cell


a.Nukleus (Inti Sel)
3

Nukleus berperan dalam seluruh aktivitas yang terjadi di dalam sel, mulai dari
metabolism hingga pembelahan sel. Nucleus terdiri dari
membrane inti (karioteka), nukleoplasma (kariolimfa), nucleolus dan kromatin/kromosom.
Nucleus berada di bagian tengah sel dan merupakan organel terbesar di dalam suatu sel.
Nukleus umumnya berbentuk lonjong, bulat, atau tak beraturan. Pada sel eukariotik, nucleus
diselubungi oleh membrane inti (karioteka), sedangkan pada sel prokariotik, nucleus tidak
diselubungi oleh membrane. Nukleoplasma (kariolimfa) merupakan matriks yang berada di
dalam nucleus. Di dalam nukleoplasma inilah terdapat berbagai macam enzim.
Kromatin/kromosom, dan nucleolus merupakan Bahan utama penyusun kromosom adalah
DNA yang merupakan suatu substansi genetic yang berperan pada saat proses pembelahan
sel. Kromatin ialah kromosom yang terlihat seperti benang-benang halus dan panjang yang
terjadi pada saat sel tidak membelah. Terkahir, nucleolus berperan dalam pembentukan RNA
(Amanda B, dkk 2008).

b. Mitokondria
Mitokondria berbentuk bulat, batang, atau oval dan berfungsi sebagai tempat respirasi
sel yang menghasilkan ATP untuk energy bagi sel. Oleh Karena itu, mitokondria hanya
terdapat pada sel aerob.Mitokondria memiliki dua membrane, yaitu membrane luar dan
membrane dalam. Membrane dalam berbentuk lipatamn atau sering disebut dengan krista,
dan berguna untuk memperluas permukaan sehingga proses pengikatan oksigen oleh sel
dapat berlangsung secara efektif.Bagian yang terletak di antara membrane luar dan
membrane dalam disebut dengan matriks mitokondria. Bagian ini mengandung DNA, RNA,
ribosom, dan juga enzim-enzim yang dapat mengendalikan pernafasan atau sitokrom
(Amanda B, dkk 2008).

E. Gambar Sel Kerucut cone cell

F. kelainan sel kerucut


kelainan sel kerucut salah satunya antara lain :
1.Buta Warna
Buta warna adalah suatu keadaan dimana pasien mengalami kelemahan/penurunan
kemampuan untuk membedakan antara warna-warna tertentu yang seharusnya dapat
dibedakan oleh orang dengan penglihatan yang normal (Kartika, dkk 2004)
Istilah buta warna atau colour blind sebenarnya kurang akurat, karena seorang
penderita buta warna tidak buta terhadap seluruh warna. Akan lebih tepat bila disebut
gejala defisiensi daya melihat warna atau colour vision dificiency(Jubinville, 2014). Buta
warna total sangat langka terjadi dan menyebabkan seseorang untuk melihat benda dalam
nuansa abu-abu (Kartika, dkk 2004)
Buta warna terjadi ketika seseorang kehilangan satu jenis kerucut. Hal ini lebih sering
terjadi pada laki-laki, sekitar 8 persen di antaranya dianggap buta warna. Hanya 0,5
persen perempuan mengalami buta warna. Menariknya, penglihatan warna yang terbaik
pada burung dan primata, dan lebih buruk pada spesies lain. Ini mungkin kompensasi
untuk rasa lemah bau, atau mungkin telah berevolusi untuk membantu kita
mengidentifikasi tanaman (Kartika, dkk 2004)
2. Etiopogenesis
Ketiga macam pigmen warna pada retina membuat kita dapat membedakan warna.
Untuk dapat melihat normal, ketiga pigmen sel kerucut harus bekerja dengan baik. Jika salah
satu pigmen mengalami kelainan atau tidak ada, maka terjadi buta warna (Ilyas, 2008).
5

Kekurangan penglihatan warna terjadi ketika salah satu atau lebih sel kerucut pada retina
kurang berfungsi daripada keadaan normal, atau tidak berfungsi sama sekali (Kartika, dkk
2004).
Buta warna merupakan penyakit keturunan yang terekspresi hampir hanya pada para
pria Wanita secara genetik hanya sebagai carrier buta warna yang diturunkan ke anak lakilakinya (Kartika, dkk 2004).
Kelainan ini terjadi akibat defisiensi kongenital terkait-X kromosom pada salah satu
jenis fotoreseptor retina yang spesifik yaitu sel kerucut.Akibat faktor genetik ini sel kerucut
penderita buta warna tidak mampu untuk menangkap spektrum warna tertentu Gen buta
warna terkait dengan dengan kromosom X (X -linkedgenes) ini memungkinkan seorang pria
yang memiliki genotif XY untuk terkena buta warna secara turunan lebih besar dibandingkan
wanita yang bergenotif XX untuk terkena buta warna. Jika hanya terkait pada salah satu
kromosom X nya saja, wanita disebut carrier atau pembawa, yang bisa menurunkan gen buta
warna pada anak-anaknya. Menurut salah satu riset 5-8% pria dan 0,5% wanita dilahirkan
buta warna. Dan 99% penderita buta warna termasuk dikromasi, protanopia, dan
deuteranopia (Kartika, dkk 2004).

DAFTAR ISI
1. Kartika, dkk 2004. Patofiologi dan diagnosis buta warna.
2. M.S Amanda Brahman, dkk 2008 understanding cone dystrophy university
Michigan Collage Eye Cente.
3. Helmi yusuf 2003. Warna dan maknya dalam kehidupan Alam II disel
BEM FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia.

Of

enggarakan oleh

4. Wisnuwardani fitri, dkk 2013 Perkembangan dan struktur retina


Departemen Ilmu
Kesehatan Mata Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran, Pusat Mata Nasional
Rumah Sakit Mata Cicendo
Bandung
6

Anda mungkin juga menyukai