Anda di halaman 1dari 4

Band Gap Semikonduktor

Syifa Sagita Rahmawati (14031013007)


Program Studi Fisika, FMIPA Universitas Padjadjaran
Senin, 17 November 2015
Asisten : Agtri Henboral
Abstrak
Percobaan band gap semikonduktor ini dirancang untuk mengetahui bagaimana pengaruh suhu
terhadap karakteristik semikonduktor. Prosedur yang dilakukan saat praktikum ada dua, yaitu
mengamati perubahan tegangan yang terukur pada saat penaikan temperatur dan penurunan temperatur
dengan arus yang diberikan bervariasi. Berdasarkan pengamatan selama praktikum dan hasil
pengolahan data, semakin naik temperaturnya, maka tegangannya semakin turun, konduktivitasnya
semakin naik dan energi gapnya semakin kecil. Sedangkan saat penurunan temperatur berlaku
kebalikannya, yaitu tegangannya semakin naik, konduktivitasnya semakin turun dan energi gapnya
semakin besar. Dapat disimpulkan bahwa energi gap berbanding terbalik dengan temperatur. Ini
bersesuaian dengan teori, bahwa jika suatu semikonduktor dinaikan suhunya, maka semikonduktor
tersebut dapat berkarakteristik sebagai konduktor yang ditandai dengan kecilnya nilai energi gap.
Semakin besar arusnya maka tegangan saat temperatur yang sama tegangannya semakin besar.
Kata Kunci : Semikonduktor, Temperatur, Band Gap, Pita Valensi, Pita Konduksi.
I.
Pendahuluan
VI.
meningkat seiring
II. Berdasarkan daya hantar listriknya,
dengan kenaikan suhu. Pada suhu kamar
bahan dibagi menjadi empat golongan, yaitu
bersifat konduktor.
superkonduktor, konduktor, semikonduktor dan
isolator. Daya hantar listrik atau konduktivitas
VII. Perbedaan ketiga bahan ini
suatu bahan ditentukan oleh besar band gap
disebabkan oleh perbedaan celah energi
(celah pita) yang dimiliki oleh masing masing
atau energi gap dari masing-masing
bahan. Khusus bahan semikonduktor, bahan
bahan. Energi gap adalah sela antara
tersebut bias bersifat sebagai konduktor dan
pita konduksi dan pita valensi.
bias bersifat sebagai isolator. Dalam praktikum
VIII.
kali ini akan dicari tahu bagaimana karakteristik
dari band gap semikonduktor dan pengaruhnya
terhadap suhu.
III.
Teori Dasar
IV. Sifat konduktivitas bahan adalah
kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan listrik. Pada zat padat
kemampuan ini terbagi atas 3 macam
yakni:
1. Konduktor adalah bahan yang dapat
menghantarkan listrik dengan mudah
2. Isolator adalah bahan yang sulit untuk
menghantarkan listrik
3. Semikonduktor. Disebut semi atau
setengah konduktor, karena bahan ini
memang bukan konduktor
V.
murni. Nilai
konduktivitasnya dapat berubah-ubah,
tergantung pada suhu. Konduktivitasnya

IX. Gambar 1. Energi gap bahan


X.
XI. Elektron dari pita valensi harus
mempunyai energi minimum sebesar
energi gap untuk sampai ke pita
konduksi.
Gambar
di
atas
memperlihatkan besar energi gap dari
masing-masing bahan. Tampak bahwa

120. 1. 0.
isolator mempunyai energi gap yang
paling besar sehingga electron pada pita
LIV.LV.
valensi sangat sulit untuk berpindah ke
LII.
LIII.
2.00E
0.005
pita konduksi. Pada konduktor celah
123
0.25
energi atau energi gap sangat kecil
LVIII.
LIX.
bahkan pada beberapa logam, pita LVI.
LVII.
2.94E+
konduksi dan pita valensi saling over
141
0.17
laping sehingga bisa dikatakan tidak
LXII.
LX.
LXI.LXIII.
terdapat energi gap. Untuk bahan
4.55E+
162
0.11
-0.0553
semikonduktor, energi gap dapat
berubah sesuai suhunya. Celah energi
LXVI.
LXV.LXVII.
pada semikonduktor semakin kecil LXIV.
5.00E+
168
0.1
-0.0633
apabila dipanaskan atau dengan kata
lain suhunya dinaikkan.
LXX.
LXVIII.
LXIX.LXXI.
XII.
5.56E+
171
0.09
-0.0718
XIII.
Percobaan
XIV. Pada prosedur pertama, menyusun alat LXXII.
sesuai dengan gambar yang ada di modul. LXXIII.
Setelah itu, menentukan arus yang akan
digunakan, yaitu 4, 5, 6, 7 mA. Lalu mencatat Grafik Tegangan terhadap Kenaikan Temperatur
perubahan
tegangan
seiring
dengan
6
pertambahan dan penurunan temperatur setiap
3C (dengan suhu awal 33C sampai 170C)
5
untuk masing-masing arus yang digunakan.
4
XV. Data dan Analisa
I = 4 mA
- Penaikkan Temperatur
I = 5 mA

XVI. XIX.
XVII.
XVIII.
Suhu Eg
V(Volt)
(1/m)

Tegangan (Volt) 3

XXII.
XXIII.
XX.
XXI.
1.29E0.1490
33
3.88

LXXIV.
-

Penurunan Temperatur

LXXV.
LXXVI.
LXXVII.
LXXVIII.
Suhu
V(Volt)
Eg (eV)
(1/m)

XXXVI.
XXXVII.
XXXVIII.
XXXIX.
87
7.25E-01
0.69
0.06816
XLII.
XLIII.
XL.
XLI.
7.69E0.0649
90
0.65

LXXXI.
LXXIX.
LXXX.
LXXXII.
6.36E+0
171
0.11
-0.08219

XLVIII.
XLIX. L. LI.

0 100 200

Temperatur (C)

XXXV.
XXXII.
XXXIII.
XXXIV.
0.08046
81
5.81E-01
0.86

XLVI.
XLIV.
XLV.XLVII.
1.72E+
117
0.29
0.01558

I = 7 mA

XXVI.
XXVII.
XXIV.
XXV.
1.93E0.13395
48
2.59
XXX.
XXXI.
XXVIII.
XXIX.
2.10E0.13048
51
2.38

I = 6 mA

LXXXIII.
LXXXIV.
LXXXV.
LXXXVI.
150
4.67E+00
0.15
-0.05569
XC.
LXXXVII.
LXXXVIII.
LXXXIX.
123
0.25
2.80E+00
XCI.
XCII.
XCIII.
XCIV.

120. 2. XCVII.
XCV.
XCVI.
XCVIII.
2.33E+0
117
0.3
-0.00476
CI.CII.
XCIX.C.
2.191140.32
CV.
CVI.
CIII.
CIV.
1.25E
0.0349
93
0.56
CIX.CX.
CVII.
CVIII.
1.13E
0.040
90
0.62

CXXXI.

CXIII.
CXIV.
CXI.
CXII.
2.97E0.1112
51
2.36
CXV.
CXVI.
CXVII.
CXVIII.
1.86E-01
39
3.77
0.132289
CXXI.
CXXII.
CXIX.
CXX.
1.63E0.13802
364.3
CXXV.
CXXIII.
CXXIV.
CXXVI.
1.49E33
4.69
0.141261

CXXVII.
CXXVIII.

CXXXII.
CXXXIII.
CXXXIV.

malah semakin kecil (menurun). Ini


bersesuain dengan teori bahwa ketika
suatu bahan memiliki konduktivitas
yang besar, maka energi gapnya
semakin kecil, karena konduktivitas
adalh berbanding terbalik dengan energi
gap. Maka terbuktilah bahwa pada suhu
tinggi semikonduktor bersifat sebagai
konduktor. Selain energi gap yang
senakin menurun seiring pertambahan
suhu, tegangannya pun ikut turun.
Pada saat suhu diturunkan, besar
tegangannya naik. Energi gapnya pun
ikut
membesar.
Sedangkan
konduktivitasnya semakin mengecil.
Konduktivitas
mengecil
artinya
kemampuan bahan tersebut untuk
menghantarkan listrik semakin buruk
atau berkurang (isolator). Ini bersesuain
dengan teori, bahwa semikonduktor
akan bersifat sebagai isolator jika
suhunya di turunkan. Ini ditandai
dengan ikut membesarnya energi gap.

Analisa grafik:
Grafik tersebut adalah grafik
yang menunjukan perubahan tegangan
Grafik Tegangan terhadap Penurunan Temperatur
terhadap perubahan suhu (penaikan
5
ataupun penurunan). Jika di lihat dari
4.5
grafiknya, terlihat bahwa tegangan turun
4
secara eksponensial terhadap kenaikan
temperatur. Untuk masing-masing arus,
3.5
semkain besar sru yang diberikan, maka
I = 4 mA
3
semakin besar pula tegangannya.
I = 5 mA
Tegangan (Volt) 2.5
CXXXV.
Simpulan
I = 6 mA
2
CXXXVI. setelah melakukan eksperimen dapat
I = 7 mA
1.5
disimpulkan bahwa
1
1. eksperimen untuk memperoleh band
0.5
gap semikondukor bisa dilakukan
0
dengan mencatat perubahan tegangan
0 100 200
suatu semikonduktor saat diberikan
Temperatur (C)
perubahan suhu (penaikkan atau
penurunan).
2. Energi gap dari suatu semikonduktor
CXXIX.
Analisa data:
instrinsik lebih kecil dibandingkan
CXXX.
Dari data yang ditampilkan,
dengan semikonduktor ekstrinsik. Ini
semakin besar suhu (suhu naik), maka
dikarenakn semikonduktor ekstrinstik
nilai konduktivitasnya juga semakin
sudah di dopping oleh unsur yang lain.
besar. Sedangkan nilai energi gapnya

3. Nilai energi gap suatu semikonduktor


4. Hubungan antara energi gap dengan
akan semakin mengecil seiring
suhu adalah berbanding terbalik.
pertambhaan suhu karena bahan CXXXVII.
tersebut akan bersifat konduktor bila
CXXXVIII.
Daftar Pustaka
dipanaskan. Begitupun sebaliknya,
Lobo, Paulus, Dr, M.Sc.2009. Catatan
nilai energi gap akan semakin
kuliah fisika zat padat. Universitas
membesar seiring dengan penurunan
Mercu Buana.
suhu karena bahan tersebut akan
Pongkesu, Agriani, S.Si. dkk. 2006.
bersifat sebagai isolator jika suhunya
Metal, Semikonduktor, & Insulator.
diturunkan.
Yogyakarta : Lingua Kata.

Anda mungkin juga menyukai