Anda di halaman 1dari 14

MODUL 7

Foto konduksi. Kemungkinan bagi suatu elektron pita valensi silikon untuk memperoleh energi tambahan dengan agitasi termal sehingga dapat melompati sela energi dan masuk ke pita konduksi adalah kecil sekali (~1 dalam 1013). Sebaliknya, foton sinar merah ( =660 nm) mempunyai energi sebesar 1, 9 eV yang jauh lebih besar dari energi yang diperlukan suatu elektron untuk melompati sela energi 1,1, eV dalam silikon. Jadi konduktivitas silikon meningkat dengan menyolok karena aktifitas foto bila terkena cahaya.

Gambar 5.7. Fotokonduksi. Penggabungan kembali. Reaksi yang menghasilkan pasangan elektron-lubang sebagaimana terlihat pada gambar 36 dapat ditulis sebagai : E n + p 5.9

Dimana E adalah energi, n adalah elektron konduksi dan adalah lubang dalam pita valensi. Dalam hal ini energi berasal dari cahaya, akan tetapi dapat pula berasal dari sumber energi lain seperti panas atau elektron berkecepatan tinggi. Karena semua bahan lebih stabil bila energi berkurang, pasangan elektron-lubang, cepat atau lambat akan menggabung kembali : n + p E 5.10

Elektron masuk kembali ke pita valensi dari pita konduksi, terjadi kebalikan. Karena cahaya atau sumber energi lainnya terus menerus menghasilkan pasangan elektronlubang tambahan, pita konduksi tidak kehabisan pasangan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Waktu yang diperlukan untuk penggabungan kembali berbeda dari bahan kebahan. Namun mengikuti pola yang sama, dalam bahan tertentu, setiap elektron konduksi mempunyai kemungkinan yang sama untuk bergabung kembali dalam batas tertentu (detik atau menit). Hal ini menghasilkan persamaan : N = N0e-t/

5.11

Yang dapat disusun kembali menjadi : Ln (N0/N) = t/ 5.12

Pada persamaan ini, N0 adalah jumlah elektron dalam pita konduksi pada saat tertentu. Setelah waktu tertentu t, jumlah elektron konduksi yang tersisa adalah N. disebut waktu relaksasi atau waktu penggabungan kembali merupakan karakteristik bahan. Perpendaran cahaya. Energi yang dilepaskan pada persamaan diatas, dapat berbentuk kalor atau cahaya. Bila demikian halnya, maka kita sebut sebagai perpendaran cahaya (gambar 5.8). Perpendaran cahaya dibagi kedalam beberapa kelompok. Perpendaran cahaya foto. Adalah cahaya yang dipancarkan setelah elektron diaktivir oleh foton cahaya dan memsuki pita konduksi. Istilah perpendaran cahaya kimia digunakan bila aktivasi mula berasal dari reaksi kimia. Perpendaran cahaya elektro terjadi pada tabung cahaya TV, disini suatu berkas elektron (berkas sinar katoda) menyusuri layar, mengaktivir elektron dalam posfor sehingga memasuki pita konduksi. Pada saat yang bersamaan, elektron dan lubang bergabung kembali memancarkan energi dalam bentuk cahaya tampak.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Gambar 5.8. Perpendaran cahaya Karena laju penggabungan kembali sebanding dengan jumlah elektron yang diaktivir, intensitas perpendaran cahaya memenuhi persamaan berikut :

Ln (I0/I) = t/

5.13

5.5. Semikonduktor ekstrinsik Semikonduktor jenis N. Ketidakmurnian mempengaruhi karakteristik bahan

semikonduktor dengan menimbulkan elektron dan lubang elektron tambahan. Ambillah silikon yang mengandung foSfor sebagai contoh. Fosfor mempunyai lima elektron valensi sedang ikatan silikon memiliki empat elektron. Pada gambar 5.9.a, elektron tambahan tetap ada, terpisah dari dari pasangan elektron yang merupakan ikatan antara atom yang berdekatan. Elektron ini dapat mebawah muatan kearah elektron positif (gambar 5.9.b. sebaliknya dalam gambar 5.9.c elektron tambahan yang tidak dapat tinggal dalam pita valensi karena pita itu sudah penuh menempati kedudukan dekat puncak sela energi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Gambar 5.9. Semikonduktor ekstrinsik (jenis-n) Semikonduktor jenis p. Kelompok III (B, Al, Ga dan In) hanya mempunyai tiga elektron valensi. Oleh karena itu bila unsur tersebut ditambahkan pada silikon sebagai ketidakmurnian, terjadilah lubang elektron. Pada gambar 5.10.a dan b terlihat bahwa setiap atom aluminium dapat menerima sebuah elektron. Dalam proses ini, suatu muatan positif bergerak mendekati elektroda nigatif. Menggunakan pita (gambar 5.10.c, tercatat bahwa perbedaan energi untuk elektron agar dapat pindah dari pita valensi ke level akseptor, Ea jauh kurang dari selah energi penuh. Oleh karena itu, elektron lebih mudah diaktivasikan untuk menduduki tempat akseptor dibandingkan dengan pita konduksi.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Gambar 5.10. Semikonduktor ekstrinsik (jenis-p) Semikonduktor cacat. Oksida besi memiliki ion Fe3+ disamping ion Fe2+. Hal yang sama terdapat pada gambar 5.11.a dimana NiO teroksidasi membentuk ion Ni3+, suatu hal yang lazim pada oksida logam transisi yang memiliki valensi ganda. Pada oksida nikel, tiga Ni2+ digantikan oleh dua Ni3+ dan satu kekosongan.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Gambar 5.11. Semikonduktor cacat.

5.6. Alat semikonduktor Semikonduktor banyak digunakan dalam alat-alat elektronika. Kita akan membahas beberapa diantaranya. Alat konduksi dan tahanan. Telah kita ketahui bahwa konduktivitas dari foto konduktor tergantung pada jumlah sinar datang. Kemampuan inilah yang digunakan dalam alat penginderaan cahaya. Radiasi tidak perlu dapat dilihat, dapat berupa sinar ultraviolet atau inframerah, asalkan foton memiliki energi yang setara atau lebih besar daripada sela energi. Alat jenis kedua adalah termistor. Yaitu semikonduktor dengan tahanan yang telah dikalibrasi dengan suhu. Bila sela energi besar, sehingga kurva ln terdapat 1/T terjal, maka dapat dirancang suatu termistor yang dapat mencatat perubahan suhu sebesar 10-4oC. Karena banyak bahan semikonduktor mempunyai faktor tumpukan yang rendah, mereka memiliki kompressibilitas yang tinggi. Percobaan menunjukkan bahwa bila volume ditekan, ukuran sela energi turun, hal ini dengan sendirinya meningkatkan jumlah elektron yang dapat melompati sela energI. Dengan demikian tekanan dikalibrasi terhadap tahanan untuk alat pengukur tekanan. Alat foto multiplier bekerja berdasarkan aktivasi elektron, pertama-tama oleh foton dan kemudian oleh elektron itu sendiri. Sebagai contoh, misalkan ada sumber cahaya yang

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

sangat lemah, berupa sebuah foton yang mengenai elektron valensi. Mata kita tidak mungkin dapat mengamatinya. Akan tetapi bila elektron tadi ditingkatkan sampai pita konduksi dan sekaligus berada dalam medan listrik yang kuat sekali, elektron itu akan dipercepat sampai mencapai kecepatan tinggI dan energi tinggi. Elektron ini dapat mengaktivasi elektron atau beberapa elektron lainnya yang juga dapat dipengaruhi oleh oleh medan yang kuat. Efek penggandaan ini dapat dimamfaatkan. Suatu signal cahaya yang sangat lemah dapat diperbesar. Melalui pengfokusan yang baik, suatu benda dalam kegelapan akan terlihat. Alat juction (dioda). Beberapa peralatan menggunakan sambungan antara semi konduktor jenis-n dan jenis-p, yang paling sering digunakan adalah LED (dioda pemancar cahaya). Dioda ini digunakan pada display digital (merah) yang ditempatkan dikalkulator. Prinsip kerja LED dapat dilihat pada gambar 5.12. Pembawa muatan pada sisi-n dan sisi-p dari junction adalah elektron dan lubang, bila arus melalui alat dalam arah seperti terlihat pada gambar, lobang dalam pita valensi bergerak melalui junction kedalam bahan jenis-n, sebaliknya elektron pita konduksi memasuki bahan jenis-p. Berdekatan dengan junction terdapat pembawa muatan yang berlebihan yang bergabung kembali dan menghasilkan perpendaran cahaya. N + p foton 5.14

Gambar 5.12. Dioda pemancar cahaya.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

Bila digunakan Ga As, foton yang dikeluarkan dalam daerah penggabungan kembali berwarnah merah, GaP akan menghasilkan foton hijau. Junction pada gambar 5.12 dapat juga digunakan sebagai penyearah (rectifier), yaitu menjadi suatu check valve yang dapat melalukan arus dalam satu arah. Dengan bias maju sesuai dengan gambar 5.13.a, arus dapat lewat karena muatan, baik elektron maupun lubang bergerak melalui juction. Pada gambar bias balik sesuai gambar 5.13.b, pembawa muatan tertarik menjauhi kedua sisi junction, meninggalkan daerah yang kekurangan pembawa muatan atau daerah isolasi pada junction.

Gambar 5.13. Penyearah arus (rectifier) Bila tegangan ditingkatkan daerah yang kosong bertambah lebar. Arus hanya dapat mengalir pada bias maju. Hal ini berlaku untuk jangkau tegangan balik yang cukup besar. Akan tetapi, ada suatu titik, dimana arus dapat lewat karena terjadi suatru hubung singkat yang ada didaerah kosong. Khususnya, beberapa pembawa muatan yang ada didaerah kosong dipercepat hingga mencapai kecepatan tinggi oleh perbedaan potensial yang tajam. Sama halnya dengan alat foto multiplier yang telah diuraikan tadi, elektron yang berenergi tinggi dapat melepaskan elektron lainnya. Terjadi banjir yang menghasilkan arus yang besar. Pada hakikatnya, kita kini memiliki katup pengaman yang terbuka pada tegangan tertentu. Dioda, berdasarkan prinsip tersebut diatas, dapat dirancang untuk tegangan tembus antara 1 atu 2 volt hingga beberapa ratus volt dengan arus yang berkisar dari

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

miliampere hingga beberapa ampere. Dioda yang disebut sebagai dioda zener, dapat digunakan sebagai filter, gate dan pengontrol voltage tetap. Transistor. Transistor adalah alat junction yang dapat memperkuat sinyal yang lemah menjadi besaran yang lebih kuat dan dapat dimamfaatkan. Transistor paling sederhana memamfaatkan daerah yang kekuarangan pembawa muatan untuk memperkuat keluaran suatu rangkaian. Ini disebut transistor efek medan (FET, field effect transisitor). Pada gambar 5.14, junction p-n, oleh sinyal masuk menjadi bias balikan. Dengan berubahnya sinyal, daerah yang kekurangan pembawa muatan berubah dan dengan demikian mengubah resistivitas antara sumber dan penerima. Sebaliknya, arus yang mengalir keluar berubah secara terjkendali. Sinyal yang lemah dapat menghasilkan fluktuasi arus yang berarti.

Gambar 5.14. Transistor (efek medan). Dikenal transistor dengan dua junction yang dihubungkan secara seri. Jenisnya adalah p-n-p dan n-p-n dan disebut transistor juction. Jenis pertama banyak digunakan pada waktu dulu, akan tetapi, kita akan membahas transistor n-p-n, karena lebih mudah menggambarkan pergerakan elektron dibandingkan dengan pergerakan lubang. Namun perinsipnya sama saja. Sebelum membahas susunan transistor, perlu diingat kembali bahwa jika lubang bergerak melintasi juction dengan bias maju, mereka akan bergabung kemabali dengan elektron dalam bahan jenis-n sesuai persamaan yang telah dipelajari terdahulu. Elektron bergabung dengan lubang ketika elektron melintasi junction dan memasuki bahan jenisp. Namun reaksi dari persamaan tersebut tidak terjadi seketika itu. Sebenarnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

kelebihan jumlah pembawa muatan positif dan negatif dapat bergerak cukup jauh melewati junction. Jumlah pembawa muatan yang tidak bergabung kembali yang berlebihan merupakan fungsi eksponensial dari tegangan terpasang dan penting untuk operasi transistor. Suatu transistor terdiri dari pemancar, basis dan kolektor (gambar 5.5). Untuk sementara, baiklah ditinjau junction pemancar saja yang bias sedemikian rupa sehingga elektron bergerak kebasis menuju kollektor. Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, jumlah elektron yang melintasi junction ini dan memasuki bahan jenis-p merupakan fungsi eksponensial dari tegangan pemancar, Ve. Bila tegangan pemancar berubah-ubah, arus kolektor, Ic berubah secara eksponensial. Secara logaritmis dapat ditulis sebagai berikut : Ln Ic Ln I0 + Ve/B Ic = I0 ev0/B 5.15 5.16

Dimana I0 dan B merupakan konstanta. Jadi, bila tegangan dalam pemancar dinaikkan sedikit saja, pertambahan arus cukup besar. Hubungan inilah yang menyebabkan mengapa transistor digunakan sebagai amplifier.

Gambar 5.15 Transistor (n-p-n) 5.7. Pemrosesan Semikonduktor.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

10

Komposisi semikonduktor sangat menentukan. Beberapa jenis kotoran merupakan pembawa donor dan pembawa negatif (jenis-n); jenis lain merupakan pembawa akseptor dan pembawa negatif (jenis-p). Dopant ini meskipun sengaja ditambahkan, jumlahnya harus terkontrol dengan ketat hingga leper perjutaan (ppm) bahkan kurang. Oleh karena itu, biasanya silikon dimurnikan semurni mungkin, kemudian baru ditambahkan dopant tepat sesuai yang diinginkan.

Gambar. Petumbuhan kristal tunggal (semikonduktor) Metoda penarikan kristal akan dibahas ada bab berikutnya. Pertama-tama bahan semikonduktor dilebur; kemudian benih kristal tungal dikenakan kepermukaan dan ditarik ketas dengan perlahan-lahan ( 1 mm/menit) sampil diputar (1/det). Bila cairan sedikit diatas titik cairnya, maka akan membeku pada kristal benih ketika benih ditarik keatas. Atom bersolidifikasi sesuai dengan strruktur kristal benih. Dapat ditambahkan bahan dopant kelompok III atau kelompok IV pada bahan cair dalam jumlah 10-6 % atom yang diperlukan untuk menghasilkan produk jenis-p dan n. Teknik tersebut dapat dilihat pada gambar 44.a. cukup memusakan hasilnya untuk germanium dan bahan lain yang mencair dibawah 1000oC, namun kurang sesuai dengan silikonn, karens silikon mencair diatas 1400oC dan oleh karena itu lebih mudah terkena kotoran yang berasal dari tempat dan didnding dapur. Selain itu dopant mudah menguap sehingga pengendalian komposisi lebih sulit, oleh karena itu digunakan proses daerah mengambang.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

11

Zona mengambang diawali dengan batan diameter lebih besar 5 cm dari silikon polikristalin yang telah dimurnikan. Yang berada diatas piring kristal tungal yang telah disiapkan. Keduanya mencair ditempat bersinggungan dengan pemanasan r-f. Kumparan r-f diangkat perlahan-lahan gambar 44.b untuk menggerakkan daerah yang cair kearah atas. Bahan polikristal mencair mengikuti pergerakan keatas dan mengumpang zona cair. Berikut ini dapat dilihat macam-macam semikonduktor dan penggunaannya Tabel Macam-macam Semi konduktor dan penggunaannya Nama Semikonduktor Barium Titinate (Ba Ti) Bismuth Telirida (B12 Te3) Cadmium Sulfida (Cd S) Galliun Arsenida Ga As) Germanium (Ge) Indium Antimonida (In. Sb) Indium Arsenida (In As) Silikon (Si) Silikon Carbida (Si Cb) Seng Sulfida (Zn S) Germanium Silikon (Ge Si) Selenium (Se) Aluminium stibium (Al Sb) Gallium pospor (Ga P) Indium pospor (In P) Tembaga oksida Plumbung sulfur (Pb. S) Plumbung Selenium (Pb Se) Indium stibium (In Sb) Kegunaannya Termistor Konversi termoelektrik Sel Foto Conductif Dioda, transistor, laser, led, geberator gelombang mikro Diode, transistor Magneto resistor, piezo resistor, detektor radiasi infra merah Piezo resistor Diode, transistor, IC Varistor Perangkat penerangan elektro Pembangkitan termoelektrik Rectifier Dioda penerangan Dioda penerangan Filter infra merah Rectifier Foto sel Foto Sel Detektor infra merah

Superkonduktor Pada bahan-bahan konduktor yang dijumpai seharai-hari, selalu mempunyai resistansi. Hal ini disebabkan karena bahan-bahan tersebut mempeunyai resistivitas. Seperti telah dibahasa pada bab sebelumnya, bahwa resistivitas akan mencapai harga nol pada suhu kritis Tc. Dewasa ini sedang dikembangkan usaha untuk mencapai suhu kritis Tc bahan-bahan untuk dijadikan superkonduktor. Disamping itu bahan magnet pada bahan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

12

superkonduktor adalah lebih kecil dari pada medan kritis Hc seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

Gambar. Daerah superkonduktor pada bidang magnet dan suhu. Dengan demikian suatu superkonduktor akan hilang superkonduktivitasnya jika suhu diatas kritis dan medannya diatas kuat medan kritisnya. Terdapat 30 unsur dan hampir 100 senyawa yang dapat digunakan sebagai bahan superkonduktor. Suhu kritis bahan konduktor yang tertinggi adalah 18,1o untuk senyawa Nb3Sn yang ditemukan oleh Mathias seorang ahli dari USA.

Tabel Suhu kritis beberapa bahan superkonduktor.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

13

Tetapi perlu diingat bahwa tidak selalu terjadi pada bahan yang pada suhu kamar misalnya : Cu, Ag dan Au merupakan konduktor yang suhu kamar konduktivitasnya lebih baik. Terdapat dua jenis superkonduktor yaitu jenis I termasuk Pb, Ag dan Sn, menyalurkan arus pada permikaannya samapai kedalaman 10-4 mm pada medan magnet hingga setinggi-tingginya adalah kuat medan magnet Nb dan paduan Pb.Pada superkonduktor jenis II, jika medan magnetnya mencapai medan kritis dan suhu jritisnya relatif, keadaan superkonduktor tidak lanhsung berubah menjadi konduktor normal, tetapi menjadi bahan yang merupakan bahan yang merupakan peralihan dari kondisi superkonduktor menjadi konduktor normal. Penggunaan Sampai saat ini superkonduktor belum dipabrikasi dalam skala yang besar. Mesin-mesin listrik, transformator dan kabel sedang dikembangkan untuk menggunakan superkonduktor. Dengan menggunakan superkonduktor efisiensi dapat dicapai 99,99%. baik akan menjadi superkonduktor pada kondisi yang lebih mudah dibandingkan bahan lain yang pada

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

Ir. Mustari Lama M.Sc.

BAHAN LISTRIK

14

Anda mungkin juga menyukai